Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849���� e-ISSN :
2548-1398
Vol.
1, no 2 Oktober 2016
ANALISIS PELAKSANAAN LEARNING ORGANIZATION ����������DI INSTITUT
AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Taufik Ridwan1, Iman Nasrulloh2��
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon1,
STKIP Garut2
email:[email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Institut Agama
Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC) merupakan salah satu perguruan tinggi
agama Islam yang ada di Kabupaten Cirebon yang terdiri dari tiga Faklutas yaitu
: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah dan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. IAI BBC merumuskan visi dan misi disesuaikan
dengan visi dan misi Kementerian Agama Republik Indonesia dan Rencana Strategis
PTAIS kedepan. Visi IAI BBC yaitu�
menjadi PerguruanTinggi Agama Islam Terbaik di Jawa Barat dengan keunggulan
Islami, Profesional dan Mandiri di Jawa Barat pada tahun 2018. Untuk mengetahui
pelaksanaan Learning Organization digunakan instrumen pengukuran (kuesioner)
sub system Learning Organisasi Profile (Buku �Building The Learning
Organization�) oleh Michael J. Marquardt (1996), antara lain: (1) Learning
Dynamics; (2) Organization Transformation; (3) People Empowerment; (4)
Knowledge Management; dan (5) Technology Application. Instrumen ini menggunakan
skor dengan empat skala, yaitu: skor 4 (benar-benar terlaksana), skor 3
(terlaksana sebagian besar), skor 2 (terlaksana sebagian), dan skor 1
(terlaksana sedikit/tidak). Setiap subsystem Learning Organisasi Profile
terdiri dari 10 indikator. Adapun total jumlah skor sebagai hasil akhir yang
diperoleh secara keseluruhan dari instrumen pengukuran (kuesioner) dari 5
(lima) subsystem Learning Organization Profile di IAI Bunga Bangsa Cirebon
sudah terlaksana dengan baik.
Kata Kunci : Profil IAI BBC, The Fifth Discipline
Learning Organization, Instrumen Learning Organization Profile
Pendahuluan
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC)
adalah salah satu perguruan tinggi Islam yang telah memberikan kontribusi
terhadap pemenuhan kebutuhan tenaga profesional selama kurang lebih 15 tahun di
Jawa Barat pada umumnya dan Wilayah III Cirebon pada khususnya.
Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon mendirikan
perguruan tinggi Bunga Bangsa Cirebon pada tahun 1995, yang semula bergerak dalam bidang Program Diploma 1 dan Diploma 2 bidang Pendidikan
Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTKI/RA), Pendidikan Guru Sekolah Dasar Islam
(PGSDI/MI), Pendidikan Guru Bahasa Inggris (PGBI) dan Pendidikan Guru
Matematika (PGMT).
Perguruan Tinggi Bunga Bangsa Cirebon mengembangkan
kelembagaannya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon pada
tahun 2003 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Kelembagaan Islam Nomor Dj.II/43/03 Tahun 2003 tanggal 4 April 2003 tentang
Pemberian Ijin Penyelenggaraan Pendidikan Program Strata Satu (S-1) Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon yang bertempat di Jalan Simaja I No. 56 Kota Cirebon. Dengan
semangat perjuangan yang gigih dan tata kelola yang baik, maka dibangunlah
Gedung Baru Kampus STAI Bunga Bangsa Cirebon yang terletak di Jalan Widarasari
III Tuparev Cirebon. Pengembangan Kampus tersebut didasarkan atas upaya
memberikan layanan yang terbaik dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi
bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya.
STAI Bunga Bangsa Cirebon telah mencapai
prestasi ditandai dengan terakreditasi �B� oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada Program Studi S-1 Pendidikan Agama Islam dengan
SK Nomor : 197/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/IX/2013, tertanggal 26 September 2013
Pada perkembangan berikutnya, tepatnya
di tahun 2011 STAI Bunga Bangsa Cirebon membuka Program Studi baru yakni S-1
Ekonomi Syari�ah. Selanjutnya pada tahun 2012 STAI Bunga Bangsa Cirebon
mengembangkan kelembagaan dengan dibukanya Program Studi S-1 Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan S-1 Pendidikan Guru Raudhatul Athfal.
Dengan landasan potensi IAI BBC tersebut di atas, maka
tahun 2015 IAI BBC berubah status menjadi Institut Agama Islam BBC. dengan
penambahan program studi baru S-1 Manajemen Pendidikan Islam,
S-1 Perbankan Syariah dan S-1 Komunikasi Penyiaran
Islam.
Institut Agama Islam Bunga Bangsa
Cirebon pada tahun 2016 memiliki tonggak baru (mailstone) dalam
kelembagaan, ditandai dengan formulasi kelembagaan sebagai berikut:
Tabel 1.
