Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN
: 2541-0849���
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
1, no 2 Oktober 2016
FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU
Ayu
Idaningsih
STIKes YPIB Majalengka
email:[email protected]
Abstrak
Indikator D/S di
wilayah kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 menunjukkan
masih rendahnya kunjungan balita dalam kegiatan Posyandu dengan rata-rata hanya
mencapai 50,9%, karena berdasarkan target standar pelayanan kota jumlah D/S yaitu
80%. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi
seluruh balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka� Tahun 2014 sebanyak 2439 orang. Besar sampel
110 orang Ibu balita, pengambilan sampel diambil secara� simple random sampling, Analisis yang
digunakan univariat, bivariat,�
multivariat. Pengumpulan data� dengan
wawancara menggunakan kuesioner berisi pertanyaan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan variabel yang diteliti. Model akhir multivariat� variabel yang dominan berhubungan dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu adalah Pendidikan (OR= 9.410) artinya pada responden yang
pendidikannya tinggi mempunyai peluang 9.4 kali lebih besar melakukan Kunjungan Balita ke Posyandu dibandingkan
responden yang pendidikannya rendah. Upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian balita dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Motivasi Ibu dalam
pemanfaatan Posyandu balita mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan
kesehatan balita. Saran bagi petugas untuk
menarik perhatian dan minat masyarakat untuk melakukan kunjungan ke Posyandu
dalam memantau tumbuh kembang balitanya demi tercapainya program bidan desa dan
Puskesmas dalam Kesehatan Ibu dan Anak.
Kata Kunci : Kunjungan
Balita, Pendidikan, Sikap, Pengetahuan, Posyandu
Pendahuluan
Salah
satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian balita adalah dengan
melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik
beratkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pengobatan dan
rehabilitasi yang dapat dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes
dan di Posyandu, karena Posyandu merupakan tempat yang paling cocok untuk
memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu (Nain,
2008). Dengan membawa balita ke Posyandu akan mendapatkan manfaat yaitu anak
mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan
disatu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghindari pemborosan
waktu,� tingkat partisipasi masyarakat
mencapai target yang diharapkan dan cakupan pelayanan dapat diperluas sehingga
dapat mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan balita. Kunjungan
balita di Posyandu berkaitan dengan peran Ibu
sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan balitanya,
karena balita sangat bergantung dengan Ibunya.
Kunjungan Ibu dengan membawa balita ke Posyandu karena adanya motif tertentu
misalnya agar anaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk itu,
motivasi Ibu dalam pemanfaatan Posyandu balita mempunyai andil yang besar
dalam meningkatkan kesehatan balita (Uphoff, 2002).
Hingga
tahun 2013, jumlah Posyandu yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia sekitar 330.000.
Posyandu digerakkan oleh para kader secara sukarela yang peduli dengan
perkembangan kesehatan dan gizi anak Indonesia. Data dari laporan Pemprov ke Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2012, di Indonesia terdapat 275.942 Posyandu, dengan rasio 3,56 Posyandu
perdesa/kelurahan (Kemenkes, 2012). Ada
lebih dari 260.000 posting Posyandu nasional, tapi kurangnya dana menyebabkan setengah
dari mereka tidak aktif (Sonny Harmadi, 2012).
Kegiatan Posyandu meliputi Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga berencana (KB), Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. (Dinkes Majalengka, 2013). Kegiatan
Utama diantaranya KIA, KB, Imunisasi, Peningkatan
gizi, Penanggulangan diare. Sedangkan kegiatan Pengembangan diantaranya Bina Keluarga Balita (BKB), Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial
Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya Infeksi
Saluran Pernafasan Akut, Demam
Berdarah, Gizi Buruk, Polio, �Campak dan Tetanus Neonatorum, Program
Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan melalui Tanaman Obat
Keluarga, Kegiatan Ekonomi Produktif seperti usaha
peningkatan pendapatan
keluarga, usaha simpan pinjam dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya.(Kementerian Kesehatan RI, 2009).�
Renstra Kementerian
Kesehatan 2010-2014 dan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 telah ditetapkan
bahwa pada tahun 2014 sekurangnya 80% anak di timbang secara teratur di
Posyandu. Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 adalah
71,4% dan
beberapa provinsi telah mencapai di atas 80%.
