����� ��������������������Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��������� ������������������������e-ISSN:
2548-1398
��������� ������������������������Vol.
5, No. 11, November
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN MENJELANG MENOPAUSE DENGAN TINGKAT KESIAPAN
MENJELANG MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE
Ika Choirin Nisa
dan Dian Islamiati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cirebon Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected] dan
[email protected]
Abstract
The purpose of
this study is to analyze the relationship of knowledge about menopause with the
level of readiness leading up to menopause in premenopausal mothers. The
research design used is cross-sectional with an observational approach. The
population is 332 premenopausal mothers. The sample used is non probability
sampling i.e. accidental sampling with the number of respondents 35 people. The
results showed that the majority of respondents had a moderate level of
knowledge about menopause with a moderate category of 23 (65.7%), most
respondents had a readiness level in the face of menopause with a moderate
category of 20 (57.1%), based on pearson Chi-Square's
value of a smaller count of signification of 0.05 (0.003 < 0.05), it can be
concluded that there is a relationship of menopause knowledge with readiness
leading to menopause.
Keywords: Knowledge; Menopause Readiness;
Premenopausal
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kesiapan menjelang menopause pada ibu premenopause. Desain penelitian
yang digunakan adalah
cross-sectional dengan pendekatan
observasional. Jumlah populasi adalah sebanyak 332 ibu premenopause. Sampel yang digunakan adalah non probability
sampling yaitu accidental sampling dengan jumlah responden
35 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kategori sedang 23 (65,7%), sebagian besar responden memiliki tingkat kesiapan dalam menghadapi menopause dengan kategori sedang 20 (57,1%), Berdasarkan nilai pearson Chi-Square hitung yang lebih kecil dari
signifikasi 0,05 (0,003 < 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan pengetahuan menopause dengan kesiapan menjelang menopause.
Kata kunci: Pengetahuan; Kesiapan Menopause; Premenopause
Pendahuluan
Menopause ialah perdarahan surut fisiologik yang terakhir dalam seumur hidup perempuan,
yang mengindikasikan berakhirnya
kesanggupan bereproduksi dengan berhenti haid. Proses menopause berawal dari fase premenopause
(usia 40 - 48), menopause (usia
49 - 51) serta pascamenopause
(usia 52 - 55) (Lestari, 2010). �Menopause
ialah tahap yang normal dalam kehidupan. Secara fungsional, menopause bisa diartikan sebagai sindrom menghilangnya hormon estrogen (Ardillah, Wahyuningsih, & Vidayanti, 2017). Proses menopause ini
akan memakan waktu 3 hingga 5 tahun sampai dinyatakan
lengkap ketika seorang wanita telah berhenti haid selama 12 bulan (Wulandari, 2016). Menopause merupakan tahap�� yang normal dalam kehidupan. Secara fungsional, menopause bisa dianggap sebagai�� sindrom� menghilangnya hormon� estrogen (Saimin, Hudfaizah, & Hafizah, 2016).
Klimakterik adalah
masa peralihan dari fase reproduksi sebelum fase usia
tua. Fase klimakterium awal yang dirasakan perempuan saat sebelum menopause ialah premenopause. Perempuan
yang merasakan fase premenopause menghadapi beberapa perubahan fisik dan psikologis (Renidayanti Clara S, 2011). Keluhan fisik yang kerap dirasakan dan paling sering ditemukan ialah ketidakteraturan siklus haid, terdapatnya semburan panas (hot flushes)
dari dada keatas yang kerap disusul dengan
keringat banyak dan berlangsung selama beberapa detik hingga 1 jam, dada berdebar-
debar, vertigo, nafsu seks
(libido) melemah, sukar
tidur (insomnia), hipertensi,
cepat lelah, nyeri tulang belakang,
adanya pengeroposan tulang, gangguan sirkulasi darah, berat badan meningkat karena terjadi adipositas (penimbunan lemak). Keluhan psikis yang dirasakan yaitu merasa cemas, adanya
ketakutan, lebih cepat marah, emosi
kurang terkontrol, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, rasa kekurangan, rasa kesunyian, tidak sabar, rasa lelah, merasa tidak berguna,
stres, dan bahkan hingga mengalami depresi. Keadaan ini berlangsung dengan kurun waktu
4 - 5 tahun sebelum
menopause (Lestari, 2010).
