Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��������������������������������� e-ISSN: 2548-1398
��������������������������������� Vol. 6, No. 1, Januari 2021
KAJIAN PERBANDINGAN COBIT 5 DENGAN COBIT 2019 SEBAGAI FRAMEWORK
AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
Aldy Maulana Syuhada
Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK)
LIKMI Bandung
Email: a[email protected]
Abstract
Information technology or
commonly called IT is the most important thing for the progress of the company,
the more IT develops, good IT governance must be carried out in accordance with
existing standards and must be evaluated continuously. One way to evaluate IT
governance is by conducting an information technology audit. One of the
frameworks that are often used to audit IT governance is COBIT. The purpose of
this study is to determine the comparison between COBIT 5 and COBIT 2019 and to
know the advantages and disadvantages of each of these COBITs. The method used
is qualitative with literature study as a description of theory, findings and
other research materials obtained as a reference to be used as a basis for
research activities. The results obtained from this study are that there are
several differences in terms of the general picture, that COBIT 2019 has a
factor design, in terms of domains, in COBIT 2019 there are three additional
and objective domains. Furthermore, in terms of principles, COBIT 2019 has 9
principles that have been developed from the previous COBIT. Furthermore, from
the goal cascade and from performance calculations, COBIT 5 only uses the
capability level but in 2019 COBIT there is an addition to the capability level
and maturity level. In terms of advantages COBIT 5 is more widely used, whereas
from the drawbacks it is not flexible, while COBIT 2019 has the advantages of
being more flexible and lacks in principles and details of domination so it
will be more difficult to implement.
Keywords: cobit framework; it governance; cobit 5; cobit 2019
Abstrak
Teknologi Informasi
atau biasa disebut TI merupakan hal terpenting bagi kemajuan perusahaan,
semakin berkembangkan TI maka harus dilakukan
tata kelola TI yang baik sesuai dengan standart
yang ada dan harus dievaluasi terus menerus. Salah satu cara untuk mengevaluasi
tata kelola TI yaitu dengan dilakukanya audit teknologi informasi. Salah satu framework yang sering digunakan untuk melakukan audit tata kelola TI adalah COBIT. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
perbandingan antara COBIT 5
dengan COBIT 2019 serta mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
COBIT tersebut. Metode yang
digunakan yaitu kualitatif dengan studi literatur yang berisi tentang uraian teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang diperoleh sebagai acuan untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa perbedaan dari segi gambaran secara umum pada COBIT 2019 memiliki desain faktor, segi domain, pada COBIT 2019 terdapat
tiga domain tambahan dan bersifat objective. Selanjutnya dari segi prinsip
COBIT 2019 memiliki 9 prinsip
yang telah dikembangkan dari COBIT sebelumnya. Selanjutnya dari goal cascade dan dari
perhitungan kinerja, COBIT
5 hanya menggunakan capability level tetapi pada COBIT 2019 adanya penambahan menjadi capability level dan maturity level. Dari segi
kelebihan COBIT 5 lebih banyak digunakan sedangkan dari kekurangannya tidak bersifat flexible sedangkan
COBIT 2019 kelebihannya lebih
bersifat flexible dan kekurannya
prinsip dan detail domainya
lebih banyak sehingga akan lebih
sulit dalam implementasi.
Kata Kunci: �framework cobit; tata kelola ti; cobit 5; cobit
2019
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Teknologi Informasi (TI) saat ini merupakan sesuatu
hal yang sangat penting bagi suatu
organisasi, karena dengan adanya TI dapat membantu dalam peningkatan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan. Penerapan TI sendiri memiliki resiko yang
tinggi dan investasi yang besar, penerapan TI perlu pengawasan secara
menyeluruh terhadap mekanisme tata kelola TI agar tujuan bisnis suatu
organisasi benar-benar dapat dicapai secara efektif dan efisien dengan adanya
penggunaan TI (Widilianie
& Manuputty, 2019). Teknologi yang telah ada haruslah
dikontrol atau dilakukan pengecekan terhadap tata kelola TI yang baik. 3 manfaat utama yang akan didapat ketika perusahaan telah menerapkan
tata kelola TI yang baik yaitu benefit realization (realisasi Manfaat), Risk Optimization (Optimalisasi Risiko) dan Resource Optimalization (Optimalisasi sumber daya) (Aditya, Mulyana, & Mulyawan, 2019).
