Syntax Literate
: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 5, No. 10, Oktober 2020
MASASE KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI LANSIA
Ade Tedi Irawani
dan Yuyun Wahyu Indah Indriani
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) YPIB Majalengka Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
dan [email protected]
Abstract
This study aims to
determine the effect of foot masase on the reduce in
blood pressure among the elderly (aged 60-69 years) with hypertension at Maja
Community Health Center unit, Majalengka in 2020.
This was a quasy experimental study with one group
pre test-post test design. The samples in this study were elderly people with
hypertension at Maja Community Health Center unit, Majalengka
District as many as 15 people. This study was conducted on April27-June26,
2020. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution
of central tendency; normality test and bivariate analysis using paired sample
t-test. The results showed that the mean systolic blood pressure among the
elderly with hypertension before foot massage was 176.7 mmHg and the mean
diastolic blood pressure among the elderly with hypertension before foot
massage was 102.0 mmHg. The mean systolic blood pressure among the elderly with
hypertension after foot massage was 148.7 mmHg and the mean diastolic blood
pressure among the elderly with hypertension after foot massage was 85.3 mmHg.
There was an effect of foot massage on the decrease in blood pressure among the
elderly (aged 60-69 years) with hypertension at Maja Community Health Center
unit, Majalengka in 2019 (systolic p value=0.001 and
diastolic p value=0.000). Health workers should provide counseling on
non-pharmacological method that is easy and safe to reduce blood pressure among
elderly with hypertension by foot massage, motivate the elderly and family to
maintain their diet, rest and exercise and control their blood pressure to
health workers regularly.
Keywords: Foot
Masase Kaki; Hypertension; Elderly
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak masase kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi lansia (umur 60-69 tahun) di UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020. Jenis penelitian ini quasy eksperiment dengan desain one group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ialah lansia penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Maja
Kabupaten Majalengka sebanyak 15 orang. Waktu penelitiannya pada tanggal 27 April�26 Juni tahun 2020. Analisis
datanya terkait analisis univariat dengan distribusi frekuensi tendensi sentral, uji normalitas serta analisis bivariat dengan uji t berpasangan (paired
sample t-test). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa rata-rata tekanan
darah sistolik pada lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 176,7 mmHg serta
rata-rata tekanan darah diastolik pada lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 102,0 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistolik
pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 148,7 mmHg dan rata-rata tekanan
darah diastolik pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 85,3 mmHg. Ada dampak masase kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia (usia 60-69
tahun) penderita
hipertensi di UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (r sistolik
= 0,001 dan r diastolik 0,000). Petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara non farmakologis yang mudah dan aman untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia yang hipertensi yaitu dengan cara
masase kaki, memotivasi lansia dan keluarga untuk menjaga pola
makan, istirahat dan olahraga serta melakukan pengontrolan tekanan darah kepada
petugas kesehatan dengan teratur.
Kata kunci: Masase Kaki; Hipertensi; Lansia
Pendahuluan
Hipertensi diartikan sebagai tekanan
darah yang meningkat pada sistolik lebih 140 mmHg sedangkan diastoliknya lebih
dari 90 mmHg dan ini dilakukan
di dua kali pengukuran dalam kondisi pasien tenang dengan jarak waktu lima menit (Kemenkes RI, 2019). Faktor yang mempengaruhi hipertensi
pada seseorang salah satunya
yaitu usia sehingga hipertensi pada usia lanjut apabila
tidak memperoleh penanganan yang baik akan menimbulkan komplikasi pada usia lanjut tersebut seperti Struke, Gagal Ginjal dan jantung Koroner (Potter dan Perry, 2015).
Di dunia memperkirakan kasus hipertensi mencapai angka 1 miliar, serta 2/3 diantaranya berada dinegara
berkembang.
Pasien hipertensi
dewasa di dunia sebanyak 972 juta (26%) orang. Angka
tersebut terus meningkat tajam, dan pendeita hipertensi
pada dewasa diperkirakan tahun 2025 yakni 29% orang (WHO, 2017). Di Indonesia sendiri angka hipertensi sangat tinggi, yakni 31,7% dari total jumlah
penduduk lansia (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Data hipertensi di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 mencapai 57,5%
dan sebagian besar berakhir pada penyakit jantung sejumlah 40-60% atau stroke sejumlah 15-30%. Data Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka tahun 2018, jumlah penduduk yang mengalami hipertensi
tercatat sebanyak 137.857 orang (37,87%) dari jumlah penduduk sejumlah 851.887 orang. Adapun jumlah
kasus hipertensi pada lansia paling banyak berada di UPTD Puskesmas Maja
yaitu sejumlah 483 lansia (42,0%) dari jumlah lansia sebanyak
912 orang.