Dampak perubahan
pada fase klimakterium pada
wanita yakni wanita merasakan banyak keluhan, tetapi antara wanita
yang satu dengan yang lainya berbeda sebab efek biologis
serta reaksi individual akibat rendahnya estrogen sehingga menimbulkan gejala yang berbeda. Dampak yang muncul yaitu wanita menjadi
kurang percaya diri karena mengalami
atau adanya penerimaan yang kurang atas perubahan fisik dan psikis yang dialami. Kecemasan serta ketakutan yang berlebihan ini bisa mempengaruhi tingkat kesiapan sehingga wanita membutuhkan pengetahuan juga kesiapan yang baik terkait perubahan fisik ataupun psikologi
yang akan dihadapi (Nasional, 2019).
Hubungan pendidikan
dan pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap menghadapi menopause dalam penelitiannnya menyatakan bahwa pengetahuan tentang menopause merupakan faktor yang menentukan dalam upaya menyesuaikan dengan perubahan dalam siklus kehidupan
yang akan dialami setiap wanita dan tidak perlu menimbulkan
ketidaksiapan yang berlebihan
dalam menghadapi dan menjalani masa menopause (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan diperoleh dari informasi secara lisan ataupun tertulis
dari pengalaman seseorang, fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi, serta dapat diperoleh
dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Ismiyati, 2010).
Kualitas hidup
dalam aspek fisik meliputi perubahan kesehatan fisik seperti cepat
lelah, pusing, insomnia dan
berkeringat, yang mempengaruhi
aktivitas sehari�hari, aspek psikis
meliputi suasana hati yang sensitif, susah berkonsentrasi, kecemasan yang berlebihan tanpa disadari penyebabnya, aspek hubungan sosial meliputi kurangnya penerimaan dan dukungan sosial dari keluarga
maupun orang terdekat sehingga dapat menimbulkan masalah rumah tangga, dan aspek lingkungan yang meliputi interaksi dengan lingkungan yang kurang baik seperti
komunikasi dengan teman dan tetangga. Semua aspek kualitas
hidup tersebut dapat menimbulkan keluhan dari ringan
hingga berat dan memperburuk masalah kesehatan jika tidak ditangani dengan baik dan benar (Putri, Wati, & Ariyanto, 2014).
�Pengetahuan yang cukup tentang menopause dapat membantu wanita premenopause menyiapkan dirinya menjalani masa menopause, melalui
pengetahuan ini merupakan salah satu peran dalam mempengaruhi
keputusan seorang wanita untuk berperilaku
sehat nantinya (Sasrawita, 2017). Pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk
tindakan seseorang yang berasal dari hasil
tidak tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup (Notoatmodjo, 2010).
Gambaran� tingkat pengetahuan ibu usia 40 - 55 tahun mengenai masa menopause yang� memiliki pengetahuan dengan kategori baik tentang
menopause sebesar 10%, berpengetahuan
cukup 77,5% dan berpengetahuan
kurang sebesar 12,5%� (Wuryanto, 2011). Hasil ini sejalan dengan penelitian Hastutik tahun 2010 tentang tingkat pengetahuan ibu tentang menopause yang menyimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 25 ibu (54,30%), 17 ibu (37,00%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 4 ibu (8,70%) pengetahuan kurang (Hastutik, 2010). Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu-ibu tentang menopause sebagian besar masuk dalam kategori
berpengetahuan cukup.�
Kesiapan seorang
wanita dalam memasuki usia menopause meliputi� kesiapan baik secara
fisik seperti menerima proses menopause dengan memperhatikan gaya hidup meliputi berolahraga secara teratur, mengkonsumsi� makanan sehat dan bergizi, menghindari rokok dan alkohol dan berkonsultasi� dengan dokter, kesiapan psikis meliputi berpikiran positif melalui penerimaan� yang baik dan menghindari stress, dan spiritual dengan
lebih mendekatkan diri, memperkuat ibadah sehingga menimbulkan penerimaan yang positif. Gejala yang ditimbulkan seperti berkeringat, mudah lelah, susah
tidur, mudah marah, perasaan berupa rasa takut, tegang, depresi. Hal ini di pengaruhi oleh faktor usia, aktifitas,
serta latar belakang pendidikan dan ekonomi (Nataria & Maria, 2013). �
Peristiwa premenopause
sering tidak menjadi perhatian bagi kebanyakan wanita karena dianggapnya
sebagai peristiwa alami, sebagian kecil mengganggapnya sebagai sesuatu yang buruk, menopause juga dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Hal ini dikarenakan dasar pengetahuan wanita tentang menopause masih sedikit sehingga
wanita premenopause enggan untuk mencaritahu
tentang informasi tentang premnopause. Kurangnya informasi yang di dapatkan sehingga dapat menyebabakan rendahnya pengetahuan perempuan premenopause yang berdampak juga pada sikap yang akan diambil serta
dapat mempengaruhi derajat kesehatannya. Perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki
pengetahuan masyarakat tentang premenopause, salah satunya dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang premenopause.
