Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
�e-ISSN : 2548-1398
�Vol. 5, No. 10, Oktober 2020
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI
PADA KONSEP TITRASI ASAM-BASA DI SMK FARMASI
Irma Rahmawati, Hayat Sholihin dan Mulyati Arifin
Akademi Farmasi Bumi Siliwangi (AKFAR BUMSIL) Bandung, Indonesia dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
This study aims to produce
an acid-base titration laboratory worksheet (LKP) with inquiry methods for
students in the Pharmacy expertise program. This study uses a Research and
Development (R&D) design with the ADDIE model (Analysis, Design,
Development, Implement, and Evaluation). The instruments used were form of a
validation sheet for the suitability of the LKP and laboratory inquiry methods,
an observation sheet for the implementation of activities and a questionnaire
for the responses of teachers and students. The worksheets developed were
validated by four experts and tested for practicality on 34 students of
Pharmacy High School in Sumedang. The results of the
study stated that the developed LKP had very high validity. The practicality of
LKP is very good, namely 95% in teacher and 86% in student activities. Teachers
and students gave positive responses to the laboratory inquiry-based student
worksheet which was shown by the results of the questionnaire. These results
are expected to help teachers to realize active learning in the laboratory that
can improve the abilities and skills of students.
Keywords: Laboratory
Worksheets; Inquiry-Based Laboratory; Acid-Base Titration
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan Lembar
Kerja Praktikum (LKP) titrasi asam basa
berbasis inkuiri laboratorium pada peserta didik
program keahlian Farmasi. Penelitian ini menggunakan desain Research and Development (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implement, Evaluation). Instrumen yang
digunakan berupa lembar validasi kesesuaian LKP dengan metode inkuiri laboratorium, lembar observasi keterlaksanaan kegiatan dan kuesioner tanggapan guru dan peserta didik. Lembar kerja yang dikembangkan
divalidasi oleh empat orang
ahli dan dilakukan uji praktikalitas pada 34 orang peserta
didik SMK Farmasi di Sumedang. Hasil penelitian menyatakan bahwa LKP yang dikembangkan memiliki validitas sangat tinggi. Praktikalitas LKP sangat baik yaitu
95% pada kegiatan guru dan 86% pada kegiatan peserta didik. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan positif
terhadap LKP
berbasis inkuiri laboratorium yang ditunjukkan oleh hasil dari kuesioner. Hasil ini diharapkan dapat membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran aktif di laboratorium yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik.
Kata kunci: Lembar Kerja Praktikum;
Inkuiri Laboratorium; Titrasi Asam Basa
Pendahuluan
Arus globalisasi
telah banyak menimbulkan perubahan disegala bidang. Kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang semakin besar, menuntut tenaga kerja sebagai
sumber daya manusia harus mampu
berkompetisi dengan kompetensi yang lebih
professional (Hadam
et al., 2017). Dimulainya
proyek Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) akan berdampak
pada dunia industri membutuhkan
pekerja yang lebih terampil.
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai institusi sekolah yang mempersiapkan peserta didiknya agar langsung siap bekerja, dapat
menjadi media revitalisasi pendidikan Indonesia untuk menjawab tantangan globalisasi. Selain itu, dalam buletin
yang diterbitkan tim BSNP
pada bagian Paradigma
Pendidikan Abad XXI (Pendidikan,
2010)
dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki peserta didik abad 21 adalah
critical thinking dan problem solving, creativity, communication
skills, dan bekerja
collaborative. Namun,
berdasarkan data yang diperoleh
dari (Statistik,
2017), lulusan
SMK memiliki angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi
yaitu 9,27%, sedangkan TPT lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) lebih rendah yaitu 7,03%. Fakta ini memperlihatkan bahwa keterampilan yang dimiliki lulusan SMK belum memenuhi tuntutan dunia kerja era globalisasi ini.
