Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
5, No. 10, Oktober 2020
�
PEMBERIAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
C. Ermayani Putriyanti dan Sindi Agus
Tina
Akademi Keperawatan (AKPER) Ngesti Waluyo Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
The role of audiovisual media is very important in supporting
children's learning both in stimulating children's knowledge, attitudes, and
skills. This study aims to see the effect of providing audiovisual media on
children's development. This study uses a literature review. This study uses
the literature review method to explore the benefits of providing audiovisual
media to children's development. There are 13 studies related to audiovisual
media on child development. Based on reviews from various journals, after
children get learning using audiovisual media, their knowledge and skills
increase in washing hands, in early childhood children's language skills increase,
children's learning completeness in several subjects, increase independence,
reduce pain in invasive infusion, reduce anxiety on dental care and improve the
spiritual and moral abilities of children. The conclusion is that there is an
effect of giving audiovisual media on child development.
Keywords: Media; Audiovisual; Child Development; Knowledge; Skills.
Abstrak
Peran media audiovisual sangat penting dalam mendukung pembelajaran anak baik dalam
merangsang pengetahuan, sikap dan keterampilan anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh pemberian media audiovisual terhadap perkembangan anak. Penelitian ini
menggunakan literature review. Penelitian ini menggunakan metode literarure review mengupas
tuntas terkait manfaat pemberian media audiovisual terhadap perkembangan anak. Terdapat 13 penelitian tekait degan media audiovisual terhadap
perkembangan anak. Berdasarkan review dari berbagai jurnal, setelah anak
mendapatkan pembelajaran menggunakan media audiovisual pengetahuan maupun
keterampilan anak meningkat dalam melakukan cuci tangan, pada anak usia dini
kemampuan berbahasa anak meningkat, ketuntasan belajar anak pada beberapa mata
pelajaran, meningkatkan kemandirian, mengurangi nyeri pada tindakan invasive pemasangan infus, mengurangi
kecemasan pada perawatan gigi dan meningkatkan kemampuan spiritual dan moral
anak. Kesimpulan ada pengaruh pemberian media audiovisual
terhadap perkembangan anak.
Kata kunci: Media; Audiovisual; Perkembangan
Anak; Pengetahuan; Keterampilan.
Pendahuluan
��������� Sejak lahir kecerdasan anak terbatas,
perlu stimulus sejak dini dari orangtua agar kecerdasan anak berkembang dengan
optimal. Stimulus dapat berupa belaian atau sentuhan, berkomunikasi dengan
anak, memberi kesempatan pada anak untuk mencoba melakukan sesuatu aktivitas
yang bertujuan meningkatkan kemandirian serta mengajak bermain. Apabila
stimulus diberikan pada usia kritis dengan tepat maka akan menghasilkan
individu yang berkualitas dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan
stimulus (Kasman, Kaseng, Hanafie, & Daeng, 2014). Belum semua orangtua memahami pentingnya stimulus bagi
anak usia dini. Masih banyak anak yang mengalami gangguan perkembangan
dibandingkan anak lain seusianya seperti keterlambatan berbicara, motoric,
maupun gangguan pertumbuhan perkembangan fisik. Stimulus yang intens dilakukan
dapat meningkatkan kecerdasan anak dalam kognitif, afektif, psikomotor, bahasa,
sosial, �emosional, bahasa, moral,
nilai-nilai agama maupun kemandirian.
��������� Salah satu stimulus yang dapat
dilakukan dengan menggunakan audiovisual. Komputer, televisi, radio dan gadget
merupakan media berbentuk audiovisual. Peran audiovisual sangat besar dalam
membantu perkembangan anak. Dampak positif penerapan audiovisual memberi dampak
positif dalam perkembangan bahasa pada anak prasekolah (Roul, 2014). Di era digital saat ini, gadget merupakan benda yang
sangat digemari oleh anak-anak milineal saat ini. Hampir sebagian besar waktu digunakan anak-anak
untuk bermain dengan gadget. Hal ini tidak bisa dihindari. Kehadiran gadget
tidak selalu buruk bagi anak. Apabila permainan gadget dilakukan dengan
bijaksana akan merangsang perkembangan motorikanak, melatih cara berpikir kritis
dan merangsang anak lebih lebih kreatif (Sundus, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kasman dan
Roul diatas, penulis ingin melihat lebih jauh pengaruh pemberian media
audiovisual terhadap perkembangan anak.
Metode Penelitian
Adapun
penelitian ini menggunakan metode literarure
review mengupas tuntas terkait manfaat pemberian media audiovisual terhadap
perkembangan anak. Penelitian ini fokus mengamati pemberian media audiovisual
terhadap perkembangan anak. Responden yang di teliti yaitu anak-anak (anak
prasekolah, anak sekolah kelas IV- V SD dan anak yang mengalami Autisme). Terdapat
13 jurnal yang digunakan oleh penulis, sebagian besar penelitian dilakukan di
Indonesia, dan 3 jurnal merupakan penelitian dari luar yaitu India, Chili dan
China.
Terdapat perbedaan dalam pengumpulan
data serta instrumen yang digunakan dalam jurnal yang direview. Penulis juga
menemukan satu jurnal yang berbeda dengan jurnal lainnya, yang menggunakan metode Systematic Review.
