Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
� �������������������������������e-ISSN:
2548-1398
� �������������������������������Vol. 6, No. 4, April
2021
ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN
AKTIVITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2012 � 2015
Bistok Simorangkir dan Nunung Nurhasanah
Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrack
The purpose of this study is to determine whether the company's
performance is good or bad, to know how much the Liquidity Ratio, Solvency,
Profitability, Activity, and Market have an effect on Firm Value in companies
that are members of the LQ45 stock index on the Indonesian Stock Exchange
2012-2015. In this study, the authors using this type of qualitative research
method as a research method based on the philosophy of postpositivism,
used to examine the condition of natural objects, where the researcher is the
key instrument, the data collection technique is done by triangulation
(combined), the data analysis is inductive / qualitative. The data used as the
research object comes from secondary data taken from the main source (company),
namely by downloading the data on the website www.idx.co.id. �is a data collection technique by means of documentation. Return on Assets has a negative and
insignificant effect on the Firm Value (Price to Book Value) because the
probability value of -0.162225 is less than the value of α (0.05) or not
significant. Total Assets Turnover has a positive and significant effect on
Firm Value (Price to Book Value) because the probability value is 0.0407
<α (0.05).
Keywords: liquidity ratios; solvency; profitability; activities
Abstrak
Tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan, mengetahui seberapa besar Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas,
Aktivitas, dan Pasar berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang tergabung
dalam indeks saham LQ45di Bursa Efek Infonesia
periode 2012 -2015. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis
metode penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.
Data yang dijadikan obyek penelitian berasal dari data sekunder yang diambil
dari bkan dari sumber utama (perusahaan) yaitu dengan cara mengunduh data di
website www.idx.co.id. merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Return on Assets berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
Nilai Perusahaan (Price to Book Value)) karena nilai probabilitasnnya sebesar
sebesar -0,162225 lebih kecil dari
nilai α
(0,05) atau tidak signifikan. Total Assets Turnover berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Nilai Perusahaan (Price to Book Value) karena nilai probabilitasnnya
sebesar 0,0407 < nilai α (0,05).
Kata kunci: rasio likuiditas; solvabilitas; profitabilitas; aktivitas
Pendahuluan
Dalam perkembangan suatu perusahaan, perlu untuk
memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan
keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama & French, 1998). Menurut (Hasnawati, 2005), manajemen keuangan
menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang
dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan
sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh
tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi
pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham yang tinggi juga. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti & Pangestuti,
2010). Nilai perusahaan akan tercermin dari
harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli
dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena
harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah
dilakukan oleh (Nurlela, 2008). Karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang
saham, untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan
pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai
manajer ataupun komisaris (Kusumadilaga,
2010). Menurut (Nurlela, 2008;
Samuel, Found, & Williams, 2015) menjelaskan bahwa enterprise value (EV)
atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan
konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan. (Nurlela, 2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan
tersebut dijual. Perusahaan dengan struktur modal yang tidak baik dan hutang
yang sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan sehingga perlu
diusahakan suatu keseimbangan yang optimal dalam menggunakan kedua sumber
tersebut sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Semakin tingginya modal
suatu perusahaan yang berasal dari modal sendiri, baik investor maupun pemilik
mengindikasikan rendahnya hutang yang dimiliki, sehingga cenderung akan
memberikan insentif yang lebih besar kepada pemiliknya, yang akhirnya dapat
mendorong tingginya pembayaran hasil investasi, di mana pada ujungnya akan
meningkatkan nilai perusahaan dari naiknya harga saham.Di samping itu,
perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan
kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung tinggi. Semakin likuid perusahaan,
maka semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditur dalam memberikan dananya,
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata kreditur maupun pada calon
investor. Ukuran perusahaan dinilai mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal,
sehingga perusahaan cenderung memiliki sumber dana yang lebih banyak guna
menunjang kegiatan operasionalnya. Sehingga perusahaan dapat lebih banyak
mendapatkan peluang memperoleh laba yang lebih tinggi. Dengan semakin tingginya
perolehan laba akan meningkatkan harga saham perusahaan yang pada ujungnya akan
meningkatkan nilai perusahaan.Penelitian yang telah
dilakukan pada pasar modal di Indonesia yang banyak diilhami oleh
penelitian-penelitian terdahulu seperti menurut (Hasnawati, 2005), fenomena yang terjadi di Bursa Efek
Indonesia menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang diproksi melalui nilai pasar
