�����������
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 11 November 2017
ANALISIS
PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS
UKM BAKSO PEJAGAN)
Junaedi Yusup
Universitas
Swadaya Gunung Jati Cirebon
Abstrak
UKM Bakso Bakar Pejagan adalah salah satu UKM yang
ada di wilayah Kabupaten Cirebon. UKM ini bergerak di bidang perdagangan dengan
produk unggulan berupa bakso bakar. UKM ini mampu menghasilkan 3.000 tusuk
bakso dengan total keuntungan kotor sekitar 80 � 90 juta per bulan. Namun di
tengah kegemilangan tersebut, usaha ini tidak memiliki sistem akuntansi yang
baik, sehingga terdapat beberapa pencatatan keuangan yang terkesan cacat.
Penelitian ini bermetodekan studi kasus dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini dilakukan di rumah produk di wilayah Desa Pesalakan � Sumber.
Penelitian ini dilakukan pada rentang bulan Juli � Oktober 2017. Hasil dari
penelitian ini menyebutkan bahwa, UKM Bakso Bakar Pejagan membentuk satu sistem
baru dengan komponen baru berupa: (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal Umum, (3)
Buku Besar, (4) Laporan Laba Rugi, (5) Neraca akhir.Melalui kelima komponen
tersebut pencatatan keuangan di usaha ini berlangsung dengan baik dan
terstruktur. Pemilik usaha dapat melihat setiap data keungan dengan berdasar
pada masing-masing komponen di atas.
Kata Kunci: Sistem
Akuntansi, Usaha Kecil Menengah
Pendahuluan
Usaha Kecil
Menengah�atau yang biasa disebut UKM adalah salah satu roda perekonomian rakyat
yang harusnya berjalan dan dapat menumpu perekonomian pelaksanaannya. Akan
tetapi, pada praktiknya, sangat banyak hambatan yang ditemui oleh UKM, sehingga
eksistensinya terkadang melemah.
Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas, hambatan untuk para pelaksana UKM sendiri sangatlah banyak.
Hambatan tersebut umumnya muncul dalam manajerial�hambatan internal�walau
terkadang, ada pula hambatan yang muncul dari sisi luar manjerial�hambatan eksternal.
Dari sekian banyak hambatan tersebut, tata administrasi dan akuntansi UKM
menjadi salah satunya.
UKM adalah usaha kecil
yang memang, pendapatannya tidak lebih banyak dari 200 juta rupiah per bulan.
Dalam UU No.9 Tahun 1995 mengenai
Usaha Kecil dan Mikro, Usaha Kecil diartikan sebagai usaha kegiatan
perekonomian rakyak yang berkekayaan sebesar 200 juta rupiah�yang tidak
termasuk tanah dan bangunan di dalamnya�yang dalam perhitungannya, usaha
tersebut menghasilkan penjualan senilai 1 milyar rupiah per tahun. Adapun Usaha
Mikro diartikan sebagai kegiatan perekonomian rakyat yang masih berskala kecil,
yang dalam perhitungannya, usaha ini hanya mampu menghasilkan sebesar 100 juta
rupiah per tahun. Lebih lanjut, dalam undang-undang yang sama, Usaha Mikro juga
diartikan sebagai usaha yang masih informasi�dengan artian tidak tercatat�dan
masih memegang asas tradisional juga tidak memiliki badan hukum.
Usaha Kecil dan Mikro
sendiri, sebagaimana yang utarakan dalam Warren (2006) mengenai jenis usaha,
terbagi ke dalam tiga jenis. Jenis yang pertama adalah manufaktur, dagang dan
jasa. Ketiga jenis usaha ini adalah jenis usaha pokok, yang dimana dalam
perkembangannya, muncul beragam produk adari ketiganya.
Tata laksanakan sebuah
usaha akan lekat dengan istilah akuntansi. Menurut Amcerican Institute of Cerified Public Accounting (AICPA), dalam
pengertiannya terkait akuntasi menjelaskan bahwa, akuntansi merupakan seni
pencatatan dalam sebuah unit usaha maupun non unit usaha. Di samping sebagai
sebuah seni, akuntasi juga dapat membantu unit usaha� untuk menggolongkan dan mengikstisarkan
sebuah ukuran moneter, transaksi juga hal-hal yang berkait dengan keuangan
lainnya (Warren: 2006). Sedang dalam penjabaran Arif dan Wibowo (2008),
akuntansi lebih berfungsi untuk membantu pelaku usaha dalam menangani setiap
permasalahan keuangan.� Lebih lanjut, Ia
juga menerangkan bahwa pada pelaksanaannya, sebuah konsep akuntansi tidak akan
berhenti selama perusahaan tersebut masih berdiri dan melakukan rangkaian
kegiatan transaksi.