Dalam
pelayanan kesehatan tindakan kuratif pada penatalaksanaan hipertensi dianggap sangat efektif karena kegiatan penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk pengobatan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, ataupun pengendalian kecacatan supaya kualitas penderita bisa terjaga semaksimal mungkin (S S Sunaryati,
2014). Penatalaksanaan hipertensi
bisa dilaksanakan dengan farmakologi atau non farmakologi. Pada
penatalaksanaan farmakologi biasanya penderita hipertensi harus mengkonusmi obat-obatan setiap hari sehingga penderita hipertensi
obat tersebut dapat menyebabkan
ketergantungan dan efek samping yakni seperti batuk, insomnia,
pusing, kelelahan, sakit kepala, lemas, mual (Harvey
dalam
Yumni, 2018). Hal tersebut
dipertegas dengan fakta bahwa mayoritas penderita hipertensi
lebih konsumtif terhadap obat�obatan
anti hipertensi serta
mengesampingkan terapi komplementer maupun non
farmakologis (Kowalski, 2010 dalam Yumni, 2018). Berdasarkan telaah literatur, terdapat berbagai terapi Komplementer atau
non
farmakologis yang disarankan sebagai terapi pendamping terapi medis. Beberapa terapi yang dapat
diterapkan pada penderita hipertensi diantaranya adalah relaksasi pernapasan,
jalan santai, masase kaki dan meditasi (Lindquist,
Tracy, & Snyder, 2018).
Menurut (Park, 2016) menyatakan bahwa Complementary and Alternative Medicine (CAM) diperlukan dalam
intervensi keperawatan untuk membantu meningkatkan status kesehatan seseorang.
Salah satu bentuk terapi CAM adalah masase kaki dimana perlakuan yang diberikan
salah satunya reflexology dimana melakukan masase di titik-titik sentra
refleks di kaki (S Jones,
2015).
Masase kaki
ini sangat diperlukan terutama bagi lansia pendertia hipertensi karena manfaatnya dapat menurunkan tekanan darah. Masase
kaki adalah pemberian
energi yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pemijatan untuk memperlancar
peredaran darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan daya tahan tubuh,
relaksasi, meningkatkan kekuatan pikiran dan tubuh, menstabilkan emosi,
meningkatkan kualitas tidur, restrukturisasi tulang, otot, serta organ, menyembuhkan cedera baru serta lama,
meningkatkan konsentrasi serta ingatan,
meningkatkan rasa percaya diri serta harmoni (Irvine dan Leslie, 2015).
Pada dasarnya masase
kakiadalah metode untuk memperlancar kembali aliran darah. Adanya
pijatan-pijatan terhadap titik sentra refleks diharapkan terputusnya aliran
darah, penyempitan, penyumbatan pada pembuluh darah menjadi normal kembali.
Pemijatan/penekanan pada titik-titik sentra refleks jantung dan
hypertensionpoint akan merangsang impuls syaraf bekerja pada sistem syaraf
autonomik cabang dari parasimpatik. Pemijatan/penekanan dengan irama yang
teratur pada kaki akan merefleksi pada organ-organ yang bersangkutan,
menstimulasi syaraf tepi lewat
alur-alur persyarafan menuju sistem syaraf pusat serta sistem
syaraf belakang sehingga terjadi efek relaksasi dan tubuh dalam keadaan
homeostasis. Keadaan homeostasis pada tubuh yang mengenai jantung dan pembuluh
darah dapat mengembalikan fungsi dan mampu mengembalikan tekanan darah pada
ambang normal (LaSalle, 2016). Hasil penelitian (Yumni, 2018) di
Wilayah Puskesmas Medokan Ayu Surabaya menunjukkan bahwa masase kaki
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.
