Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����������������������������������� e-ISSN:
2548-1398
����������������������������������� Vol.
6, No. 4, April 2021
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI MANGROVE (RHIZOPORA STYLOSA) DI MITRA POKMASWAS DESA LEMBUNG��������������
Mohammad Taufiq Hidayat
Universitas Islam Madura, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
Effort
stoutilize the potential contained in the mangrove forest ecosystem should becarried
out by paying attention to ecologicalaspects so that the utilization can be carried
out optimally and still maintaining the function and existence of the mangrove
area,� purposes to find an overview and
to analyze the mangrove coffee business in Lembung Village, Galis District,
Pamekasan Regency. This study uses qualitative data, which research intends to
understand behavior, perceptions, motivation, and actions. Internal factors
1.30 andexternalfactors 1.35. Anditis in quadrant II where in thisposition a
businessorindustry has a large market opportunity, but on the other handit faces
several internal constraints / weaknes sessuch as limited production and lack of
promotion. The resultofthe SWOT quadrant above, the strategy implementation that
can be used by POKMASWAS is the WO strategy. Namely POKMASWAS must in crease mangrove
coffee production capacity and increase marketing activati on through digital
marketing.
Keywords: mangrove; developmentstrategy; participation.
Abstrak
Upaya pemanfaatan potensi yang terdapat pada
ekosistem hutan mangrove hendaknya dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologi
sehingga dalam pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal dan tetap menjaga
kelestarian funsgsi dan keberadaan kawasan mangrove tersebut, tujuannya untuk mengetahui gambaran
umum dan menganalisis� usaha kopi mangrove
di Desa Lembung Kecamatan Galis kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif, yang
mana penelitian bermaksud untuk memahami perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Faktor internal 1,30 dan faktor
eksternal 1,35. Dan berada pada kuadran II dimana pada posisi ini sebuah usaha
maupun industri memiliki peluang pasar yang besar, tetapi dilain pihak
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal seperti produksi terbatas dan
kurangnya promosi. Hasil kuadran SWOT di atas, maka penerapan strategi yang
dapat digunakan POKMASWAS yaitu strategi WO. Yaitu POKMASWAS harus meningkatkan
kapasitas produksi kopi mangrove dan meningkatkan aktifasi pemasaran melalui pemasaran
digital.
Kata Kunci: mangrove; strategi
pengembangan; partisipasi.
Pendahuluan
Berdasarkan luasnya kawasan hutan mangrove di Indonesia
yang merupakan terluas di dunia yaitu � 2,5 juta hektar melebihi Brazil 1,3 juta ha, Nigeria 1,1 juta ha dan
Australia 0,97 ha (Noor, 1999). Namun demikian, kondisi
mangrove Indonesia baik secara kualitatif dan kuantitatif terus menurun dari tahun ketahun. Pada tahun
1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 5.209.543 ha sedangkan pada tahun 1993 menjadi 2.496.185 juta ha, terjadi penurunan luasan hutan mangrove sekitar 47,92 %.� Di Provinsi Jawa Tengah memiliki kawasan berpotensi mangrove seluas 76.929, 14 hektar yang sebagian besar 99 % terletak
di luar kawasan hutan dan 1% terletak di dalam kawasan hutan. Mangrove di Indonesia dikenal keragaman jenis yang tinggi.
Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman kurang lebih 202 spesies
yang terdiriatas 89 spesiespohon,
5 spesiespalem, 19 spesies
liana, 44 spesiesepifit, dan satuspesies
sikas (Bengen, 2001).
Keberadaanhutan mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasantahun 1993 terdapat
di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Tlanakan, Pademawu,
Galis dan Larangan, dengan total luasan 739 ha. Sedangkan data pada tahun 2005, keberadaan hutan mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan menjadi 683,9 ha. Dengan demikian kondisi hutan mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan mengalami perubahan luasan sebesar 55,1 ha yaitu Kecamatan Tlanakan bertambah seluas 6,2 ha, Kecamatan Pademawu berkurang 55,2 ha, Kecamatan Galis berkurang 8,6 ha dan Kecamatan Larangan bertambah 2,5 ha. ( Supriyanto, 2014). Pembangunan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan merupakan kebijakan penting Departemen Kelautan dan Perikanan. Kebijakan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa wilayah pesisir dan laut secara ekologis dan ekonomis potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut secara berkelanjutan, pola pemanfaatan yang sifatnya merusak dan mengancam kelestarian sumber daya pesisir dan laut masih saja terus berlangsung.
Perubahan yang terjadi
pada wilayah pesisir tidak hanya sekedar gejala alam semata, tetapi kondisi ini sangat besar dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sekitarnya.
wilayah pesisir merupakan wilayah pintu gerbang bagi berbagai dampak dari aktivitas tersebut, dengan
kata lain daerah pesisir merupakan wilayah yang sering menerima permasalahan dibandingkan dengan wilayah lainya. Permasalahan tersebut muncul dari aktivitas pembangunan seperti pembangunan pemukiman dan aktivitas perdagangan karena wilayah pesisir paling rentan terhadap perubahan baik secara alami atau fisik sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan, salah satunya adalah ekosistem mangrove.
