Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, No. 3, Maret 2021
�
ANALISIS
TINGKAT ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR PADA KARYAWAN BEST WESTERN PREMIER
LA GRANDE HOTEL BANDUNG
Fernando
Samuel Manurung, Dwike Rizky Andadari dan Ruddy Agus Kurniawan
Universitas Kristen Maranatha Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: f[email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
The research aims to make an understanding of Organizational
Citizenship Behaviour (OCB) in Best Western Premier
La Grande Hotel Bandung by using quantitative methods. Data collection the
technique used was spreading questionnaires to 60 respondents (random
sampling). Based on the research that has been done to the employee,
Organizational Citizenship Behavior showed very
high scores and the highest score was Courtesy Dimension. The hotel need to keep the OCB high to also keep the Company
productivity high.
Keywords: organizational
citizenship behaviour (OCB); employee; hotel
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Organizational Citizenship Behaviour (OCB) di Best Western Premier La Grande Hotel Bandung dengan menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah survei menggunakan kuesioner yang dibagikan ke 60 responden random sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada karyawan menunjukan bahwa tingkat Organizational Citizenship Behavior karyawan hotel tersebut sangat tinggi dengan skor rata-rata tertinggi pada dimensi Courtesy. Hal tersebut harus tetap dijaga karena semakin tinggi tingkat Organizational Citizenship Behavior karyawan, akan berdampak semakin tinggi pula produktivitas perusahaan.
Kata kunci: Perilaku OCB; karyawan;
hotel
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Setiap negara memiliki
potensi yang sangat besar dalam sektor
pariwisata. Begitu pula di
Indonesia, sektor pariwisata
merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia menjadi tujuan wisata yang cukup menarik bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara dan Kota bandung adalah salah satunya. (Fitriyana,
2015) mengatakan
bahwa Bandung adalah salah satu daerah wisata
di Indonesia yang memiliki banyak
daya tarik wisata. Jumlah wisatawan Kota Bandung meningkat dari tahun ke
tahun. Peningkatan wisatawan ke Kota Bandung berbanding lurus dengan peningkatan kegiatan wisata di Kota Bandung. Industri pariwisata terdiri dari berbagai
sub sektor seperti hotel, perdagangan perjalanan, maskapai penerbangan, kapal pesiar, kereta
api dan sebagainya (George
& Joseph, 2015). Perhotelan
merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh mendukung kemajuan bidang pariwisata (Hemaloshinee
& Nomahaza, 2017). Hal tersebut
terlihat dari jumlah hotel di Kota Bandung yang terus
meningkat setiap tahunnya, (Maywaty,
(2019)). Berikut
gambaran peningkatan hotel
di Kota Bandung.
Tabel 1
�Hotel Berbintang
Kota Bandung
Tahun |
Jumlah Hotel |
2015 |
112 |
2016 |
118 |
2017 |
127 |
2018 |
288 |
Sumber: TA Maywati (2019) � telah diolah kembali oleh Penulis
Dampak dari jumlah hotel yang meningkat adalah persaingan dari binsis perhotelan
itu sendiri. Kualitas pelayanan menjadi faktor penting dalam organisasi
layanan untuk menghadapi persaingan, (Dominic,
Goh, Wong, & Chen, 2010). Kualitas pelayanan
bergantung pada bagaimana karyawan melayani tamu (Abtahi,
2014). Maka
setiap hotel harus berusaha untuk memiliki dan menjaga kualitas pekerjaan dari setiap karyawanannya.
Telah dibahas dalam berbagai literatur dan penelitian bahwa sumber daya manusia
atau karyawan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi (Pradana,
Fakhri, Gilang, & Khairin, 2018). Karyawan diharapkan
dapat berkotribusi dan bekerja sesuai dengan standar yang dimiliki oleh perusahaan. Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa kualitas kinerja dapat dikatakan
baik ketika karyawan bukan hanya dapat menyelesaikan
pekerjaaan pokoknya (in-role) namun
juga pekerjaan di luar pekerjaan pokoknya (extra-role). Perilaku
(extra-role) bagi karyawan
yang memiliki kontak langsung dengan pelanggan atau tamu dapat mempengaruhi
penilaian tentang kualitas pelayanan hotel tersebut, (Ratnayaka,
Kumara, & Silva, 2020). Perilaku di luar
pekerjaan pokok disebut dengan Organizational Citizenship Behaviour (OCB). (Sanusi,
Ariana, & Ariani, 2018) mengatakan bahwa
perilaku OCB dapat meningkatkan kinerja sebuah organisasi atau perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa perilaky OCB perlu diperhatikan dan dijaga keberadaannya di sebuah perusahaan.
