Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, No. 2, Februari 2021
�
HARGA
DIRI POSITIF PADA IBU RUMAH TANGGA YANG MENOPAUSE BERUSIA 49 TAHUN KEATAS DI
SIDOARJO JAWA TIMUR
Iffah Dewi Amalya, Andik Matulessy dan Amanda Pasca Rini
Universitas
17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya Jawa
Barat, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstract
Change is one of the key words in the journey of human life. One of the
life changing stages that is sure to help every woman who comes menopause. The
purpose of this study is to describe positive self-esteem in subjects who have
entered menopause as well as to explore, discover, and describe the subject of
the factors that influence menopause. The research method used in this research
is research conducted with case studies that are intrinsic in nature. The
subjects of this study were women who had entered menopause. The number of
subjects in this study is one person. The results showed that the subject had
positive self-esteem, even though the subject was menopausal. The conclusion in
this study that the subject respects others and does not underestimate others,
respects himself and does not lower himself, expresses views or comments,
especially when asked and rationalizes when he fails to do something, has many
friends and also participates in socialization activities with the surrounding
area. although not very active, but more likely to be active in adjusting to
situations and environmental pressures, accepting the situation at menopause
and feeling happy, accepting themselves well and being more confident about
themselves who have entered menopause, accepting and appreciating criticism and
suggestions from other people towards themselves, respecting themselves and
proud of themselves, tend to not conform and accept conditions in physical and
material terms, attitudes are not easily offended and can accept other people's
attitudes well, there is a reaction from him having a way to overcome ya de ngan share stories with the
closest people and always be grateful for what you have.
Keywords: self-esteem; women; menopause
Abstrak
Perubahan adalah salah satu kata kunci dari perjalanan
hidup manusia. Salah satu tahap perubahan
kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya
menopause. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan
harga diri yang positif pada subjek yang sudah memasuki masa menopause serta untuk mendalami,
menemukan, dan menggambarkan
subjek dari faktor-faktor yang mempengaruhi
menopause. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan dengan
studi kasus yang bersifat intrinsik. Subjek penelitian ini adalah wanita
yang sudah memasuki masa
menopause. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah satu
orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek memiliki harga diri yang positif, walaupun subjek sudah menopause. Kesimpulan pada penelitian
ini subjek menghargai orang lain dan tidak merendahkan orang lain,
menghargai diri sendiri dan tidak merendahkan diri sendiri, mengemukakan
pandangan atau pendapat terutama ketika ditanya dan melakukan rasionalisasi
ketika gagal melakukan sesuatu, memiliki banyak teman dan juga mengikuti
kegiatan sosialisasi dengan daerah lingkungan sekitar, meskipun tidak terlalu
aktif, tetapi lebih cenderung aktif dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
tekanan lingkungan, menerima keadaan saat menopause dan merasa bahagia,
menerima diri dengan baik dan lebih percaya diri terhadap dirinya yang sudah
memasuki masa menopause, menerima dan menghargai kritik dan saran dari orang
lain terhadap dirinya, menghormati diri sendiridan bangga terhadap diri
sendiri, cenderung tidak konformitas dan menerima keadaan dalam hal fisik dan
materi, sikap tidak mudah tersinggung dan dapat menerima sikap orang lain
dengan baik, apabila terjadi kecemasan beliau memiliki cara untuk mengatasinya
dengan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat dan selalu mensyukuri apa
yang dimiliki.
Kata kunci: harga diri; wanita; menopause
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Salah satu
tahap perubahan kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya
menopause. Menopause merupakan tanda
berakhirnya siklus menstruasi yang terjadi 12 bulan setelah periode
terakhir menstruasi (Ermawati, 2018). Menopause
merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya menstruasi. Menopause
mempengaruhi kualitas hidup melalui efeknya
pada hormon, suasana hati, dan kondisi fisik secara keseluruhan
(Olchowska-Kotala, 2018).
