� Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
� e-ISSN:
2548-1398
� Vol. 5, No. 10,
Oktober 2020
MINAT MENJADI JURNALIS MEDIA ONLINE PADA MAHASISWA
JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI UNIVERSITAS NASIONAL
Nurhasanah
Haspiaini
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
The purpose of this study was to
determine how much interest in becoming an online journalist among journalism
students at National universities. This study used a quantitative descriptive
method with survey techniques starting from observations and questionnaires.
The results of the study found a strong interest in becoming an online journalist
motivated learning activities to write news. This is an interesting matter for
students who are considered very suitable for their choice of journalism
concentration. This statement can be seen from the results of the questionnaire
41.5%. This means that interest is a tendency of the heart or likes and
encouragement in students by devoting attention, feelings and willingness to an
environment, namely journalistic concentration which has meaning for him (can
be pleasing to the heart) to become an online journalist, which is very
dependent on personal talents. The student is in a concentration environment,
as a social motive. Someone's interest�
influenced by internal factors that come from within itself according to
its development, and external factors, namely things that come from outside a
person such as environmental conditions.
Keywords: Interests; Journalists; Online
Media
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar
minat menjadi jurnalis online pada mahasiswa jurnalistik di universitas
Nasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
teknik survey dimulai dari observasi dan kuesioner. Hasil penelitian ditemukan
minat kuat menjadi jurnalis online memotifasi aktifitas belajar menulis berita.
Hal ini merupakan hal yang menarik bagi mahasiswa yang dianggapnya sangat
sesuai dengan pilihannya memilih konsentrasi jurnalistik. Pernyataan ini dapat
dilihat dari hasil angket 41,5 %. Artinya minat merupakan suatu kecenderungan
hati atau kesukaan dan dorongan dalam diri mahasiswa dengan mencurahkan
perhatian, perasaan dan kemauan pada suatu lingkungan yaitu konsentrasi
jurnalistik yang mempunyai arti bagi dirinya (dapat menyenangkan hati) untuk
menjadi jurnalis online, yang mana hal itu sangat tergantung dari bakat diri
mahasiswa tersebut di lingkungan konsentrasi, sebagai motif sosial. Minat� seseorang. dipengaruhi oleh faktor internal yang
datang dari dalam dirinya sendiri sesuai dengan perkembangannya, dan faktor
eksternal yakni hal-hal yang datang dari luar diri seseorang seperti keadaan
lingkungan
Kata kunci: Minat; Jurnalis; Media Online
Pendahuluan
Salah satu pekerjaan paling menantang di era informasi saat
ini adalah jurnalis. Mereka yang menguasai informasi akan menguasai dunia.
Begitulah falsafah lama yang berkumandang dalam menegaskan bagaimana jurnalis
atau insan pers sebagai pekerjaan yang strategis dan prestisius (Kurniawati, 2016). Pekerjaan ini mengemban tugas berat
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, baik dengan tujuan untuk
mengabarkan, menghibur, atau bahkan membentuk opini masyarakat. Profesi ini
sangat tangguh karena membutuhkan fisik dan mental yang kuat. Wartawan atau
jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara
teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di
media massa secara teratur. Laporan tersebut dapat dipublikasi di media massa,
seperti koran, majalah, radio, televisi, dan internet. Wartawan mencari sumber
untuk ditulis dalam laporannya secara objektif dan tidak memiliki pandangan
dari sudut tertentu untuk melayani khalayak. Untuk itu media informasi harus
dikelola oleh orang-orang yang benar-benar profesional dalam bidangnya,
sehingga media tersebut� disukai oleh
khalayak.
Bicara profesionalisme kerja jurnalisme, �Pencari kerja
ataupun mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam dunia media tentu saja harus
berpikir dengan lebih matang, mengingat lembaga dan regulasi media yang ada di
Indonesia masih santer dirundung masalah. Ilmu yang diberikan di perguruan
tinggi sejatinya memberikan bekal bagi mahasiswa untuk bertindak benar, baik
dari sisi etika maupun hukum. Namun bagaimana ilmu tersebut akan diterapkan
atau tidak saat bekerja, sangat bergantung pada tiap individu yang bekerja di dunia media.
