Review Jurnal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
�
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
�Vol. 5, No.
10, Oktober 2020
PENGARUH
KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION PEGAWAI
BPK
Imron Khakim,
Hardi warsono dan Ida Hayu D. M.Dwimawanti
Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang Jawa
Tengah, Indonesia
Email: [email protected],, �
[email protected] dan , [email protected].
Abstractk
One of the
problems faced by Badan Pemeriksa �Keuangan (BPK) is
the high turnover rate of their employees,
which is thought to be closely related to the organizational commitment and job
satisfaction of the employees.
Related to this, this study aims to analyze how the influence of organizational
commitment and job satisfaction of BPK employees on the turnover
intention of BPK employees. This type of research is a correlational study which
organizational commitment and job satisfaction as
independent variable and turnover
intention as
dependent variable.
This
research was conducted with a quantitative approach.
This study used 331 BPK employees as respondents who were taken randomly by
means of random sampling. Data collection was carried out by distributing
questionnaires directly to respondents. The data analysis technique used to
test the hypothesis is
multiple linear regression method so that the direction of the relationship
between the independent variable and the dependent variable can be determined.
The results
showed that the research model has an Adjusted R Square of 0.563, which means
that this
regression model can explain the effect of organizational commitment and job
satisfaction on turnover intention by 56.3% while the remaining 43.7% is
explained by other factors.
From the results of
this study it was found that organizational commitment has a negative effect on
the turnover intention of BPK employees. In line with these findings, job
satisfaction also has a negative effect on the turnover intention of BPK
employees. In addition, it was also found that organizational commitment and job
satisfaction together negatively affect the turnover intention of BPK
employees.This stdy aim to analyze the corelation between
organizational commitment, job satisfaction and turnover intention. The
responden of this study were 331 BPK employees taken by random sampling. Data
collection is done by distributing questionnaires. Data were analyzed by
multiple linear regression methods. The results showed that organizational
commitment and job satisfaction both directly and collectively had a negative
effect on turnover intention.
Kata
kuncieywords: Organizational Commitment; Job Satisfaction;
Turnover Intention
Abstrak
Salah satu masalah yang dihadapi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah tingginya tingkat turnover pegawai BPK yang diduga berkaitan erat dengan komitmen
organisasional dan kepuasan
kerja pegawai BPK. Tujuan penelitian ini adalah Terkait dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja �pegawai BPK terhadap turnover intention pegawai BPK. Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan variable independen komitmen organisasional dan kepuasan kerja serta variable dependen turnover intention.
Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif. Responden penelitian Penelitian ini menggunakanini responden sebanyak 331 pegawai BPK yang diambil secara acak dengan cara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Teknik analisis Ddata yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah �dianalisis dengan metode regresi linear berganda sehingga akan dapat �ditentukan arah hubungan antara
variable independen terhadap
variable dependen.. �
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penelitian memiliki Adjusted R Square sebesar
0,563 yang berarti bahwa
model regresi ini dapat menjelaskan pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention
sebesar 56,3% sedangkan sisanya sebesar 43,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa
komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention pegawai
BPK. Sejalan dengan temuan tersebut, kepuasan kerja juga berpengaruh negatif terhadap turnover
intention pegawai BPK. Selain
itu ditemukan pula bahwa komitmen organisasional dan kepuasan kerja secara bersama-sama
berpengaruh negatif terhadap turnover intention pegawai
BPK.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasional �
dan kepuasan kerja baik secara langsung maupun
secara bersama berpengaruh negatif terhadap turnover intention.
Kata kunci: Komitmen Organisasional; Kepuasan Kerja; Turnover
Intention.
Pendahuluan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan salah satu
lembaga tinggi negara yang mempunyai fungsi utama sebagai pemeriksa keuangan
negara. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, salah satu aset penting yang
dimiliki BPK adalah sumber daya manusia, dimana keberhasilan BPK dalam
menjalankan fungsinya sebagai institusi pemeriksa keuangan negara ditentukan
oleh kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
Terkait dengan hal tersebut, salah satu masalah yang
dihadapi BPK adalah tingginya tingkat turnover
pegawai BPK. Sebagai lembaga
negara, pegawai BPK berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang dianggap sebagai salah
satu pekerjaan idaman.
(Widhyharto, 2008).
Selain itu juga jarang ditemukan PNS
yang melakukan turnover.