Kegiatan praktikum
sebagai pembelajaran yang bertujuan mengembangkan keterampilan khusus peserta didik dalam
bidang kefarmasian, menjadi penentu kesiapan peserta didik dalam menghadapi
dunia kerja. Akan tetapi, berdasarkan hasil studi pendahuluan, sistem pembelajaran di laboratorium yang digunakan di
salah satu SMK di Sumedang masih berbasiskan modul konvensional yang hanya menggunakan bahan-bahan kimia yang tidak familiar bagi peserta didik dan kurang berhubungan dengan obat-obatan yang mereka temukan pada mata pelajaran produktif kefarmasian. Padahal, penguasaan mata pelajaran kimia dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik menganalisis
proses kimiawi yang terjadi
pada zat aktif obat. Sedangkan, menurut (Supasorn et al., 2014), praktikum
konvensional hanya efektif untuk meningkatkan
keterampilan pengamatan peserta didik dan menggambarkan hubungan antara teori dan praktek dalam kimia.
Praktikum ini hanya akan mendorong
kepasifan peserta didik (creeping passivity) sehingga tingkat keterlibatan peserta didik rendah
(Schroeder
& Greenbowe, 2008). Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pengembangan Lembar Kerja Praktikum (LKP) yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat
aktif berkomunikasi, kreatif dan inovatif sebagai upaya untuk
meningkatkan kompetensi lulusan SMK dalam menjawab tantangan globalisasi yaitu dengan LKP berbasis inkuiri laboratorium.
Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, laboratorium berbasis inkuiri dalam pembelajaran
kimia dapat meningkatkan keterampilan proses sains (Arabacioglu
& Unver, 2016). Kemampuan
berkomunikasi (Aydın,
2016) memperbaiki
miskonsepsi peserta didik (Supasorn
et al., 2014), meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (Qing
et al., 2010), disposisi
berpikir kritis (Qing
et al., 2010) dan sikap
peserta didik terhadap kimia (Sesen
& Tarhan, 2013). Laboratorium
berbasis inkuiri juga memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi
aktif untuk menggunakan kemampuan memecahkan masalah, menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan pengalaman sehari-hari, dan dapat mengembangkan keterampilan untuk menggeneralisasi pengetahuan (Yakar
& Baykara, 2014). Selain
itu, hasil penelitian (Yakar
& Baykara, 2014) dan (Rahmawati
et al., 2017), memperlihatkan
bahwa pembelajaran di laboratorium berbasis inkuiri dapat meningkatkan kreativitas peserta didik.
Praktikum kimia
SMK Farmasi yang khas dan berbeda dengan kurikulum SMA, dan membutuhkan kesinambungan dengan mata pelajaran produktif kefarmasian, salah satunya adalah menentukan kadar suatu zat melalui
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang sangat penting untuk dipraktikumkan adalah analisis dengan metode titrasi
asam dan basa. Hal ini dikarenakan sifat kimia obat-obatan
yang tidak akan lepas dari konsep
asam dan basa. Namun, praktikum ini hanya menggunakan
zat kimia yang umum digunakan di laboratorium kimia, sampel yang digunakan bukan dari obat-obatan,
sehingga pembelajaran analisis kuantitatif ini tidak berbeda
dengan pembelajaran di SMA.
Konsep analisis kuantitatif dengan metode titrasi asam basa juga merupakan konsep yang sulit bagi peserta
didik. Hal ini disebabkan oleh konsep titrasi lebih menekankan instruksi pada pemecahan masalah numerik (Sheppard, 2006), dan membutuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam penyelesaian masalah (Chijioke & Offiah, 2013).
Berdasarkan pemaparan
di atas penulis mengembangkan Lembar Kerja Praktikum (LKP) berbasis inkuiri pada materi titrasi asam basa
di SMK Farmasi yang dapat membuat peserta didik menjadi lulusan
yang kreatif sehingga dapat berdaya guna
di dunia kerja. Lembar Kerja
Praktikum (LKP) yang dikembangkan
tentunya disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu identifikasi masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis
data dan menarik kesimpulan
(Hofstein
& Walberg, 1995).