Banyak perempuan premenopause mengeluh bahwa dengan datangnya premenopause mereka akan menjadi pencemas,
mereka cemas menjelang berakhirnya masa reproduksinya dan menyadari dirinya akan menjadi
tua yang berarti kecantikannya akan memudar dan fungsi organ tubuhnya akan menurun
sehingga menghilangkan kebanggaanya sebagai perempuan. Selain itu juga perempuan premenopause yang tidak mendapatkan informasi yang benar sehingga yang dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setelah
memasuki masa pre menopause dan menopause. Dibutuhkan pengetahuan sejak dini untuk
dapat mengubah persepsi, meningkatkan pengetahuan, serta sikap masyarakat tentang premenopause.
Pengetahuan tentang
premenopause merupakan faktor yang menentukan seseorang tersebut dapat menerima terjadinya masa premenopause sebagai perubahan yang wajar yang akan dialami setiap perempuan dan tidak perlu melakukan pengobatan atau harus menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan dan dengan pengetahuan tentang premenopause yang cukup maka ibu
dapat mengenal perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mereka
sehingga dapat mempersiapkan diri lebih awal dan dapat menentukan sikap yang positif dalam menghadapi masa menopause, semakin bertambahnya pengetahuan tentang premenopause maka semakin baik pula sikap yang dilakukan dalam menghadapi masa premenopause sehingga dapat mengurangi dampak dari sindrome
menopause (Wawan & M, 2018).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei
2019 di Desa Grogol Kecamatan
Gunung Jati terhadap 10 orang ibu usia 40-48 tahun pre menopause didapatkan hasil yaitu 7 orang belum mengetahui apa itu menopause disertai dengan tanda gejalanya,
2 orang mengetahui tentang
menopause tetapi tidak mengetahui tanda gejala serta perubahan
fisik maupun psikis yang terjadi, 1 orang mengetahui tentang menopause beserta tanda gejala
karena sering berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait masalah kesehatan usia menopause.
Tingkat kesiapan ibu memasuki
usia premenopause didapatkan hasil yaitu 4 orang ibu mengatakan secara fisik jarang berolah
raga karena sibuk bekerja maupun dirumah, menurut mereka menopause sudah menjadi keharusan bagi wanita sehingga
tidak bisa dihindari dan harus menerima dengan ikhlas, 3 orang ibu mengatakan takut karena mengganggap memasuki menopause ibu menjadi semakin tua dan kurang percaya diri, sedangkan
3 orang mengatakan tidak tahu karena belum
mengetahui tentang
menopause dan tanda gejalanya
dan ditambah lagi belum ada tanda
gejala pre menopuse yang dirasakan.
Melihat fenomena
yang ada peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: �Hubungan Pengetahuan Menjelang Menopause Dengan Tingkat Kesiapan Menjelang Menopause Pada Ibu Premenopause
Di Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon�.
Metode Penelitian
Desain yang sering digunakan
adalah cross-sectinal.
Cross-sectional merupakan suatu
penelitian yang mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Hastutik, 2010). Penelitian ini akan dilakukan di diwilayah Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subyek
yang memenuhi criteria yang telah
ditetapkan. Jumlah populasi adalah sebanyak 332 ibu pramenopause dan tidak semua populasi ini akan menjadi
objek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel lebih lanjut.
