Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��������������������������������� e-ISSN: 2548-1398
��������������������������������� Vol. 5, No. 11, November 2020
PENERAPAN
POMPA AIR FREE ENERGI MENGGUNAKAN KINCIR AIR DAN POMPA HIDROLIK SISTEM UNTUK
PENGAIRAN SAWAH
Yogi Iskandar dan Aep Saepudin
Universitas Islam Al-Ihya Kuningan Jawa Barat,
Indonesia
Email : [email protected] dan [email protected]
Abstract
In dry season, especially the farmers in Kuningan District Indonesia, face some difficulties in
doing agricultural activities. This problem can be solved by a water pump so
that agricultural activities can still be carried out, but not all farmers can
do activities because only a few people can afford a water pump and fuel, both
gasoline and diesel to operate the water pump so it causes financial raising.
Solving this problem can be done by making a hydraulic system water pump by
utilizing air power from Cijolang River as a source
of energy to spin / power / lever the wheel and draw or push air. So that in
this way it does not require gasoline / diesel or electric power. By conducted
this research, it can assist farmers in solving water supply problems for rice
processing. The research method used in this research is an experimental method
by making a hydraulic system water pump and measuring it. The results of the
research showed that the velocity of air currents in this study is worth 7
seconds / one rotation of the airwheel. The diameter
of the water wheel is 1m and the water pump diameter is 5 cm to 10 cm. The need
for a water pump for an area of 1000 meters requires 3 to 6 water pumps.
Keywords: �Agriculture; Water wheel; Hydraulic System Water Pump
Abstrak
Pada musim kemarau petani
Indonesia khususnya Daerah Kabupaten Kuningan
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas pertanian. Masalah tersebut
dapat di pecahkan dengan adanya pompa air sehingga aktivitas pertanian masih dapat
dilakukan, namun tidak semua petani dapat melakukan aktivitas karena
hanya sedikit orang yang bisa dan mampu membeli pompa air serta harus membeli bahan bakar baik bensin maupun
solar untuk
mengoprasikan pompa air tersebut sehingga terjadi pembekakan pembiayaan. Pemecahan
masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat pompa air sistem hidrolik
dengan memanfaatkan tenaga air yang berasal dari arus Sungai Cijolang
sebagai sumber energi pemutar/kekuatan/pengungkit kincir
dan menarik atau mendorang air. Sehingga dengan cara ini tidak memerlukan bahan bakar bensin/solar ataupun tenaga listrik. Melalui
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat membantu petani dalam memecahkan
masalah pengadaan air untuk pengolahan sawah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan cara membuat pompa
air sistem hidrolik selanjutnya dilakukan pengukuran. Hasil pengukurun/
penelitian menunjukan kecepatan arus air dalam penelitian ini� senilai 7 detik/ satu kali putaran kincir
air. Diameter kincir air sebesar 1 meter dan untuk diameter pompa air 5cm s/d
10cm. Kebutuhan pompa air untuk lahan seluas 1000 meter dibutuhkan 3 s/d 6
pompa air.
Kata Kunci:
Pertanian; Kincir Air; Pompa
Air Sistem Hidrolik
Pendahuluan
Dunia teknologi di zaman sekarang
terus berkembang pesat sehingga munculnya�
teknologi terbarukan� yang
dapat� memudahkan manusia dalam� melakukan berbagai perkerjaan dalam berbagai
industri. Salah satunya industri pertanian, pada industri pertanian begitu
banyak alat yan dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil panen.
Negara�� Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan
industri pertanian oleh karena itu tidak sedikit orang yang berkonsentrasi
untuk terus mengembangkan teknologi pada bidang pertanian. Pertumbuhan hasil pertanian pada produksi padi mencapai dari
tahun 2014- 2018 mencapai 2.33%. (Kementerian Pertanian
Indonesia, 2018).
Dengan demikian bahwa sektor
pertanian memiliki potensi yang sangat besar. Namun potensi yang dimiliki oleh
petani di Indonesia sedikit terhambat hal ini karena indonesia memiliki 2 musim
yakni musim kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau petani Indonesia hanya
sedikit yang bisa melakukan aktifitas pertanian. Masalah tersebut dapat di
pecahkan dengan adanya pompa air sehingga aktifitas pertanian masih dapat
dilakukan, namun tidak semua petani dapat melakukan aktifitas karena hanya
sedikit orang yang bisa yang mampu membeli pompa air dan harus membeli bensin
untuk mengoprasikan pompa air tersebut sehingga terjadi pembekakan pembiayaan.