Transisi
menopause adalah proses psikofisiologis
yang kompleks (Drobnjak, Atsiz, Ditzen, Tuschen-Caffier, &
Ehlert, 2014) dan sering dikaitkan dengan gejala (hot flushes, keringat
malam, disfungsi seksual, dll.), serta dengan perubahan
fisik dan psikologis yang signifikan (S�journ�, Got, Solans, & Raynal, 2019). Transisi menopause telah dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan mental dengan penurunan harga diri diidentifikasi sebagai salah satu konsekuensi psikologis negatif yang paling umum dari menopause (Elavsky & McAuley, 2007).
Masa menopause yang terjadi pada wanita adalah hal alamiah.
Ibarat tumbuh-tumbuhan yang
semula kecil, semakin membesar, sehingga menjadi sebuah pohon yang kokoh, kemudian pohon itu berbuah
secara teratur mengikuti musimnya. Setelah usia sang pohon menjadi suatu titik
tua, maka buahnya pun tidak muncul lagi, atau
tidak mampu berproduksi lagi. Seperti pohon menjadi
rapuh dan akhirnya tumbang untuk digantikan
tanaman muda berikutnya sehingga menjadi generasi penerus. Begitulah, peristiwa alamiah yang dialami pohon, juga dialami oleh seorang wanita dalam perjalanan
hidupnya. Titik ketuaan pada pohon sehingga tidak mampu berproduksi lagi, pada wanita dinamakan menopause, yaitu mulai usia antara
40 sampai 50 tahun (Kartono, 1992). Wanita
menopause yang sangat sensitif
terhadap efek dari fluktuasi hormonal (Orizani, 2014). Pada wanita menopause muncul kekhawatiran menjadi tua dan berkurang daya tariknya (Runiari, Hartati, & Surinati, 2015).
Faktor
yang mempengaruhi menopause, yaitu
umur waktu mendapat haid pertama
kali (menarch), kondisi kejiwaan dan pekerjaan, jumlah anak, penggunaan
obat-obat keluarga berencana (KB), merokok, cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut, sosio-ekonomi, menopause
yang terlalu dini dan
menopause yang terlambat (Blackburn, Davidson & Kendell, 1994).
Berdasarkan
uraian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa wanita yang telah mengalami menopause digambarkan banyak mengalami masalah antara lain merasakan pergeseran dan perubahan-perubahan
fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu krisis dan simptom-simptom psikologis yang akan mempengaruhi harga diri pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Harga diri
diartikan sebagai evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu. Lebih spesifiknya adalah sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang
dimensi positif-negatif (Abadiah, 2016).
Menopause merupakan
periode menstruasi terakhir yang terjadi ketika hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga
menstruasi tidak mungkin terjadi lagi (Subagya, Artanty, & Hapsari, 2018). Menopause
mengalami perubahan dalam masalah kesehatan
seperti cepat lelah, pusing, berkeringat. Untuk mencegah penurunan kondisi tubuh biasanya
mengkonsumsi vitamin, sayuran,
buah-buahan, istirahat yang
cukup, serta berolahraga. Dari penelitian ini akan diambil
subjek yang walaupun telah mengalami menopause namun memiliki harga diri yang positif. Hal ini terlihat dari kegiatan
subjek yang rutin tidak hanya menutup
diri karena sudah mengalami menopause. Selain itu banyaknya
dukungan yang diberikan keluarga maupun teman-teman subjek. Subjek selalu memandang
positif pada setiap kejadian yang dialami serta subjek juga mengalami harga diri yang positif. Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk menggambarkan harga diri yang positif pada subjek yang sudah memasuki masa menopause dan
untuk mendalami, menemukan, dan menggambarkan subjek dari faktor-faktor
yang mempengaruhi menopause.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
ini dilakukan dengan studi kasus
yang bersifat intrinsik, yaitu kasus yang diambil merupakan kasus yang menarik untuk diteliti. Menurut (Hidup, 2005) studi kasus merupakan
metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan studi kasus. Sesuatu
dijadikan studi kasus biasanya karena ada masalah,
kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, melainkan
karena keunggulan atau keberhasilannya. Tujuan dari studi
kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat
khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.�
Subjek
penelitian ini adalah wanita yang sudah memasuki masa menopause. Jumlah subjek dalam
penelitian ini adalah satu orang. Subjek yang merupakan seorang ibu rumah
tangga yang sudah memasuki masa menopause sebagai
key informan (kunci informasi). Subjek akan di wawancara dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan. Kriteria wanita sebagai subjek penelitian adalah seorang ibu rumah tangga
yang berusia 49 tahun, yang
menopause serta subjek juga
memiliki harga diri yang positif. Oleh karena itu penelitian
ini akan menarik untuk dipublikasikan
kepada seluruh wanita yang menopause dan bersedia
untuk di wawancara. Guna mengecek kebenaran
hasil wawancara subjek, dan menambah dengan observasi. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini� adalah
wawancara dan observasi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil wawancara yang mengacu pada ciri dari (Gibson & Jefferson, 2006) dan (Bernard, 1990) ditemukan beberapa temuan lapangan yang dapat digambarkan berikut ini, dan temuan tersebut di masukkan ke dalam
tema-tema yang akan didiskripsikan berikut ini.
