Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��������������������������������� e-ISSN: 2548-1398
��������������������������������� Vol. 6, No. 1, Januari 2021
ANALISIS LITERASI KEUANGAN, INKLUSI KEUANGAN DAN PENDAPATAN
TERHADAP PERILAKU PELAKU UMKM DI DEPOK JAWA BARAT
Dahlia Pinem dan
Bernadin Dwi M
Universitas Pembangunan
Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
This study aims to analyze the influence of
Financial Literacy, Financial Inclusion and Income on Financial Behavior in
Micro, Small and Medium Enterprises in Depok, West Java. This research is a quantitative research. Data collection
is used through distributing questionnaires. Measurement of the variables using
a Likert scale. The analysis technique used is the PLS (Partial Least Square) analysis method. �The variables used in this research are
Financial Literacy, Financial Inclusion, Income are independent variables while
the dependent variable is financial behavior. The population in this study were
all micro, small and medium enterprises in Depok City. The sample size used was
100 respondents with probability sampling methods, especially simple
random sampling. The results of this study indicate
that financial literacy, financial inclusion and income have a significant
influence on financial behavior. Financial Literacy Knowledge for MSME Players needs
attention in managing a business so that they can make correct and effective
decisions, which in turn can improve the performance of MSMEs.
Keywords: financial literacy; financial inclusion and
income and financial behavior
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan dan Pendapatan
terhadap Perilaku Keuangan pada Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota
Depok Jawa Barat. Metode penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Pengumpulan data digunakan melalui penyebaran kuesioner. Pengukuran Variabelnya
dengan menggunakan skala Likert. Teknik analisis yang digunakan adalah metode
analisis PLS (Partial Least Square). Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Pendapatan
merupakan Variabel Independen sedangkan Variabel Dependennya adalah Perilaku
Keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha mikro, kecil dan
menengah di Kota Depok. Ukuran sampel yang digunakan
sebanyak 100 responden dengan metode probability sampling khususnya simple
random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan literasi keuangan, Inklusi
Keuangan dan pendapatan memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.
Pengetahuan Literasi Keuangan bagi Pelaku UMKM perlu mendapat perhatian
dalam mengelola Usaha sehingga dapat mengambil keputusan yang benar dan
efektif, yang akhirnya dapat meningkatkan Kinerja UMKM.�
Kata kunci: literasi keuangan; inklusi
keuangan dan pendapatan dan perilaku keuangan
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel
dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
UKM di Indonesia merupakan bagian yang sangat penting
dalam suatu perekonomian dikarenakan dapat menyerap tenaga kerja yang tinggi
dan dapat bertahan pada saat krisis Ekonomi tahun 1998. Jumlah UMKM pada tahun
2018 diprediksi sebanyak 58,95 juta dan Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan
265 juta jiwa. Menurut penjelasan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi
dan UKM, Kemkop UKM Yuana juga membeberkan data Badan Pusat Statistik, tercatat
3,79 juta pelaku UMKM telah memanfaatkan teknologi digital atau bisnis
e-commerce. Kebanyakan pelaku UMKM memanfaatkan platform market place utama di
Tanah Air, seperti Blibli, Tokopedia, Lazada dan Bukalapak. Di Indonesia
Pemerintah memperkirakan kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini bisa tumbuh hingga
melebihi capaian tahun lalu sebesar 62% karena jumlah pelaku UMKM terus
bertambah. UMKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
perekonomian negara di seluruh dunia, sehingga sangat perlu diperhatikan.
Secara statistik, UMKM memberikan kontribusi 57,9% terhadap PDB Indonesia dan
menyerap 97% dari pekerja nasional sehingga OJK memandang UMKM perlu
diberdayakan dan ditingkatkan untuk mendorong perekonomian negara dan peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Namun pada kenyataannya masih ada UMKM yang belum
mampu mengelola usahanya dengan baik, karena kurangnya pengetahuan tentang
Literasi Keuangan, sehingga tidak jarang pula UMKM yang gagal dalam usahanya.
Pengelolaan usaha yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan dalam bidang
pengetahuan tentang keuangan. Pengelolaan keuangan menjadi suatu masalah dalam
UMKM karena pemilik UMKM mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan. Menurut (Suryanto, 2017), Perilaku
keuangan menerangkan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan
menggunakan sumber keuangan yang dimilikinya. Keuangan individu dapat dikelola
dengan baik apabila perilaku keuangannya tersebut dikelola dengan
bertanggungjawab. Perilaku keuangan merupakan salah satu isu yang banyak
dibahas belakangan ini. Hal tersebut berdampak dari banyaknya fenomena yang
timbul pada masyarakat Indonesia perihal pengelolaan keuangan yang kurang baik.