Tata
kelola TI adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan proses
organisasi yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan
dukungannya terhadap pencapaian tujuan institusi, dengan cara mengoptimalkan
keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan TI, mengendalikan penggunaan terhadap
sumber daya TI dan mengelola risiko-risiko terkait TI (Hilmawan, H.,
Nurhayati, O. D., & Windasari, 2015). Tata kelola teknologi informasi adalah sebuah
proses dimana organisasi menyelaraskan IT
actions dengan visi dan misi yang ingin dicapai organisasi. Hal ini dicapai
dengan mengambil keputusan tepat (siapa memutuskan apa) dan menerapkan sebuah framework yang akuntabilitas (siapa
bertanggung jawab tentang apa) sehingga setiap keputusan yang diambil dapat
mengembangkan penggunaan TI di dalam organisasi (Maskur, Adolong, &
Mokodongan, 2018). Tata kelola TI merupakan tanggung jawab dari
pimpinan dan manajemen institusi. Pimpinan dan manajemen institusi tidak harus
menjadi ahli di bidang TI, tetapi mereka perlu menyadari peranan dan tanggung
jawabnya terhadap arah penerapan TI organisasi untuk menjaga keselarasan dengan
tujuan organisasi (Maskur et al., 2018).
Salah satunya dengan melakukan audit. Audit pada dasarnya adalah proses sistematis
dan obyektif dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tindakan ekonomi,
guna memberikan asersi/pernyataan dan menilai seberapa jauh tindakan ekonomi
sudah sesuai dengan kriteria yang berlaku dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak terkait (Suryono,
Darwis, & Gunawan, 2018). Audit tata kelola berguna agar dapat mengevaluasi suatu organisasi sejauh mana tingkat kematangan tata kelola TI dan dapat memperbaiki penyimpangan yang ada dalam implementasi tata kelola TI (Imami, L. W., Suprapto, & Mursityo, 2018). Salah satu framework audit yang dapat digunakan yaitu Control Objective for Information &
Related Technology (COBIT).
COBIT adalah salah satu framework yang digunakan untuk standar audit, COBIT merupakan standar yang dinilai lengkap dan cakupan yang menyeluruh sebagai framework audit. COBIT dikembangkan
secara berkala oleh ISACA. Didalam COBIT ini terdapat beberapa Domain yang digunakan untuk proses audit (Candra, Atastina, & Firdaus, 2015).
COBIT (Control
Objectives for Informtion and Related Technology) merupakan sekumpulan
dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada tata kelola TI dan manajemen TI
yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani
pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan
teknis. COBIT dikembangkan oleh sebuah lembaga Tata Kelola TI institute (ITGI)
yang merupakan bagian dari System
Information and Control Association (ISACA) (Hidayat, 2015).
Prinsip
dasar pada framework COBIT adalah
menyediakan informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan atau
organisasi. Perusahaan atau organisasi perlu mengatur dan mengatur sumber daya
teknologi informasi dengan menggunakan sekumpulan proses teknologi informasi
yang terstruktur sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan (Ekowansyah, Chrisnanto, & Sabrina, 2017).
Dengan berkembangnya Tata kelola TI
berkembang pula Domain COBIT. COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang
dapat membantu perusahaan�� dalam
mencapai tujuannya untuk tata
kelola
dan
manajemen
teknologi informasi perusahaan (ISACA.,
2012; ISACA, 2012, 2013). COBIT mendefinisikan komponen untuk membangun
dan menopang sistem tata kelola: proses, struktur organisasi, kebijakan dan
prosedur, arus informasi, budaya dan perilaku, keterampilan, dan infrastruktur,
mendefinisikan faktor desain yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan untuk
membangun sistem tata kelola yang paling sesuai dan menangani masalah tata
kelola dengan mengelompokkan komponen tata kelola yang relevan ke dalam tata
kelola dan manajemen (ISACA, n.d.).
