1646 http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i12.1848
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 5, No. 12, Desember 2020
STRATEGI HUMAN CENTRIC MARKETING DALAM MENINGKATKAN
OMZET PENJUALAN RM ABAH WARDJA KEC. TALUN KAB. CIREBON
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Jawa Barat, Indonesia
Abstract
This research aims to determine the impact of the strategy applied by Abah
Wardja's restaurant in increasing sales turnover by conducting human centric
marketing strategies.. Human centric marketing strategy can be said to be a new
strategy because the concept is applied in this industrial revolution era. This
research method on human centric marketing uses descriptive qualitative methods,
namely in this study examines more deeply about the human-centered marketing
strategy, namely human centric. From the results of research carried out at Abah
Wardja Restaurant with the title Human Centric Marketing Strategies in Increasing
Sales Turnover Abah Wardja Restaurant, Kec. Talun Kab. Cirebon concluded that
the human centric marketing strategy carried out by the Abah Wardja restaurant
has had a significant impact in increasing sales turnover, this is because the human
centric marketing strategy places customers as the main focus in marketing.
Customer satisfaction served makes the media to market to other customers
because the concept is human centric marketing where customers who are satisfied
with the services and products offered will notify other customers who have not
come to the abah wardja restaurant, Talun District, Cirebon Regency.
Keywords: strategy; human centric marketing; turnover
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak strategi yang diterapkan rumah
makan abah wardja dalam meningkatkan omzet penjualan dengan melakukan
strategi human centric marketing. Strategi human centric marketing dapat
dikatakan strategi baru karena konsepnya diterapkan di era revolusi industri ini.
Metode penelitian tentang human centric marketing ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif yakni dalam penelitian ini mengkaji lebih dalam tentang
strategi pemasaran yang berpusat pada kemanusiaan yakni human centric. Dari
hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah makan abah wardja dengan judul
Strategi Human Centric Marketing Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan Rumah
Makan Abah Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon disimpulkan bahwa strategi human
centric marketing yang dilakukan rumah makan abah wardja cukup memberikan
dampak signifikan dalam meningkatkan omzet penjualan, hal ini dikarenakan
strategi human centric marketing menempatkan pelanggan sebagai fokus utama
dalam pemasaran. Kepuasan pelanggan yang disajikan menjadikan media untuk
memasarkan kepada pelanggan lain karena konsepnya adalah human centric
marketing dimana pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan dan produk yang
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1647
ditawarkan akan memberitahuan kepada pelanggan lain yang belum datang ke
rumah makan abah wardja Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.
Kata kunci: strategi; human centric marketing; omzet.
Pendahuluan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam
pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun di
tengah perjalanannya, pengembangan usaha bisa saja tidak berjalan dengan optimal.
Padahal, jika kita cermati lebih jauh, pengembangan usaha ini dapat berkontribusi besar
terhadap pembangunan daerah dan pengentasan kemiskinan serta peningkatan
kesejahteraan dengan cara mengurangi pengagguran dan pemberdayaan masyarakat
(Zuraida, 2003). Kesejahteraan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam penanganan
ekonomi masyarakatdalam berbagai faktor yang berkaitan. Dalam prinsip ekonomi
Islam terdapat instrumenekonomi yang dapatmembantu kepentingan sosial salah
satunyapemanfaatan dana sosial (Zuraida, 2003).
Pemasaran merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam aktivitas
bisnis. Pemasaran bukan hanya sebagai sebuah fungsi atau departemen dalam
perusahaan, tetapi bagaimana pasar bisa berjalan secara kreatif dan inovatif. Pemasaran
bukan hanya studi untuk menjual atau seperti yang dipahami beberapa kalangan
hanyalah marketing mix semata. Namun, pengertian terhadap pemasaran itu sendiri
cakupannya lebih luas (Hermawan dan Syakir Sula, 2006).
Pemasaran adalah segala aktivitas bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan,
penawaran, dan perubahan value yang memungkinkan pelakunya bertumbuh serta
mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi dengan kejujuran, keadilan,
keterbukaan, keikhlasan, sesuai proses yang ditetapkan. Allah mengingatkan agar
senantiasa menghindari perbuatan dzalim dalam bisnis termasuk dalam proses
penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran. Dalam melakukan
marketing, perlu dibentuk konsep pemasaran yang baik agar lebih mudah
merealisasikannya (A. Amrin, 2006).
