�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
�Vol. 6, No.
1 Januari 2021
GAMBARAN
REWARD SYSTEM: EXTRINSIC DAN INTRINSIC KARYAWAN
DI PT INDUSTRI KERETA API PERSERO MADIUN
Alief Ikhtiar Wicaksono
dan Ika Adita Silviandari
Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
One of the largest manufacturing companies in ASEAN, PT
INKA needs adequate human resources. Human resources have an important role in
the running of an organization. Efforts to maintain the performance of human
resources are stable or increase, it is necessary to have a movement from the
company that is carried out in a real way and has an impact that can improve
employee performance. A reward is one of the factors that can improve employee
performance. This study aims to obtain an overview of PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Madiun.
Researchers used direct and semi-structured interview methods. The subject of
the first interview was the manager of human and organizational development and
the subject of the second interview was the payroll staff. The researcher also
conducted a documentation study, namely the 2002 INKA SK and the PT INKA
company profile. The results of this study show that PT INKA's intrinsic reward
is manifested in the form of the Most Valuable Employee, which is given
annually and given to employees who have standards that exceed those set by PT
INKA. PT INKA's extrinsic rewards are transport allowances, holiday allowances,
education allowances, job allowances, promotions and incentives
Keywords: extrinsic; intrinsic; PT INKA; reward; system
Abstrak
Salah satu perusahan manufaktur terbesar di ASEAN, PT INKA membutuhkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam berjalannya suatu organisasi. Usaha menjaga supaya kinerja sumber daya manusia tersebut stabil atau meningkat, maka dibutuhkanlah suatu pergerakan dari perusahaan tersebut yang dilakukan secara nyata dan memberikan dampak yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Reward adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran reward system yang ada di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Madiun. Peneliti menggunakan metode wawancara secara langsung dan semi terstruktur. Subjek wawancara pertama adalah manager pengembangan sumber daya manusia dan organisasi dan subjek wawancara kedua adalah staff penggajian. Peneliti juga melakukan studi dokumentasi yaitu SK INKA Tahun 2002 dan company profile PT INKA. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa intrinsic reward PT INKA diwujudkan dalam bentuk Most Valuable Employee yang diberikan setiap tahun dan diberikan kepada karyawan yang mempunyai standar melebihi yang sudah ditetapkan oleh PT INKA. Extrinsic reward PT INKA adalah tunjangan transport, tunjangan hari raya, tunjangan pendidikan, tunjangan jabatan, promosi dan insentif.
Kata kunci: extrinsic; intrinsic; PT INKA; reward; system.
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Kereta api merupakan salah satu
alternatif alat transportasi yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia,
terutama di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh jumlah kecelakaan yang terjadi
relatif kecil dibanding dengan angkutan umum lainnya. Selain itu, waktu
perjalanan juga lebih efektif dan efisien karena faktor kemacetan lalu lintas
dinilai relatif kecil. Peningkatan sarana dan prasarana pada angkutan kereta
api dilakukan dengan harapan masyarakat dapat semakin banyak yang menggunakan
jasa kereta api sehingga kapasitas lalu lintas perjalanan kereta api meningkat.
Perusahaan milik negara yang
bertanggungjawab dalam industri kereta api di Indonesia adalah PT Industri
Kereta Api Indonesia (INKA). PT INKA terletak di Jalan Yos Sudarso No. 17 di
Madiun, Jawa Timur. PT INKA didirikan pada 18 Mei 1981. INKA adalah perusahaan
terbesar di Asia Tenggara dalam bidang industri kereta
api. INKA sendiri sudah bekerja sama dengan beberapa negara baik di kawasan
Asia maupun di kawasan Eropa. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah
lokomotif, kereta penumpang dan kereta barang.
PT INKA terdiri atas beberapa divisi,
baik divisi yang langsung berhubungan dengan bagian produksi maupun yang tidak
langsung dengan produksi. Divisi yang langsung berhubungan produksi diantaranya
adalah divisi fabrikasi, divisi finishing, dan divisi perencanaan dan
pengendalian produksi. Sedangkan divisi yang tidak berhubungan langsung dengan
produksi adalah divisi perencanaan perusahaan, general affairs, divisi
keuangan dan divisi sumber daya alam.