MetodePenelitian
penelitian ini
menggunakan data kualitatif,
yang mana penelitian kualitatif
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pada penelitian ini digunakan dua sumber yakni data primer dan data sekunder. Adapun jenis data dan metode dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari narasumber langsung atau pihak yang terkait mengenai permasalahan yang akan
diteliti. Data primer yang akan diambil berupa karakteristik responden, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi pengembangan usaha kopi mangrove. Adapun teknik pengambilan data primer sebagai berikut:
1. Pengamatan
Observasi digunakan untuk mengetahui fakta yang terjadi didaerah penelitian berdasarkan. Pengamatan ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dilokasi penelitianya itu Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Data yang diproleh yaitu mengenai Strategi Pengembangan Usaha Kopi Mangrove.
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan mencari bahan keterangan melalui Tanya jawab lisan dengan siapa saja diperlukan Wawancara dilakukan dengantanya jawab secara langsung, diskusi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang menjadi bahasan dalam penelitian dengan menggunakan kuisioner.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua yang tidak terlibat secara langsung dalam permasalahan tetapi mendukung penelitian sebagai data pendukung.
Data ini dapat berupa data atau dokumen yang berasal dari buku, internet, instansi terkait, suratkabar,
penelitian terdahulu yang terkait dengan bahan penelitian.
Dalam penelitian ini mengunakan metode analisis SWOT. Analisis
SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan factor eksternal (luar)
yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metodeini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1) Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.
Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2) Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3) Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4) Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Menurut (Fahmi, 2013) untuk
menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor
eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:Faktoreksternalinimempengaruhiterbentuknya opportunities and threats
(O dan T). Dimana factor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi
di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan social budaya.
Hasil dan Pembahasan
A.
Pemasaran Kopi di POKMASWAS
Pemasaran merupakan landasan utama dalam bisnis, kondisi
yang paling sulit adalah mempertahankan konsumen untuk selalu menggunakan produk unggulannya, dengan menciptakan loyalitas bagi pelanggan dan menjaga ketersediaan serta konsistensi kualitas produk kopi. Proses pemasaran
produksi kopi di POKMASWAS masih dilakukan di tempat produksi dan melalui pameran, serta pemasaran melalui Organization for Industrial
and Cultural Advancement (OISCA) yang merupakan organisasi yang bergerak
di bidang peduli lingkungan, organesasi ini berpusat di jepang.
POKMASWAS perlu penerapan strategi pemasaran yang tepat dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan produk di pasar. Sedangkan
menurut Jerome Mc Carthy dalam (Tjiptono, 2008), bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa
yang ditawarkan kepada pelanggan. Bauran pemasaran produk dirumuskan menjadi 4 P (Product, Price,
Place, dan Promotion). Elemen pada bauran
pemasaran
terdiri dari semua variabel yang bias dikontrol dan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran, selain itu bauran pemasaran digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen. Berikut adalah beberapa bauran pemasaran dari POKMASWAS:
1. Produk (Product)
Produk adalah suatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian agar dibeli,
digunakan, ataupun dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Produk yang dihasilkan oleh
POKMASWAS memiliki merek dagang yang bernama
kopi mangrove, filosofi nama merek sendiri berasal dari pemilik atau pengolah kopi yang berada di kawasan pesisir. Pengolah memiliki komitmen untuk menyediakan kopi dengan kualitas tinggi, caranya dengan menerapkan standarisasi produk, yaitu hanya menjual kopi dengan kadar air dibawah
25% seperti batas yang telah ditetapkan oleh Pusat kopi Nasional. perbedaan kopi mangrove sama kopi
biasa
yaitu dari segi warna.
Kopi mangrove biasa dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia, dari anak-anak sampai orang tua.
Sebagai
produk inti dari perusahaan, Kopi pesisir adalah representasi dari upaya perusahaan mengajak masyarakat untuk berubah kegaya hidup yang lebih sehat.
2.
Distribusi (Place)
Distribusi adalah kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dengan mudah dan tersedia bagi konsumen sasaran. Distribusi produk yang dilakukan
oleh Produk Lebah kopi pesisir yaitu dengan Pemasaran hasil produksi POKMASWAS pada saat
ini sudah ada di Desa Lembung Pamekasan, untuk
para pelanggan yang ingin membeli bias
dating langsung ketempat produksi yaitu di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan dan produk ini sudah dikirim ke area luar
Madura yaitu Probolinggo, Lumajang
dan sampai pulau Kalimantan dan juga
POKMASWAS ini bermitra dengan OISCA. Oisca merupakan organisasi yang bergerak
di bidang peduli lingkungan, organisasi ini berpusat di jepang.
Produk Kopi Mangrove ini di
eksport
ke Jepang, produk ini sudah bisa di bilang sukses walaupun skala home indutri karena dapat memenuhi konsumen dalam negeri dan konsumen yang ada di luar negeri.
Dalam saluran pemasaran di POKMASWAS ada 2 saluran yaitu:
a. Saluran I: kunsumen langsung membeli di tempat produksinya di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
b. Saluran II: pemasaran ini menggunakan media social atau di katakan media online.� Konsumen bias
memesan melalui WA.
3. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh kesepakatan pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga yang dilakukan
oleh POKMASWAS didasarkan atas perhitungan biaya produksi dan mengikuti harga di pasaran.
Dalam usaha mengembangkan produk kopi mangrove hasil
produksi
dari kelompok POKMASWAS mereka memberikan pelayanan dan bias ditemui oleh pelanggang
di Desa
Lembung Pamekasan
dengan harga terjangkau. Hal ini di lakukan demi memanjakan konsumen dan menekan harga yang terlalu tinggi karena tanpa adanya salesmen seperti
produk yang ada di pasaran.
4.
Promosi (Promotion)
Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meyakinkan konsumen agar maumelakukan tindakan pembelian dan merasakan manfaat langsung dari produk yang dijual.
Ada beberapacara yang pernah dilakukan oleh �KUB Sabuk Hijau� untuk melakukan promosi, antara
lain:
1. Melalui dari mulut kemulut.
2. Penjualan langsung dengan mengikuti berbagai Pameran
3. Membuat pamflet, brosur.
B. Perumusan Strategi Pemasaran kopi di POKMASWAS
Menurut {Formatting Citation}strategi pemasaran adalah salah satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik untuk perusahaan yang memproduksi barang ataupun jasa. strategi adalah
penjelasan
mengenai
tujuan jangka panjang perusahaan dan bagaimana perusahaan melakukan tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan. perumusan
strategi pemasaran dengan menganalisis IFAS dan EFAS dari unit usaha tersebut.
C. Analisis
Matriks
Internal Factor
Evaluation (IFE)
Analisis lingkungan internal perusahaan
menghasilkan lima kekuatan dan lima kelemahan. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Identifikasi Kekuatan
Menganalisis kekuatan perusahaan dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepentingan dan observasi bisnis untuk melakukan perbandingan dengan perusahaan kompetitor, tujuannya
agar mengetahui keunggulan kompetitif dan komparatif
yang dimiliki perusahaan.
Bahan baku yang digunakan dalam produk kopi pesisir hanya satu jenis, yaitu biji mangrove. Produsen menjamin keaslian dan kemurnian
kopi karena kadar air yang terkandung
dibawah standar nasional yang mencapai 25%. Untuk
mengurangi
kandungan
kadar air dalam kopi, banyak produsen kopi lain yang mencampurkan kopi dengan hilangi aroma khas
kopi mangrovei. POKMASWAS memiliki harga yang cenderung lebih murah dibandingkan beberapa competitor sejenis. Hal ini dikarenakan kopi yang asli.
2.
Identifikasi Kelemahan
Menganalisis kelemahan perusahaan dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepentingan dan pengamatan langsung terhadap unit usaha.
Lima kelemahan yang diperoleh antara lain:
a.
Produksi
terbatas
Keterbatasan produksi di POKMASWAS berdampak
terhadap
tidak siapnya unit usaha/pengolahan apabila menghadapi permintaan dengan jumlah besar dalam satu waktu. Sehingga
POKMASWAS perlu melakukan tindaan yang integrative dari hulu kehilir.
b.
Belum ada sertifikasi halal
Sertifikasi halal sangat diperlukan dalam keberlangsungan usaha, POKMASWAS saat
ini baru melengkapi
izin PIRT saja, dan sedang berencana untuk mengurus proses sertifikasi
halal. Dalam hal ini, POKMASWAS perlu untuk segera membuat sertifikasi halal untuk meningkatkan nilai tambah, rasa aman,
dan kepercayaan konsumen terhadap produk.
c.
Merek masih belum di kenal
Aktivasi merek yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kopi pesisir masih kurang optimal. Alangkah
baiknya POKMASWAS membuat brosur agar masyarakat lebih mudah untuk mengenal tentang produk kopi pesisir.
d.
Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha
Sebagai usaha yang baru mulai bergeliat kembali di tahun
2016, POKMASWAS masih belum memiliki finansial yang cukup untuk melakukan perencanaan jangka panjang. Perusahaan saat
ini lebih mementingkan
cepatnya uang berputar (arus kas),
dibandingkan
hanya sekedar keuntungan
tapi menggunakan
system konsinyasi.
e.
Kurangnya promosi
Saat ini promosi yang dilakukan
POKMASWAS masih menggunakan cara konvensional, lewatbrosur,
pamflet, dan dari mulut kemulut, dll. Di zaman digital seperti sekarang, alangkah baiknya menggunakan pemanfaatan IPTEK adalah nilai tambah bagi pemasaran suatu produk.
Berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan, selanjutnya disusunlah matriks IFE dimana factor
kunci keberhasilan
dari lingkungan internal dirangkum dalam sebuah table
evaluasi
faktor internal (IFE) yang berisi
nilai total skor hasil perhitungan pembobotan dan peringkat.
Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel
4.1 berikut ini:
Tabel 1
IFAS
(Ringkasan Analisis Faktor Strategi Internal) POKMASWAS
di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
Faktor Internal |
||||
No |
Kekuatan |
Bobot |
Ranting |
Skor |
1 |
Produk berkualitas baik |
0.15 |
4 |
0.60 |
2 |
Harga terjangkau |
0.15 |
4 |
0.60 |
3 |
Memiliki SDM
yang terampil di bidang Pengolahan Kopi. |
0.15 |
3 |
0.45 |
4 |
Kopi Mangrove merupakan pilihan alternatif |
0.10 |
3 |
0.30 |
5 |
Memberikan pelayanan dan penjelasan yang mendetail tentang produk |
0.10 |
3 |
0.30 |
Jumlah |
0.65 |
16 |
2.25 |
|
No |
Kelemahan |
|
|
|
1 |
Produksi terbatas |
0.15 |
3 |
0.45 |
2 |
Belum ada sertifikasi halal |
0.05 |
3 |
0.15 |
3 |
Merek masih belum di kenal |
0.05 |
2 |
0.10 |
4 |
Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha |
0.05 |
3 |
0.15 |
5 |
Kurangnya promosi |
0.05 |
2 |
0.10 |
Jumlah |
0.35 |
14 |
0.95 |
|
Total |
1.00 |
30 |
3.20 |
Sumber:
Data primer diolah,2019
Berdasarkan Tabel 4.1, KUB. Sabuk hijau memiliki kekuatan utama yaitu memiliki produk yang berkualitas baik dan harga terjangkau. (0.60). Hal ini disebabkan sulitnya memperoleh kopi asli
dan murni dengan harga yang cukup terjangkau. Lalu, memiliki
SDM yang ahli di bidang pengolahan kopi berada di peringkat ketiga (0.45). Keempat
dan kelima, kopi asli merupakan pilihan yang utama.
Memberikan pelayanan dan penjelasan
yang mendetail tentang produk. (0.30) Sedang kankelemahan utama yang dimiliki
oleh POKMASWAS berdasarkan hasil analisis IFE adalah
POKMASWAS Produksi terbatas (0.45),� Sabuk Hijau harus lebih ditingkatkan lagi dalam memproduksi produk kopi dan memperbanyak koloni lebah. Peringkat kedua dan ketiga mempunyai nilai yang sama,
belum ada sertifikat halal. keterbatasan
modal untuk pengembangan usaha (0.15). keempat
dan kelima adalah kurangnya promosi. Merek masih belum di kenal
(0.10) juga mempunyai nilai yang sama.
Sehingga diperoleh total skor IFE sebesar 2.25 + 0.95 = 3.20.
D. Analisis
MatriksEksternal Factor Evaluation (EFE)
Analisis lingkungan eksternal perusahaan menghasilkan lima peluang
dan lima ancaman. Identifikasi peluang dan ancaman dijelaskan sebagai berikut:
1.
Identifikasi Peluang
Menganalisis
peluang perusahaan
dilakukan
dengan cara wawancara
terhadap
kepentingan, melihat perkembangan trend saat ini, dan membaca
literature terkait. Tujuannya untuk memaksimalkan peluang yang bias digunakan oleh POKMASWAS untuk
tumbuh dan berkembang. lima peluang
yang dapat dimanfaatkan antara lain:
a.
Perkembangan
IPTEK untuk pemasaran produk.
Era digital membuat
dunia seperti tanpa sekat (borderless). Hal ini
adalah keuntungan
bagi siapa saja yang bias memanfaatkan IPTEK dengan baik, tak terkecuali bagi para pelaku
UKM. Perkembangan IT (dalam hal ini internet) memungkinkan
kita untuk memperluas
pangsa pasar dengan modal yang lebih
minim, karena kita bias
menyesuaikan
sasaran pasar yang spesifik, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi lebih efektif dan efisien.
b.
Dukungan
pemerintah
Dukungan pemerintah khususnya kota pamekasan telah sangat banyak mendukung terhadap kelompok dalam rangka melestarikan lingkungan mangrove, dan pengolahan
dari manfaat mangrove untuk di olah menjadi kopi mangrove.
c.
Mempunyai pelanggan tetap
POKMASWAS sudah mempunyai pelanggan tetap. Dimana pelanggan itu merupakan para teman teman dari ketua Sabuk Hijau pengolah
kopi. POKMASWAS perlu memberikan edukasi mengenai keaslian dan kemurnian
kopi kepada pelanggannya untuk mempertahankan loyalitas dan kesadaran para pelanggan untuk bertahannya pelanggan agar tetap membeli terhadap produk kopi.
d.
Permintaan tinggi, persediaan rendah
Produksi kopi di POKMASWAS masih
rendah/terbatas, keterbatasan produksi di sebabkan
oleh sarang lebah yang hanya tinggal skitar 15 stup.� Dalam hal ini POKMASWAS perlu
memperbanyak
sarang lebah untuk meningkatkan
produksi kopi agar memenuhi kebutuhan konsumen terhadap kopi.
e.
Adanya tawaran kerja sama dengan lembaga lain
Dalam melakukan kegiatan bisnis dan pemasaran,
banyak di antara kita yang mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk menjamin kelangsungan bisnis yang baik.