Hasil studi pendahuluan di UPTD
Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
pada kelompok lansia sudah dibentuk Posbindu di beberapa desa di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Maja.Kegiatan yang sudah berjalan adalah olahraga atau senam
lansia, sedangkan masase kaki belum diterapkan.Sehingga peneliti tertarik untuk
mempelajari manfaat dari masase kaki sebagai terapi yang bisa menurunkan tekanan darah pasien
hipertensi.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
lansia (usia 60-69 tahun) di UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun
2020.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian quasy eksperiment (eksperimen
semu) dengan desainone group pretest-posttest design. sampel pada penelitian ini adalah lansia usia
60-69 tahun penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Maja
Kabupaten Majalengka sebanyak 15 orang dengan menggunakan metode purposive sampling. Lokasi penelitian telah dilakukan di UPTD
Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka dengan waktu penelitian pada tanggal 27
April�26 Juni tahun 2020. Penggunakan Instrument
pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan Tensimeter. Data pada penelitian ini berdistribusi normal oleh
sebab itu menggunakan uji-t berpasangan
(paired sample t-test).
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada responden berupa masase kaki selama 15-30 menit dan diberikan perlakuan tersebut sebanyak 3 kali diselang satu hari.
Analisis Univariat
1. Distribusi Tekanan Darah Sebelum Masase Kaki
Tabel
1
Distrbusi Tekanan Darah
Sebelum Masase
Kaki
Sebelum Masase Kaki |
Mean |
SD |
Minimal-Maksimal |
95% CI |
Sistolik |
176.7 |
8.997 |
160-190 |
171.7-181.7 |
Diastolik |
102.00 |
7.746 |
90-120 |
97.7-106.3 |
Berdasarkan tabel
1, rata-rata
tekanan darah sistolik pada lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 176,7
mmHg dengan standar deviasi 8.997. Tekanan darah sistolik terendah sebesar 160 mmHg
dan tertinggi sebesar 190 mmHg. Hasil 95% CI diyakini rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia hipertensi sebelum masase kaki berkisar
antara 171,7
mmHg sampai dengan 181,7 mmHg. Adapun rata-rata tekanan darah diastolik pada
lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 102 mmHg dengan standar deviasi
7,746. Tekanan darah diastolik terendah sebesar 90 mmHg serta tertinggi sebesar 120 mmHg. Hasil 95% dipercayai rata-rata tekanan darah diastolik
pada lansia hipertensi sebelum
masase kaki berkisar antara 97,7 mmHg sampai dengan 106,2 mmHg.
2.
Distribusi Tekanan Darah Sesudah Masase Kaki
Tabel
2
Distribusi
Tekanan Darah Sesudah Masase Kaki di
Sesudah Masase Kaki |
Mean |
SD |
Minimal-Maksimal |
95% CI |
Sistolik |
148.7 |
13.020 |
120-170 |
141.5-155.9 |
Diastolik |
85.3 |
9.155 |
70-100 |
80.3-90.4 |
Berdasarkan tabel 2, rata-rata
tekanan darah sistolik pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 148.7
mmHg dengan standar deviasi 13.020. Tekanan darah sistolik terendah sebesar 120
mmHg serta tertinggi sebesar 170 mmHg. Hasil 95% CI diyakini rata-rata tekanan darah
sistolik pada lansia
hipertensi sesudah masase kaki berkisar antara 141.5 mmHg hingga 155,9 mmHg. Adapun rata-rata tekanan
darah diastolik pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 85.3 mmHg dengan
standar deviasi 9.155. Tekanan darah diastolik terendah sebesar 70 mmHg dan
tertinggi sebesar 100 mmHg. hasil 95%CI diyakini rata-rata tekanan
darahdiastolik pada lansia
hipertensi sesudah masase kaki berkisar antara 80,3 mmHg sampai dengan 90,4 mmHg.
3. Analisis Bivariat
Untuk
mengetahui dampak masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada lansia maka
uji normalitas lebih awal. Adapun hasil uji normalitas menggunakan Saphiro wilk karena sampel <50, dan hasilnya bisa ditinjau pada tabel:
Tabel 3
Uji Normalitas
No |
Tekanan
Darah pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi |
Shapiro-Wilk |
||
Statistic |
df |
Sig.