Salah
satu contoh perkembangan yang dilakukan COBIT yaitu COBIT 5 dan COBIT 2019. Versi
terbaru dari COBIT adalah COBIT 2019. Versi terbaru ini dikeluarkan pada tahun
2018. COBIT 2019 merupakan pembaruan besar besaran yang ada pada versi COBIT
sebelumnya. Dimana versi COBIT 2019 merupakan versi penyesuaian perkembangan
dengan teknologi terbaru saat ini. Selain itu penyesuain juga dengan framework lain seperti ITIL, TOGAF dan
CMII (Aliyhafiz, 2020).
�Pada standar COBIT yang telah dibuat, pastinya
ada kekurangan dan kelebihannya dari masing-masing framework.
Berdasarkan
uraian diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengungkapkan perkembangan yang
dilakukan dan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing COBIT antara COBIT
5 dan COBIT 2019.
Metode Penelitian
Metode
penelitian ini menggunakan kualitatif yaitu dengan studi literatur yang berisi tentang uraian teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang diperoleh sebagai acuan untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian. Referensi yang diambil yaitu dari
COBIT 5: Enabling Processes, COBIT: 5 A Business Framework for
the Governance and Management of Enterprise IT, COBIT 5 : Process Assessment Model (PAM) dan COBIT 2019 Framework: Introduction and Methodology.
Hasil dan Pembahasan
A. Perbandingan COBIT 5 dan COBIT 2019
Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbedaan antara framework COBIT 5 dan COBIT 2019. Berikut perbedaan antara kedua framework COBIT:
Tabel 1
Perbandingan COBIT 5 dan COBIT 2019
No |
Point-point |
COBIT
5 |
COBIT
2019 |
1 |
Gambaran COBIT |
Tidak memiliki desain faktor |
Memiliki desain faktor |
2 |
Prinsip |
Memiliki 5 prinsip |
Memiliki 9 prinsip |
3 |
Detail Domain Proses |
Disebut proses tata kelola TI |
Disebut objective
tata kelola TI |
Pada tiap domain menjadi kata kerja, Contoh
: manage |
Pada tiap domain menjadi kata yang lebih objectif, contoh : Managed |
||
Terdapat 37 domain |
Terdapat 40 domain (3 domain tambahan) |
||
4 |
Goal
Cascade |
Terdapat 5 goal cascade |
Terdapat 4 goal cascade dan tujuan perusahaan dengan tujuan TI diselaraskan
terlebih dahulu |
5 |
Perhitungan tingkat kematangan |
Capability
Level |
Maturity
Level dan capability
level |
6 |
Tata kelola |
Enabler |
Komponen Sistem Tata Kelola |
B. Gambaran COBIT
Dari gambaran COBIT 2019 ini
mengalami beberapa perubahan, salah satunya yaitu terdapat desain faktor, dengan adanya desain
faktor terlebih dahulu diharapkan implementasi COBIT 2019 sesuai dengan kondisi perusahaan yang akan mengimplementasikan. Sesuai dengan penjelasan pada bab 2 mengenai desain faktor, perusahaan dapat mendesain terlebih dahulu letak perusahaan
itu dimana sehingga nanti didapatkan hasil yang dapat mempermudah proses audit
dan penentuan kinerja perusahaan dengan COBIT 2019.
C. Prinsip COBIT
Dari
segi prinsipnya jelas berbeda antara COBIT 5 dan COBIT 2019, hal ini dapat
dilihat dari jumlah yang dimiliki oleh masih-masing COBIT. Untuk COBIT 5
pembagiannya ada 5 prinsip yaitu:
1.� Menemukan
kebutuhan stakeholder.
2.� Mencakup
ujung ke ujung enterprise.
3.� Mengaplikasikan
yang tunggal, mengintegrasikan framework.
4.� Mengaktifkan
pendekatan holistik.
5.� Memisahkan
tata kelola dengan manajemen.
