����������� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541 0849
����������� e-ISSN
: 2548-1398
����������� Vol. 2, No 7 Juli 2017
PENINGKATAN
MOTIVASI KERJA GURU MELALUI PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DI Mts. AL-MAIJAH�� GEMULUNG LEBAK KABUPATEN CIREBON
Jasmanto
Pengawas
Madrasah Kabupaten Cirebon
Abstrak
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilaksanakan
di MTs Al-Maijah Gemulung Lebak Kabupaten Cirebin, ditemukan bahwa kinerja guru
relatif rendah. Secara teoritis dinyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi
kinerja guru tidak lepas peran dari kepala sekolah. Penelitian tindakan sekolah
ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu (1)
Perencanaan, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah/ kasus dan merencanakan
kegiatan pembinaan seperti mempersiapkan perangkat pembinaan, membuat alat
evaluasi dan instrumen penelitian. (2) Pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan
pembinaan, (3) Observasi, yaitu pengambilan data tentang proses kegiatan dan
hasil pembinaan. (4) Refleksi, adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil
pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kinerja�� dimana hasil awal mencapai rata-rata :
52,87, hasil siklus I naik yaitu mencapai rata-rata: 61,61 dan pada siklus II
meningkat hingga mencapai rata-rata: 84,87. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa peran
kepemimpinan dapat meningkatkan motivasi kerja guru Mts Al-Maijah Gemulung
Lebak Kabupaten Cirebon.
Kata Kunci: Motivasi Kerja,
Peran Kepemimpinan
Pendahuluan
Kepala madrasah adalah
sumber daya pokok, sebagai titik sentral setiap aktivitas yang terjadi di dalam
sekolah, bagaimanapun seorang pimpinan menjalankan manajemen akan sangat
menentukan apakah tujuan sekolah akan dicapai atau tidak. Umumnya hal ini juga
menentukan bagaimana sekolah itu memimpin pekerja dan pekerjaannya. Kegiatan
dan dinamika yang terjadi dalam sekolah sebagian besar ditentukan oleh cara
Kepala Madrasah dalam memimpin madrasah.
Kepala Madrasah harus
mengutamakan tugas, tanggung jawab dan membina hubungan yang harmonis antara
bawahan dan atasan. Sesungguhnya Kepala Madrasah bertangung jawab dalam
mengarahkan visi serta sumber-sumber daya ke jurusan yang dapat menghasilkan
hal-hal yang laing efektif dan efesien. Dalam hal ini Kepala Madrasah harus
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, bertanggung jawab atas hasil yang
dicapai, tegasnya pemimpin harus bertanggung jawab atas perkembangan dan
kesinambungan madrasah yang dipimpinnya.
Seorang Kepala Madrasah
harus mempunyai keinginan untuk memimpin dan menetapkan standar prestasi yang
lebih besar bagi dirinya sendiri. Kepala Madrasah sebagai seorang pemimpin
harus memiliki gaya kepemimpinan (leadership).
Artinya gaya dalam melakukan tugas-tugasnya. �Pemimpin adalah seseorang yang
menjalankan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta
bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan
(Malayu S. Hasibuan, 2007).
Untuk menjadi seorang
Kepala Madrasah yang sukses dalam mencapai tujuan sekolah harus mempunyai
ketrampilan-ketrampilan tertentu, karena tanpa itu, ia tidak akan berhasil
dengan baik dalam menjalankan tugas-tugasnya. Seorang pemimpin selain harus
mempunyai technical skill dan conceptual skill ia juga harus mempunyai
human skill, yaitu ketrampilan yang
dimiliki dalam bidang kemanusiaan untuk menggerakkan manusia, misalnya untuk
bergaul dengan orang lain, memahami sifat , watak dan karakter seseorang.
Dalam proses
pelaksanaannya kepala madrasah harus mampu menjadi pemimpin yang baik untuk
setiap guru dan staf madrasah yang menjadi bawahannya. Pasalnya, guna
menikmatkan kualitas kerja, pemimpin seyogyanya mampu memberikan motivasi kerja
bagi bawahan.
Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah Rusyan (2000) menyatakan
bahwa: Kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja bagi peningkatan produktivitas
kerja guru dan hasil belajar siswa. Kepemimpinan kepala madrasah harus
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena tanggung jawab kepala madrasah
sangat penting dan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar para siswa, juga
produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala madrasah� dalam arti sampai sejauh mana kepala sekolah
mampu menciptakan kegairahan kerja dan sejauh mana kepala sekolah mampu
mendorong bawahannya untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang
telah digariskan sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar
siswa meningkat.
Sedangkan menurut Nur
Zazin (2011) ada beberapa filosofi kepala madrasah sebagai seorang pemimpin.
Adapun filosofi-filosofi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Ingarso sung tolodo artinya seorang pemimpin
harus mampu memberikan contoh keteladanan.
2.
Ing madya mangun karso artinya seorang pemimpin
harus mampu membangkitkan semangat seluruh staf untuk mengajukan gagasan.
3.
Tut wuri handyani artinya seorang pemimpin harus mampu mewujudkan
program-program serta mendorong dan mendukung setiap staf untuk tampil
mewujudkan kemampuannya
Jika merujuk pada
pembahasan di atas secara jelas penulis menyimpulkan bahwa salah satu peran
vital kepala sekolah selain mengawasi dan mengelola sekolah adalah memberi
motivasi. Pemberian motivasi sendiri harus diberikan kepala madrasah dalam
beberapa kesempatan. Secara umum motivasi adalah rangsangan dan/atau kegairahan
yang muncul dalam diri pegawai untuk meningkatkan kinerjanya (Melayu Hasibuan: 2012).
Dalam pendapat lain Motivasi adalah suatu ketrampilan dalam memadukan
kepentingan guru dengan kepentingan organisasi sehingga-sehingga
keinginan-keinginan guru dapat dipuaskan bersamaan dengan tercapainya
sasaran-sasaran organisasi.
Dalam tulisan ini
peneliti akan membahas tentang bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah
dapat meningkatkan motivasi kerja guru hingga berujung pada peningkatkan
kinerja guru dalam memberi pendidikan pada siswa. Dalam kaitannya dengan
penerangan di atas, kinerja guru sendiri merupakan kegiatan dalam melakukan
sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan
untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan
organisasi (Nanang Fattah: 2000). Sedang anggapan lain
mengungkapkan kinerja adalah salah satu fungsi atau hasil dari peningkatan
motivasi (Veithzal Rivai: 2005).
MTs Al-Maijah Gemulung
Lebak adalah satu dari sekian madrasah yang cukup dipandang di Kabupaten
Cirebon. Kendati demikian, madrasah tersebut masih memiliki pengajar yang
kurang� memenuhi standar. Menurut
pengamatan peneliti, hal tersebut diakibat oleh peran kepala madrasah yang
masih kurang maksimal. Oleh karenanya, pada penelitian ini peneliti mencoba
mengkaji lebih jauh peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan
motivasi kerja pada guru di MTs Al-Maijah Gemulung Lebak Kabupaten Cirebon.
Metode
Penelitian
Penelitian tindakan
sekolah/madrasah ini dilaksanakan di MTs Al-Maijah Gemulung Kabupaten Cirebon.
Penentuan MTs Al-Maijah Gemulung Kabupaten Cirebon. sebagai tempat penelitian
didasarkan kepada pertimbangan bahwa sekolah/madrasah ini merupakan salah satu
sekolah/madrasah binaan yang kinerja�
guru-gurunya dalam kegiatan akademik sebagian besar masih rendah.
Subjek penelitian (populasi)
dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah guru-guru di MTs Al-Maijah
Gemulung Kabupaten Cirebon yang berjumlah 30 orang. Seluruh anggota populasi
dalam penelitian ini digunakan sebagai sampel penelitian (sampling jenuh)
.Objek dalam penelitian tindakan sekolah merupakan solusi yang diberikan oleh
peneliti untuk dilaksanakan dalam PTS. Adapun objek penelitiannya� adalah peningkatan motivasi kerja bagi
guru-guru di MTs Al-Maijah Gemulung Kabupaten Cirebon.
