�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�e-ISSN
: 2548-1398
�Vol. 6, No.
3, Maret 2021
�
EVALUASI
KEBERHASILAN MANAJEMEN DALAM IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
Lutfi Alhazami
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Media Nusantara
Citra (STIE MNC), Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
This research aims to find out the factors that
influence the successful implementation of ERP in PT. Innotek
Indonesia.� The data used is the primary
data from the questionnaire being shared. This research was conducted in 13
units of partnership companies at PT Innotek
Indonesia. 80 respondents. The sample method of this study is non-probability
sampling quota sampling based on criteria. This study used regression analysis
by testing the t and F hypotheses. This research shows change management,
project management, top management sponsorship, realistic scope setting,
adequate budget and ERP education affect the success of ERP implementation.
Simultaneously all these factors are also able to explain the association to
the success of ERP implementation by 68%. This research is expected to be a
reference for companies that want to implement ERP to prepare and pay attention
to all these factors for the success of ERP implementation.
Keywords: Enterprise Resources Planning (ERP); ERP implementation; determining
factors of success
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP di
PT. Innotek Indonesia. �Data yang digunakan adalah data primer dari kuesioner yang dibagikan. Penelitian ini dilakukan pada 13 unit perusahaan partnership di PT Innotek
Indonesia. Responden sebanyak
80 responden. Metode sampel penelitian ini adalah non-probability
sampling quota sampling berdasarkan kriteria. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan pengujian hipotesis t dan F. Penelitian ini menunjukkan manajemen perubahan (change
management), manajemen proyek
(project management), dukungan manajer puncak (top management
sponsorship), penetapan scope yang realistis, budget yang memadai
dan edukasi ERP mempengaruhi
keberhasilan implementasi
ERP. Secara simultan semua faktor-faktor itu juga mampu menjelaskan keterkaitannya terhadap keberhasilan implementasi ERP sebesar 68%. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi perusahaan
yang ingin mengimplementasikan
ERP untuk mempersiapkan dan
memperhatikan semua faktor tersebut demi keberhasilan implementasi ERP.
Kata kunci:��� Enterprise Resources Planning (ERP); implementasi ERP; faktor penentu keberhasilan
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Penggunaan aplikasi komputer sudah diterapkan di berbagai bidang seperti bisnis. Banyak perusahaan yang proses binisnya menggunakan perangkat lunak berbasis komputer. Aplikasi ERP menjadi tulang punggung sebuah perusahaan yang memiliki kompleksitas operasional yang tinggi. Berjalannya waktu, tuntutan dalam penggunaan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) dalam proses bisnis semakin besar terutama
dalam mengintegrasikan antar departemen dan antar divisi. Sebelum adanya ERP, sistem masing-masing
divisi berjalan sendiri-sendiri,
tidak saling terhubung dan terintegrasi. Sebagai contoh, divisi keuangan menggunakan sistem akuntansi keuangan dengan aplikasi khusus keuangan. Divisi pemasaran dan penjualan membuat aplikasi sendiri melalui sistem pencatatan pemesanan. Bagian sumber daya manusia
menggunakan sistem
personalia sendiri, sehingga
hal tersebut menyulitkan manajerial eksekutif untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh bagaimana operasi perusahaan berjalan (Winarno, 2010). Oleh sebab itu lahirlah
ERP dengan sistem yang dapat melihat operasional
perusahaan dalam satu aplikasi.
ERP seringkali diterapkan oleh perusahaan besar karena investasinya
yang relative mahal. Namun investasi
pada sistem ini memberikan keuntungan bagi perusahaan. Implementasi sistem ERP ini harus didukung
oleh teknologi informasi dalam proses bisnis yang luarannya dapat menguragi biaya dan meningkatkan pendapatan sehingga mencapai kondisi optimum dalam meraih laba. Efektifitas
implementasi sistem ERP sangat diharapkan agar investasi besar yang dilakukan tidak sia-sia.