Untuk pemecahan masalah tersebut
dapat dilakukan dengan cara membuat pompa air sistem hidrolik dengan
memanfaatkan tenaga air yang berasal dari arus kali cijolang sebagai pemutar/
kekuatan untuk memutarkan kincir dan menarik atau mendorang air. Sehingga tidak
memerlukan bahan bakar bensin/solar
atau pun tenaga listrik. Terdapat 2 (dua) identifikasi masalah yang ditemukan
oleh peneliti pada saat akan melaksanakan penelitian kali ini yang diantaranya
adalah (1) Indonesia memiliki 2 (dua) musim kemarau dan musim hujan sehingga pada musim kemarau
tidak bisa melakukan aktivitas pertanian. (2) Pompa air yang ada harganya mahal
dan memerlukan bahan bakar bensin/solar
atau listrik, sehingga tidak semua petani dapat membelinya.
Melalui penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dapat membantu petani dalam mengatasi pemasalahan pengadaan air
untuk pengolahan sawah. Sehingga petani dapat dibantu dan pada akhirnya dapat
melakukan aktifitas pertanian serta secara tidak langsung dapat mengurangi
beban pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh para petani dalam melakukan
pengolahan pertanian.
Metode Penelitian
Metode� yang digunakan adalah metode eksperimen dengan cara
membuat Pompa Air Free Energy menggunakan kincir air dan pompa sistem hidrolik selanjutnya
dilakukan pengukuran penelitian yang sesuai dengan studi rumusan masalah yang
telah disusun oleh peneliti.
Desain eksperimen
merupakan langkah-langkah dalam melakukan penelitian sehingga dihasilkan
data-data yang obyektif sesuai dengan permasalahan, desain eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah treatment by subject yaitu beberapa
variasi perlakuan secara berturut-turut kepada kelompok subyek yang sama. (Aryadi, 2013).
Pengukuran yang akan dilakukan oleh
peneliti dimulai dari pengukuran kekuat arus air yang di perlukan untuk
memutarkan kincir air, diameter kincir air yang di perlukan
untuk mendorong pompa hidrolik dan besarnya diameter pompa hidrolik agar dapat
mendorong air dari kali ke sawah serta banyaknya pompa yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan air disawah.
V = S/t
V = Kecepatan rata-rata
S = Jarak tempuh
t = waktu (donbull, 2012).
Untuk menjaga keselamata kerja pada saat melaksanakan
penelitian, peneliti juga memperhatiakan sistem keselamatan. Dimana ,
kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak
terdga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak dapat unsur kesengajaan,
lebih-lebih dalam perencanaan (Pertiwi, Tarwaka, Erg, &
Sri Darnoto, 2016).
Langkah dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan sistem manajemen
pekerjaan yang akan dilakukan. Manajemen pekerjaan disesuaikan, dengan bentuk
dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan caran mengklasifikasikan
tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1. Kekuat Arus Air yang Diperlukan
Untuk memutarkan Kincir Air
Untuk
melakukan kekuatan arus air, peneliti menggunakan rumus kecepatan/ deras arus
air. Kecepatan aliran sungai pada satu penampang saluran
tidak sama, kecepatan aliran sungai ditentukan oleh bentuk aliran, geometri
saluran dan factor-faktor lainnya. Kecepatan aliran sungai diperoleh dari rata-rata
kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai tersebut. (Norhadi, Marzuki, Wicaksono, & Yacob, 2015).
Kecepatan arus air juga dipengaruhi oleh
Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses
yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. (Neno, Harijanto, & Wahid, 2016).
Untuk
mengatahui kecepatan arus penelilit melakukan perhitungan sebagai berikut:
V = S / t
S = 200 cm
t�� =
7 detik
v � =
2/7
v � =
28 Detik
Dengan jarak dari hulu ke hilir
sepanjang 200 cm serta waktu tempuh 7 detik dihasilkan kecepatan 28 detik. Hal
ini menunjukan dengan jarak 200 centi meter atau setara dengan 2 meter
kecepatan air di kali sungai cijolang cukup kuat. Bentuk pengukuran lain yang
dilakukan oleh peneliti ada dengan dengan menghitung start awal kincir air saat
berputar sampai ketemu lagi pada titik awal dihasilkan perhitungan sebanyak 7
detik.
