Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 5, Mei 2021

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KINERJA BISNIS (STUDI PADA UMKM BATIK DI KOTA SEMARANG)

 

Mohamad Ari Wibowo dan Susilo Toto Raharjo

Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jawa Tengah, Indonesia

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstract

This study examined the influence of factors that affect competitive advantages on business performance (Study on Batik MSMEs in Semarang City). Data obtained from the Office of Cooperatives and MSMEs semarang city recorded the number of batik MSMEs in the city of Semarang only 30. The problem becomes a serious problem because of the decrease in the number of MSMEs Batik and turnover every know, therefore it will be examined further. The purpose of this research is to analyze the influence of variables of entrepreneurial orientation, market orientation, intellectual capital, product innovation and competitive advantage on business performance. This study used a sample of all batik MSME owners in Semarang City. Purposive sampling method is used in this study as a method of data collection, the determination of the number of samples is 30 and 30 questionnaire forms collected from respondents as well as by interview techniques. The analysis technique used to analyze the data that has been obtained is structural equation mode partial least square (SEM-PLS) using AMOS application. All hypotheses in this study are. First, entrepreneurial orientation positively influences competitive advantage. second, market orientation positively affects the third competitive advantage, intellectual capital positively affects the competitive advantage. Fourth, product innovation does not have a positive effect on the competitive advantages of the five entrepreneurial orientations positively affect business performance. The six market orientations have no positive effect on business performance. The seven intellectual capitals have a positive impact on business performance. all eight product innovations have no positive effect on business performance. The nine competitive advantages positively affect business performance.

 

Keywords:������ entrepreneurial orientation; market orientation; intellectual capital; product innovation; competitive advantage; business performance

 

Abstrak

Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan bersaing terhadap Kinerja Bisnis (Studi Pada UMKM Batik di Kota Semarang). Data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang mencatat jumlah UMKM batik di Kota Semarang hanya 30. Permasalahan tersebut menjadi masalah yang cukup serius karena menurunya jumlah UMKM Batik dan omzet setiap tahunya, oleh karena itu akan di teliti lebih lanjut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari variabel orientasi kewirausahaan, orientasi pasar, intellectual capital, inovasi produk dan keunggulan bersaing terhadap kinerja bisnis. Penelitian ini menggunakan sampel semua pemilik UMKM Batik di Kota Semarang. Metode purposive sampling digunakan dalam penelitian ini sebagai metode pengumpulan data, penentuan jumlah sampel adalah 30 dan 30 form kuesioner terkumpul dari responden serta dengan teknik wawancara. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh adalah dengan teknik Structural Equation Mode partial least square (SEM-PLS) dengan menggunakan aplikasi AMOS. Seluruh hipotesis pada penelitian ini yakni. Pertama, orientasi kewirausahaan berpengaruh positif keunggulan bersaing. kedua, orientasi pasar berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing ketiga, intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Keempat, inovasi produk tidak berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing kelima orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Keenam orientasi pasar tidak berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Ketujuh intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. kedelapan inovasi produk tidak berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Kesembilan keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis.

 

Kata Kunci:�� orientasi kewirausahaan; orientasi pasar; intellectual capital; inovasi �produk; keunggulan bersaing; kinerja bisnis

 

Pendahuluan

Keunggulan kompetitif meningkat dari nilai yang diciptakan perusahaan untuk pelanggannya dan bukan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat semacam ini akan dibayarkan oleh pelanggan lain, dan nilai superior yakni penetapan harga lebih rendah dibandingkan dengan harga pesaing (Porter, 1985). (Tubagus Ismail, 2012) menyatakan bahwa perusahaan atau organisasi yang memproduksi barang atau jasa tentunya wajib memperhatikan konsep keunggulan kompetitif, agar perusahaan atau organisasi dapat bertahan dan sebagai imbalannya akan mencapai keuntungan. Hall (1990) mengungkapkan bahwa keunggulan kompetitif terdapat tiga dimensi: daya tahan lama, sulit ditiru, dan mudah identik.

