Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, No. 1, Januari 2021
ANALISA
KONSOLIDASI DI AREA NON SAND-KEY PADA
AREAL REKLAMASI PROYEK PENGEMBANGAN PELABUHAN BELAWAN-PHASE
I MENGGUNAKAN
PLAXIS 2D
DAN 3D
Melvi Maulita
Napitupulu, Roesyanto dan Rudi Iskandar
Universitas
Sumatera Utara, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
Reclamation is
one way to use land or waters that are used to create new land lands from the
bottom of the waters. Sand key is the location where the sand replacement is
carried out, at this location soft soil will be excavated from the sea level
elevation to the elevation obtained. Then it will be backfilled using sand
which has better characteristics. The function of this sand replacement is to
withstand the pressure moving from the reclamation area to the shipping channel
as a result of the reclamation process. This analysis aims to determine the size
of the consolidation reduction using the finite element method with modeling in
2D and 3D Plaxis, in the non-sand key area. The method used in this research is
the finite element method using Plaxis 2D and 3D. From the
analysis results, it is found that the size of the reduction in Plaxis 2D is
7,930 meters and from Plaxis 3D analysis is 7,935 meters. The decrease that
occurred according to settlement plate observations in the field was 7,850
meters. It can be
concluded that there is a difference in subsidence due to laboratory data that
does not represent the entire soil layer. Consolidation reduction with 2D and
3D Plaxis gives results closer to the decrease in field observations where the
percentage differences in the decrease are 1.008% and 1.071%.
Keywords: consolidation; sand-key; plaxis
Abstrak
Reklamasi adalah
salah satu cara untuk menggunakan lahan atau perairan yang digunakan untuk
pembuatan lahan daratan baru dari dasar perairan.
Sand
key adalah lokasi di mana sand replacement dikerjakan, pada lokasi ini tanah lunak akan
digali dari elevasi permukaan dasar laut sampai elevasi yang didapatkan.
Kemudian akan ditimbun kembali menggunakan pasir yang memiliki karakteristik
yang lebih baik. Fungsi dari sand replacement
ini adalah untuk menahan tekanan yang bergerak dari area reklamasi menuju ke
alur pelayaran sebagai akibat dari proses reklamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penurunan
konsolidasi dengan menggunakan metode elemen hingga dengan pemodelan pada plaxis 2D dan 3D, di area non sand key. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode elemen hingga menggunakan plaxis 2D dan 3D. Dari hasil
analisis diperoleh bahwa besar penurunan pada plaxis 2D adalah 7,930 meter dan dari analisis plaxis 3D adalah 7,935 meter. Penurunan yang terjadi menurut pengamatan settlement plate di lapangan adalah
7,850 meter. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan akibat data laboratorium tidak
mewakili keseluruhan lapisan tanah. Penurunan konsolidasi dengan plaxis 2D dan 3D memberikan hasil yang lebih mendekati penurunan hasil
observasi di lapangan dimana persentasi perbedaan penurunan sebesar 1,008% dan
1,071%.
Kata
kunci:� konsolidasi; sand-key;
plaxis
Coresponden
Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses
terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I sebagai badan
usaha yang bergerak dalam bidang pelabuhan khususnya mengelola Pelabuhan
Belawan, akan melakukan perluasan terminal peti kemas dengan cara mereklamasi
daerah pantai yang berada di sekitar Pelabuhan Belawan. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan utama untuk memperpendek jarak angkut antara tempat
berlabuhnya kapal pengangkut peti kemas dengan terminal peti kemas yang baru.
Karakteristik lapisan tanah di areal pantai Pelabuhan
Belawan merupakan tanah yang dominan adalah lempung yang cukup dalam dengan
kandungan pasir halus yang cukup berarti.
Lapisan tanah lunak yang berupa lempung (clay) mempunyai sifat-sifat antara lain cenderung sangat kompresibel
(mudah mampat), tahanan geser tanah yang rendah, permeabilitas yang rendah dan
mempunyai daya dukung yang rendah. Sifat mekanis tanah yang demikian ini adalah
buruk dan kurang mampu menahan beban. Masalah umum yang terjadi pada saat
konstruksi selesai adalah terjadinya proses konsolidasi akibat beban konstruksi
yang melebihi tegangan prakonsolidasi lapisan lunak tersebut, sehingga
menimbulkan penurunan. Pada pekerjaan proyek ini dilakukan dengan mengganti tanah dasar dengan
pasir. Tanah lunak digali dan diisi dengan pasir yang berat jenisnya lebih
besar dibandingkan tanah dasar.
Sand key adalah lokasi di mana sand replacement dikerjakan, pada lokasi
ini tanah lunak akan digali dari elevasi permukaan dasar laut sampai elevasi
yang didapatkan. Kemudian akan ditimbun kembali menggunakan pasir yang memiliki
karakteristik yang lebih baik. Fungsi dari sand
replacement ini adalah untuk menahan tekanan yang bergerak dari area
reklamasi menuju ke alur pelayaran sebagai akibat dari proses reklamasi.
Penggunaan sand
replacement akan mempengaruhi proses konsolidasi di area yang akan
direklamasi. Penggunaan software plaxis 2D dan 3D menggunakan metode elemen hingga untuk
menganalisis pengaruh sand replacement
ini terhadap penurunan tanah, tekanan air pori dan aliran tekanan di lapisan
tanah. Metode perkuatan dengan menggunakan sand
replacement ini pernah diteliti oleh (Zukri, A., Nazir, R., Shien C. dan Kok, E., 2018) yang menunjukkan bahwa
metode alternatif ini dapat mengurangi penurunan tanah dan mengurangi
kemungkinan kegagalan konstruksi.
Dalam penelitian ini, analisis dilakukan menggunakan
metode elemen hingga dengan bantuan program plaxis 2D dan 3D (Xu, 2017) untuk mendapatkan
besar penurunan dan waktu yang dibutuhkan untuk proses konsolidasi pada tanah
lunak. Hasil dari pemodelan 2D dan 3D akan dibandingkan sehingga didapat hasil
yang paling mendekati dengan kondisi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penurunan konsolidasi dengan
menggunakan metode elemen hingga dengan pemodelan pada plaxis 2D dan 3D, di area non sand key
Metode
Penelitian
A.
Input Data dengan Program Plaxis
Untuk memasukkan data perhitungan ke plaxis, dibutuhkan beberapa paramater propertis tanah. Parameter-parameter
tersebut dapat diperoleh dari hasil pengujian laboratorium maupun korelasi
empiris dari nilai N-SPT, jenis, konsistensi dan sifat-sifat materialnya.
Parameter tanah yang digunakan dalam program Plaxis diantaranya yaitu:
a.
Berat volume tanah kering/dry soil weight (γdry)
b.
Berat volume tanah basah/wet soil weight (γwet)
c.
Permeabilitas arah horizontal/horisontal permeability (kx)
d.
Permeabilitas arah vertikal/vertical permeability (ky)
e.
Modulus young/young�s modulus (E),
f.
Poisson�s ratio (v)
g.
Kohesi/cohesion (c)
h.
Sudut geser/friction angle (φ)
i.
Sudut dilatasi/dilatancy angle (ψ)
j.
Koefisien konsolidasi (cv)
Data-data tersebut di
atas dapat diperoleh melalui pengujian properties tanah di laboratorium teknik
sipil. Data-data tersebut diatas akan dimasukkan kedalam lapisan-lapisan tanah
yang sudah dimodelkan di program plaxis. Selain itu, dalam memodelkan
elemen tanah pada program plaxis dapat dilakukan
dalam dua kondisi. Adapun kedua kondisi tersebut ialah :
1.