Adapun sampel dalam penelitian kuantitatif adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel digunakan sebagai ukuran sampel dimana
ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk mengetahui
besarnya sampel yang akan diambil dalam
melaksanakan suatu penelitian. Kemudian besarnya sampel tersebut biasanya diukur secara statistika
ataupun estimasi penelitian (Sugiyono, 2014). Sampel yang menggunakan
adalah non probability sampling yaitu
accidental sampling. Dengan jumlah
responden 35 orang. Dalam
non probability sampling, setiap unsur
dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Accidental sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2014).
Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diperoleh dari tinjauan teori yang telah dipaparkan. Pertanyaan yang diberikan pada responden dalam bentuk tertutup dengan jawaban tertutup yang disediakan, jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 15 soal, responden hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang dipilih responden.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1.
Analisis Univariat
a. Tingkat
Pengetahuan tentang
Menopause
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause
Tingkat Pengetahuan |
Frekuensi |
Presentase |
Kurang Sedang Baik |
5 23 7 |
14,3 65,7 20,0 |
Jumlah |
35 |
100 |
Berdasarkan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kategori sedang 23 (65,7%), 7 (20,0%) responden
memiliki tingkat pengetahuan baik dan 5 (14,3%) responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori kurang.
b. Tingkat
Kesiapan Dalam Menghadapi Menopause
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi Tingkat Kesiapan Responden
Dalam
Menghadapi Menopause
Kesiapan |
Frekuensi |
Presentase |
Kurang Sedang Baik |
7 20 8 |
20,0 57,1 22,9 |
Jumlah |
35 |
100 |
�����
Distribusi
responden berdasarkan kesiapan menghadapi menopause ditunjukkan oleh tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kesiapan dalam menghadapi menopause dengan kategori sedang 20 (57,1%), 8 (22,9%) responden
memiliki tingkat kesiapan baik dan 7 (20,0%) responden memiliki tingkat kesiapan dengan kategori kurang.
2.
Analisis Bivariat
Tabel 3
Hasil Hubungan Pengetahuan Ibu
Menopause Dengan
Kesiapan
Menopause
Kategori |
Pengetahuan Menopause |
Kesiapan Menopause |
P value |
||
n |
% |
N |
% |
|
|
Kurang |
5 |
14,3 |
7 |
20,0 |
|
sedang |
23 |
65,7 |
20 |
57,1 |
0,003 |
Baik |
7 |
20,0 |
8 |
22,9 |
|
Total |
35 |
100 |
35 |
100 |
|
�� Hasil penelitian menunjukkan nilai pearson Chi-Square dari
Hubungan Pengetahuan
Menopause Dengan Kesiapan Menjelang Menopause Pada Ibu Premenopause
Di Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon sebesar 0,003. Berdasarkan
nilai pearson Chi-Square
hitung yang lebih kecil dari signifikasi
0,05 (0,003 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan
menopause dengan kesiapan menjelang menopause.
B.
Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan tentang Menopause
Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar responden 23 (65,7%) memiliki tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kategori sedang.
Hal
ini terjadi disebabkan sumber informasi yang memberikan penjelasan tentang menopause adalah sumber yang kurang akurat sehingga
menyebabkan sebagian besar tingkat pengetahuan
responden (65,7%) berada dalam kategori sedang, walaupun ada 7 (20,0%) responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik, namun sebagian responden 5 (14,3%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan responden dipengarui oleh usia, informasi dan pendidikan dan sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2010).
Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan pada ibu menopause di
Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten
Cirebon tentang menopause dalam
kategori sedang.
2. Kesiapan Menghadapi
Menopause
Dengan pengetahuan yang sedang maka akan berpengaruh
terhadap kesiapan responden menghadapi menopause.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kesiapan dalam menghadapi menopause dengan kategori sedang 20 (57,1%), 8
(22,9%) responden memiliki tingkat kesiapan baik dan 7 (20,0%) responden memiliki tingkat kesiapan dengan kategori kurang.
�� Hal ini disebabkan karena usia seseorang juga berpengaruh terhadap kesiapan seseorang dalam menghadapi menopause. Usia seseorang berkaitan dengan bertambahnya pengalaman, dimana pengalaman tersebut akan meningkatkan
pengetahuan dan kematangan seseorang dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan.