Melalui kecepatan yang dihasilkan
saat melakukan pengukuran peneliti dapat membuat sebuah simpulan bahwa kekuatan
arus air dikali cijolang cukup deras. Sehingga mampu mendorong air dari kali
jolang ke sawah yang berada didaerah perbukitan setinggi 7 meter dengan kondi
lokasi pertanian cukup tebing. Dengan demikian bahwa melalui kekuatan arus
tersebut pompa air hidrolik sistem cukup efektif untuk digunakan oleh petani
dalam memenuhi kebutuhan air untuk sawah. Namun hal tersebut juga perlu
memperhatikan diameter kincir. Semakin kecil diameter kincir kekautannya juga
akan kecil namun jika kincir besar makan kekuatan airnya juga relatif besar.
2. Diameter Kincir Yang Diperlukan
Untuk mendorong Hidrolik
Kincir
air adalah komponen putaran air yang memberikan energi pada poros yang berputar. Kincir air
merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi mekanik berupa torsi
pada poros kincir. (Mangihot,
2018). Kincir ari adalah semacam roda
besar yang dilengkapi dengan timba atau pengambil air yang terbuat dari bambu
yang berputar karena aliran air untuk menaikan air dari sungai kearah sawah
yang lebih tinggi posisinya. (Junaidi
& Hendri, 2015). Kincir air adalah jenis turbin air yang paling
kuno, sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat. (Wahyudi, Cahyadi, & Purnami, 2012).
Pada
umumnya kincir air memang sudah digunakan sejak zaman dahulu. Namun,
diameternya begitu besar sedangkan diameter kincir yang akan di teliti oleh peneliti
berukuran 100 Cm, hal ini karena peneliti selain ingin mencari kekuatan air
dalam mendrong pompa. Peneliti ingin mengetahui efektifitas dan efisiensi dalam
menggunakan kincir air dan pompa hidrolik sistem untuk pengairan sawah.
Pengoprasioan pompa yang mengambil tenaga dari�
arus air yang disebut sistem mekanikal dimana terjadi putaran pada
poros, poros adalah sebuah elemen mesin berbentuk silinder pejal yang berfungsi
sebagai tempat �dudukannya� elemen lain. Seperti, puli, spoket, roda gigi, dan
kopling dan juga berperan sebagai elemen penerus daya dan putaran dari mesin, (Sonawan
& Hery, 2014). Poros tersebut dimanfaatkan untuk mengoprasikan
pompa. Sistem pengoprasian pompa dengan menggunakan poros engkol.
Dengan
diameter 100 CM tersebut, petani dapat menyimpan kincir air di rumah ataupun
digudang pada saat musim hujan tiba. Sehingga, pada saat musim kemarau petani
dapat menggunakan kembali kincir ari tersebut. Melalui metode tersebut petani
dapat mengurangi pembiayaan saat melakukan pengolah kebun ataupu sawah yang
akan dikelola oleh petani.
Selain
dari itu, dengan diameter kincir tersebut dapat cukup kuat dan mampu mendorong
air setinggi 7 meter. Apabila lokasi pertanian cukup tinggi maka diameter kinci
air dapat diperbesar. Hal tersebut dapat memberikan kekutan yang lebih tinggi
untuk mendorong air dari kali ke lokasi pertanian. Semankin besar diameter
kinci makan air yang akan didorong akan semakin tinggi.
Namun,
kekuatan dorongan air dalam memutarkan kincir harus melihat dari kekuatan arus
air serta ketinggian sawah atau objek yang akan dialiri air. Jika airnya cukup
landay maka air yang akan didorong sedikit lemah. Oleh karena itu, pada saat
ingin memanfaatkan pompa air hidrolik ini. Selain diameter kinci kita juga
harus memperhatikan arus air yang tersedia di kali.