PT. Folarium Innotek
Indonesia adalah sebuah perusahaan pengembang software/software
di bidang perencanaan sumber daya perusahaan
yang saat ini sedang berkembang pesat khususnya di bidang konstruksi, manufaktur dan konsultasi. PT. Folarium Innotek Indonesia berkomitmen tinggi terhadap pengembangan sistem terintegrasi, menjalin kemitraan akademis dan industri dengan mengedepankan prinsip praktik integrasi data untuk menghasilkan teknologi yang lebih baik. Sejak
tahun 2012 telah berkomitmen untuk membangun bisnis yang dapat memberikan nilai tambah bagi
industri dengan teknologi terintegrasi. Klien dari PT. Folarium Innotek Indonesia adalah 1. PT. Astra Honda Motor-Reg. Jateng,
2. PT. WIKA Bangunan Gedung, 3. PT. Yudhistira Ghalia Indonesia, 4.
Pusat Studi Transportasi
& Logistik UGM, 5. PT. Judin
Makmur Sejahtera, 6. Habitat Property, 7. PT. Aquiva
Gallery, 8. Beautysky Aesthetic Center,
9. KPRI Wana Mandiri, 10.
Mitra Warna Batam, 11. Nasi
Uduk Palagan, 12. Secret
Garden Coffee & Chocholate, dan 13. CV. Mitra Tani Abadi. Peneliti mengambil objek perusahaan ini karena ada
penerapan sistem ERP yang dilakukan tidak selalu berhasil. Data perusahaan menunjukan bahwa tingkat ketidak
berhasilan implementasi ERP
mencapai 20% sejak tahun 2014-2019. Kegagalan diindikasikan melalui mundurnya waktu go-live dari waktu yang sudah direncanakan, biaya yang tiba-tiba membengkak di awal implementasi, sampai pada pencapaian yang tidak baik dari key performance
indicator yang sudah ditetapkan.
Kendala ini disebabkan oleh 1. Kurangnya
dukungan dan komitmen dari top management dan user; 2. Manajemen
perubahan didalam perusahaan, terkait dengan pribadi, organisasi, dan juga budaya seseorang maupun perusahaan; 3. Keterlibatan user dalam proyek; 4. Pelatihan dan pendidikan; 5. Tim
yang terlibat dalam proyek; 6. Kurangnya persiapan dan jadwal yang kurang memadai. Kegagalan ini perlu
dicegah oleh perusahaan, karena dampaknya akan mengganggu proyek implementasi ERP. Selain itu juga akan menurunkan nilai perusahaan dan kepercayaan di mata pengguna, serta akan merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, menarik
untuk diteliti Faktor penyebab yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem ERP yang telah banyak dilakukan.
Menurut Toruan (2013), Enterprise
Resources Planning adalah sebuah
sistem informasi yang terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerjanya di bidang penjualan dan pemasaran, pemeliharaan, produksi/manufakturing, gudang, logistik, keuangan dan sumber daya manusia.
ERP dapat memudahkan akses semua data dari semua unit. Kelebihan dari ERP ini menurut Tjakrawala dan Lukita (2012), serta Toruan (2013) dikatakan bahwa ERP dapat memperbaiki layanan pelanggan, jadwal produksi lebih tepat, proses bisnis best practice, integrase yang real time, sebagai pengendalian, kecermatand dalam membuat jurnal akuntansi, pencatatan berdasarkan pada sumber transaksi dan mudah dalam pemakaiannya.
Di sisi lain, penggunaan ERP masih memiliki masalah yang kompleks. Menurut Toruan (2013), sistem ERP memiliki harga yang sangat mahal, memiliki kostumisasi biaya, biaya tahunan,
biaya pelatihan karyawan dan waktu implementasi yang cukup lama. Semua permasalahan yang kompleks ini menjadi
isu sampai saat ini di luar
dari manfaat yang akan didapatkan dari pemakaian ERP. Keberhasilan sistem ERP terletak kepada bagaimana sistem ERP yang telah digunakan akan memenuhi kebutuhan
yang ada pada bisnis perusahaan atau tidak serta apakah
sistem ini mampu menyelesaikan masalah dan menjadi solusi dari bisnis
tersebut atau tidak. Pada esensinya, ERP ini merupakan sistem
yang dimanfaatkan untuk emperbesar tujuan organisasional. Kesuksesan sistem ERP terletak pada bagaimana cara perusahaan dan penggunanya mengadopsi sebuah sistem untuk menambah
kefektifan dan efesiensian dalam organisasinya (Gable, Sedera, & Chan, 2003).
