Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
5, No. 10, Oktober
2020
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SELF CARE MANAGEMENT PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAJALENGKA
Idris Handriana dan Hera Hijriani
Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) YPIB Majalengka Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected] dan Herahijriani5910@gmail.com
Abstract
Diabetes mellitus is one of the chronic illnesses which is caused by intruding on the pancreas that means the endocrine system in the organ pancreas can not produce insulin which is in charge to control the blood sugar inside our body so that the cells in the body are not filled with glucose. Motivation is a boost which is can come from our self or from the outside to do something to activate a specific goal. Self-care management is an independent action done by a person to complete their needs for their self-development. The type of analysis that is to find out the relationship of motivation with self-care management on diabetes mellitus medical patient at Health Center Majalengka Area. In this research using correlational, in this research there are 56 respondents have been involved with purposive sampling. From the analysis found that p-value = 0.000<0.05. From that research, we conclude that there is a relationship of motivation with self-care management on diabetes mellitus medical patients at the Health Center Majelangka Area.
Keywords: Diabetes Mellitus;
Motivation; Self Care Management
Abstrak
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang bersifat kronik karena adanya gangguan pada sisitem endokrin di organ pankreas sehingga tidak mampu menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur gula darah di dalam tubuh sehingga sel-sel dalam tubuh tidak terpenuhi glukosa. Motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang dengan bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Selfcare
management merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara mandiri oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan dalam mengatur fungsi dan perkembangan individu tersebut. Tujuan dalam Penelitian ingin mengetahui hubungan motivasi dengan selfcare management pada pasien
diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka. Jenis analisa yang digunakan adalah kerelasional, sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis
data didapatkan nilai p-value = 0.000 < 0.05. Dari hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi dengan selfcare management pada pasien
diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka.
Kata kunci: Diabetes Mellitus; Motivasi; Self Care Management
Pendahuluan
Berdasarkan penyakit tidak menular/non communicable disease (PTM/NCD) penyakit diabetes mellitus merupakan
salah satu prioritas dari empat penyakit lainnya dengan masalah kesehatan
yang banyak terjadi
di masyarakat. Jumlah kasus
dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa decade terakhir
dan meningkat lebih cepat
di negara-negara dengan penghasilan rendah
dan menengah dari pada di negara-negara dengan penghasilan tinggi (Chan, 2014).
Di dunia jumlah penderita
diabetes pada tahun 2013 sebanyak
382 juta orang dan mengalami peningkatan
pada tahun 2017 yaitu sebanyak
425 juta orang pada kelompok umur
20-79 tahun dan sebanyak
451 juta orang pada kelompok umur
18-99 tahun. Penyakit
diabetes mellitus akan terus mengalami peningkatan
dan pada tahun 2040 diperkirakan
orang yang hidup dengan
diabetes mellitus adalah sebanyak� 629 juta orang pada
kelompokumur 20-79 tahun, sebanyak 693 juta orang pada kelompok umur
18-99 tahun (International Diabetes Federation, 2017).
Pada tahun
2015 yang terjadi Indonesia penyakit diabetes
mellitus menempati urutan ke
7 untuk penderita setelah Cina,
India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia
dan Mexico yaitu sejumlah
10 juta orang. SRS 2014 menyatakan bahwa penyebab kematian akibat komplikasi
diabetes mellitus Indonesia berada pada urutan ketiga (World Health Organisation (WHO), 2015).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Indonesia mengalami peningkatan jumlah penderita
diabetes mellitus yang berusia>15 tahun dari tahun
2013 (6,9%) sampai 2018 (8,5%) yaitu sebanyak� 1,6% dari jumlah penduduk (Ke RI, 2018).
Kejadian penyakit baru diabetes mellitus
dikabupaten Majalengka
pada tahun 2017 sebanyak
399 kasus. Penyakit
diabetes mellitus berada pada peringkat sepuluh besar penyakit yaitu sejumlah
1.540 kasus berdasarkan kunjungan
di Puskesmas (Dinkes, 2017). Penyakit
diabetes mellitus adalah penyakit tidak menular atau sering disebut
PTM menjadi salah satu
penyebab kematian
di dunia dengan persentase
70 %. Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit
yang bisa mengakibatkan kematian secara diam-diam ataupun
sering dikenal silent killer karena penderitanya ataupun pasein baru menyadari setelah terjadinya komplikasi.