3. Diameter Pompa Hidrolik Yang Dapat
Mendorong Air Dari Kali Ke Sawah
Pompa
adalah alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan barang-barang ke tempat
yang berbeda dari media yang digunakan dengan cara menambahkan energi pada
cairan yang berpindah dan terus secara terus menerus. (Bayu
Gilang Permono, 2018) Pada� konsep�
penelitian kali ini pompa yang di guanakan adalah pmpa air menggunakan
sistem hidrolik.
Pompa
air pada umunya mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida.
Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan
mengatasi tahanan � tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. (Mangihot,
2018). Pompa air sistem hidrolik
memanfaatkan tekanan dan tarikan melalui sistem mekanikal. Sehingga diperlukan
diameter untuk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan para petani.
Terbentuknya
tekanan pada pompa air hidrolik dengen menerapkan fungsi piston. Fungsi piston �adalah untuk membentuk ruang bakar dan
mentrasfer tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston (connecting rod) dan poros engkol. Gerak
Piston bolak-balik diubah menjadi menjadi putaran pada poros engkol� melalui batang piston. (Arif
Hidayatullah dan Moch. Solikin, 2011). Penerapa fungsi poston pada motor
bakar dapat mengubah arah bolak balin menjadi putaran sedangkan pada pompa air
sistem hidrolik mengubah dari putaran menjadi bolak balik yang disebut dengan
sistem hirolik.
Sistem hidrolik adalah suatu system
pemindah tenaga dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara.
Sistem hydraulic ini mempunyai banyak keunggulan dibanding jika menggunakan
sistem mekanikal. (Forum IPTEK Pembangunan SMKN 1 Cimahi., 2013).
Diameter
pompa yang digunakan pada penelitian ini sebesar 6 cm. Dengan diameter tersebut
dapat mendorong air setinggi 7 meter. Untuk mendapatkan hasil yang optimal kita
menggunakan dameter sebesar 5 cm s/d 10 cm. Ukuran diameter pada pompa air
harus disesuaikan juga dengan katup. Katup adalah pralatan yang mengintrol/
megatur baik berjalan, berhenti atau mengarahkan aliran tekanan dari suatu
medium tekatan. (Haryanto
dan Benny Multi Hidayat, 2000). Penempatan katup pada poma ini
mengacu pada (Eka
Yogaswara, 2013). Katup jenis I terletak pada satu
baru yang digerakan oleh satu poros kam. Jika ukuran katup besar sebaiknya
diameter pompa sebesar 10 cm.
Selain
dari diameter kincir dan katup kita harus memperhatikan kerapatan didalam dalam
pompa air pompa air yang dibuat harus bener-bener rapat agar pompa dapat
berfungsi secara optimum . Pada dasarnya saat kita akan menggunakan sistem ini
selain memanfaatkan arus air kita juga memanfaatkan udara yang ada pada pompa
air. Udara yang dimanfaatkan inilah yang disebut dengan hidrolik sistem.
Saat
pompa beroprasi sebaiknya juga kita membuat penampungan air didalam sistem
pompa. Hal ini untuk mencegah air masuk kedalam sistem pendorong dan penarik
air didalam pompa air. Jadi saat pompa air sistem hidrolik beroprasi dibantu
dengan udara yang ada didalam pompai air. Sehingga, akan membuat air lebih
ringan saat ditarik dan didorong oleh pompa tersebut.
Dengan
demikian bahwa diameter yang dibutuhkan untuk pengoprasian pompa hidrolik ini
adalah 5 cm s/d 10 sm.
4. Pompa Yang Dibutuhkan Untuk Memenuhi
Kebutuhan Air Untuk Sawah
Hasil
pengukuran penelitian menunjukan bahwa kemampuan pompa air di kali cijolang
dengan kecepatan� 7 detik serta
menghasilkan dorongan terhadap air setinggi 7 meter. Maka semakin tinggi
kondisi sawah dari kali akan berpengaruh terhadap kinerja air atau air yang
dihasilkan oleh pompa tersebut.
Hal
ini� tentunya akan berpengaruh pula pada
kebutuhan pompa air untuk mengaliri sawah. Sedangkan untuk penelitian yang
telah dilakukan saat ini, dapat menghasilkan air atau dapat menyiram sawah
seluas 1 m2 dengan kurun waktu selama 5 menit. Jika dalam waktu 5
menit dapat menyiram sawah seluas 1 m2 maka dalam kurun waktu 1 jam
akan mengairi sawah seluas 12 m2 . Jika sawah tersebut seluas 1000 m2
maka akan membutuhkan waktu 1000 m2/ 12 m2 = 83 jam untuk
1 pompa air dengan ketinggian 7 meter dari kali ataupun sungai.
