Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�������������������������������� ��e-ISSN: 2548-1398
��������������������������������� �Vol.
6, No. 1, Januari 2021
PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN WORD OF MOUTH
Heryanto, Tetra Hidayati dan Sri Wahyuni
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Mulawarman,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan
�������������������������������������������������������
Abstract
The purpose of this study was to analyze
the effect of experiential marketing on customer satisfaction, to analyze the
effect of service quality on customer satisfaction, to analyze the effect of
customer satisfaction on word of mouth, to analyze the effect of experiential
marketing on word of mouth through customer satisfaction, and to analyze the
effect of quality of service to word of mouth through customer satisfaction.
This type of research uses survey research with a causative approach. The
population in this study were consumers at the Soto Banjar Asli Ayam Kampung Restaurant in Targhibul
Ikhwan in Samarinda. The data analysis used is
covariance-based SEM. The results of this study show that experiential
marketing has a positive and insignificant effect on customer satisfaction,
service quality has a positive and significant effect on customer satisfaction,
customer satisfaction has a positive and significant effect on word of mouth,
experiential marketing has a positive and insignificant effect on word of mouth
through customer satisfaction, and service quality positive and significant
effect on word of mouth through customer satisfaction.
Keywords: �Experiential Marketing, Services Quality, Consumen Satisfaction, and Word of Mouth.
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan konsumen,
untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen,
untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap word
of mouth, untuk
menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap word
of mouth melalui
kepuasan konsumen, dan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap word
of mouth melalui
kepuasan konsumen. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan
pendekatan kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada Rumah
Makan Soto Banjar Asli Ayam Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda. Analisa data
yang digunakan adalah SEM berbasis covariance. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa experiential marketing berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kepuasan konsumen, kualitas pelayanan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap word of mouth, experiential marketing berpengruh positif dan tidak
signifikan terhadap word of mouth melalui kepuasan konsumen, dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth melalui kepuasan konsumen.
Kata Kunci: Experiential Marketing, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen, dan Word of Mouth.
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel
dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Experiential marketing merupakan sebuah konsep pemasaran yang digunakan oleh pemasar untuk mengemas produk atau jasa
sehingga mampu menawarkan pengalaman emosi hingga menyentuh
hati dan perasaan konsumen. Konsep pemasaran ini dapat
mempengaruhi rasa senang atau puas konsumen
atau pelanggan ketika mengkonsumsi kuliner Soto Banjar Asli Ayam
Kampung pada Targhibul Ikhwan di Samarinda.
Experiential Marketing sangat berperan penting dalam menciptakan kepuasan konsumen karena pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa serta fasilitas
yang disediakan, dan berbagai
faktor lain dapat mempengaruhi emosional pelanggan yang secara langsung dapat berpengaruh terhadap puas atau tidaknya
konsumen.�
Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muhammad & Artanti, 2016) membuktikan bahwa experiential
marketing secara langsung
berpengaruh positif dan signfikan terhadap kepuasan konsumen. Namun, penelitian berbeda dilakukan oleh (Aristiawan, et. al. 2019) membuktikan bahwa experiential
marketing berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan penelitian lainnya memperkuat bahwa (Lin, 2019) membuktikan bahwa experiential
marketing berpengaruh positif
terhadap customer satisfaction.