Survei dari panorama consulting pada tahun
2010 dilaporkan bahwa, 57% dari sistem ERP membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk diterapkan, 54% melebihi anggaran, 41% gagal mencapai setidaknya setengah dari keuntungan
bisnis mereka, dan 40% terputus. Sebanyak 32% eksekutif dan 39% karyawan tidak puas dengan
penerapan sistem ERP perusahaan (Kimberling, 2015). Krigsman (2010) mengungkapkan 5 indikasi kegagalan proyek ERP. Pertama, Implementasi ERP membutuhkan waktu lebih lama dari yang diprediksi. Kedua, biaya implementasi ternyata lebih dari budget yang disediakan.
Ketiga, sebagian besar implementasi ERP kurang memberikan nilai bisnis. Keempat,
implementasi perangkat lunak sebagai layanan
(software as a service - SaaS) membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan implementasi ERP di tempat. Kelima, perusahaan tidak secara efektif mengelola perubahan organisasi pada saat implementasi ERP.
Biaya implementasi ERP berdasarkan Sasmoyo (2010) sekitar 43% biaya digunakan untuk proses re-engineering,
sedangkan data conversation, hardware dan
training membutuhkan rata-rata sekitar 15% dan sekitar 12 % biaya implementasi ERP digunakan untuk Software. Biaya untuk skala
Small- Medium berkisar diantara
30 ribu sampai 7 ratus
Dollar Amerika. Skala Medium, berkisar dari 7 ratus sampai 3 Juta Dollar
Amerika. Yang terakhir untuk
skala besar adalah lebih dari
3 Juta Dollar Amerika. Selain biaya,
hambatan lain dalam implementasi sistem ERP di unit bisnis MNC Grup, diantaranya adalah kurangnya dukungan dan komitmen dari top management dan
user, Manajemen perubahan
di dalam perusahaan seperti karyawan, struktur organisasi, budaya perorangan maupun perusahaan, keterlibatan user dalam proyek, pelatihan dan Pendidikan,
tim yang terlibat dalam proyek implementasi
ERP, kurangnya persiapan
dan jadwal yang kurang memadai.�
Adanya masalah yang sangat kompleks tersebut, tingkat keberhasilan ERP pada penerapannya masih rendah. Banyak perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem ERP namun masih belum memanfaatkan
seluruh potensi ERP dalam perusahaannya. Krigsman (2010) melaporkan bahwa tingkat kegagalan proyek teknologi informasi adalah berkisar antara 30-70% dan bahkan menurut Kanaracus, (2010) dan Kimberling (2015) beberapa perusahaan yang gagal mengimplementasikannya mengalami kerugian ratusan juta dollar. Oleh sebab itu menarik
sekali untuk untuk diteliti faktor penentu keberhasilan pengimplementasian sistem ERP.
Penelitian mengenai keberhasilan ERP telah dilakukan oleh peneliti seperti Poonam (2010) yang menunjukan bahwa strategi dan manajemen proyek berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi ERP. Hayati et al., (2015) dan Winarno (2010) memiliki hasil bahwa teknologi, manajemen SDM dan manajemen proyek mempengaruhi kesuksesan implementasi ERP.
Pada penelitian ini peneliti memperbaharui
dengan mengambil variabel manajemen prubahan (change management), manajemen
proyek (project management), dukungan pimpinan puncak perusahaan (top
management sponsorship), sebagai variabel bebas serta keberhasilan implementasi ERP sebagai variabel tetapnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Apakah faktor Manajemen Perubahan (Change Management) mempengaruhi
keberhasilan implementasi
ERP?
2. Apakah faktor Manajemen Proyek (Project Management) mempengaruhi
keberhasilan implementasi
ERP?
3. Apakah faktor dukungan pimpinan puncak perusahaan (Top Management Sponsorship) mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP?
4. Apakah faktor Manajemen Perubahan (Change Management), faktor
Manajemen Proyek (Project
Management), faktor dukungan
pimpinan puncak perusahaan (Top Management Sponsorship), dalam proyek ERP secara bersama-sama / simultan mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP?