Metode Penelitian
Jenis penelitian
ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) yang dikembangkan
dengan model ADDIE
(Analysis,
Design, Development, Implement, dan Evaluation) (Benny, 2009). Penelitian dengan metode
ini merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk tersebut (Erwanto et al., 2014).
Pada proses desain LKP dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu (1) Tahap Analysis, dilakukan
analisis kurikulum 2013 dan
analisis analisis indikator-indikator kreativitas
pada mata pelajaran kimia SMK Farmasi, (2) Tahap Design, dilakukan analisis prosedur praktikum penentuan kadar zat aktif dalam
obat dan penyusunan LKP,
(3) Tahap Development,
dilakukan validasi kesesuaian lembar kerja praktikum (LKP) dengan langkah pembelajaran laboratorium berbasis inkuiri
yang kemudian menghasilkan desain LKP pada titrasi asam basa yang siap diimplementasikan, (4) Tahap Implement, dilakukan uji coba praktikalitas atau observasi pada kegiatan guru dan peserta didik, dan (5) Tahap Evaluasi, dilakukan pengisian kuesioner oleh guru dan
peserta didik untuk menjaring respon terhadap LKP berbasis inkuiri.
Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi kesesuaian Lembar Kerja Praktikum (LKP) dengan metode inkuiri laboratorium, lembar observasi keterlaksanaan kegiatan serta kuesioner untuk menjaring tanggapan guru dan peserta didik. LKP berbasis
inkuiri yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh empat orang ahli dan dilakukan uji praktikalitas pada
34 orang peserta didik SMK Farmasi di Sumedang.
Hasil dan Pembahasan
A.
Tampilan Lembar Kerja Praktikum
Berbasis Inkuiri pada Materi Titrasi Asam Basa
Tahap pengembangan
Lembar Kerja Praktikum
(LKP) dengan model ADDIE didahului
dengan tahap Analysis terhadap
kurikulum 2013 dan analisis
analisis indikator-indikator
kreativitas pada mata pelajaran kimia SMK Farmasi. Berdasarkan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, SMK Farmasi
yang termasuk kedalam SMK Bidang Kesehatan, mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang ada pada kelompok C (peminatan) sebagai mata pelajaran
Dasar Bidang Keahlian (C.1)
yang ada pada kelas X dan
XI. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar konsep kimia yang berbeda dari kurikulum
SMK adalah KD 3.11 dan 4.11 yaitu
tentang prinsip analisis kuantitatif dan penentuan kadar suatu zat. Perbedaan
Kompetensi Dasar titrasi asam basa pada kurikulum SMA dan SMK terdapat dalam Tabel.1
Tabel 1
Kompetensi
Dasar Titrasi Asam Basa dalam Kurikulum SMA dan SMK
Kompetensi
Dasar Titrasi Asam Basa SMA |
Kompetensi Dasar Titrasi
Asam Basa SMK |
3.11.
Menentukan konsentrasi/ kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi
asam basa. |
3.11.
Menjelaskan prinsip pemisahan kimia dan analisis kuantitatif |
4.10.
Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa. 4.11.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
titrasi asam-basa. |
4.11.
Melakukan pemisahan zat dari campurannya dan menentukan kadar suatu zat
melalui analisis kuantitatif |
Tabel 1 memperlihatkan
perbedaan deskripsi kompetensi dasar kimia pada materi titrasi asam basa
antara kurikulum SMA dan
SMK. Pada kurikulum SMA, penentuan
kadar atau konsentrasi suatu zat hanya dilakukan
dengan titrasi asam basa, akan
tetapi dalam kurikulum kimia SMK penentuan kadar suatu zat dapat
dilakukan dengan analisis kuantitatif. Hal ini memperlihatkan bahwa pada kurikulum kimia SMK pencakupan materi penentuan kadar lebih luas.