Maka untuk meminimalisir perilaku keuangan yang kurang baik, setiap individu
harus memiliki pemahaman mengenai keuangan yang baik sehingga dapat terhindar
dari masalah keuangan yang mungkin dapat terjadi.
Menurut (Keuangan, 2015), pemahaman
mengenai keuangan dapat juga disebut sebagai literasi keuangan. Yang merupakan tingkat
pengetahuan, keterampilan, keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam
rangka mencapai kesejahteraan
Perilaku keuangan adalah salah satu konsep penting dalam
disiplin ilmu keuangan. (Bodie, Kane, & Marcus, 2014), Perilaku
keuangan adalah teori tentang keuangan biasa yang mengabaikan bagaimana
perilaku orang-orang di dunia nyata dalam mengambil suatu keputusan dan membuat
suatu perbedaan. Menurut (Al Kholilah & Iramani, 2013), Perilaku
keuangan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengatur yaitu
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian
dan penyimpanan dana keuangan sehari-hari. Perilaku keuangan masyarakat
Indonesia yang cenderung konsumtif kemudian menimbulkan berbagai perilaku
keuangan yang tidak bertanggungjawab lainnya seperti kurangnya kegiatan
menabung, investasi, perencanaan dana darurat dan penganggaran dana untuk masa
depan. Banyak pelaku UMKM yang tidak melakukan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan keuangan,
salah satunya adalah pembuatan laporan keuangan, jadi para pelaku UMKM hanya
membuat laporan keuangan sederhana yang berisi pendapatan dan pengeluaran itu
pun tidak detail dan tidak sesuai dengan laporan keuangan yang seharusnya. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian (Wirjono & Raharjono, 2012) Kebanyakan
pelaku UMKM tidak pernah membuat pembukuan ataupun terkait dengan manajemen
usahanya. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan para pelaku UMKM yang rendah
dalam pengelolaan keuangan.
Inklusi Keuangan merupakan upaya untuk meniadakan
segala bentuk hambatan harga maupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
memanfaatkan layanan jasa keuangan (Hidayat, Fuad, & Nurhidayati, 2018). Sedangkan
menurut (Keuangan, 2015) Inklusi Keuangan
merupakan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan layanan jasa
keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahtraan. Berdasarkn Penelitian (Bongomin, Ntayi, Munene, & Malinga, 2017) ada 4
(empat) pengukuran inklusi keuangan yaitu: access, usage, welfare, quality.
Kemudian (Keuangan, 2015) membagi
indikator dalam inklusi keuangan yaitu akses, ketersediaan produk dan layanan
jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, dan kualitas
Pendapatan yang diterima seseorang, seharusnya
berbanding lurus dengan perilaku keuangan orang tersebut. Seseorang yang
memiliki pendapatan yang lebih tinggi kemungkinan besar berperilaku keuangan
yang baik, karena dana yang tersedia memberikan mereka kesempatan untuk
bertindak lebih bertanggung jawab �(Purwidianti & Mudjiyanti, 2016). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Andrew dan Linawati (2014) menyatakan bahwa
pendapatan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh (Purwidianti & Mudjiyanti, 2016) menyatakan
bahwa tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Pada
Penelitian Purwidianti hanya menganalisis Pengalaman dan Tingkat Pendapatan
Keluarga di Purwodadi Timur, sedangkan Peneliti akan menambahkan Literasi
Keuangan dan Inklusi Keuangan di UMKM Depok.
Penelitian ini memberikan makna bahwa jika literasi
keuangan, inklusi keuangan sudah dapat dijalankan Oleh UMKM akan dapat
memberikan manfaat yang baik, sehingga kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat
bisa lebih ditingkatkan. Literasi Keuangan di Kota Depok akan memberikan
gambaran Pengetahuan Pengelolaan Keuangan, Perencanaan Keuangan, Pengetahuan
Kredit dan Pengetahuan Investasi yang dapat memberikan gambaran tentang
Perilaku Pelaku UMKM. Penelitian ini dilakukan untuk mengindari kesalahan dalam
mengelola keuangannya. �Jika pengelolaan
keuangan sudah tepat diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada UMKM untuk meningkatkan profitabilitas usaha, sehingga UMKM
dapat memberikan kesejahtraan bagi pemiliknya dan Kontribusi yang besar
terhadap Perekonomian Nasional, khususnya dapat meningkatkan PDRB di Kota
Depok.