Ada wanita yang merasa senang dan bahagia menempuh umur setengah
baya dan peristiwa menopause. Keadaan
ini disebabkan karena wanita yang sudah maupun menjelang
menopause mempunyai anggapan
bahwa menopause merupakan peristiwa alami dan akan dialami oleh semua wanita, sehingga
mereka menganggap sebagai hal biasa
(Notoatmodjo, 2010).
3. Hubungan Pengetahuan
Dan Kesiapan
Hasil
analisis penelitian menunjukkan nilai Pearson Chi-Square hitung
sebesar 0,003, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada hubungan
tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause,
yang ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan kesiapan menghadapi menopause dengan kategori sedang. Adanya fasilitas atau sarana kesehatan yang mendukung seperti tersediannya berbagai sumber informasi dan media informasi akan dapat juga semakin meningkatkan tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010).
�� Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang berpengaruh terhadap tingkat kesiapan responden yang tinggi dalam menghadapi menopause. Dengan adanya pengetahuan
yang cukup tetapi didukung dengan pengalaman yang dimiliki dapat berpengaruh terhadap tingkat kesiapan dalam menghadapi menopause.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan
di Desa Grogol dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menopause sebagian besar dikategorikan sedang yaitu sebanyak 23 orang (65,7 %).
Adapun Kesiapan ibu dalam menghadapi menopause sebagian besar dikategorikan siap yaitu sebanyak 20 orang (57,1 %).
Artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause
pada ibu premenopause.��
Hasil Penelitian juga menunjukkan
bahwa antara responden yang memiliki pengetahuan yang sedang berpengaruh terhadap responden yang memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dalam menghadapi
menopause. Seseorang dengan
latar belakang pengetahuan yang cukup tetapi didukung dengan pengalamannya juga berpengaruh terhadap tingkat kesiapan dalam menghadapi menopause.
BIBLIOGRAFI
Ardillah, Nike, Wahyuningsih, Melania, &
Vidayanti, Venny. (2017). Hubungan Antara Gejala Klimakterik dengan Kebutuhan
Seksualitas pada Wanita Premenopause diwilayah Pasekan Maguwoharjo Depok Sleman
Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 3(2), 58�61.
Hastutik. (2010). Tingkat pengetahuan tentang menopause pada
ibu-ibu di desa ponwaren tawangsari sukoharjo. Universitas Diponegoro
Ismiyati, Atik. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan tentang
menopause dengan kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause di
Perumahan Sewon Asri Yogyakarta. Skripsi.
Lestari, Dwi. (2010). Seluk Beluk Menopause. Cetakan
pertama. Gara ilmu: Yogyakarta.
Nasional, Departemen Pendidikan. (2019). Kamus besar
bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Nataria, Desti, & Maria, Rulfia Desi. (2013). Hubungan
Pengetahuan Ibu Pramenopause Dengan Kesiapan Psikologis Ibu Menghadapi
Datangnya Menopause Di Nagari Sungai Beringin Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru
Simalanggang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013. Jurnal Kesehatan, 4(1).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta, 200, 26�35.
Putri, Dessy Irwienna, Wati, Dwi Martiana, & Ariyanto,
Yunus. (2014). Kualitas hidup wanita menopause (quality of life among
menopausal women). Pustaka Kesehatan, 2(1), 167�174.
Renidayanti Clara S. (2011). Faktor resiko terjadinya
osteoporosis pada wanita menopause. Ners Jurnal Keperawatan.
Saimin, Juminten, Hudfaizah, Cici, & Hafizah, Indria.
(2016). Kecemasan Wanita Premenopause dalam Menghadapi Masa Menopause, Sebuah
Studi Crossectional. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 1(2),
226�230.
Sasrawita, Sasrawita. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap
Tentang Menopause Dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Puskesmas Pekanbaru. Jurnal
Endurance, 2(2), 117�123.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (12th, Cetaka ed.). Bandung: CV Alfabeta.
Wawan, A., & M, Dewi. (2018). Teori & Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia Dilengkai Contoh Kuesioner (3rd
ed.; Jhon Budi, Ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
Wulandari, Rr Catur Leny. (2016). Terapi Sulih Hormon Alami
Untuk Menopause. INVOLUSI Jurnal Ilmu Kebidanan, 5(10).
Wuryanto, Arie. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia
40-55 tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II Salatiga. Jurnal
Kebidanan Pantiwilasa, 2(1).