Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
�e-ISSN: 2548-1398
�Vol. 5, No. 10,
Oktober 2020
�
PENGARUH PEMBERIAN BERAS ANALOG BERBASIS
TEPUNG JAGUNG TERHADAP STATUS GIZI BALITA 0-24 BULAN
Aep
Saepudin dan Risna
Nurlia
Universitas Islam Al-Ihya (UNISA) Kuningan Jawa Barat,
Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
This study aims
to determine the effect of giving corn flour analogue rice to the nutritional
status of toddlers in Sukamulya. The research method used an experimental
method with the design of Pre-Experimental Designs. The sampling technique was
random sampling with an estemic presence of 10% in order to obtain 72 samples.
The data collection technique used anthropometric measurements. Data processing
techniques using univariate and bivariate analysis. The nutritional status of
children before giving analogue rice based on corn flour was mostly children
with less nutritional status, namely 43 respondents (59.7%), after giving
analog rice based on corn flour, most children with good nutritional status
were 40 respondents (55.5%). Hypothesis test results show the value of t =
6.956 with Sig. 0.000 <0.05 means that there is an effect of giving corn
flour-based analog rice to the nutritional status of children 0-24 months. The conclusion
is that the provision of analog rice based on corn flour can improve the
nutritional status of children 0-24 months.
Keywords: Analog
Rice; Cornstarch; Nutritional Status
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pemberian beras analog tepung jagung
terhadap peningkatan status gizi balita di Kelurahan Sukamulya. Pendekatan menggunakan metode eksperimen dengan desain Pre-Experimental
Designs. Teknik pengambilan
sampel random
sampling dengan presensi
estemik 10% sehingga didapat 72 sampel. Teknik untuk mengumpulkan data di lapangan menggunakan
pengukuran antropometri. Analisis dan pengolahan data menggunakan univariat dan
bivariat. Status
gizi anak sebelum pemberian beras analog berbasis tepung jagung yang paling
banyak adalah kurang yaitu 43 balita (59,7%), status gizi anak setelah
pemberian beras analog berbasis tepung jagung adalah baik yaitu 40 responden
(55,5%). Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t = 6,956 dengan Sig. 0,000 <
0,05 artinya terdapat pengaruh pemberian beras analog berbasis tepung jagung
terhadap status gizi balita 0-24 bulan. Kesimpulanya adalah pemberian beras
analog berbasis tepung jagung dapat meningkatkan status gizi balita 0 � 24
bulan.
Kata Kunci : Beras
Analog; Tepung Jagung; Status Gizi
Pendahuluan
Status gizi ini terutama
sangat penting bagi balita. Hal ini dikarenakan masa balita adalah masa yang
paling rawan gizi, misalnya kurang kalori, vitamin, anemia, kurang vitamin,
gangguan akibat kekurangan iodium dan infeksi. Berdasarkan (Balitbangkes, 2018), Pevalensi
status gizi menurut BB/U untuk balita yaitu 13,8% gizi kurang dan 3,9% gizi buruk,
Sedangkan untuk prevalensi status gizi balita tahun 2017 Provinsi Jawa Barat
berdasarkan indeks BB/U terdapat 2,90% gizi buruk, 10% gizi kurang, gizi baik
85,80% dan gizi lebih 1,30%. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi balita
(PSG) di Kabupaten Kuningan tahun 2018 diketahui dari jumlah balita yang diukur
yaitu sejumlah 71.791 anak ternyata ditemukan 302 anak (0,42%) gizi buruk,
3.551 anak (4,95%) gizi kurang, 66.076 anak (92,04%) gizi baik dan 1.862 anak
(2,59%) gizi lebih.�
Berdasarkan Bulan
Penimbangan Balita (BPB) Kecamatan Cigugur dari jumlah balita yang diukur yaitu
2256 anak ternyata ditemukan 69 anak usia 6-24 bulan (3,06%) gizi buruk, 273
anak (12,10%) gizi kurang, 1.824 anak (80,50%) gizi baik, dan 90 anak (3,99%)
gizi lebih. Dari masalah gizi yang tedapat di Puskesmas Sukamulya, Kelurahan
Sukamulya yang memiliki jumlah anak usia 6-24 bulan gizi buruk paling banyak
yaitu 7 balita, gizi kurang 18 balita, dan gizi lebih 12 orang dari jumlah
keseluruhan adalah 166 balita. Kabupaten Kuningan
menjadi salah satu sasaran pemerintah pusat untuk mengurangi angka status gizi
pada balita, ditunjukkan data statistik Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
prevalensi data gizi kurang pada balita terdapat di Kecamatan Cigugur sehingga
sangat penting dilakukan penelitian berkaitan dengan penurunan status gizi pada
balita.