Metode Penelitian
Teknik analisis data yang
digunakan adalah desktiftif dan analisis PLS. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisa deskriftif. (Ferdinan, 2014). Analisis statistik deskriptif
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang
dikumpulkan dalam penelitian. Analisa ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
deskriptif responden mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Persepsi responden tersebut digambarkan menggunakan teknik skoring.
Adapun Teknik skoring yang
dilakukan pada penelitian ini adalah terdiri dari peringkat jawaban 1 sampai 5,
seperti pada tabel berikut:
Tabel 1
Peringkat
Jawaban Kuesioner
Skala Likert |
X1 |
X2 |
X3 |
Y |
|
1 |
STS |
STS |
STS |
STS |
|
2 |
TS |
TS |
TS |
TS |
|
3 |
CS |
CS |
CS |
CS |
|
4 |
S |
S |
S |
S |
|
5 |
SS |
SS |
SS |
SS |
|
Sumber :
Data yang diolah
Sehingga diperoleh tabel interpretasi nilai indeks responden sebagai
berikut :
Tabel 2
Interpretasi Nilai Presentase Responden
Nilai Indeks |
Interpretasi |
15�34 |
Rendah |
35�54 |
Sedang |
55�75 |
Tinggi |
Sumber : Ferdinand (2011)
(Sugiyono, 2016) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu .
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di UMKM di
Depok Jawa Barat.
Hasil dan Pembahasan
A. Karakteristik Responden
Responden merupakan Pemilik UMKM di Kota Depok yang dimintai keterangan
untuk mengisi data kuesioner. Profil Responden yang didapatkan sebanyak 100
UMKM yang terdiri dari kategori Jenis Kelamin (Pria/Wanita), Riwayat Pendidikan
(SD, SMP, SMA, D3, S1), Usia (Tahun), Jenis Usaha, Jumlah Karyawan (orang) dan
Pendapatan (Jutaan).
Tabel
3
Karakteristik
Responden
No����������� Kategori���������������������� ��� Frekuensi ���������������������������� ������������%�����
1.
�������Jenis Kelamin
������ ���� Pria����������������������������������������� 65������������������������������������������� 65
���������� Wanita������������������������������������ 35�� ����������������������������������������� 35
2. �������Tingkat Pendidikan
SD ������������������������������ ����������� 5��������������������������������� ����������� 5���������
SMP ��������������������������������������� 20������������������������������������������� 20
SMA��������������������������������������� 71������������������������������������������� 71
D3/S1/S2�������������������� ����������� 4�������������������������������� ����������� �
4
3.
�Usia��������
��������� � 17
� 20 �Tahun������������������������
3�������������������������������� ����������� 3
20 � 29 Tahun������������������������� 15������������������������������������������� 15
���������� 30 � 39 Tahun������� ������������������ 39������������������������������������������� 39
���������� >
40���� Tahun������������ ���������� 43������������������������������������������� 43�������
4.���������� Bidang Usaha
����������������� Perdagangan��������������������������� 71������������������������������������������� 71
����������������� Produksi ��������������������� ����������� ��5������������������������������� ����������� �
5
����������������� Jasa����������������������������������������� 14������������������������������������������� 14
����������������� Kuliner���������������������������� ��������� 10������������������������������������������� 10
5.���������� Jumlah Karyawan
��������������������� ≤ 5���������������������������������������� 89������������������������������������������� 89
����������������� � 5- 9��������������������������������������� 10������������������������������������������� 10
����������������� � 10 - 50����������� ����������������������� � 1������������������������������� ����������� �
1
6.��������� Pendapatan
��������������������� ≤ 5 Juta �������������������������������� 34������������������������������������������� 34
����������������� �� 5 -15������������������������������������ 55������������������������������������������� 55
����������������� � 16-25������������������������ �������������� 7������������������� ����������������������� � 7
����������������� � >25 juta��������������������� ����������� � 4������������������������������������������� � 4
����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
____________________________________________________________________
�Sumber: Hasil
Pengolahan Data �
Dari tabel
diatas dapat dilihat karakteristik 100 responden dari sisi jenis kelamin
didapatkan jumlah responden di dominasi oleh responden laki-laki dengan jumlah 65
orang dan wanita sejumlah 35 orang. Jika dilihat dari sisi riwayat pendidikan tamat
SMA dengan jumlah 71 orang dan pendidikan tamat SMP sejumlah 20 orang D3/S1/S2
sebanyak 4 orang, Jika dilihat dari usia
responden, rata-rata usia didominasi oleh usia 30- 39 tahun dengan jumlah
responden sejumlah 39 orang dan usia > 40 tahun sejumlah 40 orang.