Anak usia balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan gizi, sehingga masa
balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius
(Anggraeni dan Indrarti, 2010). Balita adalah salah satu sasaran dalam pelayanan
kesehatan di Posyandu. Gangguan kesehatan yang terjadi mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu
mendapat perhatian (Depkes RI, 1999).
Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian angka rasio
anak balita yang hadir dan ditimbang. Di Kabupaten Majalengka pada tahun 2013
pencapaian D/S sebesar 79,9% dari target yang harus dicapai sebesar 80% (Poerji, 2002). Status
pekerjaan dan
jarak tempat tinggal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya
kunjungan balita ke Posyandu. Kepemilikan
KMS, jarak ke Posyandu, dorongan dari keluarga, dorongan dari tokoh masyarakat,
pekerjaan, pengetahuan, sikap Ibu, motivasi, jumlah anak balita, urutan
kelahiran balita, need atau kebutuhan
merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan Posyandu
oleh Ibu balita (Nofianti, 2012). Faktor�Faktor
yang mempengaruhi kedatangan Ibu di Posyandu diantaranya pengetahuan Ibu tentang manfaat Posyandu,
motivasi Ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu, pekerjaan Ibu, dukungan dan
motivasi dari kader Posyandu dan tokoh masyarakat, sarana dan prasarana di Posyandu
serta jarak dari Posyandu tersebut (Depkes, 2006).
Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi
sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006). Dari data penimbangan yang dicatat di KMS dapat
diketahui status pertumbuhan balita, apabila
penyelenggaraan Posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak
akan baik pula (Dinas
Kesehatan RI. 2006).
Cakupan kunjungan balita ke Posyandu yaitu jumlah balita
yang ditimbang (D) dibagi dengan jumlah balita yang ada (S) di Wilayah Kerja Posyandu
dikali 100%, hasilnya minimal harus mencapai 80%. Menurut Departemen Kesehatan
RI, (2012) menyatakan bahwa pencapaian balita yang datang dan ditimbang di Posyandu dibanding dengan seluruh balita (D/S) dalam
kegiatan Posyandu di Indonesia tahun
2011 adalah sebesar 71,4% dari target 80% pada tahun 2011, dan provinsi Jawa
Barat capaian D/S adalah sebesar 84%. D/S adalah UPTD Puskesmas Munjul
Kecamatan Majalengka dengan pencapaian sebesar 55,2% dari target sebesar 80% dan pada tahun
2014 sebesar 50,9% dari target 80%. Hal ini berarti tahun 2014 terjadi
penurunan sebesar 4,3% dari tahun 2013 dan menunjukkan rendahnya kunjungan
balita dalam kegiatan Posyandu (D/S) di Puskesmas� Munjul dengan rata-rata hanya mencapai 50,9%
atau masih belum sesuai target yang diharapkan (Dinkes Majalengka, 2014).
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka pada bulan April - Mei tahun
2015. Populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh Ibu balita
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka� Tahun 2014 sebanyak 2.439 Ibu balita.�
Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 Ibu balita. Untuk menentukan besar sampel per-Posyandu diambil secara proportional, jumlah balita yang menjadi sampel sesuai/proporsional dengan jumlah balita di Posyandu. Disetiap Posyandu balita/Ibu yang akan diambil sebagai
sampel secara simple random sampling.