Menurut (Budijanto S, 2011), beras analog adalah beras
tiruan salah satu bentuk diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber
karbohidrat lokal. Hasil penelitian (Yuwono, 2015), pemberian beras analog berbasis tepung mocaf dan maizena dengan tambahan CMC dan ampas tahu (beras analog MMCAT) sebagai bahan makanan
pengganti beras pada balita stunting.
Hasil penelitian (Apriluana Gladys, 2018)
menunjukkan kekurangan protein menjadi faktor resiko kejadian status gizi pada
balita. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, peneliti mengajukan
rancangan penelitian pemberian beras analog berbasis tepung jagung sebagai
bahan makanan pengganti beras pada balita. Kabupaten Kuningan menjadi salah satu sasaran
pemerintah pusat untuk mengurangi angka status gizi pada balita, ditunjukkan
data statistik Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan prevalensi data gizi kurang
pada balita terdapat di Kecamatan Cigugur sehingga sangat penting dilakukan
penelitian berkaitan dengan penurunan status gizi pada balita. Menurut (Artika 2018), asupan energi dan
protein dalam makanan yang dikonsumsi oleh balita sangat berpengaruh terhadap
peningkatan status gizi balita. Menurut (Torlesse 2016) Kandungan
gizi dari jagung berupa kadar protein lebih tinggi (9,5%) dibandingkan dengan
beras (7,4 %). Warna kuning pada jagung dikarenakan kandungan karotenoid yang
berfungsi sebagai sumber protein yang lebih besar dibandingkan warna putih dari
beras biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beras
analog tepung jagung terhadap status gizi balita di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Cigugur Kabupaten. Penelitian bermanfaat bagi ibu untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang asupan energi dan protein yang baik bgai
pertumbuhan dan perkembangan balita dengan pemberian beras analog berbasis
tepung jagung untuk meningkatkan status gizi balita.
Metode Penelitian
Metode eksperimen dengan desain Pre-Experimental Designs
dengan one group pretest-posttest design. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
one group pretest-posttest design
Group ������������ ���������Pre
Test� �������������� Treatmen ���� ����������� Post Test
��������� A���� �������������� �������� O1������������������������� X�� ����������������� ����� �����O2��
Keterangan :
A����� = Kelas
Perlakuan
O1� ���= Pretest
O2� ���= Postets
X �����=
Perlakuan
Teknik random sampling
merupakan cara untuk
pengambilan sampel penelitian dengan
presesi estemik 10%
sehingga sampel yang digunakan adalah 72
sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran
antropometri dengan pengukuran berat badan menggunakan dacin untuk mengetahui
status gizi anak.
Adapun prosedur dan tahap-tahap penelitian adalah (1) Tahap
persiapan meliputikegiatan mengajukan surat izin penelitian kepada Dinas
Kesehatan, UPTD Puskesmas Sukamulya, membeli beras analog berbasis tepung jagug
dan mempersiapkan dacin untuk mengukur status gizi balita. (2) Tahap
Pelaksanaan. Sebelum diberikan perlakuan peneliti mengukur status gizi balita
menggunakan dacin sehingga diperoleh kategori status gizi balita. Peneliti
memberikan beras analog berbasis tepung jagung kepada balita yang memiliki
status gizi kurang dan buruk sebanyak 4 kg selama 14 hari dengan pemberian
makan sebanyak 3 kali. Setelah diberikan perlakuan peneliti melaksanakan tes
akhir berupa pengukuran status gizi balita. (3) Tahap Pengolahan Data meliputi
rekapitulasi data, pengolahan analisis data menggunakan univariat dan bivariat
menggunakan uji hipotesis t independent.
Hasil Penelitian
A.
Karakteristik
Responden
1. Berdasarkan
jenis kelamin balita
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
� No |
Jenis
Kelamin |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
Laki-laki |
38 |
52,7 |
2 |
Perempuan |
34 |
47,3 |
Total |
72 |
100 |
Sumber: Data Primer 2020
Berdasarkan
tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 72 dalam penelitian ini terdapat anak
laki-laki dengan jumlah 38 (52,7%) dan perempuan 34 anak ( 47,3%).
2. Karakteristik
responden berdasarkan pendidikan ibu
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pendidikan Ibu
No |
Jenis
Kelamin |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
SD |
11 |
15,3 |
2 |
SLTP |
29 |
40,3 |
3 |
SLTA |
20 |
27,7 |
4 |
Sarjana |
12 |
16,7 |
Total |
72 |
100 |
Sumber: Data
Primer2020
Hasil karakteristik responden berdasarkan pendidikan
ibu yaitu sebagian besar SLTP yaitu berjumlah 29 orang (40,3%) dan sebagian
kecil SD yang masing-masing berjumlah 11 orang (15,3%).