(r value) |
||
1 |
Sistolik (sebelummasase
kaki) |
0.684 |
15 |
0.006 |
2 |
Diastolik (sebelummasase
kaki) |
0.866 |
15 |
0.212 |
3 |
Sistolik (sesudahmasase
kaki) |
0.956 |
15 |
0.777 |
4 |
Diastolik (sesudahmasase
kaki) |
0.915 |
15 |
0.473 |
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa rvalue tekanan darah sebelum serta sesudah masase kaki kurang dari 0,05, yang berarti bahwa data berdistribusi normal. selanjutnya uji yang digunakan adalah uji t berpasangan (pairedsample t-test) dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Dampak Masase Kaki terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia
Masase
Kaki pada Lansia (Usia 60-69 Tahun) Penderita Hipertensi |
rvalue |
Tekanan darah
sistolik |
0.001 |
Tekanan darah
diastolik |
0.000 |
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah masase kaki diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 dan tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah masase kaki diperoleh nilai signifikansi 0,000.
Dengan demikian maka r-value kedua data
tersebut < 0,05 berarti dapat dikatakan bahwa ada dampak masase kaki
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia (usia
60-69 tahun) penderita hipertensi di UPTD
Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020.
B. Pembahasan
Hasil penelitian mengatakan rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia hipertensi
sebelum masase kaki sebesar 176,7 mmHg dan rata-rata tekanan darah
diastolik pada lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 102,0 mmHg. Lansia yang menderita
hipertensi di UPTD Puskesmas Maja dapat
dikarenakan lansia kurang teratur dalam mengontrol tekanan darah kepada petugas
kesehatan, kurang menjaga makanannya, kurang berolahraga dan juga masih
mempunyai kebiasaan lain yang bisa memicu
tekanan darah tinggi seperti kebiasaan merokok serta minum kopi.
Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil
penelitian (Anggara & Prayitno, 2013) di Puskesmas Telaga
Murni Cikarang Barat menunjukkan bahwa rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum masase kaki sebesar 166,5 mmHg dan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum masase kaki sebesar 100,5 mmHg. Juga lebih
rendah daripada dengan hasil
penelitian
(Fitriani, 2015)
di
Wilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa mengindikasikan
bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
masase kaki sebesar 170,5 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum
masase kaki sebesar 110,5 mmHg.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang meningkat pada sistolik lebih 140 mmHg sedangkan diastoliknya lebih dari 90 mmHg dan ini dilakukan di
dua kali pengukuran dalam kondisi pasien
tenang dengan jarak waktu lima menit (Kemenkes RI, 2019). Faktor
yang mempengaruhi hipertensi
pada seseorang salah satunya
yaitu usia sehingga hipertensi pada usia lanjut apabila
tidak segera diobati dengan baik akan menyebabkan
komplikasi pada usia lanjut tersebut seperti Struke, Gagal Ginjal dan jantung Koroner (Potter dan Perry, 2015).
Masih banyaknya lansia yang
mengalami hipertensi dan dampaknya yang bisa menyebabkan kematian, maka petugas
kesehatan perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai pola hidup sehat pada
lansia terutama yang mengalami hipertensi yaitu kontrol tekanan darah rutin, menjaga
pola makanan yang sehat yang tidak mengandung kolesterol tinggi, menjaga pola
istirahat dan berolahraga dengan teratur, serta perlunya memotivasi keluarga
untuk memberikan dukungan sosial pada lansia untuk menjaga dan mengontrol
tekanan darahnya. Bagi lansia, agar rutin mengecek tekanan darah kepada petugas
kesehatan dengan teratur, menjaga pola makan, istirahat serta olah raga dengan teratur.�
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik
pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 148,7 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastolik
pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sejumlah 85,3 mmHg. Jika dibandingkan dengan
sebelum masase kaki maka tekanan darah sistolik mengalami penurunan yaitu dari 176,7 mmHg menjadi 148,7 mmHg atau penurunan sebesar 28,0 mmHg, sedangkan tekanan darah
diastolik mengalami penurunan yaitu dari 102,0 mmHg menjadi 85,3 mmHg atau penurunan sebesar 16,7mmHg. Adanya penurunan hal ini dapat
dikarenakan setelah lansia melakukan masase kaki selama 3 kali sesuai dengan
prosedur. Masase kaki memberikan rasa nyaman dan mempunyai efek
terhadap penurunan tekanan darah lansia.