Mengawali
hasil temuan penelitian, ditemukan bahwa kasus yang dihadapi subjek atas harga diri
subjek saat memasuki masa menopause. Sebagaimana
hasil petikan wawancara berikut ini;
Petikan
hasil wawancara pada subjek adalah sebagaimana
berikut ini;
Tidak mbak, buat apa
juga saya merendahkan orang
lain. Saya bisa nerima
orang lain dengan bagaimana
dia, karena kan memang sifat
pribadi orang itu beda-beda mbak. (Wcr2H37) Tidak terlalu, saya biasa saja.
Tergantung tempat dan situasinya seperti apa dulu ya
mbak, ya pokoknya sederhana lah mbak. (Wcr9H38) Rendah diri itu
kan sifat baik ya mbak,
tapi kalau merendahkan diri sendiri itu kan
merasa saya ini rendahan seperti
itu, ya tidak
mbak. (Wcr14H37) Saya perna
mengutarakan pendapat saya, lebih tepatnya
ke suami saya, saat suami
saya membutuhkan pendapat saya. Suami saya juga sering untuk menanyakan
sesuatu/meminta pendapat saya. Saya kan mungkin lebih
tua dari suami saya, mungkin
hanya berjarak beberapa bulan saja. Tetapi suami
saya itu senang mendengarkan pendapat saya atau
lebih sering untuk menanyai soal sesuatu. (Wcr21H37) Saat dia membeli
baju atau celana untuk bekerja, bagaimana menyelesaikan ini, itu, ya
banyak mbak.(Wcr33H37) Allah itu kan tidak pernah
menguji hambanya melebihi batas kemampuan umatnya kan mbak, jadi
saya percaya itu bahwa semua
masalah pasti dapat diselesaikan. Lagian Alhamdulillah, sampai detik ini saya
masih percaya itu & saya selalu berdoa yang terbaik untuk semuanya.
Tetapi selain itu juga saya mencari
cara bagaimana saya menyelesaikannya. (Wcr39H38)
Tidak mbak, saya memiliki banyak
teman, saya juga mengikuti arisan rutin sebulan 1 kali. (Wcr53H38) Tidak mbak, saya
menyikapinya ya biasa saja.Saya
dibilang pasif ya tidak dibilang
aktif juga tidak.Saya orangnya netral-netral saja mbak.Tetapi saya memiliki banyak
teman. Bagi saya itu cukup.
Selain itu saya juga memiliki keluarga yang anak dan suami saya selalu
mendukung saya & mendapatkan support yang baik dari semuanya. (Wcr60H38) Tidak, justru saya
lebih dicintai oleh keluarga saya. Saya jadi bisa menerimanya
dengan baik. Selain itu saya
juga malah lebih dekat dengan suami
saya. (Wcr73H38) Tidak mbak. (Wcr80H38) Tergantung ya mbak, kritik
dan saran orang lain itu seperti
apa. Kalau kritik dan saran itu menurut saya baik,
saya mengambilnya. Tapi kalau tidak
ya buat apa
saya patuhi, ya mungkin hanya
saya dengarkan saja. (Wcr85H39) Saya menghormati
diri sendiri, saya juga bangga menjadi diri saya
sendiri. (Wcr94H39) Saya cenderung
orangnya tidak ikut-ikutan. Seperti
kayak demo panci harganya itu mahal mbak, saya waktu itu
tidak ada uang, tetapi teman-teman arisan/ibu-ibu arisan semuanya pada membeli tapi saya
juga tidak terkecoh. (Wcr99H39)
Humm, saya mempunyai teman banyak ya
mbak, mereka juga mengenali saya. Saya ya menghargai diri
saya sebagaimana saya. (Wcr108H39) Masalah fisik, ya namanya
orang sudah menopause ya pasti mengalami perubahan fisik. Tetapi saya
pede saja dengan diri saya.