Kompetensi dasar
ini kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator pembelajarannya,
hal ini dilakukan
agar dapat dianalisis ketercapaian tujuan pembelajaran yang merupakan acuan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan peserta didik SMK Farmasi. Indikator-indikator yang dikembangkan
dalam desain pembelajaran ini terdapat pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa
pada pembelajaran ini dikembangkan pula keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu kreativitas
yang disesuaikan dengan tiga dimensi yang harus dikembangkan dalam kurikulum 2013 yaitu sikap, pengetahuan
dan keterampilan (Kemendikbud,
2013).
Tabel 2
Indikator Penguasaan Konsep dan Indikator
Kreativitas �pada
Materi Titrasi Asam Basa
Dimensi |
Indikator Penguasaan
Konsep |
Indikator Kreativitas |
Pengetahuan |
1. Menjelaskan prinsip titrasi asam-basa pada teknik
analisis kuantitatif volumetri. 2. Menghitung kadar analit yang terkandung pada
suatu zat. |
Berpikir
Kreatif (Elaboration) 1.
Mengajukkan
prediksi terhadap konsep penetralan larutan asam dan basa 2.
Mengajukan
banyak gagasan terkait penerapan prinsip titrasi asam basa di kehidupan
sehari-hari. 3.
Mengajukan
banyak gagasan terkait indikator lain yang dapat dipergunakan pada titrasi
jika dilihat dari trayek pH. 4.
Mengajukan
rancangan prosedur penentuan kadar zat aktif dalam obat. 5.
Mengajukan
banyak gagasan mengenai keakuratan kadar zat aktif dalam obat. 6.
Mengajukkan
banyak gagasan mengenai tanaman obat sebagai pengganti obat kimia. |
Sikap |
3.
Memiliki
rasa ingin tahu yang besar dalam mempelajari peran titrasi asam basa di dalam
kehidupan sehari-hari. |
Sikap
Kreatif (Rasa Ingin Tahu) 1.
Mengajukkan
banyak pertanyaan 2.
Menggunakan
semua panca indera dalam mengamati eksperimen 3.
Memperlihatkan
keinginannya untuk bereksperimen dengan benda-benda mekanik 4.
Aktif
melibatkan diri dalam tugas-tugas di dalam kelompok 5.
Mengajukkan
banyak gagasan atau jawaban dalam setiap tahap pembelajaran |
Keterampilan |
4.
Melakukan
analisis kuantitatif suatu zat dengan metode titrasi asam basa. |
Tindakan Kreatif 1.
Merancang
prosedur uji titrasi asam basa untuk menentukan kadar zat aktif obat 2.
Merangkai
alat percobaan titrasi asam basa 3.
Menyiapkan
sampel uji pada titrasi asam basa
yang berbeda dengan kelompok yang lain 4.
Melakukan
teknik preparasi sampel 5.
Melakukan
pengamatan dengan prosedur yang telah dirancang siswa 6.
Menuliskan
hasil pengamatan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami 7.
Membahas
kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama praktikum 8.
Menyimpulkan
berdasarkan pengamatan 9.
Memberikan
saran untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama
praktikum |
Berdasarkan hasil
analisis kurikulum dan indikator tersebut, kemudian dilanjutkan pada tahap Design.
Pada tahap ini dikembangkan LKP dengan tahapan pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu identifikasi masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan (Hofstein
& Walberg, 1995). Tampilan
LKP yang dikembangkan dapat
dilihat pada Gambar 1-6.
Gambar
1.Cover LKP Gambar
2 Identifikasi
Masalah Gambar
5 Mengumpulkan
data Gambar
6 Analisis
data dan kesimpulan Gambar
3 Merumuskan
hipotesis Gambar 4 Merancang
eksperimen
B.