POKMASWAS saat ini sudah melakukan kerjasama dengan lembaga lain yaitu diantaranya dengan dinas perikanan, perhutanan,
dengan
menitipkan
produk di lembaga tersebut dengan system
bagi hasil.
2.
Identifikasi Ancaman
Menganalisis
ancaman perusahaan
dilakukan
dengan cara wawancara
terhadap
kepentingan dan pengamatan terhadap hal-hal diluar perusahaan yang berkaitan langsung dengan keberlangsungan usaha. Lima ancaman
yang diperoleh antara lain:
a.
Penggunaan jasa pengiriman kopi terbatas.
Kebanyakan kurir dan jasa pengiriman di Indonesia tidak
menerima
produk cair untuk dikirim, penyebabnya adalah sangat riskan apabila rusak dan sobek dijalan. Sedangkan
kopi sendiri masuk dalam kategori benda cair.
b.
Jika pengiriman jarak jauh kotak dos selalu mengalami rusak di dalam perjalanan.
Kardus kotak sebagai kemasan kopi adalah
salah satu factor terpenting
dalam operasional unit usaha. Dalam
hal ini, unit usaha harus menyediakan
kardus tebal guna mencegah
halhal yang tidak di ingin kan seperti jika pengiriman jarak jauh jika kardus tipis dalam pengemasannya.
c.
Adanya persepsi Kopi Asli sulit
diperoleh.
Banyak orang cenderung
malas mengkonsumsi kopi karena menganggap kopi yang beredar di Indonesia banyak yang sudah
tidak murni. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena banyak penelitian yang menyampaikan hal serupa. Tapi,
apabila
pemahaman
konsumen
terhadap kopi itu baik, membedakan
kopi asli dan palsu adalah sesuatu yang tidak sulit.
d.
Adanya pesaing produk kopi lain.
Salah satu kendala UKM untuk tumbuh adalah ekspansi dari perusahaan lain dengan sumberdaya besar. Dalam hal ini, beberapa korporasi besar mulai masuk industri kopi dengan meluncurkan beberapa merek, seperti
Kopi asli dan Kopi rasa. Untuk kelas menengah ada Kopi hitamasli
dan Kopi jahe. Kompetitor sesama UKM sendiri ada Gudang Kopi, dan lain-lain.
e.
Harga kopi di pasar fluktuatif
Kondisi Harga kopi di pasar tidak
stabil menunjukkan
gejala yang tidak tetap atau berubah
ubah. Sering kali
harga kopi di pasar berubah hal ini karenakan adanya isu kopi yang tidak
asli.
Matriks EFE merupakan sebuah daftar yang membuat
serangkaian
factor strategi seksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman.
Selanjutnya hasil pengolahan data EFE disajikan padaTabel 2.
Tabel 2
EFAS
(Ringkasan Analisis Faktor Strategi Eksternal)
POKMASWAS di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
FaktorEkternal |
||||
No |
Peluang |
Bobot |
Ranting |
Skor |
1 |
Perkembangan IPTEK untuk pemasaran produk |
0,20 |
3 |
0.60 |
2 |
Dukungan pemerintah |
0,17 |
3 |
0.51 |
3 |
Mempunyai pelanggan tetap. |
0,13 |
3 |
0.39 |
4 |
Permintaan tinggi, persediaan rendah |
0,10 |
3 |
0.30 |
5 |
Adanya tawaran kerjasama dengan lembaga lain |
0,10 |
4 |
0.40 |
Jumlah |
0.70 |
16 |
2.20 |
|
No |
Ancaman |
|
|
|
1 |
Penggunaan jasa pengiriman terbatas. |
0,08 |
3 |
0.24 |
2 |
Jika pengiriman jarak jauh kardus kotak selalu mengalami sobek di dalam perjalanan |
0,07 |
3 |
0.21 |
3 |
Adanya persepsi kopi asli sulit diperoleh |
0,05 |
3 |
0.15 |
4 |
Adanya Pesaing produk kopi lain |
0,05 |
3 |
0.15 |
5 |
Harga kopi di pasar fluktuatif |
0,05 |
2 |
0.10 |
Jumlah |
0.30 |
14 |
0.85 |
|
Total |
1.00 |
30 |
3.05 |
Sumber:
Data primer diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 matriks
EFE, dapat dilihat bahwa POKMASWAS memiliki peluang utama yaitu perkembangan IPTEK untuk pemasaran produk (0.60). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesempatan dan peluang besar bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.
dan yang kedua dukungan pemerintah (0.51). Peringkat ketiga Adanya tawaran kerjasama dengan lembaga lain (0.40). Dan yang keempat, memiliki pelanggan tetap (0.39). Yang terakhir,
permintaan terhadap kopi tinggi dan persediaan rendah (0.30).