Data diambil langsung dari responden (primer)
dimana identitasnya telah dikumpulkan dari Puskesmas/Bidan di desa. Pengumpulan data dilakukan di 46 Posyandu dengan
cara wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan
data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat
distrIbusi frekuensi, analisis bivariat
dengan chi square dan analisis
multivariat ini menggunakan uji regresi logistik, yaitu pemilihan
variabel kandidat multivariat, pembuatan model faktor penentu dan penentuan
akhir model.
Hasil Penelitian Dan
Pembahasan
1.
Analisis
Univariat
Gambar� 1
DistrIbusi Ibu Balita Berdasarkan Kunjungan Balita Posyandu di
Wilayah UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015
a)
Pekerjaan
Pada variabel pekerjaan, Ibu
balita� yang tidak bekerja lebih banyak
yaitu 62 (56.4%) dari yang bekerja yaitu 48 (43.6%). Dari 62 Ibu balita� Ibu yang tidak bekerja rata � rata Ibu rumah
tangga, dari 48 Ibu balita� yang bekerja
sebagai PNS sebanyak 7 (tujuh), swasta sebanyak 13, honorer sebanyak 2 (dua),
wiraswasta 26.
b)
Pendidikan
Pada variabel pendidikan, responden
yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak yaitu 61 (55.5%) dari pendidikan
rendah yaitu 49 (44.5%). Dari 61 Ibu balita�
yang berpendidikan tinggi, 51 Ibu balita tamat SMA, 9 (sembilan) Ibu
balita tamat Perguruan Tinggi, dan 1 (satu) Ibu balita� tamat D3. Sedangkan dari 49 Ibu balita� yang berpendidikan rendah, 18 Ibu balita� tamat SD sedangkan 31 Ibu balita� tamat SMP.
c)
Paritas
Pada variabel paritas, Ibu
balita� yang memiliki anak >1
(Multipara) lebih banyak yaitu 64 (58.2%), dibandingkan Ibu balita� yang memiliki anak 1 (Primipara) yaitu 46
(41.8%). Dari 64 Ibu balita yang memiliki anak >1 yaitu Ibu balita� yang memiliki anak 2 (dua) sebanyak 40 Ibu
balita , yang memiliki anak 3 (tiga) sebanyak 16 Ibu balita , yang memiliki
anak 4 (empat) sebanyak 6 (enam) Ibu balita , yang memiliki anak 5 (lima)
sebanyak 1 (satu) Ibu balita , dan yang memiliki anak 6 (enam) sebanyak 1 (satu)
Ibu balita.
d)
Akses Pelayanan
Kesehatan
Pada variabel akses pelayanan
kesehatan, Ibu balita� yang mengatakan
akses pelayanan dekat lebih banyak yaitu 63 (57.3%) dari Ibu balita� yang mengatakan akses pelayanan jauh yaitu 47
(42.7%).
e)
Dukungan
Keluarga
Pada variabel dukungan keluarga, Ibu
balita� yang mendapat dukungan keluarga
lebih tinggi yaitu 56 (50.9%) dari Ibu balita�
yang tidak mendapat dukungan keluarga yatu 54 (49.1%).
