�����������
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 9 September 2017
UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA SARI LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI
Yandri Naldi
Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
Abstrak
Escherichia coli adalah sejenis bakteri Gram berkarakter negatif yang
sering menyebabkan diare dan Infeksi Saluran Kemih (ISK), di Indonesia angka
morbiditas dan mortalitas akibat diare masih tinggi, pengobatan melalui antibiotik yang
tidak terarah mampu mendorong timbulnya perkembangan resistensi bakteri sehingga
dibutuhkan alternatif pengobatan� untuk menghindarinya.
Lidah buaya adalah sejenis
tanaman yang dipercaya mempunyai efek antimikroba. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sebesar besar efektivitas antimikroba sari lidah buaya atas bakteri jenis
Escherichia coli. Penelitian ini berjeniskan eksperimental dengan
pemanfaatan post test only control group design. Jumlah sampel 24 cawan petri dibagi
ke dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1
diberi sari lidah buaya konsentrasi 5%, kelompok perlakuan 2 konsentrasi 10%,
kelompok perlakuan 3 konsentrasi 25%, kelompok perlakuan 4 konsentrasi 50%,
kelompok perlakuan 5 konsentrasi 75%. Penanaman bakteri menggunakan metode pour
plate. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C. Uji statistik melalui pemanfaatan uji��� Anova dan Post hoc. Rerata jumlah koloni Escherichia
coli kelompok kontrol sebanyak 85.7�10.81, kelompok perlakuan� 1 sebesar 60.5�7.19, kelompok perlakuan 2
sebesar 46.7�6.85, kelompok perlakuan 3 sebesar 27.7�4.03, kelompok perlakuan 4
sebesar 9.0�3,65 dan kelompok perlakuan 5 sebesar 1.0�1.41. Uji Anova diperoleh
nilai� P<0,05. Uji post hoc memperlihatkan makna yang berlainan pada kelompok
kontrol, kelompok perlakuan 1, 2, 3 dan 4 (P<0.05), tetapi pada kelompok
perlakuan 4 dan 5 tidak diperoleh suatu
perbedaan bermakna (P>0,05). Sari lidah
buaya mempunyai efek antimikroba atas bakteri jenis Escherichia coli.
Kata Kunci: Lidah Buaya,
Bakteri Escherichia coli.
Pendahuluan
Escherichia coli merupakan bakteri penyebab diare dari
family Enterobacteriaceae. Bakteri jenis ini memiliki ukuran sel 2,0 � 6,0
μm dan lebar 1,1 � 1,5 μm. Bakteri jenis ini memiliki bentuk
selayaknya coocal, hingga pada
kondisi yang berbeda, bentuk bakteri ini dapat memiliki panjang tubuh
sebagaimana filamentous. Tidak
ditemukan spora. Escherichia coli batang gram negatif. Dalam
suatu kondisi bakteri ini dapat memiliki sel tunggal, sel berpasangan, serta dalam
rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Bakteri jenis ini dapat dikategorikan
sebagai bakteri aerobik dan aerobik fakultatif. Escherichia coli mampu berkembang di medium nutrient
sederhana serta mampu memfermentasikan laktosa melalui proses produksi asam dan
gas. Escherichia coli merupakan bakteri penghuni usus yang kerap
menimbulkan masalah seperti infeksi dan sejenisnya (Pelczar dan Chan, 2005)
Infeksi pada saluran pencernaan adalah penyebab
diare pada balita dan anak. Salah satu infeksi yang kerap timbul adalah Infeksi
yang disebabkan bakteri Escherichia coli. Selain
menyebabkan diare, Escherichia coli juga menjadi
penyebab timbulnya Infeksi Saluran Kemih dan diperkirakan sekitar 90% infeksi
pada saluran kemih� pada wanita muda
disebabkan oleh bakteri ini.
Dipertegas lagi, bahwa bakteri patogen penyebab ISK seringkali dapat
diperkirakan, dan bakteri jenis ini
merupakan patogen �utama baik pada
pasien rawat jalan maupun rawat inap (Dzen, dkk, 2003; Saepudin, 2009)
Escherichia
coli
yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. Escherichia coli ini diklasifikasikan
oleh sifat virulensinya dan masing-masing kelompok menyebabkan penyakit dengan
masing-masing mekanismenya (Brooks, 2007).
Diare merupakan
penyakit yang bersangkutan dengan proses pencernaan. Seseorang akan dinyatakan
terkena diare apabila telah mengeluarkan tinja��baik dengan atau tanpa darah
serta lendir��dalam frekuensi lebih dari dan/atau sama dengan 3x sehari.� Secara klinik penyakit diare diklasifikasikan
ke dalam tiga golongan, yakni diare disentri, cair akut, serta persisten. Sedangkan
menurut Depkes RI (2011), dalam pengertiannya, diare merupakan penyakit dengan
ciri perubahan bentuk serta konsistensi tinja. Selain ciri sebagaimana disebut,
diare juga dapat dicirikan dengan meningkatnya frekuensi pengeluaran tinja
melebihi 3x sehari.
