1576 http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i12.1745
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 5, No. 12, Desember 2020
STRATEGI KOMUNIKASI IMPLEMENTASI APLIKASI SIDARLING
MENUJU DENPASAR SMART CITY
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Bali, Indonesia
Abstract
The city of Denpasar is the largest contributor to waste in the province of Bali. The
increase in the volume of waste in Denpasar is due to the low awareness of the
community in maintaining a clean environment. Realizing that smart environment is
a component of the success of a smart city, the implementation of a smart
environment is manifested in the formulation of Perwali No. 36 of 2018 concerning
reducing the use of plastic bags in synergy with the application Sidarling. This
application is socialized using Lasswell's communication strategy. This study aims
to analyze the communication strategy of the Denpasar City Government in
implementing applications sidarlingto the community towards Denpasar smart city.
The object of this research is the Denpasar city government with a qualitative
descriptive research type. Data collection techniques in the form of interviews,
observations, and document studies adapted to theera new normal. Determination
of informants was done by using purposive sampling and snowball sampling
techniques. The results showed that the communication strategy carried out by the
Denpasar city government in the socialization of the sidarling application was
carried out by providing regular monitoring to agencies and schools in Denpasar
and spreading messages in various forms adapted to the media used.
Keywords: communication strategy, garbage, implementation, sidarling, smart city
Abstrak
Kota Denpasar menjadi penyumbang sampah terbanyak di provinsi Bali,
Peningkatan volume sampah di Denpasar disebabkan oleh rendahnya kesadaran
masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Smart city saat ini sedang di terapkan
di Denpasar. Menyadari smart environment merupakan komponen keberhasilan
smart city, maka implemntasi smart environment diwujudkan dalam bentuk
perumusan Perwali No 36 tahun 2018 yang di sinergikan dengan aplikasi Sidarling.
Sosialiasasi implementasi aplikasi ini menggunakan strategi komunikasi formula
lasswell. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi komunikasi Pemkot
Denpasar dalam mengimplemantasikan aplikasi sidarling kepada masyarakat
menuju Denpasar smart city. Objek penelitian ini adalah pemkot Denpasar dengan
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara,
observasi, dan studi dokumen disesuaikan dengan era new normal. Penentuan
informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling.
Hasil penelitian menunjukan strategi komunikasi yang dilakukan pemkot Denpasar
dalam sosialisasi apliaksi sidarling dilakukan dengan memberi monitoring secara
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1577
rutin ke instansi maupun sekolah di Denpasar dan menyebarkan pesan dalam
berbagai bentuk yang di sesuaikan dengan media yang digunakan.
Kata kunci: implementasi; kota pintar; sampah; sidarling; strategi komunikasi.
Pendahuluan
Persoalan lingkungan dan sampah plastik menjadi isu global (mendunia) di era
globalisasi ini. salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah tercemarnya
lingkungan yang disebabkan oleh limbah sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia.
Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan peralatan
rumah tangga, otomotif dan sebagainya. Penggunaan bahan plastik semakin lama
semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak oleh pelapukan (Sahwan,
2005).
Menurut (Purwaningrum, 2016), Komposisi sampah yang dihasilkan dari
aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah
non organik 30-40%, sementara itu dari sampah non organik tersebut komposisi
sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik.
Permasalahan Sampah yang mendunia tentunya juga di alami oleh Indonesia.
Berdasarkan data (Jambeck et al., 2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam
peringkat kedua dunia setelah Cina yang menghasilkan sampah plastik terbanyak di
perairan yang mencapai 187,2 juta ton. salah satu penyumbang sampah terbesar di
Indonesia adalah provinsi Bali dan menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
provinsi Bali menunjukan bahwa Kota Denpasar adalah penghasil sampah terbanyak di
Bali yaitu berjumlah 2.285,75 m3/hari.
Menurut Kepala Bidang Penanganan Sampah, DLH Kota Denpasar Ketut Adi
Wiguna dalam Balipost.com mengatakan bahwa volume sampah di kota Denpasar
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 volume sampah kota
Denpasar mencapai 850ton perhari dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 yang
mencapai 900ton perhari (Balipost.com 22/3/20). Peningkatan volume sampah di
Denpasar disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan dan tingginya jumpah penduduk di kota Denpasar.
Persoalan sampah, khususnya sampah plastik sangat mempegaruhi konsep smart
city yang saat ini menjadi trend di Indonesia dan sedang di terapkan di Denpasar. Smart
city adalah kota yang dapat mengelola semua sumber daya secara efektif dan efisien
dalam menyelesaikan berbagai tantangan, menggunakan solusi inovatif, terintegrasi dan
berkelanjutan (Hasibuan & Sulaiman, 2019). Perkembangan teknologi merupakan salah
satu determinan penting dalam perkembangan konsep smart city (Allwinkle &
Cruickshank, 2011).