Sedangkan pada COBIT 2019 prinsipnya
dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
1.� Prinsip
berdasarkan sistem tata kelola
a.� Memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
(stakeholder)
b.� Memungkinkan pendekatan yang holistik
c.� Penerapan sistem tata kelola yang dinamis
d.� Memisahkan tata kelola dengan manajemen
e.� Dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
f.� Mencakup organisasi secara menyeluruh
2.� Prinsip
berdasarkan kerangka tata kelola
a.� Hubungan antar komponen, untuk memaksimalkan
konsistensi dan memungkinkan otomatisasi.
b.� Untuk mengatasi masalah baru dengan cara yang
paling fleksibel, dengan tetap menjaga integritas dan konsistensi. Kerangka
tata kelola harus terbuka dan fleksibel. Ini harus memungkinkan penambahan
konten baru dan kemampuan.
c.� Kerangka tata kelola harus selaras dengan
standar, kerangka kerja, dan peraturan utama yang relevan.
Dari
prinsip-prinsip berikut, dapat disimpulkan bahwa COBIT 2019 itu mengadopsi dari
COBIT 5, hal ini dapat dilihat dari prinsip antara tata kelola dan manajemen
itu dipisahkan dan tetap harus memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
(stackholder), namun pada perkembangan COBIT 2019 ingin bersifat terbuka dan
flexible, juga memungkinkan penambahan konten baru artinya tidak memaksa
perusahaan untuk mengikuti prinsip-prinsip yang ada. Sehingga dengan
flexiblenya sistem tata kelola pada COBIT 2019 tidak akan kaku dan akan terus
mengikuti jamannya. Hal lain yang dapat dikatakan flexible pada COBIT 2019
yaitu dengan ditunjukannya objective bukan proses, yang dimaksud objective
disini adalah mencapai hasil, karena pada COBIT 2019 juga pada domainnya
menunjukan hasil.
D.�� Detail Domain Proses COBIT
Pada
masing-masing COBIT akan berbeda jenis penamaan domainnya, perbedaan nama
domain COBIT 5 dinamakan proses tata kelola TI sedangkan pada domain COBIT 2019
disebut objective Tata Kelola, dari penamaan tersebut, berpengaruh terhadap
detail domain yang ada yaitu sebagai contoh pada COBIT 5 terdapat domain proses
�Manage inovation� atau kelola inovasi, pada COBIT 5 berikut artinya lebih
menekankan kepada proses dari pengelolaan inovasi bukan terhadap hasil yang
dicapai. Tetapi pada COBIT 2019 yang asalnya �Manage Inovation� menjadi
�Managed Inovation� atau Inovasi yang dikelola artinya COBIT 2019 lebih
menekankan kepada hasil dan diharapkan, proses tersebut dapat dilakukan dengan
baik sesuai dengan prosedur yang ada.
�Dari segi point-point domain juga, COBIT 2019
ini ada beberapa penambahan dan pemecahan yaitu:
1.� APO14 � Managed Data
Yang diharapkan dengan adanya
objective domain ini, pada COBIT 2019 dapat mengelola data yang ada pada
perusahaan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi.
2.� BAI01 � Managed Programs (Pada COBIT 5
Digabung dengan Manage Program & Project)
Yang diharapkan dengan adanya
objective domain ini pada COBIT 2019 hasil dari program yang telah dijalankan
dapat dkelola dengan baik
3.� BAI11 � Managed Project (Pada COBIT 5 Digabung
dengan Manage Program & Project)
Yang diharapkan dengan adanya
objective domain ini pada COBIT 2019 hasil dari project yang telah dijalankan
dapat dkelola dengan baik dan hasilnya pun akan terpisah antara program dan
project
4.� MEA01 � Managed Assurance
Yang diharapkan dengan adanya
objective domain ini pada COBIT 2019 hasil dari jaminan yang telah
implementasikan dapat dikelola dengan baik
Dengan
telah ditambahkan objective dari domain diharapkan pula COBIT 2019 lebih sesuai
dengan kondisi perusahaan dan dapat diimplementasikan dengan baik.
Pada
COBIT 2019 ini juga telah ditambahkan dua proses pada 2 domain yang berbeda
yaitu Managed Data di APO dan Managed Assurance di MEA, dan pada COBIT 2019
juga ada proses yang dipisah yaitu Managed Program dan Managed Project yang
asalnya pada COBIT 5 disatukan. Hal ini memungkinkan COBIT 2019 dapat
menentukan data dan Jaminan apa yang dapat dikelola. Sedangkan untuk Managed
Program dan Project dipisahkan agar lebih detail terhadap hasil yang didapat
baik dalam program maupun dalam project sehingga hasil yang didapatkan akan
lebih detail dan terperinci.