Penulis melakukan telusur jurnal yang
berhubungan dengan pengaruh audiovisual terhadap perkembangan anak baik dari
sisi kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial moral maupun kemandirian
anak dilakukan secara elektronik. Penelusuran jurnal dilakukan dengan
menggunakan Google Scholar, Portal
Garuda dan Biomedcentral. Artikel
�artikel yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris full-text article. Semua jurnal terkait
pemberian media audiovisual dimasukan dalam bentuk tabel selanjutnya dilakukan
review, dianalisis, mencari kesamaan (compare)
dan ketidaksamaan (contrast),
melakukan telah atau kritisi dan terakhir membuat ringkasan.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
������ Menggunakan
kata kunci dan beberapa pembatasan artikel seperti diatas, jumlah artikel yang
telah ditemukan berjumlah 49 artikel, tetapi hanya 13 artikel yang relevan.
Hasil dari analisis berbagai jurnal diatas tentang penggunaan media audiovisual
pada anak usia sekolah maupun usia prasekolah mempunyai� banyak persamaan. Semua jurnal tersebut
menggunakan media audio-visual untuk melakukan intervensi. Dari berbagai
artikel memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Pada tabel 1 merupakan hasil
penelusuran literatur.
Tabel 1
Ekstraksi Hasil Penelusuran
Artikel Penelitian
No |
Penulis |
Judul |
Desain |
Partisipan |
Temuan |
Hasil |
1 |
Suryaningsih, (2018) |
The Effect
Of Health Education With Audio-Visual Media Over The Ability Of Washing Hands
In Preschooler. |
Pra Eksperimental, pre-post-test test tanpa kontrol |
Responden dalam
penelitian ini merupakan anak usia 3-5 tahun sebanyak 21 orang.Teknik consecutive sampling digunakan dalam
penelitian ini. |
Terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam kemampuan anak mencuci
tangan. Nilai median sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan audio
visual 3,00 (95% CI : 2,70-3,68) yang menunjukkan kemampuan anak-anak untuk
mencuci tangan buruk, dengan skor terendah 1 dan tertinggi 5.Sedangkan nilai
median adalah 10,00 (95% CI : 9,01-9,75) setelah mendapatkan pendidikan
kesehatan dengan audio visual yang artinya kemampuan anak untuk mencuci baik
dengan skor terendah 8 dan tertinggi 10. |
Kemampuan cuci tangan anak lebih baik setelah mendapat
pendidikan kesehatan menggunakan audiovisual. � |
2 |
Saputri & Suryati, (2019) |
Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Menggunakan Audio-Visual Terhadap Pengetahuan Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) pada Anak Kleas IV di MI Jamilurrahman Bantul |
Pre experimental dengan
pendekatan dalam satu kelompok (one-group
pre-post test design). Dalam penelitian ini tidak ada kelompok pembanding
atau kontrol. |
Responden yang
dipakai adalah siswa-siswi kelas IV di MI Jamulirrahman Bantul berjumlah 44,
berjenis kelamin perempuan, usia 8-10
tahun. Menerapkan teknik nonprobability sampling dengan teknik
total sampling berjumlah 44 orang. |
Ada perbedaan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan CTPS siswa yang masuk
kategori cukup ada 27 orang (36,364%), namun setelah mendapatkan pendidikan
kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan CPTS siswa yang masuk kategori baik
sebanyak 44 orang (100%) |
Tingkat Pengetahuan
CTPS siswa meningkat menjadi katagori baik setelah diberikan pendidikan
kesehatan. |
3 |
Ananda, (2017) |
Penggunaan Media
Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa Kelas IV SD Negeri 016 Bangkinang Kota. |
Pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) |
Responden merupakan
siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang Kota sebanyak 40 orang,� dengan 17 siswa perempuan berjumlah 17
orang dan �siswa laki-laki berjumlah 23
orang. |
Dari hasil analisis didapatkan adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Diman pada siklus II semua ranah baik kognitif,
afektif maupun psikomotor mengalami peningkatan menjadi 8,0
(kognitif), 8,5 (afektif) dan 7,9 (psikomotor) dibadingkan pada siklus I adalah 7,1 (kognitif), 7,8 (afektif) dan 6,4
(psikomotor). |
Kemampuan belajar
siswa untuk pelajaran pendidikan kewarganegaraan dari sisi ranah kogniitif,
afektif dan psikomotor mengalami peningkatan. |
4 |
Hasan, (2016) |
Penggunaan Media
Audio Visual Terhadap Ketuntasan Belajar Materi Perkembangan Teknologi
Produksi, Komunikasi dan Transportasi pada Siswa kelas IV SD Negeri 20 Banda
Aceh. |
pendekatan kuantitatif |
Subyek penelitian
ini merupakan siswa kelas IV SD berjumlah 28 orang |
Dari penelitian
tersebut diperoleh hasil 26 siswa dari 28 siswa menguasai materi perkembangan teknologi produksi,
komunikasi dan transportasi. Dapat dikatakan ada 92% siswa yang tuntas belajar dan 8% dapat dikatakan belum tuntas belajar. Adapun indikatornya ketuntasan belajar bila siswa mendapatkan nilai KKM lebih �atau
sama dengan �65. |
Hasil belajar IPS untuk
materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi tuntas. visual. |
5 |
Roul, (2014) |
Language Development of the Preschool Children.: The
Effects of an Audio-Visual Intervention. |
eksperimental. |
Sampel terdiri dari 100 siswa usia prasekolah.