Kelembagaan IAI Bunga Bangsa Cirebon
No. |
Fakultas |
Program Studi |
Jumlah Dosen |
1. |
Fakultas Tarbiyah |
1. S1 Pendidikan Agama Islam 2. S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 3. S1 Pendidikan Guru Raudlatul Athfal 4. S1 Manajemen Pendidikan Islam |
8 6 6 6 |
2. |
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam |
1. S1 Ekonomi Syariah 2. S1 Perbankan Syariah |
7 6 |
3. |
Fakultas Dakwah dan Komunikasi |
1. S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam |
6 |
Perkembangan signifikan dari IAI Bunga Bangsa Cirebon
berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) yang telah ditetapkan pada tahun
2014-2019.
Perjuangan IAI BBC masihlah sangat panjang bahkan tidak akan
pernah berakhir, karena pendidikan tinggi ini akan selalu ada, berkembang
seiring pekembangan dunia dan senantiasa dibutuhkan oleh masyarakat. Kualitas
sangat dibutuhkan karena merupakan kata kunci bagi IAI BBC untuk tetap eksis di
dunia pendidikan tinggi. Bagaimana cara untuk menciptakannya adalah tugas dari
Manajemen, Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Alumni, dan Yayasan yang harus
disinergikan sedemikian rupa melalui Pelayanan Prima yang ditunjang dengan
adanya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-PT)
IAI BBC selama ini ikut memberikan kontribusi terhadap
pembangunan sumber daya manusia di Indonesia khususnya di Cirebon. Atas dasar
tersebut IAI BBC yang memiliki kekuatan diantaranya:
1.
IAI BBC telah meluluskan 3.860 Lulusan dengan prosentasi
70% telah menjadi guru baik PNS ataupun swasta, 20% menjadi Pendiri Sekolah dan
10% menjadi pengusaha, pedagang dan lainnya.
2.
IAI BBC memiliki 1.725 Mahasiswa dengan klasifikasi Prodi
S-1 PAI� berjumlah 757, Prodi S-1 Ekonomi
Syariah berjumlah 350, Prodi S-1 PGRA berjumlah 424, Prodi S-1 PGMI berjumlah
174 dan Prodi S-1 MPI 20.
3.
Memiliki 8 Laboratorium School yang selama ini telah
didirikan meliputi jenjang PAUD, TK/RA, MI, SMK dan lainnya
4.
Memiliki 7 program studi yang telah TERAKREDITASI Badan Akreditasi
Nasional-Perguruan Tinggi
5.
Telah Tearkreditasi Institusi Perguruan Tinggi oleh Badan
Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi Nomor :
553/SK/BAN-PT/Akred/PT/VI/2015.
Cita-cita
besar inilah yang mendorong IAI BBC merapatkan barisan dan menyatukan
setiap potensi yang dimiliki dalam melaksanakan rencana strategis yang telah
disusun untuk masa 5 tahun ke depan. Idealisme dan semangat perjuangan yang
terus ditanamkan pada seluruh civitas akademika merupakan modal utama dalam
menghadapi berbagai tantangan dan kekurangan. IAI BBC sangat menyadari bahwa
tidak ada satu perguruan tinggi�termasuk yang telah maju sekalipun�yang sepi
dari berbagai keterbatasan. Justru bertolak dari kesadaran inilah pimpinan
institut bersama-sama dengan keluarga besar kampus yang lain saling membangun
koeksistensi untuk menjawab segala tantangan dengan mengisi setiap peluang demi
mencapai idealisme perguruan tinggi Islam.