Hasil penelitian ini lebih rendah dengan hasil penelitian (Anggara
& Prayitno, 2013) di Puskesmas Telaga
Murni Cikarang Barat menunjukkan bahwa rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum masase kaki sejumlah 166,5
mmHg serta sesudah masase kaki sejumlah 145,5 mmHg atau penurunan sebesar 21 mmHg, dan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum masase kaki sebesar 100,5 mmHg dan sesudah
masase kaki sebesar 90,5 mmHg atau penurunan sebesar 10 mmHg. Juga hasil penelitian
(Fitriani, 2015)
di
Wilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa mengindikasikan
bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
masase kaki sebesar 170,5 mmHg serta sesudah masase kaki sejumlah 145,5 mmHg atau penurunan sebesar 25 mmHg dan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum masase kaki sebesar 110,5 mmHg serta sesudah masase kaki sebesar 90,5 mmHg atau penurunan sebesar 20 mmHg.
Masase kaki ini sangat diperlukan
terutama bagi lansia penderita hipertensi karena
manfaatnya dapat menurunkan
tekanan darah. Masase kaki ialah
pemberian energi yang dimasukkan pada
tubuh melalui pemijatan untuk memperlancar peredaran darah, melenturkan
otot-otot, meningkatkan daya tahan tubuh, relaksasi, meningkatkan kekuatan
pikiran dan tubuh, menstabilkan emosi, meningkatkan kualitas tidur,
restrukturisasi tulang, otot, dan organ, menyembuhkan cedera baru serta
lama, meningkatkan konsentrasi dan ingatan, meningkatkan rasa percaya diri dan
harmoni (Irvine dan Leslie, 2015).
Pentingnya masase kaki karena dapat menurunkan
tekanan darah pada lansia hipertensi, maka petugas kesehatan dapat memberikan
penyuluhan kepada lansia hipertensi tentang masase kaki sebagai salah satu cara
alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah disamping tetap
lansia agar melakukan kontrol tekanan darah secara rutin dan menjaga pola
makan, istirahat dan olahraganya. Bagi lansia, perlunya melakukan pengontrolan
tekanan darah secara teratur dan mencoba cara alternatif masase kaki sesuai
prosedur untuk menurunkan tekanan darah.
Dari hasil penelitian terdapat dampak masase kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia (usia 60-69 tahun) penderita hipertensi di UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka
Tahun 2020 (r sistolik =
0,001 dan r diastolik
0,000). Adanya pengaruh hal ini dikarenakan masase kaki sebagai salah satu cara
alternatif yang dapat menghilangkan rasa letih,
merangsang daya penyembuhan tubuh secara alamiah serta melancarkan peredarahan
darah pada daerah kaki.
Penelitian ini
sejalan dengan (Yumni, 2018) di Wilayah Puskesmas Medokan Ayu Surabaya menunjukkan bahwa masase
kaki berpengaruh (r = 0,021) terhadap penurunan tekanan darah pasien
hipertensi. Pun sejalan dengan hasil penelitian Widowati, di Kota Pekalongan menunjukkan
bahwa terdapat dampak masase kaki terhadap penurunan tekanan darah hipertensi lansia (r = 0,000). Demikian juga dengan hasil penelitian (Fatih, 2016) menunjukkan bahwa ada pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPTD Griya Werdha Surabaya (r = 0,001).
Hasil penelitian ini
sejalan dengan teori bahwa terapi masase
(pijat) adalah salah satu terapi
non-farmakologis yang dapat menurunkan hipertensi. Teknik
pemijatan pada titik tertentu bisa menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah serta energi pada tubuh
kembali lancar (Setiawan, Purnama, Nora, &
Mahendra, 2008). Masa sepada
otot-otot besar pada kaki bisa memperlancar sirkulasi darah serta saluran getah bening serta membantu mencegah
varises. Ketika melaksanakan masase
pada otot-otot kaki maka tingkatkan tekanan ke otot ini dengan bertahap
untuk meregangkan maka dapat memperlancar aliran darah ke jantung. Masase pada kaki diselesaikan dengan masase pada telapak kaki yang akan merangsang serta menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memperbaiki sistem keseimbangan serta mempermudah relaksasi (Potter dan Perry, 2015).
Hasil penelitian ini searah dengan teori bahwa Complementary and Alternative Medicine
(CAM) diperlukan dalam intervensi keperawatan untuk membantu meningkatkan
status kesehatan seseorang. Salah satu bentuk terapi CAM adalah masase kaki
dimana perlakuan yang diberikan salah satunya reflexology dimana melakukan masase di titik-titik sentra
refleks di kaki (S Jones, 2015). Pada dasarnya masase kaki adalah metode untuk memperlancar
kembali aliran darah. Adanya
pijatan-pijatan terhadap titik sentra refleks diharapkan terputusnya aliran
darah, penyempitan, penyumbatan pada pembuluh darah menjadi normal kembali.