Validitas Lembar Kerja Praktikum
Berbasis Inkuiri pada Materi Titrasi Asam Basa
Dalam pengembangan
LKP, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan agar menghasilkan
LKP yang berkualitas, yaitu
aspek (1) materi, (2) penyajian, (3) bahasa dan keterbacaan dan (4) grafika anatomi. Pada aspek materi, LKP harus meliputi kompetensi dasar, konsep yang benar, materi disajikan
sederhana dan jelas, menerapkan kerja ilmiah, pengalaman langsung, dan keterampilan
proses, mengembangkan rasa ingin
tahu peserta didik, harus ada
kegiatan observasi dan dapat menumbuhkan karakter peserta didik.
Pada aspek
penyajian, materi pada LKP harus sederhana dan jelas, terdapat tujuan pembelajaran, menarik minat baca
peserta didik, dapat dikerjakan secara berkelompok (kolaboratif), mengembangkan keterampilan proses, Hands-on
activity, gambar disajikan
sesuai dan menarik, menambah pemahaman konsep dan berpusat pada peserta didik. Pada aspek bahasa atau
keterbacaan, LKP harus menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahasa yang komunikatif, struktur kalimat sederhana dan mudah dipahami. Pada aspek grafika anatomi,
LKP harus terdapat bagian awal, tengah
dan akhir, penggunaan jenis dan ukuran huruf harus sesuai,
dan tata letak yang rapih.
LKP berbasis inkuiri yang telah dikembangkan kemudian di validasi oleh 4
validator ahli yang merupakan
dosen pendidikan kimia (Gambar 7). Validasi LKS ini dilakukan untuk
mengetahui kualitas LKP
yang akan digunakan oleh peserta didik.
Gambar 7 Hasil Validasi Lembar Kerja Praktikum Berbasis
Inkuiri
Berdasarkan hasil
validasi pada Gambar 7, secara
keseluruhan LKP berbasis inkuiri yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki validitas sangat tinggi, dengan rata-rata 3,21 (dari skala 4). Berdasarkan hasil tersebut, maka LKP yang dikembangkan dapat digunakan oleh peserta didik pada pembelajaran titrasi asam basa. Aspek
kualitas LKP yang paling tinggi
ada pada aspek grafika anatomi, dimana LKP dilihat kelengkapan bagian (depan, tengah, dan akhir), keseuaian penggunaan jenis dan ukuran huruf dan tata letak. Hasil ini diperkuat dengan penilaian validator ke-4 yang memberikan
skor maksimal yaitu 4 poin, yang berarti LKP berbasis inkuiri yang dikembangkan memiliki susunan grafika anatomi yang sangat baik.
C.
Praktikalitas Lembar Kerja Praktikum
Berbasis Inkuiri pada Materi Titrasi Asam Basa
Praktikalitas merupakan
indikasi baik atau tidaknya desain
LKP yang telah dirancang. Praktikalitas dianalisis berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan peserta pada saat implementasi LKP berbasis inkuiri pada materi titrasi asam basa.
Implementasi LKP dilakukan sebanyak 4 x 45 menit atau 2 kali pertemuan sesuai dengan rancangan
desain LKP berbasis inkuiri. Hasil observasi kegiatan guru dan peserta didik dapat dilihat
pada gambar 8.
Gambar 8 Hasil Praktikalitas Lembar Kerja Praktikum Berbasis
Inkuiri
Berdasarkan hasil
pada Gambar 8, secara umum keterlaksanaan kegiatan guru terlaksana dengan sangat baik yaitu
95%. Persentase paling tinggi
yaitu 100%, berada pada tahapan merancang eksperimen dan mengumpulkan data.
