Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��������������������������������� e-ISSN:
2548-1398
��������������������������������� Vol.
5, No. 11, November
2020
PENANGANAN ADUAN PADA JAKARTA SMART CITY DITINJAU DARI
KUALITAS INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Reza Suriansha dan
Erwin Rasyid
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Unisadhuguna Jakarta,
Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
This study aims to
determine whether there is an influence on the quality of information and the
implementation of management information systems on complaint handling at PT. Qlue Performa Indonesia in supporting the Jakarta Smart
City program. This research was conducted in September 2019 through the help of
Google Form (online questionnaire). The population in this study are active
users of the Qlue application. The instrument testing
method used is validity and reliability testing. Data analysis techniques used
were quantitative descriptive techniques, multiple linear regression analysis,
and t test. The results showed that the Quality of
Information and The Implemention of Management
Information System correlating to PT. Qlue Performa Indonesia in supporting the Jakarta Smart
City program, this event indicating by the partial test of
each independent variable on the dependent variable, as well as the
simultaneous test of the independent variables on the dependent variable.
Keywords: Quality of Information; Management Information Systems;
Complaint Handling
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas
informasi dan penerapan sistem informasi manajemen pada penanganan pengaduan di PT. Qlue Performa
Indonesia dalam mendukung
program Jakarta Smart City. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 melalui bantuan Google Form (kuesioner
online). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aktif aplikasi Qlue. Metode pengujian
instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif, analisis regresi linier berganda, uji hipotesis dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Informasi dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap penanganan aduan PT. Qlue Performa Indonesia dalam mendukung program Jakarta Smart City, hal
ini ditunjukkan oleh hasil uji parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya, serta uji simultan dari variable-variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi secara luas dan perangkat teknologi yang digunakan PT. Qlue Performa
Indonesia dalam menunjang
program Jakarta Smart City, kesenjangan yang terjadi selama ini, antara harapan
masyarakat kota Jakarta dan
Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang terjadi selama
ini mulai dapat menemui titik
penyelesaian.
Kata kunci: Kualitas Informasi; Sistem Informasi Manajemen; Penanganan Aduan
Pendahuluan
Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi saat ini menjadi perhatian
penting untuk para pemimpin negara dan daerah, khususnya Jakarta (Ali, 2020). Tren menjadi
kota pintar atau yang disebut dengan smart city mulai diterapkan di tatanan pemerintahan dan masyarakat Ibu kota. Jakarta memulai era baru menuju kota pintar
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi di segala sektor administrasi pemerintahan, dan salah satunya
di sektor pelayanan public (Wiyanto, 2011). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan
peningkatan standar hidup dan kesejahteraan warganya dengan membuat program Jakarta Smart City.
Dengan disandangnya predikat tersebut maka sudah sewajarnya
kota Jakarta harus diatur dan dikelola dengan baik yang saat ini Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan
pembangunan kota Jakarta sebagai Smart City. Jika seluruh komponen Smart City sudah bisa diterapkan dengan baik maka
kota Jakarta bisa dikategorikan ke dalam masyarakat madani artinya Jakarta Smart City
merupakan wujud dari implementasi masyarakat madani. Karena ciri-ciri masyarakat madani diantaranya, peradaban adalah manusia cerdas yang tinggal diperkotaan artinya masyarkatnya sudah terintegrasi dengan baik mulai
dari pendidikan, ekonomi, social budaya dan kesadaran beragama. Karena ciri�ciri Smart City diantaranya penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan aspek penting yang nantinya diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kota untuk menghasilkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien (Astutik &
Gunartin, 2019).
Melalui
Jakarta Smart City, pemerintah daerah
mengajak masyarakat ibukota untuk turut
serta dan berperan aktif terhadap peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat itu sendiri, salah satunya dengan meningkatkan akses pelayanan publik untuk masyarakat ibukota.
Di era teknologi komunikasi dan informasi saat ini, penggunaan gadget di tatanan
masyarakat menjadi hal yang lumrah di lingkungan sosial masyarakat, salah satunya adalah handphone (Afiyatul
Munasiroh, 2018).