Saya juga masih membeli
make up seperlunya. (Wcr114H39) Saya percaya itu, tadi
kan sudah saya jelaskan ya
mbak ya seperti
itu. Tetapi saya ada sepenggal
cerita mbak. Istri dari mas saya, itu seumuran
dengan saya, kami dulunya juga berteman. Tetapi mbak ipar
saya ini belum menopause. Saat saya bercerita dengan mbak ipar
saya, mbak ipar saya ini
merasa tersinggung dengan ucapan saya.
Tetapi ucapan
saya itu tidak bermaksud menyinggungnya. Jadi begini saat saya bilang
�mbak awak dewe iku gak mungkin
berada nak dukur terus, roda
iku berputar, nah awak dewe yo
gaenak nek tuwek ngkuk njagakno anak, sampean saiki
sek durung pegel nek dodolan panganan tapi pas nek tuwo ngkuk mosok
sampean dodolan panganan trus?� jawaban mbak ipar
saya �loh, Put delok. en
ta tantemu Put, ngenyek
Put� bilang Put itu nama anaknya. Saat
itu ada anaknya,
ada ponakan saya. Saya menjawab �loh ojok salah paham sek mbak,
aku iki yo
ndelok ke depane, aku iki
mek ngandani pandangane ke depane
yok opo�. Saya tidak merasa terbebani atau bagaimana, saya juga tidak merasa sakit hati,
saya juga saat itu menjelaskan dengan baik & akhirnya mbak ipar
saya mengerti. (Wcr123H39) Tidak mbak, saya
malah ingin menjelaskan, ingin memberikan pandangan yang baik untuk mbak
ipar saya. (Wcr156H40) Selama ini saya
dihormati oleh orang lain, dihargai
pendapat saya. Saya ada cerita begini,
saat itu saya pergi ke
pasar bersama dengan suami saya. Saya membeli toples untuk tempat jajan.
Nah, saat saya sudah cocok dengan
toples itu saya mencari suami
saya dan bilang kepada penjual �sek nggeh pak�
penjualnya bilang �nggeh bu� lalu
saya kembali dengan suami saya
ke toko tersebut
dan menanyakan toples mana
yang harus saya beli, kata suami saya �seng plastik
ae, cek gak gampang pecah� lalu saya
akhirnya membeli toples yang plastik dan membayarnya. Lalu si penjual toples bilang begini �sampean cocok dadi
anggota DPR bu, wong duwit niku
wonten jenengan mawon nopo�o kok
kondo kale bojone panjenengan�
(Wcr163H40) Tidak, saya merasa sudah cukup
berhasil dalam mencapai tujuan hidup. (Wcr185H41) Saya perna merasakan ketidakstabilan hati ya saya
selalu berbagi cerita dengan anak
pertama saya, adek perempuan saya atau juga bisa dengan suami
saya. Dengan saya curhat saya
bisa berbagi suka duka kepada
sesama. Dan juga terkadang mereka yang curhat kepada saya,
begitulah. (Wcr190H41) Saya selama
ini dan detik ini selalu bersyukur
kepada Maha Kuasa.
(Wcr200H41) Saat saya berumur 17 tahun. Saya terlambat mendapatkan haid pertama. Kata dokter saat saya
sedang memeriksakan diri ke dokter
mengatakan kalau terlambat mendapatkan haid pertama kali maka masa menopause saya lebih cepat. (Wcr204H41) Iya mbak saya
hanya sebagai ibu rumah tangga,
disaat kosong saya suka dengan
pekerjaan merajut atau membantu suami
saya. (Wcr214H41) Saya hanya
mempunyai 2 anak, anak 1 saya perempuan,
anak ke 2 saya laki-laki. (Wcr220H41) Saya tidak merokok mbak,
suami saya juga tidak merokok. (Wcr225H42) Pada umur 46 tahun saya
sudah mengalami menopause.