Tingkat kepuasan individu konsumen merupakan perbedaan antara kinerja dengan harapan. Tingkat kepuasan konsumen merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh pemilik usaha pada Soto Banjar
Asli Ayam Kampung Targhibul
Ikhwan di Samarinda ini yang
mana dengan konsumen merasa puas khususnya
pada kualitas jasa atau pelayanan maka besar kemungkinan
konsumen akan merekomendasikan kepada orang
lain seperti teman atau keluarga dan mengakibatkan terjadinya pembelian yang berulang. Kepuasan konsumen tercipta apabila kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemilik usaha di tempat ini sesuai dengan
kebutuhan atau harapan karena baik atau buruknya
kualitas tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan konsumen. Jika kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa tidak baik
maka secara langsung dapat berdampak pada tingkat kepuasan konsumen yang semakin menurun dan sebaliknya.�
Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Perdana dan Soesanto,
2015) membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengarauh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Namun, penelitian berbeda dilakukan oleh (Kurniawan, 2016) membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan. Sedangkan penelitian lainnya dari (Indriani, et. al. 2019) menguatkan bahwa secara langsung kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Kepuasan konsumen merupakan hal yang penting bagi penyedia jasa
karena konsumen atau pelanggan akan menyebarkan rasa puasnya ke calon
pelanggan atau orang lainnya sehingga akan menaikkan citra perusahaan. Jika konsumen atau pelanggan
merasa puas akan kualitas pelayanan
yang diberikan oleh penyedia
jasa maka secara tidak langsung
dapat menciptakan word
of mouth (WOM) kepada rekan
atau keluarganya.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa secara tidak
langsung kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth melalui
kepuasan konsumen. Namun, penelitian berbeda dilakukan oleh (Indriani, et. al. 2019) yang membuktikan bahwa secara tidak langsung
kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap word of
mouth melalui kepuasan konsumen. Kemudian penelitian lainnya dari (Wahyu & Gorda, 2017) membuktikan bahwa bahwa secara tidak
langsung kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth melalui
kepuasan konsumen.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan pendekatan kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen
pada Rumah Makan Soto Banjar
Asli Ayam Kampung Targhibul
Ikhwan di Samarinda. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang
memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peniliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pada Rumah Makan Soto Banjar Asli
Ayam Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda dengan sampel yang ditentukan yakni sebesar 180 responden, Menurut (Collier, 2020) mengemukakan bahwa structural equation modelling (SEM) adalah metode statistik
yang meneliti hubungan antara banyak variabel
secara simultan. SEM tidak dianggap sebagai prosedur tunggal melainkan keluarga teknik statistik terkait. Kelompok teknik analisis ini meneliti
sifat pengukuran variabel bersama dengan keterkaitan antar variabel dan sering dilihat sebagai kombinasi regresi dan analisis faktor.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis SEM
1. Memilih Matriks Input dan Teknik Estimasi
Teknik estimasi yang akan digunakan adalah maximum likehood estimation (MLE) yang akan
dilakukan secara bertahap yakni estimasi measurement model dengan
teknik confirmatory factor analysis dan structural
equation model melalui analisis
full model. Berikut diagram full model seperti pada Gambar 2 dibawah ini.
Gambar 1
Diagram Full Model Dalam SEM
Sumber: Data
Primer, Diolah Tahun 2021
Sesuai gambar tersebut karena tujuannya adalah mengekspolarasi pola hubungan (interrelationship)