Betapapun kuatnya suatu
organisasi tidak akan mampu bertahan dan berkembang serta akan punah apabila
tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan perkembangan dan kemajuan� ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, teknologi,
serta lingkungan. Kematian organisasi yang demikian tidak ubahnya seperti
kepunahan dinasaurus, binatang raksasa purba, yang tidak mampu
melakukan adaptasi terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan (Marquard,
1961). Hal Itulah yang dialami IAI BBC jika tidak merubah pola sistem manajemen
yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, sungguh menyedihkan sekali penulis
rasakan, karena penulis bekerja di� IAI
BBC selama tujuh tahun dan merasakan begitu dekatnya hubungan familiar sesama
dosen, dosen senior� dan pegawai �
pegawai yang ada di lingkungan IAI BBC.��
Oleh karena itu,
berdasarkan kesepakatan dari pendiri, pimpinan dan seluruh civitas akademika
IAI BBC akhirnya IAI BBC bermaksud untuk terus mengembangkan dan memajukan
kelembagaannya dengan gotong royong dan kebersamaan yang dibangun secara
kekeluargaan. Perubahan bentuk kelembagaan dari SekolahTinggi Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon menjadi Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon merupakan
salah satu bukti bahwa kemajuan dan progressitas dari IAI BBC semakin terasa
dan menunjukan peningkatan yang signifikan. IAI Bunga Bangsa Cirebon memiliki
tiga fakultas dan tujuh program studi yang marketable diantaranya yaitu
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan dengan program studi Pendidikan Agama
Islam, Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah,
dan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan Prodi
Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
dengan prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Jumlah keseluruhan program studi
tersebut adalah jenjang strata satu (S1) dengan mengalami kemajuan yang luar
biasa, mahasiswa mengalami peningkatan signifikan secara kuantitas. Jumlah
mahasiswa bertambah disetiap prodinya mencapai 150 tiap program studi. Kelas
pagi dimulai dari jam delapan pagi hingga jam satu siang dan kelas siang
perkuliahan dimulai jam satu sampai jam enam. Untuk menunjang kualitas
pelayanan akademik, suasana pendidikan yang khas, dan menyeimbangkan perubahan
zaman, semua karyawan dan dosen harus bisa mengikuti perkembangan teknologi,
maka diberikan pelatihan � pelatihan menggunakan komputer, semua dilakukan
dengan sistem on line, mahasiswa
mengisi KRS, KHS melalui internet dengan sistem on line, awalnya memang agak kesulitan tapi akhirnya semua bisa menyesuaikan,dengan
kemajuan yang begitu pesat.
Prodi PAI Fakultas Tarbiyahdan
Ilmu Pendidikan IAI Bunga Bangsa Cirebon yang memiliki jumlah mahasiswa yang
jauh lebih banyak dibanding prodi � prodi yang lain, tiap semester terdiri dari
empat kelas yang dibuat Kode� A, B, C, D
pada tiap semesternya.
Ketua Prodi� mempunyai tanggung jawab yang besar karena
setiap kegiatan, �Ketua Prodi melaporkan
kepada Rektor dan LPMI (Lembaga Penjamin Mutu Internal) yang bertanggung jawab
untuk seluruh prodi � prodi di IAI BBC, apa yang terjadi di prodi seperti dosen
yang tidak masuk, kapan harus digantikan, karena setiap dosen yang tidak masuk
harus melaporkan dan harus dicari penggantinya kapan hari yang diganti dan
diinformasikan paling lambat 24 jam sebelum perkuliahan dimulai.
Penyelengaraan
pendidikan di program studi,
organisasi yang bersifat top down
yang semua diperintahkan dari Rektor
terus kedekan
fakultas dan prodi. Kurikulum selama perkuliahan dilakukan dengan mengacu
kurikulum yang ada dari diktis dan disosialisasikan kepada dosen � dosen yang
ada pada setiap prodi di IAI BBC dan rata � rata semua dosen tamatan S2 , dan
tamatan S1 tidak diterima menjadi dosen tetap di IAI BBC dan sebagian besar dosen
di IAI BBC sedang menempuh kuliah S3.
Dalam mewujudkan tujuan
pendidikan tersebut, Visi yang disesuaikan dengan Visi dan Misi IAI Bunga Bangsa
Cirebon� yaitu : Visi� IAI Bunga Bangsa Cirebon: Menjadi Perguruan
Tinggi Agama Islam Swasta Terbaik di Jawa Barat yang memiliki keunggulan
Islami, Profesional dan Mandiri dalam bidang ilmu-ilmu keislaman pada Tahun 2020.� Misi : (a) Meningkatkan mutu pendidikan
dengan mengantisipasi pesatnya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga lulusan yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan tuntutan
dunia kerja, (b) Melaksanakan program yang mengantisipasi kemajuan dan
perkembangan iptek yang cepat dengan meletakkannya pada konsepsi belajar
sepanjang hayat dan konsepsi pembelajaran yang berorientasi kepada pemecahan
masalah nyata serta membuka peluang penciptaan solusi jangka panjang yang
mencakup prinsip, keterkaitan, dan pembudayaan. (c) Melaksanakan kegiatan yang
berarti bagi pembinaan mahasiswa melalui upaya pembinaan secara terpadu antara
kegiatan kurikuler dengan ekstakurikuler. (d) Meningkatkan kegiatan penelitian
agar menjadi landasan serta penggerak pelaksanaan program pendidikan dan
pengabdian kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan
kualitas dosen dan pegawai di lingkungan IAI Bunga Bangsa Cirebon diberikan pelatihan pelatihan komputer,
pelatihan�pelatihan akademik
dan intelektual, �pelatihan�pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan dan apa yang terbaru dimasyarakat dan setiap satu
semester mahasiswa�mahasiswa diberi kesempatan untuk mengisi angket Quality dengan poin yang sudah diberikan
sehingga mahasiswa tahu kreabilitas dosen dan hasilnya di rekap serta diberikan
kepada dosen seperti dalam laporan kinerja dosen selama satu semester. Dosen
juga diharuskan setiap satu semester mengadakan penelitian dan pengabdian dan
memasukkan ke majalah Permata yang dibuat oleh IAI Bunga Bangsa Cirebon. Yayasan
mengadakan penilaian kepada dosen yang�
dianggap berkreadibilatas dan memberikan reward dalam bentuk uang tunai�
Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) untuk memotivasi dosen dalam bekerja.