Oleh karena itu, sebagai respons akan perkembangan teknologi tersebut dan realisasi atas cita-cita untuk menjadikan Jakarta sebagai Smart
City. Pemerintah daerah DKI
Jakarta membangun kerja sama dengan perusahaan
teknologi rintisan lokal Qlue, dengan
membentuk aplikasi pengaduan publik, yang diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi masyarakat untuk melakukan pengaduan dan penanganan akan aduannya terhadap
permasalahan sosial di lingkungan masyarakat ibukota. Qlue dengan
sengaja dibangun sebagai sarana penunjang dalam proses penanganan aduan di masyarakat. Melalui aplikasi media sosial Qlue ini juga, masyarakat Jakarta dapat berinteraksi secara langsung dan real
time dengan instansi pemerintah terkait secara singkat.
Sebagai suksesor
dari program Jakarta Smart City ini,
Qlue membutuhkan suatu sistem informasi
manajemen, yang mendukung aliran informasi dapat berjalan cepat dan akurat (Febrina Chandra, 2015). Qlue
diharapkan mampu memudahkan masyakarat untuk melaksanakan proses pengaduan dengan memberikan kualitas informasi yang akurat dan real
time atas aduan yang masuk dari masyarkat,
sehingga dapat direspons secara cepat oleh instansi pemerintahan terkait (Laudon & Laudon, 2018).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas informasi dan system informasi manajemen secara parsial maupun secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penanganan aduan.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah: bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber informasi pengetahuan dan bahan perbandingan bagi pembaca yang berminat membacanya dan juga dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan dan masyarakat adalah sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran � saran dalam menghadapi persaingan dimasa yang akan datang dan diharapkan dapat membantu untuk menyusun strategi �
strategi lain apabila terdapat
kelemahan / kekurangan pada
sistem yang ada.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat
variabel bebas dan terikat. Dilihat dari data yang diperoleh, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena didalamnya mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen dan indepeden.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aktif aplikasi Qlue. Dengan α = 5%, didapat jumlah sampel minimumnya adalah 109 Orang. Teknik sampling
yang digunakan adalah simple random sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu dengan menyebarkan
kuesioner (daftar pertanyaan)
kepada para pengguna aktif aplikasi Qlue dengan harapan
dapat memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner disusun menggunakan skala likert. Pengumpulan data berikutnya dilakukan dengan melalui studi kepustakaan dan dokumen-dokumen yang diperoleh di
lokasi penelitian.
Setelah data-data yang diperlukan didapat, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji intrumen. Dalam langkah ini dilakukan
dalam 2 (dua) tahap pengujian, yaitu uji validitas dan
uji reliabilitas. Untuk
menguji validitas kuesioner digunakan rumus korelasi Product Moment
Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan alat ukur dengan rumus
Alpha Cronbach (Arikunto,
2016). Dengan Interpretasi koefisien Korelasi r sebagai berikut (Sugiyono, 2016):
Tabel 1
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval
Koefisien |
Tingkat
Hubungan |
0,80 � 1,000 0,60 � 0,799 0,40 � 0.599 0,20 � 0,399 0,00 � 0,199 |
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah |
Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini di lakukan dalam 3 (tiga) pengujian,
yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas (Arikunto, 2016). Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov smirnov.
Uji multikolinearitas dilakukan
dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) tiap -tiap variabel
independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor
(VIF) melebihi 10,00. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari
10,00 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir
(Sugiyono, 2016). Sedangkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode
Glejser.
����������� Pengujian berikutnya adalah pengujian parameter, meliputi uji parameter individual (uji statistik t) bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan uji parameter secara simultan. Dan yang terakhir adalah pengujian best of fit model.