Teknik cluster random sampling digunakan untuk memilih satu pra-sekolah dari total prasekolah di Rohini, Delhi. Dari sekolah
khusus itu, semua (2 bagian x 50 siswa) 100 anak-anak kelas K.G. dimasukkan sebagai responden kelompok eksperimen dan kontrol. |
Hasil analisis
ditemukan Skor
post-test rata-rata kelompok eksperimen
pada pemahaman mendengarkan,
kosa kata dan total perkembangan
bahasa ditemukan
masing-masing 26,88, 73,50 dan 100,50 dengan S.D
3,42, 15,37 dan 18,26. Demikian pula, skor post-test rata-rata kelompok
kontrol pada pemahaman mendengarkan, kosa kata dan
total pengembangan bahasa
ditemukan masing-masing 18,50, 35,66 dan 54,16 dengan S.D 3,33, 4,92 dan 7,51. |
Program intervensi
audio-visual memiliki efek
positif pada pemahaman mendengarkan, kosakata dan perkembangan bahasa anak-anak prasekolah secara keseluruhan. Program
intervensi audio-visual tidak
ditemukan secara berbeda mempengaruhi perkembangan bahasa anak-anak prasekolah pada tingkat status sosial ekonomi yang berbeda. |
6 |
Salazar, (2018) |
Using an Audiovisual Materials-Based Teaching Strategi
to Improve EFL Young Learners Undersatnding of Instructions. |
Uji analisis pada
penelitian ini menggunakan skala likert |
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 18 pelajar TK
EFL dari sekolah semi-publik di San Carlos, Chili. Dengan 8 anak perempuan dan
10 anak laki-laki (4-5 tahun). |
Temuan yang ditemukan pada penelitian ini adalah jumlah siswa yang mengikuti instruksi ini (2 dan 3) secara akurat atau sebagian meningkat
(masing-masing 84% dan 86%). Ini mungkin karena keakraban siswa dengan jenis tugas (mewarnai), sedangkan pencocokan adalah tugas yang baru-baru ini dilakukan peserta didik dalam mata
pelajaran. Meskipun demikian, dalam Instruksi 3 dapat dilihat bahwa dua siswa tidak
mengikuti instruksi
(14%), yang di antara ketiga
instruksi tersebut adalah persentase tertinggi mengenai nilai ini. |
Strategi pengajaran berbasis bahan audiovisual. memiliki perubahan positif pada kinerja peserta didik dalam meningkatkan kemampuan anak-anak untuk mengikuti instruksi. |
7 |
Liu & Gu, (2016) |
Effect of Audiovisual Distraction on the Management of
Dental Anxiety in Children : A Systematic Review. International Journal of
Pediatric Dentistry. |
SystematicReview |
Penelitian ini
menggunakan responden anak dengan kriteria sehat usia bawah 18 tahun dan pernah melakukan perawatan gigi sebelumnya |
Temuan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian yang
menyediakan data untuk
meta-analisis menunjukkan
perbedaan yang signifikan
secara statistik dalam versi Wajah
Skala Kecemasan Gigi Anak yang Dimodifikasi
antara gangguan
audiovisual dan kelompok kontrol
[perbedaan rata-rata = .75,78 (−10,82, -
0,74), P = 0,02] .23,26,28 |
Penggunaan
audiovisual selama perawatan
gigi dapat mengurangi rasa cemas pada anak-anak ketika dilakukan�
perawatan gigi. |
8 |
Thorifah, Sri Bintang Anshar dan Umar, (2019) |
The Influenza of Use Audio Visual Media to Increase the
Development of Early Chilhood Language. |
Penelitian ini menggunakan kuantitatif penelitian Metode penelitian yang digunakanadalah metode eksperimen dengan desain pra-eksperimental.Analisis
datadalam penelitian inimenggunakan uji regresi
linier sederhana. |
Menggunakan teknik Sampel Jenuh, semua responden anak berusia 5-6 tahun berjumlah 41 orang. |
Temuan yan ditemukan pada penelitian ini yaitu mayoritas anak-anak aktif menggunakan audio media visual yaitu
sebesar 56,53% (22
anak), anak-anak dengan normal aktivitas sebesar 28,83% (12 anak-anak), dan anak-anak dengan rendah aktivitasnya hanya 14,64% (7 anak). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 anak-anak termasuk dalam Sangat Kategori tinggi (VH), 9 anak-anak termasuk dalam kategori Tinggi (H), dan
6 anak termasuk dalam Kategori normal (N). |
Terdapat peningkatan kemampuan
berbahasa pada anak usia dini setelah menggunakan
media audio visual. |
9 |
Ratminingsih, (2016) |
Efektivitas Media
Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Lagu Kreasi di Kelas Lima Sekolah
Dasar. |
Desain penelitian
dari uji empiris efektivitas penggunaan media audio adalah before and after treatment |
Siswa SDN 1
Sukasada yang berjumlah 16 orang siswa |
Hasil analisis menunjukkan pembelajaran dengan audio sangat efektif dalam menungkatkan kemampuan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas V SD. Terdapat peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dengan audio visual. Sebelum tindakan rata-rata hasil
belajar
siswa �dari 6,69 menjadi 8,31. |
Semua siswa memiliki
persepsi yang positif mengenai media audio berbasis lagu. |
10 |
Adnyani, Ganing, & Adnyana, (2018) |
Pengaruh Model
Pembelajaran� Problem Solving Berbantuan Media Visual Terhadap Penguasaan
Kompetensi Pengerahuan Matematika |
Jenis penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain eksperimental . Bentuk desain eksperimen semu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design |
Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD berjumlah 396 orang dengan memakai
teknik random sampling. |
Dengan model
pembelajaran Problem Solving
berbantuan media audiovisual� penguasan kompetensi matematika siswa ada perbedaan yang signifikan dimana siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dengan
dk=56 pada taraf signifikan 5% dan diperoleh t hitung = 7,09 > t tabel = 2,003. |
Ada pengaruh yang
signifikan antara kompetensi pengetahuan untuk pelajaran matematika siswa
kelas V setelah mendapatkan model pembelajaran Problem Solving berbantuan media audiovisual . |
11 |
Kirono, (2019) |
Pengaruh Distraski
Audiovisual terhadap Nyeri saat Pemasangan Infus pada Pasien Anak di IGD RSUD
Bangil. |
Desain penelitian
yang digunaan yaitu menggunakan desain pre eksperimental
design dengan rancangan
Intact-Group Comparison. |
Responden semua pasien anak berusia 5-6 tahun yang datang ke IGD RSUD Bangil. Semua sampel �berjumlah 6 orang , dengan 3
orang masuk kelompok perlakuan dan 3 orang kelompok kontrol. Menggunakan teknik non probability sampling (accidental sampling) dalam pengambilan sampel. |
Hasil analisis
terdapat hasil yang signifikan, dimana kelompok kontrol dengan responden yang mengalami nyeri berat berjumlah 2 orang atau 66,6%, nyeri sedang 1 orang atau 33,3%. Sedangkan untuk kelompok intervensi, ada 2 orang yang mengalami nyeri ringan atau 66,6% dan dengan keluhan nyeri sedang ada 1 orang atau 33.3%. |
Baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok intervensi, terdapat pengaruh distraksi audiovisual terhadap
nyeri saat pemasangan infuse untuk
pasien
anak di IGD RSUD Bangil |
12 |
Faikoh, Alfiyanti, & Nurullita, (2014) |
Pengaruh Modelling
Media Video terhadap Peningkatan Kemampuan Toliet Training pada Anak Umur 2-3
Tahun |
pendekatan one group pre and post |
Subyek yang
digunakan sebanyak 30 orang, menggunakan teknik purposive sampling |
Terdapat perbedaan sebelum pemberian modelling media video, dimana
15 anak (50%) dinyatakan mampu dan 15 anak (50%) dinyatakan tidak mampu. Namun setelah mendapatkan intervensi terjadi peningkatan sebanyak 26 anak (86,6%) yang dinyatakan mampu dan 4 anak (13,4%) dinyatakan tidak mampu. Subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (46,7%) dan berjenis
kelamin perempuan 16
orang (53,3%) |
Kemampuan dalam toilet training pada anak
retardasi mental di SLB N Semarang mengalami peningkatan setelah mendapat intervensi
modelling dengan media video. |
13 |
Migang & Mahardhika, (2018) |
E-Therapy Autism Child with Multimedia Approach
(EAMA) sebagai Intervensi Perubahan Psikomotor dan Afektif pada Anak Autis. |
eksperimen murni dengan one group pre and post test |
Subyek penelitian ini merupakan anak autis berjumlah 30 orang. |
Sebelum dilakukan intervensi menggunakan aplikasi EAMA, didapatkan hasil tingkat psikomotor (13,3%) atau 4 orang untuk menjalankan aktivitas rutin, memerlukan bantuan penuh (6,7%) atau 6 orang tanpa bantuan. Setelah diberikan intervensi, tanpa bantuan menjadi� (80%) atau 24 orang, sedangkan bantuan penuh �(6,7%)�
atau 2 orang, selanjutnya
�dengan bantuan menurun menjadi (13,3%) atau 4 orang. Sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan EAMA hasil untuk kemampuan afektif negative (16%) atau 5
orang menjadi (6,7%) atau
2 orang. Sedangkan dari , afektif
apatis (83,3%) atau 25
orang menjadi �(10%) atau 3 orang
dan dari afektif positif dari tidak ada (0%) menjadi �(83,3%) �atau 25 orang. |
Tingkat psikomotor dan nilai afektif sebelum dan sesudah pemberian metode EAMA pada anak autism menunjukkan peningkatan baik psikomotor maupun afektif
positif. |
B.
Pembahasan
1.
Kemampuan Cuci Tangan
��������� Faktor
yang mempengaruhi kemampuan pada anak untuk mencuci tangan menggunakan sabun ada tiga faktor meliputi host, environment dan agent (Parasyanti, Yanti, & Mastini, 2020). Anak usia dini sangat peka terhadap
stimulus disekitarnya atau yang
diberikan kepadanya. Kebiasaan baik perlu ditanamkan pada anak usia dini. (Parasyanti et al., 2020). Salah satu cara menanamkan kebiasaan baik pada anak dapat
melalui pendidikan
kesehatan menggunakan audiovisual.
��������� Setelah
dilakukan intervensi pendidikan kesehatan mengenai cara mencuci tangan dengan
menggunakan audiovisual didapatkan
hasil yang memuaskan kemampuan anak
mencuci tangan dengan skor atau nilai terendah 8 dan tertinggi mendapat skor 10. Terdapat
peningkatan kemampuan anak untuk mencuci
tangan, hal ini disebabkan anak-anak mendapatkan stimulus pendidikan kesehatan
melalui media audiovisual secara sukarela dan tanpa paksaan. Pemberian
informasi kesehatan atau pendidikan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan,
minat dan kemampuan individu (Suryaningsih, n.d.). �Hasil penelitian dari (Parasyanti et al., 2020) terdapat perbedaan yang signifikan
sebelum prosedur dan sesudah prosedur dalam memberikan pendidikan kesehatan
pada anak dengan menggunakan media pembelajaran berupa video tentang cuci
tangan terhadap kemampuan anak mencuci tangan.
