Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�������������������������������������������
e-ISSN: 2548-1398
������������������������������������������� Vol.
6, No. 4, April 2021
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
CUSTOMER CARE YANG MENERAPKAN WORK FROM HOME DI BIDANG
KESEHATAN
Irene Melati Carlita, Arshad Rahmanidal
dan Sedarmayanti
Universitas
Kristen Maranatha Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan ���������� ����������� [email protected]
Abstract
In this
current pandemic situation, many companies in Indonesia implementing work from
home to support physical distancing program to prevent the spread of COVID-19. This study using data analysis methods named multiple
linear regression to determine the effect of independent variables, Physical
Environment (X1) and Non-Physical Environment (X2) on
Employee Performance (Y) on 54 customer care in one of Health Sector X. The
hypothesis in this study also use T test and F test to
see the effect of two independent variables on the dependent variable either
partially or simultaneously. From the results of the research, it shows that
these two variables simultaneously has 29.6%
significant effect on employee performance. This explains that the conditions
workplace, and the relationship between employee with supervisors and
colleagues will
affect the performance of customer care, either directly or indirectly.
Partially, the physical environment itself has an effect on 27.46% of employee
performance. Meanwhile, the non-physical environment does not effect on employee performance.
Keywords: work environment; employee performance; customer care
Abstrak
Pada situasi pandemi saat ini banyak
perusahaan di Indonesia yang turut
menerapkan kerja jarak jauh untuk
mendukung program physical distancing mencegah penyebaran COVID-19. Penelitian ini diolah
menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel Lingkungan Fisik (X1) dan Lingkungan
Non-Fisik (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y) pada 54 orang customer care
di Bidang Kesehatan X. Hipotesis
pada penelitian ini menggunakan Uji T dan Uji F untuk
melihat pengaruh dua variabel independen
terhadap variabel dependen baik secara
parsial atapun simultan. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa kedua variabel
ini secara simultan berpengaruh signifikan sebesar 29,6% terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menjelaskan bahwa keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja dan hubungan antara bawahan dengan atasan dan rekan kerja akan mempengaruhi
kinerja customer care baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Secara parsial, lingkungan fisik berpengaruh 27,46% terhadap kinerja karyawan. Sedangkan lingkungan non-fisik tidak berpengaruh
sebesar terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: lingkungan kerja; kinerja karyawan; customer care
Pendahuluan
Pada
akhir tahun 2019 hingga awal tahun
2020 hampir seluruh negara didunia digemparkan dan harus berhadapan dengan suatu wabah
yakni virus korona. Coronavirus termasuk dalam jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan juga manusia. Pada manusia, beberapa jenis dari coronavirus dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Virus korona yang paling baru ditemukan dapat menyebabkan penyakit virus korona
COVID-19. Gejala-gelaja yang paling sering muncul dari
orang yang terinfeksi COVID-19 antara
lain demam, batuk kering, serta kelelahan.
Banyak orang yang dapat sembuh
dari penyakit ini tanpa memerlukan
perawatan di rumah sakit. Namun, sekitar
1 dari setiap 5 orang yang terjangkit penyakit COVID-19 dapat mengalami kesulitan bernapas hingga menderita sakit parah sehingga
membutuhkan perawatan rumah sakit.
Penyakit
ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari
hidung atau mulut, yang keluar saat penderita COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara. Tetesan yang menempel/mendarat pada meja, gagang pintu, dan pegangan tangan yang nantinya dapat ter-transfer kepada orang
lain yang melakukan kontak dengan penderita COVID-19. Apabila orang yang telah melakukan kontak kemudian menyentuh mata, hidung, atau
mulut maka kemungkinan besar orang tersebut dapat terinfeksi. Inilah alasan pentingnya untuk mencuci tangan
secara teratur dengan sabun dan air atau membersihkan tangan dengan antiseptik
berbasis alkohol serta untuk menjaga
jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Pada tanggal 18 September 2020 dari pencatatan WHO saat ini terdapat 216 negara yang terinfeksi dengan jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 30.055.710,
dan jumlah kematian yang mencapai 943.433 orang. Sedangkan
di Indonesia sendiri pada tanggal
18 September 2020 konfirmasi kasus
sebanyak 236.519 orang (Organization, 2020).
Untuk
mencegah terjadinya penyebaran COVID-19 lebih luas, hampir diseluruh
dunia sepakat untuk melaksanakan pembatasan gerak atau yang disebut physical distancing hingga
pelaksanaan lockdown oleh suatu
negara. Akibat dilaksanakannya
hal physical distancing, banyak
perusahaan yang menerapkan Work
From Home (WFH) kepada karyawannya untuk mendukung jalannya pembatasan gerak mencegah penyebaran lebih luas sekaligus
mempertahankan keberlangsungan
hidup dan kerja perusahaan. Menurut Wikipedia, Work
From Home atau Telecommuting
adalah pengaturan kerja dimana karyawan
tidak perlu berpergian atau melakukan perjalanan ke tempat kerja
yang berada dipusat, salah satunya seperti gedung kantor. Karyawan yang bekerja dari rumah atau
yang tidak perlu datang ke tempat
kerja pusat dapat mengurangi waktu perjalanan dan waktu terjebak dalam kemacetan sehingga hal ini
dilihat sebagai bentuk peningkatan kualitas hidup pekerja. Selain itu, teleworking juga dapat
mempermudah karyawan untuk menyeimbangkan waktu kerja mereka
dengan kehidupan pribadinya seperti merawat anak-anak atau anggota keluarga
lain yang berada di rumah.
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan memengaruhi dirinya (karyawan) dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito,
1982). Menurut (Mangkunegara, 2016) lingkungan kerja
meliputi semua aspek-aspek seperti; fisik, psikologis, dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, pencapaian, dan produktivitas karyawan. Lingkungan fisik menurut (Sedarmayanti, 2011) memiliki arti yakni, semua keadaan
yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang akan mempengaruhi karyawan baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
kerja antara lain; penerangan/cahaya, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di lingkungan tempat bekerja. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
kemampuan manusia (karyawan),
�� Selain lingkungan kerja fisik terdapat
lingkungan kerja non fisik, berupa suasana
kerja yang harmonis, dimana terjadi hubungan
atau komunikasi antara bawahan dengan
atasan (hubungan vertikal) dan hubungan antar sesama karyawan
(hubungan horizontal) (Sedarmayanti, 2013).
Dalam
situasi saat ini tujuan utama
dari penerapan Work From Home adalah untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus korona di Indonesia yang saat ini dapat
dikatakan cukup pesat. Hal ini juga dikaitkan dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dimana setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperolah
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga pelaksanaan Work From Home diharapkan dapat melindungi pekerja dari penyebaran
COVID-19. Langkah-langkah pencegahan
yang dapat dilakukan menurut SE Disnakertrans dan Energi DKI dikelompokkan menjadi tiga kategori,
yaitu:
a.
Untuk
sementara waktu perusahaan dapat menghentikan seluruh kegiatan usahanya.
b.
Perusahaan untuk sementara waktu dapat mengurangi
sebagian kegiatan usahanya (termasuk : sebagian karyawan,
waktu, dan fasilitas operasionalnya)
c.
Perusahaan yang tidak dapat menghentikan
kegiatan usahanya, mengingat kepentingan langsung yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, kebutuhan bahan-bahan pokok, dan bahan bakar minyak.
Pada
penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah customer care
di bidang kesehatan yang tetap harus bekerja
ditengah dipandemi mengingat bidang kerjanya menyangkut kepentingan orang banyak. Karyawan customer care bidang
kesehatan ini berjumlah kurang lebih 80 orang dan hampir 50% dari jumlah tersebut
sudah melaksanakan Work From Home dari bulan Maret hingga
September. Customer care bidang kesehatan ini memiliki
tugas yakni melayani keluhan pengguna sesuai ketentuan, guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran
dan tepat waktu dan memberikan pelayanan berupa informasi yang dibutuhkan kepada konsumen.
Dalam
pelaksanaan Work From
Home para karyawan yang terbiasa
bekerja di gedung kantor dan menggunakan fasilitas kantor seperti laptop atau komputer dan fasilitas internet, harus melaksanakan kegiatan bekerja dari tempat tinggal
(rumah atau kos). Walaupun di zaman sekarang ini harapannya semua orang sudah terbiasa dan mahir menggunakan teknologi namun dalam pelaksanaan
Work From Home masih ditemukan beberapa kendala dan proses adaptasi yang masih dibutuhkan. Sama seperti yang dialami customer care
bidang kesehatan ini, saat melaksanakan
Work From Home terdapat
beberapa kendala yang terjadi seperti kondisi kamar kos yang tidak nyaman akibat
penerangan yang kurang terang, sirkulasi udara kamar kosan
yang kurang baik, suara bising karena
banyaknya anggota keluarga di rumah, dan kurangnya fasilitas yang memadai untuk melaksanakan
pekerjaan. Keadaan lingkungan fisik ini memberikan rasa tidak nyaman bagi
karyawan untuk melaksanakan pekerjannya. �Selain lingkungan fisik, karyawan customer care bidang
kesehatan ini juga mengalami kendala ketika harus berkomunikasi
dengan atasan sehingga apabila terdapat keluhan yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut, tidak
bisa langsung diproses secara langsung namun dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Keadaan lingkungan kerja yang dipaparkan sebelumnya dapat memengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Kinerja merupakan hasil kerja seorang pekerja,
sebuah proses manajemen atau suatu organisasi
secara keseluruhan, dimana hasil kerja
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dapat diukur
(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan) (Sedarmayanti, 2017). Menurut
Mitchell dalam buku (Sedarmayanti, 2016) dimensi kinerja karyawan terdiri dari kualitas kerja,
kehadiran dan ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana variabel lingkungan kerja fisik dan non-fisik secara simultan
ataupu secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada karyawan customer
care bidang kesehatan
X.
Metode
Penelitian
Penelitian
dalam artikel ini dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan causal
explanatory yang merupakan penelitian
dengan menjelaskan bagaimana suatu variabel memengaruhi atau �bertanggung jawab� atas perubahan
yang terjadi pada variabel
lain (Cooper & Schindler, 2006).
Teknik analisis
data yang akan digunakan adalah:
a. Analisis Deskriptif, digunakan untuk menggambarkan karakteristik data sebagaimana adanya serta menyusun distribusi frekuensi dengan menggunakan data dari kuisioner. Kemudian dari skor
yang diperoleh, dilakukan analisis untuk mengungkapkan fenomena dari variabel penelitian.
b. Regresi
Liner Berganda, merupakan suatu metode statistik
yang digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terkait). Dengan rumus persamaan
sebagai berikut:
����� Keterangan:
����� Y�������������� =
variabel dependen (kinerja karyawan)
����� A�� ����������� = konstanta,
nilai tetap dari Y jika
�����
�����
�����
�����
c. Uji
F digunakan untuk menguji tingkat signifikasi dari pengaruh variabel indepeden secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F ini dilaksanakan dengan cara membandingkan F hitung dari F tabel
x F hitung dilihat dari hasil pengolahan
data bagian Anova.
d. Uji
t digunakan untuk menguji tingkat signifikasi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dengan uji t, nilai t hitung dan nilai t tabel akan
dibandingkan.
Hipotesis
yang diuji, H0: Tidak
ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen dan H₁:
Ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen.
Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah customer care
di Bidang Kesehatan X. Dalam
penelitian ini, pengambilan data akan dilakukan kepada customer care
di Bidang Kesehatan X yang melaksanakan
Work From Home terhitung
Maret 2020. Diantaranya, pengambilan data akan dilakukan kepada sebanyak 54 orang yang menjalani
WFH dari 80 orang karyawan.
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Instrumen
penelitian yang digunakan disusun oleh peneliti. Variabel lingkungan kerja fisik disusun
dengan 11 indikator (penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara kebisingan, getara mekanis, bau, tata warna, dekorasi ruang, musik, dan keamanan) dan lingkungan kerja non-fisik disusun dengan
2 indikator (hubungan karyawan dengan atasan dan hubungan kerja sesama rekan
kerja). Variabel kinerja karyawan disusun berdasarkan 5 dimensi (kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi). Instrumen penelitian berjumlah total 27 item yang disebarkan
dalam bentuk kuisioner dan diukur menggunakan skala likert lima, dari 1 (sangat tidak setuju)
hingga 5 (sangat setuju).
Hasil
dan Pembahasan
a. Uji
Instrumen Penelitian (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)
Menurut
(Soekanto, 2007) validitas dijelaskan sebagai derajat untuk menunjukkan ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang peneliti kumpulkan. Koefisien antara item dengan total item ≥ 0,3 maka
item akan dinyatakan valid,
dan item dengan nilai korelasi dibawah 0,3 dinyatakan tidak valid.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
|
Pearson Correlation |
Keterangan |
||
Total_LF |
Total_LNF |
Total_KK |
||
LF1 |
0.586 |
|
|
Valid |
LF2 |
0.593 |
|
|
Valid |
LF3 |
0.730 |
|
|
Valid |
LF4 |
0.343 |
|
|
Valid |
LF5 |
0.588 |
|
|
Valid |
LF6 |
0.552 |
|
|
Valid |
LF7 |
0.540 |
|
|
Valid |
LF8 |
0.509 |
|
|
Valid |
LF9 |
0.481 |
|
|
Valid |
LF10 |
0.410 |
|
|
Valid |
LF11 |
0.683 |
|
|
Valid |
LNF1 |
|
0.665 |
|
Valid |
LNF2 |
|
0.758 |
|
Valid |
LNF3 |
|
0.855 |
|
Valid |
LNF4 |
|
0.767 |
|
Valid |
KK1 |
|
|
0.622 |
Valid |
KK2 |
|
|
0.743 |
Valid |
KK3 |
|
|
0.573 |
Valid |
KK4 |
|
|
0.621 |
Valid |
KK5 |
|
|
0.625 |
Valid |
KK6 |
|
|
0.666 |
Valid |
KK7 |
|
|
0.717 |
Valid |
KK8 |
|
|
0.686 |
Valid |
KK9 |
|
|
0.730 |
Valid |
KK10 |
|
|
0.762 |
Valid |
KK11 |
|
|
0.620 |
Valid |
KK12 |
|
|
0.581 |
Valid |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Berdasarkan
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
terlihat bahwa variabel lingkungan fisik, lingkungan non fisik, dan kinerja karyawan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu nilai pearson correlation >
0.3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item variabel tersebut adalah valid.
Suatu
instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika jawaban
terhadap suatu pernyataan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrumen (alat ukur) penelitian
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Apabila
instrumen memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar lebih dari 0,6 maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
Tabel 2
Hasil Koefisien Reliabilitas
Variabel |
Cronbach�s Alpha |
Keterangan |
LF |
0.744 |
Reliabel |
LNF |
0.756 |
Reliabel |
KK |
0.879 |
Reliabel |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Berdasarkan
pada Tabel 2 Hasil Koefisien
Reliabilitas, dapat dilihat bahwa seluruh
variabel melebihi batas kriteria reliabilitas yakni 0.6, sehingga seluruh variabel tersebut memenuhi kriteria Cornbach�s Alpha dan dapat
dinyatakan bahwa keseluruhan item reliabel.
b.
Analisis Statistik Penelitian
1.
Uji
normalitas
Uji normalitas
dilakukan dengan test Kolmogorov-Smirnov
yang bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak (Irvan, 2016).
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized
Residual |
|
N |
54 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
3.11666658 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.100 |
Positive |
.096 |
|
Negative |
-.100 |
|
Kolmogorov-Smirnov Z |
.735 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.652 |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Hasil uji normalitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai asymp sig yang diperoleh sebesar
0.652. Nilai ini lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2.
Uji
Multikolinieritas
Pengujian
Multikolinieritas digunakan
untuk menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara
dua variabel bebas atau lebih
dalam model penelitian regresi berganda (Ghozali, 2009).
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
����������� Coefficientsa |
|||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
||||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
|||||
1 |
(Constant) |
18.032 |
4.365 |
|
4.131 |
.000 |
|
|
|
LF |
.406 |
.142 |
.388 |
2.858 |
.006 |
.721 |
1.387 |
||
LNF |
.569 |
.299 |
.258 |
1.902 |
.063 |
.721 |
1.387 |
||
a. Dependent Variable: KK |
|||||||||
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Tabel
4 diatas menunjukkan bahwa variabel LF dan LNF memiliki nilai tolerance lebih
besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
dalam model regresi.
3.
Uji
Heteroskedastisitas
Menurut
(Ghozali, 2009) uji
heteroskedastisitas ini dilakukan untuk menguji adanya ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model penelitian regresi.
Gambar 1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Gambar diatas menunjukkan bahwa grafik scatterplots terlihat titik � titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun
di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak untuk dipakai.
4.
Uji
Regresi Linier Berganda
�� (Ghozali, 2009) menjelaskan bahwa metode analisis regresi linier berganda adalah metode statistik
yang digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional diantara variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terkait).