Kondisi drained
Kondisi drained merupakan kondisi untuk tanah yang memiliki permeabilitas
besar seperti tanah pasir, tanah yang mengalami pembebanan sangat lambat, serta
untuk menstimulasikan perilaku tanah dalam jangka panjang. Kondisi drained pada program Plaxis digunakan
untuk mengatur tidak ada kenaikan tekanan air pori (pore water pressure) pada material tanah (Fauzan Nurul Fajri, 2017).
2.
Kondisi undrained
Kondisi undrained merupakan
kondisi untuk tanah yang memiliki permeabilitas kecil seperti tanah lempung
sehingga ketika diberikan excess pore
water pressure tidak langsung terdisipasi atau teralirkan (Herdiyan Kurniawan, 2014).
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Dari
data laboratorium titik BH-02
diperoleh data masing-masing sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Data hasil pengujian di
laboratorium
Bore Hole No |
Kedalaman Contoh Tanah Uds
Yang Diambil |
Data Triaxial Compression Test |
Consolidation Test |
Index Properties |
|||
Cohesion (C) Kg/Cm2 |
Angle Of Int. Friction () |
CC |
Eo |
Wet Density (T/m3) |
Dry Density (T/m3) |
||
BH -02 |
4,55 � 5,00 |
50,5 |
13,8 |
0,289 |
1,38 |
16,30 |
11,60 |
14,50 � 15,00 |
5,3 |
14,7 |
1,165 |
3,39 |
13,10 |
5,83 |
|
25,50 � 26,00 |
29,2 |
13,3 |
1,276 |
2,17 |
15,30 |
8,79 |
|
43,50 � 44,00 |
16,9 |
21,7 |
0,880 |
1.74 |
16,80 |
11,03 |
1.
Pemodelan Lapisan
Tanah
Pemodelan lapisan tanah yang dilakukan mengacu pada hasil pengujian SPT, dimana dalam menentukan suatu lapisan tanah, harus mempertimbangkan deskripsi tanah dan juga N-SPT (Ohoimas & Hamdhan, 2015). Pada Tahapan ini dilakukan setting material sesuai dengan lapisan tanah dari hasil bore log di lapangan.
Gambar 2
Pemodelan geometri tanah pada Plaxis 2D dengan PVD untuk model
Plane Strain
Jumlah pembentukan mesh dapat dilihat pada Gambar 3, jumlah mesh yang diperoleh adalah 4.128 elemen dan 33.305
nodes.
Gambar 3
�Bentuk mesh yang dihasilkan
�
Gambar 4
�Grafik hubungan antara penurunan vertikal dan waktu pada titik peninjauan
Dari hasil
analisis plaxis didapat hasil penurunan
sebesar 7,930 m sedangkan
data yang didapatkan dilapangan
besar penurunan sebesar 7,850 m. Adapun grafik perbandingan penurunan
yang terjadi di lapangan dengan analisa Plaxis 2D dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5
�Grafik
Hubungan Perbandingan Penurunan yang Terjadi
di Lapangan dengan Analisa Plaxis
2D
2.
Perhitungan dengan Plaxis 3D (Brinkgreve et al., 2016)
Pada perhitungan Plaxis 3D dihitung dengan efek smear zone, Permodelan direncanakan dengan 1 baris PVD atau dengan lebar permodelan
1,5 meter. Jenis pemodelan yang digunakan yaitu pemodelan full dengan 10 titik
nodal. Lebar penampang yang ditinjau
190 m dengan perencanaan pemodelan PVD satu baris.
3. Pemodelan PVD (Putra, 2019)
Pemodelan PVD 1 baris dengan jarak 1,5 m menggunakan pola segitiga pada kedalaman 4,00 m sampai dengan 40,00 m. Pemodelan PVD dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6
�Pemodelan PVD pada Plaxis 3D
4. Penyusunan Jaring Elemen (Generate Mesh)
Geometri disusun menjadi jaring elemen yang lebih kecil untuk melakukan
hitungan. Setelah Tanah dan PVD dimodelkan,
selanjutnya adalah pembentukkan mesh pada struktur tersebut, Jumlah pembentukan mesh dapat dilihat pada Gambar 7, jumlah mesh yang diperoleh adalah 131.976 elemen dan 178.291 node.