Hasil ini memperlihatkan bahwa peran guru dalam mempersiapkan fasilitas pada praktikum berbasis inkuiri dan membimbing peserta didik dalam menemukan
pemecahan masalah sangat baik. Sedangkan
pada hasil keterlaksanaan kegiatan peserta didik sangat baik
dengan persentase sebesar 86%. Persentase tertinggi terdapat pada tahapan merumuskan hipotesis. Hal ini memperlihatkan bahwa pada saat merumuskan hipotesis aktivitas peserta didik dalam
berdiskusi antar teman sekelompoknya berjalan sangat baik. Hasil yang sangat baik ini didapat
karena permasalahan yang disajikan pada pembelajaran berbasis inkuiri ini bersifat kontekstual
real-life problem, atau permasalahan yang sering ditemukan peserta didik sehari-hari.
Sehingga meningkatkan motivasi peserta didik dalam menjalankan
aktivitas pada tahap berikutnya yaitu merumuskan hipotesis. Sesuai dengan hasil
penelitian dari (Suryawati
et al., 2010), bahwa
materi pembelajaran yang kontekstual, yang tersedia sesuai budaya sekitar
peserta didik dapat membuat mereka
sangat tertarik. Materi yang menarik akan memberi mereka
informasi, eksposisi, motivasi untuk memperkaya pengalaman peserta didik sendiri,
meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan kemampuan dan keberanian untuk mengambil keputusan di masa depan. Selain itu, menurut
(Mandler
et al., 2012), dalam
pembelajaran kimia harus berawal dari
konteks isu-isu real-life untuk
memotivasi dan meningkatkan
minat peserta didik, dapat menyoroti
sifat interdisipliner kimia dan relevansi kimia untuk kehidupan
peserta didik.
Hal ini didukung dengan hasil kuesioner tanggapan guru dan peserta didik. Respon kuesioner
yang diteliti adalah tanggapan terhadap LKP yang dikembangkan, tanggapan terhadap proses pembelajaran berbasis inkuiri, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
selama penerapan LKP. Persentase tanggapan positif peserta didik terhadap LKP berbasis inkuiri ini sebesar 92,35% (Sangat Baik). Hal ini sejalan dengan
hasil keterlaksanaan aktivitas peserta didik pada Gambar 8, dengan hasil sangat baik
(86%). Pengajuan permasalahan
yang kontekstual atau real-life problem menjadi
faktor penting baiknya hasil tanggapan
dan aktivitas peserta didik ini. Selain
itu, dari hasil tanggapan peserta didik ini
dapat di lihat bahwa LKP berbasis inkuiri memiliki banyak keunggulan, diantaranya peserta didik menjadi
lebih aktif, pembelajaran kimia menjadi lebih menyenangkan
dan mudah dipahami, dapat memperbaiki miskonsepsi peserta didik, dan membantu peserta didik menemukan
gagasan baru.
Hasil tanggapan
peserta didik ini juga sejalan dengan tanggapan guru, yang memiliki tanggapan sangat positif terhadap pembelajaran titrasi asam basa
dengan desain LKP berbasis inkuiri. Presentase rata-rata tanggapan guru adalah 95%, yang memperlihatkan tanggapan positif guru terhadap pembelajaran ini. Hal ini sesuai dengan
hasil keterlaksanaan pembelajaran pada aktivitas guru
(Gambar 8) sebesar 95% dengan
kategori sangat baik. Hasil wawancara guru juga memperlihatkan tanggapan positif LKP berbasis inkuiri. Berdasarkan hasil tersebut, LKP berbasis inkuiri merupakan desain lembar kerja yang sangat cocok digunakan
pada konsep kimia terutama asam dan basa, membuat guru lebih mudah dalam
hal mengajarkan konsep kimia tetapi
tetap kreativitas peserta didik tergali.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan maka dihasilkan LKP berbasis inkuiri materi titrasi asam basa yang memilki validitas sangat tinggi. Pada komponen materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan dan grafika anatomi memiliki hasil validitas yang sangat tinggi. Selain itu LKP yang telah dikembangkan memilki praktikalitas yang sangat baik yang diketahui dari hasil observasi kegiatan guru dan peserta didik. Tanggapan guru dan peserta didik terhadap
LKP berbasis inkuiri ini sangat positif.