Hingga saat ini diare
adalah penyakit yang paling banyak diidap oleh negara berkembang. Di sisi lain,
morbiditas akibat diare juga masih terbilang tinggi. Survei morbiditas yang
dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan Republik Indonesia dari tahun
2000 sampai dengan 2010 terlihat kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2000
(Interval Rasio) IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi
374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010
menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian luar biasa untuk kasus diare juga masih
kerap muncul, dengan CFR (Case
Fatality Rate) yang masih tinggi. Pada tahun 2008
terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang
(CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756
orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang
(CFR 1,74 %) (Depkes RI, 2011).
Pemberian antibakteri merupakan salah satu pilihan dalam menangani
penyakit infeksi. Namun penggunaan antibakteri yang tidak terkontrol dapat
mendorong terjadinya
perkembangan resistensi terhadap antibakteri yang diberikan (Wardani, 2008). Seorang
doktor di India melakukan percobaan resistensi bakteri Escherichia coli pada
beberapa obat antimikroba, dengan cara memberi antimikroba pada ayam broiler
yang diinfeksi oleh Escherichia coli. Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri ini sudah cukup resisten terhadap ampicillin,
cotrimoxazole, dan nalidixic acid (Okoli, 2005). Adanya
resistensi ini dapat menjadi penyebab timbulnya masalah baru dalam pengobatan
penyakit infeksi. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pengobatan terhadap Escherichia
coli yang dapat membunuh bakteri dan menghindari terjadinya resistensi
tersebut serta relatif mudah didapat dan dijangkau masyarakat. Indonesia
ditunjang dengan alam yang memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tanaman obat
tradisional, salah satunya adalah lidah buaya (Aloe vera) (Kadek, 2012 ;
Winarsih, 2010).�
Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika bersuku Liliaceae. Tanaman ini banyak tumbuh di
daerah tropis berpasir dengan minim air. Ada banyak manfaat yang berasal dari
tanaman indah ini, manfaat kesehatan dari tanaman aloe vera telah disebarkan di seluruh dunia.� Aloe
memiliki kemampuan untuk menembus jaringan tubuh terdalam, Aloe juga memiliki 6 agen antiseptik yang mampu membunuh bakteri,
virus dan jamur. Gel dari lidah buaya memiliki 75 nutrisi yang dapat merangsang
pertumbuhan jaringan yang baru, mempunyai efek menenangkan sistem saraf tubuh,
membersihkan, mendetoksifikasi dan memperbaiki metabolisme tubuh (Titus, 2013).
Lidah buaya memiliki beberapa zat aktif sepeti sterol, saponin, acemannan, dan antrakuinon
(Purbaya, 2003; Furnawanthi, 2004). Penelitian Isabela (2009), menyebutkan
bahwa ekstrak buaya dapat menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara
in vitro. Selain itu ekstrak Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker juga
dapat menghambat perkembangan bakteri yang sama, yakni E. Coli (Rahayu, 2006). Lidah buaya juga dapat digunakan sebagai
penyembuh luka bakar, pencahar, dan penyembuh luka (Wijayakusuma, 2007).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan eksperimental
laboratorium dengan rancangan post test
only control group design. Lebih
lanjut rancangan penelitian penulis sederhanakan melalui pola sebagaimana
berikut:
Skema 1
Rancangan Penelitian
Keterangan:
R�������� : Randomisasi
K
������� : Kelompok kontrol negatif yang
tidak diberikan sari lidah buaya (Aloe
vera)
P1
������ : Perlakuan pada kelompok I
diberikan sari lidah buaya (Aloe vera)
konsentrasi 5%
P2� ����� : Perlakuan
pada kelompok II diberikan sari lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 10%
P3
������ : Perlakuan pada kelompok III
diberikan sari lidah buaya (Aloe vera)
konsentrasi 25%
P4� ����� : Perlakuan
pada kelompok IV diberikan sari lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 50%
P5������� : Perlakuan pada kelompok V diberikan
sari lidah buaya (Aloe vera)
konsentrasi 75%
OK����� : Observasi akhir kelompok kontrol negatif
O1
����� : Observasi akhir kelompok I setelah
diberikan sari lidah buaya (Aloe vera)
����������� �
konsentrasi 5%
O2
����� : Observasi akhir kelompok II
setelah diberikan sari lidah buaya (Aloe
vera)
����������� �
konsentrasi 10%
O3
����� : Observasi akhir kelompok III
setelah diberikan sari lidah buaya (Aloe
vera)
����������� ��
konsentrasi 25%
O4 ����� : Observasi akhir kelompok IV setelah
diberikan sari lidah buaya (Aloe vera)
����������� �
konsentrasi 50%
O5������ : Observasi akhir kelompok V setelah
diberikan sari lidah buaya (Aloe vera)
����������� �
konsentrasi 75%
Dalam penelitian ini
terdapat populasi terjangkau berupa bakteri Escherichia
coli� dan� sampel dengan bentuk serta jumlah yang sama
yang diperlakukan dan dipelahara pada suhu yang telah ditetapkan.� Dalam metode pengambilannya sampel diambil
dari bakteri murni Escherichia coli yang
di streak ke seluruh bagian permukaan media Muller
Hinton mengunakan kapas steril dan di inkubasi dalam suhu 37˚C selama
24 jam. Untuk besarnya sampel ditentukan melalui rumus Federer (Subekhan:
2008).
Rumus
tersebut penulis jelaskan melalui pemaparan sebagaimana berikut:
Keterangan:
t ��������� :
jumlah kelompok uji
n �������� :
jumlah sampel tiap kelompok
jadi ���� :
(t-1) (n-1)� ≥ 15
� (6-1) (n-1) ≥ 15
� 5 (n-1) ≥ 15
� 5n � 5 ≥ 15
�� 5n ≥ 20
� �n
≥�� 4
Besar sampel yang ideal
menurut hitungan rumus Federer di atas adalah 4 sampel atau lebih untuk tiap
kelompok uji.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui seberapa tinggi efektivitas antimikroba sari lidah (Aloe vera) pada Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan 6 kelompok perlakuan
dengan setiap kelompok tersusun atas 4 buah sampel. Hasil penghitungan kuantitas
koloni Escherichia coli untuk setiap
kelompok disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1
Perlakuan
Masing-Masing Kelompok�
Sampel |
Kelompok |
|||||
Kontrol |
5% |
10% |
25% |
50% |
75% |
|
1 |
72 |
65 |
52 |
30 |
7 |
0 |
2 |
97 |
59 |
47 |
23 |
11 |
3 |
3 |
83 |
51 |
37 |
26 |
5 |
0 |
4 |
91 |
67 |
51 |
32 |
13 |
1 |
Rata-rata |
85,7 |
60,5 |
46,7 |
27,7 |
9,0 |
1,0 |
SD |
10,81 |
7,19 |
6,85 |
4,03 |
3,65 |
1,41 |
Kepekatan bakteri yang digunakan pada penelitian ini
adalah 104 CFU/ml. Hasil penghitungan koloni menunjukkan bahwa
jumlah koloni Escherichia coli
terbanyak ada pada kelompok kontrol yaitu sebanyak 85,7 � 10,81 diikuti
kelompok perlakuan konsentrasi 5% sebesar 60,5 � 7,19, kelompok perlakuan
konsentrasi 10% sebesar 46,7 � 6,85, kelompok perlakuan konsentrasi 25% sebesar
27,7 � 4,03, kelompok perlakuan konsentrasi 50% sebesar 9,0 � 3,651 dan
kelompok perlakuan konsentrasi 75% sebesar 1,0 � 1,41, dari hasil penelitian
tersebut terlihat adanya proses penurunan kuantitas koloni bakteri pada setiap
peningkatan konsentrasi sari lidah buaya (Aloe
vera).
Signifikansi penurunan jumlah
kolono bakteri akibat pemberian perlakuan harus diuji melalui pengujian
statistik. Pengujian secara statistik dilakukan dengan metode Anova. Syarat
yang wajib disempurnakan dalam pengujian dengan Anova adalah sebagi berikut:
1.
Pra
Syarat Uji Anova
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan melalui metode Shapiro-Wilk dengan hasil sebagaimana berikut:
Tabel 2
Uji Normalitas
|
Kelompok
Perlakuan % |
Shapiro-Wilk |
||
Statistic |
Df |
Sig. |
||
Jumlah Koloni Eschericia Coli yang Dihitung Pada Media |
0 |
0,977 |
4 |
0,885 |
5 |
0,928 |
4 |
0,584 |
|
10 |
0,856 |
4 |
0,245 |
|
25 |
0,963 |
4 |
0,796 |
|
50 |
0,950 |
4 |
0,719 |
|
75 |
0,827 |
4 |
0,161 |
b.
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan melalui pengujian Lavene test dengan hasil sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 3
Uji Homogenitas
Lavene Statistic |
df1 |
2.260 |
5 |
2.
Uji
Anova
Uji Anova dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata kuantitas E. Coli
pada setiap kelompok perlakuan. Dari hasil pengujian didapat sebagaimana �berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Anova
Kelompok Perlakuan (%) |
N |
Rerata � s.b. |
Sig. |
Kontrol |
4 |
85,7
� 10,81 |
0,000 |
5% |
4 |
60,5
� 7,19 |
|
10% |
4 |
46,7
� 6,85 |
|
25% |
4 |
27,7
� 4,03 |
|
50% |
4 |
9,0
� 3,65 |
|
75% |
4 |
1,0
� 1,41 |
Hasil uji Anova diperoleh nilai probabilitas sebesar
0,000 (P<0,05). Hal ini memperlihatkan bahwa ada bermakna kuantitas koloni
bakteri pada setiap kelompok perlakuan.
Kesimpulan
Dari pemaparan dan
uraian yang di atas penulis mendapati beberapa kesimpulan, seperti:
1.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sari
lidah buaya pada konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan 75% mempunyai efek
antimikroba atas bakteri jenis E. Coli.
2.
Terdapat perbedaan efek antimikroba sari
lidah buaya atas bakteri jenis E. Coli pada
setiap peningkatan konsentrasi yang diberikan. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan jumlah koloni Escherichia
coli pada konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan 75%, semakin besar konsentrasi
sari lidah buaya (Aloe vera) semakin
sedikit jumlah koloni Escherichia coli
yang tumbuh pada media.
BIBLIOGRAFI
Brook GF. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick,
& Adelberg Edisi 23. Jakarta. EGC. Hal 25 - 257.
Depkes. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Subdit
Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI. (Online). < http://www.depkes.go.id/
downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf >�
[diakses tanggal 24 Agustus 2013].
Dzen SM,
Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, Sumarno, Islam S, dkk. 2003. Bakteriologi
Medik. Malang: Bayumedia Publishing.
Furnawanthi, I.
2004. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si
Tanaman Ajaib. Jakarta. Agro Media Pustaka. Hal 1-21.
Isabela A. 2009.
Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada Pasien
Osteomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr. R.Soeharso
Surakarta In Vitro. (Online). < http:// dglib.uns.ac.id/
pengguna.php > [diakses tanggal 22
Agustus 2013]. Surakarta.Universitas Sebelas Maret.
42
Okoli C. 2005. Anti
Microbial Resistence Profile of E. coli Isolates
from Tropical Free Range Chicken, (Online). < http://www.ojhas.org/issue15/200 5-3-3.htm >. [diakses
tanggal 23 Agustus 2013]. Nigeria. Federal University Of Technology.
Pelezar MJ, Chan E. 2005. Dasar � dasar mikrobiologi. Penerjemah:
Ratna Sri Hadioetomo dkk. Jakarta: UI Press.
Purbaya,
JR. 2003. Mengenal dan Memanfaatkan
Khasiat Aloe vera. Bandung : CV
Pionerjaya. Hal 21-165.
Rahayu,
ID. 2006. Aloe barbadensis Miller
dan Aloe chinensis Baker sebagai Antibiotik dalam Pengobatan
Etnoveteriner Unggas secara In
Vitro.
(Online) < http://ejournal.umm.ac.id/journal/download/umm_scientific_
journal_8.
pdf >. [diakses tanggal 22 Agustus 2013]. Malang. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Saepudin,
Sulistiawan RY, Hanifah C. 2009. Perbandingan Penggunaan Antibiotika Pada
Pengobatan Pasien Infeksi Saluran Kemih Yang Menjalani Rawat
Inap Di Salah Satu RSUD di Yogyakarta Tahun 2004 Dan 2006.
(Online). < http://id.scribd.com/doc/169092798/478-458-1-PB >. [diakses
tanggal 22 Agustus 2013]. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Subekhan.
2008. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum L) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Titus
R. 2013. Aloe Vera � The Magical Plant
Amongst Us. (Online) < http:// www
.barnesandnoble.com/w/aloe-vera-dr-reuben-titus/1113567477?ean= 97
81105532443>. [diakses tanggal 31 Oktober 2013]. London. Lulu Press.
Wardani
AK. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri
Fraksi Residu Ekstrak Etanolik
Daun Arbenan (Duchesnea indica (Andr. Facke.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipis. (Online). < http://id.scribd.com/doc/
49039026/K100040139 > [diakses tanggal 22 Agustus 2013]. Surakarta. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijayakusuma
H. 2007. Penyembuhan dengan lidah buaya. Jakarta
: Sarana pustaka prima. Hal 12-14.
Winarsih S.,
Karyono M., Alfian R.S. 2010. Uji Efek
Ekstrak Etanol Gel Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Antimikroba Terhadap� Bakteri Escherichia coli Secara In Vitro.
(Online). < http://fk.ub.ac.id/artikel/id
/filedownload/kedokteran/alfian%20reddy%20sagala%20_0710710001_.pdf >.
[diakses tanggal 22 Agustus 2013]. Malang. Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.