Secara jelas, Smith dan
Skousen (dalam Harahap: 2012), menerangkan bahwa siklus akuntansi umumnya
sebagai berikut:
Gambar
1
Siklus
Akuntansi
UKM Bakso Pejagan
adalah salah satu UKM yang berada di Kabupaten Cirebon. UKM ini bergerap pada
sektor perdagangan. Adapun produk yang diperdagangkan dalam UKM ini sendiri
adalah bakso bakar, yang merupakan salah satu komoditi pangan yang sedang
diminimati beberapa tahun terakhir.
UKM Bakso Pejagan
sendiri melaksankaan sistem administrasi konvensional. Tiap-tiap hal yang
berkaita dengan keuangan dan administrasi tidak begitu dicatat sebagaimana
mestinya. Akibat dari hal tersebut, UKM ini pun kerap bermasalah dengan hal-hal
yang sebagaimana disebutkan di atas. Lebih lanjut, dalam tata laksananya, UKM
Bakso Pejagan juga kerap kesulitan menghitung laba dan biaya yang harus
dikeluarkan� untuk membeli bahan bakso.
Dengan penjelasan
sebagaimana di atas tersebut, dapat dikatakan bahwa UKM Bakso Pejagan adalah
UKM dengan sistem administrasi dan akuntansi yang lemah. UKM ini tidak memiliki
standar pencatatan yang baik. Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut, peneliti
pun kemudian mencoba menganalisis perumusan dan�
penerapan sistem akuntansi pada usaha kecil menengah Bakso Pejagan.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini
bermetodekan studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Menurut Yin (1996), studi kasus sendiri merupakan proses
pencarian pengetahuan juga data yang empiris, yang dilakukan secara langsung
dan nyata terkait fenomena dan kejadian dikeseharian. Kemudian, Susilo dan
Gudnarto (2011) selanjutnya melengkapi bahwa, studi kasus merupakan suatu
metode yang digunakan untuk lebih memahami objek penelitian secara lebih mendalam,
yang kemudian dicerminkan melalui tindakan yang lebih integratif dan
komprehensif. Hal itu dirumuskan atas dasar pertimbangan terkait rancangan dan
penerapan sistem akuntansi di UKM Bakso Pejagan itu sendiri. Dengan metode ini,
peneliti dimungkinkan untuk menggambarkan setiap peningkatan dan/atau hasil
baik�termasuk juga buruk�pada penerapan rancangan sistem akuntansi.
Teknik pengumpulan data
yang diterapkan dalam penelitian ini terbagi ke dalam tiga jenis, yakni
observasi, wawancara juga studi kepustakaan. Observasi dilakukan dengan
menerjunkan peneliti ke medan penelitian secara langsung (Arikunto: 2006).
Proses pengamatan�juga disebut sebagai observasi�dilakukan dengan melihat
sistem akuntansi yang telah dilakukan.
Di samping observasi,
penelitian ini juga memberlakukan teknik wawancara sebagai salah satu teknik
pengumpulan data. Teknik ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
pada orang-orang yang terlibat dalam proses penerapan sistem akuntansi di usaha
kecil menengah Bakso Pejagan. Lebih lanjut, menurut Sugiyono (2010) sendiri,
wawancara dilakukan agar peneliti mendapat gambaran awal sebelum dan/atau saat
penelitian itu berlangsung.
Di sisi lain, untuk
menyempurnakan hasil penelitian ini, peneliti juga memberlakukan studi
kepustakaan sebagai sebuah teknik pengumpulan data. Pada prakteknya, teknik ini
memungkinkan peneliti mendapat rangkaian informasi terkait sistem akuntansi.
Sehingga, pada tahap lanjut, berbekal dari informasi tersebut peneliti mampu
memberi solusi hingga kesimpulan pada penelitian.