Hasil Dan
Pembahasan
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Hasil uji validitas
variabel independen penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Informasi (X1)
Pernyataan |
Kualitas Informasi (X1) |
||
rhitung |
rtabel
n = 100 |
Keterangan |
|
1 |
0.779 |
0.195 |
Valid |
2 |
0.764 |
0.195 |
Valid |
3 |
0.723 |
0.195 |
Valid |
|
|
|
|
Sumber: Hasil Olahan Data (SPSS 22) |
|||
|
Berdasarkan hasil uji
validitas terhadap variabel kualitas informasi, diketahui masing�masing
pernyataan pada variabel kualitas informasi (X1) seluruhnya valid,
karena nilai rhitung yang dihasilkan lebih besar dari nilai rtabel yang ada untuk n = 100 (Seratus) yaitu 0.195.
Sedangkan hasil uji
validitas variabel Sistem Informasi Manajemen (X2) dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Hasil Uji
Validitas Variabel Sistem Informasi Manajemen (X2)
Pernyataan |
Sistem Informasi
Manajemen ( X2) |
||
rhitung |
rtabel n = 100 |
Keterangan |
|
1 |
0.744 |
0.195 |
Valid |
2 |
0.771 |
0.195 |
Valid |
3 |
0.695 |
0.195 |
Valid |
4 |
0.710 |
0.195 |
Valid |
5 |
0.557 |
0.195 |
Valid |
6 |
0.727 |
0.195 |
Valid |
7 |
0.603 |
0.195 |
Valid |
8 |
0.574 |
0.195 |
Valid |
9 |
0.670 |
0.195 |
Valid |
10 |
0.653 |
0.195 |
Valid |
11 |
0.676 |
0.195 |
Valid |
12 |
0.735 |
0.195 |
Valid |
13 |
0.839 |
0.195 |
Valid |
14 |
0.421 |
0.195 |
Valid |
15 |
0.766 |
0.195 |
Valid |
|
|
|
|
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa
untuk masing � masing pernyataan pada variabel Sistem Informasi Manajemen (X2)
seluruh instrument valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang
ada untuk n = 100 ( Seratus ) yaitu 0.195.
Hasil uji validitas variabel Penanganan Aduan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Variabel Penanganan Aduan (Y)
Penanganan Aduan
(Y) |
|||
Pertanyaan |
rhitung |
rtabel n = 100 |
Keterangan |
1 |
0.636 |
0.195 |
Valid |
2 |
0.602 |
0.195 |
Valid |
3 |
0.641 |
0.195 |
Valid |
4 |
0.758 |
0.195 |
Valid |
5 |
0.615 |
0.195 |
Valid |
6 |
0.733 |
0.195 |
Valid |
7 |
0.645 |
0.195 |
Valid |
8 |
0.550 |
0.195 |
Valid |
9 |
0.739 |
0.195 |
Valid |
10 |
0.666 |
0.195 |
Valid |
Sumber: Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 4
Hasil Uji Validitas Variabel
Penanganan Aduan (Y),
masing�masing pernyataan menunjukan
valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan
jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang
ada untuk n = 100 (seratus) yaitu 0.195
b.
Uji Reliabilitas
Hasil
penelitian menunjukan bahwa semua variabel penelitian reliabel. Hal ini ditunjukkan
pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Informasi
(X1)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.616 |
3 |
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Berdasarkan
tabel di atas, untuk uji reliabilitas variable kualitas informasi (X1)
pada nilai Cronbach�s Alpha sebesar
616, dapat diartkan variabel Kualitas Informasi (X1) adalah Reliabel.
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Informasi
Manajemen (X2)
Reliability
Statistics |
|
Cronbach's
Alpha |
N of
Items |
.916 |
15 |
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 6 di
atas, untuk uji reliabilitas variabel sistem informasi manajemen (X2) pada nilai
Cronbach�s Alpha sebesar
0.916, yang berarti instrumen
penelitian mengenai variabel sistem informasi manajemen (X2)
adalah Reliabel.
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Penanganan Aduan (Y)
Reliability
Statistics |
|
Cronbach's
Alpha |
N of
Items |
.894 |
10 |
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 7 di
atas, untuk uji reliabilitas variabel Penanganan
Aduan (Y) pada nilai Cronbach�s Alpha sebesar
0.894, maka dengan demikian instrumen penelitian mengenai variabel Penanganan Aduan (Y) adalah Reliabel.