2. Hasil
Analisis bivariat dengan uji Chi-Square
Tabel
1
DistrIbusi Ibu Balita Menurut Variabel Independen Dan Kunjungan Balita Ke Posyandu Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Variabel |
Kunjungan
Balita ke Posyandu |
P Value |
OR |
|||
Teratur |
Tidak
Teratur |
|||||
N |
% |
N |
% |
|||
Umur (20 � 35) (<20 - >35) |
38 34 |
79.2 54.8 |
10 28 |
20.8 45.2 |
0,014 |
3,129 1,327 - 7,377 |
Pengetahuan Tinggi Rendah |
57 15 |
72.2 48.4 |
22 16 |
27.8 51.6 |
0,033 |
2,764 1,170 � 6,526 |
Sikap Mendukung Tidak mendukung |
49 23 |
83.1 45.1 |
10 28 |
16.9 54.9 |
0,000 |
5,965 2,485 � 14,319 |
Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja |
37 35 |
77.1 56.5 |
11 27 |
22.9 43.5 |
0,040 |
2,595 1,121 � 6,009 |
Pendidikan Tinggi Rendah |
51 21 |
83.6 42.9 |
10 28 |
16.4 57.1 |
0,000 |
6,800 2,812 � 16,442 |
Paritas Primipara Multipara |
36 36 |
78.3 56.3 |
10 28 |
21.7 43.8 |
0,028 |
2,800 1,188 � 6,598 |
Akses
Pelayanan Dekat Jauh |
48 24 |
76.2 51.1 |
15 23 |
23.8 48.9 |
0,011 |
3,067 1,358 � 6,924 |
Dukungan
Keluarga Mendukung Tidak Mendukung |
44 28 |
78.6 51.9 |
12 26 |
21.4 48.1 |
0,006 |
3,405 1,482 � 7,825 |
Hasil analisis menunjukan bahwa Ibu
balita dengan umur 20-35 tahun dan teratur melakukan kunjungan sebanyak 38
(79.2%), sedangkan Ibu balita dengan
umur <20 dan >35 tahun dan teratur melakukan kunjungan sebanyak 34
(54.8%).� Hasil uji statistik p
value = 0.014 < 0,05� yang berarti
ada perbedaan yang signifikan antara umur yang beresiko dan tidak beresiko
dalam kunjungan balita teratur selanjutnya ada hubungan antara umur dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Hasil analisis data diperoleh nilai OR = 3.129 (1,327
- 7,377) yang berarti Ibu balita dengan umur tidak beresiko (20 � 35 tahun) akan melakukan
kunjungan balita ke Posyandu 3.129 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu
balita dengan umur beresiko (< 20 tahun dan >
35tahun).
Hasil analisis bahwa Ibu balita dengan
pengetahuan tinggi dan kunjungan balitanya
teratur sebesar 72.2%, responden dengan pengetahuan rendah dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 48.4%.� Hasil
uji statitik p value = 0.033 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kunjungan
balita ke Posyandu. Hasil analisis data
diperoleh nilai OR = 2,764 (1,170 �
6,526) yang berarti Ibu balita dengan pengetahuan tinggi akan melakukan
kunjungan balita ke Posyandu 2,764 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu
balita dengan pengetahuan
rendah.
Hasil analisis diketahui bahwa Ibu balita
dengan sikap mendukung
dan kunjungan balitanya teratur sebesar 49 (83.1%),
sedangkan Ibu balita dengan sikap tidak mendukung dan kunjungan balitanya teratur sebesar 23 (45.1%). Hasil uji statitik p value = 0.000
< 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara sikap mendukung dan
tidak mendukung dalam kunjungan balita teratur. Selanjutnya ada hubungan antara
sikap dengan kunjungan balita ke Posyandu. Hasil
analisis data diperoleh� nilai OR = 5.965 (2,485
� 14,319) yang berarti Ibu balita dengan sikap mendukung akan melakukan kunjungan balita ke Posyandu
5.965 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan sikap tidak
mendukung.
Hasil analisis bahwa Ibu balita yang tidak
bekerja dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 37 (70.1%), sedangkan responden yang bekerja dan kunjungan balitanya teratur sebesar� 35 (56.5%).
Hasil uji statistik p value = 0.040 < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang
signifikan antara Ibu tidak bekerja dengan Ibu bekerja dalam kunjungan balita
teratur selanjutnya ada hubungan antara pekerjaan
dengan kunjungan
balita ke Posyandu. Hasil analisis data diperoleh nilai OR = 2.595 (1.121
� 6.009) yang berarti akses pelayanan dengan intensitas kunjungan Ibu
balita ke Posyandu tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara akses pelayanan dekat
dan jauh selanjutnya ada hubungan antara Ibu bekerja dengan intensitas
kunjungan ke Posyandu, kunjungan Ibu balita yang
tidak bekerja ke Posyandu 2.595 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu
balita yang bekerja.