Tidak seperti organisasi sektor privat, BPK yang
merupakan intansi pemerintah tidak leluasa untuk merekrut pegawai baru. Di
sisiDalam hal
ini
lain, BPK akan memerlukan biaya yang tidak
kecil untuk melakukan rekrutmen pegawai baru untuk mengganti pegawai yang telah
pergi. Selain itu, hasil dari kegiatan rekrutmen tersebut tidak dapat langsung
dimanfaatkan dan tentu saja memiliki kualitas yang berbeda dengan pegawai yang
telah pergi. Pegawai hasil rekutmen tersebut memerlukan pendidikan dan
pelatihan untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Menurut (Jones, (1997)
dalam (Valerie O Kerr, 2005) dan (Hom et al. (1992) dalam Heijden et al. (2018) �mengemukakan bahwa turnover
intention merupakan mayoritas awalan dan yang paling kuat dalam perilaku
turnover aktual. Sedangkan (Somers, �(1999 ) pada
(Valerie O
Kerr, 2005) mengemukakan
bahwa turnover intention merupakan prediktor tunggal dari turnover aktual.
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan bahwa turnover intention diantaranya dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain komitmen organisasional (Ahmed & Hidayat, 2015; Hersusdadikawati, 2004; I
Nyoman Sudiata, 2015; Tarigan & Ariani, 2015; Labrague et
al. 2018; Christopher et al. 2018;
Melky, 2015) dan kepuasan
kerja (Ahmed & Hidayat, 2015; Dole & Schroeder,
2001; Groeneveld, 2011; I Nyoman Sudiata, 2015; Sweeney & Boyle, 2005;
Labrague et al. 2018; Christopher
et al. 2018) dan kepuasan
atas gaji (I
Nyoman Sudiata, 2015; Mohammed, et al. 2017;
Devi dan Sudibia, 2015). Sebagai catatan, penelitan-penelitian tersebut
dilaksanakan pada organisasi sektor privat, yang tentu saja memiliki
karakteristik yang berbeda dengan organisasi sektor publik terutama
instansi pemerintah. Untuk
itu masih perlu dibuktikan apakah hasil penelitian-penelitian tersebut juga
berlaku pada organisasi sektor publik, dalam hal ini adalah BPK. Dengan
disesuaikan pada karakteristik dan kondisi BPK maka variabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah komitmen organisasional dan kepuasan kerja sebagai
variabel independen dan turnover intention sebagai variabel dependen.
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen
organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pegawai
BPK. Secara
teoritis penelitian ini akan memberikan manfaat untuk memperkaya pegetahuan
terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention terutama pada
organisasi sektor publik. Secara
praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi BPK dalam menyusun strategi dan
kebijakan dalam manajemen sumber daya manusia agar dapat menekan tingkat
turnover pegawainya.
Komitmen dipandang
sebagai kecenderungan untuk terlibat secara konsisten dalam suatu aktivitas
berdasarkan pemahaman atas konsekuensi apabila aktivitas tersebut dihentikan �(Becker, 1960 dalam (Allen & Meyer, 1990). Menurut (Steven P Robbins dan Timothy A Judge., 2015) komitmen
organisasional adalah usaha melibatkan diri dalam perusahaan dan tidak ada
keinginan untuk meninggalkannya. Sedangkan Handoko (2008) menjelaskan bahwa
komitmen organisasional adalah tingkatan dimana seorang pekerja
mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan-tujuannya dan
berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalma organisasi.
Selanjutnya (Allen & Meyer, 1990) berpendapat bahwa komitmen organisasional adalah
keadaan seorang anggota organisasi yang mempunyai keterkaitan oleh
organisasinya. (Allen & Meyer, 1990) mengemukakan bahwa komitmen organisasional terdiri
dari tiga aspek yaitu antara lain (1) komitmen aferktif, terjadi apabila
karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional,
(2) komitmen berkelanjutan, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu
organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lainnya, atau
karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lainnya, dan (3) komitmen
normatif, timbul dari nilai-nilai diri karyawan, yang bertahan menjadi anggota
organisasi karena ada kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan
hal yang memang seharusnya dilakukan.
Ketiga aspek tersebut
lebih merupakan komponen dari komitmen organisasional yang dapat dibedakan
antara satu dengan lainnya, bukan merupakan jenis dari komitmen organisasional.