Kemudian dari sisi jenis usaha yang dijalankan oleh pemilik UMKM didominasi
oleh jenis usaha perdagangan 71 dan kuliner 10, usaha produksi 5 (lima) sementara
untuk omzet atau pendapatan perbulan yang dihasilkan oleh UMKM didominasi
dengan omzet berkisar 5�15 jutaper bulan �sebanyak 55 UMKM; dan pendapatan �< 5 juta �rupiah per bulan sebanyak 34 UMKM.
B. Model
Pengukuran (Outer Model)
Tahapan awal yangndigunakan
yaitu melakukan uji loading factor pada setiap indikator yang terdapat didalam masing-masing yang sudah memunuhi convergent validity. Maka hasil diagram
jalur sebagai berikut:
Sumber : Hasil Output Smart
PLS 3.0
Gambar
2
Nilai
Loading Factor Outer Model
Pada gambar diatas indikator yang memiliki nilai korelasi 0,50 sampai dengan 0,60 masih dapat diterima atau dianggap valid (Ghozali, 2016). Instrumen pernyataan pada literasi keuangan, inklusi keuangan, pendapatan dan perilakun keuangan menunjukan semua indikator pada setiap variabel dapat dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini karena telah memenuhi convergent validity atau nilai korelasinya berada di atas 0,5. Hal ini menunjukan bahwa model pengkuran dalam variabel tersebut telah berhasil memenuhi syarat, sehingga dapat melakukan pengujian data selanjutnya.
C.
Uji Validitas
Konvergen
Dibawah ini merupakan hasil output software Smart PLS 3.0:
Tabel 4
Outer
Factor Model
Perilaku
Keuangan (Y) |
Literasi Keuangan (X1) |
Inklusi Keuangan (X2) |
Pendapatan (X3) |
|
PK1 |
0,705 |
|
|
|
PK2 |
0,751 |
|
|
|
PK3 |
0,833 |
|
|
|
PK4 |
0,840 |
|
|
|
PK5 |
0,793 |
|
|
|
PK6 |
0,785 |
|
|
|
PK7 |
0,663 |
|
|
|
PK8 |
0,564 |
|
|
|
LK1 |
|
0,793 |
|
|
LK2 |
|
0,652 |
|
|
LK3 |
|
0,770 |
|
|
LK4 |
|
0,755 |
|
|
LK5 |
|
0,751 |
|
|
LK6 |
|
0,656 |
|
|
LK7 |
|
0,767 |
|
|
LK8 |
|
0,732 |
|
|
LK9 |
|
0,684 |
|
|
LK10 |
|
0,698 |
|
|
IK1 |
|
|
0,805 |
|
IK2 |
|
|
0,835 |
|
IK3 |
|
|
0,745 |
|
IK4 |
|
|
������������ 0,717 |
|
IK5 |
|
|
������������ 0,832 |
|
IK6 |
|
|
������������ 0,704 |
|
IK7 |
|
|
������������ 0,564 |
|
� P1 |
|
|
|
0,818 |
P2 |
|
|
|
0,831 |
P3 |
|
|
|
0,550 |
P4 |
|
|
|
0,784 |
Sumber :Outer Loading Factor hasil Ouput SmartPLS
3.0.
D.
Uji Validitas Diskriminan
�Model yang digunakan untuk melihat
discriminant validity adalah dengan melihat nilai squareroot of average variance extracted (AVE). Nilai yang disaran kan adalah diatas 0,5. Berikut
merupakan hasil output Smart PLS 3.0. yang diperoleh dari nilai AV
Tabel 5
AveragenVariancenExtracted
(AVE)
Variabel |
AveragenVariancenExtracted (AVE) |
Inklusi Keuangan (X2) |
0,558 |
Literasi Keuangan (X1) |
0,529 |
Pendapatan (X3) |
0,569 |
PerilakunKeuangan (Y) |
0,558 |
Sumber : Hasil output smart PLS 3.0
Pada tabel diatas menunjukan semua konstruk yang ada pada model penelitian dikatakan valid
karena memiliki nilai AVE diatas
0,50. Nilai tertinggi AVE adalah
variabel pendapatan yaitu sebesar 0,569. Lalu untuk konstruk
terendah berada pada variabel
literasi
keuangan yaitu sebesar 0,529. Dapat disimpulkan bahwa
konstruk konstruk literasi keuangan, inklusi keuangan, pendapatan, perilaku keuangan adalah
valid dan telah memenuhi syarat pengujian.