2.
Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik, harus memenuhi asumsi
BLUE, yaitu Best LinearUnbiased
Estimator.
a.
Uji Normalitas
Pada
penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Kolmogorov-Smirnov.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Hasil
Uji Normalitas Menggunakan Metode Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Standardized
Residual |
|
N |
100 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
.98984745 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.179 |
Positive |
.132 |
|
Negative |
-.179 |
|
Test Statistic |
.179 |
|
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.054c |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Sumber: Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 8 di atas, nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0.054, karena lebih besar dari 0,05 dapat diartikan� berdistribusi normal.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam
penelitian ini digunakan metode Glejser untuk menguji
heteroskedastisitas. Hasil uji sebagai
berikut:
Tabel 9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Metode Glejser
Model |
Unstandardized Coefficients |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
|||
1 |
(Constant) |
.232 |
.332 |
.486 |
Kualitas Informasi (X1) |
-.021 |
.017 |
.211 |
|
Sistem Informasi Manajemen (X2) |
.045 |
.023 |
.053 |
a. Dependent Variable:
ABRES
Sumber: Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Berdasarkan table uji heteroskedastisitas di atas dapat diketahui tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas dalam
model regresi. Hal tersebut
dapat dilihat dari tingkat signifikansi
X1 dan X2 yang lebih besar dari 0,05 dengan variable dependen nilai mutlak ABRES.
c. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) tiap-tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) melebihi 10. Jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) kurang dari
10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.
Hasil uji multikolinearitas penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini:
Tabel 10
Hasil Uji Multokolinearitas
Model |
Collinearity
Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
|
|
X1 |
.843 |
1.187 |
|
X2 |
.843 |
1.187 |
Sumber: Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Dari Tabel 10 di atas,
dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari
masing-masing variabel independent tidak memiliki nilai yang lebih dari 10 dan nilai tolerance >
0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian
ini tidak terjadi gejala multikolinieritas.
3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis pada penelitian
ini dilakukan dalam 2 (dua) pengujian,
yaitu:
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk menentukan apakah variable-variabel independen secara parsial berhubungan terhadap variable dependennya. Adapun hasil uji t penelitian ini dapat dilihat pada table 11 berikut:
Tabel 11
Hasil
Uji t
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
2.242 |
3.378 |
.664 |
.509 |
Kualitas Informasi (X1) |
.810 |
.224 |
3.616 |
.000 |
|
Sistem Informasi Manajemen
(X2) |
.470 |
.056 |
8.422 |
.000 |
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Dari Table 11
di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial/individual Kualitas Informasi berpengaruh terhadap Penanganan Aduan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t hitung 3,616. Nilai t table untuk
jumlah sample 100 dan α =5% adalah
1, 96. Terlihat bahwa t hitung bernilai lebih besar dari
t table, yang dapat diartikan
bahwa secara individu variable Kualitas Informasi berpengaruh terhadap variable Penaganan Aduan. Begitu juga nilai t hitung variable Sistem Informasi Manajemen 8,422 yang lebih besar dari 1, 96. Hal ini juga dapat diartikan bahwa secara individu variable Sistem Informasi Manajemen berpengaruh terhadap variable Penanganan Aduan.
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk menentukan apakah variable-variabel independen secara simultan berhubungan terhadap variable dependennya. Adapun hasil uji F penelitian ini dapat dilihat pada table 12 berikut.
Tabel 12
Hasil
Uji F
Model |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
2 |
693.298 |
64.172 |
.000b |
Residual |
97 |
10.804 |
|
|
|
Total |
99 |
|
|
|
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Dari hasil
uji F, didapat nilai Fhitung sebesar 64.172
dimana lebih besar dari nilai
Ftabel untuk n =
100 (seratus) sebesar 3.09 atau 64.172 > 3.09 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena 0,000 <
0,05, maka dapat dikatakan variable Kualitas Informasi (X1) dan variable Sistem
Informasi Manajemen (X2)
secara bersama-sama mampu berpengaruh dengan variabel Penanganan Aduan (Y) pada α
= 5%.