saham mengalami perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang dilakukan
perusahaan. Nilai perusahaan
berubah lebih disebabkan oleh informasi lain seperti situasi sosial dan
politik. Menurut (Sudarma, 2004), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran
perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, keunikan perusahaan, nilai aktiva,
deviden, penghematan
pajak, struktur modal, fluktuasi nilai tukar,
dan kedaan pasar
modal. Sedangkan menurut
Amirya
dan (Achmad, Subekti, & Atmini, 2007) dan (Oktaviani &
Puspitawati Haryadi, 2008), faktor-faktor yang
mempengaruhi
nilai perusahaan
adalah
kebijakan deviden,
profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran
perusahaan. Akan
tetapi, dalam penelitian
�ini
�hanya�
dibahas �dua �faktor yang�� mempengaruhi� �nilai��
perusahaan, yaitu
profitabilitas dan
kebijakan deviden.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu perlu untuk mengadakan penelitian
mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap nilai perusahaan dalam perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu dalam memakmurkan
kepentingan stakeholder untuk
mencapai nilai perusahan yang maksimal, maka permasalahan ini merupakan hal
yang menarik untuk dijadikan bahan penelitian dalam penulisan tesis ini. Apakah
Rasio Likuiditas,Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas berpengaruh secara
simultan maupun parsial terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa
Efek Infonesia periode 2015 -2015? dan seberapa besar pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan baik secara
simultan maupun parsial.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan,
mengetahui seberapa besar Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas,
Aktivitas, dan Pasar berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks saham LQ45 di Bursa
Efek Infonesia periode 2012 -2015
Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan jenis metode penelitian kualitatif sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif. Metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan verifikatif, karena adanya variabel-variabel yang akan ditelaah hubungannya
serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti, yaitu
pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap nilai
perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening (mediasi).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan yang sudah go public dan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam indeks
Saham LQ45 untuk periode 2012 � 2015. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD), diketahui bahwa jumlah perusahaan yang
terdaftar sebanyak 45 perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini Perusahaan yang
terdaftar dalam indeks saham ini sebanyak 45 perusahaan, namun dengan kriteria
tertentu pada akhirnya didapat sebanyak 25 perusahaan yang memenuhi syarat
penelitian untuk dijadikan sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu data kuantitatif, yaitu data yang berupa kumpulan dari data
angka-angka.� Sedangkan sumber data
menggunakan data sekunder yaitu data yang berasal dari pengolahan oleh pihak
lain yang berupa laporan keuangan dan rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang
tergabung dalam indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012 � 2015 dari
berbagai macam sektor non Bank. Teknik pengumpulan data �yang dijadikan obyek penelitian berasal dari
data sekunder yang diambil dari bukan dari sumber utama (perusahaan) yaitu
dengan cara mengunduh data di website www.idx.co.id. merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara dokumentasi. Data-data yang telah dikumpulkan lalu diolah menggunakan e-Views
versi 9. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah menggunakan analisis data kuantitatif, yaitu analisis data yang
menggunakan data yang berbentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran dan penjumlahan. Model analisa regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui tiga teknik pendekatan, antara lain:
1. Common
Effect Model� (CEM)
Model Common Effect sama seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model Ordinary Least Square adalah:
Yit� =� b0 + b1Xit + b2Xit +ɛit�
untuk i=1,2,�,n
dan t=1,2,�,t
2. Fixed
Effect Model (FEM)
Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) atau disebut juga Covariance Model. Persamaan pada estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
Yit� =� b0
+ b1Xit +
b2Xit + b3D1i + b4D2i� +��+ ɛit�
Dimana:���
i = 1,2,...,n��
t = 1,2,�,t�������������
D = dummy
3.
Random Effect Model (REM)
Random
Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan asumsi koefesien slope kontan
dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect).
Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efesiensi dari least square. Bentuk umum untuk Random Effect adalah:
Yit� =� α1 + bjXjit + ɛit� dengan ɛit� = ui + vt + wit
Dimana :
ui ~ N ( 0, δu2) = komponen
cross section error
vt ~ N ( 0, δv2 ) = komponen
time series error
wit ~ N ( 0, δw2 ) = komponen eror kombinasi
Tahapan untuk memutuskan model regresi data panel yang tepat adalah sebagai berikut:
-
Analisa dengan Common Effect Model;
-
Analisa dengan Fixed Effect Model;
-
Uji F Restricted (Chow Test), pengujian Common
Effect vs Fixed Effect, yaitu:
a. Jika
H0 diterima, maka model Common
Effect dan selesai sampai disini.
b. Jika
H0 ditolak, maka model Fixed
Effect dan lanjutkan ke tahap berikutnya;
Uji Chow ialah pengujian untuk menentukan model Fixed Effect atau Common Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan perhitungan F statistik dengan F tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect Model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka H0 diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect Model.
1. Analisa
dengan Random Effect Model;
2. Uji
Hausman (Random Effect vs Fixed Effect), yaitu:
3. Uji
Langrange Multiplier (LM).
Hasil dan Pembahasan
Price
to Book Value (PBV) dan
variable independent meliputi Curent Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Total Asset Turnover (TATO) dan Price Earning
Ratio (PER). Hasil deskripsi disampaikan dalam Tabel dibawah ini:
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
|
PBV |
CR |
Der |
ROA |
TATO |
PER |
Mean |
4,66 |
2,35 |
0,88 |
0,32 |
0,83 |
16,34 |
Medium |
2,82 |
1,9 |
0,66 |
0,11 |
0,7 |
15,59 |
Maximum |
58,48 |
9,71 |
3,56 |
9,97 |
2,32 |
48,24 |
Minimum |
0,02 |
0,42 |
0,15 |
-0,01 |
0,15 |
-91,05 |
Std Dev |
9,06 |
1,69 |
0,62 |
1,19 |
0,52 |
15,92 |
|
|
|
|
|
|
|
Observations |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
Cross Selections |
25 |
25 |
25 |
25 |
25 |
25 |
Sumber: output data eviews tahun 2016
Tabel menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian masing-masing berjumlah 100 data. Variabel
Nilai Perusahaan dalam hal ini Price to Book Value (PBV) memiliki
nilai rata-rata 4,66 dan nilai
tengah 2,82. Untuk nilai maksimum 58,48 yaitu terdapat pada PT Unilever
Indonesia Tbk tahun 2015, sedangkan nilai minimum sebesar 0,02 terdapat pada PT
Astra Agro Lestari Tbk ahun 2015. Standar deviasi untuk PBV sebesar 9,06.
Variabel Current Ratio (CR) Perusahaan yang terdaftar di saham LQ45 mempunyai nilai rata-rata sebesar 2,35, sementara nilai tengah sebesar
1,89 terdapat pada PT Semen Indonesia Tbk tahun 2013. Nilai Maksimum sebesar 9,71 terdapat pada PT Media Nusantara Citra Tbk
tahun 2014. Sedangkan nilai Minimum sebesar 0,41 berada pada PT XL
Axiata Tbk tahun 2012. Untuk Standar Deviasi Current Ratio sebesar 1,69.
Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio
yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar
yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over interstment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo
piutang yang besar yang mungkin sulit untuk
ditagih.
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai
nilai rata-rata sebesar
0,88. Untuk nilai tengahnya sebesar 0,66. Nilai maksimum sebesar 3,56 terdapat pada PT XL Axiata tahun 2014,
sedangkan nilai minimum sebesar 0,16 yaitu pada PT Indocement Tunggal Prakarsa tahun
2013 dan 2015. Standar deviasi
Debt to Equity Ratio sebesar 0,62. Rasio ini digunakan
para analis dan para investor untuk
melihat seberapa besar hutang perusahaan
jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. DER dengan angka dibawah
1,00, mengindakasikan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas
yang dimilikinya.
Variabel Return on
Assets (ROA) mempunyai nilai rata-rata 0,32, sedangkan nilai tengahnya sebesar
0,1. Untuk nilai maksimum sebesar 9,97 yaitu pada PT Global Mediacom Tbk
tahun 2012. Untuk nilai minimum sebesar -0,01 yaitu pada PT XL Axiata Tbk tahun 2014 dan 2015. Standar Deviasi pada Return on Assets sebesar
1,19. Return on Assets (ROA) menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan
menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Variabel Total
Assets Turnover (TATO) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,83, sedangkan nilai
tengah sebesar 0,70. Untuk nilai maksimum sebesar 2,32 yaitu terdapat pada PT Unilever Tbk tahun 2015. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,15 terdapat pada PT Alam Sutra Realty Tbk tahun 2015. Untuk standar deviasi Total Assets
Turnover sebesar 0,52.� Total assets Turnover mengukur
intensitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. merupakan
rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran sampai seberapa jauh aktiva
telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu.
Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa
periode menunjukan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat.
Variabel Price Earning Ratio
(PER) mempunyai nilai
rata-rata sebesar 16,34, sedangkan
nilai tengah sebesar 15,59. Untuk nilai maksimum sebesar 48,24 yaitu terdapat pada PT Unilever Tbk tahun 2015. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -91,05 terdapat pada PT
Global Mediacom Tbk tahun
2015. Untuk standar deviasi sebesar 15,92. Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio
yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai Price Earning Ratio
yang rendah pula. Semakin rendah Price Earning Ratio suatu saham maka
semakin baik atau murah harganya
untuk diinvestasikan.
1) Analisa
dengan Common Effect Model:
Tabel 2
Common Effect
Model
Variabel |
coefficient |
Std Error |
t-Statistic |
Prob |
CR? |
-1,089678 |
0,349006 |
-3,122803 |
0,00224 |
DER? |
1,668253 |
0,940135 |
1,774482 |
0,0792 |
ROA? |
0,344898 |
0,606336 |
0,568824 |
0,5708 |
TATO ? |
6,786977 |
1,263255 |
5,372611 |
0.0000 |
PER |
0,063024 |
0,048446 |
1,300912 |
0,1964 |
R-squered |
0,41213 |
Mean
dependent var |
4,664446 |
|
Adjusment R-Squer |
0,387378 |
S.D
dependent var |
9,064448 |
|
S.E of Regresion |
7,09476 |
Akaike info
criterion |
6,805297 |
|
Sun squered resid |
4781884 |
Schwarz
criterion |
6,935555 |
|
log likelhood |
-335,2648 |
Hannan-Quinn
Criter |
6,858015 |
|
Durbin- Watson star |
0,130019 |
|
|
|
Sumber: output
data eviews
tahun 2016
Dari hasil
pengujian Common Effect Model pada tabel diatas, diketahui bahwa hanya variabel
Total Assets Turnover (TATO) yang
signifikan dengan koefisien sebesar 6,78 dengan probabilitas sebesar 0,0000. Ini berarti bahwa probabilitas variabel
tersebut lebih lebih kecil dari nilai α (0,05) atau signifikan. Sedangkan keempat
variabel lainnya mempunyai tingkat probabilitas lebih besar dari nilai α (0,05) atau
tidak signifikan.
2) Analisa
dengan Fixed Effect Model;
Tabel 3
Fixed
Effect Model
Variable |
Coefficient |
Std Error |
t-Statitic |
Prob |
C |
-0,176534 |
2,224824 |
-0,079347 |
0,937 |
CR? |
0,167175 |
0,284526 |
0,587557 |
0,5587 |
DER? |
0,633877 |
0,852351 |
0,743681 |
0,4596 |
ROA? |
-0,16225 |
0,314478 |
-0,515864 |
0,6076 |
TATO? |
4,278489 |
2.051.993 |
2,065041 |
0,0407 |
PER? |
0,024028 |
0,017573 |
1,367316 |
0,1769 |
Fixed Effect (Cross |
||||
_AAU_C |
-3,720136 |
|||
_ADRO_C |
-2,655962 |
|||
_AKRA_C |
-4,713627 |
|||
_ASII_C |
-2,163019 |
|||
_ASRI_C |
-0,424729 |
|||
_BMTR_C |
-0,032858 |
|||
_BSDE_C |
-2,271243 |
|||
_CPIN_C |
-0,806103 |
|||
_EXCL_C |
-2,542323 |
|||
_GGRM_C |
-1,737066 |
|||
_ICBP_C |
-2,982244 |
|||
_INDF_C |
0,014326 |
|||
_INTP_C |
-4,674979 |
|||
_ITMG_C |
0,88215 |
|||
_JSMR_C |
-0,00931 |
|||
_KLBF_C |
-1,541916 |
|||
_LPKR_C |
-1,073135 |
|||
_MNCN_C |
0,217966 |
|||
_PGAS_C |
-0,131679 |
|||
_PTBA_C |
-1,816014 |
|||
_SMGR_C |
-0,1119435 |
|||
_TLKM_C |
-0,408435 |
|||
_INTR_C |
-2,889362 |
|||
_UNVR_C |
35,71088 |
|
|
|
Effects Spesiffication |
||||
Cross-Section fixed (dummy
Variable) |
||||
R-squred |
0,973454 |
Mean dependent var |
4,664446 |
|
Adjusted R-Squred |
0,962457 |
S.D dependent var |
9,05448 |
|
S.E of regresion |
1,766338 |
Akaka indo orriention |
4,207664 |
|
Sum squer Resid |
215,9307 |
Schwarz criterion |
4,939215 |
|
Log Likeedhood |
-180,3832 |
Hannan Quinn criter |
4,523972 |
|
F-statistic |
86,51546 |
Durbin-Watson Staf |
1,88721 |
|
Frob(F-statistic) |
0.00000 |
|
|
|
Pada Tabel di atas diketahui bahwa probabilitas dari kelima variabel yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Assets (ROA), Total Assets
Turnover (TATO) dan Price Earning Ratio (PER) yang mempunyai
tingkat probabilitas yang lebih besar dari nilai α (0,05) atau tidak signifikan
adalah variabel CR, DER, ROA dan PER. Sedangkan variabel TATO mempunyai probabilitas sebesar
0,04 yaitu lebih rendah dari nilai α (0,05) atau signifikan.