Menurut (Suhardjo, 2010) mengemukakan
pendapatnya yaitu tingkat pendidikan ibu yang tinggi akan mempermudah dalam menyerap
informasi gizi dan kesehatan, sehingga pengetahuan dan pola asuh ibu akan
menjadi baik. Menurut (Sariningsih, 2012), pendidikan ibu menjadi
sumbangan yang mendukung perekonomian keluarga serta berperan dalam menyusun
pola makan keluarga, serta pola pengasuhan anak. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Khayati, 2011)
yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara pendidikan dengan status gizi
balita di Desa Situwang dengan ibu berpendidikan dasar dengan status gizi
kurang dan buruk.
Menurut (Andarwati, 2011)
yang menyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan status
gizi balita pada keluarga petani di Desa Purwojati dengan pengetahuan ibu
termasuk kategori kurang sebesar 48.6% dengan status gizi balita kurang sebesar
54.1%.
Menurut (Loya RRP, 2017), tingkat
pendidikan ibu yang rendah akan mempunyai anak lebih banyak dibandingkan
tingkat pendidikan ibu yang tinggi. Pendidikan ibu yang rendah sulit diajak
memahami dampak negatif
dari bahaya mempunyai anak banyak, sehingga anaknya kekurangan kasih sayang,
kurus dan menderita penyakit infeksi (Farida, 2004)
B.
Analisis
Univariat
1. Status
Gizi Anak Sebelum Pemberian Beras Analog Berbasis Tepung Jagung
Status
gizi anak sebelum pemberian beras analog berbasis tepung jagung di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan yaitu :
Tabel 3
Status Gizi Anak Sebelum Pemberian
Beras Analog Berbasis Tepung Jagung
No. |
Status
Gizi |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
Gizi Buruk |
2 |
2,8 |
2 |
Gizi Kurang |
43 |
59,7 |
3 |
Gizi Baik |
24 |
33,3 |
4 |
Gizi Lebih |
3 |
4,2 |
Total |
72 |
100 |
Sumber: Data Primer 2020
Tabel
di atas, menunjukkan status gizi sebelum pemberian beras analog berbasis tepung
jagung yang paling terbesar adalah kurang yaitu 43 anak (59,7%). Status gizi
terkecil buruk yaitu 2 anak (2,8%)
2. Status
Gizi Anak Setelah Pemberian Beras Analog Berbasis Tepung Jagung
Status
gizi anak setelah pemberian beras analog berbasis tepung jagung di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan yaitu :
Tabel 4
Status Gizi Anak Setelah Pemberian
Beras Analog Berbasis Tepung Jagung
No. |
Status
Gizi |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
Gizi Buruk |
1 |
1,4 |
2 |
Gizi Kurang |
28 |
38,9 |
3 |
Gizi Baik |
40 |
55,5 |
4 |
Gizi Lebih |
3 |
4,2 |
Total |
72 |
100 |
Sumber: Data Primer 2020
Tabel
di atas menunjukkan setelah pemberian beras analog berbasis tepung jagung status
gizi yang terbesar adalah baik yaitu 40 anak (55,5%). Status gizi yang terkecil
adalah buruk yaitu 1 anak (1,4%). Hal ini membuktikan pemberian beras analog
berbasis tepung jagung dapat meningkatkan status gizi balita 0-24 bulan.
C.
Analisis
Bivariat
Analisis bivariat dengan
menggunakan uji hipotesis t independent
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beras analog berbasis tepung
jagung terhadap status gizi balita 0-24 bulan di Kelurahan Sukamulya yaitu :
Tabel 5
Uji
Hipotesis Status Gizi Balita
Kelompok
Eksperimen
���
Independent Samples Test |
||||||||||
|
Levene's Test for Equality of Variances |
t-test for Equality of Means |
||||||||
F |
Sig. |
t |
Df |
Sig. (2-tailed) |
Mean Difference |
Std. Error Difference |
95% Confidence Interval of the Difference |
|||
Lower |
Upper |
|||||||||
Nilai |
Equal variances assumed |
,001 |
,975 |
6,956 |
70 |
,000 |
17,955 |
2,581 |
12,745 |
23,164 |
Equal variances not assumed |
|
|
6,956 |
41,984 |
,000 |
17,955 |
2,581 |
12,745 |
23,164 |
� Sumber: Data Primer 2020
Tabel di atas menunjukkan nilai Sig.
sebesar 0,975 > 0,05, dengan nilai t = 6,956 dengan Sig. 0,000 < 0,05
artinya terdapat pengaruh pemberian beras analog berbasis tepung jagung
terhadap status gizi balita 0-24 bulan di Kelurahan Sukamulya.