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh faktor Manajemen Perubahan (Change
Management) terhadap keberhasilan
implementasi ERP, mengetahui
pengaruh faktor Manajemen Proyek (Project
Management) terhadap keberhasilan
implementasi ERP, mengetahui
pengaruh faktor dukungan pimpinan puncak perusahaan (Top
Management Sponsorship) terhadap keberhasilan implementasi ERP dan
mengetahui semua faktor tersebut secara bersama-sama/simultan terhadap keberhasilan implementasi ERP. Penelitian ini diharapkan dapat mejadi masukan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem ERP supaya berhasil. Penelitian ini lebih luas
sampelnya dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain riset ekploratori
di bagian awal yang kemudian dilanjutkan dengan riset deskriptif.
Pada tahap eksploratif, peneliti mencari gambaran umum mengenai
implementasi ERP di Indonesia melalui
berbagai media. Artikel dan
studi pustaka yang ada dikumpulkan untuk memperoleh gambaran subyek yang diteliti seperti data company
profile dari situs internet serta
data lainnya yang berhubungan
langsung dengan subyek penelitian. Selanjutnya dilakukan riset deskriptif dengan mengambil sampel dan dikelola secara beraturan dengan metode riset
yang dianjurkan. Sampel
yang diambil dengan metode non-probability sampling berdasarkan
kriteria dari populasi keseluruhan karyawan yang bekerja sama dengan PT Innotek Indonesia. Berdasarkan
Teknik tersebut, terpilihlah
80 responden yang terdiri dari 13 Direksi untuk masing-masing perusahaan
partner, 16 Kepala Departemen,
18 Manajer dan 33 Staff (senior & Junior).
Setelah sampel ditentukan, peneliti mengambil mengambil data secara langsung kepada responden yang memiliki kemampuan dan kaitannya dengan implementasi sistem ERP pada PT Innotek
Indonesia melalui kuesioner.
Hasil pengumpulan data melalui
kuesioner diolah dengan metode statistika
deskriptif seperti mean,
median varians dan modus.
Varabel independen dibentuk dari berbagai komponen
yang diambil dari penelitian terdahulu. Atribut Change Management diambil
dari penelitian Rosario (2000), Project
Management diambil dari
Shanks et al., (2000) dan Fitrah (2010), Top
Management Sponsorship dari Bingi, Sharma, dan Godla (1999), Buckhout, Frey, dan Nemec (1999) dan Mary (1999). Atribut variabel tetap yakni Keberhasilan
implementasi ERP diambil dari penelitian Fitrah (2010). Skala penelitian ini menggunakan 2 skala yakni nominal untuk data demografis dan skala likert (4 tingkatan)
untuk bagian pertanyaan masing-masing atribut variabel.
Metode analisis dilakukan dengan Analisa deskriptif dan kuantitatif. Pada bagian deskripsi, dijelaskan mengenai peranan dan kontribusi keenam faktor sukses kritis
dalam mempengaruhi keberhasilan implementasi
ERP.� Selain itu juga, analisis deskripsi digunakan dalam menganalisa demografi responden seperti usia, posisi
atau jabatan, pendidikan terakhir, departemen tempat bekerja, dan nilai rata-rata untuk skala interval. Metode Analisa kuantitatif menggunakan program IBM SPSS dengan
pengujian validitas, reliabilitas, analisis regresi linear berganda, dan terakhir pengujian hipotesis. Pengujian validitas menggunakan korelasi bivariate pearson dan
nilai Cronbach�s Alpha dalam
pengujian reliabilitas.
Langkah dalam penelitian ini yang pertama adalah menentukan tujuan penelitian, melakukan observasi lapangan di lokasi penelitian serta studi literatur
dari beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi mengenai penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi ERP, penentuan variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP
yang telah ditetapkan berdasarkan observasi lapangan dan literatur yaitu variabel change
management, project management, dan top management sponsorship dengan masing-masing atribut / indikator variabel yang ada berdasarakan dari referensi penelitian yang sudah ada. Menentukan dan menghubungi responden, kemudian melakukan wawancara dengan responden terpilih mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP. Melakukan tabulasi data dan terakhir membuat Analisa dari hasil pengujian data.