Hasil analisis bahwa Ibu balita dengan
pendidikan tinggi
dan kunjungan balitanya teratur sebesar 51 (83.6%),
sedangkan responden dengan pendidikan tinggi dan kunjungan balitanya teratur sebesar 21 (42.9%). Hasil uji statitik p value = 0.000
< 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan
antara pendidikan tinggi dan pendidikan rendah dalam kunjungan balita teratur
selanjutnya ada hubungan antara pendidikan dengan kunjungan balita ke Posyandu.
Hasil analisis data diperoleh nilai OR = 6.800 (2.812 � 16,442) yang berarti Ibu balita
yang pendidikan tinggi dengan kunjungan balita ke Posyandu 6.800 kali lebih besar
dibandingkan dengan Ibu balita yang
pendidikan rendah.
Hasil analisis bahwa Ibu balita dengan paritas
primipara dan kunjungan balitanya teratur sebesar 36 (78.3%), sedangkan
responden dengan paritas
multipara dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 36 (56.3%). Hasil uji
statitik p value = 0.028 < 0,05�
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara paritas primipara dan
multipara selanjutnya ada hubungan antara paritas dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu. Hasil analisis data diperoleh nilai OR = 2.800
(1,188 � 6,598) yang berarti Ibu balita
dengan paritas primipara akan melakukan kunjungan balita ke Posyandu 2.800
kali lebih besar dibandingkan Ibu balita dengan
paritas multipara.
Hasil analisis bahwa Ibu balita dengan akses
pelayanan kesehatan yang dekat dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 48 (76.2%), sedangkan Ibu balita dengan akses
pelayanan kesehatan yang jauh dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 24 (51.1%). Hasil uji
statitik p value = 0.011 <0,05 yang berarti ada kunjungan balita ke Posyandu. Hasil analisis
data diperoleh nilai OR = 3.067 (1,358 � 6,924) yang berarti Ibu balita �dengan akses pelayanan kesehatan yang
dekat akan melakukan kunjungan balita ke Posyandu
3.067 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu balita �yang akses
pelayanan kesehatannya jauh.
Hasil analisis bahwa Ibu balita yang mendapat
dukungan keluarga dan kunjungan
balitanya teratur sebesar 44 (78.6%), sedangkan Ibu balita yang mendapat
dukungan keluarga dan kunjungan
balitanya tidak teratur sebesar 28 (51.9%). Hasil uji
statitik p value = 0.006 yang berarti ada perbedaan yang signifikan
antara dukungan keluarga mendukung dan tidak mendukung selanjutnya ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan kunjungan balita ke Posyandu. Hasil analisis
data diperoleh nilai OR = 3.405 (1,482 � 7,825)
yang berarti Ibu balita yang mendapat
dukungan keluarga akan melakukan kunjungan balita ke Posyandu
3.405 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu balita �yang tidak mendapat
dukungan keluarga.
3.
Analisis Multivariat
Model Akhir
Tabel 2
Model Akhir Multivariat regresi Logistik Kunjungan Balita
Ke Posyandu Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun
2015
Variabel Independent |
Sign (P value) |
OR |
95%
CL |
Pendidikan |
0.000 |
9.410 |
2,920 � 30,319 |
Sikap |
0.001 |
7.488 |
2,221 � 25,249 |
Pengetahuan |
0.067 |
3.176 |
0,922 � 10,941 |
Pekerjaan |
0.060 |
3.084 |
0,995 � 9,959 |
Akses Pelayanan |
0.248 |
2.189 |
01,580 � 8,260 |
Dukungan Keluarga |
0.271 |
2.159 |
0,548 � 8,507 |
Umur |
0.346 |
1.778 |
0,538 � 5,877 |
Paritas |
0.452 |
1.601 |
0,469 � 5,465 |
Tingginya tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu setelah di kontrol
dengan sikap, pengetahuan, pekerjaan, akses pelayanan, dukungan keluarga, umur
dan paritas. Sikap ada hubungan dengan kunjungan
balita ke Posyandu setelah di kontrol dengan pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, akses pelayanan, dukungan keluarga, umur dan paritas.