Temuan penelitian berdasarkan hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa LKP yang dikembangkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik.
BIBLIOGRAFI
Arabacioglu, S., & Unver, A. O.
(2016). Supporting Inquiry Based Laboratory Practices with Mobile Learning to
Enhance Students� Process Skills in Science Education. Journal of Baltic Science
Education, 15(2), 216.
Aydın, G. (2016). Impacts of
Inquiry-Based Laboratory Experiments on Prospective Teachers� Communication
Skills. International Online Journal of Educational Sciences.
Benny, A. P. (2009). Model desain sistem
pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Chijioke, U. C., & Offiah, F. C.
(2013). Determination of The Analytical Skill Level of Secondary School
Chemistry Student in Imo State of Nigeria. Universal Journal of Education an
General Studies, 2(10), 336�353.
Erwanto, Y., Abidin, M. Z., Sugiyono, E. Y.
P. M., & Rohman, A. (2014). Identification of Pork Contamination in
Meatballs of Indonesia Local Market Using Polymerase Chain Reaction-Restriction
Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) Analysis. Asian-Australasian Journal
of Animal Sciences, 27(10), 1487.
Hadam, S., Rahayu, N., & Ariyadi, A. N.
(2017). Strategi Implementasi Revitalisasi SMK (10 Langkah Revitalisasi
SMK). Penerbit Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Hofstein, A., & Walberg, H. J. (1995).
Instructional strategies. Improving Science Education, 70�89.
Kemendikbud, R. I. (2013). Bahan
pelatihan kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.
Mandler, D., Mamlok-Naaman, R., Blonder,
R., Yayon, M., & Hofstein, A. (2012). High-school chemistry teaching
through environmentally oriented curricula. Chemistry Education Research and
Practice, 13(2), 80�92.
Pendidikan, B. S. N. (2010). Paradigma Pendidikan
Nasional Abad XXI. Jakarta: BSNP.
Qing, Z., Jing, G., & Yan, W. (2010).
Promoting Preservice Teachers� Critical Thinking Skills By Inquiry-Based
Chemical Experiment. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2(2),
4597�4603.
Rahmawati, I., Sholichin, H., & Arifin,
M. (2017). Inquiry-Based Laboratory Activities on Drugs Analysis for High
School Chemistry Learning. Journal of Physics, 895, 1�8.
Schroeder, J. D., & Greenbowe, T. J.
(2008). Implementing POGIL in the Lecture and the Science Writing Heuristic in
the Laboratory Student Perceptions and Performance in Undergraduate Organic Chemistry.
Chemistry Education Research and Practice, 9(2), 149�156.
Sesen, B. A., & Tarhan, L. (2013).
Inquiry-Based Laboratory Activities in Electrochemistry: High School Students�
Achievements and Attitudes. Research in Science Education, 43(1),
413�435.
Sheppard, K. (2006). High School Students�
Understanding of Titrations and Related Acid-Base Phenomena. Chemistry
Education Research and Practice, 7(1), 32�45.
Statistik, B. P. (2017). Badan pusat statistik.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Supasorn, S., Khattiyavong, P., Jarujamrus,
P., & Promarak, V. (2014). Small-Scale Inquiry-Based Experiments to Enhance
High School Students� Conceptual Understanding of Electrochemistry. International
Proceedings of Economics Development and Research, 81, 85.
Suryawati, E., Osman, K., & Meerah, T.
S. M. (2010). The Effectiveness of RANGKA Contextual Teaching and Learning on Students�
Problem Solving Skills and Scientific Attitude. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 9, 1717�1721.
Yakar, Z., & Baykara, H. (2014).
Inquiry-Based Laboratory Practices in a Science Teacher Training Program. Eurasia
Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 10(2),
173�183.
����������������������������������������������������������������������������������������