Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
INOVASI KROKET BERBASIS SINGKONG, UNTUK ANAK
STUNTING
Adhisti Lutfiah Rahmah1, Dendi Gusnadi2
Universitas
Telkom, Bandung, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Stunting adalah
gagal tumbuh balita (anak di bawah lima tahun) yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang,
yang menyebabkan anak tidak memiliki tinggi badan yang sesuai dengan usianya. Para ibu minim memilih singkong karena dianggap membosankan diolah. Singkong biasanya keras dan biasanya hanya dikukus, goreng, atau keripik. Penulis meneliti penggunaan singkong untuk anak stunting. Penelitian eksperimen ini melibatkan penggunaan singkong sebagai bahan untuk kroket.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula resep yang baik serta daya
terima masyarakat dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner uji organoleptik kepada 50 peserta. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa formula resep yang baik dan tepat akan dihasilkan dengan menempatkan 50 gram singkong pada kroket, berdasarkan temuan tes organoleptik
untuk menentukan daya terima masyarakat
menunjukkan bahwa kroket berbasis singkong mampu diterima dan disukai masyarakat.
Kata kunci: Stunting, Kroket,
Singkong
Abstract
Stunting is a failure to thrive in children under five years old caused
by long-term malnutrition, which result in children not having the appropriate
height for their age. Mothers minimally choose cassava because it is considered
boring to process. Cassava is usually hard and usually only steamed, fried, or
chips. The author examines the use of cassava as an ingredient for croquettes.
This research aims to produce a good recipe formula and public acceptance using
the organoleptic test questionnaire distribution method to 50 participants. The
result of the organoleptic test showed that a good and appropriate recipe
formula would be produced by placing 50 grams of cassava in croquettes, based
on the findings of the organoleptic test to determine public acceptability, it
showed that cassava-based croquettes were acceptable and liked by the public.
Keywords: Stunting, Croquette, Cassava
Pendahuluan
Stunting merupakan
kondisi gagal tumbuh balita (usia anak di bawah
lima tahun) disebabkan oleh
kekurangan gizi yang kronis, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan
usianya
Gambar 1. Percepatan
Pencegahan Stunting Kab/Kota
2018-2023
Seperti yang telah
diketahui bahwa para ibu bingung untuk
mengkreasikan makanan untuk anak-anak, yang mengandung protein, serat, serta karbohidrat yang kompleks. Singkong minim dipilih oleh para ibu sebagai bahan makanan,
dianggap tidak variatif dalam pengolahannya. Singkong cenderung keras dan biasanya hanya dikukus, singkong goreng atau keripik, sehingga
anak-anak cenderung tidak digemari
Singkong adalah
umbi-umbian yang mengandung
zat yang mirip dengan kentang, karbohidrat, protein, serat,
milligram kalsium, mikrogram
folat, dan milligram vitamin C, memiliki
manfaat kesehatan yang signifikan
Makanan pembuka berfungsi
untuk meningkatkan selera makan dengan
rasa gurih yang dominan. Contoh appetizer yang dingin adalah canape, pate, dan aspic jelly. Contoh
appetizer yang panas adalah
hot appetizer. Contoh hidangan
panas adalah galantine,
ballotines, dan croquette, yang juga sering disebut kroket. Kroket, juga disebut kroket, adalah hidangan pembuka Prancis yang mirip dengan risoles, tetapi bagian luarnya
lebih garing dan di dalamnya lebih lembut dan creamy. Kentang kukus yang dihaluskan dicampur dengan ragout, lalu dilapisi dengan
putih telur dan tepung panir
Bahan
yang digunakan dalam
croquette atau kroket yaitu kentang, kentang mengandung zat protein, karbohidrat, vitamin
c, dan fosfor yang sangat bagus
untuk perkembangan anak
Berdasarkan penjelasan
di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjadikan
singkong sebagai pengganti kentang dalam produk kroket.
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menemukan
formula resep yang tepat
dan mengetahui seberapa baik konsumen menerima
inovasi produk ini
Metode Penelitian
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan formula resep ideal yang dapat diterima pelanggan.
Metode Pengumpulan
Data
Metode pengambilan
data dalam studi ini adalah studi
literatur, yang berarti mengumpulkan informasi dari berbagai penelitian
sebelumnya, seperti jurnal. Selain itu, kuesioner dibagikan kepada 50 panelis.