Keunggulan kompetitif akan meningkatkan kinerja bisnis UKM melalui pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan pelanggan. Hasilnya (Chan, Shaffer, & Snape, 2004) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif secara positif mempengaruhi kinerja perusahaan. Indikator kinerja bisnis UKM (Stamp, 2008), adalah pengukuran pengembangan penjualan, pengembangan pelanggan, pengembangan laba dan pengembangan modal kerja yang sangat penting bagi mereka seperti finansial dan waktu untuk melakukan pekerjaan yang ternyata tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. UKM perlu merumuskan suatu strategi untuk membuat bisnisnya ada pada track yang benar untuk pencapaian tujuan UKM yaitu kinerja bisnis yang prima. Masalah mendasar dari manajemen strategi adalah bagaimana suatu organisasi dapat mencapai kinerja yang unggul dan mempertahankan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Teece, Pisano, & Shuen, 1997). Namun, sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, jika terlalu mudah bagi pesaing untuk meningkatkan dan menciptakan sumber daya pengganti yang lebih efektif, bukanlah faktor utama untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. (Hsu, Ju, Yen, & Chang, 2007) dan (Chowdhury, 2013) mendefinisikan bahwa, semakin mudah teknologi ditiru; dengan perubahan cepat dari pesaing dan aturan masyarakat; semakin banyak pengetahuan organisasi muncul sebagai sumber utama keunggulan kompetitif. Studi oleh (Rodan, 2008) pada pandangan berbasis sumber daya menekankan bahwa pengetahuan strategis berbasis sumber daya menjadi berpengaruh terhadap strategi bisnis. Hasil studi ini memiliki kesamaan dan memperkuat penelitian sebelumnya (Budiastuti & Versia, 2011) adanya pengaruh yang signifikan antara keunggulan bisnis terhadap kinerja bisnis. Hasil studi menguatkan temuan penelitian (Daud Ismail, Alam, & Hamid, 2017) bahwa kinerja ekspor dimediasi keunggulan kompetitif. Hasil ini berkebalikan dengan penelitian (Echdar, 2012), dan (Asyhari, Pudjihastuti, & Kurdaningsih, 2018) yang menemukan bahwa kinerja berdampak positif serta signifikan terhadap keunggulan kompetitif. Dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan atau kinerja bisnis adalah kinerja keuangan yang dicapai dalam bentuk pencapaian dari aspek keuangan oleh UKM. Kinerja perusahaan adalah tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui penggunaan berbagai sumber daya yang dimilikinya. Baik buruknya kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber dayanya dan beradaptasi dengan perubahan kondisi inovasi. (Ismanu & Kusmintarti, 2018) menyatakan bahwa pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan, profitabilitas, pengembalian modal, tingkat turnover, dan pangsa pasar. Kinerja dalam penelitian ini diukur dengan tingkat indikator produksi, pangsa pasar yang dicapai oleh volume penjualan yang tinggi dan profitabilitas UKM yang diperoleh.

Jumlah UKM di Indonesia sekarang ini jumlah semakin bertambah. UKM di Indonesia juga menyumbang total 60% dari pertumbuhan ekonomi nasional (Bank Indonesia, 2018). Hal ini juga kontras dengan pertumbuhan jumlah UKM, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan omset UKM khususnya di Jawa Tengah. Data UKM Binaan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam table sebagai berikut:

 

Tabel 1

Data UKM Binaan Provinsi Jawa Tengah

No

Deskripsi

Satuan

Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

1

Jumlah UKM

Unit

90.339

99.681

108.937

115.751

133.679

2

Penyerapan

tenaga kerja

Orang

480.508

608.893

740.740

791.767

918.455

3

Omzet

Rp. Milyar

20.345

24.587

29.113

43.570

49.247

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, 2019

 

Berdasarkan data yang ada, dapat diketahui bahwa terdapat pertumbuhan yang terus menerus dari UKM yang ada di Jawa Tengah selama periode 2013-2017. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum UKM di wilayah Jawa Tengah mengalami peningkatan kinerja bisnisnya. Namun demikian, selama periode� 2013- 2017, terapat sektor UKM yang mengalami penurunan yaitu pada UKM Batik dengan data sebagai berikut:

Tabel 2

Data UKM Batik Kota Semarang

No

Deskripsi

Satuan

Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

1

Jumlah UKM

Unit

100

70

65

50

30

2

Penyerapan

tenaga kerja

Orang

1855

1598

1135

975

787

3

Omzet

Rp. Milyar

-

-14

-29

-14

-19

 

 

 

 

 

 

 

Permasalahan yang ada adalah pada periode 2013-2017, diketahui bahwa terjadi penurunan omset dari UKM Batik di Kota Semarang pada periode 2013- 2017, tentunya berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah UKM yang bergerak di sektor Batik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat permasalahan pada UKM sektor Batik di Kota Semarang. Penurunan kinerja bisnis UKM sektor Batik di Kota Semarang ini diduga disebabkan karena kurangnya strategi bisnis yang dimiliki oleh UKM sektor Batik di Kota Semarang sehingga kinerja bisnisnya tidak maksimal. Strategi bisnis berkaitan dengan perencanaan dan arahan yang akan dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode waktu dimana perusahaan akan menyesuaikan diri dengan sumber-sumber daya yang dimilikinya dan melakukan langkah-langkah untuk lebih meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

 

Metode Penelitian

Objek atau sampel dalam penelitian ini adalah adalah pemilik atau yang bertanggung jawab dalam kegiatan UMKM Batik yang berada di Kota Semarang� yang berjumlah berjumlah 30 orang, yang diperoleh dari hasil penentuan sampel dengan metode sampling sensus, yaitu sampel yang digunakan adalah keseluruhan jumlah populasi.