Hasil
dan Pembahasan
Jumlah responden pada penelitian ini ada 80 orang dengan presentasi sumber informasi dari internet 14%, artikel
14,18%, bagian IT 18,22%, praktisi
independen ERP 6,7% dan vendor 31,39%. Porsi terbesar informasi mengenai ERP pada penelitian ini adalah berasal dari vendor yang artinya vendor
ERP lebih proaktif menginformasikan mengenai ERP
pada perusahaan-perusahaan. Lamanya
penggunaan ERP oleh responden
paling banyak adalah lebih dari 5 tahun
dengan porsi 43,54%, penggunaan 3-5 tahun ada sebanyak 22% dan 19%1-3 tahun terakhir ada 5% pengguna menggunakan ERP dibawah 1 tahun. Pada deskripsi lamanya penggunaan ERP dapat ditarik kesimpulan
bahwa responden cukup lama mengenal ERP. Pada penelitian ini diketahui bahwa departemen paling banyak menjadi prioritas adalah departemen keuangan dengan presentase sebanyak 14,17%. Selanjutnya diikuti oleh payroll
13%, departemen logistic 12%, HR sebesar
10,13%, Distribusi sebesar
10%, Pergudangan sebesar 9,11
% IT sebesar 8,10%, Produksi
6,8 %, bagian umum 6,1%. Sistem ERP yang memadukan semua bagian menjadikan
banyak modul yang terintegrasi dengan modul keuangan. Pada penelitian ini juga dapat ditemukan bahwa persepsi umum mengenai implementasi
ERP yang menunjukan bahwa
80% responden berpendapat bahwa implementasi ERP di tempatnya berhasil di implementasikan dan sisanya adalah gagal. Pada bagian usia responden
peneliti mendapatkan bahwa pengguna ERP terbanyak adalah 40 % pada usia 31-40 tahun pengguna selanjutnya adalah 20-30 tahun dengan angka 35% kemudian 25% pada usia 41-50 tahun. Pada usia pengguna tersebut terdapat 40% sebagai staf senior, 24% sebagai manajer, 20% manajer umum atau kepala
departemen, dan 16% direksi.
Pendidikan yang ditempuh oleng
responden atau pengguna adalah 85% dari diploma sampai jenjang S1. Sisanya adalah SMA sederajat. Responden pengguna ERP dalam penelitian ini yang paling banyak adalah dari departemen
keuangan sebanyak 30% dan
IT 30%. Selanjutnya adalah
HR dan personalia 10%, terakhir logistic dan lainnya sebanyak 30%. Responden yang diambil lebih banyak berlatar
belakang keuangan dan manajemen serta praktisi.
Selanjutnya hasil dari pengujian validitas. Pengujian validitas ini menguji derajat ketepatan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian ini pengujian validitas melihat angka signifikansi yang di bawah 0.05 maka akan disimpulkan valid dan dengan r tabel di bawah 0.2199. Nilai rtabel dengan df = 78 (diperoleh dari N-2 = 80 - 2 = 78).
Tabel 1
Hasil
Uji Validitas Change Management (CM)
Pernyataan |
Pearson |
r table |
Sig. (2 |
Standard |
Validitas |
|
A |
B |
|
|
A>B |
1 |
0.639 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
2 |
0.635 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
3 |
0.73 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
4 |
0.526 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Primer (2020)
Tabel 2
Hasil
Uji Validitas Project Management (PM)
Pernyataan |
Pearson |
r table |
Sig. (2 |
Standard |
Validitas |
|
A |
B |
|
|
A>B |
1 |
0.559 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
2 |
0.538 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
3 |
0.565 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
4 |
0.503 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
5 |
0.501 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
6 |
0.573 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Primer (2020)
Tabel 3
Hasil
Uji Validitas Top Management Sponsorship (TMS)
Pernyataan |
Pearson |
r table |
Sig. (2 |
Standard |
Validitas |
|
A |
B |
|
|
A>B |
1 |
0.758 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
2 |
0.635 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
3 |
0.822 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
4 |
0.726 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
5 |
0.824 |
0.2199 |
0,00 |
0,05 |
Absah |
Sumber: Hasil Pengolahan
Data Primer (2020)
Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh kesimpulan bahwa semua butir
pertanyaan dari semua variabel disimpulkan valid dengan tingkat signifikansi 0,05 dan semua r hitung lebih dari 0,2199. Pada pengujian reliabilitas, nilai Cronbach�s Alpha dari
hasil perhitungan tabel 5, semua variabel berkisar antara 0,706-0,919 atau dapat disimpulkan bahwa nilai alpha di atas 0,70. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan bersifat reliabel. Artinya, instrumen berupa kuesioner dapat dikatakan memiliki tingkat keandalan dan konsistesi yang tinggi sehingga dapat dikatakan reliabel.