(Wcr229H42) Dulu menggunakan
suntik KB mbak, tapi sekarang sudah
saya lepas semenjak saya sudah
menopause. (Wcr233H42)
Hasil obervasi
atau pengamatan peneliti pada kondisi lingkungan rumah subjek didapatkan data sebagaimana berikut:
Hasil pengamatan
peneliti lingkungan subjek letak rumahnya
berada di gang nomer 2 dari pojok dan nomor rumahnya juga nomer 2. Depan rumah subjek adalah
rumah kosong yang belum berpenghuni. Rumah subjek berukuran
7x13, rumah telah bertembok dan pintu serta jendelanya berkayu jati. Rumah
subjek berada pada ketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut. (Obs1H43)
Dari sisi
bagaimana kasus harga diri positif
yang terungkap, dapat digambarkan sebagai berikut;
�Saya
kan mungkin lebih tua dari
suami saya, mungkin hanya berjarak
beberapa bulan saja�.(Wcr21H37) �saya juga mengikuti arisan rutin sebulan
1 kali. (Wcr53H38) �.Istri dari mas saya, itu seumuran dengan
saya, kami dulunya juga berteman. Tetapi mbak ipar saya
ini belum menopause. Saat saya bercerita
dengan mbak ipar saya, mbak
ipar saya ini merasa tersinggung
dengan ucapan saya.Tetapi ucapan
saya itu tidak bermaksud menyinggungnya. Jadi begini saat saya bilang
�mbak awak dewe iku gak mungkin
berada nak dukur terus, roda
iku berputar, nah awak dewe yo
gaenak nek tuwek ngkuk njagakno anak, sampean saiki
sek durung pegel nek dodolan panganan tapi pas nek tuwo ngkuk mosok
sampean dodolan panganan trus?� jawaban mbak ipar
saya �loh, Put delok.en ta tantemu
Put, ngenyek Put� bilang
Put itu nama anaknya. Saat itu
ada anaknya, ada ponakan saya.
Saya menjawab �loh ojok salah paham sek mbak, aku
iki yo ndelok
ke depane, aku iki mek
ngandani pandangane ke depane yok opo�.
Saya tidak merasa terbebani atau bagaimana, saya juga tidak merasa sakit
hati, saya juga saat itu menjelaskan
dengan baik & akhirnya mbak ipar
saya mengerti. (Wcr123H39)
�si penjual toples bilang begini
�sampean cocok dadi anggota DPR bu, wong duwit
niku wonten jenengan mawon nopo�o kok kondo kale bojone panjenengan� (Wcr163H40)
Temuan
lain yang dapat dijelaskan berdasarkan pada pertanyaan penelitian hasil wawancara di lapangan yang berkaitan dengan harga diri pada subjek adalah sebagai
berikut:
Sebagai
upaya untuk menemukan dan menggambarkan harga diri yang dialami subjek yang menopause, terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaannya terkait dengan kecenderungan lebih efektif, aktif, asertif, sikap menghormati dan menghargai diri sendiri dan orang lain. Berikut akan digambarkan data subjek dari hasil
wawancara.
Petikan
wawancara untuk subjek terkait harga diri subjek.
Berikut ini petikan wawancara dari subjek sebagaimana
berikut:
�buat apa juga saya merendahkan
orang lain. Saya bisa nerima
orang lain dengan bagaimana
dia, karena kan memang sifat
pribadi orang itu beda-beda mbak. (Wcr2H37) �tapi kalau merendahkan
diri sendiri itu kan merasa
saya ini rendahan seperti itu, ya tidak
mbak. (Wcr14H37) Saya perna
mengutarakan pendapat saya,�(Wcr21H37)
�saya memiliki banyak teman, saya
juga mengikuti arisan rutin sebulan 1 kali. (Wcr53H38)
�disaat kosong saya suka dengan
pekerjaan merajut
�(Wcr214H41)
Sebagai
upaya untuk menemukan dan menggambarkan subjek dari faktor-faktor
yang mempengaruhi menopause. Terdapat
beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaannya terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
menopause. Berikut akan digambarkan data subjek dari hasil wawancara.
Petikan
wawancara untuk subjek terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
menopause. Berikut ini petikan wawancara dari subjek sebagaimana
berikut:
Saat saya
berumur 17 tahun. Saya terlambat mendapatkan haid pertama. Kata dokter saat saya
sedang memeriksakan diri ke dokter
mengatakan kalau terlambat mendapatkan haid pertama kali maka masa menopause saya lebih cepat. (Wcr204H41) Iya mbak saya
hanya sebagai ibu rumah tangga,
disaat kosong saya suka dengan
pekerjaan merajut atau membantu suami
saya. (Wcr214H41) Saya hanya
mempunyai 2 anak, anak 1 saya perempuan,
anak ke 2 saya laki-laki. (Wcr220H41) Saya tidak merokok mbak,
suami saya juga tidak merokok. (Wcr225H42) Pada umur 46 tahun saya
sudah mengalami menopause.
(Wcr229H42)
Petikan
dari subjek tersebut dapat dianalisis berdasarkan tema-tema yang sudah ditentukan pada transkrip saat wawancara. Analisisnya yang diuraikan sebagai berikut, subjek memiliki harga diri yang tinggi karena subjek
tidak merendahkan orang
lain dan diri sendiri
(Wcr2H37; Wcr14H37), menghormati orang lain dan diri sendiri (Wcr94H39;
Wcr85H39), memiliki banyak teman (Wcr53H38), mengikuti kegiatan-kegiatan kampung (Wcr54H38), percaya
diri (Wcr116H39), mendapat penerimaan diri oleh sendiri maupun orang lain
(Wcr165H40), menerima kritik
dan saran dengan baik
(Wcr85H39), tidak mudah tersinggung (Wcr156H40), merasa sudah berhasil (Wcr185H41), dan selalu bersyukur pada Allah
(Wcr200H41).
Penampilan
subjek sederhana dan juga melihat situasinya seperti apa (Wcr9H37). Dalam memberikan pendapat subjek tidak malu untuk
mengutarakan pendapatnya
(Wcr21H37). Dalam menyikapi
masalah subjek percaya bahwa semua
masalah pasti dapat diselesaikan dan subjek juga percaya bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar batas
kemapuan umatnya
(Wcr39H38). Subjek cenderung
orangnya tidak ikut-ikutan (Wcr99H39). Subjek mengalami menstruasi pertama kali saat berumur 17 tahun, dan subjek mengaku bahwa memang beliau
mengalami keterlambatan menstruasi yang pertama kalinya (Wcr204H41). Pekerjaan subjek hanya sebagai
ibu rumah tangga, saat kosong
subjek merajut atau membantu suaminya
(Wcr214H41). Subjek hanya memiliki 2 orang anak
(Wcr220H41). Subjek dan suaminya
tidak ada yang merokok (Wcr225H42). Subjek mengalami menopause pada umur 46 tahun (Wcr229H42). Subjek dulunya menggunakan suntik KB, tetapi sekarang sudah tidak menggunakan (Wcr233H42). Rumah subjek berada
pada ketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut (Obs5H43).
Dari uraian
data di atas yang ditemukan
di lapangan, akan dibahas atau diinterpretasikan
pada bab selanjutnya.
Data-data tersebut akan di analisis berdasarkan kategori yang akan dibuat peneliti. Kategori yang dibuat untuk memudahkan pembahasan berdasarkan temuan lapangan.
Berdasarkan
hasil temuan di lapangan terkait selfesteem subjek yang menopause dapat digambarkan hasil temuan berdasarkan
temuan berikut ini.
Pada subjek,
harga diri subjek yang positif, yaitu subjek tidak
merendahkan orang lain dan diri
sendiri (Wcr2H37; Wcr14H37), menghormati
orang lain dan diri sendiri
(Wcr94H39; Wcr85H39), memiliki banyak
teman (Wcr53H38), mengikuti
kegiatan-kegiatan kampung (Wcr54H38), percaya diri (Wcr116H39), mendapat penerimaan diri oleh sendiri maupun orang lain (Wcr165H40), menerima
kritik dan saran dengan baik (Wcr85H39), tidak mudah tersinggung (Wcr156H40), merasa sudah berhasil
(Wcr185H41), dan selalu bersyukur
pada Allah (Wcr200H41).