Penyakit tidak menular ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun
dan penyebab terbesar dari kejadian
ini dikarena factor gaya hidup
seseorang yang kurang baik diantaranya merokok,
pola makan tidak sehat,
aktifitas fisik
yang kurang, obesitas, serta beberapa kejadian yang meningkat seperti tekana
darah, gula darah, dan kolesterol. Beberapa Upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian penyakit tidak menular ini adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat seperti pemantauan kesehatan secara rutin,
rajin melakukan aktifitas fisik,
diet sehat seimbang
dan istirahat yang cukup (Kemenkes, 2016).
Pada pasein
yang menderita diabetes mellitus, beberapa intervensi
yang efektif meningkatkan kualitas kesehatan mereka
yang disebut dengan selfcare
management. Selfcare management merupakan suatu cara
yang dilakukan oleh penderita dalam melakukan perawatan secara mandiri.
Dengan adanya selfcare
management maka
program dalam pengobatan dapat berjalan dengan efektif karena penderita akan menyadari pentingnya pengobatan
dan perawatan yang dilakukan.
Selfcare management pada penderita diabetes mellitus adalah suatu tindakan
yang meliputi peningkat aktivitas fisik,
mengontrol gula darah pengaturan makan/diet,
pengobatan yang teratur dan
perawatan kaki yang dilakukan
oleh perorangan dalam mengontrol penyakit
diabetes mellitus (Kholifah, 2014).
Supaya penderita
diabetes mellitus bisa
mempertahankan kondisi hidup lebih
lama dan sehat maka perlu adanya dukungan kesehatan profesional
baik
dari dokter ataupun perawat dan
selfcare management yang baik (Federaci�n Internacional de la Diabetes, 2015).
Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa masalah komplikasi
yang terjadi pada penderita
diabetes mellitus dapat dikendalikan atau dicegah dengan perilaku
yang dilakukan oleh penderita.
Selfcare management sangat penting dilakukan bagi penderita
diabetes mellitus karena dapat meningkatkan kualitas kesehatan
dan kesejahteraannya pasien (Sulistria, 2013).
Dalam melakukan selfcare
management ada beberapa faktor
yang mempengaruhi antara
lain usia, dukungan sosial,
pengetahuan dan motivasi.
Motivasi merupakan suatu dorongan
yang berasal dari dalam diri seseorang (intrinsik)
maupun dari luar
(ekstrinsik) berupa niat,
kebutuhan, harapan, penghargaan atau penghormatan untuk tujuan tertentu.
Pada penderita diabetes mellitus motivasi dalam menjalankan selfcare
management masih sangat kurang
salah satu contohnya adalah dalam mengontrol
gula darah (Winahyu, Badawi, & Setyoningrum, 2016).
Berdasarkan latarbelakang
di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
�Bagaimanakah hubungan Motivasi dengan Self
Care Management pada Pasien
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Majalengka�.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 responden dengan teknik purposive sampling.
Hasil analisis data didapatkan
nilai p-value = 0.000 < 0.05. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu korelasional
yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variable dengan menggunakan pendekatan cross
sectional (Saryono & Anggraeni, 2017).
Hasil dan
Pembahasan
A. Hasil
Penelitian
Hasil analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat table frekuensi dari masing-masing variabel. Dari hasil penelitian variable motivasi dan selfcare
management dengan menggunakan pengukuran kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Motivasi Pada Pasien Diabetes
Mellitus
Motivasi |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Sedang |
42 |
75 |
Tinggi |
14 |
25 |
Total |
56 |
100 |
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa dari 56 total responden sebagian besar responden mempunyai motivasi sedang yaitu 42 orang (75%)
dan sebagian kecil mempunyai motivasi tinggi yaitu 14 orang (25%).