Gambar 7
Bentuk Mesh yang dihasilkan
Gambar 8
Grafik penurunan Plaxis 3D
Dari hasil
analisis
plaxis 3D
didapat hasil penurunan sebesar 7,935 m sedangkan data yang didapatkan di
lapangan besar penurunan sebesar 7,85
m, dan pada analisis Plaxis 2D
diperoleh penurunan sebesar 7,930
m. Adapun perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar 8.
Pada grafik dapat
dilihat ketika pekerjaan galian dikerjakan, lapisan tanah mengalami penurunan
akibat pegerakan tanah menuju galian yang terbuka. Namun lapisan tanah kembali
mengalami kenaikan pada saat timbunan sand
replacement dikerjakan, kenaikan ini disebabkan tegangan yang diberikan
oleh tanah timbunan sehingga menyebabkan terangkatnya lapisan-lapisan yang
belum ditimbun.
Ketika proses penimbunan
dilakukan lapisan tanah yang ditinjau mengalami penurunan secara
berangsur-angsur dan semakin cepat setelah dilakukan pemancangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) (Chen, Shen, Yin, Xu, & Horpibulsuk, 2016), (Indraratna, Bamunawita, Redana, & McIntosh, 2003).
Pemancangan PVD mengakibatkan kenaikan permeabilitas tanah dan proses keluarnya
air pori tanah semakin cepat pula. Saat timbunan didiamkan, konsolidasi tanah
mulai menunjukkan perlambatan sampai akhirnya tidak mengalami pertambahan
penurunan lagi.
Gambar 9
Grafik
Hubungan Perbandingan penurunan yang terjadi di lapangan dengan analisa Plaxis 2D dan Plaxis
3D
B.
Pembahasan
1. Melalui analisa dan perhitungan, penurunan tanah adalah 7,829 meter. Hasil tersebut relatif mendekati hasil observasi penurunan aktual di lapangan, yaitu 7,850 meter dengan selisih 0,355 meter, karena data laboratorium tidak dapat merepresentasikan seluruh lapisan tanah di lapangan. Dengan Boring Log sampai kedalaman 60 meter hanya terdapat 4 sampel dengan ketebalan masing-masing 0,5 meter.
2. Penurunan yang didapat dari Plaxis 2D dan 3D berbeda, pada Plaxis 3D kondisinya lebih mendekati lapangan daripada di Plaxis 2D. Plaxis 3D menunjukkan bahwa pada saat konsolidasi terakhir, penurunan permukaan tanah tidak terlalu signifikan dan stabil. Sementara itu, Plaxis 2D menunjukkan bahwa pada periode konsolidasi akhir, penurunannya masih relatif besar.
3. Berdasarkan analisis yang dilakukan, pada pemodelan 2D terbentuk 4.128 elemen dan 33.305 node terbentuk, sedangkan pada pemodelan 3D terbentuk 131.976 elemen dan 178.291 node terbentuk. Dibandingkan dengan model 2D dengan elemen yang lebih sedikit, model 3D dengan lebih banyak elemen menghasilkan hasil yang lebih akurat. Semakin banyak jumlah elemen, semakin lama proses perhitungan dan analisisnya. Elemen dan node yang lebih sedikit berarti pemodelan 2D lebih mudah daripada 3D. Dibandingkan dengan 3D, keuntungan menggunakan Plaxis 2D adalah karena waktu kalkulasi yang lebih singkat, Plaxis 2D dapat menghasilkan beberapa iterasi dan kalkulasi secara bersamaan dengan Plaxis 3D (Bergado, Long, Chaiyaput, & Balasubramaniam, 2018).
Kesimpulan
Penurunan konsolidasi menggunakan teori analitis relatif mendekati
penurunan hasil aktual di lapangan dengan persentasi perbedaan penurunan 0,260%.