Ancaman utama yang dimiliki
POKMASWAS yaitu penggunaan jasa pengiriman kopi terbatas
(0.24). Artinya, perusahaan harus memikirkan cara yang tepat untuk meminimalisir kegagalan dalam pengiriman. Ancaman diperingkat kedua Jika pengiriman jarak jauh kardus plastik selalu mengalami sobek di dalam perjalanan (0.21). Ketiga
dan keempat bernilai sama, adanya persepsi kopi asli sulit ditemukan, dan adanya persaing (0.15). Dan kelima yaitu Harga kopi di pasar fluktuatif (0.10). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan total skor sebesar (2.20 + 0.85 = 3.05).
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai ranting dan bobot factor� interrnal strategi pemasaran
Kopi mangrove di Kelompok �POKMASWAS��diperoleh dari hasil pengurangan antara factor kekuatan (Strenghts) dan factor kelemahan (Weaknesses) yaitu 2,25-0,95=1,30 yang di jadikan sebagai sumbu horizontal atau sumbu X, maka sumbu X dalam diangram SWOT adalah
1,30. Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai ranting dan bobot factor eksternal di peroleh dari hasil pengurangan factor peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths)
yaitu
2,20-0,85=1,35 yang di jadikan sebagai sumbu horizontal atau sumbu Y, maka sumbu Y dalam diangram SWOT adalah
1,35.
Berdasarkan perhitungan Hasil skor Faktor Internal dan Eksternal,
maka di dapatkan nilai akhir dari fakto rfaktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan,
serta factor factor ekternal yaitu peluang dan ancaman
(Wulandari, 2009). Strategi Pemasaran
Kopi Mangrove (ExcoecariaAgallocha)
Di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan seperti pada table berikut ini:
Tabel 3
Skor
Faktor Internal dan Eksternal
Kriteria |
Nilai |
Selisih |
Keterangan |
Faktor internal Kekuatan Kelemahan |
2.25 0.95 |
1.30 |
Sumbu X |
Faktorekternal Peluang Ancaman |
2.20 0.85 |
1.35 |
Sumbu Y |
Sumber: Data primer diolah,2019
Berdasarkan diagram SWOT tersebut,
strategi Pemasaran Kopi Mangrove (ExcoecariaAgallocha) berada pada kuadran II, dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industry memiliki peluang pasar yang besar,
tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Hasil kuadran SWOT di atas,
maka penerapan strategi yang dapat digunakan POKMASWAS yaitu
strategi WO. Strategi ini dapat dikatakan sebagai strategi yang menggunakan meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang seperti tersaji pada Tabel
4.3.
Penentuan Strategi pemasaran
kopi mangrove (excoecariaagallocha)
berdasarkan hasil perhitungan faktor internal dan fakto reksternal pada Strategi Pemasaran
kopi mangrove (excoecariaagallocha),
maka dapat digunakan pendekatan matriks SWOT untuk mengetahui strategi apa
yang tepat digunakan agar pemasaran tersebut dapat berkembang lebih baik lagi.
Hasil kuadran SWOT di atas, maka penerapan strategi yang dapat digunakan di
kelompok POKMASWAS strategi
WO. Berdasarkan matriks SWOT IFAS dan EFAS, dapat ditetapkan strategi yang dapat digunakan dalam mendukung strategi pemasaran
kopi mangrove (ExcoecariaAgallocha)
di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan, yaitu
strategi WO.
a.
Strategi SO, merupakan
strategi yang digunakan dengan mengandalkan kekuatan perusahaan untuk mendapatkan peluang yang ada.
b.
Strategi WO, merupakan
strategi untuk memperkecil kelemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
c.
Strategi ST, merupakan
strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengantisipasi serta mengurangi dampak dari ancaman yang ada.
d. Strategi WT, merupakan strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Strategi yang dapat digunakan oleh POKMASWAS yaitu strategi WO, dengan melakukan aktivitas sebagai berikut: (1) Meningkatkan produksi kopi mangrove (2) Meningkatkan aktifitas pemasaran melalui pemasaran digital.
Berdasarkan skor faktor internal dan eksternal,
maka dapat di ketahui posisi kuadran strategi pemasaran
kopi mangrove (excoecaria agallocha) yang diformulasikan
pada diagram SWOT.
Gambar 4.2 Diagram Posisi
Strategi Pemasaran Kopi Mangrove.
Berdasarkan diagram SWOT tersebut, Strategi Pemasaran Kopi
Mangrove (ExcoecariaAgallocha) berada pada kuadran II, dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industry memiliki peluang pasar yang besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Hasil kuadran SWOT di atas,
maka
penerapan strategi yang dapat digunakan POKMASWAS yaitu strategi WO. Strategi ini dapat dikatakan sebagai strategi yang menggunakan
meminimalkan
kelemahan
dengan memanfaatkan
peluang seperti tersaji pada diagram diatas.
Tabel
4
Diagram Matriks SWOT
Strategi pemasaran Kopi Mangrove (Excoecaria
Agallocha)
di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
��������������������� IFAS EFAS |
STRENGHTS (S) 1. Produk berkualitas baik. 2. Harga terjangkau 3.Memiliki SDM yang ahli di bidang perlebahan. 4.Kopi asli merupakan pilihan utama konsumen 5. Memberikan pelayanan dan penjelasan yang detail tentang produk. |
WEAKNESSES (W) 1. Produksi terbatas 2.Belum adasertifikasi halal 3.Merek masih belum di kenal 4.Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 5.KurangnyaPromosi |
OPPORTUNITIES
(O) 1. Perkembangan IPTEK untuk pemasaran produk 2. dukungan pemerintah 3.mempunyai pelanggan tetap. 4.Permintaan tinggi persedian rendah 5.Adanya tawaran kerjasama dengan lembaga lain |
Strategi SO 1.Memanfaatkan teknologi sederhana untu kefektivitas kegiatan pascapanen pengolahan
kopi. (S,2,3,4,& O,3, 4) 2.Meningkatkan kerjasama yang
bagus (W,1,2,3,&T, 2,3,4) |
Strategi WO 1.meningkatkan produksi kopi. (W,1,3,4,&O,1,2) 2.Meningkatkan aktivitas pemasaran melalui pemasaran digital (W,2,3,4,&,O,1,3) |
THREAT (T) 1. Penggunaan jasa pengiriman terbatas 2. jika pengiriman jarak jauh kardus plastik selalu mengalami sobek di dalam perjalanan. 3. Adanya persepsi
Kopi Asli sulit diperoleh 4. Adanya Pesaing produk
kopi lain 5. harga kopi di pasar fluktuatif. |
Strategi ST 1.Menyediakan
alternatif agar kemasan produk tidak mudah pecah.(S,1,2, & T,4,5) 2.Melakukan edukasi pasar tentang keaslian dan manfaat kopi dengan mengajak hidup sehat melalui kampanye kreatif.� (S,1, 2, &T,1, 2, 3) |
Strategi WT 1.menyediakan botol plastic untuk mengantisipasi.jika pengiriman jarak jauh agar kardus plastik tidak mudah pecah(W,4,5,&T,4,5) 2.Mencari cara untuk meningkatkan produksi kopi (W,2,3&T,3,4) |
Sumber: Data primer diolah,2019
Berdasarkan matriks SWOT tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh POKMASWAS untuk memasarkan Kopi Mangrove (ExcoecariaAgallocha) dalam menghadapi persaingan dimasa yang akan datang: Strategi SO (Strengths � Opportunities):
Strategi ini disusun dengan menggunakan seluruh kekuatan dan peluang
yang dimiliki. Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain:
1.
Memanfaatkan Teknologi untuk Efektivitas Pasca Panen. Strategi ini
diambil dengan pertimbangan
bahwa kekuatan yang berupa kualitas produk, Yaitu dengan cara menggunakan kemasan plastic kedap angin untuk mengurangi kemungkinan kerusakan, aroma pada kopi tidak hilang sehingga kopi tetap terjaga kondisinya, sehingga langkah antisipatif perlu dilakukan untuk meminimalisir hal buruk yang terjadi dalam proses operasional.
2.
Meningkatkan kerjasama yang bagus.
Strategi ini diambil dengan pertimbangan bahwa peluang yang berupa adanya tawaran kerja sama dengan lembaga lain. Yaitu dengan cara kerjasama yang baik untuk lancarnya pemasaran kopi mangrove, Strategi ini
diambil karena melihat dari factor ancaman yang berupa pesaing.
Strategi WO (Weaknesses � Opportunities):
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada,
dengan
cara mengatasi
kelemahan yang dimiliki.� Adapun strategi yang dapat dilakukan yaitu:
1. Keterbatasan
produksi di POKMASWAS berdampak terhadap tidak siapnya unit usaha/pengolahan
apabila menghadapi
permintaan
dengan jumlah besar dalam satu waktu. Strategi ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa kelemahan yang berupa produksi
terbatas, yaitu dengan cara meningkatkan produksi kopi mangrove sehingga POKMASWAS perlu melakukan tindakan yang integrative dari hulu kehilir.
2. di era digital seperti
saat ini, sangat banyak contoh UKM yang penetrasi
pasarnya
sangat luas. Strategi ini diambil karena dilihat dari ke lemahan yang kurangnya
promosi,� yaitu dengan cara menggunakan pemanfaatan pemasaran digital. Beberapa
diantaranya
adalah Pemasaran digital ada banyak jenisnya, sepertisocial
media optimation (facebookads,
instagram ads), search engine optimation (google adwords). Cara-cara ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar dan penjualan
dengan biaya promosi yang lebih minim.
Strategi S � T (Strenghts �
Threats):
Strategi ini dilakukan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. Adapun strategi yang dilakukan adalah:
1. Salah satu ancaman terbesar POKMASWAS adalah
terbatasnya
jasa pengiriman yang bias digunakan untuk mengirim kopi. Strategi ini
diambil dengan pertimbangan
bahwa ancaman yang berupa terbatasnya jasa pengiriman dengan cara mengantisipasi terjadinya hal hal yang tidak
di inginkan, karena kopi dimasukkan
dalam kategori
benda padat, sehingga apabila kemasan tidak tahan terhadap gesekan dan guncangan akan menimbulkan permasalahans bagi jasa pengiriman. Selain penggunaan kardus plastic untuk pembelian langsung di counter.