Menurut (Triyanto,
2009) menyebutkan
bahwa OCB merupakan perilaku membangun dan positif dan dilakukan secara sukarela untuk mendukung dan berkontribusi pada pekerjaan rekan kerja yang secara otomatis memberikan manfaat bagi perusahaan karena meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam organisasi. (Singh
& Singh, 2010) dalam
penelitiannya mengutip bahwa OCB merupakan perilaku yang fungsional,
extra-role, prososial yang mengarahkan
individu, kelompok atau organisasi.
Menurut (Moorhead
& Griffin, 2013), Organizational
Citizenship (keanggotaan organisasi)
adalah perilaku individu yang memberikan kontribusi keseluruhan yang positif kepada organisasi. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif, (Robbins,
2015). Menurut
(Olowookere
& Adejuwon, 2015), Organizational
Citizenship Behavior (OCB) adalah kontribusi pekerja �diatas dan lebih dari� deskripsi kerja formal. Dapat diartikan bahwa Organizational
Citizenship Behavior (OCB) melibatkan beberapa hal perilaku
yang meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas tambahan, mematuhi aturan aturan dan prosedur-prosedur ditempat kerja.
Dari beberapa pendapat
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku yang dilakukan individu tetapi perilaku tersebut sebenarnya bukan merupakan keharusan atau kewajibannya. Selain itu Organizational Citizenship Behavior (OCB)
merupakan perilaku kesetiakawanan sosial bersifat sukarela, seperti membantu rekan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan, memberi bantuan pada karyawan baru, tidak istirahat ataupun cuti jika
tidak diperlukan dan perilaku sukarela untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan meskipun diluar deskripsi pekerjaanya, (Husniati
& Pangestuti, 2019).
Dengan demikian,
OCB menjadi penting dan esensial bagi sebuah
organisasi karena membantu mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan perilaku organisasi. Begitu pula, pada industri perhotelan, diharapkan setiap hotel memiliki karyawan yang berperilaku OCB tinggi. Jadi, manajemen hotel perlu memikirkan seberapa besar atau tinggi
perilaku OCB pada pekerjaan
karyawan di hotelnya dan terus berusaha untuk dapat menghasilkan
karyawan � karyawan yang memiliki kerelaan hati untuk bekerja
diluar pekerjaan pokoknya.� Penelitian terkait dengan OCB ini dirasa penting untuk dilakukan karena karyawan hotel merupakan salah satu pekerjaan di bidang jasa yang cukup banyak mempekerjakan karyawan kontrak dibanding dengan karyawan tetap. OCB juga memberikan dampak yang positif bagi perusahaan
dalam meningkatkan kinerja karyawan, kepuasan pelanggan, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan menambah informasi yang sudah ada dalam pengelolaan
SDM di hotel, khususnya pada dimensi
OCB yang terdiri dari altruism, courtesy, sportsmanship,
conscientiousness and civic virtue, (Tambe
et al, (2014), pada karyawan
hotel.
Penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Sanusi, A. C., Ariana, N. & Ariani, N dengan penelitian yang berjudul Tingkat
organizational citizenship behavior (ocb) karyawan di four points seminyak.
Jurnal Kepariwisataan Dan Hospitalitas. Hal yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian lain bahwa penelitian ini tidak berfokus
pada hal buruk yang terjadi di hotel sebagai tempat dilakukan penelitian, namun berfokus pada hal positif yang membantu hotel untuk meningkatkan kinerja karyawan, kepuasan pelanggan, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Manfaat dari penelitian
ini untuk mengetahui tingkat OCB di Hotel
Best Western Premier La Grande Bandung yang akan menjadi informasi penting yang membantu pengelolaan SDM di hotel untuk meningkatkan kinerja karyawan, kepuasan pelanggan, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif yang memiliki landasan filsafat positivism dan digunakan
untuk meneliti teori sebelumnya dengan populasi dan sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dengan menggunakan analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
membuktikan atau menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2015). Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan,
penulis menggunakan metode survei dengan
teknik pengumpulan data dengan pengamatan kuesioner dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan. Responden dipilih pengambilan sampel acak. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 60 orang dari pegawai Hotel Best Western
Premier La Grande Bandung.