(http://careernews.id/issues/view/3069-Menjadi-Jurnalis-Profesional)
Selaras dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi pada dekade
tahun� 2000an telah membawa perubahan
yang sangat besar dalam industri komunikasi yang sangat memungkinkan terjadinya
konvergensi media dengan menggabungkan media massa konvensional dengan
teknologi komunikasi. Hal ini dapat terlihat pada media cetak besar yang ada di
Indonesia sekarang mulai memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat
portal berita online.
Di Indonesia, perkembangan jurnalistik online dapat di lihat
dari bermunculnya situs situs berita online, seperti detik.com, vivanews.com
dan Tirto.com dan juga sekarang koran-koran seperti kompas, media Indonesia,
republika, Koran tempo, juga memperkuat berita cetaknya dengan versi online.
Untuk itu bila media online dapat di kelola dengan sangat baik dan
professional, bisa jadi akan menyaingi bahkan dapat menggusur media- media
cetak seperti koran atau tabloid yang di garap asal jadi. Oleh sebab itu
jurnalisme online adalah perubahan baru dalam ilmu jurnalistik. Media online
menyajikan informasi cepat dan mudah diakses dimana saja. Secara otomatis para
jurnalis� harus meningkatkan
profesionalismenya dalam menyajikan berita, yang mana�� berita harus menarik, aktual, fakta, komunikatif,
dan mudah dipahami. Agar dapat�
diharapkan seperti hal di atas bukanlah sesuatu yang mudah bagi
wartawan, namun diperlukan minat yang kuat untuk berlatih menulis dan juga
dibutuhkan wawasan yang luas.
Sementara itu program studi
komunikasi di Universitas Nasional Jakarta, memiliki jurusan jurnalistik. Dalam
proses belajar mengajar mahasiswa mengikuti beberapa matakuliah di bidang
jurnalistik, sebagai pembentukan sarjana jurnalistik yang profesional dalam bidang
jurnalistik baik melalui media cetak maupun elektronik. Untuk menjadi seorang
jurnalis profesional tentu saja membutuhkan segala sesuatu yang mendukung
kearah tersebut seperti skill, minat dan wawasan yang luas, yang dimana skill
bisa ditumbuhkan dengan latihan- latihan yang datang dari minat yang kuat,
sedangkan untuk wawasan dapat mengambil dari berbagai sumber diantaranya
buku-buku yang berhubungan dengan kejurnalisan, berbagai macam media massa baik
media cetak� maupun elektronik serta
bekal mata kuliah jurusan. Pekerjaan seperti pemimpin redaksi, redaktur,
jurnalis atau reporter disebut sebagai profesi. Seperti juga dokter, pengacara,
akuntan, dan� pendeta, profesi wartawan
adalah� profesi yang bukan sekadar
mengandalkan keterampilan seorang tukang. Jurnalis adalah profesi yang watak, semangat,
dan cara kerjanya berbeda dengan seorang tukang. Oleh karena itu, masyarakat
memandang jurnalis sebagai profesional.