Desain penelitian
berisi rancangan desain yang akan dilaksanakan oleh peneliti.� Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart di mana penelitian tindakan
sekolah terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian ini bersifat kolaboratif di mana kepala madrasah MTs Al-Maijah
Gemulung Kabupaten Cirebon menjadi kolaborator penelitian.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1.
Siklus
I
Tabel 1�
Kinerja Guru MTs Al-Maijah Gemulung
dalam Mengikuti Pembinaan pada Siklus I selama
tiga periode
No |
Aspek yang
diamati |
Analisis Hasil
dicapai |
Ket. |
||||
1 |
2���� 2��������
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan
pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
2 |
Menjawab
pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
3 |
Menyampaikan
pendapat |
|
|
� |
|
|
|
4 |
Memperhatikan
secara aktif |
|
� |
|
|
|
|
5 |
Berdiskusi secara aktif |
|
|
� |
|
|
|
J u m l a h |
12 |
13:25x100% =
52 % |
|||||
Rata-rata |
13 : 5
=� 2,6 = cukup baik |
Dari hasil observasi siklus I pada table diatas
menunjukkan bahwa kinerja guru dalam meningkuti mengikuti pembinaan yang
dilakukan oleh kepala madrasah pada guru MTs Al-Maijah Gemulung Lebak Kabupaten
Cirebon dinilai observer menunjukkan rata-rata 52 % dapat dikategorikan cukup,
seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat,
memperhatikan materi pembinaan, keaktifan guru dalam berdiskusi dinilai
observer menunjukkan kategori Cukup ( 52
%).
Tabel .2
Hasil
Observasi Kinerja Kepala Madrasah
sebagai
Pemimpin dalam Meningkatkan Motivasi Kinerja
Guru Siklus I
selama Tiga Periode
No |
Aspek yang Dinilai |
Ya |
Tidak |
Penilaian |
||||
1 |
� 2 |
3 |
4 |
5 |
||||
|
1.
Aktivitas
mengabsen peserta pembinaan |
� |
|
|
|
� |
|
|
2.
Menyampaikan materi
pembinaan |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
3.
Mempresentasikan informasi |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
4.
Menyampaikan ide/
pendapat |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
5.
Menyusun tata tertib
sekolah, program tahunan, program pendidikan, menyusun organisasi pendidikan
dll |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
6.
Memotivasi guru |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
7. Gaya komunikasi dalam
pergaulan bersama para guru maupun rapat pendidikan |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
8. Bimbingan dan konselinbg
kepada guru yang melanggar tata tertib sekolah |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
9. Perhatian terhadap sarana dan fasilitas Pendidikan |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
10. Perhatian terhadap kesejahteraan
guru |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
11.
Memberikan pengakuan/penghargaan |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
12. Hubungan antara kepala sekolah dengan guru |
� |
|
|
|
� |
|
|
|
J u m l a h |
|
12
x 3 = 36 |
||||||
Rata-rata |
|
36
x 100 : 60 = 60 % |
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer, bahwa
kinerja Kepala Madrasah dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dalam upaya
meningkatkan motivasi kinerja guru pada table di atas dapat dikategorikan Cukup
(45 %).
2.
Siklus
II
Tabel 3�
Kinerja Guru MTs Al-Maijah
Gemulung dalam Mengikuti
Pembinaan
pada Siklus II
selama tiga Periode
No |
Aspek yang
diamati |
Analisis Hasil
dicapai |
Ket. |
||||
1 |
2���� � 2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan
pertanyaan |
|
|
� |
|
|
|
2 |
Menjawab
pertanyaan |
|
|
|
� |
|
|
3 |
Menyampaikan
pendapat |
|
|
|
� |
|
|
4 |
Memperhatikan
secara aktif |
|
|
|
� |
|
|
5 |
Berdiskusi secara aktif |
|
|
|
� |
|
|
J u m l a h |
20 |
19:25x100%
=� 76 % |
|||||
Rata-rata |
19:5=3,8=Baik |
Dari hasil observasi siklus I pada table diatas
menunjukkan bahwa kinerja guru dalam meningkuti mengikuti pembinaan yang
dilakukan oleh para kepala madrasah pada guru pada Siklus II
dinilai observer menunjukkan rata-rata 76 % dapat dikategorikan Baik, seperti
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat,
memperhatikan materi pembinaan, keaktifan guru dalam berdiskusi.