Jadi variabel pengetahuan, umur, pekerjaan, paritas, akses
pelayanan, dukungan keluarga merupakan variabel confounding. Model akhir multivariat diketahui bahwa variabel yang
dominan berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015 adalah pendidikan (OR= 9.410)
yang artinya pada responden yang pendidikannya tinggi mempunyai peluang 9.4
kali lebih besar melakukan kunjungan balita ke Posyandu
dibandingkan responden yang pendidikannya rendah.
Kesimpulan
Ada 2 variabel penentu yang berhubungan dengan
kunjungan balita ke Posyandu yaitu, sikap dan pendidikan.
Variabel pengetahuan, umur, pekerjaan, paritas,
akses pelayanan, dukungan keluarga merupakan variabel confounding. Variabel
yang dominan berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2015 adalah pendidikan (OR= 9.410) yang artinya pada
responden yang pendidikannya tinggi mempunyai peluang 9.4 kali lebih besar melakukan kunjungan balita ke Posyandu dibandingkan
responden yang pendidikannya rendah. Berikut ini
kesimpulan dari penelitian:
1.
Dari 110 Ibu
balita yang melakukan kunjungan balita ke Posyandu lebih
dari setengahnya 65.5% dengan kunjungan yang�
teratur pada balita.
2.
Pendidikan dan
sikap ada hubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu
3.
Variabel
pengetahuan, umur, pekerjaan, paritas, akses pelayanan, dukungan� keluarga merupakan variabel confounding.
4.
Model akhir
multivariat diketahui bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan kunjungan
balita ke Posyandu di wilayah kerja UPTD puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka
Tahun 2015 adalah Pendidikan (OR= 9.410)
BIBLIOGRAFI
Anggraeni dan Indrarti. 2010. Klasifikasi Status Gizi Balita Berdasarkan
Indeks Antropometri (BB/U) menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Fakultas
Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi. Universitas Gunadharma
Anwar F, dkk. 2010. High
Participation in the Posyandu Nutrition�
Program Improved Children Nutritional Status.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arinta, Fitriyah Rahayu. 2010. Partisipasi
Ibu dan Kader dalam Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
kaitannya dengan Tingkat Kepatuhan Ibu Balita. Departemen Gizi Masyarakat.
Astuti dkk. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Posyandu
dengan Keteraturan Ibu mengunjungi Posyandu di Desa Cibeber RW 14 Puskesmas
Cimahi.
Atmarita dan Falah. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. dalam WNPG (Jakarta : LIPI :2004) hlm.148
Azwar, 1998. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya.
Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar, Hal: 107, 156
Azwar, 2010. Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan Terhadap Keinginan Masyarakat dalam
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Daerah Terpencil. http://www.academia.edu
Birwin, Alib. 2001. Karakteristik Keluarga yang Berhubungan dengan Status Gizi Kurang pada
Balita yang Berkunjung ke Posyandu di Desa Bojong Baru Kecamatan Bojong Gede
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pasca Sarjana UI.
B. Sutomo, 2010. Menu
Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Bobak. Lowdermilk Jensen.
2004. Keperawatan Maternitas Edisi 4.�
Jakarta : EGC.
Chaniago, Amran YS. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung :
Pustaka Setia.
Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat
Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer Publisher
Colti dkk, 2009. Educational
Leaflet To Improve Mother Knowledge About Utilization Of �Mathernal and Child
Health Book� In Kalibagor, Indonesia. Departement
Of Public Health, Medicine and Health Sciences Faculty Jendral Sudirman
University, Indonesia
Culyer, A. &
Wagstaff, A., 1993. Equity and equality
in health and health care. Journal of Health Economics, pp.431-57.