maka terlebih dahulu dapat dianalisis
hasil konfirmatori faktor eksogen yang sekaligus dapat digunakan untuk uji validitas konvergen (convergent
validity) menggunakan standardized regression
weights dengan loading factor diatas
0,50 seperti pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Konvergen Pada Konstruk Eksogen
Dengan Menggunakan Standardized Regression Weights
Indikator Pada Variabel |
Estimate |
Standardized Regression Weight |
P-Values |
Keterangan |
X1.1 � Experiential Marketing (X1) |
1,000 |
0,615 |
0,000 |
Valid |
X1.2 - Experiential Marketing (X1) |
1,267 |
0,771 |
0,000 |
Valid |
X1.3 - Experiential Marketing (X1) |
1,165 |
0,713 |
0,000 |
Valid |
X1.4 - Experiential Marketing (X1) |
1,273 |
0,737 |
0,000 |
Valid |
X1.5 - Experiential Marketing (X1) |
1,403 |
0,806 |
0,000 |
Valid |
X2.1 - Kualitas Pelayanan (X2) |
1,108 |
0,807 |
0,000 |
Valid |
X2.2 - Kualitas Pelayanan (X2) |
1,166 |
0,806 |
0,000 |
Valid |
X2.3 - Kualitas Pelayanan (X2) |
1,142 |
0,770 |
0,000 |
Valid |
X2.4 - Kualitas Pelayanan (X2) |
1,250 |
0,787 |
0,000 |
Valid |
X2.5 - Kualitas Pelayanan (X2) |
1,000 |
0,703 |
0,000 |
Valid |
Sumber: Data Primer, Diolah
Tahun 2021
Sesuai Tabel 1 diatas diperoleh keseluruhan varaiabel manifest diatas 0,50 maka dapat dikatakan
valid sedangkan untuk mengetahui kuat atau lemahanya dalam membentuk variabel (konstruk) laten dapat dilihat dari
nilai critical ratio lebih besar dari 2,00 dengan tingkat signifikan kurang dari 0,05. Nilai yang terkuat membentuk variabel experiential
marketing (X1) adalah indikator
relate (X1.5) karena loading factor yang tecermin pada nilai standardized
regression weight lebih besar
daripada konstruk yang lainnya yakni sebesar
0,806 Sedangkan nilai yang terkuat membentuk variabel kualitas pelayanan (X2) adalah indikator bukti fisik (X1.1) karena loading
factor yang tecermin pada nilai
standardized regression weight lebih besar daripada konstruk yang lainnya yakni sebesar 0,807. Sementara itu, (Hair, Anderson, Babin, & Black, 2010) dalam (Ghozali, 2017) menjelaskan
bahwa syarat suatu variabel yang merupakan dimensi dari variabel latennya
adalah jika mempunyai factor loading (estimate) harus
sama dengan 0,50 atau lebih besar
dari idealnya harus 0,70. Kemudian untuk hasil konfirmatori
faktor endogen yang sekaligus
dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2
�Hasil Uji Validitas Konvergen Pada Konstruk Endogen
Dengan Menggunakan Standardized
Regression Weights
Indikator
Pada Variabel |
Estimate |
Standardized
Regression Weight |
P-Values |
Keterangan |
Y1.1 -
Kepuasan Konsumen (Y1) |
0,992 |
0,784 |
0,000 |
Valid |
Y1.2 -
Kepuasan Konsumen (Y1) |
1,062 |
0,794 |
0,000 |
Valid |
Y1.3 -
Kepuasan Konsumen (Y1) |
1,000 |
0,754 |
0,000 |
Valid |
Y2.1 � Word
of Mouth (Y2) |
1,000 |
0,811 |
0,000 |
Valid |
Y2.2 - Word
of Mouth (Y2) |
0,772 |
0,620 |
0,000 |
Valid |
Y2.3 - Word
of Mouth (Y2) |
0,870 |
0,708 |
0,000 |
Valid |
Y2.4 - Word
of Mouth (Y2) |
0,869 |
0,734 |
0,000 |
Valid |
Y2.5 - Word
of Mouth (Y2) |
0,675 |
0,730 |
0,000 |
Valid |
Sumber: Data Primer, Diolah
Tahun 2021
Sesuai Tabel 2 diatas diperoleh keseluruhan varaiabel manifest diatas 0,50 maka dapat dikatakan
valid sedangkan untuk mengetahui kuat atau lemahanya dlam membentuk variabel (konstruk) laten dapat dilihat dari
nilai critical ratio lebih besar dari 2,00 dengan tingkat signifikan kurang dari 0,05. Nilai yang terkuat membentuk variabel kepuasan konsumen (Y1) adalah indikator minat berkunjung kembali (Y1.2) karena loading
factor yang tecermin pada nilai
standardized regression weight lebih besar daripada konstruk yang lainnya yakni sebesar 0,794. Sedangkan nilai yang terkuat membentuk variabel word of mouth (Y2) adalah
indikator talkers (Y2.1) karena
loading factor yang tecermin pada nilai
standardized regression weight lebih besar daripada konstruk yang lainnya yakni sebesar 0,811.