Pemijatan/penekanan pada titik-titik sentra refleks jantung dan hypertensionpoint
akan merangsang impuls syaraf bekerja pada sistem syaraf autonomik cabang dari
parasimpatik. Pemijatan/penekanan dengan irama yang teratur pada kaki akan
merefleksi pada organ-organ yang bersangkutan, menstimulasi syaraf tepi melalui
alur-alur persyarafan menuju sistem syaraf pusat dan sistem syaraf belakang
sehingga terjadi efek relaksasi dan tubuh dalam keadaan homeostasis. Keadaan
homeostasis pada tubuh yang mengenai jantung dan pembuluh darah dapat
mengembalikan fungsi dan mampu mengembalikan tekanan darah pada ambang normal (LaSalle, 2016).
Masase kaki yang dilaksanakan
selama 15-30 menit sebanyak 3x dalam 1 minggu terbukti berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah. Maka dari
itu usaha yang perlu dilaksanakan petugas kesehatan ialah memberikan penyuluhan tentang cara non farmakologis yang mudah dan aman untuk merendahkan tekanan darah pada lansia yang hipertensi caranya yaitu masase
kaki, memotivasi lansia dan
keluarga untuk menjaga dan melakukan pengontrolan tekanan darah kepada petugas
kesehatan dengan teratur. Bagi lansia
agar melakukan pengontrolan
tekanan darah dengan teratur dan mencoba cara alternatif
yang mudah dan aman untuk merendahkan tekanan darah dengan
cara masase kaki.
Kesimpulan
Rata-rata tekanan darah sistolik pada
lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 176,7 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastolik pada
lansia hipertensi sebelum masase kaki sebesar 102,0 mmHg. Rata-rata tekanan
darah sistolik pada lansia hipertensi sesudah masase kaki sebesar 148,7 mmHg
dan rata-rata tekanan darah diastolik pada lansia hipertensi sesudah masase
kaki sebesar 85,3 mmHg. Ada dampak masase
kaki terhadap penurunan tekanan darah pada lansia (usia 60-69 tahun) penderita
hipertensi di UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020 (sistolik =
0,001 dan diastolik 0,000).
Anggara, Febby Haendra Dwi, & Prayitno,
Nanang. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas
Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1),
20�25.
Fatih, Maulana. (2016). Pengaruh Masase
Ekstremitas Bawah Dengan Minyak. Esensial Lavender Terhadap Penurunan
Tekanan Darah. Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Uptd Griya Werdha. Surabaya. Skripsi
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga:
Surabaya.
Fitriani, Fitriani. (2015). Pengaruh
Masase Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Irvine dan Leslie. (2015). Penatalaksanaan
dan Pencegahan Hipertensi. Retrieved from
repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/, diakses tanggal 18 Maret 2020
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan
Indonesia 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
LaSalle, Jones Lang. (2016). A new era
of coworking. Obtenido de http://www. ap. jll.
com/asiapacific/en-gb/Research/A-New-Era-Of �.
Lindquist, Ruth, Tracy, Mary Fran, &
Snyder, Mariah. (2018). Complementary and alternative therapies in nursing.
Springer Publishing Company.
Park, Kim Kwon dan. (2016). Terapi
Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Dan Mengurangi
Risiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Bandung: Penerbit Qanita.
Potter dan Perry. (2015). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
S Jones. (2015). Farmakologi Ulasan
Bergambar. Jakarta: EGC.
S S Sunaryati. (2014). Penyakit Paling
Sering Menyerang dan Sangat Mematikan. Yogyakarta: Flashbooks.
Setiawan, Dalimartha, Purnama, Basuri T.,
Nora, S., & Mahendra, R. D. (2008). Care your self, Hipertensi. Jakarta:
Penebar Plus.
WHO. (2017). Oldest People in Report. Retrieved
from www.who.int, diakses tanggal 21 Maret 2019
Yumni, Fathiya Luthfil. (2018). Studi Kasus
Penerapan Masase Kaki dengan Citronella Oil Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3(3), 71.