Pada penelitian ini teknik yang digunakan, dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner tersebut berisi angket berisi pernyataan dan dapat dipilih langsung oleh responden, bertujuan agar peneliti mendapatkan data yang diharapkan dan wawancara. Metode pengumpulan data ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer.kuantitatif digunakan untuk menjelaskan data kualitatif. Data kualitatif ini didapatkan melalui wawancara dengan partisipan secara mendalam (Sugiyono, 2015).

Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode kuesioner dengan menggunakan skala tipe likert (likert scale). Masing-masin pertanyaan dari kuesioner memiliki 5 (lima) skala dimana angka 1 pada sebelah kiri menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dari pertanyaan dan pernyataan yang terdapat pada kuisioner. Sebaliknya angka 5 pada sebelah kanan menunjukkan angka jawaban dari responden yang memiliki penilaian positif atau sangat setuju dengan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan .

Penentuan variabel dan indikator secara keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 yaitu sebagai berikut:

 

Tabel 3

Definisi Operasional Variabel

Variabel

Definisi Operasional Variabel

Indikator

Orientasi Kewirausahaan

 

(Pes�maa, 2007)

Faktor yang dapat meningkatkan kinerja bisnis menjelaskan bahwa karakteristik orientasi kewirausahaan diamati dari perilaku bisnis, yang melibatkan beberapa aspek seperti pengambilan risiko, inovasi dan proaktif.

OK1 : Proaktif

OK2 : Otonomi

OK3 :risk-taking

OK4 :Agresivitas kompetitif

 

Orientasi Pasar

 

 

(Slater & Narver, 2000)

 

Organisasi yang luas generasi intelijen pasar yang berkaitan dengan kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan, penyebaran intelijen secara horizontal dan vertikal dalam organisasi, dan tindakan organisasi yang luas atau responsif terhadapnya.

OP1 : Orientasi Pelanggan

OP2 : Orientasi Pesaing

OP3 : Koordinasi Antar Fungsi

 

Intellectual Capital

 

(Kamukama, Ahiauzu, & Ntayi, 2011); (Todericiu & Stăniţ, 2015); (Kamukama, 2013)

Modal intelektual juga didefinisikan sebagai total stok semua aset dan kemampuan tidak berwujud dalam perusahaan yang dapat menciptakan nilai. Stewart (1994) mendefinisikan modal intelektual sebagai total stok kolektif pengetahuan, informasi, teknologi, hak kekayaan intelektual, pengalaman, pembelajaran dan kompetensi organisasi, sistem komunikasi tim, hubungan pelanggan, dan merek yang mampu menciptakan nilai-nilai untuk suatu perusahaan

IC1: Keterampilan karyawan

IC2: Kualifikasi karyawan

IC3: Pengetahuan karyawan

IC4 : Pengalaman karyawan

 

 

Inovasi Produk

(Dwiyono, 2006)

Inovasi produk yang baik memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, seperti meningkatkan posisi pasar, merek, menarik konsumen baru dan meningkatkan loyalitas konsumen.Industri kreatif tidak hanya memiliki tingkat kapasitas inovatif yang tinggi tetapi juga dapat membentuk lingkungan yang dapat mendukung ide-ide kreatif dan membantu dalam membuat produk, proses atau sistem baru

 

IP1 : Perluasan Lini Produk

IP2 : Produk Tiruan

IP3 : Produk Baru

 

 

 

Variabel

Definisi Operasional Variabel

Indikator

Keunggulan Bersaing

 

(Chan et al., 2004); (Porter, 1985)

Berdasarkan teori keunggulan kompetitif, keunggulan kompetitif terdiri dari dua dimensi utama, yaitu keunggulan biaya rendah dan keunggulan diferensiasi sebagai kunci dalam mencapai kinerja superior (Porter, 1985)

KB1 :Keunggulan Biaya

KB2 : Variasi produk yang ditawarkan

KB3 : Kemampuan memanfaatkan sumber daya

KB4 : Kemampuan beradaptasi

 

Kinerja Bisnis

 

(Efrat, Hughes, Nemkova, Souchon, & Sy-Changco, 2018), (Nkundabanyanga, Akankunda, Nalukenge, & Tusiime, 2017)

Baik buruknya kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber dayanya dan beradaptasi dengan perubahan kondisi inovasi. Jaugh dan Glueck (1998) menyatakan bahwa pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan, profitabilitas, pengembalian modal, tingkat turnover, dan pangsa pasar.

