Ela Rohaeni dan Iis
1560 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ibu yang tidak memakai
AKDR lebih banyak pada ibu yang berpengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 20
(66,7%) responden, sedangkan ibu yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 9
(30%) responden yang memakai AKDR dan yang tidak menggunakan AKDR
sebanyak 1 (3,3%) responden. Perbedaan proporsi keduanya sangat cukup besar.
Hasil uji statistick chi-square menunjukan nilai p=0,001 atau (<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan penggunaan AKDR.
Dalam memperkenalkan cara-cara kontrasepsi kepada masyarakat tidak
mudah untuk segera diterima karena menyangkut pengambilan keputusan oleh
masyarakat untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut rogers, ada
empat tahap untuk mengambil keputusan untuk menerima inovasi tersebut yaitu
tahap pengetahuan (knowledge), tahap persuasi (persuasion), tahap pengambilan
keputusan (decision), dan tahap konfirmasi (confirmation). Melalui tahap-tahap
tersebut inovasi bias diterima maupun ditolak.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penilitian yang dilakukan Amrina
(2011) yaitu sebanyak 42,5% responden memiliki pengetahuan baik tentang
AKDR hal yang sama juga ditunjukan dari hasil penelitian Prasetyo (2013)
distribusi pengetahuan responden menunjukan distribusi tertinggi adalah
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 45 responden (54%), baik sebanyak 25 (30%)
responden, dan buruk sebanyak 14 (17%). Dalam setiap penelitian didapatkan
hasil pengetahuan tentang AKDR yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan
masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, sehingga tingkat
pengetahuannya juga berbeda-beda. Berdasarkan pemahaman ini, seseorang dapat
memahami sesuatu secara keseluruhan. (Saragih, 2020) pernah mengatakan
bahwa tergugat sudah memahami arti, jenis, kegunaan, fungsi dan efek samping
KB. Oleh karena itu, dengan memahami AKDR secara jelas, narasumber dapat
menjawab pertanyaan tentang AKDR. Masalah perangkat, tetapi jika tergugat
tidak sepenuhnya memahami pengetahuan. Kurangi bicara tentang AKDR.
Menurut (Dharmawati & Wirata, 2016) yang mengutip (Apriluana et al.,
2016), pengetahuan dipengaruhi oleh umur, semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja, selain itu juga dipengaruhi oleh pendidikan dimana semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin banyak pola pengetahuan yang dimiliki.
Menurut (Yanuarti & Dela, 2018), menyatakan bahwa masyarakat yang
berpendidikan rendah akan bersikap masa bodoh terhadap perkembangan
pengetahuan disekitarnya sehingga masyarakat tidak perduli terhadap informasi
atau sesuatu dari luar, rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat
sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena itu sikap
masyarakat yang belum terbuka dengan hal-hal atau inovasi baru dan akan
mengalami hambatan dalam penyerapan informasi sehingga ilmu yang dimiliki
juga kurang yang bias berdampak pada kehidupannya.