Uraian di atas ada sebuah fenomena menarik menurut pengamatan
sementara, penulis melihat banyaknya mahasiswa berminat menjadi jurnalis,
namun� dilihat dari mengerjakan tugas
jurnalistik tidak banyak membantu dalam proses pencapaian tujuan untuk menjadi
jurnalis yang professional. Hal ini terlihat minimnya mahasiswa jurnalistik
yang mau menulis dan mengirimkan ke media. Visi prodi komunikasi menjadi pusat
unggulan dalam pengembangan ilmu komunikasi (PR, Jurnalistik dan periklanan)
yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan pendidikan,
pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi ilmiah pada tahun
2020. Pada mata kuliah yang disediakan di jurusan Jurnalistik tentunya akan
mendukung mahasiswa� untuk memudahkan
bergerak di bidang jurnalistik, baik media massa cetak dan media elektronik
yaitu: Pengantar Jurnalistik, Fotografi Jurnalistik, Reportase dan Wawancara,
Videografi, Produksi siaran radio, Produksi siaran televisi Teknik Mencari dan
Menulis Berita, Menulis Opini, Menulis Feature, Reportase Investigasi, Cyber
Journalism, Menyunting Berita. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa
yang mereka inginkan ketika mereka
bebas memilih, ketika mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat (Nursalina & Budiningsih, 2014). Minat adalah kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu sehingga seseorang mendalaminya (Safitri et al., 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan ketika mereka bebas memilih, ketika mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, kecenderungan jiwa
terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan,
adanya motif dan tujuan dalam mencapai suatu tujuan, dan suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas sehingga mereka merasa
berminat (Arendra, 2016). Maka dapat dipahami pula bahwa
dalam minat terdapat unsur perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya
motif dan tujuan. Dan minat sangat mempengaruhi perasaan tingkah laku individu
dalam menentukan tujuan, sehingga pengaruh minat sangat besar dalam kehidupan,
dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. Minat
sebagai suatu kesediaan seseorang terhadap suatu obyek, seseorang (orang lain),
suatu soal, atau situasi yang berhubungan dengan dirinya. Pada pengertian minat
harus dianggap sebagai suatu keadaan sadar. Seseorang harus memiliki kesadaran
bahwa itu memiliki sangkut paut terhadap dirinyaatau tidak sebelum seseorang
menaruh minat terhadap suatu obyek. Seseorang doprediksi akan berhasil dalam
aktivitasnya jika disertai dengan minat terhadap aktivitas tersebut, juga
dengan adanya pengetahuan terhadap aktivitas tersebut mauoun tentang kemampuan
dirinya untuk bisa melakukan akyivitas tersebut. (Kasiyun, 2015). Lebih lanjut dijelaskan lahirnya minat
sebab kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian
terhadap obyek yang bisa merupkan sseorang, situasi maupun akyivitas tertentu.
Minat mengandung perhatian dan hal ini menjadikan individu lebih aktif terhadap
obyek yang diminati.
Mengkerucutkan konsep minat dapat disimpulkan sebagai kondisi
psikologis yang di tandai dengan adanya perasaan senang dan pemusatan perhatian
terhadap suatu obyek sehingga akan memunculkan dorongan melkukan sesuatu. Mengacu
pendapat (Siswati, 2012) Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya minat dipengaruhi oleh: 1) Faktor dorongan dalam, misalnya dorongan
ingin makan akan memotivasi aktivitas untuk mencari makanan dan membangkitkan minat
untuk menyiapkan makanan; 2) Faktor motif sosial yaitu faktor lingkungan sosial
yang membangkitkan suatu aktivitas, misalnya kehadiran orang lain dalam
bersepeda mendorong orang lain untuk bersepeda dengan lebih cepat; 3) Faktor
emosional, bahwa bila seseorang mendapatkan kesuksesan dari suatu aktivitas maka
akan menimbulkan rasa senang dan akan memperkuat aktivitas tersebut dan
sebaliknya kegagalan akan memperlemah suatu aktivitas; dan 4) Sifat kepribadian
manusia� yang komplek menyebabkan ketiga
faktor di atas tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari ketiganya.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyebab timbulnya minat apabila
individu mempunyai kesanggupan dengan suatu obyek tersebut. Minat memiliki dua
aspek (Kambuaya, 2015) yaitu:
1.
Aspek Kognitif; Aspek ini didasarkan atas konsep yang
dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang
membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa� yang dipelajari dari lingkungan.
2.
Aspek Afektif; Aspek afektif adalah konsep yang membangun
konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang
menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan
tindakan seseorang.
Guru juga
salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa.
Menurut Kurt Singer bahwa �Guru yang berhasil membina kesediaan belajar
murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat
dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah ,
disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan
minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh
murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid. Wartawan atau jurnalis adalah
seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan
berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara
teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran,
televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.
Wartawan
mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan
untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari
sudut tertentu untuk melayani masyarakat (Romli & Syamsul, 2012). (Najmuddin et al., 2016). mengatakan bahwa secara konseptual,
jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses,teknik, dan
ilmu. Sebagai proses, jurnalistik meliputi aktivitas mencari, mengolah,
menulis,dan menyebarluaskan informasi kepada public melalui media massa.