Menurut Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional komponen Smart city Indonesia menuju kota berkelanjutan
terdiri dari ekonomi pintar (smart economy). Mobilitas cerdas (smart infrastructure),
Lingkungan cerdas (smart environment), masyarakat cerdas (smart people), Hidup
cerdas (smart living), Pemerintahan cerdas (smart governance).
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1578 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Menyadari bahwa lingkungan cerdas (smart environment) menjadi komponen
keberhasilan smart city Indonesia menuju kota berkelanjutan, maka Kota Denpasar
telah melakukan beberapa upaya dalam penanganan sampah plastik sebagai wujud dari
implementasi Denpasar menuju smart city. Menurut Sekda Kota Denpasar A.A. Ngr.
Rai Iswara dalam Balipuspanews.com menyatakan bahwa implementasi lingkungan
cerdas (smart environment) yang diterapkan oleh Denpasar adalah perumusan
kebijakan Perwali no 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik
yang di sinergikan dengan aplikasi Sidarling (balipuspanews.com 8/4/2020).
SIDARLING (Sistem Informasi Sadar dan Peduli Lingkungan) merupakan portal
yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan kebersihan Kota Denpasar yang
memberikan reward kepada masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungannya
di Kota Denpasar. Aplikasi Sidarling di resmikan pada februari 2019 dan telah
terkoneksi dengan 120 bank sampah dari 128 bank sampah yang ada, dengan jumlah
nasabah mencapai 5.111 nasabah. Aplikasi ini telah mendapat beberapa apresiasi salah
satunya dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang disampaikan
langsung pada acara coffee morning di bantaran Tukad Badung bersama delegasi Inter
Goverment Meeting COBSEA 9 Negara Asia Pasific (ppid.menlhk.go.id 8/4/20)
Aplikasi sidarling juga membuat Denpasar mendapat apresiasi dari Managing
Director Eco Consulting and Enginering Vienna Austria, Dr Yousef Mesimani dalam
Wartaekonomi.co.id yang mengagumi program manajemen sampah dan lingkungan
dalam serangkaian Bridge for Cities 4.0 Connecting Cities Throught The New
(wartaekonomi.co.id 8/3). Denpasar juga berhasil mendapatkan penghargaan Indeks
Kota Cerdas Indonesia (IKCI) nomor satu di Indonesia kategori kota besar dari Litbang
Kompas. Atas keberhasilan tersebut, Kota Denpasar menjadi daya tarik dunia
internasional (wartaekonomi.co.id 8/3).
Aplikasi sidarling ini termasuk aplikasi yang baru berjalan setahun namun telah
memberi banyak Prestasi kepada Kota Denpasar, namun banyaknya prestasi tersebut
belum menjadikan aplikasi ini Sebagai aplikasi yang populer di masyarakat, aplikasi ini
belum banyak diketahui oleh masyarakat, jika dilihat dari jauhnya perbandingan antara
jumlah nasabah yang bergabung di aplikasi Sidarling dengan jumlah penduduk di Kota
Denpasar.
Pada salah satu penelitian sebelumnya yang disusun oleh Ranie Aprilianti dengan
judul “Strategi Komunikasi Komunitas Bumi Inspirasi Melalui Program Bank Sampah
dalam Membangun Kesadran Masyarakat Peduli Sampah di Lingkungan” ini di latar
belakangi oleh adanya kedudukan komunikasi yang sangat strategis dalam keseluruhan
perubahan masyarakat atau perubahan sosial. Proses perubahan sosial tersebut berjalan
tanpa henti, baik disengaja maupun tidak. Perubahan sosial yang disengaja dapat dilihat
dari usaha pembangunan (inovasi) oleh masyarakat.
Hal ini dapat dikatakan bahwa ide-ide baru, gagasan-gagasan baru, teknologi baru
disebarkan kepada pengguna dan penerimanya yaitu sesama warga masyarakat melalui
proses komunikasi. Komunikasi dalam hal inilah yang biasa disebut komunikasi
perubahan yang sangat membutuhkan perencanaan perumusan strategi.
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1579
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis ajukan terletak pada
objek penelitian, dimana objek pada penelitian ini adalah komunitas Bumi Isnpirasi
sedangkan objek yang penulis ajukan adalah pemerintah Kota Denpasar. penelitian
yang penulis ajukan memiliki kesamaan dengan fokus pada penelitian terdahulu yaitu
sama-sama membahas mengenai strategi komunikasi dalam mensosialisasikan sebuah
inovasi untuk memperbaiki lingkungan.
