Dono Murdiyanto
1538 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
brand consumption, brand stability dan brand ambassador untuk menjadi brand aura
yang kuat dalam memenangkan Pilpres.
Kata kunci: brand aura; aura essence; product benefit; product features; attributes
Pendahuluan
Leader akan muncul sesuai dengan tantangan pada jamannya. Sosok leader yang
gagah berani dalam menghadapi situasi yang tidak adil, contohnya yang paling kita ingat
adalah bagaimana kondisi negara kita sebelum merdeka (Prinisia Nurul Ikasari, 2019).
Penindasan penjajahan dari mulai dari Belanda, Inggris dan Jepang, telah menimbulkan
perlawanan dimana-mana. Pahlawan bermunculan untuk melawan ketidakadilan di
berbagai daerah. Hal itu berlangsung dalam hitungan abad, sampai pada tahun 1945
akumulasi tersebut menemukan solusinya pada saat Soekarno-Hatta, memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Skenario penindasan dan ketidakadilan, telah menumbuhkan
sosok leader hero pada diri pahlawan untuk berani berkorban demi bangsa dan negaranya
(Ida, 2014). Bagaimana dengan sekarang?
Belum hilang dari ingatan kita dengan nama orde untuk membedakan rezim
pemerintahan yaitu Orde Lama pada masa Presiden Sukarno, Orde Baru pada masa
Presiden Suharto kemudian terakhir Orde Reformasi pasca kejatuhan Suharto. Keran
keterbukaan informasi telah dibuka lebar, UUD 45 sudah diamandemen sehingga
pemilihan langsung dari mulai tingkat walikota, bupati, gubernur hingga presiden di pilih
langsung oleh rakyat. Perubahan dengan dasar demokrasi yang terbuka terjadi dimana
rakyat belajar berdemokrasi dengan cara “learning by doing” (Mulyana, 2002).
Pemilihan calon presiden RI Sejak 2004 hingga 2020, Sangat menarik untuk
ditelaah dari sisi pendekatan sosok (Hasyim, 2016). Para pemilih mulai didominasi oleh
pemilih pemula yang belum memiliki kedekatan atau loyalitas terhadap partai/swing
voters (Halik, 2013). Dari 180 juta pemilih, proporsi yang cukup besar dari pemilih
pemula, membuat persaingan untuk memperebutkan posisi orang nomor satu di Indonesia
menjadi menarik (Herdiansah, 2017). Mereka cenderung melihat “sosok” ketimbang
partainya, karena dianggap lebih konkrit (Suryana, 2017).
Sejalan dengan itu, temuan survei founding fathers house (Ida, 2014), menunjukkan
bahwa atribut personal yang dimiliki calon presiden seperti kapabilitas, kepribadian, visi
dan misi serta rekam jejak merupakan faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih
presiden (Hutagalung, 2013). Dalam buku The Power of Brand Aura, pendekatan “Sosok”
dapat diinterpretasikan sebagai jenis aura yang disukai oleh publik. Aura apa yang
dominan disukai publik di Indonesia?
Aura adalah pancaran sinar yang sangat lembut yang berasal dari dalam diri
seseorang. Para pemimpin besar memiliki pancaran yang kuat sehingga mampu
mempengaruhi para pengikutnya. Mereka terlihat lebih bijaksana, berwibawa,
berpengaruh, dibandingkan dengan kebanyakan orang (Alicca, 2012). Di dalam
melukiskan kekuatan yang dimiliki oleh seorang yang suci, biasanya digambarkan dengan