Model
lain yang digunakan untuk melihat discriminant validity adalah dengan
melihat Fornell � Lacker Criterium
sebagai berikut:
Tabel 6
Fornell � Lacker Criterium
������������������������������������������ Inklusi �������������������������������������������� Keuangan(X2) |
Literasi Keuangan (X1) |
Pendapatan (X3) |
Perilaku Keuangan (Y) |
|
Inklusi
Keuangan (X2) |
0,747 |
|
|
|
Literasi
Keuangan (X1) |
0,881 |
�������� 0,727 |
|
|
Pendapatan (X3) |
0,741 |
�������� 0,858 |
�������� 0,754 |
|
Perilaku Keuangan (Y) |
0,930 |
�������� 0,905 |
�������� 0,802 |
������� 0,747 |
Sumber : Hasil output smart PLS 3.0
Berdasarkan tebal diatas terlihat bahwa discriminant validity melalui tabel fornell-lacker criterium memiliki nilai diatas 0,6 kepada masing � masing setiap konstruk variabelnya. Inklusi keuangan memiliki nilai konstruk sebesar 0,747, literasi keuangan memiliki nilai 0,727, pendapatan 0,754 dan perilaku keuangan sebesar 0,747. Maka dapat disimpulkan semua konstruk dikatakan valid.
E. Uji Reliabilitas PLS
Pada smart PLS 3.0 selain menggunakan uji validitas konstruk, juga menggunakan uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan composite reliability dan cronbach�s alpha. Dibawah ini merupakan hasil output smartPLS 3.0 composite reliability dan cronbach�s alpha pada masing-masing konstruk:
Tabel
7
Composite
Reliability
|
Composite Realiability |
Inklusi
Keuangan (X2) |
0,897 |
Literasi
Keuangan(X1) |
0,918 |
Pendapatan (X3) |
0,838 |
Perilaku
Keuangan (Y) |
0,909 |
Sumber:
Hasil Output SmartPLS 3.0.
Pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk adalah >0,70. Nilai konstruk composite reliability tertinggi berada pada literasi keuangan dengan nilai 0,918 sedangkan yang terendah berada pada pendapatan dengan nilai 0,838. Namun demikian, seluruh konstruk nilai composite reliability diatas dapat dikatakan memenuhi kriteria karena seluruhnya karena memiliki nilai >0,7. Hal ini menunjukan bahwa semua variabel sangat reliabel terhadap masing-masing konstruknya karena memiliki nilai >0,90 � 1,00.
Tabel
8
Cronbach'snAlpha
|
Cronbach'snAlpha |
Inklusi
Keuangan (X2) |
0,865 |
�Literasi Keuangan(X1) |
0,900 |
Pendapatan (X3) |
0,746 |
Perilaku
Keuangan (Y) |
0,884 |
Sumber:
Hasil Ouput SmartPLS 3.0.
Pada uji reliabilitas dapat dilengkapi dengan hasil Cronbach�s Alpha. Nilai untuk menjadi reliable pada Cronbach�s Alpha adalah harus diatas 0,7. Pada table diatas setiap konstruk memberikan hasil output Cronbach�s Alpha diatas 0,7. Nilai Cronbach�s Alpha yang terendah berada pada kontruk �pendapatan sebesar �0,746. �Sedangkan �nilai �tertinggi �berada pada kontruk literasi keuangan sebesar 0,900. Hal ini menunjukan bahwa semua variabel sangat reliabel terhadap tiap-tiap konstruknyaa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas yang dilakukan dengan composite reliability dan Cronbach�s Alpha menghasilkan variabel yang reliabilitas, karena nilai dari setiap variabel melebihi > 0,7 yang artinya jawaban yang diberikan responden terhadap setiap butir pertanyaan adalah konsisten dan stabil sehingga menghasilkan nilai reliabilitas yang baik.
F. Model
Struktural (Inner Model)
Pengujian
terhadap model struktural
(innernmodel) ini dilakukan dengan melihat R-Square, Q-Square dan Nilai t-Statistik.
1.