Hasil dan Pembahasan
Peneliti menyebarkan
kuesioner untuk mengukur Altruism,
Conscientiousness, Sportmanship, Civic Virtue, dan
Courtesy yang merupakan dari
dimensi pada Organizational
Citizenship Behaviour
Tabel 2
Posisi Indikator Organizational Citizenship Behaviour
Skor Rataan |
Keterangan |
1,0
� 1,8 |
Sangat Rendah |
1,81
� 2,6 |
Rendah |
2,61
� 3,4 |
Sedang |
3,41
� 4,2 |
Tinggi |
4,21
� 5,0 |
Sangat Tinggi |
Sumber: (Sugiyono,
2013) & Hasil Pengolahan Data
Tabel di atas adalah pengkategorian skor dari jumlah
penilaian indikator pada kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.Tabel di tas didapatkan setelah melakukan penghitungan nilai indeks minimum, nilai indeks maksimum, interval dan jarak interval. Jarak interval didapatkan
sebesar 0,80. Dari data tabel
di atas, jika didapatkan skor rataan di antara 1,00 � 1,80 maka indikator tersebut berada dalam kategori sangat rendah, jika didapatkan skor rataan di antara 1,81 � 2,60 maka indikator tersebut berada dalam kategori
rendah, jika didapatkan skor rataan di antara 2,61 � 3,40 maka indikator tersebut berada dalam kategori sedang, jika didapatkan
skor rataan di antara 3,41 � 4,20 maka indikator tersebut berada dalam kategori
tinggi dan jika didapatkan skor rataan di antara 4,21 � 5,00 maka indikator tersebut berada dalam kategori sangat tinggi.
1. Tingkat Altruism Karyawan Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
Tabel 3
Tingkat Altruism
Indikator Altruism |
Rata - Rata |
Menggantikan rekan
kerja yang tidak masuk atau istirahat |
4.43 |
Membantu orang lain yang pekerjaannya overload |
4.45 |
Membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta |
4.22 |
Membantu mengerjakan
tugas orang lain pada saat
mereka tidak masuk |
4.07 |
Meluangkan waktu
untuk membantu orang lain
berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan |
4.28 |
Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta |
4.03 |
Membantu orang lain di luar departemen ketika mereka memiliki permasalahan |
3.90 |
Bersedia ditempatkan
untuk berkerja di departemen lain saat dibutuhkan |
4.01 |
Membantu pelanggan
dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan |
4.82 |
���������������������������������� Total Altruism |
4.25 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data
����� Dimensi Altruism pada karyawan
hotel Best Western Premier La Grande Bandung menunjukan nilai yang sangat
tinggi secara keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan pada hotel
tersebut memiliki antusiasme untuk membantu satu sama lain dan tidak
mementingkan kepentingan pribadi dalam mencapai tujuan organisasi. contohnya
adalah perilaku seperti membantu rekan kerja yang tidak masuk kerja, membantu
rekan kerja yang memiliki beban kerja berat (overload), memperhatikan
perilaku seseorang memengaruhi pekerjaan orang lain, dan menyediakan bantuan
dan dukungan untuk karyawan baru.
2. Tingkat Conscientiousness
Karyawan Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
Tabel 4
Tingkat Conscientiousness
Indikator Conscientiousness |
Rata - Rata |
Datang lebih
awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja
dimulai. |
4.55 |
Tepat waktu
setiap hari tidak peduli pada musim ataupun lalu lintas, dan sebagainya |
4.60 |
Berbicara seperlunya
dalam percakapan di telepon. |
4.05 |
Tidak menghabiskan
waktu untuk pembicaraan diluar pekerjaan. |
4.23 |
Datang segera
jika dibutuhkan. |
4.53 |
Tidak mengambil
kelebihan waktu meskipun memiliki ekstra 6 hari. |
4.33 |
���������������������������������� Total Conscientiousness |
4.38 |
Sumber: Hasil Pengolahan
Data
Dimensi Conscientiousness
pada karyawan Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
menunjukan nilai yang sangat tinggi secara
keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan di hotel tersebut berdedikasi untuk bekerja dan mencapai hasil diatas standar yang ditetapkan dapat ditunjukkan dengan melakukan pekerjaan melebihi apa yang diharapkan perusahaan. Mereka sadar akan
tanggung jawabnya secara sukarela mengambil tanggung jawab ekstra dengan
selalu bekerja tepat waktu, menempatkan
kepentingan pada keterperincian
dan kualitas tugas, dan secara umum mengerjakan
di atas dan jauh melebihi tanggung jawab tugas dan harapan, bekerja sepanjang hari, tidak membuang-buang waktu, mentaati semua peraturan perusahaan, secara sukarela bersedia melakukan pekerjaan yang tidak menjadi tanggungjawabnya
3. Tingkat Sportmanship Karyawan
Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
Tabel 5
Tingkat Sportmanship
Indikator Sportmanship |
Rata - Rata |
Tidak menemukan
kesalahan dalam organisasi. |
4.15 |
Tidak membesar-besarkan
permasalahan diluar proporsinya. |
4.43 |
Tidak memprovokasi
karyawan lain untuk bertindak melawan organisasi |
4.52 |
Menjalankan tugas
tanpa complain dan mengeluh |
4.43 |
Menerima kebijakan
ataupun aturan baru yang diterapkan organisasi |
4.40 |
���������������������������������� Total Sportmanship |
4.39 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data
Dimensi Sportmanship
pada karyawan hotel Best Western Premier La Grande Bandung
menunjukan nilai yang sangat tinggi secara
keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan di hotel tersebut memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dan kurang sesuai dalam
organisasi tanpa mengajukan keberatan�keberatan.
