Mira Indriyulia Ekarini, Ratih Hurriyati dan Puspo Dirgantari
Syntax Literate, Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1651
model pemasaran yang berpusat pada manusia, dimana pemasar mendekati
pelanggan sebagai manusia seutuhnya dengan hati, pikiran, dan jiwa.Sederhananya,
pemasaran yang berpusat pada manusia adalah tentang menempatkan manusia,
pelanggan dan pembeli, sebagai pusat dari semua aktivitas pemasaran kita.
Pendekatan baru ini memandang konsumen sebagai komunikator interaktif
dengan pandangan yang sangat pribadi, dengan tingkat keberhasilannya diukur oleh
kekuatan hubungan pelanggan. Ini sangat kontras dengan pendekatan customer-
centric yang memudar yang memandang konsumen sebagai partisipan pasif dan
mengukur kesuksesan dengan jumlah barang dagangan yang terjual.Sementara
pendekatan yang berpusat pada konsumen adalah hasil dari dominasi perusahaan
dan teknologi informasi, pemasaran yang berpusat pada manusia dipimpin oleh
keinginan pribadi untuk membentuk koneksi interaktif dan membangun hubungan
yang bermakna.
Dengan metodologi pemasaran baru ini, fokusnya adalah pada nilai-nilai
kemanusiaan daripada nilai-nilai perusahaan, serta melibatkan konsumen daripada
hanya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Yang terpenting, ini tentang
memperlakukan konsumen seperti orang sungguhan daripada nomor tanpa nama dan
menunjukkan bahwa Anda ingin terhubung pada tingkat manusia.
Dengan konsep human centric marketing yang menempatkan konsumen
sebagai komunikator dan fokus keberhasilan pada pemasaran tentu merek menjadi
hal yang sangat penting dalam konsep ini karena merek dengan konsumen saling
berhubungan dan berkaitan erat dalam pemasaran. Orang dan merek akan saling
mempengaruhi karena merek dapat memengaruhi pelanggan sebagai teman dan
dapat menarik mereka, mereka harus belajar menjadi manusia yang dapat didekati
dan disukai tetapi juga rentan. Merek seharusnya tidak terlalu menakutkan. Mereka
harus menjadi otentik dan jujur, mengakui kekurangan mereka, dan berhenti
berusaha untuk terlihat sempurna.
Philip Kotler dalam Bukunya, Marketing 4.0 menyebutkan atribut yang harus
dimiliki merek untuk menarik pelanggan-fisik, intelektual, kemampuan
bersosialisasi, emosionalitas, kepribadian, dan moralitas. Enam atribut ini
membentuk manusia seutuhnya, yang biasanya menjadi panutan. Keenam atribut
tersebut yaitu :
1. Merek harus menarik secara fisik, merek bertujuan untuk mempengaruhi
pelanggan harus memiliki daya tarik fisik yang membuatnya menjadi unik,
meskipun tidak sempurna. Bentuk fisik ini dapat terlihat dalam logo, identitas
merek, desain produk, pengalaman pelanggan, dan pesan mereka.
2. Merek harus intelektual dan inovatif, merek yang intelektual, berpikir,
menghasilkan ide dan inovatif. Merek yang memiliki inovasi tinggi akan
menghasilkan produk dan layanan terbaik dalam pemasaran, merek yang
inovatif akan menjadi terdepan dalam produk yang ditawarkan sehingga secara
efektif menarik pelanggan.