Aktivitas ini dilakukan oleh seorang jurnalis. Sebagai teknik, jurnalistik
adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis
karya jurnalistik termasuk keahlian dalam mengumpulkan bahan penelitian seperti
peliputan peristiwa dan wawancara. Sebagai
ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan
informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik
termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan
dinamika masyarakat (Bleidt, 2011).
Media online
adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan
multimedia. Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online,
TV-online, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing sesuai
dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya. Salah satu desain
media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik� modern dewasa ini adalah berupa situs berita.
Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu
gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur
fasilitas teknologi online dan berita didalamnya. Contennya merupakan perpaduan
layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan
langsung, pencarian artikel, forum diskusi, dll. Atau yang tidak berhubungan
sama sekali dengannya, misalnya games, chat, dan kuis.
Beberapa
hasil penelitian (Agustin et al., 2013) bahwa Hampir di semua media massa,
skill jurnalistik yang sesuai dengan karakter media masing-masing dirasakan
dapatdilatih secara internal. Kualifikasi yang paling utama adalah adanya
passion, loyalty, dan determination dari para kandidiat untuk menjadi jurnalis.
Hal-hal itu dinilai dapat diperoleh dari latar belakang pendidikan apapun.
Namun demikian semua media sepakat, pendidikan jurnalistik harus menjadi standar
bagi kompetensi jurnalis. Maka berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan
agar pendidikan jurnalistik mengembangkan kurikulumnya sehingga mampu untuk
memenuhi kebutuhan media massa akan jurnalis yang berkualitas, terutama dalam
hal praktis. Sedangkan faktor yang menghambat mahasiswa dalam membaca, yang
palingbesar adalah berasal dari dalam diri mahasiswa yang ditunjukan
dengankebiasaan atau kegemaran membacayang sangat rendah. Membaca bukansesuatu
yang menjadi kebiasaan (Gumono, 2016).
Metode Penelitian
Teknik
pengumpulan data penelitian ini dilakukan secara langsung ke lapangan dengan
menggunakan kuesioner atau angket (Sugiyono, 2014). Kuesioner atau Angket merupakan suatu
cara untuk memperoleh data dengan mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis kepada
para responden yang telah ditentukan dalam penelitian. Untuk memperoleh dan
mengumpulkan data primer peneliti menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa
jurnalistik prodi komunikasi unas.
Sumber data Data primer diperoleh dari pendataan dan kuesioner responden
peneliti mengunjungi kampus unas di�
daerah Pejaten Barat dan membagikan kuesioner pada responden yang
memiliki karakteristik tertentu yaitu sudah mengikuti mata kuliah keahlian
jurnalistik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling sampling dimana tidak
semua populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi
yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang
diamati agar bermakna dan komunikatif. Dalam analisis deskriptif, data yang
diperlukan diolah dan diteliti melalui data sampel atau populasi yang telah
terkumpul meliputi karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan jenis kelamin diketahui sebanyak 61% responden
adalah laki-laki/mahasiswa dan 39% responden perempuan/mahasiswi. Bila dilihat
berdasarakan masa studi keberadaan responden yaitu 34,1% semester dua,
sedangkan 31,7%� responden berada di semester
delapan, dan 19,5% responden berada di semester enam, selebihnya masing-masing
4,9% berada di semester satu, tiga, empat, lima.
Berdasarkan jurusan atau konsentrasi diketahui 82,9% responden adalah mahasiswa
konsentrasi jurnalistik, sedangkan 14,5% responden dari jurusan Humas dan, 2,5
% responden dari konsentrasi periklanan. Dari hasil perhitungan angket maka
dapat digambarkan hasilnya sebagai berikut:
Pertanyaan 3: Berapa lama kamu membaca setiap hari?
Pertanyaan 6: Berapa lama kamu browsing di Internet setiap harinya?
Minat kuat menjadi jurnalis online memotifasi aktifitas
belajar menulis berita. Hal ini merupakan hal yang menarik bagi mahasiswa yang
dianggapnya sangat sesuai dengan pilihannya memilih konsentrasi jurnalistik.
Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil angket 41,5%. Maka dapat diartikan bahwa
minat merupakan suatu kecenderungan hati atau kesukaan dan dorongan dalam diri
mahasiswa dengan mencurahkan perhatian,�
perasaan dan kemauan pada suatu lingkungan yaitu konsentrasi jurnalistik
yang mempunyai arti bagi dirinya (dapat menyenangkan hati) untuk menjadi
jurnalis online, yang mana hal itu sangat tergantung dari bakat diri mahasiswa� tersebut di lingkungan konsentrasi, sebagai
motif sosial. Minat berbengaruh terhadap proses belajar, diketahui terdapat mahasiswa
yang tidak memahami matakuliah seperti Reportase dan Wawancara (29,3%), namun
hampir sebanding dengan mahasiswa yang memahami matakuliah� Reportase dan Wawancara (26,8%).
Faktor-faktor yang menpengaruhi timbulnya minat menurut
Bernard tidak secara spontan atau tiba-tiba melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman dan kebiasaan pada waktu belajar. Faktor internal yaitu
segala sesuatu yang berasal dari dalam individu sendiri seperti kondisi fisik,
mental, emosi dan sebagainya. Minat�
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal yang datang dari dalam
dirinya sendiri sesuai dengan perkembangannya. Minat berbengaruh terhadap proses
belajar, minat dapat berbentuk ungkapan-ungkapan perasaan seperti senang atau
tidak senang. Minat juga dapat berbentuk keaktifan seseorang dalam aktivitas
dan semuanya itu berperan penting dalam kehidupan individu. Ketika mengikuti
matakuliah Terknik mencari dan Menulis berita dengan senang hati mahasiswa
mengikuti perkuliahan. Dosen menjelaskan dengan rinci saat mahasiswa mengajukan
pertanyaan.
Faktor eksternal yakni hal-hal yang datang dari luar diri
seseorang seperti keadaan lingkungan. Selain itu dosen selalu memberikan contoh
aplikasi di lapangan sebagai pekerja jurnalis. Karakteristik mahasiswa dalam
memilih matakuliah terkadang memaksakan diri untuk� mengikuti matakuliah tertentu karena
teman-teman, sehingga mahasiswa menyusun jadwal belajar bersama dengan
teman-teman� untuk mengerjakan tugas
seperti liputan.� Sikap dosen� dapat membangkitkan minat , selalu� bersemangat saat mengikuti matakuliah yang
berkaitan dengan jurnalstik. Bila ada pelatihan mengenai jurnalistik online,
mahasiswa bersedia mengikuti pelatihan untuk mendukung minatnya menjadi
jurnalis online. Fasilitas yang berkaitan dnegan jurnalistik yang tersedia di
kampus sudah lengkap untuk melakukan kegiatan praktek jurnalistik online.
Pergaulan dapat berpengaruh terhadap arah minat, dimana saat
kuliah jurnalistik berlangsung mahasiswa berdiskusi� informasi yang sedang aktual di ruang
perkuliahan atau saat kuiah berlangsung . Meskipun ada materi yang sangat sulit
untuk dipahami atau dipelajari namun tidak mengurangi semangat mahasiswa dalam mempelajarinya.� Penyampaian dosen dalam memberikan materi
kuliah disampaikan secara detail dan jelas, maka dapat diartikan dosen
menguasai materi yang diampunya dengan memberikan contoh-contoh kasus
pemberitaan� yang update.
Kesimpulan
Minat mahasiswa jurnalsitik untuk menjadi jurnalis media
online berdasarkan demografi jenis��
kelamin 61 % adalah laki-laki dan 39 % responden perempuan..� Berdasarkan�
masa studi keberadaan 34,1 %�
mahasiswa semester dua, sedangkan 31,7 %�
mahasiswa semester delapan, dan 19,5% mahasiswa� di semester enam. Faktor -faktor penyebab
minat menjadi jurnalis media online, yang pertama faktor eksternal yaitu� hal-hal yang datang dari luar diri seseorang.
Faktor eksternal disini adalah keluarga, lingkungan, fasilitas, media massa. Sedangkan
faktor internal yaitu motivasi, belajar, bahan atau materi kuliah dan sikap dosen,
teman pergaulan (Syamsi et
al., 2013).