KBI1:� Pertumbuhan Laba

KBI2:� Pertumbuhan Penjualan

KBI3: Pertumbuhan Pelanggan

KBI4 : Penganggaran

 

 

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian ini di desain dengan data statistik. Pendekatan yang digunakan adalah Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-PLS) dengan aplikasi software Smart PLS.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini adalah adalah pemilik atau yang bertanggung jawab dalam kegiatan UMKM Batik yang berada di Kota Semarang� yang berjumlah berjumlah 30 orang, yang diperoleh dari hasil penentuan sampel dengan metode sampling sensus, yaitu sampel yang digunakan adalah keseluruhan jumlah populasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut:

A.    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variable laten dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Pengujian outer model dalam penelitian ini menggunakan uji nilai konvergennya (convergent validity), discriminant validity dan composite reliability. Adapun hasil pengujian outer model dapat diketahui sebagai berikut :

1.      Nilai Konvergennya (Convergent Validity)

Pengujian dalam menilai convergent validity didasarkan atas korelasi antara item score/component score. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang diukur. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup memadai. Adapun batas nilai loading factor yang digunakan dalam penelitian adalah 0.60. Artinya apabila tiap-tiap indikator memiliki nilai loading factor lebih dari 0,6, maka indikator tersebut telah memenuhi validitas konvergen (convergent validity) dan sebaliknya. Untuk melihat nilai loading factor dari indikator-indikator yang mengukur konstruk dapat diketahui dari gambar berikut:

Discriminant validity pada suatu model dianggap baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dengan nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant validity diperoleh sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 4

Pengujian Discriminant Validity

 

original sample estimate

mean of subsamples

Standard deviation

T-Statistic

OK1

0.687

0.707

0.122

5.648

OK2

0.698

0.738

0.086

8.120

OK3

0.902

0.897

0.020

44.124

OK4

0.743

0.761

0.057

12.919

OK5

0.839

0.818

0.053

15.910

OK6

0.808

0.766

0.074

10.925

OK7

0.702

0.684

0.129

5.444

OK8

0.711

0.705

0.076

9.317

OP1

0.847

0.826

0.067

12.666

OP2

0.805

0.786

0.073

11.002

OP3

0.628

0.621

0.133

4.724

OP4

0.863

0.851

0.021

40.518

OP5

0.905

0.902

0.020

44.735

OP6

0.769

0.733

0.077

10.005

IC1

0.613

0.536

0.145

4.221

IC2

0.741

0.711

0.122

6.052

IC3

0.684

0.651

0.121

5.635

IC4

0.677

0.674

0.113

6.004

IC5

0.692

0.767

0.126

5.487

IC6

0.857

0.854

0.037

22.982

IC7

0.844

0.844

0.036

23.672

IC8

0.762

0.780

0.066

11.465

IP1

0.772

0.727

0.078

9.867

IP2

0.842

0.839

0.072

11.614

IP3

0.616

0.689

0.146

4.211

IP4

0.705

0.681

0.110

6.418

IP5

0.934

0.941

0.014

64.978

IP6

0.864

0.875

0.067

12.979

KB1

0.715

0.773

0.053

13.482

KB2

0.653

0.683

0.074

8.827

KB3

0.846

0.820

0.037

22.621

KB4

0.773

0.782

0.060

12.772

KB5

0.706

0.735

0.065

10.799

KB6

0.809

0.813

0.059

13.733

KB7

0.771

0.793

0.112

6.891

KB8

0.684

0.739

0.111

6.167

KBB1

0.740

0.769

0.077

9.613

KBB2

0.788

0.812

0.099

7.926

KBB3

0.780

0.714

0.085

9.201

KBB4

0.789

0.806

0.047

16.788

KBB5

0.634

0.695

0.093

6.842

KBB6

0.873

0.839

0.038

22.762

 

Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh indikator memiliki nilai outer loading > 0,6 dan memiliki nilai� t-statistik > 1,96. Artinya bahwa bahwa semua indikator yang mengukur kontruk telah memenuhi validitas konvergen (convergent validity). Oleh karena seluruh indikator yang mengukur kontruk telah memenuhi convergent validity, sehingga dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.

2.      Nilai Diskriminannya (Discriminant Validity)

Discriminant validity pada suatu model dianggap baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dengan nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant validity diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5

Hasil Pengujian Discriminant Validity

 

OK

OP

IC

IP

KB

KBB

IC1

0.293

0.421

0.613

0.328

0.384

0.454

IC2

0.516

0.582

0.741

0.490

0.632

0.662

IC3

0.461

0.511

0.684

0.431

0.507

0.610

IC4

1.029

0.666

0.677

0.587

0.869

0.870

IC5

0.861

0.522

0.692

0.486

0.729

0.736

IC6

0.750

0.774

0.857

0.580

0.838

0.818

IC7

0.646

0.662

0.844

0.527

0.750

0.734

IC8

0.466

0.505

0.762

0.449

0.550

0.556

IP1

0.616

0.699

0.726

0.772

0.679

0.691

IP2

0.612

0.684

0.945

0.842

0.773

0.824

IP3

0.927

0.519

0.616

0.616

0.683

0.646

IP4

0.434

0.451

0.591

0.705

0.537

0.535

IP5

1.000

0.924

1.028

0.934

0.996

0.960

IP6

0.869

0.729

0.788

0.864

0.809

0.787

KB1

1.091

0.550

0.839

0.610

0.715

0.849

KB2

1.019

0.590

0.707

0.573

0.653

0.750

KB3

0.701

0.706

0.885

0.572

0.846

0.789

KB4

0.681

0.766

0.806

0.626

0.773

0.758

KB5

0.627

0.710

0.742

0.423

0.706

0.700

 