Contoh perilakunya
antara lain perilaku untuk bertoleransi tanpa mengeluh, menahan diri dari
aktivitas-aktivitas mengeluh
dan mengumpat karena adanya ketidaksesuaian dalam organisasi atau perusahaan, tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi, dan tidak mengeluh tentang segala sesuatu, tidak memprovokasi rekan kerja untuk
menuntut hal-hal yang tidak sesuai serta
tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya.
4. Tingkat Civic Virtue
Karyawan Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
Tabel 6
Tingkat Civic Virtue
Indikator Civic Virtue |
Rata - Rata |
Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi. |
4.42 |
Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan
yang dianggap penting. |
4.38 |
Membantu mengatur kebersamaan secara departemental. |
4.50 |
Berpartipasi dalam setiap
acara yang diadakan perusahaan. |
4.35 |
Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam
organisasi. |
4.42 |
Membaca dan mengikuti
pengumuman-pengumuman organisasi. |
4.37 |
Membuat pertimbangan
dalam menilai apa yang terbaik untuk organisasi |
4.30 |
���������������������������������� Total Civic Virtue |
4.39 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dimensi Civic Virtue pada karyawan hotel Best Western Premier La Grande Bandung menunjukan nilai yang sangat tinggi secara
keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan di hotel tersebut memiliki tanggung jawab pada kehidupan organisasi (bersedia mengikuti atau mentaati perubahan-perubahan
yang terjadi dalam perusahaan, mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur�prosedur organisasi dapat diperbaiki dan melindungi sumber�sumber yang dimiliki oleh organisasi)
5. Tingkat Courtesy Karyawan Hotel Best Western Premier La Grande Bandung
Tabel 7
Tingkat Courtesy
Indikator Courtesy |
Rata - Rata |
Menghormati perbedaan antara rekan kerja |
4.67 |
Bersosialisasi dengan rekan kerja antar
departemen lain |
4.73 |
Memberitahu atau mengajarkan
rekan kerja cara kerja yang efektif dan sesuai dengan SOP |
4.55 |
Meminta maaf jika
membuat kesalahan terhadap rekan kerja |
4.58 |
Mengkomunikasikan segala sesuatu jika terjadi permasalahan antar rekan kerja |
4.63 |
���������������������������������� Total
Courtesy |
4.63 |
Sumber: Hasil
Pengolahan Data
Dimensi Courtesy pada karyawan hotel Best Western Premier La Grande Bandung menunjukan nilai yang sangat tinggi secara
keseluruhan sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan di hotel tersebut selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan
rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal. Dan dari ke lima dimensi yang ada, dimensi courtesy menjadi dimensi yang memiliki nilai rataan paling tinggi. Tingkat menghargai dan perhatian dinilai karyawan hotel Best
Western Premier La Grande Bandung merupakan hal yang mereka utamakan dalam membangun hubungan antar karyawan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan kepada karyawan Best Western Premier La Grande Hotel Bandung menunjukan bahwa tingkat Organizational Citizenship Behavior karyawan hotel tersebut sangat tinggi. Terlihat dari skor
rata-rata setiap dimensinya
antara lain: Altruism (4.25), Conscientiousnes (4.38), Sportmanship
(4.39), Civic Virtue (4.39) dan Courtesy (4.63). Skor rata-rata tertinggi pada dimensi Courtesy
menunjukan bahwa karyawan hotel memiliki relasi yang baik dan sangat menjaga hubungan interpersonal tersebut untuk menghindari terjadinya konflik dengan sesama rekan
kerjanya. Organizational Citizenship Behavior yang
dikelola dengan baik akan membawa
dampak positif baik bagi karyawan
maupun bagi perusahaan. Dampak positif bagi karyawan
antara lain: meningkatnya kepuasan kerja, produktivitas kerja, motivasi kerja hingga keterikatan karyawan baik pada pekerjaan, rekan kerja maupun pada perusahaan. Hal ini juga dapat mencegah keinginan karyawan untuk keluar (intensi
turn over), sehingga perusahaan
tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya lain untuk perekrutan dan pelatihan karyawan baru. Selain itu,
tingkat Organizational Citizenship Behavior yang
tinggi pada karyawan akan meningkatkan pelayanan terbaik (service
excellent) pada tamu, sehingga
secara tidak langsung pelayanan yang baik akan membuat
tamu tidak segan untuk kembali
menginap di hotel. Hal ini tentunya akan membawa
profit bagi hotel. Semakin tinggi tingkat Organizational
Citizenship Behavior karyawan, maka akan semakin
tinggi pula produktivitas perusahaan.