Tabel 4
Hasil
Uji Reliabilitas Variabel Instrumen
Variabel |
Cronbach�s |
Nilai |
Kesimpulan |
Change Management (CM) |
0.706 |
0,70 |
Reliabel |
Top Management Sponsorship (TMS) |
0.771 |
0,70 |
Reliabel |
Project Management (PM) |
0.723 |
0,70 |
Reliabel |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data Primer (2020)
Berdasarkan tabel 4 hasil uji regresi linear berganda dapat dibentuk persamaan sebagai berikut:
Y= -3.073 + 0.429X1 + 0.931X2
+ 0.285X3 � 0.489X4 + 0.183X5 � 0.076X6+
e
Dari persamaan regresi diatas dapat dilihat bahwa
pengaruh Change Management terhadap
Keberhasilan Implementasi
ERP adalah positif. Pengaruh Project Management terhadap
Keberhasilan Implementasi
ERP adalah positif. Top
Management Sponsorship terhadap Keberhasilan Implementasi ERP adalah positif.
Tabel 5
Hasil
Uji Regresi Linear Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
Constant |
-3.073 |
2.5 |
|
-1.22 |
0.224 |
Change Management (CM) |
0.429 |
0.17 |
0.22 |
2.661 |
0.011 |
Project Management (PM) |
0.931 |
0.16 |
0.69 |
4.806 |
0.001 |
Top Management Sponsorship (TMS) |
0.285 |
0.14 |
0.18 |
2.124 |
0.019 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Primer (2020)
Koefisien regresi pada Change Management adalah
0.429.� Hal ini
menunjukan bahwa apabila nilai koefisien
regresi lainnya dipertahankan maka perubahan satu nilai Change Management akan
memberi pengaruh positif sebesar 0.429 unit skor Keberhasilan Implementasi ERP dengan konstanta -3.073. Hipotesis pertama diterima, terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor change
management dengan keberhasilan
implementasi ERP dinyatakan
dengan nilai signifikansi faktor ini yang kurang dari 0.05, yaitu sebesar 0.013. Hasil ini konsisten dengan penelitian Arvidsson dan Kojic (2017), serta AlQashami dan Mohammad, (2015). Para responden
berpendapat bahwa change
management sangat penting
untuk menunjang keberhasilan implementasi ERP. Manajemen perubahan
yang terjadi juga harus mencakup seluruh siklus hidup proyek
ERP. Ruang lingkup manajemen
perubahan yang harus dikelola adalah orang, budaya dan organisasi. Faktor manusia berkaitan dengan motivasi dan penerimaan akan pentingnya perubahan dan bagaimana manusia menerima perubahan yang telah terjadi. Faktor organisasi melibatkan kebutuhan untuk mengubah peran, komitmen, dan tanggung jawab selama operasi
proyek, dan perlu untuk mengubah struktur organisasi yang dirancang untuk mendukung implementasi ERP, atau di mana perubahan skala besar diperlukan
karena reorganisasi sesuai dengan proses bisnis baru.
Hipotesis
yang kedua diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor project
management dengan keberhasilan
implementasi ERP. Hal ini dinyatakan dengan nilai signifikansi faktor ini yang kurang dari 0.05, yaitu sebesar 0.000 dan sejalan dengan penelitian AlQashami dan Mohammad (2015), Tarhini, Ammar, Tarhini, dan Masa�deh (2015). Responden berpendapat bahwa project management dan atributnya
adalah faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan implementasi ERP.