 

 

 

 

 

 

KB6

0.839

0.765

0.936

0.689

0.809

0.854

KB7

0.730

0.719

0.870

0.556

0.771

0.842

KB8

0.801

0.680

0.646

0.470

0.684

0.678

KBB1

0.623

0.647

0.841

0.587

0.784

0.740

KBB2

0.886

0.618

0.855

0.524

0.762

0.788

KBB3

0.638

0.675

0.799

0.491

0.700

0.780

KBB4

0.886

0.919

0.955

0.643

0.959

0.789

KBB5

0.934

0.533

0.752

0.660

0.743

0.634

KBB6

0.735

0.727

0.871

0.559

0.802

0.873

OK1

0.687

0.378

0.508

0.389

0.592

0.548

OK2

0.698

0.485

0.602

0.438

0.793

0.654

OK3

0.902

0.824

0.972

0.686

1.026

0.957

OK4

0.743

0.911

1.020

0.851

0.928

0.936

OK5

0.839

0.722

0.774

0.573

0.869

0.806

OK6

0.808

0.617

0.601

0.414

0.705

0.695

OK7

0.702

0.806

0.831

0.613

0.757

0.823

OK8

0.711

0.552

0.858

0.448

0.766

0.778

OP1

0.704

0.847

0.721

0.506

0.685

0.643

OP2

0.557

0.805

0.691

0.557

0.661

0.646

OP3

0.800

0.628

0.676

0.488

0.671

0.682

OP4

0.962

0.863

1.008

0.710

1.006

0.998

OP5

0.914

0.905

0.969

0.662

0.930

0.926

OP6

0.567

0.769

0.726

0.476

0.694

0.642

Sumber : Data primer yang diolah

 

Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh indikator pada variabel orientasi kewirausahaan, orientasi pasar, intellectual capital, innovasi produk, keunggulan bersaing dan kinerja bisnis memiliki nilai loading factor lebih besar dibanding nilai loading variabel laten lain. Hasil ini menunjukkan bahwa Artinya, variabel orientasi kewirausahaan, orientasi pasar, intellectual capital, innovasi produk, keunggulan bersaing dan kinerja bisnis memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengujian discriminant validity juga dapat dilakukan dengan melihat nilai average variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk. Adapun hasil discriminant validity dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6

Average Variance Extracted (AVE)

 

Average variance extracted (AVE)

OK

0.585

OP

0.653

IC

0.545

IP

0.633

KB

0.558

KBB

0.594

Sumber : Data primer yang diolah

 

Tabel 6 menunjukkan bahwa diperoleh nilai average variance extracted (AVE) untuk konstruk variabel orientasi kewirausahaan diketahui sebesar 0,585, nilai AVE untuk variabel orientasi pasar diketahui sebesar 0,653, nilai AVE variabel intellectual capital diketahui sebesar 0,558, nilai AVE variabel innovasi produk diketahui sebesar 0,633, nilai AVE variabel keunggulan bersaing diketahui sebesar 0,558� dan nilai AVE variabel kinerja bisnis diketahui sebesar 0,594. Oleh karena seluruh konstruk memiliki nilai average variance extracted (AVE) lebih besar dari 0, maka dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik.

3.      Composite Reliability

Composite reliability menguji nilai reliabilitas antara blok indicator dari konstruk yang membentuknya. Adapun hasil output composite reliability dapat diketahui pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Hasil Composite Reliability

 

Composite Reliability

OK

0.918

OP

0.918

IC

0.904

IP

0.911

KB

0.909

KBB

0.897

Sumber : Data primer yang diolah

 

Tabel 7 menunjukkan bahwa diperoleh bahwa variabel orientasi kewirausahaan memiliki nilai composite reliability sebesar 0,918, variabel orientasi pasar memiliki nilai composite reliability sebesar 0,918, variabel intellectual capital memiliki nilai composite reliability sebesar 0,904, variabel inovasi produk memiliki nilai composite reliability sebesar 0,911, variabel keunggulan bersaing memiliki nilai composite reliability sebesar 0,909�� dan variabel kinerja bisnis memiliki nilai composite reliability sebesar 0,897. Hasil ini menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai composite reliability yang lebih besar dari 0,70. Dengan demikian model dalam penelitian ini telah memenuhi composite reliability.