Darmawati I, 2001. Kinerja Posyandu di
Pandeglang. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber
Daya Keluarga, Fakultas Pertanian. Bogor, Indonesia: Institut Pertanian Bogor.
Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Dinas Kesehatan Majalengka.
2013. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka.
Eryando, T., 2006. Aksesibilitas Kesehatan Maternal di
Kabupaten Tangerang. Makara, 11, pp.74 - 83.
Fitriani, I. 2009. Hubungan pendidikan Ibu dengan kunjungan Balita ke Posyandu di
Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir.
Heriyani, F. 2010. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, dan Kepuasan Ibu Terhadap Posyandu
dengan Frekuensi Kunjungan Balita ke Posyandu di Puskesmas 9 Nopember.
Hoog. 2010. Measuring
Equity in Health Care Delivery: A New Method based on the Concept of
Aristotelian Equality. [Online] Netspar Available at: http://arno.uvt.nl [Accessed 5 Februari 2015].
Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga;1999
Indria,
Astuti, Rivqoh. 2010. Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Dengan Keteraturan Ibu Mengunjungi Posyandu Di
Desa Cibeber Rw 14 Puskesmas Cibeber Cimahi Tahun 2010.
Iskandar.
2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan Di
Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampong Kabupaten Brebes. Skripsi
Jannah M. 2011. Pengaruh Pendidikan, Pengetahuan, Jarak
Tempat Tinggal, dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan Puskesmas Terhadap Frekuensi
Kunjungan Ibu Ke Posyandu di Kabupaten Lamongan.
Kementrian Kesehatan RI. 2009. Buku Pegangan Kader
Posyandu, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, diakses
di www.promkes.depkes.go.id
Littik, S. 2008. Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi
Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan di Nusa Tenggara Timur. MKM
Mitayani. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim.
Nain, U. (2008). Posyandu : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta:Kareso
Ngastiah. 2005. Perawatan Anak
Sakit, edisi 2. jakarta: EGC
Ningsih, Rena. 2008. Analisis
Perilaku Sadar Gizi serta Hubungannya dengan Konsumsi Pangan dan Status Gizi
Balita di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Skripsi. Prodi
Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB. Bogor
Soetjiningsih. 2001.
Tumbuh KembangNofianti S, 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemanfaatan Posyandu
Oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Maek Kabupaten Lima Puluh Kota.
FKM,UI. Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Poerdji, S. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi Balita berkunjung Ke Posyandu.
Jakarta: Badan Litbang Kesehatan
Prawirohardjo, Sarwono.
2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat
Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rainsch, S. 2004. Dynamic Strategic Analysis: demistifying
Simple Succses Strategies. Wiesbaden: Deutscher Universitasts-Verlag
Riduan, M. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis.
Bandung: ALFABETA
Rinawati, A. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sabang.
Riskesdas. 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Jakarta : Depkes Republik Indonesia
Riskesdas. 2008. Laporan Nasional 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Sambas. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur
tahun 2002. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Sembiring, Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan
Kesehatan MasyarakatAnak. Jakarta : EGC
Soni,
Harmadi. 2012. Indonesia: Bid to Revtalize Community-Based Healthcare.
Jakarta: IRIN.
www.irinnews.org/fr/report/94946/indonesia-bid-to-revitalize-community-based-healthcare
Sulaeman, ES. 2009. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di
Puskesmas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susanti, Widia. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. 2005
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina
Sumberdaya Kesehatan
Tricia
Y, 2008. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tindakan Ibu yang Membawa anak balitanya ke Posyandu di Kecamatan Palas
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008. Skripsi: Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Uphoff. 2002. Program-program Posyandu, Bagian I.
Jakarta.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Andi, Hal: 111-�� 118, 135
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wikipedia. 2009. Ciri Khas Perkembangan Balita.
Http://id.wikipedia.org/wiki/ Balita
Yuryanti, 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Muka Kuning, Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam tahun 2010. Depok:
fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.