Tabel 5
Tabel Coefficients Regresi
Linier Berganda
����������� |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
18.032 |
4.365 |
|
4.131 |
.000 |
LF |
.406 |
.142 |
.388 |
2.858 |
.006 |
|
LNF |
.569 |
.299 |
.258 |
1.902 |
.063 |
|
a. Dependent Variable: KK |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Berdasarkan
tabel 5, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 18.032 + 0.406 X1 + 0.569 X2
+ e
Y
= Kinerja Karyawan
X1
= Lingkungan Fisik
X2
= Lingkungan Non Fisik
e
= error
Dimana:
a= 18.032 artinya jika nilai lingkungan
fisik dan lingkungan non fisik sama dengan
nol, maka kinerja karyawan sama dengan 18.032.
b1=� 0.406 artinya
jika variabel lingkungan fisik meningkat sebesar satu satuan, maka
kinerja karyawan meningkat sebesar 0.406.
b2=� 0.569 artinya
jika variabel lingkungan non fisik meningkat sebesar satu satuan, maka
kinerja karyawan meningkat sebesar 0.569.
5.
Uji
Hipotesis Penelitian
a)
Uji T digunakan
untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel independen secara parsial (masing-masing) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Hipotesis yang diuji adalah :
-
-
-
-
Dari hasil
uji pada Tabel 5 Dapat dilihat bahwa variabel
lingkungan fisik dari hasil uji tersebut memiliki nilai Sig sebesar 0.006, artinya nilai tersebut
lebih kecil dari alfa yang digunakan yaitu 0.05, dan dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga variabel lingkungan fisik memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai Sig lingkungan non fisik memiliki nilai sebesar 0.063 nilai ini lebih
besar dari alfa yang digunakan yaitu 0.05, maka dapat disimpulkan
Ho diterima sehingga tidak terdapat pengaruh lingkungan non fisik terhadap kinerja karyawan.
Tabel 6
Correlations Regresi
Linier Berganda
Correlations |
||||
|
KK |
LF |
LNF |
|
Pearson Correlation |
KK |
1.000 |
.524 |
.463 |
LF |
.524 |
1.000 |
.528 |
|
LNF |
.463 |
.528 |
1.000 |
|
Sig. (1-tailed) |
KK |
. |
.000 |
.000 |
LF |
.000 |
. |
.000 |
|
LNF |
.000 |
.000 |
. |
|
N |
KK |
54 |
54 |
54 |
LF |
54 |
54 |
54 |
|
LNF |
54 |
54 |
54 |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
�����
Berdasarkan
Tabel 6 dapat diketahui besarnya pengaruh secara parsial. Besarnya pengaruh secara parsial dari variabel
lingkungan fisik terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien determinasi:
Kd
= r2 x 100%
Kd
= 0.5242 x 100% = 27.46%. Artinya, dimana variabel lingkungan fisik mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 27.46%.
��
Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rorong, 2016) dan
(Putra, 2013) yang
menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Apabila keadaan sekitar lingkungan fisik tempat yang ditinggali sekarang baik itu rumah
atau kos-kosan, memiliki penerangan, temperatur, sirkulasi udara, kebisingan, keamanan, dan keadaan fisik lainnya yang menunjang dan dalam kondisi yang baik, maka kinerja karyawan
customer care yang melayani keluhan konsumen/pengguna pun juga akan bertambah baik sebesar 27,46%.
Sedangkan
untuk variabel lingkungan non fisik terhadap kinerja karyawan tidak dihitung besar pengaruh parsialnya karena tidak memiliki
pengaruh secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan non fisik yang merupakan hubungan antara karyawan dengan atasannya ataupun dengan rekan kerjanya saat melakukan work from home tidak
memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan customer
care dalam
memberikan pelayanan terhadap keluhan konsumen.
b)
Uji F digunakan
untuk menguji tingkat signifikasi dari pengaruh variabel
indepeden secara serempak terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diuji adalah :
-
maka
tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel lingkungan fisik (X1)
dan lingkungan non fisik (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y).
-
terdapat
pengaruh signifikan antara variabel budaya organisasi organisasi (X1) dan komitmen
organisasi (X2) terhadap
kinerja karyawan (Y).