4.      Pengujian Model Struktural (Inner Model )

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat antar konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square dengan konstruk dependen uji t serta signifikandi koefisien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Estimasi R-square dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

 

 

 

 

 

 

Tabel 8

Nilai R-square Model

 

R-square

OK

 

OP

 

IC

 

IP

 

KB

0.933

KBB

0.955

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Data primer yang diolah

5.      Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dan hubungan antar variabel dapat dilihat dari hasil Inner Weight pada model. Adapun hasil koefisien pada pengujian model struktural� path dapat diketahui pada hasil inner model berikut ini:

Tabel 9

Hasil Inner Weight

 

original sample estimate

mean of subsamples

Standard deviation

T-Statistic

OK -> KB

0.331

0.411

0.076

4.365

OP -> KB

0.218

0.159

0.103

2.124

IC -> KB

0.366

0.375

0.157

2.334

IP -> KB

0.125

0.089

0.139

0.902

OK -> KBB

0.109

0.094

0.136

0.801

OP -> KBB

0.034

0.082

0.154

0.218

IC -> KBB

0.408

0.421

0.161

2.539

IP -> KBB

0.048

0.047

0.162

0.298

KB -> KBB

0.417

0.374

0.151

2.756

Sumber : Data primer yang diolah

a)      Pengujian Hipotesis 1

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing diperoleh koefisien jalur sebesar 0,331 dan nilai� t-statistics sebesar 4,365. Oleh karena nilai t-statistics lebih besar dari 1,96 (>1,96),� maka dapat diketahui Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

b)      Pengujian Hipotesis 2

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing diperoleh koefisien jalur sebesar 0,218 dan nilai t-statistics sebesar 2,124. Oleh karena nilai t-statistics lebih besar dari 1,96 (>1,96), �maka dapat diketahui Ho ditolak dan H2 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

c)      Pengujian Hipotesis 3

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh intellectual� capital terhadap keunggulan bersaing diperoleh koefisien jalur sebesar 0,366 dan nilai t-statistics sebesar 2,334. Oleh karena nilai t-statistics lebih besar dari 1,96 (>1,96), maka dapat diketahui Ho ditolak dan H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

d)      Pengujian Hipotesis 4

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing diperoleh koefisien jalur sebesar 0,125 dan nilai t-statistics sebesar 0,902. Oleh karena nilai t-statistics lebih kecil dari 1,96 (<1,96), maka dapat diketahui Ho diterima dan H4 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

e)      Pengujian Hipotesis 5

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,109 dan nilai t-statistics sebesar 0,801. Oleh karena nilai t-statistics lebih kecil dari 1,96 (<1,96),� maka dapat diketahui Ho diterima dan H5 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

f)       Pengujian Hipotesis 6

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,034 dan nilai t-statistics sebesar 0,218. Oleh karena nilai t-statistics lebih kecil dari 1,96 (<1,96),� maka dapat diketahui Ho diterima dan H6 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

g)      Pengujian Hipotesis 7

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh intellectual capital terhadap kinerja bisnis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,408 dan nilai t-statistics sebesar 2,539. Oleh karena nilai t-statistics lebih besar dari 1,96 (>1,96), maka dapat diketahui Ho ditolak dan H7 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intellectual� capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

h)      Pengujian Hipotesis 8

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh inovasi produk terhadap kinerja bisnis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,048 dan nilai t-statistics sebesar 0,298. Oleh karena nilai t-statistics lebih kecil dari 1,96�������������� (<1,96), maka dapat diketahui Ho diterima dan H8 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

i)       Pengujian Hipotesis 9

Hasil estimasi inner weight pada pengujian pengaruh keunggulan bersaing� terhadap kinerja bisnis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,417 dan nilai t-statistics sebesar 2,756. Oleh karena nilai t-statistics lebih besar dari 1,96 (>1,96), maka dapat diketahui Ho ditolak dan H9 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada pemilik UMKM Batik di Kota Semarang.

B.     Uji Langsung dan Tidak Langsung

Pengujian langsung dan tidak langsung dalam penelitian ini menguji pengaruh orientasi kewirausahaan, orientasi pasar, intellectual capital dan inovasi produk terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening. Adapun hasil pengujian langsung dan tidak langsung dapat diketahui sebagai berikut:

1.      Uji Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Bisnis melalui Keunggulan Bersaing

Hasil uji langsung dan tidak langsung pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening dapat digambarkan berikut ini:

0,331

0,417

Orientasi

Kewirausahaan

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Bisnis

 

0,109

 

 

 

 

 

 

 

 


Hubungan langsung��������������� =��������� 0,109

Hubungan tidak langsung������ = �������� 0,331 x 0,417 = 0,138

Gambar di atas menunjukkan hasil uji mediasi, dimana diperoleh hasil pengaruh tidak langsung sebesar 0,138. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hasil pengaruh tidak langsung� diketahui lebih besar dari nilai pengaruh langsung sebesar 0,109. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing mampu memediasi pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis.