R �Square
Hasil R-Square dari output software
smartPLS 3.0 sebagai
berikut
:
Tabel
9
R-Squaree
|
R-Squaree |
R-SquarenAdjusted |
Perilaku
Keuangan (Y) |
0,902 |
0,899 |
Pada tabel diatas dapat diketahui
bahwa besarnya nilai R-Squaree (
2. Q -Square
Uji selanjutnya
yang dilakukan adalah menilai Q-Square untuk model structural.� Uji Q-Square predictive
relevance bertujuan
untuk mengukur
seberapa baik nilai observasi
yang dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-Square yang
menunjukkan > 0 dapat diartikan sebagai model
yang mempunyai predictive
relevance sebaliknya jika
nilai Q-Square yang
nilainya < 0 maka dapat diartikan nilai tersebut tidak predictive relevance. Berikut
dibawah ini perhitungan Q-Square
yang dilakukan dengan rumus
:
Q2 = 1 � (1 � R12)(1 � R22) � (1 � Rp2)
R12, R22
� Rp2 menunjukan R-Squarenvariabelnendogenndalamnmodelnpersamaan. BesarannQ2
memilikinrentang 0 < Q2 < 1,
dimanansemakinnmendekatin1 maka struktur modelntersebut
semakinnbagus.
𝑄2� = 1
− (1 − 𝑅12)
����� = 1 − (1 � 0,902)
����������������������������������� ������� = 1 − 0,098
������� = 0,902
Terlihat bahwa hasil Q2 diatas adalah sebesar
0,902. Hasil tersebut sesuai dengan ketentuan, bahwa besaran Q2 memiliki rentang 0 < Q2
< 1, dimana semakin mendekati angka 1 maka model tersebut akan semakin baik.
Jadi 0 < 0,902 < 1, maka struktur modal penelitian semakin baik sesuai
dengan ketentuan dan dapat diprediksi.
G.
Uji
Hipotesis
Uji selanjutnya yaitu uji
hipotesis dengan melihat signifikansi �pengaruh literasi keuangan, inklusi
keuangan dan pendapatan terhadap perilaku keuangan �dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi t-statistik yang dilihat dari algorithm boostsrapping pada Smart PLS
3.0. Maka sesuai dengan hasil pengolahan data untuk model struktural bagian koefisien analisis jalur (path coefficient), mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 10
Hasil Nilai Koefisien
Analisis Jalur
|
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistic (│O/STDEV│) |
P Values |
LiterasinKeuangan -> PerilakunKeuangan |
0,264 |
0,269 |
0,083 |
3,117 |
0,002 |
Inklusi Keuangan -> Perilaku nKeuangan |
0,600 |
0,587 |
0,069 |
8,653 |
0,000 |
Pendapatan -> Perilaku
Keuangan |
0,131 |
0,130 |
0,058 |
2,265 |
0,024 |
Sumber:
Hasil Output SmartPLS 3.0.
Berdasarkan tabel �diatas terlihat pada kolom Original Sample (O) bahwa hasil nilai koefisien analisis jalur, dapat disimpulkan pengujian antar variabel literasi keuangan terhadap perilaku keuangan sebesar 0,264,
inklusi keuangan terhadap perilaku keuangan sebesar 0,600 dan pendapatan terhadap perilaku
keuangan sebesar 0,131. Hasil tersebut dapat menunjukan adanya pengaruh
literasi keuangan, inklusi keuangan dan pendapatan terhadap perilaku
keuangan.
Uji t atau uji parsial digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan antara literasi keuangan
(X1), inklusi keuangan (X2), pendapatan (X3)
terhadap perilaku keuangan (Y). Diketahui t tabel = 1,661 yang diperoleh dari
rumus df = n � k atau df = 100 � 4 = 96, kemudian dihubungkan dengan derajat
kepercayaan 5% atau 0,05. Berdasarkan
hasil pengolahan data untuk uji signifikansi
(Uji t) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Nilai t -
Statistik
|
T Statistic (│O/STDEV│) |
P Values |
Literasi Keuangan ->
Perilaku Keuangan |
3,117 |
0,002 |
� Inklusi Keuangan -> Perilaku
Keuangan |
8,653 |
0,000 |
Pendapatan-> Perilaku Keuangan |
2,265 |
0,024 |
Sumber: Hasil Output SmartPLS 3.0.