2. Masyarakat cenderung
menyukai
hal-hal yang berbau visual, trategi
ini
diambil dengan pertimbangan
bahwa ancaman yang berupa Adanya persepsi kopi asli sulit diperoleh, yaitu dengan cara melakukan edukasi dengan membuat konten kreatif menggunakan video dan poster dengan
desain yang menarik, digabungkan dengan pemanfaatan sosial media yang optimal akan
menghasilkan
viralitas yang mencerahkan terkait manfaat dan khasiat
kopi bagi kesehatan.
Strategi W � T (Weakness � Threats)
Strategi ini untuk mengatasi kelemahan yang berpadu dengan ancaman harus segera diatasi. Untuk mengatasi dapat diambil
strategi sebagai berikut :
1. Salah satu ancaman lain
dari POKMASWAS adalah jika pengiriman jarak jauh botol kaca selalu mengalami
pecah di dalam perjalanan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses operasional perusahaan, karena kardus plastic kedap angin kemasan adalah salah satu bagian terpenting dalam keberlangsungan usaha. Strategi yang bias dilakukan oleh POKMASWAS adalah
dengan kardus palstik kedap angin dalam menjaga jaga hal yang tidak di inginkan yang akan merugikan keberlangsungan usaha POKMASWAS.
2. Mencari cara untuk meningkatkan
produksi
mengenai kopi mangrove, strategi ini diambil karena melihat dari factor
kelemahan yang berupa produksi terbatas.
Kesimpulan
POKMASWAS menjual kopi mangrove dengan dengan nama merek kopi mangrove
(kopi malam jumat). Harga kopi berkisar antara dalam produksi ini ada 3 kemasan produk yang bias beli diantarainya dari Rp.15.000-35.000. Promosi:
Promosi yang telah dilakukan oleh POKMASWAS ada beberapa cara, diantaranya melalui dari mulut kemulut, penjualan langsung dalam berbagai acara, membuat pamflet, brosur.
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai ranting dan bobot faktor internal dan factor eksternal strategi pemasaran kopi mangrove di �POKMASWAS��
di peroleh nilai akhir faktor internal 1,30 dan faktor eksternal 1,35 dan
berada pada kuadran II dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industry memiliki peluang pasar yang besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal seperti produksi terbatas dan kurangnya promosi. Hasil kuadran SWOT di atas, maka penerapan strategi yang dapat digunakan POKMASWAS yaitu strategi WO, yaitu
POKMASWAS harus meningkatkan kapasitas produksi kopi mangrove dan meningkatkan aktifasi pemasaran melalui pemasaran digital.
BIBLIOGRAFI
Bengen, Dietriech G. (2001). Pedoman
teknis pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir Dan Lautan�Institut Pertanian Bogor. Google
Scholar
Fahmi, Irham. (2013). Rahasia Saham dan
Obligasi. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta. Google
Scholar
Kotler P,
Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas Jilid 1.Jakarta
(ID) : Penerbit Erlangga. Google Scholar
Kuntadi. 2008. Perkembangan koloni apis mellifera L.
yang di beri tiga macam serbuk sari buatan berbasis tepung kedelai (The colony
development of Apis mellifera L. fed on three formulas of soybean-based pollen
Substitute). Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam. Google Scholar
MT.Hidayat .2019. Strategi
Pengembangan Ekowisata Pesisir Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove.Jurnal Fisheries Perikanan dan
Kelautan.Surabaya 10�
������� Oktober 2019 Hal 53-60. Google Scholar
Noor, Rosita. (1999). dkk., 1999. Panduan
Pengenalan Mangrove Di Indonesia. Bogor: PKA/WA-IP, 220. Google
Scholar
Rangkuti,
Freddy.� (2009). Strategi Promosi yang
Kreatif� dan�� Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Google Scholar
Saprudin, dan Halidah,
2012. Potensi dan Nilai Manfaat Jasa Lingkungan Hutan Mangrove diKabupaten
Sinjai, Silawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam,9(3):213-219.
Google Scholar
Supriyanto, indrianto, dan bintoro. A., 2014 infentarisasi
jenis tumbuhan obat dihutan mangrove desa margasari kecamatan Tlanakan.
Jumasylva lestari , 2(1):67-75. Google Scholar
Suprakto, Bambang. (2005). Studi Tentang
Dinamika Mangrove Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa
Timur Dengan Data Penginderaan Jauh. Makalah Pada Pertemuan Ilmiah Tahunan
MAPIN XIV. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Google
Scholar
Susni Herwanti ,2016. Kajian Pengembangan Usaha Sirup
Mangrove � (Kasus DI Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Lampung Timur) Google Scholar
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran
Edisi 3. Yogyakarta: Andi. Google
Scholar
Wibowo, Koko Mukti. (2015). dkk.(2015).
Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di
Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media Infotama, 11(1).
Google
Scholar
Wibowo DH, Arifin Z, Sunarti. 2015.
Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada
Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis. 29 (1) : 10-13. Google Scholar
Copyright holder: Mohammad Taufiq Hidayat
(2021) |
First publication right: Journal Syntax
Literate |
This article is licensed under: |