2.      Uji Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis melalui Keunggulan Bersaing

Hasil uji langsung dan tidak langsung pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening dapat digambarkan berikut ini:

0,218

0,417

Orientasi

Pasar

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Bisnis

0,034

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Hubungan langsung��� ����������� =��������� 0,034

Hubungan tidak langsung������ = �������� 0,218 x 0,417 = 0,091

Gambar di atas menunjukkan hasil uji mediasi, dimana diperoleh hasil pengaruh tidak langsung sebesar 0,091. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hasil pengaruh tidak langsung� diketahui lebih besar dari nilai pengaruh langsung sebesar 0,034.� Dengan emikian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing mampu memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis.

3.      Uji Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Bisnis melalui Keunggulan Bersaing

Hasil uji langsung dan tidak langsung pengaruh intellectual capital terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening dapat digambarkan berikut ini:

0,366

0,417

Intellectual Capital

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Bisnis

0,408

 

 

 

 

 

 

 

 


Hubungan langsung��� ����������� =��������� 0,153

Hubungan tidak langsung������ = �������� 0,366 x 0,417 = 0,153

Gambar di atas menunjukkan hasil uji mediasi, dimana diperoleh hasil pengaruh tidak langsung sebesar 0,153. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hasil pengaruh tidak langsung� diketahui lebih kecil dari nilai pengaruh langsung sebesar 0,408. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing tidak mampu memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja bisnis.

4.      Uji Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh Inovasi Produk terhadap Kinerja Bisnis melalui Keunggulan Bersaing

Hasil uji langsung dan tidak langsung pengaruh inovasi produk terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening dapat digambarkan berikut ini :

0,125

0,417

Inovasi

Produk

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Bisnis

0,048

 

 

 

 

 

 

 

 


Hubungan langsung��� ����������� =��������� 0,048

Hubungan tidak langsung������ = �������� 0,125 x 0,417 = 0,052

Gambar di atas menunjukkan hasil uji mediasi, dimana diperoleh hasil pengaruh tidak langsung sebesar 0,052. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hasil pengaruh tidak langsung� diketahui lebih besar dari nilai pengaruh langsung sebesar 0,048.� Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing mampu memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja bisnis.

 

Kesimpulan

Dari hasil pengujian hipotesis 1 yang berbunyi Orientasi Kewirausahaan diduga berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing menunjukkan nilai t statistic 4,365 yang lebih besar dari t table sebesar 1,96. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 1 terbukti signifikan yaitu Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

Dari hasil pengujian hipotesis 2 yang berbunyi Orientasi Pasar diduga berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing menunjukkan nilai t statistic 2,124 yang lebih besar dari t table sebesar 1,96. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 2 terbukti signifikan yaitu Orientasi Pasar berpengaruh positif signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

Dari hasil pengujian hipotesis 3 yang berbunyi Intellectual capital diduga berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing menunjukkan nilai t statistic 2,334 yang lebih besar dari t table sebesar 1,96. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 3 terbukti signifikan yaitu Intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

Dari hasil pengujian hipotesis 4 yang berbunyi Inovasi Produk diduga tidak berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing menunjukkan nilai t statistic 0,902. (< 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 4 terbukti tidak berpengaruh signifikan yaitu Inovasi Produk tidak berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

Dari hasil pengujian hipotesis 5 yang berbunyi orientasi kewirausahaan diduga tidak berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis menunjukkan nilai t statistic 0,801 ( < 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 5 terbukti tidak berpengaruh signifikan yaitu orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis.

Dari hasil pengujian hipotesis 6 yang berbunyi Orientasi Pasar diduga tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis menunjukkan nilai t statistic 0,218. (< 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 6 terbukti tidak berpengaruh signifikan yaitu Orientasi Pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Bisnis.

Dari hasil pengujian hipotesis 7 yang berbunyi Intellectual capital diduga t berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis menunjukkan nilai t statistic 2,539 (> 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 7 terbukti berpengaruh signifikan yaitu Intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Bisnis.

Dari hasil pengujian hipotesis 8 yang berbunyi Inovasi produk diduga t tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis menunjukkan nilai t statistic 0,298 (< 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 8 terbukti tidak berpengaruh signifikan yaitu Inovasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Bisnis.

Dari hasil pengujian hipotesis 9 yang Keunggulan Bersaing diduga t berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis menunjukkan nilai t statistic 2,756 (> 1,96). Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa hipotesis 9 terbukti berpengaruh signifikan yaitu intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis.