Salah satu perusahan manufaktur terbesar
di ASEAN, PT INKA membutuhkan sumber daya manusia yang memadahi. Sumber daya
manusia memiliki peranan penting dalam berjalannya suatu organisasi. PT INKA
memiliki berbagai macam divisi, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan divisi yang ada. Hal tersebut mengharuskan
pihak perusahaan untuk berhati-hati dan menjaga kualitas dari setiap sumber
daya manusia yang bekerja di setiap divisi tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh Snyder
�Manusia merupakan sumber daya yang bernilai, dan ilmu perilaku menyiapkan
hanya teknik dan program yang dapat menuntun pemanfaatan sumber daya manusia secara lebih
efektif.�
Usaha menjaga supaya kinerja sumber daya
manusia tersebut stabil atau meningkat, maka dibutuhkanlah suatu pergerakan
dari perusahaan tersebut yang dilakukan secara nyata dan memberikan dampak yang
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penghargaan
dan motivasi telah dipandang sebagai instrumen yang sangat penting dalam kinerja
karyawan (Prabu & Wijayanti, 2016). Dengan
memberikan reward yang menjadi
bagian dari kebijakan perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya berguna untuk meningkatkan kinerja karyawan dan produktivitas perusahaan (Gohari et al., 2013). Reward
adalah gaji/upah, bonus, tunjangan, promosi, pengakuan, kemajuan karir, tanggung jawab dan kesempatan belajar yang bertujuan untuk memotivasi karyawan agar bekerja dengan lebih baik sehingga
dapat meningkatkan produktivitas atau kinerjanya �(Edirisooriya, 2014).
Reward dapat dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik (Mulyadi
& Setyawan, 2001). Penghargaan
intrinsik berupa
rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Untuk meningkatkan
penghargaan intrinsik, manajemen dapat menggunakan berbagai cara seperti
penambahan tanggungjawab, pertisipasi dalam pengambilan keputusan dan cara lain
yang meningkatkan harga diri seseorang dan mendorong seseorang untuk menjadi
lebih baik. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan
kepada personel, baik yang berupa kompensasi langsung seperti upah, pembagian
bonus dan lain-lain. �Ekstrinsik reward
adalah biasanya berupa financial atau reward
berwujud yang dimana termasuk pembayaran, promosi, interpersonal reward, bonus dan benefit (Hafiza, Shah, Jamsheed, &
Zaman, 2011). Sedangkan kompensasi non-moneter seperti
asuransi kecelakaan, asuransi hari tua dan honorarium liburan. Penghargaan
non-moneter dapat berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan perusahaan
seperti ruang kerja yang memiliki fasilitas istimewa.
Sesuai dengan teori di atas, PT INKA mempunyai
beberapa penghargaan, salah satunya adalah Most Valuable Employee atau
karyawan terbaik dalam tahun tersebut yang termasuk dalam penghargaan intrisik.
Untuk menjadi Most Valuable Employee,
diwajibkan bagi karyawan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dari tiga
penilaian yang ada di INKA, yaitu penilaian kinerja, penilaian perilaku karyawan
dan penilaian kedisiplinan karyawan. Penilaian ini dilaksanakan setiap enam
bulan sekali dan yang memberikan penilaian adalah atasan dari karyawan
tersebut. Hadiah yang didapat dari Most
Valuable Employee bisa berupa sejumlah nominal uang atau jalan-jalan ke
luar negeri, tergantung dari kebijakan perusahan. Selain itu, juga ada
penghargaan ekstrinsik yang berasal dari lamanya seseorang mengabdi di PT INKA
dan juga dari prestasi seorang karyawan.
Manfaat reward,
atau penghargaan ada 2 macam, yaitu memberikan informasi dan memberikan loyal (Mulyadi
& Setyawan, 2001). Salah satu yang
mendapatkan perhatian yang besar adalah reward terhadap kenyataan bahwa
mayoritas karyawan memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang telah
dilakukannya dan keluarga, serta pada saat organisasi memberikan bantuan untuk
menangani kewajiban dalam pekerjaannya, loyalitas dari para pekerja pun juga
akan mengalami peningkatan (Luthan, 2011). Pekerja
yang mempunyai loyalitas terlibat dalam tujuan perusahaan, bertindak sesuai dengan kesejahteraan jangka panjang perusahaan, dan tidak mencari pekerjaan alternatif atau menanggapi tawaran luar bahkan ketika
ditawarkan gaji sedikit lebih tinggi.
Tenaga kerja yang setia akan mengurangi biaya perputaran tenaga kerja (Abdullah, Musa, Zahari, Rahman, & Khalid, 2011). Manfaat reward dengan maksud memberikan
informasi adalah reward tersebut dapat menarik perhatian dari setiap karyawan
dan mengingatkan kepada karyawan tentang pentingnya tugas dan tanggungjawab
mereka dibandingkan dengan hal lain. Reward juga dapat meningkatkan
motivasi karyawan terhadap kinerja mereka sehingga membantu mereka untuk
memutuskan bagaimana mereka membagi waktu dan usaha mereka. Semakin
tinggi motivasi kerja akan berpengaruh
pada peningkatan kinerja karyawan. Dengan diberikannya motivasi pada setiap karyawan, diharapkan setiap individu akan bekerja
lebih keras lagi dan lebih antusias untuk menyelesaikan tugasnya demi mencapai kinerja yang maksimal (Damayanti, Susilaningsih, & Sumaryati, 2013).
Sistem penghargaan merupakan salah satu alat
pengendali penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi personelnya
agar mencapai tujuan perusahaan (bukan tujuan personel secara individu) dengan
perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan (bukan perilaku yang
disukai oleh personel secara pribadi) (Mulyadi
& Setyawan, 2001). Sistem reward
adalah alat penting yang dapat digunakan manajemen untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam bekerja. Dengan kata lain, sistem reward digunakan untuk menarik semangat
bekerja dan memotivasi bekerja lebih baik
lagi bagi seluruh anggota organisasi dalam (Pratheepkanth, 2011). Reward system erat kaitannya
dengan motivasi kerja karyawan sehingga mereka terpacu untuk bekerja memenuhi
tujuan dari organisasi tersebut. Motivasi kerja adalah kemampuan untuk mengubah
perilaku seseorang, di mana motivasi merupakan dorongan untuk bertindak, karena
perilaku manusia diarahkan menuju tujuan yang sama (G�ng�r,
2011). Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Akbar, 2012).
Penghargaan atau reward untuk tim juga diperlukan dalam suatu organisasi.
Penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja suatu unit kera dalam
suatu organisasi. Penghargaan
atau reward merupakan
elemen penting untuk memotivasi kinerja karyawan untuk berkontribusi menuangkan ide inovasi yang
paling baik untuk fungsi bisnis yang lebih baik dan meningkatkan kinerja perusahaan baik secara financial dan non-financial (Wirawan & Afani, 2018). Permasalahan
yang sering terjadi dalam penghargaan tim adalah keadilan. Dalam sebuah tim,
tentu ada beberapa karyawan yang mempunyai kontribusi lebih daripada
rekan-rekan yang lain. Akan tetapi, karena bentuk penghargaan ini adalah
penghargaan tim, makan semua karyawan tersebut akan mendapatkan reward yang
sama. Kebanyakan organisasi menggunakan penghargaan tim sebagai reward yang tidak tetap namun lebih
tinggi dari gaji pokok. Untuk kompensasi individu, dapat didasarkan kepada
kompetensi individu atau keterampilan individu. Penghargaan tim biasanya
diberikan secara tahunan dalam jumlah tertentu.
Pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh (Koencoro,
2013) menghasilkan
bahwa reward dan punishment berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Koencoro,
2013) tidak
memberikan gambaran reward
yang diberikan oleh PT INKA. Maka,
dalam pembaruan penelitian kali ini, peneliti melakukan penelitian tentang gambaran reward system yang ada
di PT INKA. Manfaat dari penelitian ini adalah nantinya perusahaan dapat meninjau dan mengevaluasi reward
system yang sudah ada. Tujuan penelitian ini adalah peneliti
mencari informasi tentang reward system yang ada
di PT INKA dengan cara melakukan wawancara terhadap narasumber dan mempelajari dokumen-dokumen pendukungnya.
Karyawan dapat mendapatkan suatu
penghargaan dalam bentuk bonus. Bonus sendiri biasanya berupa sekali upah dan
tidak termasuk pada upah pokok. Sebelumnya, bonus berupa sekali upah ini hanya
ada di kalangan tingkat eksekutif. Namun, selanjutnya bonus ini telah menyebar
di tingkat-tingkat selain eksekutif. Bonus biasanya digunakan untuk memacu
supaya karyawan-karyawan dapat menyubnagkan ide-ide yang bagus atau
meningkatkan ketrampilan mereka. Bonus akan keluar jika seorang karyawan dapat
melakukan kinerja di atas standar yang sudah ditentukan. Sebaliknya, bonus
tidak akan turun jika karyawan tersebut mempunyai kinerja di
bawah standar yang sudah ditentukan.
Penghargaan insentif yang paling sering
digunakan adalah uang tunai karena dapat digunakan untuk membeli apapun. Selain itu,
penghargaan berupa pengakuan juga sering digunakan. Misalnya adalah penghargaan
untuk karyawan terbaik pada bulan tersebut atau penghargaan untuk karyawan
terbaik dalam tahun tersebut. Penghargaan atas pengabdian juga sering
digunakan. Pengabdian ini diberikan dengan melihat berapa lama seorang karyawan
tersebut mengabdikan diri pada organisasi.
Metode Penelitian
Metode pengambilan data yang pertama
adalah wawancara. Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara secara
langsung dan semi terstruktur. Sebelum melakukan wawancara, penulis membuat
guideline dahulu dahulu supaya tidak melebar dari pokok pembahasan. Wawancara
dilakukan penulis terhadap 2 subjek. Untuk subjek pertama, penulis melakukan
wawancara sebanyak dua kali. Subjek pertama penulis adalah manager
pengembangan sumber daya manusia dan organisasi. Subjek kedua penulis menjabat
sebagai staff pratama bagian penggajian.
Selain wawancara, peneliti juga
melakukan pengambilan data dengan studi dokumentasi yang berkaitan dengan reward system yang ada di PT INKA.
Dokumen-dokumen tersebut tidak diizinkan untuk digandakan karena merupakan
dokumen penting sehinga dokumen tersebut hanya boleh dipelajari saja.
Dokumentasi yang dipelajari oleh penulis adalah SK INKA Tahun 2002 yang
berkaitan dengan penghargaan. Selain itu, peneliti juga mempelajari company profile yang diberikan oleh PT
INKA dalam bentuk softfile.
Hasil dan Pembahasan
Reward yang dirasakan
merupakan penilaian evaluatif yang berupa manfaat finansial dan non-finansial yang diterima tenaga kerja hasil
dari kinerjanya dengan perusahaan (Newman
& Sheikh, 2012). Sistem reward merupakan bentuk penghargaan yang disediakan dan dikontrol oleh perusahaan, tetapi belum pasti
menguntungkan dari segi moneter bagi
karyawan tersebut (Bustamam, Teng, & Abdullah, 2014). Reward system berbasis kinerja mendorong personel untuk mengubah kecenderungan mereka dari semangat untuk
memenuhi kepentingan sendiri ke semangat
untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi & Setyawan, 2001). Sistem penghargaan
(reward system) terdiri atas
semua komponen organisasi, termasuk orang-orang,
proses, aturan dan prosedur,
serta kegiatan pengambilan keputusan, yang terlibat dalam mengalokasikan kompensasi dan tunjangan kepada pegawai sebagai imbalan untuk kontribusi
mereka pada organisasi (Moorhead & Griffin, 2013). Reward system yang ada di PT INKA mempertimbangkan tiga aspek, yaitu
penilaian kinerja, penilaian perilaku dan penilaian dalam bidang kedisiplinan. Dalam pendekatan reward system dari
(Byars, L. L., & Rue, 2004), terdapat dua tipe reward, yaitu intrinsic
reward dan extrinsic reward. Intrinsic reward dan extrinsic
reward yang ada di PT INKA akan
dijelaskan di bawah ini:
1. Intrinsic Reward
Pertama, intrinsic reward di PT INKA adalah Most Valuable Employee. Reward
ini diberikan untuk mengapresiasi karyawan-karyawan yang mempunyai standar
lebih. Reward ini bukan suatu
kebijakan yang harus ada setiap tahun tapi suatu yang bentuknya inisiatif. Most Valuable Employee dilihat dari
penilaian karyawan, penilaian kinerja dan data kedisiplinan. Rencana dari reward untuk Most Valuable Employee adalah jalan-jalan ke luar negeri. Untuk
destinasinya sendiri adalah ke perusahaan manufaktur kereta api, dengan harapan
saat karyawan yang menjadi Most Valuable
Employee ini pulang, mereka akan membagikan pengalaman-pengalaman yang
sudah mereka rasakan kepada karyawan lain. Rule
dari Most Valuable Employee ini
masih dalam tahap pembuatan. Most
Valuable Employee sudah berjalan akan tetapi reward yang diberikan bukan berupa jalan-jalan ke luar negeri
tetapi berupa nominal uang. Implementasi Most
Valuable Employee ini belum signifikan dirasakan karena konsepnya belum
tersampaikan secara baik dan jelas. Dengan adanya reward ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kompetitif
dari tiap unit kerja.
Apabila dilihat dengan pendekatan reward system (Byars, L. L., & Rue, 2004), Most Valuable Employee
dapat masuk ke dalam achievement.
Menurut Sadly (1977) achievement
atau prestasi adalah hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang
dalam waktu tertentu. Most Valuable
Employee ini juga termasuk ke dalam extrinsic
reward yaitu berupa formal
recognition atau pengakuan secara formal. Most Valuable Employee ini diumumkan setiap enam bulan sekali pada
saat upacara PT INKA atau pada saat perayaan ulang tahun PT INKA.
2. Extrinsic Reward
Extrinsic reward
di PT INKA salah satunya adalah tunjangan transport yang dilihat berdasarkan
kehadiran karyawan. Jika dia masuk kerja secara penuh, maka dia akan
mendapatkan tunjangan secara penuh. Jika tidak, akan dipotong sesuai dengan
hari tidak masuk kerja berdasarkan golongannya.
Ada juga tunjangan hari raya. Besaran
tunjangan hari raya sudah diatur oleh perusahaan. Tunjangan pendidikan ini
masih berlaku dan sebenarnya untuk karyawan sendiri. Tunjangan ini keluar
setiap jadwal penerimaan murid baru baik di sekolah atau universitas. Untuk
yang sudah berkeluarga maupun belum, meraka akan tetap mendapatkan tunjangan
ini. Tunjangan ini sudah diatur di SK. Jadi semisal akan diberikan satu kali
upah, maka itu akan diberikan ke semua karyawan baik yang sudah berkeluarga
maupun belum berkeluarga. Tunjangan pendidikan ini cair tiap tahun, seperti
yang tertulis di PKB. Tunjangan-tunjangan di PT INKA jika melihat dari
pendekatan reward system (Byars, L. L., & Rue, 2004) termasuk dalam pay.
Pay atau upah adalah bagian dari komponen upah disamping upah pokok (basic
salary) dan pendapatan non-upah, seperti: fasilitas, bonus dana tau Tunjangan
Hari Raya (Pasal 12 ayat 2 PP No. 8 Tahun 1981 dan SE Menteri Tenaga Kerja RI
No. SE-07/Men/1990).
Untuk promosi, berkaitan dengan karir
karyawan. Promosi diperoleh dari penilaia kinerja dan perilaku dengan beberapa
syarat tertentu. Karyawan yang bisa dipromosikan minimal mempunyai penilaian
kinerja di atas standar selama beberapa periode. Promosi dalam PT INKA jika
dilihat dengan penekatan reward system (Byars, L. L., & Rue, 2004)
termasuk dalam promotion. Promotion menurut (Manullang, 2004) berarti kenaikan jabatan,
yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan
tanggungjawab sebelumnya.
Dalam upah terdapat tunjangan jabatan.
Jika karyawan tidak menjabat, maka tidak akan mendapatkan tunjangan jabatan.
Besarnya sesuai dengan jabatan yang diduduki. Penggajian diatur dalam SK
remunerasi. Tunjangan sendiri dalam pendekatan reward system (Byars, L. L., & Rue, 2004) termasuk daam pay. Pay
adalah bagian dari komponen upah disamping upah pokok (basic salary) dan pendapatan non-upah, seperti fasilitas, bonus
dana tau tunjangan hari raya (lihat pasal 12 ayat 2 PP No. 8 Tahun 1981 dan SE
Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-07/Men/1990).
Sistem penggajian di PT INKA standarnya
ada tiga. Dalam upah, melihat golongan dan masa kerja. Insentif karya bisa
berbeda dilihat dari prestasinya. Penilaian akan berlangsung enam bulan sekali,
jika nilai turun makan akan mendapatkan insentif karya sedikit. Dalam
pendekatan reward system (Byars, L. L., & Rue, 2004), insentif termasuk dalam incentive payment. Menurut Andrew F
Sikula (dalam buku Edy Soeryanto Soegito, 2009) insentif adalah sesuatu
yang mendorong atau mempunya kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan,
insentif adalah motif-motif dan imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memparbiki
produksi.
Dari intrinsic
reward dan extrinsic reward di PT
INKA yang sudah dijelaskan sebelumnya, menurut (Byars, L. L., & Rue, 2004), intrinsic
reward adalah reward yang bersifat internal kepada individu, berasal dari
keterlibatan aktivitas tertentu atau tugas. Biasanya imbalan ini merupakan
nilai positif atau rasa puas karyawan terhadap dirinya sendiri karena telah
menyelesaikan tugas yang baginya cukup menantang. Teknik-teknik pemerkaryaan
karyawan, seperti peran dalam pengambilan keputusan, tanggungjawab yang lebih
besar, kebebasan dan keleluasaan kerja yang lebih besar dengan tujuan untuk
meningkatkan harga diri karyawan, secara intrinsic
merupakan imbalan bagi karyawan. Selain itu, rasa aman atau lingkungan kerja
yang nyaman, pengembangan diri, fleksibilitas karir, peluang kenaikan
penghasilan, symbol status, pujian dan pengakuan. Salah satu contohnya adalah
tentang rasa aman. Ketika ada pemutusan kerja secara besar-besaran, para
karyawan akan tidak merasa aman dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk
mengatasi hal ini, organisasi berusaha untuk menenangkan karyawannya dengan
menawarkan rasa aman untuk tidak di putuskan hubungan kerjanya, akan tetapi
karyawan tersebut tidak mendapat kenaikan imbalan uang. Kedua imbalan ekstrinsik dan intrinsik yang diharapkan akan positif terkait dengan kepuasan kerja, reward yang diharapkan akan lebih peduli
untuk imbalan moneter daripada imbalan non-moneter (Linz & Semykina, 2011).
Menurut (Byars, L. L., & Rue, 2004), extrinsic
reward adalah reward yang dikontrol dan
didistribusikan secara langsung oleh organisasi dan merupakan reward yang berwujud.
Intrinsic
reward dan extrinsic
reward merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan satu
sama lain. Sebagai contohnya adalah seorang karyawan yang mendapatkan extrinsic reward berupa kenaikan gaji,
hal tersebut sekaligus dapat dikatakan sebagai sebuah prestasi (intrinsic reward). Gaji, promosi,
supervisi, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Contoh
tersebut dapat diartikan bahwa kenaikan upah berkaitan dengan produktivitas
atau kinerja yang baik dari karyawan tersebut. Reward mempengaruhi kinerja karyawan secara signifikan (Prabu & Wijayanti, 2016)
Menentukan bentuk reward yang akan diberikan kepada karyawan merupakan hal yang
penting apabila reward system ingin
berjalan efektif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
bentuk reward. Pertama, manajemen
harus mengetahui apakah karyawan mendapatkan reward yang berkesan atau tidak. Upah adalah hal penting, tetapi reward adalah hal yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh karyawan. Ada sedikit keraguan jika upah adalah reward yang sangat penting. Reward harus dilihat dari perspektif
yang luas yang berkaitan dengan karyawan dan termasuk beberapa hal seperti
letak kantor, peralatan pendukung karyawan, tugas istimewa dan pengakuan
informal.
Manajemen dari organisasi harus melihat reward dari sudut pandang karyawan.
Bukan dari sudut pandang mereka sendiri. Manajemen beranggapan apabila mereka
dapat memutuskan reward yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh karyawan. Sayangnya kurang tepat. Penelitian
sebelumnya (dalam (Byars, L. L., &
Rue, 2004)
menunjukkan jika karyawan
merasa kurang adanya pengakuan sebagai alasan mereka keluar dari pekerjaannya.
Survey sebelumnya (dalam (Byars, L. L., &
Rue, 2004), karyawan diminta untuk
merangking job incentivenya dari
paling utama. Hasil survey tersebut
didapatkan jika ucapan terima kasih secara personal adalah hal yang utama,
diikuti ucapan terima kasih secara tertulis dari atasan.
Masalah lain adalah kenyataan jika
kebanyakan organisasi menawarkan mix of
reward kepada semua karyawan. Penelitian menunjukkan jika banyak variable
seperti umut, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan, dan masa
kerha dapat mempengaruhi piliha karyawan untuk reward tertentu. Contohnya adalah karyawan yang sudah tua, biasanya
lebih fokus dengan tunjangan pensiun daripada karyawan yang masih muda.
Hal lain yang dipertimbangkan dalam
memilih tipe reward untuk penawaran
adalah keuntungan intrinsic yang
meningkat sebagai hasil dari reward.
Manajemen dan karyawan hanya mempertimbangakn reward yang berwujud terkait dengan reward yang diberikan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti di PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) Madiun,
didapatkan beberapa hasil. Intrinsic reward di PT INKA diwujudkan dalam bentuk Most
Valuable Employee. Most Valuable Employee adalah event tahunan
yang diberikan untuk mengapresiasi karyawan-karyawan yang mempunyai standar
lebih dari yang sudah di tetapkan PT INKA. Extrinsic reward di PT
INKA adalah tunjangan transport, tunjangan hari raya, tunjangan pendidikan,
tunjangan jabatan, promosi dan insentif.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, R., Musa, Mushaireen, Zahari,
Harnizam, Rahman, Razman, & Khalid, Khazainah. (2011). The Study Of
Employee Satisfaction And Its Effects Towards Loyalty In Hotel Industry In Klang
Valley, Malaysia. International Journal of Business and Social Science, 2(3),
147�155.
Akbar, Febrian Nurtaneo. (2012). Pengaruh
Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT
Perkebunan Nusantara XII Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2).
Bustamam, Farah Liyana, Teng, Sze Sook,
& Abdullah, Fakhrul Zaman. (2014). Reward Management And Job Satisfaction
Among Frontline Employees In Hotel Industry In Malaysia. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 144(1), 392�402.
Byars, L. L., & Rue, L. W. (2004). Human
Resource Management. New York: McGraw-Hill.
Damayanti, Agiel Puji, Susilaningsih,
Susilaningsih, & Sumaryati, Sri. (2013). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 2(1), 13529.
Edirisooriya, Waruni Ayesha. (2014). Impact
of rewards on employee performance: With special reference to ElectriCo. Proceedings
of the 3rd International Conference on Management and Economics, 26(1),
311�318. Citeseer.
Gohari, Alireza, Eslamian, Saeid, Mirchi,
Ali, Abedi-Koupaei, Jahangir, Bavani, Alireza Massah, & Madani, Kaveh.
(2013). Water Transfer As A Solution To Water Shortage: A Fix That Can
Backfire. Journal of Hydrology, 491, 23�39.
G�ng�r, Pınar. (2011). The Relationship
Between Reward Management System And Employee Performance With The Mediating
Role Of Motivation: A Quantitative Study On Global Banks. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 24, 1510�1520.
Hafiza, Nadia Sajjad, Shah, Syed Sohaib,
Jamsheed, Humera, & Zaman, Khalid. (2011). Relationship Between Rewards And
Employee�s Motivation In The Non-Profit Organizations Of Pakistan. Business
Intelligence Journal, 4(2), 327�334.
Koencoro, Galih Dwi. (2013). Pengaruh
Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja (Survei Pada Karyawan PT. INKA (PERSERO)
Madiun). Jurnal Administrasi Bisnis, 5(2).
Linz, Susan J., & Semykina, Anastasia.
(2011). Personality and performance: A comparative analysis of workers in
transition economies. Personality and Individual Differences, 51(3),
293�301.
Luthan, Putri Lynna A. (2011). Pemodelan
Peningkatan Produktivitas, Daya Saing Dan Kinerja Industri Konstruksi Pada
Bangunan Bertingkat Terhadap Kinerja Waktu. In: Seminar Nasional Ke-3 FT. UISU, 26-29 April 2011,
Medan.
Manullang, M. (2004). Dasar-dasar
Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Moorhead, Gregory, & Griffin, Ricky W.
(2013). Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi & Setyawan, J. (2001). Sistem
Perencanan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Salemba Empat.
Newman, Alexander, & Sheikh, Abdullah
Z. (2012). Organizational rewards and employee commitment: a Chinese study. Journal
of Managerial Psychology.
Prabu, Aldila Saga, & Wijayanti, Dewie
Tri. (2016). Pengaruh penghargaan dan motivasi terhadap kinerja karyawan (Studi
pada divisi penjualan PT. United Motors Center Suzuki Ahmad Yani, Surabaya). Jurnal
Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 5(2), 104�117.
Wirawan, Adhitomo, & Afani, Ismi Nur.
(2018). Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Kinerja dan Motivasi Karyawan
pada CV Media Kreasi Bangsa. Journal of Applied Business Administration,
2(2), 242�257.