Menurut (Danaei 2016), beras analog berbasis
tepung jagung sebagai bahan makanan pengganti beras pada balita yang mengandung
kadar protein 9,5% dibandingkan dengan beras (7,4 %). Warna kuning pada jagung
dikarenakan kandungan karotenoid yang berfungsi sebagai sumber protein yang
lebih besar dibandingkan warna putih dari beras biasa.
Menurut (Witono, Judi R., Okky dan Apriani, 2014), kadar protein pada beras
analosg berbasis tepung jagung meningkat dibandingkan beras biasa. Jagung mengandung kadar
protein yang tinggi (7�12%) sehingga dapat menjadi sumber protein yang baik.
Penelitian dengan penambahan tepung jagung ini berpengaruh terhadap peningkatan
kadar protein pada beras analog dari tepung kentang.
Menurut (Rachmi 2016) mengemukakan bahwa pemberian beras analog berbasis
tepung mocaf dan meizina dapat meningkatkan status gizi balita. Penelitian (Ohyver M, Moniaga J V, 2017) pertumbuhan balita dibutuhkan kandungan nutrisi
berupa protein yang lebih tinggi untuk mencegah stunting dan peningkatan status
gizi balita.
Hasil penelitian memberikan gambaran pemberian beras analog berbasis
tepung jagung dapat meningkatkan status gizi balita.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemberian
beras analog berbasis tepung jagung mampu meningkatkan status gizi balita 0-24
bulan di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
BIBILIOGRAFI
Andarwati, Dewi. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status
Gizi Balita pada Keluarga Petani di Desa Purwojati Kecamatan Kretek Kabupaten Wonosobo. Tesis Universitas
Negeri Semarang.
Apriluana Gladys, Fikawati Sandra. (2018). Analisis
faktor-faktor risiko terhadap kejadian Status Gizi Kurang pada
Balita (0-59) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media
Litbangkes. 28(4):247 � 256.
Artika, Fajar Mukti. (2018). Pengaruh
Stunting pada
Tumbuh Kembang Anak. Kediri: Stikes Surya
Mitra Husada.
Balitbangkes, Kementerian Kesehatan RI. Hasil utama
Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Riskesdas Balitbangkes.
Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, McCoy DC, Peet E,
et al. (2016). Risk Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk Assessmentanalysis at Global, Regional, and Country Levels. PLoS Med.;13(11):1� 18.
Khayati, Sri. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Status Gizi Anak Balita pada Keluarga Buruh Tani di Desa Situwangi Kecamatan
Rakit Kabupaten Banjarnegara. Skripsi Univesitas Negeri
Semarang.
Loya RRP, Nuryanto N. (2017). Pola Asuh Pemberian Makan Pada
Balita Usia 6-12 Bulan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. J Nutr Coll.
2017;6(1):84 � 95.
Ohyver M, Moniaga J V, Restisa K. (2017). Logistic Regression
and
Growth Nutritional and Stunting Status: A Review. Procedia comput sci. Elsevier B.
V.;116:232 � 41.
Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA. (2016). Stunting,
Underweight and Overweight in Children Aged 2.0-4.9 Years in Indonesia: Prevalence Trends
and
Associated Risk Factors. PLoS One ;11(5):1�17.
S, Budijanto. (2011). Pengembang Rantai Nilai Serealia Lokal
(Indegenous Cereal) untuk Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional. Laporan
Program Riset Strategi.
Sariningsih, Y. (2012). Perilaku Orang Tua dalam Memenuhi
Kebutuhan Gizi Balita di Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia: Jakarta.
Suhardjo. (2010). Perencanaan Pangan dan Gizi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK,
Nandy R. (2016) Determinants of Stunting In Indonesian Children: Evidence from A
Cross-Sectional Survey Indicate A Prominent Role for The Water,
Sanitation and
Hygiene Sector in
Stunting Reduction. BMC Public Health. BMC Public Health;16(1):1�11.
Witono, Judi R., Okky dan Apriani, Dewi. (2014). Kajian Awal terhadap
Pembuatan Carboxymethyl Starch (CMS) dari Umbi Pati Garut. Jurnal. ISSN:
1411-4216.
Yuwono, Sudarminto Setyo. (2015). Tepung Mocaf.
Retrieved from http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/06/tepung-mocaf