Pada realisasinya di lapangan
memang hampir semua user ERP adalah pengguna awal aplikasi
ERP. Sehingga hal ini sangat bergantung
pada petunjuk dan arahan project
management office dalam melaksanakan
proyek ERP. Kehadiran seorang Project Manager yang pintar
dan berpengalaman dalam proyek ERP menjadi tumpuan dalam proyek
ERP. Demikian juga dengan kemampuan project manager mengendalikan
para stakeholder dan mengawal seluruh proses implementasi ERP merupakan faktor yang dilihat para responden menjadi penentu utama sukses proyek
ERP.
Koefisien regresi Top Management Sponsorship sebesar 0.285 dapat diartikan bahwa apabila nilai koefisien
regresi lainnya dipertahankan maka perubahan satu nilai skor Top Management
Sponsorship akan memberi
pengaruh positif sebesar 0.285 unit skor Keberhasilan Implementasi ERP dengan konstanta -3.073. Pengaruh yang positif ini sesuai
dengan penelitian Al-Fawaz, Al-Salti, dan Eldabi (2008), Lestariningsih, Suyanto, dan Lutfi (2015). Jajaran manajemen puncak di sebuah perusahaan pengguna ERP memiliki peran yang penting saat menunjang keberhasilan implementasi ERP. Dukungan dilakukan dengan cara turun
ke lapangan untuk memantau dan mengevaluasi secara langsung pelaksanaan implementasi ERP. Manajemen puncak harus mengambil
keputusan strategik atas setiap masalah
yang muncul kemudian menjadwalkan adalanya review secara berkala sebagai contoh dalam mingguan atau bulanan untuk
memonitoring jalannya proyek ERP. Dukungan manajemen puncak tersebut akan sangat
terasa dan menjamin keberhasilan implementasi ERP di perusahaan.
Tabel 6
Koefesien Regresi
Linear Berganda (ANOVA)
Model |
Sum Of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
1 Regeression |
463.756 |
6 |
77.293 |
25.367 |
0.00001 |
||
Residual |
222.431 |
74 |
3.047 |
||||
Total |
686.187 |
80 |
|
|
|
Sumber: Hasil Pengolahan
Data Primer (2020)
Hasil Uji F diperoleh
angka sebesar 25.4 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
Karena angka signifikansi
0.000 kurang dari 0.05, maka model Regresi Liniear Berganda ini juga dapat untuk digunakan dalam memprediksi Keberhasilan Implementasi ERP.
Pada tabel 7 tersebut diketahui bahwa F hitung memiliki nilai 25.367 dan jika dibandingkan antara nilai F tabel dengan
probabilitas 0.05 yakni
2.23, maka lebih besar F hitung daripada F tabel. Dengan kata lain, Change Management, Project Management,
dan Top Management Sponsorship secara bersama-sama mempengaruhi Keberhasilan Implementasi ERP.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
dari jawaban atas rumusan masalah
dalam penelitian ini yakni vabial
manajemen seperti Change
Management dapat mempengaruhi
keberhasilan ERP karena dengan adanya perubahan
sistem, karyawan perlu diinformasikan mengenai perubahan ini. Project Management memiliki
pengaruh yang positif dalam keberhasilan ERP, karena variabel ini sangat penting
dalam proses membimbing karyawan dan mengawal proses ERP dari awal hingga
akhir. Top Management Sponsorship sangat dibutuhkan dalam keberhasilan ini karena tanpa
adanya komitmen dari pimpinan tertinggi
maka ERP ini tidak akan berjalan
dengan baik. Change
Management, Project Management, dan Top Management Sponsorship secara bersama-sama juga mempengaruhi Keberhasilan Implementasi ERP. Pada penelitian
selanjutnya bisa diteliti mengenai dampak keberhasilan penerapan ERP ini pada nilai perusahaanya.
BIBLIOGFARI
Al-Fawaz,
K., Al-Salti, Zahran, & Eldabi, Tillal. (2008). Critical success factors
in ERP implementation: A review.
AlQashami,
Ashwaq, & Mohammad, Heba. (2015). Critical Success Factors (CSFS) of
Enterprise Resource Planning (ERP) System Implementation in Higher Education
Institutions (HEIS) : Concepts and Literature Review. In Computer
Science & Information Technology (Vol. 5).
https://doi.org/10.5121/csit.2015.51508
Arvidsson,
Jonathan, & Kojic, Daniel. (2017). Critical Success Factors in ERP
Implementation. J�nk�ping International Business School.
Bingi,
Prasad, Sharma, Maneesh K., & Godla, Jayanth K. (1999). Critical Issues
Affecting an ERP Implementation. Information Systems Management, 16(3),
7�14. https://doi.org/10.1201/1078/43197.16.3.19990601/31310.2
Buckhout,
S., Frey, E., & Nemec, J. J. (1999). Making ERP succeed : turning
fear into promise. IEEE Engineering Management Review, 116�123.
Fitrah,
M. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi
Enterprise Resource Planning. Universitas Indonesia.
Gable,
Guy G., Sedera, Darshana, & Chan, Taizan. (2003). Enterprise systems
success: a measurement model. In March, Salvatore T. and Massey, Anne and
DeGross, Janice I., Eds. Proceedings Twenty-Fourth International Conference
on Information Systems, 576�591.
Hayati,
Enty Nur, Fitriyah, Mumpuni Wijiasih, Program, Dosen, Teknik, Studi, Fakultas,
Industri, Stikubank, Universitas, Kendeng, Jalan, & Ngisor, V. Bendan.
(2015). Penerapan E-Supply Chain Management Pada Industri (Studi Kasus Pada
PT Maitland-Smith Indonesia). 19�33.
Kanaracus,
C. (2010). Biggest Failures of 2010.
Kimberling,
E. (2015). Key Findings From the 2015 ERP Report. Colorado.
Krigsman,
M. (2010). ERP failure: New research and statistics.
Lestariningsih,
Tri, Suyanto, M., & Lutfi, Emha Taufiq. (2015). Analisis Faktor-Faktor
Keberhasilan Implementasi Sistementerprise Resource Planning (Studi
Kasus : PT Teknika Sarana Gardian). Semnasteknomedia Online, 3(1),
331�336.
Mary,
Sumner. (1999). Critical success factors in enterprise wide information
management systems projects. Proceeding of the Americas Conference on
InformationSystems(AMCIS),297�303. https://doi.org/https://doi.org/10.1145/299513.299722
Poonam,
Garg. (2010). Critical Success factors for Enterprise Resource Planning
implementation in Indian Retail Industry: An Exploratory study. International
Journal of Computer Science and Information Security, 8.
Rosario,
JG. (2000). On the leading edge: critical success factors in ERP implementation
projects. Business World, 17, 15�29.
Sasmoyo.
(2010). Enterprise Resource Planning (ERP) dan Implementasi Sistem Informasi
Berbasis ERP.
Shanks,
Graeme, Parr, Anne, Hu, Bin, Corbitt, Brian, Thanasankit, Theerasak, &
Seddon, Peter. (2000). Differences in Critical Success Factors in ERP Systems
Implementation in Australia and China: A Cultural Analysis. In 2000 Citeseer.
Tarhini,
Ali, Ammar, Hussain, Tarhini, Takwa, & Masa�deh, Ra�Ed. (2015). Analysis of
the Critical Success Factors for Enterprise Resource Planning Implementation
from Stakeholders� Perspective: A Systematic Review. International Business
Research, 8, 25�40.
Tjakrawala,
Kurniawan, & Lukita, Andreas. (2012). Model Kausalitas Critical Success
Factors Dalam Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning Guna Memberikan
Nwt Benefit Bagi Perushaan Dengan Menggunakan Partial Least Square. Jurnal
Dan Prosiding SNA - Simposium Nasional Akuntansi, 15(1), 1�33.
Toruan,
Dewi Margaret. (2013). Kesuksesan dan Kegagalan Implementasi Enterprise
Resources Planning (ERP) dan Contoh Studi Kasus PT Semen Gresik & Fox Meyer.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno,
Wahyu. (2010). Kesuksesan Dan Kegagalan Implementasi Sistem Erp: Apakah
Kesalahan Peranti Lunak? Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 8.
https://doi.org/10.19184/jauj.v8i1.1221