Terdapat perbedaan penurunan akibat data laboratorium tidak mewakili
keseluruhan lapisan tanah. Perhitungan Plaxis dilakukan dengan memperhitungkan efek smear zone, dimana efek smear zone merupakan area yang terjadi pada saat pemancangan PVD
dilakukan.
Pada saat pekerjaan
galian non sand key dilakukan tanah
eksiting mengalami pergerakan kearah galian yang terbuka sehingga elevasi tanah
eksisting mengalami penurunan. Ketika bekas galian non sand key ditimbun tanah mengalami tekanan dan bergerak kembali ke
elevasi semula. Lapisan tanah mulai mengalami penurunan dengan cepat setelah
dilakukan pemasangan PVD dan mulai stabil ketika konsolidasi akhir karena
hilangnya air pori tanah. Hasil analisis konsolidasi
menggunakan metode FEM dengan bantuan Plaxis 2D dan Plaxis 3D dan selisih penurunan konsolidasi
yang terjadi dilapangan dengan analitik, Plaxis 2D, dan Plaxis 3D dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2
Data hasil pengujian di laboratorium
No |
Metode |
Penurunan (m) |
Selisih dengan lapangan (m) |
Persentase (%) |
1 |
Lapangan |
7,850 |
|
|
2 |
Analitis |
7,829 |
0,355 |
0,260 |
3 |
Plaxis
2D |
7,930 |
0,080 |
1,008 |
4 |
Plaxis
3D |
7,935 |
0,085 |
1,071 |
BIBLIOGRAFI
Bergado, D. T., Long, P. V, Chaiyaput, S., & Balasubramaniam, A. S.
(2018). Prefabricated vertical drain (PVD) and deep cement mixing
(DCM)/stiffened DCM (SDCM) techniques for soft ground improvement. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 143(1), 12002.
IOP Publishing.
Brinkgreve, R. B. J., Kumarswamy, S., Swolfs, W. M., Waterman, D.,
Chesaru, A., & Bonnier, P. G. (2016). PLAXIS 2016. PLAXIS Bv, the
Netherlands.
Chen, Jun, Shen, Shui Long, Yin, Zhen Yu, Xu, Ye Shuang, &
Horpibulsuk, Suksun. (2016). Evaluation of effective depth of PVD improvement
in soft clay deposit: a field case study. Marine Georesources &
Geotechnology, 34(5), 420�430.
Fauzan Nurul Fajri, Rizqi. (2017). Analisis Stabilitas Tanah Pada
Pondasi Telapak Dengan Varian Pemodelan Tanah Kondisi Drained Dan Undrained
Menggunakan Program Bantu Plaxizs 8.2. Universitas Komputer Indonesia.
Herdiyan Kurniawan, Cepi. (2014). Perilaku galian pada tanah lunak
dengan perkuatan sheet pile pada kondisi drained dan undrained ditinjau dari
berbagai permodelan tanah. Universitas Komputer Indonesia.
Indraratna, Buddhima, Bamunawita, C., Redana, I. W., & McIntosh, G.
(2003). Modelling of prefabricated vertical drains in soft clay and evaluation
of their effectiveness in practice. Proceedings of the Institution of Civil
Engineers-Ground Improvement, 7(3), 127�137.
Ohoimas, Muhammad Yanuar, & Hamdhan, Indra Noer. (2015). Analisis
Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal
Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II (Hal. 1-11). RekaRacana:
Jurnal Teknil Sipil, 1(1), 1.
Putra, Alfred Siemarga. (2019). Pemodelan emabankment di atas tanah
lunak dengan dan tanpa PVD dan mekanisme lintasan tegangannya.
Xu, Binbin. (2017). Influence of Surcharge Preloading Improvement on
Surrounding Environment Based on Plaxis 3D. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 100(1), 12108. IOP Publishing.
Zukri, A., Nazir, R., Shien C. dan Kok, E. (2018). The Settlement
Evaluation of Improved Soft Clay Using LECA Replacement Technique. Geotechnical
Engineering Journal of the SEAGC, Conference Paper November 2018.