Maka dengan hasil uji t-Statistik
dapat disimpulkan :
a. Hasil pengujian variabel
literasi keuangan terhadap perilaku keuangan menunjukan nilai
thitung 3,117 > ttabel 1,661 dan nilai Signifikan sebesar
0,002 < 0,05 ini menunjukan bahwa literasi keuangan
berpengaruh terhadap perilaku �keuangan.
b.Hasil pengujian variabel inklusi keuangan
terhadap perilaku keuangan menunjukan nilai thitung 8,653
> ttabel 1,661 dan nilai Signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini
menunjukan bahwa inklusi keuangan berpengaruh terhadap perilaku
keuangan.
c. Hasil pengujian variabel
pendapatan terhadap perilaku keuangan
menunjukan nilai
thitung 2,265 > ttabel 1,661 dan nilai
Signifikan sebesar 0,024 < 0,05 ini
menunjukan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap perilaku keuangan.
Dibawah ini merupakan gambaran rangkuman hasil
perhitungan dan pengujian koefisien jalur :
����������������������������������������
Sumber: Hasil Ouput SmartPLS 3.0.
Gambar
3
Inner� Model
Interpretasi Hasil Koefisien Jalur :
a.
Koefisiennjalurnvariabel X1nterhadap Ynsebesar
�0,264
b. Koefisiennjalurnvariabel X2nterhadap Ynsebesar
�0,600
c. Koefisiennjalurnvariabel X3
terhadap Ynsebesar ��0,131
H. Pengaruh Literasi Keuangan
terhadap Perilaku Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukan literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung 3,117 > ttabel 1,661 dan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 lalu nilai original sample sebesar 0,264 yang berarti terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku keuangan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Depok. Berarti indikator-indikator literasi keuangan seperti pengetahuan pengelolaan keuangan, pengetahuan perencanaan keuangan, pengetahuan kredit dan pengetahuan investasi dapat mempengaruhi Perilaku Keuangan UMKM Kota Depok. Literasi keuangan para pelaku UMKM di Kota Depok masih rendah diakibatkan oleh tingkat pendidikan formal yang dimiliki lebih banyak pada SD sampai SMA yaitu sebesar 96% sedangkan 6% berasal dari S1/S2/S3 dan pendidikan lainnya. Selain itu, masih kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh dinas UMKM kepada para pelaku UMKM mengenai pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang baik. pengetahuan yang minim mempengaruhi perilaku keuangan para pelaku UMKM Kota Depok sehingga banyak pelaku UMKM yang tidak mencatat perencanaan dalam keuangan, tidak memisahkan keuangan pribadi dan usaha serta tidak menggunakan kredit untuk mengembangkan usaha.
Penelitian ini sejalan dengan (Fatimah, n.d.; Hamdani & Mawardi, 2018; Herawati, 2015; Sari, 2015) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Maka hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat yaitu terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku keuangan UMKM di Kota Depok yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak.
I. Pengaruh
Inklusi Keuangan terhadap Perilaku Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukan inklusi keuangan� berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung 8,653 > ttabel 1,661 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 lalu nilai original sample sebesar 0,600 yang berarti terdapat pengaruh inklusi keuangan terhadap perilaku keuangan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Depok. Dapat diartikan pula bahwa dalam indikator-indikator inklusi keuangan seperti pengetahuan ragam produk dan jasa keuangan, risiko produk keuangan, perlindungan nasabah dan keterampilan mengelola keuangan dapat mempengaruhi perilaku keuangan UMKM di Kota Depok. Para pelaku UMKM di Kota Depok memiliki inklusi keuangan yang rendah karena minimnya pengetahuan mengenai layanan jasa keuangan, perlindungan nasabah, pendapatan rata-rata yang masih kecil dan banyak yang tidak membuat anggaran pengeluaran.
J. Pengaruh
pendapatan terhadap Perilaku Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukan pendapatan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai thitung 2,265 > ttabel 1,661 dan nilai signifikansi sebesar 0,024 < 0,05 lalu nilai original sample sebesar 0,131 yang berarti terdapat pengaruh pendapatan terhadap perilaku keuangan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Depok. Dapat diartikan pula bahwa dalam indikator-indikator pendapatan yaitu pendapatan langsung dan pendapatan tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku keuangan pelaku UMKM di Kota Depok. Sesuai dengan pembahasan di atas bahwa pelaku UMKM di Kota Depok banyak yang tidak meminjam uang ke bank karena tidak membuatnya laporan keuangan, banyak pelaku UMKM yang menabung di individu tidak pada lembaga bank dan pendapatan yang minim membuat para pelaku UMKM tidak memiliki tabungan sehingga mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyudi, Tukan, & Pinem, 2020) yang mengatakan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan.� Maka hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat yaitu terdapat pengaruh pendapatan terhadap perilaku keuangan pelaku UMKM di Kota Depok yang artinya H3 diterima dan H0 ditolak. Artinya Jika pelaku UMKM mempunyai pengetahuan tentang Literasi Keuangan dapat memberikan efek yang positif kepada pelaku UMKM khususnya kesejahtraannya lebih baik.