Tabel 2
Distribusi FrekuensiSelf Care Management Pada Pasien Diabetes
Mellitus
SelfCare
Management |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Kurang |
4 |
7.1 |
Cukup |
36 |
64.3 |
Baik |
16 |
28.6 |
Total |
56 |
100 |
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa dari 56 total responden yang mempunyai selfcare management kurang yaitu 4 orang (7.1%),
yang mempunyai selfcare management cukup yaitu 36 orang (64.3%)
dan yang mempunyai selfcare management baik yaitu 16 orang (28.6%).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Motivasi Dengan Self Care Mangement Pada Pasien
Diabetes Mellitus
Variable |
Self care management |
Total |
|||||||
Motivasi |
Kategori Sedang Tinggi |
Kurang��������������������� CukupBaik |
|
||||||
N 4 0 |
% 7.1 0 |
n 33 3 |
% 58.9 5.4 |
n 5 11 |
% 8.9 19.6 |
n 42 14 |
% 75 25 |
||
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa pasien diabetes mellitus yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 4 orang (7.1%) mempunyai selfcare management yang kurang, sebanyak 33 orang (58.9%) mempunyai selfcare
management yang cukup dan sebanyak 5 orang (8.9%)
mempunyai selfcare
management yang baik. Sedangkan pasien yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 3 orang (5.4%) mempunyai selfcare management yang cukup dan sebanyak 11 orang (19.6%) yang mempunyai selfcare
management yang baik.
Tabel 4
Analisis Hubungan
Motivasi Dengan Self Care
Management
Pada Pasien Diabetes Mellitus
Variabel |
|
SelfCare Management |
|
|
R |
p-value |
|
Motivasi |
|
0.611 |
0.000 |
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa nilai r = 0.611 dan nilai p = 0.000. Kesimpulan dari hasil tersebut menyatakan bahwa (p-value) 0.000 < 0.05 (alpha
5%) yang berarti Ho ditolak,
sehingga dalam penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan selfcare management pada pasien diabetes
mellitus di wilayah kerja puskesmas Majalengka. Berdasarkan nilai r = 0.611 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara motivasi dengan selfcare management dan memiliki nilai r positif yang berarti semakin tinggi motivasi maka selfcare management pada pasien diabetes
mellitus juga akan semakin baik.
B. Pembahasan
1.
Hasil Identifikasi Motivasi
pada Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada penderita diabetes
mellitus tipe di Puskesmas Majalengka diperoleh hasil sebanyak 42 orang (75%) mempunyai motivasi sedang dan sebanyak 14 orang (25%) yang mempunyai motivasi tinggi. Dalam
pembahasan ini menjelaskan bahwa sebagian besar penderita diabetes mellitus di Wilayah kerja Puskesmas Majalengka mempunyai motivasi yang sedang. Motivasi terendah berada pada pernyataan terakhir sebagian besar (68%) penderita diabetes mellitus menyatakan akan melakukan perawatan mandiri hanya saat kondisi tubuhnya menurun dan motivasi tertinggi berada pada pernyataan pertama sebanyak (76,7%) penderita diabetes
mellitus tahu perawatan mandiri yang dilakukan.
Menurut peneliti, sebagian besar responden mempunyai motivasi sedang karena responden mengetahui tentang perawatan mandiri apa saja yang harus dan yang tidak boleh dilakukan oleh penderita diabetes
mellitus. Selain itu motivasi berkaitan dengan kebutuhan dan keyakinan seseorang. Motivasi juga sifatnya sangat personal dan kebutuhan dari masing-masing individu tersebut berbeda-beda. Sehingga tinggi rendahnya motivasi yang terdapat pada penderita diabetes mellitus tergantung seberapa besar keyakinan yang ada dalam dirinya untuk melakukan perawatan mandiri tersebut.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang berada di dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang bertindak untuk melakukan sesuatu (Donsu, 2017). Teori motivasi Vroom (1964) menjelaskan bahwa seseorang tidak akan melakukan sesuatu jika individu tersebut tidak mempunyai keyakinan dalam melakukan hal tersebut. Sedangkan motivasi yang baik sangat diperlukan oleh penderita diabetes
mellitus dalam melakukan perawatan mandiri agar proses pengobatan yang
dilakukan berjalan dengan baik Butler (2002, dalam
Henni & Wahyu, 2013).