Dari hasil analisa tersebut dapat diperoleh bahwa secara umum nilai Current Ratio (CR) berpengaruh positif tidak signifikan (koefisien = 0.167175) terhadap Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada Current Ratio akan meningkatkan 16,71% PBV. Demikian pula dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan (koefisien = 0.633877) terhadap Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya kenaikan 1% DER akan meningkatkan 63,38% PBV. Untuk variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan (koefisien = -0.162225) terhadap Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada Return On Assets akan menurunkan -16% PBV. Untuk nilai Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh positif sigmifikan (koefisien = 4.278489) terhadap Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada Total Assets Turnover (TATO) akan meningkatkan 427,84% PBV. Pada variabel Price Earning Ratio (PER), nilai yang didapat berpengaruh positif tidak signifikan (koefisien = 0.024028) terhadap Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada Price Earning Ratio akan meningkatkan 2,40% PBV. Sedangkan Nilai Adjusted R-square sebesar 96.2%.
a. Uji
F Restricted atau Uji Chow (Common Effect vs Fixed Effect)
Tabel 4
Uji Chow
Effects Test |
|
Statistic |
d.f |
Prob |
Cross Section F |
44.440.808 |
(24.70) |
0.0000 |
|
cross Section Chi Squer |
278.728.325 |
24 |
0.0000 |
|
Cross Section Fread effects
test equition |
||||
Dependent Variable PBV? |
|
|
|
|
Method Parsial Least Squer |
||||
Date 05/12/2016 time 11:41 |
||||
Sample 2012 2015 |
||||
Include observations :4 |
||||
�Cross Sections include:25 |
||||
total pool (ballance)
observations :100 |
|
|
|
|
Variable |
Coeffition |
Std. Error |
t-Statisric |
Prob |
C |
-12,57707 |
2,150423 |
-5,83861 |
0.0000 |
CR? |
0,678274 |
0,426207 |
1,591416 |
0,1149 |
DER? |
5,9963338 |
1,096608 |
0,426207 |
0.0000 |
ROA |
0,553456 |
0,523166 |
1,067918 |
0,2926 |
TATO |
10,9016 |
1,296152 |
8,417236 |
0.0000 |
PER? |
0,070263 |
0,041721 |
1,684101 |
0,0955 |
R-squered |
0,558979 |
Mean dependent var |
4,664446 |
|
Adjusment r-squered |
0,540053 |
S.D dependent var |
9,064446 |
|
S.E of regresion |
6,17228 |
Akaka indo orriention |
6,514948 |
|
Sum Squered Resid |
3506,034 |
Schwarz criterion |
6,671258 |
|
Log likelhood |
-319,7474 |
Hannan Quinn criter |
6,578209 |
|
F-statistic |
24,51739 |
Durbin-Watson Staf |
0.202712 |
|
Prob(F-statistic) |
0.00000 |
|
|
|
Sumber: output data eviews tahun
2016
Berdasarkan hasil Uji Chow yang ditunjukkan
pada Tabel 5.4 Nilai probabilitas
signifikansi pada model persamaan
tersebut di atas 0,0000 dan
F hitung (44,440) > F tabel
(nilai α = 0,05) maka
H0 diterima dan model yang terpilih adalah Fixed Effect. Setelah model Fixed Effect terpilih, maka
perlu melakukan Analisa Random Effect.
b.
Analisa
dengan Random Effect Model
Tabel 5
Random
Effect Model
Variable |
Coefficient |
Std Error |
t-Statitic |
Prob |
C |
-3,741273 |
2,165454 |
1,727701 |
0,0873 |
CR? |
0,139861 |
0,269628 |
0,518874 |
0,6061 |
DER? |
1,668756 |
0,776063 |
2,15027 |
0,0341 |
ROA? |
-0,192624 |
0,301822 |
-0,633628 |
0,5246 |
TATO? |
7,400167 |
2.051.993 |
2,065041 |
0,0407 |
PER? |
0,032305 |
0,01688 |
1,902461 |
0,0602 |
Random Efects |
||||
_AALI_C |
-3,185948 |
|||
_ADRO_C |
-1,716716 |
|||
_AKRA_C |
-7,555411 |
|||
_ASII_C |
-2,418072 |
|||
_ASRI_C |
0,726544 |
|||
_BMTR_C |
1,78114 |
|||
_BSDE_C |
2,143392 |
|||
_CPIN_C |
-4,183487 |
|||
_EXCL_C |
-1,189811 |
|||
_GGRM_C |
-3,246613 |
|||
_ICBP_C |
-2,613118 |
|||
_INDF_C |
-2,830459 |
|||
_INTP_C |
1,534536 |
|||
_ITMG_C |
-6.178.881 |
|||
_JSMR_C |
1,763034 |
|||
_KLBF_C |
-1,241197 |
|||
_LPKR_C |
0,01216 |
|||
_MNCN_C |
0,583997 |
|||
_PGAS_C |
0,63418 |
|||
_PTBA_C |
-1,681618 |
|||
_SMGR_C |
0,549449 |
|||
_TLKM_C |
0,250128 |
|||
_INTR_C |
-2,793196 |
|||
_UNVR_C |
29,03373 |
|
|
|
Effects Spesiffication |
||||
|
|
|
8D |
Rng |
Cross Section random |
6,076707 |
0,9229 |
||
Indentificationtic eandom |
1,756338 |
0,0771 |
||
R-squred |
0,2123292 |
Mean dependent var |
0,667147 |
|
Adjusted R-Squred |
0,171446 |
8.D dependent var |
2,005865 |
|
S.E of regresion |
1,826836 |
Sum squared resid |
213,2262 |
|
F-statistic |
9,097042 |
Durbin-Watson Staf |
1,370907 |
|
Frob(F-statistic) |
0,000363 |
|
|
|
Unweiginies 8 statistic |
||||
R-squred |
0,443621 |
Mean opration Var |
4,664446 |
|
sum Squared resid |
4526540 |
Durbin-Watson Staf |
0,094906 |
Sumber: output
data eviews
tahun 2016
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa pada model Random Effect terdapat dua variabel
yang probabilitasnya lebih rendah dari nilai α (0,05) atau signifikan yaitu variabel DER
sebesar 0,03 dan TATO sebesar 0,000. Ketiga variabel lainnya mempunyai nilai
yang lebih besar dari nilai α (0,05) atau tidak signifikan.