2. Menilai Identifikasi Model Struktural
Total jumlah data kovarian dan varian adalah 171 yang mana 18
(18+1)/2, kemudian dari hasil tersebut diperoleh jumlah parameter yang akan diestimasi adalah 42 sehingga hasilnya 171 � 42 yakni 129 (nilai degree of freedom). Dari hasil
ini berarti 129 > 0 sehingga model tersebut
overidentified yang artinya model dapat
di identifikaasikan estimasinya.
3. Evaluasi Godness of Fit
Karena model
CBSEM dengan menggunakan
Amos distribusinya parametrik
maka terlebih dahulu harus memenuhi
asumsi-asumsi dengan teknik estimasi maksimum likelihood (MLE), yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan digunakannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh mempunyai distriibusi (sebaran) yang normal atau tidak. Karena CBSEM dengan menggunakan AMOS adalah distribusinya parametrik maka harus memenuhi
uji normalitas data jika tidak terpenuhi maka mode penelitian tidak layak dan tidak bisa dikembangkan.
Tabel 3
�Hasil Uji Normalitas
Data (Assesment of Normality)
Variabel |
min |
max |
skew |
c.r. |
kurtosis |
c.r. |
Y1.1 |
3 |
5 |
-0,433 |
-2,371 |
-0,822 |
-2,252 |
Y1.2 |
3 |
5 |
-0,429 |
-2,349 |
-0,682 |
-1,869 |
Y1.3 |
3 |
5 |
-0,336 |
-1,841 |
-0,701 |
-1,919 |
Y2.5 |
3 |
5 |
-0,292 |
-1,600 |
-0,702 |
-1,922 |
Y2.4 |
3 |
5 |
-0,136 |
-0,747 |
-0,494 |
-1,354 |
Y2.3 |
3 |
5 |
-0,251 |
-1,375 |
-0,630 |
-1,725 |
Y2.2 |
3 |
5 |
-0,362 |
-1,982 |
-0,679 |
-1,859 |
Y2.1 |
3 |
5 |
-0,365 |
-2,002 |
-0,671 |
-1,838 |
X1.5 |
3 |
5 |
-0,229 |
-1,253 |
-0,629 |
-1,723 |
X1.4 |
3 |
5 |
-0,201 |
-1,103 |
-0,597 |
-1,635 |
X1.3 |
3 |
5 |
-0,195 |
-1,071 |
-0,612 |
-1,675 |
X1.2 |
3 |
5 |
-0,291 |
-1,591 |
-0,676 |
-1,850 |
X1.1 |
3 |
5 |
-0,42 |
-2,303 |
-0,706 |
-1,933 |
X2.1 |
3 |
5 |
-0,054 |
-0,294 |
-0,549 |
-1,504 |
X2.2 |
3 |
5 |
-0,134 |
-0,732 |
-0,499 |
-1,366 |
X2.3 |
3 |
5 |
-0,334 |
-1,828 |
-0,662 |
-1,813 |
X2.4 |
3 |
5 |
-0,275 |
-1,505 |
-0,728 |
-1,993 |
X2.5 |
3 |
5 |
-0,076 |
-0,418 |
-0,404 |
-1,105 |
Multivariate |
7,668 |
2,167 |
Sumber
: Data Primer, Diolah Tahun 2021
Sesuai Tabel 3 diatas diperoleh hasil bahwa secara univariate nilai critical ratio skewness dari
semua indikator sangat rendah yakni
dibawah 2,58 dengan tingkat signifikansi 0,01 yang artinya data secara univariate terdistribusi normal. Kemudian nilai 7,668 merupakan koefisien dari multivariate
kurtosis dengan nilai
critical ratio 2,167 dibawah 2,58 sehingga
dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal
multivariate.
b. Uji Outlier
Uji outlier digunakan untuk mengetahui apakah terdapat nilai ekstrim yang terlihat berbeda jauh dengan
observasi lainnya dalam satu kondisi
pengamatan terhadap jumlah sampel atau
responden. Untuk melihat evaluasi terhadap multivariate outliers menggunakan
tingkat p < 0,001. Jarak tersebut
dievaluasi dengan menggunakan X2 pada derajat bebas sebesar jumlah
variabel terukur yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini item parameternya berjumlah 18 (delapan belas) pernyataan yang kemudian melalui program excel telah diperoleh hasil 42,312 (didapat dari chinvers
= 0,001;18) yang artinya seluruh
data atau hasil yang lebih besar dari
42,312 adalah outliers
multivariate.��
c. Uji Multikolinieritas dan Singularitas
Determinan dari matriks kovarians
sampelnya sebesar 11,879 yang
mana nilai ini jauh dari angka
nol sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah multikolinieritas
dan singularitas pada data yang dianalisis.
Setelah memenuhi asumsi-asumsi
dalam SEM dengan teknik estimasi maksimum likelihood (MLE) makada
padat dievaluasi kelayakan modelnya (godness of fit) yaitu.
Tabel 4
Hasil Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)
Uji Kelayakan |
Cut off Value |
Hasil Analisis |
Evaluasi Model |
Chi-Square (X2) |
df =
129 dengan α = 0,05 |
257,695 |
Poor fit |
Sig (probability) |
≥
0,05 |
0,000 |
Poor fit |
RMSEA |
<
0,08 |
0,075 |
Good fit |
GFI |
≥
0,90 |
0,866 |
Close fit |
CMIND/DF |
<
2,00 |
1,998 |
Good fit |
AGFI |
≥
0,90 |
0,823 |
Close fit |
TLI |
>
0,90 |
0,915 |
Good fit |
CFI |
> 0,90 |
0,929 |
Good fit |
NFI |
> 0,90 |
0,869 |
Close fit |
PNFI |
< 0,90 |
0,732 |
Good fit |
PGFI |
< 1,00 |
0,654 |
Good fit |
Sumber: Data Primer,
Diolah Tahun 2021
Sesuai Tabel 4 diatas diperoleh hasil Chi-Squarehitung (X2 hitung) >
Chi-Squaretabel (X2 tabel) atau 275,973 > 156,508; signifikansi
0,000 < 0,05 yang berarti penilain
fitnya lemah (poor fit); nilai RMSEA sebesar 0,075 <
0,08; nilai CMIN/DF sebesar
1,998 ≤ 2,00; nilai TLI sebesar
0,915 > 0,90; nilai CFI sebesar
0,929 > 0,90; nilai PNFI sebesar
0,732 < 0,90; dan nilai PGFI sebesar
0,654 < 1,00 yang berarti model good fit. Kemudian nilai GFI sebesar 0,866 < 0,90; nilai
AGFI sebesar 0,823 < 0,90; dan nilai
NFI sebesar 0,869 < 0,90 yang artinya
close fit. Berdasarkan hasil
pengukuran goodness of fit secara
keseluruhan diatas menunjukkan bahwa model yang diusulkan dalam penelitian ini diterima yang berarti pula kecocokan model yang diprediksi dengan nilai-nilai pengamatan pada variabel eksogen sudah memenuhi
syarat. Dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi (Hair et al., 2010). Kemudian
untuk pengukuran model (outer
model) variabel manifestnya
maka dapat menggunakan composite realibility,
variance extracted, dan average variance extracted (AVE) seperti pada Tabel 5 ini.
Tabel 5
�Hasil Pengukuran
Model Fit (Measurment Model)
Variabel |
Composite
|
Variance
|
Average
Variance Extracted |
Experiential
Marketing (X1) |
0,785 |
0,535 |
0,886 |
Kualitas
Pelayanan (X2) |
0,795 |
0,601 |
0,892 |
Kepuasan
Konsumen (Y1) |
0,700 |
0,605 |
0,837 |
Word of
Mouth (Y2) |
0,773 |
0,523 |
0,885 |
Sumber: Data
Primer, Diolah Tahun 2021
Sesuai Tabel 5 diatas
diperoleh hasil bahwa secara keseleuruhan semua konstruk untuk nilai composite realibility > 0,70 dan
nilai variance extracted > 0,50
maka dapat disimpulkan telah memenuhi syarat relibel yang artinya nilai
indikator-indikator yang digunakan sebagai observed
variabel relatif mampu menjelaskan variabel laten yang dibentuknya sedangkan pengujian
nilai discriminant validity yang
tecermin pada nilai average variance
extracted > 0,70 yang artinya validitas masing-masing konstruk baik atau
tinggi dari nilai korelasi antar konstruk laten. Setelah model pengukuran (outer
model) maka dapat dilakukan evaluasi model struktural (inner model)
dengan tolak ukur critical ratio (CR) ≥ 2,00; α
= 5% yang tecermin pada hasil estimasi parameter regression weight.