Berhasil tidaknya sebuah kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan
oleh strategi komunikasi (Effendy, 2003). Strategi merupakan perencanaan dan
manajemen sesuatu hal untuk mencapai suatu tujuan, yang dimana strategi tidak
berfungsi sebagai petunjuk arah saja, melainkan harus mampu memberikan solusi dan
taktik oprasionalnya (Abidin, 2015). Sama hal nya dengan strategi komunikasi yang
merupakan panduan perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Effendy, 2005).
Pemerintah kota Denpasar melakukan Strategi komunikasi dalam sosialisasi
implementasi aplikasi sidarling menuju smart city, strategi ini menarik untuk dikaji
lebih mendalam mengingat adanya perbandingan yang cukup jauh antara nasabah pada
aplikasi sidarling dengan jumlah masyarakat di kota Denpasar. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa bagaimana strategi komunikasi pemerintah kota Denpasar dalam
mensosialisasikan aplikasi sidarling kepada masyarakat sehingga nantinya dapat
menjadi acuan bagi masyarakat maupun organisasi lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didefinisikan sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Sugiyono, 2014). Lokasi penelitian
dalam kajian ini dilakukan secara purposive dimana lokasi penelitian berada di daerah
Kota Denpasar.
Kota Denpasar menjadi lokasi penelitian karena merupakan salah satu daerah di
provinsi Bali yang menerapkan konsep Smart city. Kota Denpasar juga menjadi
penyumbang sampah tertinggi di Provinsi Bali dan telah mengupayakan
penanggulangan sampah dengan menciptakan inovasi aplikasi sidarling.
Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dan snowball
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu yakni narasumber dianggap paling mengetahui mengenai apa
yang peneliti harapkan sehingga memudahkan peneliti dalam menjelajahi situasi sosial
yang diteliti (Sugiyono, 2014). Memperoleh data yang valid dalam penelitian ini
membutuhkan informan yang relevan atau pihak yang mengetahui mengenai strategi
implementasi aplikasi Sidarling adapun informan tersebut:
Kepala DLHK Kota Denpasar adalah informan kunci yang mengetahui segala
aktifitas yang dilakukan oleh organisasi tersebut, baik menyusun strategi hingga
melaksanakan strategi komunikasi. Setelah melakukan wawancara dengan key
informan, penenliti berharap mendapatkan informan ke dua dari key informan yang di
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1580 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
dapat melalui teknik snowball. Informan tersebut adalah Kepala UPT pengelola sampah
Denpasar, yang dimana informan tersebut dianggap dapat memberikan informasi
tambahan terkait aplikasi Sidarling, kepala seksi pengelolaan media pada Dinas
Kominfo Kota Denpasar, dan Bank Sampah/ LSM yang terdampak langsung dari
hadirnya apliaksi sidarling.
pengumpulan data pada penelitian ini menjadi sangat penting mengingat.
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dalam penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2014). Pada
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya:
Wawancara yang dimana merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topic tertentu (Sugiyono, 2014). Teknik wawancara pada penelitian menggunakan
teknik wawancara tersetruktur dan semi tersetruktur dengan mengikuti protokol
kesehatan mengingat adanya pandemic covid-19. Teknik wawancara semi terstruktur
dilakukan untuk menemukan jawaban atas strategi komunikasi yang dilakukan oleh
pemerintah Kota Denpasar.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan panca indra sebagai instrumen untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam menjawab masalah penelitian
(Sugiyono, 2014). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
secara terang-terangan dan tersamar dimana peneliti menyatakan terus terang kepada
informan yaitu kepala DLHK Denpasar.
Studi dokumen juga dilakukan sebagai pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, Studi dokumen merupakan
cacatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bias dalam bentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014) Studi dokumen yang
dilakukan oleh peneliti meliputi studi terhadap buku, artikel, media online dan jurnal
yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan berdasarkan interactive model
Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga komponen yaitu, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017). Teknik ini dipilih untuk
memudahkan penulis dalam mengemukakan gambaran atau memberikan pemahaman
mengapa dan bagaimana realitas yang diteliti serta memudahkan peneliti dalam
memilih data-data yang diperlukan, diambil. Dan disajikan sehingga mampu menjawab
permasalahan yang diteliti yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Pengelolaan sampah di kota Denpasar dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Denpasar. Pengelolaan sampah di kota Denpasar dilakukan menggunakan 2
sistem yaitu sistem penanganan sampah dan sistem pengurangan. Pada sistem
penanganan sampah pemerintah kota Denpasar menciptakan inovasi bernama “PESAN
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1581
MAMA” (pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat).