Pekerja dengan komitmen afektif yang kuat tetap mengabdi kepada organisasi
karena mereka ingin melakukannya, pekerja dengan continuance commitmnt yang
kuat tetap mengabdi pada organisasi karena mereka perlu untuk melakukannya,
sedangka pekerja dengan normative commitment yang kuat tetap menagabdi pada
organisasi karena mereka merasa itu hal yang seharusnya.
Apabila ketiga kondisi
komponen komitmen organisasional tersebut merefleksikan kondisi psikologi yang
berbeda, maka dimungkinkan untuk dilakukan pengukuran yang mandiri atas ketiga
kondisi tersebut.� Untuk mengukur komitment
organisasional, Meyer, Allen, dan Smith (1993) dalam (Wang, 2006) telah mengembangkan instrumen yang disebut dengan Three Component Model (TCM) Employee
Commitment Survey. Tiap-tiap komponent terdiri dari enam pernyataan untuk
menggambarkan tiap-tiap komponen komitment organisasional.
A.
Kepuasan kerja
Beberapa ahli
memberikan definisi tentang kepuasan kerja. Lock (dalam (Sopiah, 2008) menyatakan
bahwa kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif
atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian suatu pekerjaan atau pengalaman
kerja. Mathis dan Jacson (dalam (Sopiah, 2008) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi pengalaman
kerja. Menurut (Steven P Robbins dan Timothy A Judge., 2015)� menyatakan
bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap
pekerjaannya. Sedangkan Hasibuan (2005) medifinisikan
kepuasan kerja sebagai sikap emosional yang menyenangi dan mencintai
pekerjannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan kinerja.
Spector (1994) dalam (Wang, 2006) mengemukakan bahwa kepuasan kerja seseorang dapat
dilihat dengan indikator-indikator antara lain promosi, supervisi, penghasilan
tambahan, imbalan kontinjensi, kondisi kerja, rekan kerja, karakteristik
pekerjaan, dan komunikasi.
A.
Turnover
Intention
Mobley et al., (1978)
dalam (Valerie O Kerr, 2005) mengartikan turnover
intention sebagai keinginan untuk meninggalkan organisasi yang dilakukan
secara sadar dan disengaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara turnover
intention dan perilaku turnover
aktual (Bluedom,� 1982; Horn,
Caranikas-Walker, Prussia, & Griffeth,�
1992; Michaels & Spector,�
1982; Mobley et al.,� 1978; Mobley
et al.,� 1979; Parasuraman,� 1989; Price & Mueller,� 1981; Williams & Hazer,� 1986) dalam (Valerie O Kerr, 2005). Jones (1997) dalam (Valerie O Kerr, 2005) mengemukakan bahwa turnover intention merupakan mayoritas awalan dan yang paling kuat
dalam perilaku turnover aktual.
Sedangkan Somers (1999) pada (Valerie O Kerr, 2005) mengemukakan bahwa turnover intention merupakan prediktor tunggal dari turnover aktual.
Mobley et, all. (1978)
dalam (Wang, 2006) merumuskan tahapan-tahapan kognitif yang dialami
individu sebelum meninggalkan pekerjaanya yaitu pemikiran untuk keluar,
pencarian alternatif pekerjaan, dan niat untuk keluar. proses turnover dimulai sejalan dengan
meningkatnya ketidakpuasan dari karyawan tersebut terhadap pekerjaannya,
sehingga pilihan untuk berhenti dari pekerjaanya turut meningkat. Model
tersebut menunjukkan bahwa tahapan kognitif dimulai pada saat individu mulai
berfikir untuk berhenti dari pekerjaannya. Hal ini melibatkan penilaian antara
hal-hal yang diharapkan dari pekerjaannya yang baru dengan harga yang harus
dibayar jika meninggalkan pekerjaannya sekarang.
Selanjutnya apabila
individu menemukan bahwa terdapat peluang untuk mendapatkan alternatif
pekerjaan lain yang lebih memuaskan, maka pencarian untuk pekerjaan baru
dimulai. Hal ini melibatkan penilaian karyawan terhadap pendapat atau tidak
diterimanya pekerjaan tersebut.
Jika satu atau
beberapa alternatif pekerjaan lain telah ditemukan, maka alternatif-alternatif
tersebut akan dibandingkan dengan pekerjaan saat ini. Selanjutnya tahapan
kognitif karyawan akan berlanjut pada tahp intensi karyawan tersebut untuk
meninggalkan pekerjaan (intention to quit).