2.
Pengetahuan Cuci Tangan
���������� Menurut
(Wati & Yuniar, 2017) Pengetahuan� adalah proses dari tahu yang terjadi sesudah individu �tersebut melakukan penginderaan terhadap objek
tertentu. Menurut (Saputri & Suryati, 2019) pengetahuan merupakan dampak positif yang timbul dari perilaku seseorang akibat
faktor presdiposisi. Melakukan edukasi kesehatan pada anak-anak dengan
menggunakan media audio visual merupakan hal yang sangat penting, karena ini
sangat menarik bagi anak-anak.
Penyampaikan
informasi kesehatan tentang mencuci tangan dengan sabun menggunakan media
audiovisual akan lebih mudah diterima dan diingat oleh anak-anak (Wati & Yuniar, 2017). Media audiovisual memiliki banyak kelebihan seperti suara,
warna dan gerak, hal ini dapat merangsang stimulus anak dalam belajar, termasuk
membantu anak mengingat peristiwa masa lampau maupun masa kini. Usia dini
merupakan momen yang tepat bagi orang tua menanamkan pentingnya karakter yang
merupakan fondasi bagi anak. Perkembangan otak yang pesat, perlu didukung oleh
stimulus yang positif agar pola pikir anak berkembang secara maksimal, yang ditandai
daya ingat yang baik.
��������� Dalam
hasil penelitian (Saputri & Suryati, 2019) didapatkan hasil sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi penanyangan
video tentang cuci tangan dengan sabun terdapat perbedaan hasil nilai p McNemar
adalah 0.002 pada siswa SDN 10 Kabowo.
Dari hasil penelitian (Saputri & Suryati, 2019) menunjukkan pemberian audiovisual mengenai CPTS memberi
dampak positif,� sebelum intervensi kategori cukup berjumlah 27 orang (36,364%). Hasil intervensi penggunaan
media audiovisual dalam pendidikan kesehatan sangat signifikan dimana sebanyak 44
responden atau 100% memiliki pengetahuan yang baik dalam mencuci tangan. Dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian audio visual tentang CTPS dalam pendidikan
kesehatan pada anak.
3.
Hasil belajar PKN
��������� Hasil
penelitian (Ananda, 2017) menyatakan bahwa pemutaran film (media
audiovisual) merupakan media yang
memiliki dampak positif dalam �meningkatkan daya
ingat para siswa terhadap pengamatan yang disajikan
oleh guru PKN. Selain itu intervensi pemutaran film dengan audiovisual ini
bertujuan membentuk siswa yang bermartabat, berguna bagi masyarakat, memiliki sikap bersaing serta unggul di eranya. Penggunaan media
audiovisual memiliki pengaruh positif
terhadap keberhasilan
siswa dalam pembelajaran PKN. Adapun salah satu materi pembelajaran PKN yaitu menuntut sikap
yang baik dari hasil belajar peserta didik. Peserta
didik perlu mendapatkan contoh dari sikap yang harus ditiru oleh peserta didik,
apabila tidak ada contoh� maka peserta didik akan kesulitan untuk
memenuhi tuntutan pembelajaran dari materi tersebut.
��������� Dari
analisis data hasil penelitian pada jurnal 3 ini ditemukan bahwa� pada siklus II hasil belajar siswa yang telah ditetapkan
BSNP mencapai ketuntasan sebesar 75% untuk ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada siklus I rata-rata kelas yaitu 7,1 (kognitif), 7,8 (afektif) dan 6,4
(psikomotor). Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa
baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar siswa meningkat untuk ranah kognitif �yaitu 8.0, afektif menjadi 8.5 dan psikomotor
menjadi 7.9.
4.
Ketuntasan Belajar IPS
��������� Hasil
penelitian (Hasan, 2016) didapatkan jika media audiovisual adalah media yang tidak hanya
memiliki unsur suara saja namun memiliki unsur �gambar dalam penyajiannya. Untuk mengetahui
adanya pengaruh pada perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan
transportasi pada anak, guru melakukan beberapa pertemuan: Pertemuan pertama
tentang proses belajar dan pertemuan kedua apersepsi mengenai perkembangan teknologi produksi Hasil dari penelitian
pada jurnal 4 ini menunjukkan
ketuntasan dalam belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 20 Banda Aceh
setelah menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran, dengan nilai
ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 65.
5.
Pembelajaran Bahasa Inggris
��������� Hasil
dari penelitian untuk jurnal 6 adalah jumlah siswa yang mengikuti instruksi ini
(2 dan 3) secara akuratatau sebagian meningkat (masing-masing 84% dan 86%). Ini
mungkin karena keakraban siswa dengan jenis tugas (mewarnai), sedangkan
pencocokan adalah tugas yang baru-baru ini dilakukan peserta didik dalam mata
pelajaran. Meskipun demikian, dalam Instruksi 3 dapat dilihat bahwa dua siswa
tidak mengikuti instruksi (14%), yang di antara ketiga instruksi tersebut
adalah persentase tertinggi mengenai nilai ini. Dapat disimpulkan bahwa strategi
pengajaran berbasis bahan audiovisual memiliki perubahan positif pada kinerja
peserta didik dalam meningkatkan kemampuan anak untuk mengikuti instruksi.