4.
Koefisien Determinasi
Hasil
uji Koefisien determinasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13
Koefisien Determinasi Penelitian
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.755a |
.570 |
.561 |
3.28691 |
a. Predictors: (Constant), X2, X1 |
||||
b. Dependent Variable: Y |
Sumber: Hasil Olahan Data
(SPSS 22)
Berdasarkan Tabel 13 di atas
dapat disimpulkan bahwa nilai R Square sebesar 0.570, artinya bahwa variable Kualitas Informasi dan variable Sistem Informasi Manajemen secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel Penanganan Aduan sebesar 57% sedangkan, sisanya sebesar 43% adalah faktor � faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.
Regresi Linier Berganda
Dari Tabel 10, didapat
persamaan regresi linear berganda penelitian, yaitu:
Y = 2.242 + 0.810 X1 + 0.470 X2.
Dimana:
X1 ����������� = Kualitas
Informasi
X2 ����������� = Sistem Informasi Manajemen
Y� ����������� = Penanganan Aduan
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Nilai konstanta (koefisien intersep) sebesar 2.242 menyatakan bahwa jika variabel Kualitas
Informasi (X1) dan variabel
Sistem Informasi Manajemen (X2) tetap (nol) maka nilai
variabel penanganan aduan (Y) adalah sebesar 2.242.
2)
Nilai koefisien regresi variabel Kualitas Informasi (X1) terhadap
variabel penanganan aduan (Y) adalah sebesar 0.810. Hal ini berarti jika variabel
kualitas informasi (X1)
naik sebesar 1%, akan meningkatkan variabel Penanganan Aduan (Y) sebesar 0.810, dengan asumsi variabel Sistem Informasi Manajemen (X2) dan konstanta
dianggap tetap. Kualitas informasi merupakan faktor penting yang menyebabkan informasi tersebut berguna bagi penggunanya,
dan informasi dikatakan berkualitas apabila akurat, relevan dan tepat waktu.� Informasi yang berkualitas dapat meningkatkan penanganan aduan.
3)
Nilai koefisien regresi variabel Sistem Informasi Manajemen (X2)
terhadap variabel penanganan aduan (Y) adalah sebesar 0.470 Hal ini berarti jika
variabel Sistem Informasi Manajemen (X2)
naik 1 satuan, maka hal tersebut akan
meningkatkan variabel Penanganan Aduan (Y) sebesar 0.470, dengan asumsi bahwa variabel
Kualitas Informasi (X1)
dianggap konstan atau tidak berubah.
Sistem Informasi Manajemen
merupakan satu kesatuan dari sebuah
sistem informasi berbasis komputer yang mekanisme pengerjaannya terdiri dari input, proses dan
output. Proses sendiri terdiri
dari pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan
data, dan pendistribusian data (Rusdiana, Irfan, & Irfan,
2014).
Ide
sistem informasi dalam mendukung manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan telah ada sebelum digunakannya
komputer, dan bagaimana suatu informasi dapat berhubungan dengan penanganan aduan (Munawir, 2018).
Sebuah kajian yang pernah dilakukan oleh Adam mengenai sikap manajemen terhadap sistem informasi, menyimpulkan bahwa 75 persen manajer menilai peningkatan kuantitas dan mutu sangat besar dampaknya
terhadap prestasi kerja. Akan tetapi jika boleh memilih,
90 persen responden akan memilih peningkatan
mutu informasi dibandingkan dengan peningkatan kuantitasnya. (Gordon B. Davis, 2018).
Teori dari Gordon B. Davis tersebut mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa mutu atau kualitas
informasi berpengaruh terhadap kinerja atau prestasi kerja,
dimana pada konteks ini adalah proses penanganan aduan. Dengan demikian untuk meminimalisir kesalahan serta meningkatkan kualitas informasi diperlukan sistem informasi manajemen untuk menunjang fungsi operasional dan akitivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Ketika
perusahaan menjangkau konsep sistem informasi
manajemen, maka mereka akan mengembangkan
aplikasi yang secara khusus diarahkan untuk mendukung manajemen (Schell, 2011).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer telah menciptakan kemungkinan untuk mengatasi segala keterbatasan fisik yang dimiliki (Kadir & Triwahyuni, 2013).