Dalam hal ini intention to quit
merupakan kelanjutan dari dua tahapan kognitif yang medahuluinya yaitu berfikir
untuk berhenti dari pekerjaan dan pencarian alternatif pekerjaan. Ketika
karyawan memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaan, karyawan tersebut akan
mengambil keputusan apakan tetap bertahan atau meninggalkan pekerjaannya saat
ini.[WU1]
Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan
adalah:
1)
H1�������� : ��������� Komitmen
organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention
pegawai BPK�
1)
H2�������� : Kepuasan kerja berpengaruh negatif
terhadap turnover intention
1)
H3�������� : Komitmen organisasional dan Kepuasan
kerja secara bersama � sama berpengaruh negatif terhadap turnover intention.
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat
disajikan pada gambar berikut:
Metode Penelitian
A. Populasi dan Penentuan
Sampel
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menguji pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pegawai BPK. Variabel yang digunakan sebagai variabel independen adalah komitmen organisasional dan kepuasan kerja, sedangkan variabel dependennya adalah turnover intention. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai BPK. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 331 orang.
A.
Definisi Operasional
Variabel turnover intention diukur dengan menggunakan indikatorindicator �menurut Mobley dalam (Wang,
2006) yang terdiri
dari tiga indikator yaitu pemikiran untuk keluar, pencarian alternatif pekerjaan, dan niat untuk keluar.
Sedangkan variabel komitmen organisasional diukur dengan menggunakan
Three Component of Model of Organizational
Commitment yang dikembangkan oleh Meyer, Allen,
dan Smith (1993) dalam (Wang, 2006) dengan tiga indikator yaitu skala komitmen afektif, skala komitmen keberlanjutan, dan skala komitmen normatif. Untuk selanjutnya variabel kepuasan kerja diukur dengan menggunakan
Job Satisfaction Survey (JSS) yang dikembangkan oleh (Beer, Spector, Lawrence, Quinn-Mills, & Walton,
1984) dengan delapan indikator yaitu promosi, supervisi, penghasilan tambahan, imbalan kontinjensi, kondisi kerja, rekan kerja, karakteristik
pekerjaan, dan komunikasi. Ketiga variabel tersebut diukur menggunakan skala linkert lima, dari 1 (sangat tidak setuju)
s.d. 5 (sangat setuju).
A.
Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2������������������������������������������������������ (1)
Keterangan:
Y�� = tunover intention
X1 = komitmen organisasional
X2 = kepuasan kerja
a �� = konstanta
��� b ��� = koefisien regresi
Hasil dan Pembahasan
Hasil uji regresi linear berganda sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 berikut:
Tabel 1
Koefisien Determinasi
Model Regresi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.752a |
.565 |
.563 |
.23707 |
Tabel 2
Uji Hipotesis Anova
Model Regresi
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
23.987 |
2 |
11.994 |
213.405 |
.000b |
Residual |
18.434 |
328 |
.056 |
|
|
|
Total |
42.421 |
330 |
|
|
|
Tabel 3
Koefisen Pengaruh
Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.283 |
.438 |
|
23.464 |
.000 |
Komitmen Organisasional |
-.983 |
.112 |
-.455 |
-8.744 |
.000 |
|
Kepuasan Kerja |
-.901 |
.132 |
-.356 |
-6.832 |
.000 |
Dari Tabel 2 di atas
diketahui bahwa model regresi mempunyai nilai F = 213,405 dan nilai Sig.
= 0.000 dengan demikian
model regresi dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. Sedangkan dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square = 0,563 yang berarti bahwa variabel yang digunakan pada model regresi ini dapat menjelaskan
pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention sebesar
56,3% sedangkan sisanya sebesar 43,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa komitmen organisasional dan kepuasan kerja secara bersama-sama
memberikan pengaruh negatif terhadap turnover intention diterima.
1.
Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention
Dari Tabel 3 diketahui bahwa pengaruh komitmen organisasional terhadap turnover intention memiliki koefisien sebesar -0,983 dengan nilai Sig. = 0,000. Dengan demikian Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention pegawai BPK diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari (Ahmed & Hidayat, 2015; I Nyoman Sudiata, 2015; Tarigan & Ariani, 2015) yang menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Menurut (Tarigan & Ariani, 2015) menyatakan bahwa karyawan dengan komitmen organisasional yang tinggi dapat dipastikan bahwa mereka akan tetap bekerja dan tetap di dalam organisasi. Karyawan yang berkomitmen akan merasa bahwa mereka memiliki organisasi dan pada gilirannya, mereka cenderung tidak meninggalkan organisasi. Selanjutnya (Meyer & Allen, 1991) �menjelaskan bahwa pegawai dengan komitmen afektif yang kuat tetap mengabdi kepada organisasi karena mereka ingin melakukannya, pekerja dengan komitmen berkelanjutan yang kuat tetap mengabdi pada organisasi karena mereka perlu untuk melakukannya, sedangkan pekerja dengan komitmen normatif yang kuat tetap mengabdi pada organisasi karena mereka merasa itu hal yang seharusnya.
2.
Pengaruh Kepuasan Kerja Tehadap Turnover Intention
Dari Tabel 3 diketahui bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention memiliki koefisien sebesar -0,901 dengan nilai Sig. = 0,000. Dengan demikian Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention pegawai BPK diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari (I Nyoman Sudiata, 2015) yang menyatakan bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Penelitian yang dilakukan (Ahmed & Hidayat, 2015; Dole & Schroeder, 2001; Sweeney & Boyle, 2005) juga menunjukkan hasil yang sejalan yaitu kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif terhadap turnover intention.
Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat (Mobley, 2011) pada Nayaputera (2011) yang
menyatakan bahwa kecenderungan untuk keluar dari organisasi
berhubungan negatif dengan kepuasan kerja. Hal ini bisa diartikan bahwa dalam kondisi
kepuasan kerja yang tinggi, seorang pegawai akan memiliki
niat untuk meninggalkan organisasi yang rendah, dan sebaliknya pada kondisi kepuasan kerja yang rendah, maka niat untuk
meninggalkan organisasi akan semakin besar.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention tidak
hanya terjadi pada organisasi privat, tetapi juga pada instansi pemerintah, dalam hal ini
adalah BPK. Penelitian ini memperkaya pegetahuan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention yang selama
ini berfokus pada organisasi privat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instansi pemerintah
juga perlu untuk mengelola sumber daya manusianya dari aspek komitmen
organisasional dan kepuasan
kerja sehingga tidak terjadi turnover yang tidak diharapkan. Temuan ini dapat
menjadi tambahan wawasan dan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan pejabat pengelola SDM instansi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang dapat
meningkatkan komitmen organisasional dan kepuasan kerja pegawainya.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh
komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pegawai
BPK. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa komitmen organisasional
berpengaruh negatif terhadap turnover intention pegawai BPK. Sejalan dengan
kondisi tersebut, kepuasan kerja juga berpengaruh negatif terhadap turnover
intention pegawai BPK. Selain itu ditemukan pula bahwa komitmen organisasional
dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap turnover
intention pegawai BPK. Dengan demikian semakin tinggi komitmen organisasional
dan kepuasan kerja pegawai BPK maka turnover intention akan semakin renda.
�Hal ini memiliki
arti bahwa semakin tinggi kepuasan kerja pegawai BPK maka tingkat turnover
intention pegawai tersebut akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah
kepuasan kerja pegawai BPK akan diikuti dengan meningkatnya turnover intention.
Dari hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa untuk menurunkan tingkat
turnover intention pegawainya, BPK dapat melakukan langkah-langkah dengan cara
mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan tingkat komitmen
organisasional pegawainya.
Ahmed, Mashal, & Hidayat, Irfan.
(2015). Determinants Of Employees Turnover Intention: A Case Study Of The Islamia
University Of Bahawalpur. African Journal of Business Management, 9(17),
615�623.
Allen, Natalie J.,
& Meyer, John P. (1990). The measurement and antecedents of affective,
continuance and normative commitment to the organization. Journal of
Occupational Psychology, 63(1), 1�18.
Beer, M., Spector, B., Lawrence, P. R.,
Quinn-Mills, D., & Walton, R. E. (1984). Bernardin, HJ (2007). Human
Resource Management: An Experiential Approach. New York: McGraw-Hill.
Christopher S. Anne et
al. (20187). Factors
Influencing Turnover In Genx Nurses: Results Of An Australian Survey. Collegian, Volume 25(, Issue 2), April 2018,,
Pages 217-225.