Berikut dari segi goal cascade antara COBIT 5 dan COBIT 2019 :
1.
Pada COBIT 5 tujuan atau goal
cascade diawali dengan kebutuhan stackholder
atau pemilik perusahaan selanjutnya diturunkan ke tujuan dari perusahaan
setelah itu diturunkan ke tujuan dari TI-nya seperti apa dan selanjutnya adanya
tujuan dari enabler.
2.
Pada COBIT 2019 goal cascade
sebenarnya hampir sama seperti pada COBIT 5 yaitu menentukan kebutuhan dari stackholder atau pemilik perusahaan
selanjutnya diturunkan menjadi tujuan dari perusahaan, setelah tujuan dari
perusahaan terpenuhi, selanjutnya diturunkan menjadi keselarasan antara tujuan
perusahaan dan tujuan TI. Jadi pada COBIT 2019 ini tujuan TI dan tujuan
perusahaan harus selaras terlebih dahulu, setelah selaras baru dapat diturunkan
kembali ke objective tata kelola dan
manajemen.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perbedaannya terletak pada tujuan TI yang pada COBIT 5 menjadi tujuan TI
tersendiri sedangkan pada COBIT 2019 tujuan TI dan tujuan perusahaan itu
diselaraskan terlebih dahulu agar lebih sesuai dengan tujuan perusanaan.
Untuk
pengukuran tingkat kinerja COBIT, pada COBIT 5 dan COBIT 2019 memiliki
perbedaan. Jika pada COBIT 5 hanya menggunkan model capability level dalam pengukuran tingkat kinerjanya, hal ini
mengacu pada ISO 15504/ISO 33000, pada capability
model COBIT 5 ini terdapat 6 level dari level 0 hingga level 5. Sedangkan
pada COBIT 2019 telah disesuaikan dengan Capability
Maturity Model Integration (CMMI)
sehingga pada COBIT 2019 selain menggunakan capability
level yang berhubungan dengan process
area ditambahkan juga maturity level
yang merujuk pada satu set atau kumpulan pada process area. Untuk tingkatan level-nya
antara maturity dan capability pada COBIT 2019 itu sama
yaitu 0 sampai dengan 5 yang menunjukan bahwa semakin tinggi level, maka semakin bagus tingkat
kematangan dari suatu perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
disampaikan sesuai dengan studi literatur yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Perbandingan antara COBIT 5 dan COBIT 2019 dapat dilihat dari gambaran umum pada COBIT 5 belum ada faktor
desain, sedangkan pada COBIT 2019 telah ditambahkan faktor desain sehingga
dapat lebih menyesuaikan dengan perusahaan, prinsip pada COBIT 5 lebih ringkas sehingga dapat memudahkan juga dalam
implementasi sedangkan pada COBIT 2019 lebih banyak dan memungkinkan untuk flexible, domain pada COBIT 5 lebih
bersifat proses sedangkan pada COBIT 2019 lebih objective dan detail domain pada COBIT 2019 yang memiliki beberapa
tambahan dan menekankan pada hasil yang dicapai, Tujuan dari COBIT 5 yaitu
setelah tujuan dari perusahaan, harus ditentukan juga tujuan dari TI-nya
sedangkan pada COBIT 2019 tujuan TI agar selaras dahulu dengan tujuan
perusahaan, perhitungan tingkat kinerja pada COBIT 5 yaitu dengan capability level karena menyesuaikan
dengan ISO 15504/ISO 33000 sedangkan pada COBIT 2019 telah disesuaikan dengan
CMMI dengan menambahkan maturity level
dan capability level, Secara tujuan
tata kelola, pada COBIT 5 terdapat 7 enabler
sedangkan pada COBIT 2019 dinamakan 7 komponen tata kelola.