Tabel 4
Hasil
Observasi Kinerja Kepala Madrasah sebagai Pemimpin
dalam Meningkatkan Motivasi Kinerja Guru Siklus II selama
tiga Periode
No |
Aspek yang Dinilai |
Ya |
Tidak |
Penilaian |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||||
|
1.
Aktivitas
mengabsen peserta pembinaan |
� |
|
|
|
|
� |
|
2.
Menyampaikan materi
pembinaan |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
3.
Mempresentasikan informasi |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
4.
Menyampaikan ide/
pendapat |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
5.
Menyusun tata tertib
sekolah, program tahunan, program pendidikan, menyusun organisasi pendidikan
dll |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
6.
Memotivasi guru |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
7. Gaya komunikasi dalam
pergaulan bersama para guru maupun rapat pendidikan |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
8. Bimbingan dan konselinbg
kepada guru yang melanggar tata tertib sekolah |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
9. Perhatian terhadap sarana dan fasilitas pendidikan |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
10. Perhatian terhadap
kesejahteraan guru |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
11. Memberikan
pengakuan/penghargaan |
� |
|
|
|
|
� |
|
|
12. Hubungan antara kepala sekolah dengan guru |
� |
|
|
|
|
|
� |
|
J u m l a h |
|
(11x4)+(1x5) = 49 |
||||||
Rata-rata |
|
49x100
: 60� = 81,67 % |
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer, bahwa
kinerja Kepala Madrasah dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dalam upaya
meningkatkan motivasi kinerja guru pada table di atas dapat dikategorikan Baik
sekali (86,6%).
B.
Pembahasan
Dalam pembahasan
ini ada dua hal penting yang menjadi catatan, pertama; motivasi kerja guru meningkat setelah adalah
drive/dorongan dari luar (kepala madrasah) dan yang kedua; motivasi kerja yang meningkat berdampak pada peningkatan
kinerja guru. Hasil empirik ini menunjukkan bahwa guru-guru di locus penelitian
membutuhkan dorongan secara kontinyu oleh kepala madrasah sebagai pemimpin.
Dorongan tersebut selanjutkan akan berkontribusi dalam menumbuhkan budaya
akademik yang tinggi di mana kesadaran tupoksi dan bekerja sebagai sebuah
pengabdian (learning is service) akan meningkat. Kebutuhan akan adanya motivasi
ekstrinsik secara kontinyu menunjukkan bahwa pada dasarnya guru-guru di locus
penelitian lemah secara instrinsik. Hal ini peneliti prediksi karena minimnya
salary yang diterima, locus madarasah yang berada di desa sehingga kompetitor
minim, dan merasa pada kondisi jumud. Dari kondisi faktual tersebut dibutuhkan
peran kepemimpinan kepala madrasah yang heroik dan senantiasa memotivasi guru
dalam bekerja.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan terbukti, yaitu peran
kepemimpinan kepala madrasah yang baik�
dapat membangkitkan semangat kinerja para guru dalam menjalankan tugas
pembelajaran. �
BIBLIOGRAFI
Fattah, Nanang,. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah, Strategi
Pemberdayaan Sekolah dalam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah.
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Hasibuan,
S. Melayu. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan 9. Jakarta: PT Bumi Aksara
______________.
2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
16. Jakarta: PT Bumi Aksara
Rivai, Veithzal, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, dari� Teori ke Praktik. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Tabrani,
A. Ruslan, dkk. 2000. Kemampuan Dasar
Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Zazin,
Nur. 2011. Gerakan Menata Mutu Pendidikan:
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.