Metode Analisa
Metode analisis
data yang ditemukan dalam analisis ini. Penulis menggunakan Google From sebagai alat
pengumpulan data dan Microsoft Excel untuk alat pengolahan
data, yang menghasilkan data dalam
bentuk tabel dan grafik.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Croquette atau kroket, adalah hidangan pembuka asal Prancis
yang biasanya disajikan dengan panas. Kroket
terbuat dari kentang yang dihaluskan yang dicampurkan dengan ragout,
dilapisi putih telur, dan tepung panir. Kroket serupa
dengan risoles, hanya dari segi
teksturnya berbeda. Sementara risoles cenderung lebih padat, kroket yang lumer saat masuk
ke dalam mulut. Bagian luar kroket memiliki tekstur garing, namun bagian dalamnya
lembut dan creamy.
Saat ini,
rasa kroket mulai beragam. Biasanya dicampur dengan berbagai jenis daging, seperti ikan tongkol, daging babi, atau daging
sapi, namun beberapa orang masih menyukai kroket dengan resep klasik
karena rasa kentang yang dihaluskan dan ragout yang gurih
dan lembut.
Daya Terima Masyarakat
Hasil data yang dikumpulkan oleh
penulis dari 50 peserta, berikut adalah penjelasan para peserta berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan atau profesi.
a.
Jenis kelamin
Berdasarkan 50 peserta diminta
untuk test produk kroket yang menggunakan singkong untuk membantu anak stunting, berikut jenis kelamin:
Table 1. Peserta Berdasarkan
Jenis Kelamin
No. |
Jenis Kelamin |
Jumlah Peserta |
Persentase |
1 |
Laki-laki |
8 |
8% |
2 |
Perempuan |
42 |
42% |
Total |
50 |
50% |
Hasil persentase diatas, dari 50 peserta yang mencoba dan melengkapi kuesioner, ter dapat 8 peserta total persentase 8% berjenis kelamin laki-laki dan 42 peserta total persentase 42% berjenis kelamin Perempuan.
b. Usia Peserta
Gambar 2. Peserta Berdasarkan
Usia
Berdasarkan grafik batang di atas, dapat dilihat bahwa
panelis berusia 10–20 tahun total 10 peserta dengan persentase 10%, peserta berusia 21–30 tahun total 17 orang dengan persentase 17%, dan peserta berusia
31–40 tahun total 15 peserta
dengan persentase 15%, peserta berusia 41 hingga 50 tahun total 6 peserta, dengan persentase 6%, dan peserta berusia lebih dari 50 tahun
total 2 peserta, yang merupakan
2%.
c.
Pekerjaan atau karir panelis
Gambar 3. Peserta berdasarkan
Profesi atau Pekerjaan
Pembahasan
a.
Formula
resep klasik
Penulis membuat produk kroket dengan takaran
resep asli tanpa modifikasi sebelum melakukan studi untuk mengetahui
formulasi resep yang tepat. Bahan-bahan yang digunakan:
Tabel 2. Formula Resep Klasik
No. |
Bahan |
Kuantitas |
Penjelasan |
1 |
Kentang |
100
gram |
Bahan
utama pembuatan kroket |
2 |
Kuning
Telur |
40
gram |
Bahan
utama pembuatan kroket |
3 |
Margarin |
20
gram |
Penambah
gurih pada kroket |
4 |
Fresh
Milk |
60
ml |
Bahan
utama pembuatan kroket |
5 |
Garam |
2
sdt |
Penambah
rasa asin pada kroket |
6 |
Gula |
3
sdt |
Penyeimbang
rasa asin pada kroket |
7 |
Cincangan
Daging |
50
gram |
Bahan
tambahan isi kroket |
8 |
Putih
Telur |
100
gram |
Bahan
untuk melapisi kroket |
9 |
Tepung
Panir |
250
gram |
Bahan
untuk melapisi kroket |
Cara pembuatan kroket klasik:
1) Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan.
2) Potong kentang dengan ukuran sedang.
3) Panaskan kukusan, kukus kentang selama 30 menit.
4) Setelah kentang matang, haluskan kentang hingga lembut.
5) Setelah sudah cukup lembut,
masukkan kuning telur, dan margarin lalu aduk hingga tercampur
rata.
6) Tuangkan susu cair, aduk hingga tidak
ada gumpalan.
7) Kemudian masukan kuning telur, dan daging cincang aduk hingga
tercampur rata.
8) Setelah sudah cukup merata,
pindahan adonan ke dalam loyang
persegi.
9) Masukan ke dalam
freezer selama 1 jam.
10) Kemudian adonan sudah set, bentuk adonan roll panjang.
11) Lalu baluri dengan kocokan
putih telur dan tepung roti, dan pastikan hingga merata.
12) Panaskan pan, masukan minyak, dan goreng kroket dengan metode
deep frying.