Dari hasil
analisa tersebut diperoleh bahwa secara umum nilai Current Ratio (CR) berpengaruh positif tidak signifikan (koefisien
= 0.139851) terhadap nilai Price to Book
Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada
nilai Current Ratio akan meningkatkan
13,98% PBV. Demikian pula dengan nilai
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan (koefisien = 1.668756)
terhadap nilai Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya kenaikan 1% DER akan meningkatkan 166,87% PBV. Nilai Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan (koefisien =
-0.192624) terhadap nilai Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada nilai Return On Assets akan menurunkan -19,26% PBV. Nilai Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh
positif signifikan (koefisien = 7.403167) terhadap nilai Price to Book Value (PBV) dengan P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan
1% pada nilai �Total
Assets Turnover akan meningkatkan 740,31% PBV. Sedangkan nilai Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
positif tidak signifikan (koefisien = 0.032305) terhadap nilai Price to Book Value (PBV) dengan
P-value 0.000, artinya bahwa kenaikan 1% pada nilai Price Earning Ratio akan meningkatkan 3,23% PBV. Nilai Intersep (C) -3.741273 merupakan
nilai rata-rata dari komponen kesalahan random (random error component
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengujian secara parsial terhadap variabel-variabel independen seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Total Assets Turnover dan Price Earning Ratio terhadap variabel dependen Price to Book Value dengan uraian sebagai berikut:
1.
Pengaruh
Current Ratio terhadap Price to Book
Value
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa Current
Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value) dikarenakan
mempunyai nilai probabilitas yang tidak signifikan yaitu lebih besar dari nilai
α (0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh (Dj,
Artini, & Suarjaya, 2010). Nilai ini mengindikasikan
bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan
dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan.
2.
Pengaruh
Debt to Equity Ratio terhadap Price to Book Value
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa Debt to
Equity Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(Price to Book Value) karena nilai
probabilitasnnya lebih besar dari nilai α (0,05) atau idak signifikan. Hasil ini
sejalan dengan penelitian (Mardiyati, 2010) bahwa kebijakan hutang berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya agency problem dimana muncul antara kreditur (pemberihutang),
contohnya pemegang obligasi perusahaan (bondholders) dengan pemegang
saham (stockholders) yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik
tersebut muncul karena manajemen mengambil proyek-proyek yang resikonya lebih
besar daripada yang diperkirakan oleh kreditur atau karena perusahaan
meningkatkan jumlah hutang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada
yang diperkirakan kreditor.
3. Pengaruh Return Of Assets� terhadap Price
to Book Value
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value)) karena nilai probabilitasnnya sebesar
sebesar -0,162225 lebih kecil dari
nilai α (0,05) atau tidak signifikan.. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Herawati (2012). Hal ini berarti bahwa apabila
profitabilitas perusahaan meningkat, maka nilai perusahaan akan mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan oleh peningkatan profitabilitas perusahaan akan
menjadikan laba per lembar saham perusahaan meningkat, tetapi dengan
peningkatan profitabilitas belum tentu harga saham perusahaan akan meningkat
sehingga apabila laba per lembar saham meningkat tetapi harga saham tidak
meningkat maka hal tersebut membuat nilai perusahaan menurun.
4. Pengaruh Total Assets Turnover terhadap Price to Book Value
Hasil
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Total
Assets Turnover berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book
Value) karena� nilai probabilitasnnya
sebesar 0,0407 < nilai α (0,05) Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Alivia dan
Chabachib (2013) menyimpulkan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh positif
signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value). Semakin tinggi Total
Asset Turnover (TATO) maka kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva
menjadi semakin efisien. Jika aktiva perusahaan dikelola secara efektif
dan efisien maka kinerja serta nilai perusahaan menjadi semakin baik.
5. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Price to Book Value
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa Price
Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(Price to Book Value) perusahaan yang
terdaftar pada saham LQ45 periode 2012 � 2015 karena nilai probabilitasnya
lebih besar dari �nilai α (0,05). Hal ini sesuai dengan
penelitian dari (Ang & Choi, 1997) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio memiliki hubungan positif dengan harga saham,
sehingga jika Price
Earning Ratio meningkat
maka harga saham juga akan semakin besarPrice to Book Value (PBV) dan variable independent
meliputi Curent
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA),
Total Asset Turnover (TATO) dan Price Earning
Ratio (PER). Hasil deskripsi disampaikan dalam Tabel dibawah ini:
Tabel 6
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
|
PBV |
CR |
Der |
ROA |
TATO |
PER |
Mean |
4,66 |
2,35 |
0,88 |
0,32 |
0,83 |
16,34 |
Medium |
2,82 |
1,9 |
0,66 |
0,11 |
0,7 |
15,59 |
Maximum |
58,48 |
9,71 |
3,56 |
9,97 |
2,32 |
48,24 |
Minimum |
0,02 |
0,42 |
0,15 |
-0,01 |
0,15 |
-91,05 |
Std Dev |
9,06 |
1,69 |
0,62 |
1,19 |
0,52 |
15,92 |
|
|
|
|
|
|
|
Observations |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
Cross Selections |
25 |
25 |
25 |
25 |
25 |
25 |
Sumber: output
data eviews
tahun 2016
Tabel menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian masing-masing berjumlah 100 data. Variabel
Nilai Perusahaan dalam hal ini Price to Book Value (PBV) memiliki
nilai rata-rata 4,66 dan nilai
tengah 2,82. Untuk nilai maksimum 58,48 yaitu terdapat pada PT Unilever
Indonesia Tbk tahun 2015, sedangkan nilai minimum sebesar 0,02 terdapat pada PT
Astra Agro Lestari Tbk ahun 2015. Standar deviasi untuk PBV sebesar 9,06.
Variabel Current Ratio (CR) Perusahaan yang terdaftar di saham LQ45 mempunyai nilai rata-rata sebesar 2,35, sementara nilai tengah sebesar
1,89 terdapat pada PT Semen Indonesia Tbk tahun 2013. Nilai Maksimum sebesar 9,71 terdapat pada PT Media Nusantara Citra Tbk
tahun 2014. Sedangkan nilai Minimum sebesar 0,41 berada pada PT XL
Axiata Tbk tahun 2012. Untuk Standar Deviasi Current Ratio sebesar 1,69.
Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio
yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar
yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over interstment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo
piutang yang besar yang mungkin sulit untuk
ditagih.
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai
nilai rata-rata sebesar
0,88. Untuk nilai tengahnya sebesar 0,66. Nilai maksimum sebesar 3,56 terdapat pada PT XL Axiata tahun
2014, sedangkan nilai
minimum sebesar 0,16 yaitu
pada PT Indocement Tunggal Prakarsa tahun 2013 dan 2015. Standar deviasi Debt to Equity Ratio sebesar
0,62. Rasio ini digunakan para analis dan para
investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. DER dengan angka dibawah
1,00, mengindakasikan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas
yang dimilikinya.
Variabel Return on Assets (ROA) mempunyai nilai rata-rata 0,32, sedangkan
nilai tengahnya sebesar 0,1. Untuk nilai maksimum sebesar 9,97 yaitu pada PT Global
Mediacom Tbk tahun 2012. Untuk nilai minimum sebesar -0,01 yaitu pada PT XL
Axiata Tbk tahun 2014 dan
2015. Standar Deviasi pada
Return on Assets sebesar 1,19. Return on Assets (ROA)
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa
lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang
akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Variabel Total Assets Turnover (TATO) mempunyai nilai rata-rata sebesar
0,83, sedangkan nilai tengah sebesar 0,70. Untuk nilai maksimum
sebesar 2,32 yaitu terdapat pada PT Unilever Tbk tahun 2015. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,15 terdapat pada PT Alam Sutra Realty Tbk tahun 2015. Untuk standar deviasi Total Assets
Turnover sebesar 0,52.� Total assets Turnover mengukur
intensitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan aktiva paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. merupakan
rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran sampai seberapa jauh aktiva
telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu.
Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa
periode menunjukan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat.
Variabel Price Earning Ratio
(PER) mempunyai nilai
rata-rata sebesar 16,34, sedangkan
nilai tengah sebesar 15,59. Untuk nilai maksimum sebesar 48,24 yaitu terdapat pada PT Unilever Tbk tahun 2015. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -91,05 terdapat pada PT
Global Mediacom Tbk tahun
2015. Untuk standar deviasi sebesar 15,92. Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis
saham secara fundamental.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio
yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai Price Earning Ratio
yang rendah pula. Semakin rendah Price Earning Ratio suatu saham maka
semakin baik atau murah harganya
untuk diinvestasikan.