Berikut hasil uji kausalitas (regression
weight) seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Hasil Estimasi Parameter Regression Weight
Hubungan Antar Variabel |
Estimate |
S.E. |
C.R. |
P-Values |
Label |
Keterangan |
Experiental Marketing Terhadap Kepuasan Konsumen |
0,060 |
0,287 |
0,207 |
0,570 |
par_1 |
H1
Ditolak - Tidak Signifikan |
Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen |
0,714 |
0,259 |
2,760 |
0,006 |
par_2 |
H2
Diterima � Signifikan |
Kepuasan
Konsumen Terhadap Word of Mouth |
0,395 |
0,101 |
3,913 |
0,000 |
par_3 |
H3
Diterima � Signifikan |
Experiential Marketing Terhadap Word of Mouth |
0,268 |
0,241 |
1,109 |
0,267 |
par_4 |
H4
Ditolak � Tidak Signifikan |
Kualitas
Pelayanan� Terhadap Word of Mouth |
0,566 |
0,232 |
2,437 |
0,015 |
par_5 |
H5
Diterima - Signifikan |
Sumber: Data
Primer, Diolah Tahun 2021.
Sesuai Tabel 6 diatas diperoleh hasil bahwa koefisien regresi masing-masing variabel terdapat 4 (empat) hubungan yakni experiential
marketing terhadap kepuasan
konsumen; dan experiential terhadap
word of mouth yang mana hipotesisnya ditolak yang berarti tidak signifikan karena tidak memiliki
nilai critical ratio (CR) secara
keseluruhan diatas 2,00
pada taraf signifikan 5% sedangkan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen; kepuasan konsumen terhadap word of mouth; dan kualitas
pelayanan terhadap word
of mouth yang mana hipotesisnya diterima yang berarti signifikan karena memiliki nilai critical ratio
(CR) secara keseluruhan diatas 2,00 pada taraf signifikan 5%.
Tabel 7
�Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Variabel |
Experiential Marketing (X1) |
Kualitas
Pelayanan (X2) |
Kepuasan Konsumen (Y1) |
Kepuasan Konsumen (Y1) |
0,048 |
0,659 |
0,000 |
Word of
Mouth (Y2) |
0,191 |
0,460 |
0,347 |
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2020
Sesuai Tabel 7 diatas diperoleh hasil bahwa besarnya pengaruh langsung antara variabel experiential
marketing (X1) terhadap variabel kepuasan konsumen
(Y1) sebesar 0,048. Pengaruh langsung antara kualitas
pelayanan (X2) terhadap variabel kepuasan
konsumen (Y1) sebesar 0,659. Pengaruh langsung variabel experiential
marketing (X1) terhadap word of mouth (Y2) adalah sebesar 0,191. Pengaruh langsung variabel kualitas pelayanan (X2) terhadap word of mouth (Y2) adalah sebesar 0,460. Dan pengaruh langsung variabel kepuasan konsumen (Y1) tehadap word of mouth (Y2) adalah 0,347.
Tabel 8
Pengaruh Tidak
Langsung (Indirect Effect)
Variabel |
Experiential Marketing (X1) |
Kualitas
Pelayanan (X2) |
Kepuasan Konsumen (Y1) |
0,000 |
0,000 |
Word of
Mouth (Y2) |
0,017 |
0,229 |
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2020
Sesuai
Tabel 8 diatas mengenai pengaruh tidak langsung terlihat bahwa besarnya
pengaruh tidak langsung antara variabel experiential
marketing (X1) terhadap word of mouth
(Y2) melalui kepuasan konsumen (Y1) sebesar 0,017 sedangkan pengaruh tidak
langsung antara variabel kualitas pelayanan (X2) terhadap word of mouth (Y2) melalui kepuasan konsumen (Y1) sebesar 0,229.