Setelah melakukan formula resep klasik, penulis akan melakukan percobaan berikutnya dengan mengubah formula resep dengan menambahkan
singkong daripada kentang
b. Formula
resep kroket setelah modifikasi
Tabel 3. Formula Resep Menambahkan
Singkong
No. |
Bahan |
Kuantitas |
Penjelasan |
1 |
Kentang |
50 gram |
Bahan utama pembuatan kroket |
2 |
Singkong |
50 gram |
Bahan utama pembuatan kroket |
3 |
Kuning Telur |
40 gram |
Bahan utama pembuatan kroket |
4 |
Margarin |
20 gram |
Penambah gurih pada kroket |
5 |
Fresh Milk |
60 ml |
Bahan utama pembuatan kroket |
6 |
Garam |
2 sdt |
Penambah rasa asin pada kroket |
7 |
Gula |
3 sdt |
Penyeimbang rasa asin pada kroket |
8 |
Ayam Suir |
50 gram |
Bahan tambahan isi kroket |
9 |
Putih Telur |
100 gram |
Bahan untuk melapisi kroket |
10 |
Tepung Panir |
250 gram |
Bahan untuk melapisi kroket |
Cara pembuatan kroket modifikasi:
1)
Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan.
2)
Potong kentang, singkong
dengan ukuran sedang.
3)
Panaskan kukusan,
kukus kentang dan singkong selama 30 menit.
4)
Setelah kentang matang,
haluskan kentang hingga lembut.
5)
Setelah sudah cukup
lembut, masukkan kuning telur, dan margarin lalu aduk hingga
tercampur rata.
6)
Tuangkan susu cair,
aduk hingga tidak ada gumpalan.
7)
Kemudian masukan
kuning telur, dan ayam suwir aduk
hingga tercampur rata.
8)
Setelah sudah cukup
merata, pindahkan adonan ke dalam
loyang persegi.
9)
Masukan ke dalam freezer selama 1 jam.
10)
Kemudian adonan sudah set, bentuk adonan roll panjang.
11)
Lalu
baluri dengan kocokan putih telur
dan tepung roti, dan pastikan
hingga merata.
12)
Panaskan pan, masukan
minyak, dan goreng kroket dengan metode deep frying.
Gambar 4. Kroket memanfaatkan
singkong
Aspek Organoleptik
a.
Rasa
Gambar 5. Diagram Batang Rasa
Berdasarkan diagram batang diatas, dari 50 peserta yang mengisi kuisioner uji organoleptik berdasarkan persentase menjadi 100%, 26 peserta atau sebesar 52%, memilih rasa sangat enak, yang
juga merupakan kategori dengan penilaian tertinggi. 36%, atau 18 peserta, memilih rasa enak, dan 12%, atau 6 peserta, memilih rasa cukup enak.
b.
Warna
Gambar 6.
Diagram Batang
Berdasarkan diagram diatas, dari 50 yang melengkapi kuisioner uji organoleptik berdasarkan persentase menjadi 100%, 40% atau dua puluh orang memilih kategori warna yang sangat menarik; kategori dengan penilaian tertinggi, 50% atau 25 peserta memilih kategori yang sangat menarik dan
10% atau 5 peserta memilih kategori yang cukup menarik, menurut diagram di atas.
c.
Aroma
Gambar 7. Diagram Batang Aroma
Berdasarkan diagram batang diatas, dari lima puluh peserta yang melengkapi survei organoleptik berdasarkan persentase menjadi 100%, 36% atau 18 peserta memilih kategori aroma sangat wangi, penilaian tertinggi 52% atau 26 peserta, memilih kategori wangi, dan 12% atau 6 peserta memilih cukup wangi.
d.
Tekstur
Gambar 8. Diagram Batang Tekstur
Berdasarkan diagram batang diatas, dari 50 peserta bedasarkan persentase menjadi 100%, yang memilih kategori tekstur sangat crispy dan creamy sebanyak 42% atau 21 peserta, lalu kategori
penilaian tertinggi yaitu 44% atau 22 peserta memilih kategori crispy dan creamy, dan 14% atau 7 peserta memilih kategori cukup crispy dan creamy.
e.
Penampilan
Gambar 9. Diagram Batang Penampilan
Berdasarkan diagram batang
diatas, dari 50 peserta persentase menjadi 100%, yang memilih penampilan sangat menarik sebanyak 34% atau 17 peserta, lalu kategori
penilaian tertinggi yaitu 40% atau 20 peserta kategori menarik, dan 26% atau 13 peserta cukup menarik.