Dari
hasil analisis tersebut apabila kita menginginkan waktu yang relatif singkat
untuk sawah seluas 100m2 setidaknya membutuhkan 3 sampai 6 pompa air
yang akan beroprasi selama 24 jam.
B. Pembahasan
Hasil pengukuran menunjukan bahwa
kecepatan air dalam satu kali putaran kincir senilai 7 detik. Hal ini
menunjukan bahwa arus air kali cijolang cukup kuat. Salah satu indikator dalam
penggunaan pompa air dengan menggunakan sistem hidrolik memiliki kekuatan arus
yang kuat. Sehingga mampu mentransmisikan tenaga dari kincir ke pompa sehingga
mampu memindahkan ari dari kali ke sawah.
�Jika dilihat dari diameter kincir air senilai
100 cm, ini menunjukan bahwa penerapan pompa air cukup efisien dibandingkan
dengan penggunaan kincir air pada masa sebelumnya. Ukuran kincir air sebelumnya
6 sampai 10 meter, bergantung pada ketinggian sawah yang ada di dekat kali
ataupun sungai. Diameter kincir yang digunakan oleh peneliti dapat dijadikan
sebagai standar/ batas minimal ukuran dalam memanfaatkan arus sebagai tenaga
pengungkit dalam mentransmisikan tenaga dari arus air ke pompa air dengan
sistem hidrolik.
Sedangkan untuk diamater pompa air
sebesar 6 cm, hal ini menunjukan bahwa pompa hidrolik dalam penerapan pompa air
ini tidak membutuhkan diameter yang begitu besar. Ketika petani ingin
menggunakan metode ini dalam pemenuhan kebutuhan air. Diameter minimalnya 6 cm
agar dapat menarik dan mendorong air cukup besar sehingga air yang dihasilkan
oleh dalam pengoprasian pompa ini dapat memenuhi kebutuhan air untuk pengolah
sawah.
Pengukuran ketinggian air yang dihasilkan
adalah 7 meter, hasil pengukuran peneliti memiliki hasil yang senada dengan
penelitian yang telah dilakuakn oleh Jamrud Aminuddin,
Nurhayati & Agustina Widiyan (2019). Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa pompa air menggunakan kincir kecepatan rendah
sebagai tenaga penggerak mampu mengangkat air sampai ketinggian 6 meter dengan
debit air 0,02 liter per detik.
Dengan demikin penerapan pompa air
ini, sudah cukup efektif untuk pesawahan yang memiliki ketinggian antara kali
dengan sawah yang senilai 7 meter. Jika ketinggian sawah lebih dari 7 meter kita
dapat menambah diameter kincir setidaknya 2 sampai 3 meter agar tenaga yang
dihasilkan lebih kuat. Semakin besar diameter kincir kekuatan kincir air akan
semakin besar. Namun, dengan memperbesar diameter kincir air yang besar akan
berpengaruh pada putaran kinci air. Sehingga diperlukan komponen tambahan agar
memiliki putaran yang sama bahkan lebih cepat dibandingkan dengan putaran yang
dihasilkan oleh peneliti saat ini.
Kebutuhan pompa air dapat diukur
dari luasnya sawah yang dilimiliki oleh petani. Hal ini juga dapat disesuaikan
dengan besarnya saluran air dari kali kesawah, jika ingin mempercepat dalam
pemenuhan kebutuhan air kita dapat menggunakan salur air yang lebih besar �
atau � in dapat dijadikan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan air
untuk sawah.
�
Kesimpulan
Hasil pengukurun menunjukan
kecepatan arus air dalam penelitian ini menghasilkan 7 detik/ satu kali putaran
kincir air. Perhitungan ini dimulai start sumbu A sampai kembali pada sumbu A. Sedangkan untuk diameter kincir air kita dapat menggunakan
dari mulai 1 meter untuk ketinggian sawah setinggi 7m. Ketinggian sawah yang
lebih dari 7 meter, dapat menggunakan diameter kincir sebesar 5 meter. Untuk diameter pompa air hidrolik dapat menggunakan diameter
6 cm dengan menggunakan katup buang lebih besar dari pada katup isap. Untuk
pemasangan katup, sebaikanya katup buang diameternya lebih besar dibandingkan
katup isap. Jika katup isap sebesar � in maka katup buang � in. Hal ini
dilakukan agar air tidak naik ke bagian piston (pompa hidrolik) sehingga tidak
mengganggu pelumas yang akan berdampak pada pemuaian piston sehingga pompa
tidak dapat berfungsi secara optimal.