Tabel 9
�Pengaruh Total (Total Effect)
Hubungan
Antar Variabel |
Experiential Marketing (X1) |
Kualitas
Pelayanan (X2) |
Pengaruh langsung
terhadap word of mouth (Y2) |
0,191 |
0,460 |
Pengaruh
tidak langsung terhadap word of mouth
(Y2) melalui kepuasan konsumen (Y1) |
0,017 |
0,229 |
Pengaruh
Total |
0,208 |
0,689 |
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2021
B. Pembahasan
���� Experiential
marketing dengan estimasi
sebesar 0,060 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen karena nilai critical ratio (CR) yakni 0,207 < 2,00 dengan tingkat signifikan sebesar 0,836 > 0,05 yang berarti
H1 (hipotesis pertama) dalam penelitian ini ditolak. Hal ini bermakna bahwa
semakin baik pemasaran melalui pengalaman yang dimiliki oleh konsumen pada Soto Banjar Asli Ayam
Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda
dalam menikmati hidangan makanan dan pelayanan yang diberikan belum mampu mendorong
kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen.
����������� Kualitas pelayanan dengan estimasi sebesar 2,760 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen karena nilai critical ratio (CR) yakni
2,760 < 2,00 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,006
> 0,05 yang berarti H2 (hipotesis
kedua) dalam penelitian ini diterima. Hal ini bermakna bahwa semakin baik kualitas
pelayanan yang diberikan
oleh pemilik usaha atau karyawan pada Soto Banjar
Asli Ayam Kampung di Samarinda
mampu mendorong peningkatan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
������ Kepuasan konsumen dengan estimasi sebesar 0,395 berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth karena
nilai critical ratio (CR) yakni
3,913 > 2,00 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000
< 0,05 yang berarti H3 (hipotesis
ketiga) dalam penelitian ini diterima. Hal ini bermakna bahwa semakin baik kepuasan
konsumen pada Soto Banjar Asli Ayam
Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda
mampu mendorong penciptaan word of mouth yang dilakukan
oleh konsumen karena telah merasakan menikmati hidangan makanan maupun pelayanannya.
Experiential marketing dengan koefisien jalur sebesar 1,109 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap word of mouth karena
nilai critical ratio (CR) yakni
1,109 > 2,00 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,267
< 0,05 yang berarti H4 (hipotesis
keempat) dalam penelitian ini ditolak. Hal ini bermakna bahwa experiential
marketing belum mampu menciptakan word of mouth melalui
kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen pada Soto Banjar Asli Ayam Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda.
Experiential marketing berpengaruh langsung terhadap word of mouth sebesar
0,191 atau 19,1% sedangkan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan konsumen sebesar 0,017 atau 1,7% dengan sumbangan efektif atau total yang dihasilkan dari 2 (dua) pola hubungan
tersebut sebesar 0,208 atau 20,8% yang diperoleh dari pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung. Hal ini berarti bahwa experiential
marketing yang dilakukan akan
menciptakan atau menimbulkan informasi positif word of mouth melalui
kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen ketika menikmati dan merasakan produk yang diberikan pada Rumah Makan Soto Banjar Targhibul Ikhwan di Samarinda.
Kualitas pelayanan dengan koefisien jalur sebesar 0,566 berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth karena
nilai critical ratio (CR) yakni
2,437 > 2,00 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,015
< 0,05 yang berarti H5 (hipotesis
kelima) dalam penelitian ini diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan memiliki hubungan positif atau Hal ini bermakna bahwa
kualitas pelayanan mampu menciptakan word of
mouth melalui kepuasan
yang dirasakan oleh konsumen
pada Soto Banjar Asli Ayam Kampung Targhibul Ikhwan di Samarinda.