Pemerintah dan perangkat desa memiliki solusi dalam pengelolaan sampah di
Kota Denpasar dengan membuat swakelola persampahan/ keberasihan berdasarkan
perwali no 76 tahun 2019 tentang swakelola pengelolaan sampah. Swakelola ini
merupakan jasa pengangkutan sampah ke rumah-rumah yang di koordinasikan oleh
perangkat desa setempat dan disepakati bersama warga terkait iuran bagi tenaga
kebersihan pengangkutan sampah.
pengelolaan sampah di kota Denpasar juga dilakukan dengan sistem pengurangan
produksi sampah rumah tangga. Pengurangan sampah di kota Denpasar dilakukan
dengan merumuskan perwali no 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan
kantong plastik. Peraturan ini kemudian di sinergikan dengan inovasi aplikasi sidarling
(sistem aplikasi sadar dan peduli lingkungan). Aplikasi ini membantu menyediakan
informasi bank-bank sampah terdekat yang dapat di akses melalui mobile apps.
Menurut Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaanaan Pembangunan Nasional komponen Smart city Indonesia menuju kota
berkelanjutan terdiri dari Smart Economy, Smart Governance, Smart Mobility, Smart
People, Smart Living, dan Smart Environment.
Salah satu wujud implementasi program smart city yang dilakukan oleh
pemerintah kota Denpasar dalam pengelolaan sampah adalah dengan dirumuskan nya
peraturan walikota no 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik
yang kemudian disinergikan dengan aplikasi sidarling. Aplikasi ini merupakan portal
yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan kebersihan Kota Denpasar yang
memberikan reward kepada masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungannya
di Kota Denpasar.
Aplikasi ini myediakan beberapa fitur diantarnya Multi Bank Sampah dan Multi
Rekening dimana masyarakat dapat mengetahui lokasi-lokasi bank sampah yang ada di
kota Denpasar dan dapat menabung di semua bank sampah yang terhubung dengan
portal ini, dengan satu identitas tunggal dan mendapatkan point reward. Aplikasi ini
juga berbasis web base yaitu dapat diakses dimana saja dan kapan saja sehingga dapat
memudahkan nasabah untuk menggakses aplikasi ini dimana saja dan kapan saja.
Aplikasi ini juga menggunakan qr code untuk membaca Identias nasabah,
Sehingga ketika tidak membawa kartu peduli lingkungan, identitas nasabah masih dapat
terbaca menggunakan Qr code yang diakses melalui mobile app. Aplikasi ini telah
terkoneksi dengan beberpa aplikasi lain nya seperti aplikasi payment gateway, LPD,
dan layanan satu pintu kota Denpasar untuk mempermudah dalam penukaran point
reward.
Hingga saat ini aplikasi sidarling belum banyak diketahui oleh masyarakat kota
Denpasar, sehingga aplikasi ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Keberhasilan
komunikasi yang efektif ditentukan oleh strategi komunikasi (Effendy, 2003). Strategi
merupakan perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
suatu tujuan. Strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah
jalan saja, melainkan harus mampu menujukan bagaimana taktik oprasionalnya
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1582 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
(Abidin, 2015).
Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan panduan
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah
di tetapkan (Effendy, 2005). Segala sesuatu dalam strategi komunikasi harus
dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban atas pertanyaan
yang dirumuskan oleh Harold D. Lasswell yang dikenal luas sebagai formula Lasswell,
yaitu who says what in which channel to whom with what effect (Effendy, 2005).
Model Lasswell dalam penelitian ini berfungsi untuk membantu membedah
strategi komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Denpasar dalam
mengimplementasikan aplikasi Sidarling menuju Denpasar Smart city. Penyusunan
strategi komunikasi harus mengembalikan kembali kepada elemen komunikasi, yakni
who says what, in what chanel, to whom, with what effects (Cangara, 2013). Sehingga
terdapat langkah-langkah dalam perumusan strategi Komunikasi Lasswell yaitu
penetuan khalayak, penyusunan pesan, penyeleksian media, penetapan teknik, dan
evaluasi (Arifin, 1984). Langkah-langkah Perumusan Strategi komunikasi implementasi
aplikasi Sidarling menuju Denpasar smart city diataranya sebagai berikut:
1. Penentuan Khalayak
Khalayak dan komunikator sesungguhnya memiliki kepentingan yang sama
dalam proses komunikasi. Penentuan khalayak dapat dilihat dari 2 perspetif yaitu
individual dan sosiokultural (Johnston, 2002). Khalayak sasaran dibedakan menjadi
dua tipe yaitu, khalayak sasaran primer yaitu mereka yang benar-benar memiliki
kaitan dan perhatian dengan isu yang terjadi, dan khalayak sasaran sekunder yaitu
mereka yang tidak terkait langsung tetapi bisa membantu khalayak primer dalam
menentukan sikap dalam mengambil suatu keputusan berkaitan dengan isu yang
terjadi (Heryanti, 2017).
Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa kalahayak sasaran Pemerintah
kota Denpasar dalam sosialisasi implementasi aplikasi sidarling menuju Denpasar
smart city adalah seluruh masyarakat di kota Denpasar yang di kelompokan menjadi
3 kelompok yaitu anak-anak, ibu rumah tangga dan masyarakat yang bergabung
dengan keanggotaan banjar. Dan LSM/Bank sampah yang ada di kota Denpasar
Anak-anak menjadi khalayak sasaran utama pemerintah dalam melakukan
sosialisasi karena anak-anak di anggap sebagai generasi penerus bangsa. Generasi
penerus bangsa sebaiknya mendapatkan pendidikan karakter yang baik sejak dini.
Mencintai dan menjaga lingkungan menjadi salah satu Pendidikan karakter kepada
anak, sehingga anak-anak menjadi sasaran utama dalam sosialisasi program
Sidarling.
Pendidikan karakter anak tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan harus
diawali dari rumah sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan. Mengingat waktu
yang dimiliki ibu rumah tangga sebagian besar digunakan untuk mengurus rumah
dan mengurus anak, maka sosialisasi aplikasi sidarling juga menyasar ibu rumah
tangga. Selain menjadi contoh bagi anak-anak ibu rumah tangga juga diharapkan
dapat mengelola sampah rumah tangga masing-masing sehingga dapat mewujudkan
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1583
tujuan Denpasar zero waste.
Anak-anak dan ibu rumah tangga merupakan tipe khalayak primer yang
memiliki kaitan langsung dengan aplikasi tersebut. Sedangkan Banjar menjadi
khalayak sasaran sekunder yang dimana tidak terkait langsung tetapi dapat
mempengaruhi khalayak primer untuk menentukan sikap, mengingat banjar
merupakan tempat bagi masyarakat untuk berkumpul dan bermusyawarah dalam
mencapai sebuah tujuan bersama.
Bank sampah juga menjadi khalayak sasaran pemerintah kota Denpasar
karena tujuan dari di buatnya program aplikasi Sidarling adalah untuk
mempermudah proses pendataan sampah di kota Denpasar yang dapat dipantau
melalui bank sampah yang ada di Kota Denpasar.
2. Menyusun Pesan
Pesan merupakan segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang dalam
bentuk simbol yang dipersepsikan dan diterima oleh khalayak dalam serangkaian
makna (Cangara, 2013). Menurut bentuknya simbol dapat dibedakan menjadi dua
macam yakni simbol verbal dan simbol non verbal. Penyusunan pesan yang
dilakukan oleh pemerintah kota Denpasar dalam melakukan sosialisasi di buat
sesuai dengan tujuan dari program aplikasi tersebut yaitu menyadarkan masyarakat
untuk perduli dan mau mengelola sampah rumah tangga nya di rumah dan
tercapainya data keluaran sampah di kota Denpasar secara transparan.
Bentuk pesan dalam strategi komunikasi yang digunakan oleh pemeritah kota
Denpasar dalam sosilaisasi implementasi aplikasi Sidarling menuju Denpasar smart
city dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan memberikan monitoring atau
pembekalan langsung kepada masyarakat, sekolah, instansi, maupun LSM yang ada
di kota Denpasar dan sosialiasasi di media milik pemerintah kota Denpasar maupun
melaksanakan kegiatan special event.
Monitoring atau pembinaan kepada masyarakat dilakukan untuk memberikan
edukasi dan informasi kepada masyarakat, sekolah, instasi, maupun LSM terkait
cara pegelolaan sampah dengan memanfaatkan aplikasi sidarling. pesan yang di
sampaikan dalam monitoring mengedukasi dan menginformasi masyarakat,
sekolah, instasi, maupun LSM terkait cara pegelolaan sampah dengan
memanfaatkan aplikasi sidarling. Pesan dalam monitoring juga bersifat persuasive
dimana pesan yang disampaikan biasanya berisi ajakan kepada masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan.
Sedangkan sosialisasi yang dilakukan di media disampaikan dalam berbagai
bentuk seperti teks berupa berita-berita, artikel, caption maupun hastag. Kemudian
dalam bentuk audio berupa spot, smash, adlips, dan jingle yang di siarkan di radio
pemerintah, kemudian dalam bentuk visual berupa foto-foto, baliho, flyer maupun
panflet yang berisi informasi terkait aplikasi sidarling. isi pesan yang disampaikan
di media memuat tentang lingkungan dan aplikasi sidarling.