��������� Para siswa lebih mudah mempelajari
dan menerima materi
yang disampaikan dengan menggunakan media audiovisual. Alat bantu audiovisual
tidak hanya melayani gaya belajar visual-spasial tetapi juga auditori (Ulloa Salazar & D�az Larenas, 2018). Hasil analisis menunjukkan penggunaan
media audio sangat efektif dalam
membantu siswa kelas V SD belajar bahasa Inggris. Rata-rata hasil belajar sebelum tindakan yaitu (6,69) masuk kategori cukup menjadi (8,31) dengan kategori baik setelah �mendapatkan
intervensi. Dari
penelitian ini menunjukkan semua siswa
(100%) �memiliki persepsi positif terkait pemanfaatan media audio berbasis lagu.
6.
Pengembangan Bahasa Anak
��������� Hasil
penelitian (Thorifah & Umam, 2019) terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audiovisual terhadap kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Mayoritas anak-anak aktif menggunakan media
audiovisual yaitu sebesar 56,53% (22 anak), anak-anak dengan normal aktivitas sebesar 28,83% (12 anak-anak) dan anak-anak dengan rendah aktivitasnya hanya 14,64% (7 anak). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak
26 anak-anak termasuk dalam katagori sangattinggi (VH), 9 anak-anak termasuk dalam kategori tinggi (H),dan 6 anak termasuk dalam Kategori normal (N).
��������� Program
intervensi audio-visual memiliki efek positif pada pemahaman mendengarkan,
kosakata dan perkembangan bahasa anak-anak prasekolah secara keseluruhan.
Program intervensi audio-visual tidak ditemukan secara berbeda mempengaruhi
perkembangan bahasa anak-anak prasekolah pada tingkat status sosial ekonomi
yang berbeda. Pemberian audiovisual tidak hanya meningkatkan kemampuan
pengetahuan anak dalam beberapa mata pelajaran, namun manfaat audiovisual dapat
membantu perkembangan spiritual dan moral anak. Untuk itu para guru perlu
menyiapkan dengan matang, peluang unik dari teknologi modern agar dapat
membentuk anak yang memiliki �Identitas Profesional� (Yazar & Arifoglu, 2012).
��������� Perkembangan
kemampuan anak-anak untuk berbicara dan memahami kata-kata akan mengalami
perubahan yang lebih cepat ketika anak-anak tersebut bersama dengan teman
sekelas atau sebayanya dengan keterampilan bahasa yang lebih baik. Pada
penelitian (Roul, 2014) menemukan bahwa anak-anak memiliki
kesulitan dalam memahami bahasa Inggris formal dan Hindi tetapi menyukai
televisi karena membuat mereka tetap perhatian. Gaya bahasa berada di luar
kompetensi linguistik anak kecil. Gagasan untuk memicu pemahaman bahasa pada
anak-anak dan menemukan bahwa dengan kegiatan pembelajaran bahasa yang
dikonstruksi secara khusus, post-test menunjukkan peningkatan kinerja kelompok
dengan dua pertiga siswa berprestasi ke tingkat penguasaan yang diharapkan.
Selain itu pembelajaran dengan audiovisual lebih menarik dibandingkan dengan
membaca buku, apalagi belajar dengan menggunakan gadget (Sundus, 2018).
7.
Perawatan Gigi pada Kecemasan Anak
��������� Kecemasan
gigi adalah fenomena luas dalam kegiatan klinis harian kedokteran gigi anak,
yang tidak hanya mempengaruhioperasi gigi, tetapi juga pasien dan kesehatan mulut
mereka. Saat ini, intervensi farmakologis dan non-farmakologis digunakan untuk
mengelola kecemasan gigi. Gangguan audiovisual adalah teknik intervensi
non-farmakologis yang mengalihkan perhatian pasien dari rangsangan yang
berbahaya atau tidak menyenangkan (Liu et al., 2019). Dari penelitian jurnal 7 menunjukkan
bahwa penelitian yang menyediakan data untuk meta-analisis menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam versi Wajah Skala Kecemasan
Gigi Anak yang Dimodifikasi antara gangguan audiovisual dan kelompok kontrol
[perbedaan rata-rata = .75,78 (−10,82, - 0,74), P = 0,02] .23,26,28.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan audiovisual selama perawatan gigi dapat
mengurangi kecemasan gigi pada anak-anak secara bermakna.
8.
Pengetahuan Matematika
��������� Dari
hasil penelitian pada jurnal 10, penerapan model pembelajaran dengan
Problem Solving menggunakan
media audiovisual memiliki pengaruh signifikan dalam
meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas V dalam ranah pengetahuan dalam
pelajaran matematika. Keunggulan yang dimiliki dari media audiovisual dalam
pembelajaran Problem Solving yaitu
siswa menjadi lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, serta mudah dipahami.
Karena siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola pikirnya (Adnyani, 2018). Media belajar dengan menggunakan
audiovisual lebih menarik bagi anak terlebih diberikan melalui computer, televisi, proyeksi, radio. Suara dan gambar yang diterima anak menimbulkan
imajinasi dan meningkatkan kreativitas anak (Yazar & Arifoglu, 2012).
9.