Penelitian ini
memberikan beberapa pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari, khususnya terkait Organizational Citizenship Behavior yang jarang dilakukan penelitian di Indonesia. Namun, penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk kepentingan penelitian mendatang, antara lain: jumlah responden masih relatif sedikit (N=60) dan hanya terbatas pada satu perusahaan saja, penelitian berikutnya hendaknya mampu mengambil jumlah responden yang cukup banyak sehingga
bisa mewakili populasi yang ada. Selain itu, penelitian
ini belum mampu menggambarkan fenomena Organizational Citizenship Behavior dengan jelas karena
keterbatasan metode yang digunakan, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang lebih mampu menjelaskan
fenomena tersebut.
Abtahi, M. (2014). A study on how
organizational citizenship behavior influences on human resource management. Management
Science Letters, 4(3),
555�558.
Dominic, P. D. D., Goh, K. N., Wong, D.,
& Chen, Y. Y. (2010). The importance of service quality for competitive
advantage�with special reference to industrial product. International
Journal of Business Information Systems, 6(3), 378�397.
Fitriyana, D. 2015. Konflik Pengelolaan Ekowisata Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Taman IR. H. Djuanda Bandung, Jawa Barat. Master Thesis,
Universitas Udayana. Diakses dari https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/638/
George, G., & Joseph, B. (2015). A
study on the relationship between Employee engagement and organizational
citizenship with reference to employees working in travel organizations. Atna
Journal of Tourism Studies, 10(2),
33�44.
Hemaloshinee, V., & Nomahaza, M.
(2017). Organizational citizenship behavior in hospitality industry: Bridging
challenges, benefits and contribution. Int. J. Hum. Capital Urban Managent,
2(3), 243�250.
Husniati, R., & Pangestuti, D. C.
(2019). Organizational citizenship behavior (OCB) pada pegawai UPN �Veteran�
Jakarta. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1(1), 234 - 242.
Maywati, Rima. 2019. Perancangan Wind Tunnel Hotel di Bandung Dengan
Pendekatan Konsep Rumah Rayap. Skripsi Thesis, Institut Teknologi Nasional
Bandung. Diakses dari http://eprints.itenas.ac.id/462/
Moorhead, G., & Griffin, R. W. (2013). Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Olowookere, E. I., & Adejuwon, G. A.
(2015). Development and Validation of Organizational Citizenship Behaviours
Scale (OCBS) for the Nigerian Context. Psychology, 6(05), 533.
Pradana, M., Fakhri, M., Gilang, A., &
Khairin, P. (2018). Determinants of Organizational Citizenship Behavior: The
Case of an Indonesian Insurance Company. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 19(2),
88�100.
Ratnayaka, R. M., Kumara, P. A. P. S.,
& Silva, MWSW. (2020). Impact of Organizational Citizenship Behavior on
Perceived Service Quality in Hotel Industry. Journal of the University of
Ruhuna, 7(1), 25 - 42.
Robbins. S. P., & Jugde, T. A. (2015). Perilaku
Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.
Sanusi, A. C., Ariana, N. & Ariani, N.
M. (2018). Tingkat Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Karyawan di Four
Points Seminyak. Jurnal Kepariwisataan Dan Hospitalitas. 2(1), 61�83.
Singh, A. K., & Singh, A. P. (2010).
Role of stress and organizational support in predicting organizational
citizenship behavior. IUP Journal of Organizational Behavior, 9(4), 7 -25.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Aflabeta.
Triyanto, Agus. (2009). Organizational
citizenship behavior (OCB) dan pengaruhnya terhadap keinginan keluar dan
kepuasan kerja karyawan. Jurnal Manajemen Maranatha, 8(2), 52�65.