Tabel 7
ANOVA
Uji
t Regresi Linier Berganda
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
245.493 |
2 |
122.747 |
12.160 |
.000b |
Residual |
514.821 |
51 |
10.095 |
|
|
|
Total |
760.315 |
53 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: KK |
||||||
b. Predictors: (Constant), LNF, LF |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Hasil pengolahan
regresi variabel lingkungan fisik dan lingkungan non fisik terhadap kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel diatas. Berdasarkan tabel ANOVA, nilai Sig. yang diperoleh adalah sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan
tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05, artinya H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama atau secara simultan
variabel lingkungan fisik dan lingkungan non fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Tabel 8
Model Summary
Model
Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error
of the Estimate |
1 |
.568a |
.323 |
.296 |
3.17719 |
a. Predictors: (Constant), LNF, LF |
Sumber: Data yang telah
diolah (2020)
Dilihat
dari Tabel 8 secara simultan lingkungan fisik dan lingkungan non fisik terhadap kinerja karyawan sebesar 0.296 atau 29.6%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rorong, 2016),
(Putra, 2013),
(Lestary & Chaniago, 2017) yang
menyatakan bahwa lingkungan kerja memengaruhi kinerja karyawan customer
care dalam
pelaksanaan Work From Home (WFH) dalam bentuk pencegahan
penyebar luasan Covid-19. Namun, pengaruh yang diberikan lingkungan kerja ini tidak
cukup besar. Sebesar 70,4% variabel lain dapat memberikan pengaruh namun tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti kepemimpinan,
kompensasi, motivasi kerja, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Lingkungan
fisik memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan customer care
Bidang Kesehatan X sebesar
27,46%. Hal ini menunjukkan
bahwa lingkungan fisik para karyawan yang bekerja sebagai customer care
saat menjalankan WFH, baik itu di kos-kosan, rumah tinggal
bersama keluarga ataupun pribadi memengaruhi hasil kerja ataupun output yang mereka keluarga dalam rangka memenuhi
tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan. Lingkungan fisik yang dapat menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan ini antara lain penerangan, temperature, kelembaban
udara, sirkulasi udara, kebisingan, getara mekanis, bau-bauan di area rumah, tata warna, dekorasi, musik, hingga keamanan
tempat kerja. Hal-hal ini memiliki
pengaruh naun dalam persentase yang kecil yang dimana cukup dapat digunakan
sebagai bahan pengkajian bagi perusahaan.
Lingkungan
non-fisik secara parsial tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan yang bekerja sebagai customer care.
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan atau
suasana kerja terkait hubungan atau komunikasi para karyawan customer
care dengan
atasan atau rekan kerja saat
menjalankan WFH tidak mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja.
Pengaruh lingkungan fisik dan non-fisik terhadap kinerja karyawan customer care
di Bidang Kesehatan X diketahui
terdapat nilai Sig diperoleh adalah sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan
tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05, artinya H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama atau secara simultan
variabel lingkungan fisik dan lingkungan non fisik para karyawan selama WFH berpengaruh terhadap kinerja karyawan customer care dalam melayani keluhan dan memberikan informasi kepada kosumen. Besarnya pengaruh yang diberikan sebesar 29,6%.
BIBLIOGRAFI
Cooper, Donald R., & Schindler, Pamela S. (2006). Metode riset bisnis. Jakarta: PT Media Global Edukasi. Google
Scholar
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: Penerbit Universitas Dipenogoro. Google
Scholar
Irvan, Muhammad. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan Transformasional terhadap Employee engagement pada Karyawan PT �X�
Bandung. Universitas Kristen Maranatha. Google
Scholar
Lestary, Lyta, & Chaniago, Harmon. (2017). Pengaruh
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan
Investasi, 3(2), 94�103. Google
Scholar
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2016). Manajemen sumber
daya manusia perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Google
Scholar
Nitisemito, Alex S. (1982). Manajemen
personalia:(Manajemen sumber daya manusia). Ghalia Indonesia. Google
Scholar
������������������������������������
Organization, World Health. (2020). Naming the coronavirus
disease (COVID-19) and the virus that causes it. Google
Scholar
Putra, Fariz Ramanda. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT. Naraya Telematika Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis, 6(1). Google
Scholar
Rorong, Syutrika Vergie. (2016). The impact of physical work
environment toward employee performance at PT. Bank Negara Indonesia Manado
Regional Office. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 4(1). Google
Scholar
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja
(Suatu Tinjauan Dari Aspek Ergonomi Atau Kaitan Antara Manusia Dengan
Lingkungan Kerjanya). Bandung : Penerbit Mandar Maju.
Sedarmayanti. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sedarmayanti. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia
Reformasi Birokrasi dan Manajemen. Google Scholar
Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia
Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : PT
Refika Aditama.
Soekanto, Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Risk Perception Pada Pengambilan Keputusan Investasi. Journal of
Business and Banking, 4(1), 55�66. Google
Scholar
Irene Melati Carlita, Arshad Rahmanidal
dan Sedarmayanti (2021) |
First publication right: Journal Syntax Literate |
This article is licensed under: |