Kesimpulan
Eksperimen atau
uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) dari percobaan yang dilakukan menghasilkan formula resep yang tepat, diketahui bahwa formula resep yang menggunakan singkong untuk membuat kroket
untuk anak stunting berhasil dengan bahan-bahan berikut 50 gram singkong, 50 gram kentang, 60 milliliter susu segar, 40 gram kuning telur, dan 40 milliliter
margarine. (2) Berdasarkan hasil
uji organoleptik yang diberikan
kepada 50 peserta untuk mengetahui daya terima pelanggan,
rata-rata pelanggan memberikan
nilai yang sangat baik atau cukup. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan singkong dalam produk kroket
dapat membantu anak stunting, dan dapat diterima oleh konsumen.
BIBLIOGRAFI
Damat, I., Ta’in, A., Winarsih, S., Siskawardani,
D. D., & Rastikasari, A. (2020). Teknologi Proses Pembuatan
Beras Analog Fungsional
(Vol. 1). UMMPress.
Daracantika, A.
(2021). Systematic literature review: Pengaruh negatif stunting terhadap perkembangan kognitif anak. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 1(2), 6.
Fajiarningsih, H.
(2013). Pengaruh pengggunaan
komposit tepung kentang (solanum tuberosum l) terhadap
kualitas cookies. Food Science and Culinary
Education Journal, 2(1).
Fitriahadi, E.,
Suparman, Y. A., Silvia, W. T. A., Syahputra, A. F.,
Indriyani, A., Ramadhani, I. W., Lestari, P., &
Asmara, R. F. (2023). Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya stunting. Jurnal
Masyarakat Madani Indonesia, 2(4), 411–416.
Gusnadi, D., Taufik, R., & Baharta, E.
(2020). Uji Organoleptik dan Daya Terima Pada Produk Mousse Berbasis Tapai Singkong Sebagai Komoditi UMKM Di Kabupaten
Bandung. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(3).
Hernita, F.,
Lubis, S. A., & Roji, F. (2023). Pembuatan Kroket Berbahan Dasar Ubi Jalar (Ipomoea Batatas) dengan Isian Sayur dan Daging Ayam. Abdi Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3), 184–191.
Jamaluddin, J. (2018). Pengolahan aneka kerupuk dan keripik bahan pangan. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Khairani, M.,
Roji, F., Hernita, F., & Lubis, S. A. (2024). Pembuatan Kroket Berbahan Dasar Ubi Jalar
(Ipomoea Batatas) dengan Isian
Sayur dan Daging Ayam. El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
4(3), 1407–1415.
Kusumaningati, W., Dainy, N. C., & Kushargina,
R. (2019). Edukasi Cespleng
(Cegah Stunting Itu Penting) Dan Skrining Stunting Di Posyandu Doktren
2 Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian
Masyarakat LPPM UMJ.
Lestari, R. Y., & Saputri, D. S. (2023). Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Kepok (Musa
Paradisiacal L.) Terhadap Kadar Air, Kadar Serat Kasar Dan Sifat Organoleptik Brownies Kukus Tepung Mocaf (Cassava Flour). Food
and Agro-Industry Journal, 4(2), 1–8.
Mahdiyah, M.,
Dahlia, M., Rudyah Putri, F., Muliyana,
Y., Agung Aprialdi, M., & Studi
Tata Boga, P. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Desa Binaan Muara Gembong Melalui Diversifikasi Bahan Pangan Lokal Sebagai Usaha (Pastry Kroket Singkong Dan Panada
Ikan). Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat,
2022.
Maulidah, W.
B., Rohmawati, N., & Sulistiyani, S. (2019). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Ilmu Gizi Indonesia, 2(2).
https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i2.87
Panji, D. D., Octaviany,
V., & Gusnadi, D. (2019). Pemanfaatan
Buah Nangka Sebagai Subtitusi Gula Dan Lemak Nabati
Pada Mousse 2019. Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom,
5(3).
Rifqi, N. Y., Iwan, S., & Hakimah, N. (2021). Pemanfaatan bahan makanan lokal kentang (Solanum tuberosum
l), ikan lele (Clarias, sp)
dan brokoli (Brassica oleracea l) dalam bentuk snack kroket untuk balita
dengan status gizi kronis. Teknologi Pangan: Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 12(1),
1–10.
Wigati, A.,
Sari, F. Y. K., & Suwarto, T. (2023). Pentingnya Edukasi Gizi Seimbang Untuk Pencegahan Stunting Pada Balita. Jurnal Abdimas Indonesia, 4(2).
https://doi.org/10.26751/jai.v4i2.1677
Copyright holder: Adhisti Lutfiah Rahmah, Dendi Gusnadi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |