Wahyu Wibowo, Azizah Indriyani, Slamet Bambang Riono, Muhammad Syaifulloh
dan
Syariefful Ikhwan
Syntax Literate: Vol. 5, No. 12, Desember 2020 1755
sebesar 3.403, dan dukungan manajemen (X
3
) sebesar 9.936 pada taraf uji α = 5%.
Dengan demikian nilai thitung ketiga variabel independen tersebut > t tabel sebesar
1.98638, yang berarti terdapat pengaruh secara parsial masing-masing variabel
terhadap kinerja pegawai di Hotel Grand Dian Brebes. Hasil uji Anova didapatkan
nilai F hitung sebesar 75.754 > F tabel sebesar 2.47, dapat diartikan variabel
kompetensi individu, dukungan organisasi dan dukungan manajemen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Hotel Grand Dian
Brebes. Hasil uji analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan model Y =
(4.032) + 0.394X
1
+ 0.215X
2
+ 0.650X
3
. Nilai konstanta positif menunjukkan
bahwa pengaruh positif variabel independen (kompetensi individu sebesar 0.394X
1
,
dukungan organisasi sebesar 0.215X
2
, dan dukungan manajemen sebesar 0.650X
3
).
Apabila variabel independen naik atau berpengaruh dalam satu satuan, maka
variabel kinerja akan naik atau terpenuhi. Hasil penelitian diketahui nilai R Square
sebesar 0.716, berarti bahwa variabel kompetensi individu (X
1
), dukungan
organisasi (X
2
) dan dukungan manajemen (X
3
) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap kinerja pegawai (Y) di Hotel Grand Dian Brebes sebesar
71.60%, sedangkan sisanya (100%-71.60%=29.40% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar persamaan regresi atau variabel yang tidak diteliti.
Kata kunci: kompetensi individu; dukungan organisasi; dukungan manajemen; kinerja
pegawai
Pendahuluan
Kesuksesan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh keunggulan kompetitif yang
dimiliki, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan salah
satu sumber penentu atau merupakan faktor determinan dalam pembangunan di
berbagai sektor dan bidang suatu bangsa (Indriyani, Saefulloh, & Riono, 2020). Sebuah
organisasi akan berjalan dengan sehat, jika dikelola dengan baik oleh pemimpin dan
anak buahnya (Riono & Wibowo, 2019).
Tujuan hidup dengan bekerja seperti tujuan yang khusus serta pengelompokkan
kerja yang menimbulkan rasa berprestasi (Nur Khojin, Suci Nur Utami, 2020). Faktor
ini merupakan sesuatu yang paling sulit ditiru dan lebih bertahan lama keberadaannya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai
adalah memperhatikan kompetensi individu para pegawai. Sumber daya manusia yang
dalam merupakan aset yang sangat penting sebagai penjawab penyelenggaraan
organisasi, termasuk maksimalisasi potensi sumber daya manusia, kita membutuhkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (Syaifulloh, Riono, Nuur, & Darma, 2020).
Selain ada penilaian proses pekerjaan, sebuah organisasi sendiri sudah sepatutnya
menilai kompetensi yang dimiliki oleh para anggotanya (Fredy Siagian, Retina Sri
Sedjati, 2018). Penilaian kinerja diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang baik
untuk mengendalikan karyawan (Septiyani & Sanny, 2013).
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh
pegawai. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya efisiensi,