Kualitas pelayanan berpengaruh langsung terhadap word of
mouth sebesar 0,460 atau
46,0% sedangkan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan konsumen sebesar 0,229 atau 22,9% dengan sumbangan efektif atau total yang dihasilkan dari 2 (dua) pola
hubungan tersebut sebesar 0,689 atau 68,9% yang diperoleh dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kualitas
pelayanan yang baik atau positif pada Rumah Makan Soto Banjar Targhibul Ikhwan di Samarinda akan berdampak pada kepuasan konsumen yang mana jika konsumen merasa
puas maka mampu menciptakan atau menimbulkan informasi atau komunikasi positif word of
mouth sehinnga dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen.
Kesimpulan
Experiential marketing berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal
ini bermakna bahwa experiential marketing belum mampu mendorong kepuasan
konsumen yang mana dikarenakan sebagian
besar konsumen senang dan menyukai kuliner Soto Banjar sehingga terus melakukan
pembelian. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal
ini bermakna bahwa kualitas
pelayanan
yang diberikan sangat baik sehingga mampu mendorong peningkatan kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen karena kebersihan dan kenyamanannya saat menikmati produk atau kuliner
serta layanannya sehingga membuat konsumen merasa harapan atau kebutuhannya
sesuai. Kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth. Hal ini bermakna
bahwa kepuasan konsumen
mampu mendorong penciptaan
word of mouth yang dilakukan oleh konsumen
karena kuliner yang enak dan aman dikomsumsi serta pelayanan yang memuaskan. Experiential
marketing berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap word of mouth melalui
kepuasan. Hal ini bermakna bahwa experiential marketing belum mampu menciptakan word
of mouth melalui kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen pada Soto Banjar. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth melalui
kepuasan konsumen.
Hal
ini bermakna bahwa kualitas pelayanan mampu menciptakan word of mouth
melalui kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
BIBLIOGRAFI
Aristiawan, Made, S.A, Dwi Putra S. Buana, and Handry Sudiartha A. 2019. �Effect
of Experiential Marketing on Word of Mouth with Satisfaction as Intervening
Variable (Study at GO-JEK Customer in Mataram).� Global Journal of
Management and Business Research: E Marketing 19(7).
Collier, Joel E. (2020). Applied structural equation modeling using
AMOS: Basic to advanced techniques. Routledge.
Ghozali, Imam. (2017). Model persamaan struktural: Konsep dan aplikasi
dengan program amos 24 edisi 7. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hair, J. F., Anderson, R. E., Babin, B. J., & Black, W. C. (2010). Multivariate
data analysis: A global perspective (Vol. 7): Pearson Upper Saddle River. NJ.
Indriani, Rizka. (2019). Peranan Backstory dalam mempengaruhi hubungan
karakter di skenario" Ujung Tangan". Universitas Multimedia
Nusantara.
Kurniawan, Robert. (2016). Analisis regresi. Prenada Media.
Kusuma, Diana Fitri, & Sugandi, Mohamad Syahriar. (2018). Strategi
pemanfaatan instagram sebagai media komunikasi pemasaran digital yang dilakukan
oleh Dino Donuts. Jurnal Manajemen Komunikasi, 3(1), 18�33.
Lin, Mike Tz Yauw. 2019. �Effects of Experiential
Marketing on Experience Value and Customer Satisfaction in Ecotourism.� Ekoloji
28(107): 51�56.
Muhammad, Muhammad, & Artanti, Yessy. (2016). The impact of
experiential marketing on word of mouth with customer satisfaction as a
intervening variable. JDM (Jurnal Dinamika Manajemen), 7(2),
182�190.
Rasyidin, Al, & Rasyidin, Al. (2011). Demokrasi pendidikan Islam:
nilai-nilai intrinsik dan instrumental. Perdana Publishing.
Wahyu, Agung Anak Gde Agung Hardi, & Gorda, Anak Agung Ngurah Eddy
Supriyadinata. (2017). Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Terhadap Word of
Mouth Dengan Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Pelanggan Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 324�336.