Tindak Tutur dalam Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
Pemilu Tahun 2019
1716 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Pendahuluan
Bahasa merupakan kunci utama dalam komunikasi (Yuliarti, Rustono, &
Nuryatin, 2015). Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran
dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi (Sari, 2015). Komunikasi
dengan bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, saling belajar dan
mengungkapkan segala sesuatu yang ingin dikemukakannya (Susmiati, 2013). Bahasa
merupakan alat untuk berinteraksi satu sama lain yang dikeluarkan melalui alat ucap
yang berbentuk suatu ujaran atau tindak tutur. Setiap ujaran yang dituturkan oleh
penutur memiliki makna dan maksud tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing.
Tindak tutur merupakan tindakan yang dimanifestasikan dalam bentuk tuturan
(Hermaji, 2013). Tindak tutur menyatakan bagian dari perkataan menurut situasi yaitu
proses komunikasi. Austin dalam (Tarigan, 2015) berpendapat bahwa tindak tutur
dibagi menjadi beberapa golongan yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi.
Tindak tutur lokusi yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai
dengan makna didalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindak tutur ini
diucapkan penutur dan memiliki makna secara umum bisa disertai dengan maksud bisa
pula tidak. Tindak tutur ilokusi yaitu tindak tutur yang mengandung maksud berkaitan
dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan dan dimana tindak tutur itu dilakukan, dsb.
Tindak tutur ini disertai dengan maksud tertentu antara pembicara dan lawan bicara.
Tindak tutur perlokusi yaitu tindak tutur yang pengucapannya dimaksudkan untuk
mempengaruhi mitra tutur. Tindak tutur ini menyebabkan lawan tutur bertindak
sebagai akibat dari tuturan tersebut. Jadi bisa disimpulkan tindak tutur ini
menyebabkan lawan tutur bertindak sebagai akibat dari tuturan tersebut. Jadi dapat
disimpulkan tindak tutur adalah suatu bahasa yang digunakan dalam berinteraksi
dengan mitra tutur.
Komunikasi adalah sebuah proses terjadinya pertukaran informasi baik dilakukan
secara verbal maupun non verbal (Amalia, 2018). Komunikasi tidak dapat dipisahkan
dari setiap aktivitas yang dijalani oleh individu. Eksistensinya jauh menembus ruang
dan waktu, untuk tujuan yang sangat bervariasi dan menyentuh segala aspek kehidupan
manusia (Hariko, 2017). Komunikasi diperlukan untuk menjalin hubungan saling
menghargai, hormat-menghormati sesamanya dalam rangka satu tujuan untuk
mensukseskan pekerjaan dengan baik (Lakoy, 2015). Dalam kegiatan komunikasi,
manusia memberikan informasi yakni melalui pikiran, secara langsung dengan
memakai bahasa sebagai medianya. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference)
(Romli, 2017). Selain itu, komunikasi dikatakan berhasil jika pembicara
menyampaikan informasi dengan baik dan lawan bicara memahami arti dari informasi
yang disampaikan oleh pembicara. Oleh karena itu dalam setiap proses komunikasi
terjadilah yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur atau perilaku bahasa. Untuk itu
setiap ucapan berkaitan erat dengan konteks. Peristiwa tindak tutur dapat dipandang
dalam debat capres dan cawapres yang banyak memproduksi tindak tutur yang bisa