Sedangkan untuk
kekurangan dari masing
COBIT 5 yaitu tidak bersifat flexible
sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan kemajuan zaman, domain masih menyatakan proses tidak
menekankan pada hasil dan tidak adanya desain faktor terlebih dahulu sehingga
tidak ada acuan untuk keselarasan dengan perusahaan. Untuk
kelebihan dari COBIT 5 yaitu COBIT 5 sudah banyak diimplementasikan di perusahaan maupun di instansi
pendidikan dan domain proses lebih ringkas sehingga dapat memudahkan untuk diimplementasikan.
Sedangkan untuk
kekurangan dari masing
COBIT 2019 yaitu Domain proses lebih banyak sehingga dapat
mempersulit dalam proses audit dan dari segi prinsip COBIT 2019 lebih banyak
sehingga dapat mempersulit proses implementasi. Untuk
kelebihan dari COBIT 2019 yaitu dari segi prinsip COBIT 2019 ini lebih bersifat flexible sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman, domain lebih menekankan pada hasil yang dicapai
sehingga akan lebih terarah, proses pada domain lebih lengkap karena ada penambahan beberapa proses
pada suatu domain, tujuan COBIT 2019 lebih baik, karena menyesuaikan dengan
tujuan perusahaan dan adanya desain faktor, sehingga dapat memudahkan dalam
penyesuaian dengan perusahaan.
BIBLIOGRAFI
Aditya, Mohamad Adhisyanda, Mulyana, R. Dicky, &
Mulyawan, Ali. (2019). Perbandingan Cobit 2019 Dan Itil V4 Sebagai Panduan Tata
Kelola Dan Management IT. Jurnal Computech & Bisnis, 13(2), 100�105.
Aliyhafiz. (2020). Pengertian, Prinsip, dan Enabler COBIT Terbaru. retrieved by: aliyhafiz.com
Candra, Rio Kurnia, Atastina, Imelda, & Firdaus, Yanuar. (2015). Audit
Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 Pada Domain DSS (Deliver, Service,
And Support) (Studi
kasus: IGRACIAS Telkom University). E-Proceedings of
Engineering, 2(1).
Ekowansyah, Erdis, Chrisnanto, Yulison H., & Sabrina, Puspita Nurul.
(2017). Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas
Jenderal Achmad Yani. Seminar Nasional Komputer dan
Informatika (Senaski), 201�206.
Hidayat, A. E. (2015). Audit Control Capability Level Tata Kelola Sistem
Informasi Menggunakan COBIT 5. Jurnal Informasi, Bandung.
Hilmawan, H., Nurhayati, O. D., & Windasari, I. P. (2015). Analisis
Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5 pada AMIN
JTC Semarang. Jurnal Teknologi Dan Sistem Komputer, Vol.3, No.,
247�252.
Imami, L. W., Suprapto, & Mursityo, Y. T. (2018). Audit Tata Kelola
Teknologi Informasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota
Probolinggo Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 Domain Plan and Organise dan
Acquire and Implement. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu
Komputer, 3.
ISACA. (2012). COBIT 5: A business framework for the governance and
management of enterprise IT. USA:
Isaca.
ISACA. (2018).
COBIT 2019 Framework: Introduction and Methodology. In 2018. USA: ISACA.
ISACA, COBIT. (2012). 5: Enabling Processes Governance and Management
Practices. United States of America: ISACA & ITGI.
ISACA, COBIT. (2013). 5: Process Assessment Model (PAM)-Using COBIT 5. Illinois:
Isaca.
Maskur, Maskur, Adolong, Nixon, & Mokodongan, Rusliy. (2018). Implementasi
Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 di BPMPTSP Bone
Bolango. Masyarakat Telematika Dan Informasi: Jurnal Penelitian Teknologi
Informasi Dan Komunikasi, 8(2), 109�126.
Suryono, Ryan Randy, Darwis, Dedi, & Gunawan, Surya Indra. (2018).
Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 (Studi
Kasus: Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung). Jurnal Teknoinfo, 12(1),
16�22.
Widilianie, Eka, & Manuputty, Augie David. (2019). Evaluasi Kinerja SI
Project Management Menggunakan Framework Cobit 5 Subdomain MEA 01. Jurnal
SITECH: Sistem Informasi dan Teknologi, 2(1), 39�50.