Subjek penelitian
disini adalah seluruh pihak yang terlibat dalam penerapan sistem akuntasi yang
telah terlangsung. Dalam usaha ini sendiri, pihak yang terlibat langsung dalam
proses pencatatan dan pendataan keuangan adalah sang pemilik. Sehingga, pada
tahap lebih lanjut, pemilik usahalah yang kemudian menjadi pihak yang dapat
dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
Objek penelitian ini
adalah penerapan sistem akuntansi usaha kecil menengah Bakso Pejagan.
Penelitian ini akan mengkaji penerapan sistem tersebut, mendalami dan
menganalisisnya, hingga kemudian memberi simpulan sebagai sebuah hasil
penelitian.
Penelitian ini
dilaksanakan di rumah produksi UKM Bakso Bakar Pejagan, yang terletak di Desa
Pesalakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Di samping lokasi tersebut,
berbekal metode pengumpulannya, lokasi lain seperti rumah pemilik dan rumah
peneliti�sebagai lokasi studi kepustakaan pun dipilih.
Penelitian ini
dilaksanakan atas dasar rencana yang telah disusun sebelum proses penelitian
ini berlangsung. Secara umum, rencana sebagaimana yang disebut di atas adalah
kerangka pemikiran penelitian. Adapun untuk lebih jelas terkait kerangka
pemikiran tersebut, berikut peneliti lampirkan gambar terkait hal tersebut:
Gambar
2
Kerangka
Pemikiran
Dari gambar di atas,
kerangka pemikiran penelitian ini dapat disederhanakan menjadi, penelitian ini
diawali dengan kondisi Usaha Kecil Menengah Bakso Bakar Pejagan itu sendiri.
Kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi terkait manajemen, keuangan juga
hal-hal lain yang terkait dengan UKM ini. Pada proses yang lebih jauh,
penelitian ini dilanjutkan pada kegiatan identifikasi aktivitas keuangan UKM.
Pada proses ini, peneliti akan mencoba mengidentifikasi setiap kegiatan yang
menyangkut aktivitas keuangan di UKM Bakso Bakar Pejagan. Pasca proses ini
rampung, peneliti kemudian melanjutkan proses berikutnya dengan membentuk model
sistem akuntansi yang pas, yang sebagaimana dijelaskan oleh Smith dan Skousen.
Kemudian, setelah seluruh proses di atas rampung, barulah peneliti mengkaji
tentang penerapan, dampak dan hasil yang dituai dari model sistem akuntansi
yang baru.
Hasil
dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Singkap UKM Bakso Bakar
Pejagan
Usaha Kecil Menengah Bakso Bakar Pejagan adalah
salah satu usaha kecil menengah yang ada di Kabupaten Cirebon dan sekitarnya.
Usaha kecil ini bergerap di bidang perdagangan dengan produk unggulan berupa
bakso bakar dan bakso krispi. Dalam sehari, UKM ini sedikitnya mampu
memproduksi 1.000 � 3.000 tusuk bakso per hari, dengan harga satu tusuk
baksonya senilai Rp 1.000,-. Dengan kata lain, jika dikalikan dengan kemampuan
produksi, UKM ini sedikitnya mampu menghasilkan penghasilan kotor senilai Rp
3.000.000 per hari.
Usaha Bakso Bakar Pejagan sendiri mempekerjakan dua
orang karyawan dengan satu pemilik usaha. Adapun struktur organisasi UKM Bakso
Bakar Pejagan dapat dilihat pada gambar berikut:�
Gambar
3
Struktur
Organisasi UKM Bakso Bakar Pejagan
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa UKM Bakso
Bakar Pejagan memiliki dua karyawan dengan tugas yang berbeda. Satu karyawan
memiliki tanggung jawab pada kegiatan produksi, sedang satu karyawan siswanya
memiliki tugas sebagai agen pemasaran dan distributor produk.
Pemilik usaha sendiri�yakni Bapak Abdullah�memiliki
peran yang lebih fleksibel selain bertanggung jawab sebagai administrasi dan
akuntan. Di sela-sela waktu, pemilik usaha juga tetap membantu distributor dan
mengawasi kegiatan produksi bakso bakar.
Pemasaran produk UKM dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan.