Devi NLMS. dan Sudibia
GA. (2015). Analisis Pengaruh Job Insecurity dan Kompensasi Finasnsial Terhadap
Kepuasan Kerja dan Turnover Intention (studi pada Karyawan Kontrak di Bali
Dynasty Resort). E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol. 4, 2015:1047-1066.
Dole, Carol, & Schroeder, Richard G.
(2001). The Impact Of Various Factors On The Personality, Job Satisfaction And
Turnover Intentions Of Professional Accountants. Managerial Auditing Journal.
Groeneveld, Sandra. (2011). Diversity And
Employee Turnover In The Dutch Public Sector. International Journal of
Public Sector Management.
Hersusdadikawati, Endang. (2004). Pengaruh
Kepuasan Atas Gaji Terhadap Keinginan Untuk Berpindah Kerja, Dengan Komitmen
Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Shull empiris pada Dosen Akuntansi
Perguruan Tinggi Swasta Jawa Tengah). Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro.
Heijden, Beatrice
I.J.M.Van der, et al. (2018). Job Characteristics
And Experience As Predictors Of Occupational Turnover Intention And
Occupational Turnover In The European Nursing Sector. Journal
of Vocational Behavior Volume 108, October 2018, Pages
108-120.
I Nyoman Sudiata. (2015). Pengaruh Kepuasan
Gaji, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention (Studi
Kasus Pada Bidan Praktek Swasta Di Kabupaten Sleman). EFEKTIF - Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi, 6(1), 89�99.
Labrague, Leodoro J.
et al. (2018). Organizational Commitment And Turnover Intention Among Rural
Nurses In The Philippines: Implications For Nursing Management. International
Journal of Nursing Sciences 5 (2018) 403e408.
Labrague, Leodoro J.
et al. (2018). Factors Influencing Turnover Intention Among Registered Nurses
In Samar Philippines. Applied
Nursing Research 39 (2018) 200�206
Melky,
Yosua (2015). Hubungan Kepuasan Kerja
Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Intensi Pindah Kerja (Turnover Intention) Karyawan PT Rejeki Abadi Sakti Samarinda. E-journal
Psikologi, 2015, 3 (3): 694-707
Meyer, John P., & Allen, Natalie J.
(1991). A Three-Component Conceptualization Of Organizational Commitment. Human
Resource Management Review, 1(1), 61�89.
Mobley, W. H. (2011). Pergantian
Karyawan: Sebab-Akibat dan Pengendaliannya, Cet. 1: PT. Gramedia: PPM Dan Bisnis,
2030.
Mohamed, Ahmed A;
Mohamad, Mohamad Saad; Awad, Ahmed E. (2017). The Relationship
Between Pay Satisfaction and Turnover Intention in Egypt. Journal
of Competitiveness Studies; Indiana Vol. 25, Iss. 1,� (2017): 65-79.
Nayaputera, Yatna.
(2011). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Intensi Turnover Customer Service Employee di PT. Plaza Indonesia
Realty Tbk. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sopiah. (2008). Perilaku
Organisasional. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Steven P Robbins dan Timothy A Judge.
(2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sweeney, Breda, & Boyle, Brid. (2005). Supervisory
Actions, Job Satisfaction and Turnover Intentions of Irish Trainee Accountants.
Irish Accounting Review, 12(2).
Tarigan, Veronica, & Ariani, Dorothea
Wahyu. (2015). Empirical study relations job satisfaction, organizational
commitment, and turnover intention. Advances in Management and Applied
Economics, 5(2), 21.
Valerie O Kerr. (2005). Influence of
Perceived Organization Support, Organizational Commitment, and Professional
Commitment on Turnover Intention of Healthcare Professionals in Jamaica. Disertasi
Program Doktor Novasouthern University.
Wang, Chin Chih. (2006). Pay Satisfaction,
Job Satisfaction, Organizational Commitment And Turnover Intention In Taiwan
Banking.:
Structural Equation Modeling. Tesis, Lynn University Florida.
Widhyharto, Derajad S.
(2008) Menakar Perilaku Profesional
Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Aparatur Birokrasi. Jurnal Kebijakan
Dan Manajemen PNS Vol. 2 No. 1. Pusat
Pengkajian Dan Penelitian Kepegawaian BKN.
|
|
|
|
REKOMENDASI REVIEWER
V
Diterima
Diterima
dengan syarat revisi
Ditolak
*isi
kolom rekomendasi dengan √ (Ceklist)
[WU1]Tidak perlu memasukan kajian teori