Suatu sistem informasi berbasis komputer akan membuat
informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
Setelah
perusahaan mampu mengatasi segala kesulitan, maka hambatan-hambatan dalam pekerjaan dapat diatasi dengan baik yang berarti juga kinerja perusahaan ikut meningkat dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Jika kinerja organisasi tertata dengan baik maka akan
sejalan dengan kinerja perorangan (Siagian, 2014).
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Sistem informasi yang diberikan aplikasi Qlue, masih belum
optimal dalam memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengetahui perkembangan aduan yang telah dilakukan. Masih sulit melihat proses pengaduan yang dilakukan pelanggan terhadap pengaduan yang sudah dilakukan, dan sudah sampai dimana
proses pengaduan itu sudah tertangani.
Hal
lain yang didapat adalah masalah server system maupun jaringan internet sering tidak stabil, sehingga
pada saat tertentu pengaduan tidak dapat dilakukan dan tertangani dengan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner, didapatkan hasil bahwa Kualitas
Informasi dan Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan pada penanganan aduan Program Jakarta Smart City sudah
baik dan memuaskan pengguna, hal ini
terlihat dari tanggapan responden yang
rata-rata menyetujui tiaptiap
butir pernyataan yang diberikan. Akan tetapi masih diperlukan perbaikan di beberapa sektor seperti kemudahan bagi pelanggan dalam memantau proses pengaduannya,
juga server sistem maupun jaringan internet perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat meminimalisisr adanya gangguan sistem seperti putusnya jaringan yang menyebabkan server mati yang akhirnya berdampak pada inefisiensi kinerja. Disarankan pula pada bagian pemeliharaan untuk melengkapi setiap perangkat komputer dengan UPS dan mengadakan pemeriksaan berjangka untuk peremajaan alat. Jika hal-hal tersebut tidak dilakukan perbaikan, kemungkinan Program Jakarta Smart City yang diharapkan akan meminimalkan kesenjangan antara keinginan masyarakat kota Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan optimal.
BIBLIOGRAFI
Ali, Maulana. (2020). Pengaruh Kompetensi Dimoderasi Oleh
Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Kinerja Pelayanan Publik. Sebatik,
24(1), 81�86.
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Astutik, Endang Puji, & Gunartin, Gunartin. (2019).
Analisis Kota Jakarta Sebagai Smart City Dan Penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Menuju Masyarakat Madani. Inovasi, 6(2), 41�58.
Davis, Gordon Bitter. (2018). Kerangka Dasar Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Febrina Chandra. (2015). Analisis Kualitas Informasi dan
Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Terhadap Kinerja Karyawan di PT.
Central Proteinaprima Tbk.
Kadir, Abdul, & Triwahyuni, Terra Ch. (2013). Pengantar
Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.
Laudon, Kenneth C., & Laudon, Jane P. (2018). Management
Information Systems: Managing The Digital Firm. New York University:
Pearson Education Limited.
Munasiroh, Afiyatul. (2018). Strategi Penanganan Keluhan Masyarakat
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kabupaten Jepara Melalui Program
�Lapor Bupati.� Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Munawir, Lukman Akhmad dan. (2018). Sistem Informasi
Manajemen. Banda Aceh: Penerbit Lembaga Komunitas Informasi Teknologi Aceh
(KITA).
Rusdiana, A., Irfan, Moch, & Irfan, Moch. (2014). Sistem
Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
Schell, Raymond Jr McLeod dan George P. (2011). Management
Information System. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, P. Sondang. (2014). Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. (2014). Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: CAPS (Centre of Academic Publishing Service).
Wiyanto. (2011). Pengelolaan Komplain Masyarakat Dalam
Mewujudkan Tata Pamong Yang Baik di Kota Semarang. Repository Unnes. Semarang.