Penampilan
subjek sederhana dan juga melihat situasinya seperti apa (Wcr9H37). Dalam memberikan pendapat subjek tidak malu untuk
mengutarakan pendapatnya
(Wcr21H37). Dalam menyikapi
masalah subjek percaya bahwa semua
masalah pasti dapat diselesaikan dan subjek juga percaya bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar batas
kemapuan umatnya
(Wcr39H38). Subjek cenderung
orangnya tidak ikut-ikutan (Wcr99H39).
Dari uraian
di atas dapat dikemukakan menurut (Wati, 2014) bahwa harga diri
subjek positif karena subjek selalu
memiliki harga diri yang tinggi dan salah satu komponen konsep
diri yaitu harga diri dimana
harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri.
Pada subjek
juga ditemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi menopause, yaitu
subjek mengalami menstruasi pertama kali saat berumur 17 tahun, dan subjek mengaku bahwa memang
beliau mengalami keterlambatan menstruasi yang pertama kalinya (Wcr204H41). Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama
mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki
menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat
haid pertama kali, semakin tua usia
memasuki menopause (Blackburn et al., 1994). Pekerjaan subjek hanya sebagai ibu
rumah tangga, saat kosong subjek
merajut atau membantu suaminya (Wcr214H41).
Ada peneliti yang menemukan
pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan
dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah (Blackburn
dan Davidson, 1990). Tetapi subjek
tidak bekerja sehingga masa menopausenya juga masuk dalam kriteria
yang normal yaitu mulai usia antara 40 sampai 50 tahun (Kartono, 1992). Subjek hanya memiliki 2 orang anak (Wcr220H41). Ada peneliti
yang menemukan makin sering melahirkan, makin tua baru
memasuki menopause. Kelihatannya
kenyataan ini lebih sering terjadi
pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi kurang mampu (Blackburn dan Davidson, 1990). Subjek
dan suaminya tidak ada yang merokok (Wcr225H42).
Wanita perokok kelihatannya
akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan
wanita yang tidak merokok. (Blackburn dan Davidson, 1990) Subjek
mengalami menopause pada umur
46 tahun (Wcr229H42). Umur
rata-rata wanita memasuki
menopause pada umur 45 tahun
sebanyak 4,3 %dan 54 tahun sebanyak 96,4 % sudah memasuki� menopause. Sedangkan
pada menopause terlalu dini
ditemukan adanya penurunan fungsi kelenjar indung telur mulai umur
30-45 tahun (Blackburn dan Davidson, 1990). Subjek dulunya menggunakan suntik KB, tetapi sekarang sudah tidak menggunakan
(Wcr233H42). Karena obat-obat KB memang
menekan fungsi hormon dari indung
telur, kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur
menopause (Blackburn dan Davidson, 1990). Rumah subjek berada pada ketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut (Obs5H43). Wanita
yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut lebih cepat
1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tinggal diketinggian < 1000 m dari permukaan laut (Blackburn et al., 1994).
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat di hasilkan dari penelitian tentang harga diri pada wanita yang
menopause yang mengungkapkan pengalaman dan yang dialaminya saat ini adalah
yaitu harga diri subjek yang positif, misalnya menghargai orang lain dan tidak
merendahkan orang lain, menghargai diri sendiri dan tidak merendahkan diri
sendiri, mengemukakan pandangan atau pendapat terutama ketika ditanya dan
melakukan rasionalisasi ketika gagal melakukan sesuatu, memiliki banyak teman
dan juga mengikuti kegiatan sosialisasi dengan daerah lingkungan sekitar,
meskipun tidak terlalu aktif, tetapi lebih cenderung aktif dalam menyesuaikan
diri dengan tuntutan dan tekanan lingkungan, menerima keadaan saat menopause
dan merasa bahagia, menerima diri dengan baik dan lebih percaya diri terhadap
dirinya yang sudah memasuki masa menopause, menerima dan menghargai kritik dan
saran dari orang lain terhadap dirinya, menghormati diri sendiridan bangga
terhadap diri sendiri, cenderung tidak konformitas dan menerima keadaan dalam
hal fisik dan materi, sikap tidak mudah tersinggung dan dapat menerima sikap
orang lain dengan baik, apabila terjadi kecemasan beliau memiliki cara untuk
mengatasinya dengan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat dan selalu
mensyukuri apa yang dimiliki.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi menopause, yaitu umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarch),
jumlah anak, merokok, cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukiman laut.
Untuk
peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggali
lebih mendalam untuk melihat faktor-faktor lainnya yang lebih menyebabkan harga
diri pada wanita yang sudah menopause menjadi positif atau negatif yang belum
diungkap oleh peneliti dan menambah jumlah subjek penelitian yang mendukung
harga diri pada wanita yang menopause.
BIBLIOGRAFI
Abadiah, Sa�adatul. (2016). Motivasi berafiliasi
pada dewasa awal yang nongkrong di cafe. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Bernard, Michael Edwin. (1990). Taking
the stress out of teaching. Collins Dove.
Blackburn, Ivy Marie, Davidson, Kate, &
Kendell, R. E. (1994). Terapi kognitif untuk depresi dan kecemasan suatu
petunjuk bagi praktisi. Alih Bahasa: Rusda Koto Sutadi. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Drobnjak, Suzana, Atsiz, Semra, Ditzen,
Beate, Tuschen-Caffier, Brunna, & Ehlert, Ulrike. (2014). Restrained eating
and self-esteem in premenopausal and postmenopausal women. Journal of Eating
Disorders, 2(1), 1�10. https://doi.org/10.1186/s40337-014-0023-1
Elavsky, Steriani, & McAuley, Edward.
(2007). Exercise and self-esteem in menopausal women: A randomized controlled
trial involving walking and yoga. American Journal of Health Promotion, 22(2),
83�92.
Ermawati, Dwi Hesti. (2018). Menopause and
Biopsychosocial Factors Associated with Quality of Life in Women in Surakarta,
Central Java. Journal of Maternal and Child Health, 03(02),
119�127.
Gibson, Donna M., & Jefferson, Renee N.
(2006). The effect of perceived parental involvement and the use of
growth-fostering relationships on self-concept in adolescents participating in
gear up. Family Therapy, 33(1), 29.
Hidup, Wanita. (2005). Jurnal Kualitas
Hidup Pada Wanita Yang Sudah Memasuki Masa Menopause.
Kartono, Kartini. (1992). Psikologi Wanita:
Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung: Mandar Maju.
Olchowska-Kotala, Agnieszka. (2018). Body
esteem and self-esteem in middle-aged women. Journal of Women and Aging,
30(5), 417�427.
Orizani, Chindy Maria. (2014). Harga
Diri Pada Wanita Menopause (Menopausal Women�s Self Esteem). (95), 55�58.
Runiari, Nengah, Hartati, Ni Nyoman, &
Surinati, Dewa Ayu Ketut. (2015). Citra Tubuh, Harga Diri dan Kepercayaan Diri
dengan Kualitas Hidup Wanita Menopause. Jurnal Gema Keperawatan, 8(1),
55�63.
S�journ�, Natal�ne, Got, Fabrice, Solans,
Catherine, & Raynal, Patrick. (2019). Body image, satisfaction with sexual
life, self-esteem, and anxiodepressive symptoms: A comparative study between
premenopausal, perimenopausal, and postmenopausal women. Journal of Women
and Aging, 31(1), 18�29.
Subagya, Ami Novianti, Artanty, Wenny,
& Hapsari, Elsi Dwi. (2018). Hubungan Harga Diri dengan Kualitas Hidup
Wanita Menopause. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 2(3),
177.
Wati, E. K. A. Hajar. (2014). Pengembangan
Media Video Boneka Tangan dalam Pembelajaran Harga Diri Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 3 SDN Sumberejo 2 Pakal Surabaya. Jurnal
Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 5(2).