Konsep pemasaran ini disebut dengan human centric marketing strategy, yaitu
memenangkan mind share, marketing tactic untuk memenangkan market share, dan
marketing value untuk memenangkan heart share. Dunia pemasaran, strategi dan taktik
bisa berjalan optimal jika disertai dengan peningkatan value dari produk atau jasa.
Peningkatan value di sini berarti bagaimana sebuah perusahaan mampu membangun
merek yang kuat, memberikan servis yang membuat pelanggan loyal, dan mampu
menjalankan proses yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Jadi,
begitu pentingnya marketing value, sehingga sebuah perusahaan harus menciptakan
value dari produknya agar mampu meraih heart share pelanggan. Brand atau merek
sebagai salah satu bagian terpenting dari peningkatan value merupakan nama baik yang
menjadi identitas seseorang atau perusahaan (Zuraida, 2003).
Strategi Human Centric Marketing dalam Meningkatkan Omzet Penjualan RM Abah
Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon
1648 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Bagi dunia bisnis yang menjalankan bidang perdagangan swasta yang merupakan
sektor usaha yang berorientasi keuntungan, kegiatan pemasaran telah menjelma menjadi
kebutuhan utama dan telah menjadi suatu kewajiban untuk dilakukan. Perusahaan yang
tidak dapat memenuhi selera konsumen praktis akan mengalami penurunan omzet. Jika
perusahaan tersebut tahun demi tahun mengalami kemunduran produksi sudah
dipastikan perusahaan tersebut akan gulung tikar. Misalnya, dengan semakin banyaknya
pesaing usaha maka perusahaan harus mampu memahami kebutuhan konsumen,
mendesain dan mengontrol kualitas pelayanan secara efektif.
Strategi pemasaran produk merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang digunakan oleh unit
bisnis di dalam mencapai sasaran yang di dalamnya tercantum keputusan-keputusan
mengenai target pasar, penempatan produk, bauran pemasaran, serta tingkat biaya
pemasaran yang diperlukan (Zuraida, 2003).
Menghadapi persaingan bisnis sehingga dapat meningkatkan omzettidaklah
mudah tanpa ada sebuah tindakan nyata berupa bekerja keras dengan menggunakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Strategi merupakan kunci
penting terhadap keberhasilan sebuah usaha dalam meningkatkan omzet. Persaingan
yang semakin luas menyebabkan harus adanya strategi pemasaran yang dapat membuat
usahanya tetap berkembang. Maka dari itu, strategi pemasaran harus disesuaikan
menurut kebutuhan konsumen maupun kebutuhan strategi pesaing. Merancang strategi
pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis pemasaran terhadap
pesaing salah satunya dengan strategi pemasaran dengan memanfaatkan teknologi.
Dalam pengembangan strategi pemasaran kajian penelitian ini pernah dilakukan yakni
dengan menggunakan strategi marketing mixdalam memasarkan produk kopi lokal
Dusun Suweru Desa Kare Kabupaten Madiun (Zuraida, 2003).
Perkembangan strategi pemasaran melalui internet khususnya media sosial
dalam hal ini facebook dan instagram sudah banyak diterapkan oleh beberapa
kalangan yang bergerak di bidang penjualan produk maupun jasa, hal itu dapat
kita lihat dari berbagai aktivitas kita sehari-hari, mulai dari membaca berita
maupun mencari informasi yang kita perlukan, semua itu dapat dengan mudah
kita dapatkan dari sumber internet. Dahulu kita mendapatkan informasi melalui
berita dengan membeli koran maupun majalah, namun saat ini semua aktivitas
tersebut dapat tergantikan dengan adanya media sosial sebagai media untuk
menyampaikan informasi produk yang kita jual (Zuraida, 2003). Dengan strategi
pemasaran yang digunakanmemiliki potensi untuk menemukan keunggulan sekaligus
mengetahui kelemahan kompetitifnya dalam berbisnis. Kebanyakan pelaku usaha selalu
berharap agar perusahaan mengalami peningkatan dalam omzet dibandingkan dengan
pesaingnnya. Harapan tersebut tidak akan menjadi kenyataan apabila para pelaku usaha
tidak bertindak dengan jeli dan konsisten dalam memecahkan persoalan strategi
pemasaran yang harus diterapkannya, agar omzet dapat ditingkatkan (Zuraida, 2003).
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1649
Penelitian tentang strategi marketing pernah dikaji dengan manajemen basis data
terpusat pada PT. Thamrin Brothers Palembang yang menjelaskan bahwa sulitnya
mengontrol keberhasilan cabang-cabang dalam melakukan suatu kegiatan pemasaran
menjadikan perusahaan membuat database pemasaran dengan model basis data
pemasaran terpusat guna memudahkan monitoring pemasaran dan mempercepat proses
permintaan barang pada kantor pusat (Zuraida, 2003). Penelitian lain juga ada tentang
strategi pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT model SAP (Strategic
Advantage Profile Analysis) yakni proses dimana perencanaan strategi mengkaji sistem
pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan produksi dan
operasi, sumber daya dan karyawan. Hal ini dimaksudkan perusahaan sehingga dapat
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman
didalam lingkungan yang dihadapi sekarang maupun dimasa yang akan datang (Zuraida,
2003). Penelitian pemasaran yang dilakukan dengan e-commerce berbasia aplikasi juga
pernah dilakukan yakni penelitian ini dibuat untuk merancang dan membangun e-
commerce pemasaran yang terorganisir dan terpusat yang dapat mengatasi kelemahan
yang muncul pada Instansi Perusahaan Cahaya Pelangi Payaman Magelang.(Zuraida,
2003) selain penelitian tentang pemasaran, penelitian tentang human centric juga pernah
dilakukan dengan memusatkan database perbankan dengan tipologi human centric
sebagai bagian dari pusat kendali data perbankan (Zuraida, 2003).
Rumah makan Abah Wardja merupakan salah satu rumah makan yang ada di
daerah Cirebon Girang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Rumah makan ini
memiliki berbagai cara dalam melakukan kegiatan pemasaran yang terpusat pada satu
tempat yakni menggunakan human centric marketing dalam mempromosikan dan
meningkatkan keberhasilan usahanya. Omzet yang didapat tergantung dari kemampuan
pemiliki rumah makan dalam mengelola dan mempromosikan rumah makannya.
Rumah Makan Abah Wardja menjadi salah satu rumah makan yang menerapkan
human centric marketing dalam pengelolaan promosinya dimana model pemasaran yang
dilakukan berpusat pada kemanusiaan yang harapannya memberikan dampak dalam
peningkatan omzet rumah makan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini
akan dikaji lebih dalam dengan judul Strategi Human Centric Marketing Dalam
Meningkatkan Omzet Penjualan Rumah Makan Abah Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon.
Metode Penelitian
Penelitian tentang marketing merupakan kajian penelitian yang menarik dan
memiliki banyak inovasi perkembangan keilmuan yang dihasilkan. Dalam penelitian
tentang human centric marketing ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yakni
dalam penelitian ini mengkaji lebih dalam tentang strategi pemasaran yang berpusat
pada kemanusiaan yakni human centric. Penelitian ini dilaksanakan di RM. Abah
Wardja pada tanggal 28 September s.d 28 Oktober 2020. RM. Abah wadja memiliki
model marketing yang berbeda-beda sehingga strategi human centric marketingpun
dilakukan untuk meningkatkan omzet penjualannya. Sebagai bentuk dari keabsahan data
Strategi Human Centric Marketing dalam Meningkatkan Omzet Penjualan RM Abah
Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon
1650 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
penelitian yang dilakukan maka pengumpulan data yang diterapkan menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dan Pembahasan
A. Strategi Human Centric Marketing RM. Abah Wardja.
Saat ini, kegiatan bisnis yang membedakan antara bisnis masa lalu dan bisnis
masa sekarang yang disebut era disruption adalah pemanfaatan teknologi. Dimana
teknologi menjadi kebutuhan primer yang dimanfaatkan manusia untuk kegiatan
sehari-harinya baik belajar, pendidikan, bisnis, pemasaran maupun bersosialisasi.
Hal ini terjadi tergantung bagaimana memanfaatkannya. jika dapat membaca
peluang akan pemanfaatan teknologi tersebut maka akan mendapat keuntungan yang
besar namun sebaliknya jika dengan adanya teknologi menjadikan malas dan santai
maka teknologi tersebut menjadi ancaman bagi masyarakat. Pemanfaatan teknologi
ini menjadi sebuah harapan, asumsi atau keyakinan seseorang tentang kemungkinan
bahwa tindakan seseorang dimasa mendatang akan bermanfaat, baik, dan tidak
merusak kepentingannya (Munajim, 2020).
Sebagai gambaran, dapat dilihat beberapa tahun yang lalu smartphone,
handphone, internet masih belum dapat eksis dan diterima masyarakat secara merata
namun saat ini pada era digital ekonomi pemanfaatan teknologi berupa smartphone
dan internet menjadikan peluang besar bagi pelaku bisnis dalam mempromosikan
dan memasarkan produk yang dihasilkan. Adanya teknologi internet menjadikan
UMKM dan usaha kecil lainnya semakin hidup dan berkembang dalam bisnis
sehingga dapat meningkatkan perekonomian negara secara bertahap menuju
masyarakat madani yang maju dan berperadaban.
Memasuki era disruption ini, kita tidak dapat lagi menggunakan strategi bisnis
model lama karena tantangan bisnis yang membedakan sekarang adalah bagaimana
menjadikan manusia sebagai pusat dan objek dalam bisnis dengan mengandalkan
pada kepercayaan masyarakat, relasi dan keyakinan kita dalam berbisnis.
Paradigram yang terbangun pada era disruption adalah human centric marketing
dimana strategi pemasaran berpusat pada manusia dengan kunci utama bisnisnya
yaitu menjadikan pelayanan sebagai pusat ketertarikan pelanggan atau konsumen
pada produk yang ditawarkan dan hal inilah yang disebut sebagai human centic
marketing.
Konsep human centric marketing dimulai dengan empati untuk pelanggan atau
konsumen pada produk atau pelayanan yang diterapkan oleh perusahaan atau
lembaga. Hal ini bersumber pada pendekatan pemahaman tujuan dan motivasi
pelanggan dan pembeli. Merek yang berpusat pada manusia menempatkan empati
dan pengaruh manusia di jantung proses bisnisnya. Olehkarena itu, pemasaran ini
menciptakan keselarasan di seluruh penjualan, produk, dan teknik yang ditawarkan.
Sebagaimana yang didefinisikan oleh Philip Kotler, bahwa In human-centric
marketing, marketers approach customers as whole human beings with hearts,
minds, and spirits.” Kotler yang dimaksud dengan human centric marketing adalah
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1651
model pemasaran yang berpusat pada manusia, dimana pemasar mendekati
pelanggan sebagai manusia seutuhnya dengan hati, pikiran, dan jiwa.Sederhananya,
pemasaran yang berpusat pada manusia adalah tentang menempatkan manusia,
pelanggan dan pembeli, sebagai pusat dari semua aktivitas pemasaran kita.
Pendekatan baru ini memandang konsumen sebagai komunikator interaktif
dengan pandangan yang sangat pribadi, dengan tingkat keberhasilannya diukur oleh
kekuatan hubungan pelanggan. Ini sangat kontras dengan pendekatan customer-
centric yang memudar yang memandang konsumen sebagai partisipan pasif dan
mengukur kesuksesan dengan jumlah barang dagangan yang terjual.Sementara
pendekatan yang berpusat pada konsumen adalah hasil dari dominasi perusahaan
dan teknologi informasi, pemasaran yang berpusat pada manusia dipimpin oleh
keinginan pribadi untuk membentuk koneksi interaktif dan membangun hubungan
yang bermakna.
Dengan metodologi pemasaran baru ini, fokusnya adalah pada nilai-nilai
kemanusiaan daripada nilai-nilai perusahaan, serta melibatkan konsumen daripada
hanya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Yang terpenting, ini tentang
memperlakukan konsumen seperti orang sungguhan daripada nomor tanpa nama dan
menunjukkan bahwa Anda ingin terhubung pada tingkat manusia.
Dengan konsep human centric marketing yang menempatkan konsumen
sebagai komunikator dan fokus keberhasilan pada pemasaran tentu merek menjadi
hal yang sangat penting dalam konsep ini karena merek dengan konsumen saling
berhubungan dan berkaitan erat dalam pemasaran. Orang dan merek akan saling
mempengaruhi karena merek dapat memengaruhi pelanggan sebagai teman dan
dapat menarik mereka, mereka harus belajar menjadi manusia yang dapat didekati
dan disukai tetapi juga rentan. Merek seharusnya tidak terlalu menakutkan. Mereka
harus menjadi otentik dan jujur, mengakui kekurangan mereka, dan berhenti
berusaha untuk terlihat sempurna.
Philip Kotler dalam Bukunya, Marketing 4.0 menyebutkan atribut yang harus
dimiliki merek untuk menarik pelanggan-fisik, intelektual, kemampuan
bersosialisasi, emosionalitas, kepribadian, dan moralitas. Enam atribut ini
membentuk manusia seutuhnya, yang biasanya menjadi panutan. Keenam atribut
tersebut yaitu :
1. Merek harus menarik secara fisik, merek bertujuan untuk mempengaruhi
pelanggan harus memiliki daya tarik fisik yang membuatnya menjadi unik,
meskipun tidak sempurna. Bentuk fisik ini dapat terlihat dalam logo, identitas
merek, desain produk, pengalaman pelanggan, dan pesan mereka.
2. Merek harus intelektual dan inovatif, merek yang intelektual, berpikir,
menghasilkan ide dan inovatif. Merek yang memiliki inovasi tinggi akan
menghasilkan produk dan layanan terbaik dalam pemasaran, merek yang
inovatif akan menjadi terdepan dalam produk yang ditawarkan sehingga secara
efektif menarik pelanggan.
Strategi Human Centric Marketing dalam Meningkatkan Omzet Penjualan RM Abah
Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon
1652 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
3. Merek harus disosialisasikan, merek dengan ciri khas yang baik tidak takut
tergeser dan dicari pelanggan. Merek yang dibuat harus disosialisasikan dan
ditawarkan untuk menciptakan kesan terbaik kepada pelanggan sehingga dapat
menjawab pertanyaan dan menyelesaikan keluhan secara responsif. Strategi ini
juga melibatkan pelanggan mereka secara teratur melalui berbagai media
komunikasi dan berbagi konten menarik di media sosial yang menarik
pelanggan.
4. Merek harus terhubung secara emosional, Merek yang berpusat pada manusia
membangkitkan emosi yang mendorong tindakan yang menguntungkan
pelanggan. Mereka cenderung menjadi pemberi pengaruh yang sangat kuat
sehingga memenangkan hati pelanggan.
5. Merek harus memiliki kepribadian yang kuat, Merek dengan kepribadian yang
kuat tahu persis siapa dirinya dan apa yang diperjuangkan. Hal tersebut akan
menunjukkan kepercayaan dan motivasi untuk memperbaiki diri sehingga tidak
takut untuk mengakui kekurangan yang dimiliki dan bertanggung jawab penuh
atas tindakan yang dibuatnya.
6. Merek harus menunjukkan moral yang baik, Merek dengan moralitas yang kuat
didorong oleh nilai. Mereka menjadikan etika sebagai aspek kunci dan utama
dari keputusan bisnis mereka. Mereka jujur dan memegang kata-kata mereka.
Mengembangkan Strategi Pemasaran yang Berpusat pada Manusia
Seperti disebutkan, bahwa human centric marketing saat ini harus dimulai
dengan empati, menempatkan manusia, pelanggan, dan pembeli kita, sebagai pusat
dari semua yang kita lakukan. Untuk berempati berarti berjalan sesuai kebutuhan
pelanggan. Tidak ada yang lebih baik dari berjalan sesuai kebutuhan pelanggan dan
hal tersebut akan memberi bekas tersendiri bagi pelanggan dalam produk tersebut.
Dalam dunia pemasaran modern di mana konten telah menjadi cara dominan
untuk berkomunikasi, empati berfungsi sebagai fondasi untuk berdiri di atas
derasnya informasi yang dialami oleh pelanggan dan pembeli. Ini menuntut untuk
memahami konteks tujuan dan tantangan pelanggan dan pembeli. Oleh karena itu,
merek pertama-tama harus mendapatkan akses ke wawasan human centric
marketing pada target pasar, mendengarkan dan berempati dengan perjuangan nyata
dan motif pembelian yang dilakukan, dan mengembangkan pendekatan human
centric marketing yang benar-benar menghubungkan bisnis dengan pasar.
Pengenalan merek pada pelanggan harus memenuhi tidak hanya kebutuhan
fungsional dan emosional, tetapi juga mengatasi kecemasan dan keinginan
terpendam dari pelanggan. Hal inilah yang akan menjadi kuncikeberhasilan dalam
pemasaran.
Rumah makan abah wardja manjadi salah satu contoh yang menerapkan
konsep human centric marketing dimana keinginan dan kebutuhan pelanggan
menjadi fokus utama untuk diberikan pelayanan prima, dimana penawaran produk
yang diberikan kepada pelanggan berdasarkan pada empaty yang mendengarkan dan
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1653
menerima saran yang diberikan pelanggan untuk peningkatan rumah makan
sehingga dapat meningkatkan omzet dan memberikan kepuasan pelanggan.
B. Peningkatan Omzet Penjualan RM. Abah Wardja.
Omset penjualan adalah jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan)
tertentu selama suatu masa jual. Omset/omzet adalah nilai transaksi yang terjadi
dalam hitungan waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, tahunan.
Omset bukan nilai keuntungan, juga bukan nilai kerugian. Nilai omset yang besar
dengan nilai keuntungan yang kecil atau terjadi kerugian adalah bukti
ketidakefisienan manajemen dan sebaliknya.
Definisi omzet penjualan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah jumlah
hasil penjualan (dagangan), omzet penjualan total jumlah penjualan 51 barang/jasa
dari laporan laba-rugi perusahaan (laporan operasi) selama periode penjualan
tertentu. Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
omzet penjualan adalah total jumlah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan
jumlah laba bersih dari laporan laba-rugi perusahaan (laporan operasi) selama suatu
masa jual. Upaya meningkatkan omzet merupakan rencana yang menjabarkan
harapan dan tujuan perusahaan akan dampak dari berbagai kreativitas atau program
pemasaran terhadap permintaan poduk atau lini penjualan produknya di pasar. Oleh
sebab itu, perusahaan membutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasikan
program-program itu sejalan dan terintegritas dengan sinergistik.
Dengan demikian, manajemen perusahaan diharapkan mampu melakukan
pemasaran yang efektif dalam memenangkan persaingan, baik melalui pemberian
informasi maupun meningkatkan pelayanan kepada pelanggan secara luas sehingga
omzet penjualan produk dapat meningkat sebagaimana yang diharapkan. Chaniago
(1998) memberikan pendapat tentang omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah
pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang/jasa dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan Swastha memberikan pengertian omzet penjualan adalah
akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang barang dan jasa yang
dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau
dalam satu proses akuntansi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Omzet
penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun waktu
tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. (Nurfitria &
Hidayati, 2011).
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
2. Kondisi Pasar.
3. Modal.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
5. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah,
yang sering mempengaruhi penjualan.
Strategi Human Centric Marketing dalam Meningkatkan Omzet Penjualan RM Abah
Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon
1654 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Menurut Forsyth (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya penjualan
meliputi:
1. Faktor Internal yaitu penurunan penjualan yang disebabkan karena perusahaan
itu sendiri yakni a. Penurunan promosi penjualan b. Penurunan komisi penjualan
c. Turunnya kegiatan salesman d. Turunnya jumlah saluran distribusi e.
Pengetatan terhadap piutang yang diberikan
2. Faktor Eksternal yaitu penurunan penjualan yang disebabkan karena pihak lain
diantaranya: a. Perubahan kebijakan pemerintah b. Bencana alam c. Perubahan
pola konsumen d. Munculnya saingan baru e. Munculnya pengganti (Saputra,
2020).
Omzet merupakan salah satu instrumen penting dalam bisnis karena dengan
omzet yuang didapat pengusaha dapat mengukur keberhasilan usahanya. Hal ini
juga yang dilakukan rumah makan abah wardja dalam mengukur keberhasilan
usahanya, rumah makan abah wardja mencoba menerapkan konsep human centric
marketing dalam menjalankan usahanya dengan menempatkan pelanggan sebagai
fokus utama dalam memasarkan produk yang dimilikinya.
Kepuasan pelanggan yang disajikan menjadikan media untuk memasarkan
kepada pelanggan lain karena konsepnya adalah human centric marketing dimana
pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan dan produk yang ditawarkan akan
memberitahuan kepada pelanggan lain yang belum datang ke rumah makan abah
wardja. Konsep human centric marketing ini ternyata memberikan dampak
signifikan dalam meningkatkan omzet penjualan di rumah makan abah wardja
sehingga rumah makan ini selalu ramai dikunjungi pelanggan terutama jika waktu
siang dan malam hari.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah makan abah wardja dengan
judul Strategi Human Centric Marketing Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan Rumah
Makan Abah Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon disimpulkan bahwa strategi human
centric marketing yang dilakukan rumah makan abah wardja cukup memberikan
dampak signifikan dalam meningkatkan omzet penjualan, hal ini dikarenakan strategi
human centric marketing menempatkan pelanggan sebagai fokus utama dalam
pemasaran. Kepuasan pelanggan yang disajikan menjadikan media untuk memasarkan
kepada pelanggan lain karena konsepnya adalah human centric marketing dimana
pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan dan produk yang ditawarkan akan
memberitahuan kepada pelanggan lain yang belum datang ke rumah makan abah wardja
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.
Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1655
BIBLIOGRAFI
Abdullah Amrin. (2006). Asuransi Syariah. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Akbar, Y. H., & Helmiawan, M. A. (2018). Penerapan Strategi Social Media Marketing
untuk Meningkatkan Penjualan pada Dealer Mobil Toyota, Daihatsu dan Honda
Bandung. Infoman's: Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika, 12(2), 115-
124.
Fatrin, G. (2013). Analisis dan Perancangan Basis Data Terpusat Pemasaran Pada PT.
Thamrin Brothers Palembang. Doctoral Dissertation, Universitas Bina Darma.
Fahrurozi, A. (2020). Strategi Marketing Syariah dalam Meningkatkan Omzet
Perusahaan Kedelai Tempe Bonin Tarmidi Maniskidul. Skripsi Institute Agama
Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Ikhsan, D. R. (2009). Manajemen Strategis dalam Kompetisi Pasar Global. Repository.
Jurnal Ubaya.
Munajim, A. (2020). Bahasa Indonesia. Syntax Idea, 2(1), 1-10.
Nurfitria, N., & Hidayati, R. (2011). Skripsi Analisis Perbedaan Omzet Penjualan
Berdasarkan Jenis Hajatan dan Waktu (Studi pada Catering Sonokembang
Semarang). Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro.
Kotler, P., & Susanto, A. B. (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Oktaviani, Y., & Sugeng Wahyudiono, K. (2018). E-Commerce Sebagai Media
Pemasaran Kaca di Cahaya Pelangi Payaman Magelang. Jurnal
Transformasi, 14(1). 13-25
Prastiyo, A., Fathoni, A., & Malik, D. (2018). Strategi Pemasaran Produk Jahe Merah
Melalui Analisis SWOT Pada Perusahaan UD. Barokah Ungaran. Journal of
Management, 4(4). 1-14
Ridwan, M., Andalasari, L., Setiani, R. I., & Merliana, R. (2020). Pengelolaan Zakat
Produktif Melalui Program Senyum Mandiri Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Mustahiq di Rumah Zakat Cabang Cirebon. EcoBankers: Jurnal Program Studi
Perbankan Syariah, 1(2), 44-52.
Saputra, M. Amdan. (2020). Pengaruh Penjualan Online Melalui Merchant Go Food
Patner terhadap Peningkatan Omzet pada Usaha Kuliner Di Jalan Garuda Sakti
Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Repository. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Sulistiono, A., & Mulyana, M. (2010). Strategi Pengembangan Pemasaran UKM
Pengrajin Sepatu Sandal. Hasil Penelitian Peneliti Muda, Marketing Corner
http://mmulyana.wordpress.com, diakses tanggal, 15.
Strategi Human Centric Marketing dalam Meningkatkan Omzet Penjualan RM Abah
Wardja Kec. Talun Kab. Cirebon
1656 Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020
Sula, M. S., & Kartajaya, H. (2006). Syariah Marketing. Yogyakarta: Mizan Pustaka.
Triyanto, W. A. (2015). Algoritma K-Medoids Untuk Penentuan Strategi Pemasaran
Produk. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 6(1), 183-188.
Wang, H., Ma, S., & Dai, H. N. (2019). A Rhombic Dodecahedron Topology for
Human-Centric Banking Big Data. IEEE Transactions on Computational Social
Systems, 6(5), 1095-1105
Yuhanna, W. L., & Nurhikmawati, A. R. (2017, April). Pemberdayaan Masyarakat
Dusun Suweru Dalam Pemasaran Produk Kopi Lokal Melalui Strategi Marketing
Mix. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat LPPM
Universitas PGRI Madiun. 52-57.
Zuraida, N. (2003). Partisipasi Petani dalam Pemuliaan Tanaman dan Konservasi
Plasma Nutfah Secara On Farm’. Zuriat, Jurnal Pemuliaan Indonesia. 14(2), 67
76