Hasil penelitian yang mendukung dilakukan oleh (Tombokan & Ch,
2015) dengan judul �Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Mellitus pada Praktek Dokter Keluarga di Kota Tomohon�. Hasil penelitian menunjukan dari total 96 responden sebagian besar 74 orang (77.1%) yang memiliki motivasi baik sebanyak 6 orang (6.2%) tidak patuh berobat dan 68 orang (70.9%) patuh berobat.� Sebagian kecil responden 22 orang (22.9%) yang memiliki motivasi kurang baik sebanyak 12 orang (12.5%) tidak patuh berobat dan 10 orang (10.4%) patuh berobat.
2.
Hasil Identifikasi Self
Care Management pada Pasien Diabetes
Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien penderita diabetes mellitus di Puskesmas Majalengka diperoleh hasil sebanyak 4 orang (7.1%) mempunyai selfcare management kurang, sebanyak 36 orang (64.3%) mempunyai selfcare
management cukup dan sebanyak 16 orang (28.6%) yang mempunyai selfcare
management baik. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka mempunyai selfcare
management yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner bahwa sebagian besar (87.5%) penderita diabetes mellitus tidak melakukan aktifitas fisik secara khusus contohnya
tidak bersepeda dan berenang, dan sebagian besar (66%) tidak melakukan perawatan kaki dengan baik seperti mengeringkan jari kaki setelah mencuci kaki.
Menurut peneliti, kurangnya selfcare management pada penderita diabetes
mellitus tersebut disebabkan karena kebanyakan penderita berada pada usia rata-rata lima puluh tahun dan hal tersebut mempengaruhi penderita dalam melakukan aktifitas fisik secara khusus seperti bersepeda dan berenang. Kemudian kurangnya atau tidak melakukan perawatan kaki bisa disebabkan karena kurang pengetahuan sehingga penderita diabetes mellitus tidak mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkan jika perawatan kaki tidak rutin dilakukan.
Selfcare management merupakan tindakan yang dilakukan secara mandiri oleh responden/pasien penyakit diabetes mellitus untuk memenuhi kebutuhan dalam mengatur fungsi dan perkembangan pasien itu sendiri. Saat selfcare management dilakukan dengan baik maka dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penderita diabetes
mellitus diantaranya serangan jantung, gagal ginjal, amputasi kaki dan kerusakan saraf (Chan, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh (Siwi Handayani,
Yudianto, & Kurniawan, 2013) dengan judul � Perilaku SelfManagement Pasien Diabetes Mellitus� menunjukan hasil bahwa dari total 94 responden Perilaku selfmanagement yang
paling tinggi yaitu sebanyak 89 orang (94.7%) memiliki aspek perilaku medikasi yang baik.
3.
Hasil Analisis Hubungan Motivasi dengan
Self Care Management pada Pasien Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pasien diabetes mellitus yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 4 orang (7.1%) mempunyai selfcare management yang kurang, sebanyak 33 orang (58.9%) mempunyai selfcare
management cukup dan sebanyak 5 orang (8.9%) mempunyai selfcare
management yang baik. Sedangkan pasien yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 3 orang (5.5%) mempunyai selfcare management yang cukup dan sebanyak 11 orang (19.6%) yang memiliki selfcare management yang baik. Hasil uji analisis untuk melihat ada tidaknya hubungan didapatkan nilai p-value = 0.000 < 0.05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan selfcare management pada pasien diabetes
mellitus di wilayah kerja puskesmas Majalengka.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa pasien yang mempunyai motivasi yang sedang namun mempunyai tingkat selfcare management yang baik dan pasien yang mempunyai motivasi tinggi namun memiliki tingkat selfcare management yang kurang. Ketika penderita mempunyai motivasi yang tinggi maka mereka akan terdorong untuk melakukan selfcare management dengan tujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Sehingga kuat lemahnya motivasi yang ada pada penderita akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan selfcare management.
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh (Sari & Utami,
2017) dengan judul �Hubungan Motivasi Diri Terhadap Kepatuhan Melaksanakan Diet Pada Penderita Hipertensi� menyatakan bahwa dari 73 responden 53 orang (72.6%) memiliki motivasi tinggi dan 20 orang (27.4%) yang memiliki motivasi yang rendah. Sedangkan pada tingkat kepatuhan melaksanakan diet 47orang (64.4%) patuh dalam melaksanakan diet dan 26 orang (35.6%) tidak patuh dalam melaksanakan diet. Berdasarkan hasil uji analisis yang dilakukan didapatkan nilai p-value= 0.015 < 0.05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi diri terhadap kepatuhan melaksanakan diet pada penderita hipertensi.
Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh (Azis & Aminah,
2018) dengan judul �Pengetahuan, Motivasi
dan Kepatuhan Diet Pada Pasien
Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kendal�. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi baik patuh dalam menjalankan diet (50%). Hasil uji analisis
yang dilakukan didapatkan nilai p-value = 0.000 sehingga hipotesis dalam
penelitian ini Ho ditolak yang
berarti ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes
mellitus di wilayah kerja Puskesmas Kaliwungu Kendal.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, yakni: Berdasarkan distribusi motivasi pasien diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka didapatkan dari total 56 pasein sebagian besar memiliki motivasi sedang yaitu 42 orang (75%). Berdasarkan distribusi selfcare management penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka dari total 56 pasien sebagian besar memiliki selfcare management cukup yaitu 36 orang (64.3 %). Hasil uji statistic untuk melihat apakah ada hubungan atau
tidaknya didapatkan nilai p-value = 0.000 < 0.05 yang menunjukan bahwa hipotesis Ho ditolak yang artinya ada hubungan motivasi dengan selfcare management pada pasien diabetes
mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Majalengka.
BIBLIOGRAFI
Azis, Abdul, & Aminah, Siti. (2018). Pengetahuan,
Motivasi dan Kepatuhan Diet Pasien DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Kaliwungu Kendal. SMART Keperawatan, 5(1), 72�79.
Chan, Margaret. (2014). Global report on diabetes. World
Health Organization, 58(12), 1�88. World Health Organization.
Dinkes. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng. Dinas
Kesehatan Kabupaten Buleleng.
Donsu, Jenita Doli Tine. (2017). Psikologi Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Federaci�n Internacional de la Diabetes. (2015). Atlas de la
diabetes de la FDI. In International Diabetes Federation. https://doi.org/10.1289/image.ehp.v119.i03
Henni, Kusuma, & Wahyu, Hidayati. (2013). Hubungan Antara
Motivasi Dengan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Persadia
Salatiga. Jkmb, 1(2), 132�141.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Worldwide
table 2017. Www.Diabetesatlas.Org.
https://doi.org/http://www.diabetesatlas.org/. (accessed 7 December 2015)
Kemenkes, RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Kementrian kesehatan RI. (2018). Hasil utama riskesdas 2018.
61. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Kholifah, Siti Nur. (2014). Self-management interventions. Jurnal
Ners, 9, 143�150.
Sari, Delima, & Utami, Gamya Tri. (2017). Hubungan
Motivasi Diri Terhadap Kepatuhan Melaksanakan Diet pada Penderita Hipertensi Delima
Sari 1 , Safri 2 , Gamya Tri Utami 3. 580�588.
Saryono, & Anggraeni, Mekar Dwi. (2017). Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Siwi Handayani, Dwi, Yudianto, Kurniawan, & Kurniawan,
Titis. (2013). Perilaku Self-Management Pasien Diabetes Melitus (DM). Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, v1(n1), 30�38.
Sulistria, Yessy Mardianti. (2013). Tingkat Self care Pasien
Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas. Journal Ubaya 2(2),
1�11.
Tombokan, Vera, & Ch, A. J. M. Rattu. (2000). Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Melitus pada Praktek
Dokter Keluarga di Kota Tomohon Factors Correlated with Diabetes Mellitus
Patient Medication Adherence in Family Practice Physicians in Tomohon. JIKMU,
260�269.
Winahyu, Karina Megasarai, Badawi, Achmad, &
Setyoningrum, Rina. (2016). Hubungan Antara Motivasi Dengan Efikasi Diri Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Batuceper Kota tangerang. Jkft,
1(2), 70�75.
World Health Organisation (WHO). (2015). Who., 2015. Pdf.