Kebutuhan pompa dalam mengairi sawah
dapat ditentukan berdasarkan ketinggian dan luasnya lahan pertanian. Untuk lahan
pertanian 1000 meter2 dengan ketinggian 7m dapat menggunakan kincir berdiameter
1m dan diameter pompa 6 cm serta pompa sebanyak 6 unit.
BIBLIOGRAFI
Arif Hidayatullah dan Moch. Solikin, M. Ke. (2011). Service
Engine Ringan dan Komponen-Komponen Pada Sepeda Motor. Yogyakarta: Mentari
Pustaka.
Aryadi, Widya. (2013). Perbandingan Performa dan Konsumsi Bahan Bakar
Motor Diesel Satu Silinder dengan Variasi Tekanan Injeksi Bahan Bakar dan
Variasi Campuran Bahan Bakar Solar, Minyak Kelapa dan Minyak Kemiri. Automotive
Science and Education Journal, 2(2).
Bayu Gilang Permono. (2018). POMPA HIDRAM. http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Hidran/hidran.html
donbull. (2012). Cara menghitung Kecepatan. Retrieved from
https://rumushitung.com/ 2012/12/14/cara-menghitung-kecepatan/ :
10/05/2018
Eka Yogaswara. (2013). Motor Bensin. Bandung: CV.Arfino
Raya
Forum IPTEK Pembangunan SMKN 1 Cimahi. (2013). Pompa Air Hidrolik
Sistem Tanpa Listrik dan Bensin. http://fortekpembangunan. blogspot.co.id/2013/05/sistem-hidrolilk-dan-pompa-idrolik.html:10/05/
2018.
Haryanto dan Benny Multi Hidayat. (2000). Teknik Dasar Pneumatik Dasar
Hidrolik. Jakarta: CV Al Haman.
Junaidi, A�, & Hendri, A�. (2015). Model fisik kincir air sebagai
pembangkit listrik. Riau University.
Jamrud
Aminuddin, Nurhayati & Agustina Widiyani. (2019). Modifikasi Pompa Air
Menggunakan Kincir Kecepatan Rendah Sebagai Tenaga Penggerak. Journal of Islamic Science and Technology,
5(1).
Kementerian Pertanian Indonesia. (2018). Retrieved from https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/
TPATAP-2017 (pdf)/20-ProdPadi.pdf: 05/08/2019
Mangihot. (2018). http://www.indonesiastudents.com/pengertian-kincir-air-dan-cara-kerjanyalengkap/ :10/05/ 2018. Retrieved from http://mangihot.blogspot.co.id/2016/12/pompa.html :10/05/
2018 Indonesia students.
Neno, Abdul Kamal, Harijanto, Herman, & Wahid, Abdul. (2016). Hubungan
debit air dan tinggi muka air di sungai lambagu kecamatan tawaeli kota palu. Jurnal
Warta Rimba, 4(2).
Norhadi, Ahmad, Marzuki, Akhmad, Wicaksono, Luki, & Yacob, Rendi
Addetya. (2015). studi debit aliran pada sungai antasan kelurahan sungai andai
Banjarmasin Utara. Poros Teknik, 7(1).
Pertiwi, Pujiani, Tarwaka, PGDip Sc, Erg, M., & Sri Darnoto, S. K. M.
(2016). Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan
Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Aneka Adhilogam
Karya, Ceper, Klaten. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sonawan, HERY, & Hery, Ir. (2014). Perancangan Elemen Mesin. Edisi Revisi. Cetakan
Kedua, Maret. Bandung:
Alfabeta.
Wahyudi, Slamet, Cahyadi, Dhimas Nur, & Purnami, Purnami. (2012).
Pengaruh Variasi Tebal Sudut Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar. Rekayasa Mesin, 3(2),
337�342.