Pemilik usaha mengandalkan kerabat dan saudara yang bekerja di institusi
pendidikan sebagai distributor bayangan. Pemilik usaha akan menitipkan
produknya pada pihak distributor tersebut, dan kemudian, pihak distributor
tersebutlah yang kemudian menyetorkan hasil penjualan produk. Sejalan dengan
pemilik usaha. Agen pemasaran pun memasarkan produk berdasarkan kerabat. Agen
tersebut membawa produk pada beberapa kerabat untuk kemudian dijual di lokasi
kantor dan tempat bekerja.
Pengaturan dan pencatatan keuangan dilakukan
langsung oleh Bapak Abdullah selaku pemilik usaha. Pemilik usaha sendiri tidak
begitu paham mengenai administrasi dan pencatatan keuangan. Walhasil,
pencatatan keuangan pun dilakukan dengan pola konvensional dan sederhana.
2. Analisis Sistem Akuntansi yang
Telah dan Sedang Berjalan di UKM Bakso Bakar Pejagan
Sebagaimana yang telah disampaikan pada pendahuluan
di atas, UKM Bakso Bakar Pejagan adalah UKM dengan kesadaran sistem akuntansi
yang masih rendah, bahkan jauh dari sistem yang diterapkan pada UKM umum.
Usaha Kecil Menengah Bakso Bakar Pejagan adalah
salah satu UKM makanan yang ada di wilayah Cirebon. Usaha kecil ini memiliki
produk bakso bakar yang cukup terkenal dan banyak disukai masyarakat. Hal itu
terbukti oleh banyaknya pesanan dan permintaan produksi yang tidak sedikit.
Bahkan, data terakhir mengungkapkan bahwa UKM tersebut telah mampu memproduksi
1.000 � 3.000 tusuk bakso. Dengan hasil tersebut, jika dirata-ratakan, usaha
ini mampu menghasilkan penghasilan kotor sedikitnya 3 juta per hari.
Angka tersebut tentu bukanlah angka yang kecil,
terlebih untuk sebuah usaha kecil menengah sektor pangan. Akan tetapi, hasil
sebagaimana di atas tidaklah diimbangi dengan sistem akuntansi yang kurang.
Sistem akuntansi yang digunakan pada usaha ini
adalah sistem konvensional. Sistem ini tidak memungkinkan karyawan untuk
merinci setiap pengeluaran dan pemasukan secara tepat. Pencatatan�termasuk juga
kegiatan akuntansi di dalamnya�hanya dilakukan pada satu buku induk.
Di sisi lain, pemilik usaha kecil ini juga tidak
memiliki standarisasi pencatatan yang baik dan benar. Pemilik hanya sekedar
mencatat ala kadarnya. Sehingga, akibat dari hal tersebut, banyak kekeliruan
yang terjadi pada proses pencatatan. Form yang tersedia untuk kegiatan
akuntansi pun terkesan sangat sederhana dan tidak tersistem. Lebih dari itu,
form itu pun tidak ditempatkan pada tempat utama. Walhasil, ada beberapa form
yang memang hilang dan mengharuskan karyawan mencatat ulang sebagaimana apa
yang tercatat dalam form tersebut.
Untuk lebih jauh mengenai proses pencatatan dan
kegiatan transaksi UKM dapat dilihat pada bahasan berikut:
a. Prosedur Pencatatan Uang Masuk
Hasil Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah Bakso Bakar Pejagan
Di bawah ini adalah prosedur pencatatan uang masuk
yang digunakan oleh UKM Bakso Bakar Pejagan:
1)
Karyawan menyerahkan uang pada pemilik
usaha. Penyerahan uang tersebut tidak dibarengi dengan bukti bahwa karyawan
telah menyerahkan uang. Uang hanya diserahkan secara utuh dan tidak melibatkan
catatan khusus sebagai bukti penyerahan;
2)
Uang hasil penjualan akan diserahkan
pada pemilik untuk kemudian dihitung. Penghitungan dilakukan secara manual.