Jurnalisme online sebenarnya sama saja dengan jurnalisme pada
umumnya. Yang membedakan adalah konten yang diberitakan oleh jurnalisme online
didistribusikan melalui internet. jurnalis media online, secara prinsip tidak
berbeda. Mekanisme dan cara kerjanya sama,�
yang membedakan hanya gaya penulisan dan penyajiannya saja. Media online
memang identik dengan prinsip menghasilkan berita yang cepat. Namun, terkadang
berita yang dihasilkan hanya mementingkan kecepatan tanpa memperhatikan prinsip
lainnya, yaitu akurasi. Hal ini biasa terjadi di media online karena media
online banyak yang memegang prinsip kecepatan serta mengabaikan akurasi.
Perkembangan media online memang menguntungkan publik. Namun,
di balik itu tetap saja ada masalah-masalah yang harus menjadi perhatian baik
oleh masyarakat maupun jurnalis media online itu sendiri. Jurnalis media online
harus bekerja dalam siklus produksi yang lebih singkat dibandingkan rekan
jurnalis lain yang bekerja di media cetak maupun siar. Ini disebabkan oleh
tenggat waktu yang terus menerus, serta tekanan dari persaingan organisasi berita
untuk berita yang terus diperbarui dalam waktu cepat dikutip dari www.kompasiana.com/sabil.
Menurut (Margianto
& Syaefullah, 2012), terdapat
beberapa masalah etik dalam media online. Problem etik tersebut antara lain
interaktivitas komunitas, antara cepat dan akurat, cover both sides, mendidik
pembaca, dan juga persoalan lain sepertinya adanya content agregator.Dengan
adanya masalah-masalah etik tersebut, tentu saja menjadi tantangan tersendiri
bagi para jurnalis media online.
BIBLIOGRAFI
Agustin, H., Karlinah, S., Abdullah, A., & Supriadi, D. (2013).
Pemetaan Kebutuhan Kualifikasi Jurnalis Pemula Pada Industri Media Massa Di
Indonesia. Jurnal Kajian Komunikasi, 1(2), 141�154.
Arendra, S. S. (2016). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan
Minat Membaca Buku Pada Siswa SMA Negeri 2 Klaten. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Bleidt, S. A. (2011). How Students Utilize And Perceive Their School
Library. American Secondary Education, 67�85.
Gumono, G. (2016). Profil Minat Baca Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu. Wacana,
14(1), 65�78.
Kambuaya, C. (2015). Pengaruh Motivasi, Minat, Kedisiplinan Dan Adaptasi
Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Peserta Program Afirmasi Pendidikan
Menengah Asal Papua Dan Papua Barat Di Kota Bandung. SHARE: Social Work
Journal, 5(2).
Kasiyun, S. (2015). Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana Untuk
Mencerdaskan Bangsa. Jurnal Pena Indonesia, 1(1), 79�95.
Kurniawati, T. (2016). Minat Membaca Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 13(2), 227�238.
Margianto, J. H., & Syaefullah, A. (2012). Media Online: Pembaca,
Laba, dan Etika Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia. Jakarta:
AJI Indonesia.
Najmuddin, S. U. F. S., Romli, M. F., Hamid, M., Alitheen, N. B., &
Abd Rahman, N. M. A. N. (2016). Anti-Cancer Effect Of Annona Muricata Linn
Leaves Crude Extract (AMCE) On Breast Cancer Cell Line. BMC Complementary
and Alternative Medicine, 16(1), 311.
Nursalina, A. I., & Budiningsih, T. E. (2014). Hubungan Motivasi
Berprestasi dengan Minat Membaca Pada Anak. Educational Psychology Journal,
3(1).
Romli, A. S. M., & Syamsul, A. (2012). Jurnalistik Online: Panduan
Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia.
Safitri, D., Sudaryanto, A., & Ambarwati, R. (2013). Hubungan
Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
Ii Di Rumah Sakit Islam Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Siswati, S. (2012). Minat Membaca pada Mahasiswa (Studi Deskriptif pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semester I). Jurnal Psikologi, 8(2),
124�134.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D
(12th, Cetaka ed.). CV Alfabeta.
Syamsi, K., Sari, E. S., & Pujiono, S. (2013). Pengembangan Model Buku
Ajar Membaca Berdasarkan Pendekatan Proses Bagi Siswa SMP. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 5(1).