Kesimpulan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat literasi keuangan , akses terhadap Lembaga Keuangan maka
semakin tinggi pula perkembangan kinerja UMKM di wilayah Depok . Sehingga, tingkat
literasi keuangan sangat penting bagi perkembangan suatu usaha, karena sebuah
bisnis yang baik perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang baik pula. �Hasil yang
diperoleh menunjukkan hal yang positif jika pemahaman
UMKM tentang Literasi Keuangan semakin baik �akan semakin mampu dalam membuat Keputusan
yang tepat dan efektif,� sehingga
terhindar dari� kesalahan dalam mengelola
keuangan. khususnya tingkat
akses terhadap lembaga Keuangan merupakan salah satu hal penting
yang harus menjadi fokus pelaku UMKM dalam mengelola bisnis karena akan
berdampak pada Kinerja dan Keberlanjutan usaha mereka.
BIBLIOGRAFI
Al Kholilah, Naila, & Iramani, Rr. (2013). Studi Financial Management
Behavior Pada Masyarakat Surabaya. Journal of Business and Banking, 3(1),
69�80.
Bodie, Zvi, Kane, Alex, & Marcus, Alan J. (2014). Manajemen
Portofolio dan Investasi. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Bongomin, George Okello Candiya, Ntayi, Joseph Mpeera, Munene, John C.,
& Malinga, Charles Akol. (2017). The relationship between access to finance
and growth of SMEs in developing economies. Review of International Business
and Strategy.
Fatimah, Nur. (n.d.). Susanti.(2018). Pengaruh Pembelajaran Akuntansi
Keuangan, Literasi Keuangan, dan Pendapatan Terhadap Perilaku Keuangan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik. Jurnal
Pendidikan Akuntansi (JPAK), 6(1), 48�57.
Ferdinan, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Edisi Lima. Semarang: Undip
Press.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program
IBM SPSS 23 Edisi 8 (8th ed.). Semarang: Universitas Diponogoro.
Hamdani, Muhammad Yusuf, & Mawardi, M. Kholid. (2018). Pengaruh Viral
Marketing Terhadap Kepercayaan Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan
Pembelian (Survei pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawiijaya Angkatan 2015/2016 yang pernah Melakukan Pembelian Online melalui
Media Sosial In. Jurnal Administrasi Bisnis, 60(1), 163�171.
Herawati, Nyoman Trisna. (2015). Kontribusi pembelajaran di perguruan
tinggi dan literasi keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Dan Pengajaran, 48(1�3).
Hidayat, Yusup, Fuad, Fokky, & Nurhidayati, Maslihati. (2018).
Implementation of economic democracy principle in Islamic banking policies
through Financial Services Authority (FSA) in Indonesia. At-Taradhi: J Stu
Eko, 8(2), 132�154.
Keuangan, Otoritas Jasa. (2015). Otoritas Jasa Keuangan. Dipetik April,
14, 2017.
Purwidianti, Wida, & Mudjiyanti, Rina. (2016). Analisis Pengaruh
Pengalaman Keuangan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Perilaku Keuangan Keluarga
Di Kecamatan Purwokerto Timur. Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(2),
141�148.
Sari, Dian Anita. (2015). Finalcial Literacy Dan Perilaku Keuangan
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Stie �Yppi�Rembang). BBM (Buletin Bisnis
& Manajemen), 1(2).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryanto, Tulus. (2017). Manajemen Laba Pada Bank Syariah Di Indonesia:
Peran Komite Audit Dan Dewan Pengawas Syariah. KINERJA, Volume 18, No.1, Th. 2014: Hal. 90-100
Wahyudi, Wahyudi, Tukan, Brigitta Azalea Pulo, & Pinem, Dahlia.
(2020). Analysis of The Effect of Financial Literation, Financial Technology,
Income, and Locus of Control on Lecturer Financial Behavior. AFEBI
Management and Business Review, 5(01), 37�46.
Wirjono, Endang Raino, & Raharjono, Agus Budi. (2012). Survei
Pemahaman dan Pemanfaatan Informasi Akuntansi dalam Usaha Kecil Menengah di
Daerah Istimewa Yogyakarta. AUDI Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 7(2).