Pemilik usaha menghitung uang berdasarkan jumlah uang yang telah diberikan;
3)
Uang yang telah dihitung kemudian
dicatat pada satu buku besar. Pencatatan dilakukan dengan tidak mengedepankan
asas administrasi. Pencatatan hanya dilakukan dengan menuliskan jumlah uang
masuk dan keterangan atas uang tersebut, tidak lebih;
4)
Setelah yang dihitung dan dicatat pada
buku besar, uang itu pun kemudian dikumpulkan pada suatu tempat khusus yang
juga bisa disebut brangkas;
Buku besar sebagai media pencatatan di atas memiliki
pola dan bentuk form sebagai berikut:
Tabel
1
Form
Uang Masuk
No |
Kriteria Uang
Masuk |
Nominal |
|
|
|
b. Prosedur Pencatatan Uang Keluar
Pada Usaha Kecil Menengah Bakso Bakar Pejagan
Di bawah ini adalah prosedur yang digunakan UKM
Bakso Bakar Pejagan dalam mencatat setiap uang keluar:
1)
Karyawan�termasuk juga pemilik usaha�menyerahkan daftar keperluan yang
harus dicukupi. Daftar keperluan yang dimaksud termasuk juga dalam daftar
pembelian bahan, kebutuhan usaha, pembayaran gaji karyawan dan hal lain terkait
pengeluaran;
2)
Pemilik usaha menaksir dan menghitung
nominal pengeluaran dengan berdasar pada keperluan yang telah disodorkan;
3)
Pemilik usaha kemudian mengeluarkan uang
dengan terlebih dulu mencatatnya dalam buku sebagaimana uang masuk;
Buku
yang digunakan pada pencatatan uang keluar sejatinya sama dengan buku
pencatatan uang masuk. Jenis form yang digunakan pun tidak jauh berbeda, yakni
form seperti yang ada di bawah ini:
Tabel
2
Form
Uang Keluar
No |
Kriteria Uang
Keluar |
Nominal |
|
|
|
c. Evaluasi Sistem Akuntansi yang
telah berjalan
Evaluasi sistem
akuntansi yang diterapkan UKM Bakso Bakar Pejagan penulis sederhanakan dalam
tabel berikut:
Tabel 3
Evaluasi Sistem
yang Telah Berjalan
�
No |
Permasalahan |
Solusi |
1 |
Prosedur
pencatatan keuangan masuk masih begitu sederhana. Prosedur seperti di atas
menghambat tindakan lanjutan seperti laporan mingguan dan penyusunan laporan
akhir |
Prosedur
harus dibuat agar lebih tersistem. Sehingga memungkinkan untuk tindakan
lanjutan |
2 |
Prosedur
pencatatan keuangan keluar masih begitu sederhana. Prosedur seperti di atas
menghambat tindakan lanjutan seperti laporan mingguan dan penyusunan laporan
akhir |
Prosedur
harus dibuat agar lebih tersistem. Sehingga memungkinkan untuk tindakan
lanjutan |
3 |
Sangat
tergantungnya pemilik usaha pada buku catatan yang digunakan pada proses
pencatatan keuangan. Sehingga, saat buku tersedut catat atau hilang, pemilik
usaha akan kehilangan semua data terkait keuangannya |
Membuat
sistem akuntansi yang secara otomatis dapat mem-back up pencatatan keuangan agar tidak bergantung pada satu buku |
3. Proses Pembentukan Sistem Akuntansi
Baru
a. Penerapan Siklus Akuntansi Pada
Sistem Akuntansi Baru di UKM Bakso Bakar Pejagan
Pada dasarnya siklus akuntansi yang akan diterapkan
pada usaha ini adalah siklus akuntansi yang lumrah digunakan oleh unit usaha.
Siklus akuntansi ini merupakan siklus sederhana yang dapat digunakan oleh
setiap unit usaha. Akan tetapi, di samping kesederhanaan tersebut, siklus ini
juga memiliki keunggulan karena telah tersistematis dengan baik.
Untuk lebih jelas mengenai siklus akuntansi yang
dimaksud, berikut penulis terjemahkan dalam gambar berikut:
Gambar
4
Siklus
Akuntansi UKM Bakso Bakar Pejagan Baru
Adapun tahapan yang harus dilalui
untuk memulai sistem akuntansi ini dapat dilihat pada bahasan berikut:
1)
Menuliskan nama perusahaan serta tanggal
periode laporan yang akan dibuat pada saldo awal akun;
2)
Klasifikasikan setiap komponen dan akun
yang kerap digunakan pada sebuah perusahaan secara umum seperti halnya aturan
akuntasi secara general, kemudian letakkan pada saldo akun awal;
3)
Lakukan juga hal yang sama� untuk neraca dan laporan laba rugi
sebagaimana aturan akuntansi umum;
4)
Tulis juga saldo akhir pada periode
terdahulu pada catatan saldo awal akun;
5)
Catat setiap transaksi, baik itu
pemasukan maupun pengeluaran pada jurnal umum, yang kemudian diteruskan pada
buku besar;
6)
Jika pada tahap penulisan terdapat pajak
yang harus dibayar, maka tulis pajak tersebut pada laporan laba rugi;
7)
Kemudian, segala informasi dapat
masing-masing dilihat pada bagian sistem sebagaimana informasi yang dibutuhkan;
b. Penerapan Komponen Baru Pada
Akuntansi UKM Bakso Bakar Pejagan
Untuk memudahkan penerapan sistem
akuntansi sebagaimana yang digambarkan di atas, dengan ini penulis menjabarkan
beberapa komponen baru yang mendukung proses penerapan sistem akuntansi baru
tersebut:
1) Neraca Saldo Awal
Saldo awal yang dimaksud disini adalah saldo pada
masing-masing akun yang bersumber dari saldo sebelumnya, atau hasil perhitungan
pada tiap-tiap transaksi yang telah dilakukan. Guna mempermudah proses
pemahaman, berikut penulis cantumkan contoh form neraca saldo awal:
Tabel 4
Form Neraca
Saldo Awal
No |
Kriteria/Akun |
Saldo
|
|
|
|
2) Jurnal Umum
Saldo umum merupakan bukti pencatatan pada setiap
transaksi perusahaan. Peran jurnal umum cukuplah penting. Sebelum transaksi
dilakukan langsung pada buku besar, risiko kesalahan akan timbul. Sehingga,
dapat pula diartikan bahwa, jurnal umum adalah salah satu back up data dari buku besar. Guna mempermudah proses pemahaman,
berikut penulis cantumkan contoh form neraca saldo awal:
Tabel 5
Form Jurnal Umum
Tanggal |
Keterangan |
No. |
Nama
Akun/Kriteria |
Jumlah
|
|
|
|
|
|
3) Buku Besar
Buku besar disebut juga leadger. Dalam buku besar terdapat beberapa klasifikasi akun. Akun
sendiri merupakan formulir atau daftar yang dipergunakan untuk mencatat setiap
perubahan kondisi keuangan, baik itu dalam lingkup harga, piutang, modal,
hingga penghasilan yang ditimbulkan dari sebuah transaksi. Daftar-daftar dan
formulir tersebut kemudian dikumpulkan untuk kemudian disebut sebagai sebuah
buku besar. Gambaran daftar atau formulir dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Form Buku Besar
No
Akun:���������������������������������������
Saldo Awal: Nama
Akun:�����������������������������������
Saldo Akhir: |
||||
Tanggal |
Uraian
Transaksi |
Debet |
Kredit |
Saldo
|
|
|
|
|
|
4) Pembuatan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang
memungkinkan pemilik usaha� untuk
mengetahui penghasilan, biaya juga selesih keduanya pada waktu yang bersamaan.
Gambaran laporan laba rugi dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Laporan Laba
Rugi
Biaya |
Penghasilan |
Selesih |
Keterangan |
|
|
|
|
5) Pembuatan Neraca
Sebuah bentuk laporan keuangan yang dibuat pada
akhir periode atau akhir tahun adalah neraca (balance sheet). Neraca memungkinkan pemilik usaha mengetahui posisi
piutang, harta dan modal pada suatu waktu. Gambaran laporan neraca dapat
dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8
Laporan Neraca
No |
Nama
Akun |
Saldo
|
|
|
|
4. Penerapa Siklus dan Sistem
Akuntansi Baru
Pasca pembuatan sistem dan siklus
akuntansi baru, peneliti kemudian menerangkan sistem dan siklus akuntansi ini
pada pemilik usaha.� Untuk lebih
menanamkan pemahaman yang lebih, peneliti kemudian mengaplikasikan sistem ini
pada pelaporan bulan September 2017. Peneliti dan pemilik usaha bersama-sama
mengumpulkan laporan dan bon yang ada pada September 2017. Bon dan laporan
tersebut kemudian di-input ke dalam
sistem akuntansi sebagaimana bahasan yang telah dilakukan di atas.