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1584 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
3. Menetapkan Teknik
Komunikasi yang efektif juga dipengaruhi oleh metode penyampaian pesan.
Metode yang dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama dilihat dari cara
pelaksanaanya dan bentuk isi nya (Arifin, 1984).
Berdasarkan bentuk pelaksanaan nya pemerintah kota Denpasar menggunakan
teknik redundancy yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan mengulang-ulang
pesan yang disampaikan kepada khalayak dan teknik canalizing yaitu
mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan dan kemudian
secara perlahan merubah sikap dan pola pikir menjadi hal yang dikehendaki
komunikator.
Teknik redundancy ini di aplikasikan pada saat siaran di radio milik
pemerintah yang secara rutin menyiarkan smash, spot, dan jingle tentang sidarling.
siaran ini dilakukan untuk menanamkan pesan yang terkandung di dalam dialog dan
lirik tersebut, sehingga diharapkan secara perlahan dapat mengubah pola pikir
masyarakat agar peduli terhadap lingkungan.
Teknik ini Tidak hanya di aplikasikan pada siaran radio, melainkan juga
diterapkan di media sosial lain nya seperti instagram, twiter, dan facebook. Teknik
redundancy juga di terapkan saat sosialisasi dalam bentuk monitoring. mengingat
masih ditemukan nya nasabah, instansi, maupun bank sampah yang tidak aktif yang
di pantau melalui aplikasi sidarling. Sosialisasi informal juga rutin dilakukan oleh
UPT pengelola sampah ke sekolah-sekolah yang berada di Denpasar untuk
memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan dan
mengelola sampah.
Berdasarkan isi pesannya sosilasiasi aplikasi sidarling bersifat informative
dilihat dari pesan yang disampaikan dalam sosialisasi berupa pengenalan aplikasi
dan keuntungan dari apliaksi tersebut. Bersifat edukatif, karena pesan-pesan yang
disampaikan kepada masyarakat selain cara penggunaan aplikasi, keuntungan, dan
manfaat dari aplikasi ini pemerintah juga mengajarkan kepada masyarakat cara
pengelolaan sampah secara mandiri, dan bersifat persuasive yang dilihat dari
adanya pemberian reward untuk mengajak dan menstimulasi masyarakat untuk
dapat menjaga lingkungan dan menabung sampah dengan mengelola sampah
dirumah masing-masing.
4. Penggunaan Media
Media memiliki peran yang sangat penting dalam strategi komunikasi
implementasi aplikasi sidarling menuju Denpasar smart city. Media merupakan alat
yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka
dimana setiap orang dapat melihat, mendengarkan, dan membacanya (Hafied,
2011). Pemerintah kota Denpasar menggunakan beberapa media sebagai saluran
komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sasarannya media
tersebut diantaranya:
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1585
a) Media baru
Penggunaan media sosial internet merupakan salah satu strategi yang
dilakukan oleh pemerintah kota Denpasar dalam mesosialisasikan aplikasi
sidarling kepada masyarakat. Media sosial yang digunakan oleh pemerintah
kota Denpasar dalam mensosialisasikan aplikasi sidarling kepada mayarakat
adalah instagram, facebook, twiter, youtube, resmi milik pemerintah kota
Denpasar yang dikelola oleh Dinas Kominfo Kota Denpasar. Terdapat pula
whatsapp group yang menjadi media internal bagi seluruh OPD (Organisasi
Perangkat Daerah) untuk saling berkoordniasi.
Pesan yang disampikan di media sosial tidak berfokus pada lingkungan
melainkan seluruh program maupun kegiatan pemerintah kota Denpasar
sehingga adanya pandemic covid-19 sejak awal tahun 2020 menyebabkan
intensitas postingan sosial media resmi pemerintah lebih banyak memposting
terkait protokol kesehatan dan New Normal menghadapi pandemic covid-19.
Seluruh kegiatan dan program pemerintah yang melibatkan banyak masa
sementara waktu tertunda, termasuk pula sosialisasi program sidarling ke
sekolah-sekolah dan banjar.
b) Media Cetak/online
Media cetak/online menjadi salah satu media yang masih digunakan oleh
pemerintah Kota Denpasar dalam memperkenalkan program pemerintah kepada
masyarakat. Media cetak ini masih digunakan karena masih dianggap sebagai
media paling akurat dalam menyebarkan informasi. Publikasi Program
pemerintah melalui media cetak/online khusus dikelola oleh bagian Humas Kota
Denpasar. Humas Kota Denpasar telah bekerjasama dengan beberapa media
cetak/online mulai dari media lokal hingga media nasional.
c) Media eletronik
Media elektronik yang digunakan pemerintah untuk mesosialisasikan
program aplikasi sidarling kepada masyarakat ada beberapa macam seperti
media televise, radio, videotron, dan bioskop. Televisi menjadi media publikasi
bagi pemerintah kota Denpasar dalam menyebarluaskan program-program
pemerintah dan saling berhubungan dengan media cetak/online. Artikel yang
dimuat di media cetak/online dibuat pula dalam bentuk video dan suara dengan
di beri judul teks yang singkat dan di siarkan melalui media televisi. Humas
Kota Denpasar Telah juga menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa
media televisi lokal di Bali.
Radio pribadi milik kota Denpasar yaitu RPKD FM (rado pemersatu kota
Denpasar) juga menjadi salah satu media yang aktif digunakan oleh pemerintah
untuk menyebarluaskan informasi terkait program kegiatan pemerintah kota
Denpasar. Informasi maupun pesan yang berkaitan dengan program aplikasi
sidarling disiarkan dalam bentuk smash, spot, dan jingle yang di putar secara
rutin dan berulang-ulang.
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1586 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
d) Media Luar Ruang
Media luar ruang memiliki kelebihan yaitu tahan lama dan dapat
dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Media luar ruang juga dapat
di tempatkan pada tempat-tempat yang ramai dan di lalui oleh banyak orang.
pemerintah kota Denpasar menggunakan media luar ruang sebagai saluran
komunikasi antara pemerintah dengan khalayak sasaran.
Media yang digunakan oleh pemerintah kota Denpasar adalah poster dan
baliho. Poster dan baliho ini merupakan media luar ruang yang sangat sederhana
namun dapat menjangkau khalayak yang banyak. Poster juga sangat efisien
karena dapat di pindahkan dan dipasang di setiap tempat. Poster yang dibagikan
berisikan informasi terkait cara penggunaan aplikasi sidarling, manfaat dan
keuntungan dari aplikasi tersebut. Poster-poster ini selain di pasang juga dapat
dibagikan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah kota Denpasar.
e) Media Alternatif
Special event ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan aplikasi sidarling dengan memberi hiburan kepada
masyarakat. Kegiatan hiburan tersebut adalah membuat panggung hiburan
berupa konser music kecil yang mengundang dan mengajak musisi-musisi lokal
untuk mengisi acara di acara tersebut. Selain itu pemerintah juga mengadakan
topeng bondress ke banjar-banjar yang ada di kota Denpasar. Selain dapat
menghibur masyarakat kegiatan ini juga dapat memberikan edukasi dan
informasi kepada masyarakat.
Pemerintah kota Denpasar melakukan strategi komunikasi dengan tujuan
seperti yang di ungkapkan oleh R Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M Dallas
Burnett sebagai berikut:
To secure understanding dimana memastikan bahwa terjadi suatu pengertian
dalam berkomunikasi. Pemerintah kota Denpasar memberi pengaruh kepada
khalayaknya agar dapat mengelola sampah di rumah masing-masing dengan
memberikan pesan-pesan yang informative dan edukatif melalui media baik itu
media baru, media cetak/ online, media luar ruang serta special event untuk
memastikan agar pesan yang di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh
khalayaknya.
To establish acceptance yaitu bagaimana pesan tersebut terus di bina dengan
baik untuk mendapatkan feedback, dimana pemerintah kota Denpasar membuat
berbagai bentuk pesan dan kegiatan yang informative, edukatif, dan persuasive.
Kegiatan tersebut diantanya monitoring secara berkelanjutan kepada
masyarakat dan instansi yang kurang aktif dalam pengelolaan sampah yang
dipantau melalui aplikasi sidarling. Kemudian melaukan sosialisasi secara rutin
kepada anak-anak di sekolah untuk mendidik karakter anak sejak dini agar mencitai
lingkungan, dan secara rutin menyiarkan smash, spot dan juga jingle terkait
sidarling di radio RPKD FM maupun pada videotron dan bioskop di Denpasar.
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1587
To Motivate Action yaitu komunikasi selalu memberi pengertian yang
diharapkan dapat mempengaruhi komunikan sesuai dengan keinginan komunikator.
Pemerintah kota Denpasar memberikan reward kepada masyarakat yang mau
menjaga lingkungan. Dengan pemberian reward ini diharapkan dapat memotifasi
masyarakat agar dapat mengelola sampah di rumah dan mengumpulkan di bank
sampah terdekat dan kemudian menukarkan point tersebut ke DLH kota Denpasar.
Kesimpulan
Pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunankan 2 cara yaitu penanganan
sampah dengan menciptakan sistem “PESAN MAMA” (pengelolaan sampah mandiri
berbasis masyarakat) dan pengurangan sampah dengan menciptakan inovasi aplikasi
peduli lingkungan sidarling.
Implemnetasi Denpasar menuju smart city dilihat dari komponen smart
enviroment dengan hadirnya inovasi aplikasi peduli lingkungan sidarling (sistem sadar
dan peduli lingkungan) yang dapat diakses menggunakan mobile apps.
Pemerintah melakukan strategi komunikasi dengan tujuan utama seperti yang
disampaikan oleh R Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett sebagai
berikut yaitu To secure understanding, to establish acceptance, to motivate action, to
goals which communicator sought to achieve (Ruslan, 2004), dimana pemerintah
mempengaruhi masyarakat dengan melakukan monitoring dan sosialisasi informal
secara rutin kepada masyarakat dan mensosialisasikan apliaksi sidarling melalui seluruh
media milik pemerintah dalam berbagai bentuk.
Pemerintah kota Denpasar melakukan 4 langkah dari formula Lasswell dalam
menyusun strategi komunikasi dalam mensosialisasikan aplikasi sidarling kepada
masyarakat. Adapun langkah tersebut dikemukakan oleh (Arifin, 1984) yaitu:
Menentukan khalayak dimana penentuan khalayak menggunakan perspektif
sosiokultural dengan tipe khalayak sasaran primer adalah seluruh lapisan masyarakat
dari anak-anak, ibu rumah tangga dan instasi lainnya sedangkan khalayak sasaran
sekunder pemerintah kota Denpasar adalah bank sampah yang ada di kota Denpasar.
Menyusun pesan, dimana penyusunan pesan dibuat dalam berbagai bentuk di
sesuaikan dengan media yang digunakan seperti smash, spot, dan jingle yang disiarkan
melalui radio, youtube, dan videotron. Kemudian pemberian hastag # pada setiap
postingan, dan pemaparan materi dalam monitoring formal kepada instasi-instansi.
Menetapkan Teknik, dimana pemerintah menggunakan teknik redundancy dan
teknik canalizing untuk mempengaruhi khalayaknya. Berdasarkan isi pesannya
pemerintah kota Denpasar menggunakan 3 teknik yaitu informatif, edukatif, dan
persuasif.
Penyeleksian media dimana menggunakan beberapa saluran media dalam
menyampaikan pesan kepada khalayaknya, media tersebut diantaranya media sosial
resmi milik pemerintah kota Denpasar yang dikelola oleh Diskominfo kota Denpasar,
kemudian media cetak/online yang dikelola oleh Humas Denpasar, media elektronik
berupa Radio pribadi milik pemerintah (RPKD FM) dengan menyiarkan secara rutin
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1588 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
smash,spot, dan jingle sidarling , media luar ruang, dan media alternative special event
berupan konser music kecil dan pertunjukan bondres ke banjar-banjar yang aa di kota
Denpasar. Kegiatan ini dikelola oleh DLHK bekerjasama dengan Diskominfo kota
Denpasar.
I.A Agung Anindia Sanjiwani dan I Nyoman Subanda
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1589
BIBLIOGRAFI
Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.
Bandung: Pustaka Setia.
Allwinkle, Sam, & Cruickshank, Peter. (2011). Creating Smart-Er Cities: An Overview.
Journal of Urban Technology, 18(2), 116.
Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung:
Penerbit Armico.
Cangara, Hafied. (2013). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Cetakan
Kesembilanbelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Hafied, Cangara. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hasibuan, Abdurrozzaq, & Sulaiman, Oris Krianto. (2019). Smart City, Konsep Kota
Cerdas sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten/Kota, di
Kota-Kota Besar Provinsi Sumatera Utara. Buletin Utama Teknik, 14(2), 127135.
Heryanti, Tanya. (2017). Strategi Komunikasi Bali Sharks dalam Mengedukasi
Masyarakat Bali untuk Menjaga Ekosistem Laut. Denpasar: Universitas Udayana.
Jambeck, Jenna R., Geyer, Roland, Wilcox, Chris, Siegler, Theodore R., Perryman,
Miriam, Andrady, Anthony, Narayan, Ramani, & Law, Kara Lavender. (2015).
Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean. Science, 347(6223), 768771.
Johnston. (2002). On High Performance Organization. New York: John Wiley and
Sonc.
Purwaningrum, Pramiati. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di
Lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, 8(2),
141147.
Ruslan, Rosady. (2004). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sahwan, Firman Laili. (2005). Sistem Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 6(1), 311-318
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Strategi Komunikasi Implementasi Aplikasi Sidarling Menuju Denpasar Smart City
1590 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.