Kecemasan pada Anak
��������� Setiap anak merupakan individu yang unik dan tidak bisa
disamakan dengan anak lainnya. Selain itu setiap anak memiliki pola pertumbuhan
dan perkembangan yang unik juga dalam menuju proses kematangan fisik maupun
psikis (Kirono, 2019). Hospitalisasi adalah kondisi karena suatu hal seperti kesehatan yang terganggu
yang mengharuskan anak dirawat di rumah sakit. Hal ini jelas menimbulkan
ketidaknyaman bagi anak (Kirono, 2019).
Anak
akan berespon buruk ketika mendapatkan perlakuan yang membahayakan atau
tindakan yang tidak diinginkan oleh anak, sehingga perlakuan ini akan
menimbulkan rasa takut serta cemas pada anak-anak. Dari hasil penelitian (Kirono, 2019) menunjukkan sebelum diberikan perlakuan
menggunakan distraksi audiovisual sebanyak 2 orang (66,6%) dengan kategori nyeri berat dan 1 orang (33,3%) kategori
nyeri sedang. Setelah mendapat intervensi distraksi dengan audiovisual tingkat
nyeri anak berkurang, 2 orang (66,6%) kategori nyeri ringan dan 1 orang (33,3%)
dengan kategori nyeri sedang.
��������� Walaupun
hasil penelitian ini terdapat penurunan skala nyeri pada anak yang dilakukan
pemasangan infus dari skala berat ke skala sedang, perlu dipertimbangan juga
responden yang diambil jumlahnya lebih banyak sehingga dapat menggambarkan
efektivitas media audiovisual dalam
menurunkan tingkat nyeri pada anak yang dilakukan tindakan invansif pemasangan
infus. Hasil
penelitian dari (Kirono, 2019) penerapan tindakan distraksi dengan menggunakan audio pada
anak yang dilakukan perawatan luka post operasi abdomen memiliki pengaruh yang
signifikan dalam menurunkan ambang nyeri.
10. Kemampuan Toilet Training pada Anak
Retardasi Mental
��������� Menurut
(Faikoh, Alfiyanti, & Nurullita,
2014), retardasi mental merupakan ketidakmampuan seorang anak yang berusia kurang tahun 18
tahun yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkunganya akibat
rendahnya kecerdasaan. Dampak yag timbul pada anak dengan retardasi mental
yaitu kesulitan dalam merawat diri salah satunya adalah toilet training. Adapun
tujuan dari pemberian� media audiovisual
pada anak dengan retardasi mental untuk melatih kemandirian anak.
Hasil penelitian oleh (Faikoh et al., 2014), penggunaan media audiovisual dalam
melatih anak belajar toilet training
atau belajar melakukan buang air besar atau buang air kecil ke toilet secara
mandiri menunjukkan hasil yang
signifikan.
Terdapat hasil yang signifikan antara
sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan media audiovisual dalam hal
melatih kemandirian anak untuk melakukan toilet training. Dimana sebelum
intervensi 50% anak atau (15 orang) masuk kaatogori mampu dan sebagiannya lagi
masuk katagori tidak mampu. Setelah mendapatkan
intervensi, dari sebelumnya 15 responden (59%) anak dengan kemampuan
toileting yang baik, meningkat menjadi 26 responden (86,6%) yang memiliki
kemampuan toileting yang baik. Dapat disimpulkan dengan anak �diberi contoh mengenai cara toileting yang
benar maka anak� akan mudah memahami dan menerapkannya.
11. Tingkat Psikomotor dan Afektif pada Anak
Autis
��������� Autisme
merupakan gangguan otak yang pervasive pada anak yang menyebabkan anak
mengalami ganggauan serta keterlambatan dalam kemampuan kognitif,
imajinasi, berbahasa, berperilaku, serta berkomunikasi dengan orang lain (Migang & Mahardhika, 2018). Metode EAMA (E-Therapy Autism Child with Multimedia Approach) adalah konsep
pembelajaran untuk anak autis dengan menggunakan multimedia (Migang & Mahardhika, 2018). Dampak gangguan otak yang pervasive
pada anak autisme menyebabkan anak autiseme hiperaktivitas, kurang tidur
istirahat, masalah nutrisi dan kurang inisiatif (Migang & Mahardhika, 2018). Kurangnya inisiatif pada anak autis menyebabkan penolakan untuk diajarkan untuk kegiatan yang bersifat rutinitas, kadang anak lebih
menyukai kegiatan yang dianggap baik dan menyenangkan baginya.
��������� Pada
penelitian (Migang & Mahardhika, 2018) ada pengaruh pemberian metode EAMA� dalam merangsang psilomotor anak autis. Terdapat
peningkatan psikomotor pada anak autis menjadi�
p(0,000),0,05
dan Z (-4,899) Sedangkan untuk tingkat afektif analisis diperoleh nilai p(0,000) < 0,05 dengan nilai Z (Z-5,292) yang
menunjukkan adanya pengaruh pemberian metode EAMA pada anak autis. Namun penelitian pada anak
dengan gangguan bicara spesifik atau sering disebut dengan Specific Language
Impairment (SLI)pemberian audiovisual kurang maksimal dalam proses belajar hal
ini disebabkan kesulitan dalam memproses bahasa dan mempersepsikan bicara
audiovisual (Kaganovich, Schumaker, & Rowland,
2016).
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil literature terhadap 13 jurnal tentang pemberian media audiovisual pada
anak dapat disimpulkan bahawa pemberian media
audiovisual memiliki pengaruh positif
dalam perkembangan seorang anak dalam
meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan anak dalam mencuci tangan,
meningkatkan keberhasilan anak dalam belajar
pada beberapa mata pelajaran seperti PKN, IPS, Bahasa
Inggris maupun matematika. Selain itu pemberian media audiovisual efektif menurunkan ambang nyeri pada anak yang dilakukan tindakan invansif, mengurangi kecemasan pada anak selama perawatan
gigi, meningkatkan kemandirian anak dalam hal toilet training, meningkatnya psikomotor pada anak autisme dan meningkatkan kemampuan spiritual dan moral anak.
Pada kasus gangguan bicara pemberian media audiovisual
kurang efektif karena kesulitan dalam memproses dan mempersepsikan bicara.
Namun
dari 13 jurnal yang dibahas hanya 2 jurnal yang menunjukkan� secara bermakna pengaruh audiovisual terhadap
pengurangan kecemasan pada perawatan gigi dan pengaruh kompetensi pengetahuan
matematika siswa kelas V. Namun studi ini menjadi penting untuk mengembangkan
penelitian berikutnya terutama dalam analisis statistik (sesuai dengan design
penelitiannya).
BIBLIOGRAFI
Adnyani, Diah. (2018). Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Media Audio Visual terhadap
Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika. International Journal of
Elementary Education, 2(2), 94�100.
Ananda, Rizki. (2017). Penggunaan
Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa Kelas IV SD Negeri 016 Bangkinang Kota. Jurnal Basicedu, 1(1),
21�30.
Faikoh, Noer Elok, Alfiyanti, Dera, & Nurullita, Ulfa.
(2014). Pengaruh Modelling Media Video Terhadap Peningkatan Kemampuan Toilet
Training Pada Anak Retardasi Mental Usia 5-7 Tahun Di SLB N Semarang. Karya Ilmiah.
Hasan, Hasmiana. (2016). Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Ketuntasanbelajar Ips Materi
Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi Pada Siswa Kelas
Iv Sd Negeri 20 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 3(4).
Kaganovich, Natalya, Schumaker, Jennifer, & Rowland,
Courtney. (2016). Atypical audiovisual
word processing in school-age children with a history of specific language
impairment: an event-related potential study. Journal of Neurodevelopmental
Disorders, 8(1), 33.
Kasman, Nuraini, Kaseng, Syahruddin, Hanafie, St Hawang,
& Daeng, Kembong. (2014). The
Effectiveness of Stimulus to the Language Acquisition of Early Age Child. Journal of Language Teaching &
Research, 5(6).
Kirono, Indung Susilo Sekti. (2019). Pengaruh Distraksi Audiovisual Terhadap Nyeri Saat Pemasangan Infus
pada Pasien Anak di IGD RSUD Bangil. Health Care Media, 3(5),
31�36.
Liu, Yunkun, Gu, Zhiyu, Wang, Yan, Wu, Qi, Chen, Vivian, Xu,
Xin, & Zhou, Xuedong. (2019). Effect
of Audiovisual Distraction on The Management of Dental Anxiety in Children: A
systematic review. International Journal of Paediatric Dentistry,
29(1), 14�21.
Migang, Yena Wineini, & Mahardhika, Ferdinand. (2018). E-Therapy Autism Child With Multimedia
Approach (EAMA) sebagai Intervensi Perubahan Psikomotor dan Afektif pada Anak
Autis. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin,
14(4), 388�394.
Parasyanti, Ni Ketut Vera, Yanti, Ni Luh Gede Puspita, &
Mastini, I. Gusti Agung Ayu Putri. (2020). Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Video Terhadap
Kemampuan Cuci Tangan pada Siswa SD. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, 9(1), 122�130.
Roul, Sushanta Kumar. (2014). Language Development of the Preschool Children: The Effects of an
Audio-Visual Intervention Program in Delhi. International Journal of Instruction, 7(1), 59�74.
Saputri, Afik Achsanti, & Suryati, Suryati. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Audio-Visual terhadap Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CtTPS) Pada Anak
Kelas IV di Mi Jamilurrahman Bantul. Medika Respati: Jurnal Ilmiah Kesehatan,
14(3), 245�254.
Sundus, M. (2018). The
Impact of Using Gadgets on Children.
Journal of Depression and Anxiety, 7(1), 1�3.
Suryaningsih, Chatarina. (2018). The Effect of Health
Education With Audio-Visual Media Over The Ability of Washing Hands in
Preschooler. IOSR
Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS).7(5).
Thorifah, Sri Bintang Anshar Alim, & Umam, Khairul.
(2019). The Influence of Use Audio
Visual Media to Increase The Development of Early Childhood Language. Jurnal
Indria (Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Awal), 4(2).
Ulloa Salazar, Gemalli, & D�az Larenas, Claudio. (2018). Using an Audiovisual Materials-Based
Teaching Strategy to Improve EFL Young Learners� Understanding of Instructions.
How, 25(2), 91�112.
Wati, Nasyrah, & Yuniar, Nani. (2017). Pengaruh Intervensi Penayangan Video
terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun pada
Siswa Sdn 10 Kabawo Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 2(5).
Yazar, Tarik, & Arifoglu, Gokce. (2012). A research of Audio Visual Educational Aids on
The Creativity Levels Of 4-14 Year Old Children As A Process in Primary
Education. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 51,
301�306.