Peneliti melakukan pengamatan agar
proses peng-input�-an berjalan dengan
baik dan sesuai dengan sistem yang telah dibuat. Juga agar pemilik usaha
benar-benar paham tentang bagaimana cara mengaplikasikan sistem dan siklus
akuntansi yang baru tersebut dengan baik dan benar.
Dari penerapan tersebut, diketahui
bahwa pemilik usaha mengetahui dan paham dengan baik mengenai penerapan sistem
dan siklus akuntansi yang baru. Di sisi lain, dari jurnal umum, didapati angka
transaksi sebesar Rp 109.988.000,-. Adapun dari laporan laba rugi didapati bahwa,
pendapatan yang diperoleh selama September 2017 adalah Rp 83.365.000, dengan
rincian Rp 64.760.000 untuk harga pokok penjualan dan Rp 1.234.000 untuk total
biaya penjualan. Dengan demikian laba yang diperoleh UKM Bakso Bakar Pejagan
pada periode September 2017 adalah sebesar Rp 17.371.000,-. Pada catatan buku
besar terlihat lebih rinci. Adapun dari neraca per September 2017�baik pasiva
maupun aktiva�didapati angka Rp 95.989.000,-.
B. Pembahasan
Penerapan sistem akuntansi yang
dilakukan oleh UKM Bakso Bakar Pejagan adalah sistem yang sangat sederhana.
Sistem tersebut hanya dilakukan dengan mencatat uang masuk dan uang keluar
tanpa detail yang jelas dan rinci. Hal tersebut kemudian memunculkan
permasalahan terkait pencatatan dan sistem akuntansi.
Pembentukan model dan sistem
akuntansi baru pun kemudian dilakukan. Pembentukan model tersebut membuahkan
sistem akuntansi yang lebih detail dan rinci. Sistem akuntansi tersebut
kemudian dijelaskan peneliti pada pemilik usaha sebagai pihak yang melaksanakan
kegiatan pencatatan dan akuntansi pada usaha. Setelah penjelasan tersebut
dilakukan, pemilik usaha pun selanjutnya menerapkan sistem tersebut pada
pencatatan per September 2017.
Penerapan sistem dan siklus
akuntansi yang baru berjalan dengan baik. Pemilik usaha terlihat mampu
melaksanakan siklus dan sistem akuntansi tersebut dengan baik. Hal tersebut
terlihat dari antusiasme pemilik usaha�
untuk menerapkan sistem dan siklus ankuntansi ini. Lebih dari itu, pada
proses penerapan, pencatatan dan pendataan keuangan berlangsung dengan lebih
rinci dan struktur. Pemilik usaha pun mengaku dapat melihat dengan jelas
keuntungan, biaya penjualan dan produksi dari usahanya.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan di atas, didapati beberapa kesimpulan sebagaimana uraian
berikut:
1.
Pencatatan transaksi dan keuangan yang
dilakukan oleh UKM Bakso Bakar Pejagan dilakukan dengan sistem yang sederhana.
Hal itu terlihat dari pencatatan yang hanya melibatkan uang masuk dan uang
keluar saja;
2.
Proses pembentukan model dan sistem
akuntansi membuahkan perangkat akuntansi baru seperti; (1) neraca saldo awal,
(2) jurnal umum, (3) buku besar, (4) laporan untung rugi, (5) neraca;
3.
Penerapan yang dilakukan berdasar pada
data di atas pada bulan September 2017 menghasilkan data transaksi senilai Rp
109.988.000, keuntungan atau laba UKM sebesar Rp 17.371.000,- dan hasil neraca
per akhir September 2017 adalah Rp 95.989.000,-.
BIBLIOGRAFI
Arif,
A. Wibowo. 2008. Akuntansi Keuangan Dasar
1. Jakarta: Grasindo.
Arikunto,
S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Harahap,
Sofyan Safari. 2012. Teori Akuntansi
Edisi Revisi 2011. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Raharjo,
Susilo dan Gunarto. 2011. Pemahaman
Individu Teknik non Tes. Kudus: Nora Media Entreprise.
Republik
Indonesia. 1995. Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1995 Mengenai Usaha Kecil. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 No. 74. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia
S.
C. Warren, et. all. 2006. Pengantar
Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Yin,
Robert K. 1996. Studi Kasus: Desain dan
Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.