 

 

 

 

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Asyhari, Asyhari, Pudjihastuti, Sri Hindah, & Kurdaningsih, Dian Marhaeni. (2018). Peran mediasi keunggulan kompetitif pada faktor determinan kinerja bisnis UKM di sentra tenun batik di Jawa Tengah. Jurnal Siasat Bisnis, 22(2), 111�131. Google Scholar

 

Budiastuti, Dyah, & Versia, Versia. (2011). Pengaruh Kapabilitas terhadap Keunggulan Kompetitif dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan pada PT Adi Cipta, Makassar. Binus Business Review, 2(1), 286�292. Google Scholar

 

Chan, Lismen L. M., Shaffer, Margaret A., & Snape, Ed. (2004). In search of sustained competitive advantage: the impact of organizational culture, competitive strategy and human resource management practices on firm performance. The International Journal of Human Resource Management, 15(1), 17�35. Google Scholar

 

Chowdhury, Partha Prasad. (2013). Key strategies and issues of positioning: A review of past studies. American Academic & Scholarly Research Journal, 5(1), 55. Google Scholar

 

Dwiyono, Teguh. (2006). Pengaruh Variasi Besar, Tinggi Gaya Tekan dan Kemiringan Pipa Output terhadap Head pada Alat Peraga Hukum Pascal untuk Menaikkan Elevasi Muka Air. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar

 

Echdar, Saban. (2012). Maryadi. Bussines Ethics and Entrepeneurship. Yogyakarta. Google Scholar

 

Efrat, Kalanit, Hughes, Paul, Nemkova, Ekaterina, Souchon, Anne L., & Sy-Changco, Joseph. (2018). Leveraging of Dynamic export capabilities for competitive advantage and performance consequences: Evidence from China. Journal of Business Research, 84, 114�124. Google Scholar

 

Hsu, Meng Hsiang, Ju, Teresa L., Yen, Chia Hui, & Chang, Chun Ming. (2007). Knowledge sharing behavior in virtual communities: The relationship between trust, self-efficacy, and outcome expectations. International Journal of Human-Computer Studies, 65(2), 153�169. Google Scholar

 

Ismail, Daud, Alam, Syed Shah, & Hamid, Roshayati bt Abdul. (2017). Trust, commitment, and competitive advantage in export performance of SMEs. Gadjah Mada International Journal of Business, 19(1), 1�18. Google Scholar

 

Ismail, Tubagus. (2012). The development of entrepreneurial social competence and business network to improve competitive advantage and business performance of small medium sized enterprises: A case study of batik industry in Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 46�51. Google Scholar

 

Ismanu, Sidik, & Kusmintarti, Anik. (2018). Pengaruh Lingkungan Industri Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Inovasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus Di Ukm Batik Tulis). Prosiding Seminar Nasional Akuntansi, Manajemen, Dan Keuangan, 1(1). Google Scholar

 

Kamukama, Nixon. (2013). Intellectual capital: company�s invisible source of competitive advantage. Competitiveness Review: An International Business Journal. Google Scholar

 

Kamukama, Nixon, Ahiauzu, Augustine, & Ntayi, Joseph M. (2011). Competitive advantage: mediator of intellectual capital and performance. Journal of Intellectual Capital. Google Scholar

 

Nkundabanyanga, Stephen Korutaro, Akankunda, Brendah, Nalukenge, Irene, & Tusiime, Immaculate. (2017). The impact of financial management practices and competitive advantage on the loan performance of MFIs. International Journal of Social Economics. Google Scholar

 

Pes�maa, Ossi. (2007). Development of relationships in interorganizational networks: studies in the tourism and construction industries. Lule� tekniska universitet. Google Scholar

 

Porter, Michael E. (1985). Technology and competitive advantage. Journal of Business Strategy. Google Scholar

 

Rodan, Simon. (2008). Organizational learning: effects of (network) structure and (individual) strategy. Computational and Mathematical Organization Theory, 14(3), 222�247. Google Scholar

 

Slater, Stanley F., & Narver, John C. (2000). The positive effect of a market orientation on business profitability: A balanced replication. Journal of Business Research, 48(1), 69�73. Google Scholar

 

Sugiyono, Prof. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta, 28. Google Scholar

 

Teece, David J., Pisano, Gary, & Shuen, Amy. (1997). Dynamic capabilities and strategic management. Strategic Management Journal, 18(7), 509�533. Google Scholar

 

Todericiu, Ramona, & Stăniţ, Alexandra. (2015). Intellectual capital�The key for sustainable competitive advantage for the SME�s sector. Procedia Economics and Finance, 27, 676�681. Google Scholar

 

 

 

Copyright holder:

Mohamad Ari Wibowo dan Susilo Toto Raharjo (2021)

 

First publication right:

Journal Syntax Literate

 

This article is licensed under: