�����������
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 9 September 2017
ANALISA
KUALITATIF DALAM PRODUK PERTAMAX MENGUNAKAN DISTILASI ATMOSFERIK DI PERTAMINA
(PERSERO) SUPLAI DAN DISTRIBUSI REGION III�
TERMINAL BBM JAKARTA GROUP
Dedi Kusnaendar
Akademi
Minyak dan Gas Balongan Indramayu
Abstrak
TBBM Jakarta Group merupakan salah satu perusahan Pertamina
yang mengelolah penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM dan BBK ke
konsumen wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Sukabumi.
Dengan produk yang meliputi, pertamax turbo, pertamax, premium, dan fame.
Distilasi Atmosferik ASTM D 7345 adalah metode uji untuk penentuan trayek titik
didih pada produk-produk minyak bumi. Metode ini merupakan salah satu metode
uji yang terdapat di laboratorium minyak bumi yang digunakan sebagai sarana dikla,
dan sekaligus sebagai sarana uji sample.�
Distilasi Atmosferik ASTM D 7345 memiliki prinsip uji yaitu menguapkan
produk minyak bumi dan akhirnya mengkondensasikan uap tersebut menjadi minyak
kembali. Sedangkan ruang lingkup dari uji ASTM D 7345 adalah metode uji untuk
penentuan karakteristik.� Produk minyak
bumi yang memiliki range titik didih antara 20 � 400 0C pada tekanan
atmosferik dengan menggunakan alat microdistilasi. Pada metode uji ASTM D 7345,
sebanyak 10 ml uji sample dipanaskan secara perlahan lahan dan kemudian uap
hidrokarbon yang teruapkan tersebut akan menetes setelah melalui kondensor.
Tetesan uap hidrokarbon tersebut selanjutnya tertampung di gelas receiver
kapasitas 100 ml dan setiap memperoleh tetesan sebanyak 10 ml kenaikan suhunya
dicatat. Pada metode ASTM D 7345 ini hanya diperlukan uji sample dengan waktu
pengujian tidak lebih dari 15 menit.
Kata Kunci: ASTM D 7345,
Sampel, Minyak bumi, Distilasi Atmosferik, BBM
Pendahuluan
Minyak bumi memiliki
peranan penting di dalam kehidupan manusia sebab melalui proses pengolahan
tertentu akan didapat bermacam-macam
produk. Salah satu produk tersebut adalah motor gasoil mogas. Sejalan dengan
berkembangnya kemajuan teknologi permesinan dan semakin bertambahnya jumlah
industri kendaraan bermotor maka kebutuhan akan permintaan bahan bakar mogas
yang berkualitas semakin berkualitas bertambah pula (Harjono: 2000).
Tentunya hal ini sangat
ditanggapi oleh PT. Pertamina yang telah dipercaya pemerintah dalam hal
mengelolah industri migas di Indonesia, Teknologi Pengolahan untuk mendapatkan
kuantitas dan kualitas migas tersebut meliputi :
a.
Proses Distilasi Atmosferik
b.
Proses Reforming
c.
Proses Perengkahan (Craking)
d.
Proses Polimerisasi
e.
Proses Alkilasi
f.
Proses Isomerisasi
g.
Proses Pemurnian
h.
Proses pencampuran (Blending)
Pertamax
merupakan salah satu produk unggulan PT. Pertamina. Pertamax merupakan produk
generasi baru dari premium. Dibandingkan dengan premium, pertamax memiliki nilai oktan yang
tinggi serta memiliki efek polutan yang lebih rendah, sehingga pertamax ini lebih ramah terhadap
lingkungan.
Untuk
menjamin mutu dari produk Pertamax, maka pemerintah menetapkan keputusan Dirjen
Migas no. 3674 K/24/DJM/2006� tertanggal
17 Maret 2006.
Transportasi
yang digunakan PT. Pertamina dalam mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
diantaranya melalui jalur laut dengan kapal tanker dan jalur pipa (pipeline). Bila dibanding dengan jalur
laut, jalur pipa lebih efektif karena jalur pipa dapat menyalurkan beberapa
jenis BBM (multi produk) dalam satu jalur pipa. Proses tersebut dikenal dengan
nama batching. TBBM Plumpang menerima
BBM dengan jalur pipa salah satunya dari Balongan dengan panjang pipa 221 km
dan flow rate 650 kl/jam. TBBM
Plumpang menerima multi produk (pertamax, premium, solar) dari Balongan.
PT.
Pertamina (Persero) TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Jakarta Group, depot ini
merupakan salah satu depot terbesar yang berada di Indonesia dan sekaligus
depot yang sangat vital dalam pengoperasiannya
TBBM Jakarta Group dalah bagian operasi dari PT. Pertamina (Persero) dalam
proses penerimaan, penimbunan dan pendistribusian. PT. Pertamina (Persero) TBBM
memiliki berbagai macam laboratorium, salah satunya laboratorium Distilasi yang digunakan untuk pengujian
beberapa produk hasil olahan minyak bumi agar memiliki spesifikasi yang baik
dan ramah lingkungan.
Dengan
demikian mahasiswa Teknik Kimia sebagai calon engineer di masa yang akan datang memahami seluruh proses pemecahan
masalah dalam situasi nyata di lapangan. Pengalaman penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap presponsif
dan antisipatif mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah di lapangan.
Melalui kemitraan yang terbentuk antara Akamigas Balongan dengan berbagai
institusi tempat praktek maka diantaranya meraka yang terlibat akan berkembang
dialog antara pendekatan akademik dengan pendekatan industri.
Secara
umum pertamax
sendiri merupakan produk olahan dari crude
oil. Dalam bahasa Indonesia crude oil
�diartikan sebagai minyak mentah. Minyak
tersebut merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang tidak memiliki komposisi
yang sama. Di samping itu, menyak mentah��crude oil��memiliki sifat yang
berbeda antara satu ladang dengan ladang lain, hingga satu sumur dengan sumur
yang lain (Kardjono: 2006).
Dalam
pengembangannya, pertamax dan produk olahan minyak lain diperoleh melalui beberapa teknik
pengolahan. Namun, dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti hanya
memfokuskan penelitian pada pengolahan minyak dengan teknik Atmosferik.
Secara
umum destilasi merupakan kegiatan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pengolahan minyak. Destilasi��atau yang juga disebut penyulingan��adalah
pemisahan Hukum Raoult melalui perbedaan titik didih. Dalam kaitannya dengan destilasi
atmosferik, destilasi yang dimaksud adalah penyulingan yang dilakukan melalui
tekanan atmosfir. Lebih lanjut, teknik penyulingan ini memisahkan masing-masing
fraksi dari minyak bumi. Pada prosesnya, kegiatan destilasi atmosferik,
menggunakan proses pemanasan dengan suhu tertentu, memasukkan minyak tersebut
ke dalam kolom fraksi, lalu memisahkan masing-masing fraksi terkait.
Pada
kesempatan ini peneliti melakukan pengujian BBM produk pertamax menggunakan
destilasi atmosferik yang didistribusikan oleh Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM
Jakarta Group.
Metode
Penelitian
Kegiatan
ini dilaksanakan di PT. Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM
Jakarta Group. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 2 bulan,
terhitung dari 2 Mei 2017 hingga 4 Juni 2017.
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimen. Metode
penelitian kualitatif sendiri adalah metode yang ditujukan untuk memahami
fenomena mengenai subjek penelitian, baik itu perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan yang lainnya (Moleong: 2007). Lebih lanjut, Bogdan dan Taylor
(1975) menambahkan bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang
menghasilkan penelitian dalam bentuk data deskriptif. Data-data yang dimaksud
merupakan data yang berkaitan dengan objek penelitian. Data tersebut dapat
berupa lisan maupun tulisan, diperoleh dari hasil pengumpulan data, serta
tertuju pada objek yang sedang diteliti.�
Dalam pandangan lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
dilakukan atas pengumpulan data pada lingkungan alamiah, melalui metode yang
juga alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang juga terikat serta tertarik
secara alamiah (David Williams: 1995).
Penelitian
ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya adalah wawancara
dan studi literatur. Kedua teknik pengumpulan data ini peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian. Wawancara dilakukan pada
analis di laboratorium. Kegiatan wawancara dilakukan untuk pengumpulan data
secara langsung, serta pada sumber yang juga langsung menangani hal-hal terkait
penelitian. Studi literatur peneliti lakukan di beberapa sumber literatur.
Studi literatur peneliti lakukan untuk mendapat data dan informasi terkait
objek penelitian.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1.
Metode
Distilasi Atmosferik ASTM D 7345
a.
Alat
dan Bahan
Dalam pelaksanaannya distilasi
atmosferik membutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut:
1) 1
liter Pertamax;
2) 4
butir batu didih;
b.
Komponen
Utama
Komponen utama dari
peralatan mikro distilasi area recovery
kondensat dengan gelas penampung, sebuah dudukan labu distilasi dengan sistem
pemanas, alat ukur temperatur cairan
specimen, alat ukur mengatur proses distilasi, dan sistem pengolahan data
untuk mengonversi informasi yang terekam kedalam format laporan standar yang
diakui oleh industri.
Barometer
for calibration, sebuah peralatan pengukur tekanan yang
mampu mengukur tekanan udara setempat dengan keakuratan 0,1 kPa (1 mmHg) atau
lebih baik, pada kondisi ketinggian yang relatif sama terhadap permukaan laut
dimana peralatan tersebut berada. Barometer hanya digunakan untuk kalibrasi
berkala peralatan untuk tekanan ekternal atau internal.
Sampling
device, suntikan (syringe)
yang terbuat dari gelas atau plastik dengan kapasitass 10 +- 0.3 ml atau
peralatan sejenis lainya dengan kapasitas yang sama.
Waste
beaker,
gelas
ukur kapasitas 200 ml,dengan diameter sebesar 70 mm dan tinggi sekitar 130 mm
dilengkapi dengan penutup untuk mengurangi pengupan. Penutup harus didesain
agar tekanan di dalam gelas kimia sama dengan tekanan atmosfir.
c.
Kinerja
Alat
1) Untuk
pengujian material dengan initial boiling
point sama dengan 100oC dan di bawahnya.
sebelum membuka botol penyimpanan sampel terlebih dahulu diinginkan sampel dan
botolnya hingga mencapai temperatur 10oC di bawah temperatur
perkiraan initial boiling point dari
material sampel;
2) Untuk
pengujian material dengan initial boiling
point di atas 100oC, bawa sampel dan botol penyimpanannya pada
temperatur, jika sampel telah memadat sebagian atau seluruhnya selama
penyimpanan, hangatkan sampel dan diaduk dengan lembut;
3) Pastikan
measuring head dari peralatan
distilasi telah mencapai temperatur dan sisa residu kondensat yang menempel
telah dibersihkan;
4) Periksa
bahwa labu distilasi dalam keadaan bersih dan kering;
5) Memasukan
batu didih (boiling chip) ke labu
secukupnya 4 butir sebelum sampel dimasukin ke dalam labu distilasi;
6) Masukan
sampel menggunakan pipet yang terkalibrasi dan bersih sebanyak 10 ml ke dalam labu distilasi yang telah
diisi batu didih;
7) Pasang
stropper
(measuring head) pada labu distilasi
dengan hati-hati
dan sampel terdengar bunyi �click�
yang mendandakan stropper telah
terpasang dengan baik pada labu distilasi;
8) Pastikan
posisi heating block berada di bawah
dengan menakan knop atau tombol heating block levenya ke posisi bawah;
9) Masukan
lengan dari flask distilasi ke dalam
karet yang berwarna merah dan coupling ke
dalam staintess steel fixing arm
sampai terdengar bunyi klik. Pastikan flask
pada posisi tegak lurus;
10) Naikan
heating block dengan menakan �tombol
panjang� pada ujung depan kanan;
11) Turunkan
cover prosteksi dan pastikan waste bottle telah diletakkan di
tempatnya;
12) Setelah
alat dinyatakan di layar akan muncul pilihan bahasa yang digunakan;
13) Kemudian
di layar akan muncu �Main Menu�
kemudian tekan �Start;
14) Untuk
menentuan produk yang akan diuji tekan tombol �Product�;
15) Masukan
data � data sampel yang diuji dengan menakan tombol �Sample ID�. Untuk memilih huruf atau
angka yang akan digunakan gunakan tombol �Direction
Keys� dan �Insert� sedangkan
untuk menhapus gunakan tombol �Delete�
jika telah selesai gunakan tombol �ok�;
16) Masukan� nama operator dengan menekan tanda �Oper�
untuk memilih nama operator gunakan �Direction
keys� dan Enter �Keys�. Jika nama Operator belum
terdaftar tekan tanda �ohters� dan
masukan nama operator seperti memasukan data �sampel ID�;
17) Setelah
dipastikan bahwa data sampel telah cocok dan posisi pemasangan labu distilasi
telah sesuai dengan ketentuan, tekan tombol �start now� untuk memulai pengujian;
18) Proses
distilasi akan berlangsung 10 menit;
19) setelah
selesai hasil distilasi akan muncul di layar display dan akan otomatis mencetak hasil melalui printer;
20) tungggu
sampai proses cooling (pendinginan)
selesai kemudian buka cover proteksi dan turunkan heating block dengan menekan �tombol panjang�;
21) Lepaskan coupling dari stainless steel fixing arm dengan menekan tombol coupling (perhatikan agar tidak
melepaskan coupling dengan memutar-mutar measuring head karena dapat mematahkan side arm of flsk);
22) Lepaskan
flash dari meassuring head kemudian bersihkan thernocouple dengan tissue
kering atau tissue basah dengan acetone;
23) Setelah
itu bersihkan flask an syringe
denagan toulena dan bilas lagi
menggunkan acetone;
24) Setelah
seesai atau siap melakukan test berikutnya;
2.
Hasil
Analisis Pertamax
a.
Hasil
Analisis Minggu Pertama di Bulan Mei 2017
Berikut adalah hasil analisis
minggu pertama di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:
Tabel
1
Hasil
Analisa Sampel Minggu Pertama di Bulan Mei 2017
Parameter |
Satuan |
Metode |
Spesifikasi |
Hasil |
|||
Tanggal |
|||||||
2 |
3 |
4 |
5 |
||||
Appearance |
|
Visual |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Color |
|
Visual |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Density
at 15oC |
Kg/m3 |
ASTM
D 1298 |
715 � 770 |
735,8 |
729,9 |
741,9 |
742,9 |
Destilation IBP -
10 % vol. Evaporated -
50 % vol. Evaporated -90
% vol. Evaporated FBP -
Residu |
OC OC OC OC OC %
vol |
ASTM
D 7345 |
Max. 74 77 � 110 130 � 180 Max. 215 Max. 2.0 |
31 55,3 82,7 167,7 195,1 1,2 |
34,7 53,5 88,5 173,9 205,8 1,2 |
30,5 54 90,5 176,8 210,9 1,3 |
30,1 53,3 99,4 180,4 215,0 1,3 |
RVP |
|
ASTM
D 323 |
45 � 60 |
58,1 |
58,5 |
58 |
60,0 |
RON |
|
ASTM
D 2699 |
Min. 92,0 |
- |
- |
- |
- |
Sulfur
Content |
|
ASTM
D 4294 |
Max. 0,05 |
0,0170 |
0,0147 |
0,0183 |
0,0233 |
Copper
Strip Corrosion |
|
ASTM
D 130 |
1 |
1a |
1a |
1a |
1a |
b.
Hasil
Analisis Minggu Kedua di Bulan Mei 2017
Berikut adalah hasil analisis
minggu kedua di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:
Tabel
2
Hasil
Analisis Minggu Kedua di Bulan Mei 2017
Parameter |
Satuan |
Metode |
Spesifikasi |
Hasil |
|||
Tanggal |
|||||||
8 |
9 |
10 |
12 |
||||
Appearance |
|
Visual |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Color |
|
Visual |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Density
at 15oC |
Kg/m3 |
ASTM
D 1298 |
715 � 770 |
733,8 |
734,7 |
737,7 |
735,8 |
Destilation IBP -
10 % vol. Evaporated -
50 % vol. Evaporated -90
% vol. Evaporated FBP -
Residu |
OC OC OC OC OC %
vol |
ASTM
D 7345 |
Max. 74 77 � 110 130 � 180 Max. 215 Max. 2.0 |
29,8 53,6 79 171,3 198,2 1,2 |
32,9 54,6 84,5 171,7 201,3 1,2 |
29,3 53,2 80,7 172,0 202,8 1,2 |
32,5 54,2 79,3 171,3 197,8 1,2 |
RVP |
|
ASTM
D 323 |
45 � 60 |
60,0 |
59,1 |
58,9 |
59,7 |
RON |
|
ASTM
D 2699 |
Min. 92,0 |
- |
- |
- |
- |
Sulfur
Content |
|
ASTM
D 4294 |
Max.
0,05 |
0,0244 |
0,0188 |
0,0275 |
0,0051 |
Copper
Strip Corrosion |
|
ASTM
D 130 |
1 |
1a |
1a |
1a |
1a |
c.
Hasil
Analisis Minggu Ketiga di Bulan Mei 2017
Berikut adalah hasil analisis
minggu ketiga di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:
Tabel 3
Hasil Analisis Minggu Ketiga di Bulan Mei 2017
Parameter |
Satuan |
Metode |
Spesifikasi |
Hasil |
||||
Tanggal |
||||||||
15 |
16 |
17 |
18 |
19 |
||||
Appearance |
|
Visual |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Color |
|
Visual |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Density
at 15oC |
Kg/m3 |
ASTM
D 1298 |
715 � 770 |
742,9 |
739,8 |
735,7 |
738,6 |
743,9 |
Destilation IBP -
10 % vol. Evaporated -
50 % vol. Evaporated -90
% vol. Evaporated FBP -
Residu |
OC OC OC OC OC %
vol |
ASTM
D 7345 |
Max. 74 77 � 110 130 � 180 Max. 215 Max. 2.0 |
32,3 54,1 93,4 176,1 211,2 1,2 |
33,1 55,3 87,6 174,4 205,2 1,2 |
30,5 55,9 85 176,9 206,3 1,2 |
32,6 55,4 87,2 177,1 206,0 1,2 |
29,6 52,9 93,4 175,8 209,7 1,2 |
RVP |
|
ASTM
D 323 |
45 � 60 |
59,6 |
58,3 |
57,1 |
58,4 |
59,7 |
RON |
|
ASTM
D 2699 |
Min. 92,0 |
- |
- |
- |
- |
- |
Sulfur
Content |
|
ASTM
D 4294 |
Max.
0,05 |
0,0031 |
0,021 |
0,0131 |
0,0012 |
0,0134 |
Copper
Strip Corrosion |
|
ASTM
D 130 |
1 |
1a |
1a |
1a |
1a |
1a |
d.
Hasil
Analisis Minggu Keempat di Bulan Mei 2017
Berikut adalah hasil analisis
minggu keempat di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:
Tabel 4
Hasil Analisis Minggu Keempat di
Bulan Mei 2017
Parameter |
Satuan |
Metode |
Spesifikasi |
Hasil |
|||
Tanggal |
|||||||
22 |
23 |
24 |
26 |
||||
Appearance |
|
Visual |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Clear |
Color |
|
Visual |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Blue |
Density
at 15oC |
Kg/m3 |
ASTM
D 1298 |
715 � 770 |
741,8 |
734,0 |
734,1 |
736,8 |
Destilation IBP -
10 % vol. Evaporated -
50 % vol. Evaporated -90
% vol. Evaporated FBP -
Residu |
OC OC OC OC OC %
vol |
ASTM
D 7345 |
Max. 74 77 � 110 130 � 180 Max. 215 Max. 2.0 |
30,2 55,5 92,7 172,3 206,7 1,2 |
30,9 52,6 79,6 167,5 195,8 1,2 |
32,4 53,8 80,4 167,7 198,8 1,2 |
33 55,3 81,4 170,7 201,0 1,2 |
RVP |
|
ASTM
D 323 |
45 � 60 |
56,5 |
60,0 |
59,7 |
58,2 |
RON |
|
ASTM
D 2699 |
Min. 92,0 |
- |
- |
- |
- |
Sulfur
Content |
|
ASTM
D 4294 |
Max. 0,05 |
0,0168 |
0,0016 |
0,0008 |
0,0131 |
Copper
Strip Corrosion |
|
ASTM
D 130 |
1 |
1a |
1a |
1a |
1a |
e.
Hasil
Analisis Minggu Keempat di Bulan Mei 2017
Berikut adalah hasil analisis
minggu keempat di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:
Tabel 5
Hasil Analisa Minggu Kelima di Bulan Mei 2017
Parameter |
Satuan |
Metode |
Spesifikasi |
Hasil |
|
Tanggal |
|||||
29 |
30 |
||||
Appearance |
|
Visual |
Clear |
Clear |
Clear |
Color |
|
Visual |
Blue |
Blue |
Blue |
Density
at 15oC |
Kg/m3 |
ASTM
D 1298 |
715 � 770 |
739,9 |
743,9 |
Destilation IBP -
10 % vol. Evaporated -
50 % vol. Evaporated -90
% vol. Evaporated FBP -
Residu |
OC OC OC OC OC %
vol |
ASTM
D 7345 |
Max. 74 77 � 110 130 � 180 Max. 215 Max. 2.0 |
33,0 53,7 78,6 167,9 195,4 1,2 |
33,3 54,1 89,6 172,2 204,9 1,2 |
RVP |
|
ASTM
D 323 |
45 � 60 |
59,1 |
56,7 |
RON |
|
ASTM
D 2699 |
Min. 92,0 |
- |
- |
Sulfur
Content |
|
ASTM
D 4294 |
Max.
0,05 |
0,0161 |
0,0173 |
Copper
Strip Corrosion |
|
ASTM
D 130 |
1a |
1a |
1a |
B.
Pembahasan
Sampel
yang diuji telah melewati beberapa tahapan sesuai dengan metode acuan ASTM D
7345 dengan menggunakan alat distilasi atmosferik. Distilasi atmosferik
merupakan cara tekanan atmosfir yang memisahkan fraksi-fraksi dari minyak bumi
sebagai bahan bakunya (feed)
dipanaskan pada suhu tertentu masuk ke dalam kolom fraksi untuk dipisahkan
masing-masing fraksinya.
Funsi
distilasi adalah untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya atau suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap. Cara kerja alat distilasi atmosferik ASTM D 7345 ini adalah dengan
cara pemisahan fraksi-fraksi dengan suhu panas yang ditambahan batu didih
sebagai pendidih bahan bakar larut. Dalam Parameter distilasi mempunyai batasan
maxsimal di 10% vol max 74, di 50% vol dari 77 sampai 110 dan di 90% vol
memiliki 130 sampai dengan 180 bila mana hasil kurang dari spesifikasi tersebut
maka akan terjadi kelambatan pada mesin kendaraan dan apabila melebihi
spesifikasi akan terjadi cepatnya pembakaran pada mesin kendaraan.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian di PT. Pertamina
(Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group, dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain.
1.
PT. Pertamina (Persero) Suplai dan
Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group memiliki tugas pokok dari TBBM
Jakarta Group adalah penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM dan BBK ke
konsumen wilayah DKI� Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi dan Sukabumi.
2.
Pertamax merupakan bahan bakar migas
dengan angka oktan minimal 92, memiliki kandungan olefin, aromatik dan benzena
yang telah dibatasi serta terdapat penambahan zat additif yang berfungsi
menyempurnakan proses kimia pembakaran dalam mesin.
3.
Parameter Uji produk Pertamax meggunakan
alat Distilasi Atmosferik ASTM D 7345.
4.
Metode pengujian ASTM D 7345 mencakup
prosedur untuk penentuan karakteristik penyulingan produk minyak bumi memiliki
rentang didih antara 20 sampai 400� C pada tekanan atmosfer menggunakan alat
distilasi mikro otomatis.
5.
Distilasi atmosferik merupakan cara
tekanan atmosfir yang memisahkan fraksi-fraksi dari minyak bumi sebagai bahan
bakunya (feed) dipanaskan pada suhu
tertentu masuk kedalam kolom fraksi untuk dipisahkan masing-masing fraksinya.
6.
Fungsi distilasi adalah untuk memisahkan
larutan ke dalam masing-masing
komponennya atau suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap.
7.
Spesifikasi dari Distilasi di 10% vol.
Evaporated adalah max 74oC, di 50% vol. Evaporated adalah 77 sampai
110oC, dan di� 90% vol.
Evaporated adalah 130 sampai 180oC
8.
Control
Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode
grafik yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu
proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga
dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.
BIBLIOGRAFI
Bogdan, R dan Taylor, S. J. 1975. Introduction to Qualitative Research
Methode. New York: Jhon Willey and Sons.
�Hardjono, A. 2000. Teknologi Minyak dan Bumi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Indonesia. Keputusan Dirjen Minyak dan Gas No. 3674 tentang Standar dan Mutu
(Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Disudur
dari http://jdih.esdm.go.id/peraturan/kepdjm-3674-2006.pdf pada tanggal 5 Juni
2017 pukul 15.00 WIB.
Jhonson D. Wiliam dan Frank P. Johnson.
1995. Joining Together, Group Theory and
Group Skill. New Jersey: Englewood Clffs Prentice Hall
Meleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Penerbit Rosda Karya.
SA, Kardjono. 2006. Prose Pengolahan Minyak dan Gas Bumi. Cepu: STEM Akamigas Press.