Kesimpulan
Current Ratio tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value). Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh oleh Mahendra, (Dj et
al., 2010) bahwa� Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Price to Book Value. Hasil ini mengidikasikan bahwa, ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan
persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasi menjadi uang kas, memberikan dampak pada peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham &
Houston, 2006).
Debt to Equity Ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value) sesuai dengan penelitian (Mardiyati, 2010). Bahwa kebijakan
hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya agency problem dimana muncul antara
kreditur (pemberi hutang),
contohnya pemegang obligasi perusahaan (bondholders) dengan pemegang saham (stockholders) yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik tersebut muncul karena manajemen mengambil proyek-proyek yang resikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditur atau karena perusahaan meningkatkan jumlah hutang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan kreditor.
Return on Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value) sesuai penelitian dari (Juwita & Herawati, 2012). Kondisi ini mengidikasikan bahwa, ROA yang tinggi dapat memberikan dampak positif pada peningkatan nilai perusahaan. Hal ini sebagaimana fungsi dari ROA tersebut, yaitu untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Semakin besar keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam pengelolaan suatu perusahaan.
Total Assets Turnover berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value) sesuai penelitian dari (Alivia & Chabachib, 2013). Rasio aktivitas
ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
berbagai jenis aktiva. Sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara
penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap,
serta aktiva lain
Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value) sesuai dengan penelitian (Ang & Choi, 1997) bahwa indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (prospects of the firm). Semakin tinggi rasio PER, semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodal Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham. Price Earning Ratio memiliki hubungan positif dengan harga saham, sehingga jika Price Earning Ratio meningkat maka harga saham juga akan semakin besar.
BIBLIOGRAFI
Achmad, Komarudin,
Subekti, Imam, & Atmini, Sari. (2007). Investigasi motivasi dan strategi
manajemen laba pada perusahaan publik di Indonesia. Jurnal Tema, 8(1).
Google Scholar
Alivia, Natasha Rizky,
& Chabachib, M. (2013). Analisis Faktor�Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Tahun 2008�2011). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Google Scholar
Ang, Beng W., & Choi, Ki Hong. (1997).
Decomposition of aggregate energy and gas emission intensities for industry: a
refined Divisia index method. The Energy Journal, 18(3). Google Scholar
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F.
(2006). Fundamentals of financial management (Dasar-dasar Manajemen
Keuangan). Jakarta: Salemba Empat. Google Scholar
Dj, Alfredo Mahendra,
Artini, Luh Gede Sri, & Suarjaya, A. A. Gede. (2010). Pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Matrik: Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan. Google Scholar
Fama, Eugene F., & French, Kenneth R.
(1998). Value versus growth: The international evidence. The Journal of
Finance, 53(6), 1975�1999. Google Scholar
Hasnawati, Sri. (2005). Implikasi Keputusan
Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa
Efek Jakarta. Usahawan: No, 9, 33�41. Google Scholar
Juwita, Cerlienia, & Herawati, Juni.
(2012). Pengaruh Variabel ROA, ROE, DER, EPS dan PER terhadap Return Saham
Perusahaan Non Bank LQ45 Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,
1(2). Google Scholar
Kusumadilaga, Rimba. (2010). Pengaruh
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas
sebagai variabel moderating (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Perpustakaan FE UNDIP. Google Scholar
Mardiyati, Umi. (2010). dkk. 2012.�Analisis
Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005-2010.� Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 3(1).
Google Scholar
Nurlela, Islahuddin. (2008). Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional
Akuntansi XI, 3, 23�26. Google Scholar
Oktaviani, Rina, & Puspitawati Haryadi,
Eka. (2008). Impacts of ASEAN trade liberalization on ASEAN-6 economies and
income distribution in Indonesia. ARTNeT Working Paper Series. Google Scholar
Samuel, Donna, Found, Pauline, &
Williams, Sharon J. (2015). How did the publication of the book The Machine
That Changed The World change management thinking? Exploring 25 years of lean
literature. International Journal of Operations & Production Management.
Google Scholar
Sudarma, Made. (2004). Pengaruh struktur
kepemilikan saham, faktor intern dan faktor ekstern terhadap struktur modal dan
nilai perusahaan. Universitas Brawijaya. Malang. Google Scholar
Susanti, Rika, & Pangestuti, Irene Rini
Demi. (2010). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(studi kasus pada perusahaan go public yang listed tahun 2005-2008). Universitas
Diponegoro. Google Scholar
Copyright holder: Bistok Simorangkir
dan Nunung Nurhasanah (2021) |
First publication right: Journal Syntax
Literate |
This article is licensed under: |