Jika �dibandingkan antara masih menjadi �Sekolah Tinggi dahulu dengan IAI Bunga Bangsa
Cirebon sekarang, jauh lebih bersifat dinamis seperti suasana kampus menjadi
lebih hidup di taman, lingkungan kampus,�
menuju� lantai 1, 2 dan 3, di
kantin mahasiswa bebas membuka internet, di perpustakaan, buku diperpustakaan
sudah agak memadai sehingga IAI Bunga Bangsa Cirebon menjadi institusi dengan
lingkungan yang lebih dinamis. Menciptakan suasana� learning
organization (LO) tidak luput dilakukan oleh IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam
menghadapi tantangan dan perubahan lingkungan yang ada.� Sebagai suatu organisasi yang mengalami
perubahan karena organisasi harus selalu menghadapi berbagai macam tantangan.
Tantangan itu timbul akibat dari perubahan lingkungan. Lingkungan yang terus
menerus berubah, memaksa individu maupun organisasi untuk mengikuti perubahan
tersebut. Tantangan� timbul akibat dari
perubahan lingkungan. Lingkungan yang terus menerus berubah, memaksa individu
maupun organisasi untuk mengikuti perubahan tersebut. Organisasi sering dianalogikan
dengan organisme atau mahluk hidup yang lahir, tumbuh, berkembang dan pada
saatnya akan mati. Analogi ini terlihat bahwa tidak suatu resep pun yang dapat
dipergunakan untuk semua organisasi� yang
sakit karena penyakit organisasi beraneka ragam (Simon:1997). Transformasi
organisasi seperti ulat yang mengalami perubahan bentuk melalui proses
metamorfosis (Marquardt:1996) Penggunaan istilah itu organisasi (organizational
behavior). Dalam teori organisasi menunjukkan organisasi itu dianggap
sebagai� suatu mahluk hidup, bergerak dan
bertindak secara terpola.
Agar dapat mencapai
tujuan secara efesien dan efektif� serta
dapat bertahan, tumbuh dan berkembang maka sebagai mahluk hidup, organisasi
perlu membenahi dirnya melalui belajar . Betapapun kuatnya dan besarnya, sebuah
organisasi tidak akan mampu bertahan dan berkembang serta akan punah apabila
tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan perkembangan dan kemajuan
ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, serta lingkungan. Kematian
organisasi yang demikian tidak ubahnya seperti kepunahan dinosaurus, binatang
raksasa purba, yang tidak mampu melakukan adaptasi perubahan dan perkembangan
lingkungannya (Marquardt:1996). Agar dapat bertahan, berkembang dan mampu
berkompetensi dan berkolaborasi dengan organisasi� lain maka organiasi perlu terus belajar.
Perubahan lingkungan
yang memiliki tantangan dan ketidakpastian, organisasi harus �berubah� atau
�beradaptasi� untuk dapat tetap bertahan. Perubahan lingkungan juga menuntut
organisasi lebih fleksibel dan tanggap (responsiveness) terhadap lingkungan
yang berubah. Fleksibilitas organisasi memerlukan adanya saling kerja sama
antar anggota di dalam suatu organisasi. Dalam kondisi lingkungan yang
mengalami perubahan melahirkan kompetisi-kompetisi di dalamnya, kompetisi
muncul dalam rangka untuk menyeleksi organisasi yang dapat mengikuti arus
perubahan tersebut.
Organisasi yang statis, yang tidak dapat beradaptasi
dengan lingkungan yang berubah dan tidak memenangkan kompetisi dalam lingkungan
tersebut, maka organisasi tersebut akan mati. Keunggulan sebuah organisasi
dalam menghadapi ketatnya persaingan sangat tergantung pada individu yang
berada di dalamnya yang memiliki kecepatan, kemampuan daya tanggap, kelincahan,
kemampuan pembelajaran dan kompetensi karyawannya, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan (Ulrich:1998).
Para pengelola organisasi harus berpikir bagaimana membangun dan mempertahankan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam persaingan. Perubahan lingkungan
yang cepat menuntut setiap organisasi untuk cepat menanggapi dan beradaptasi
dengan perubahan, dan munculnya perubahan ini bukan dengan dilawan atau
ditentang, namun justru harus dikelola.
Learning organization merupakan
organisasi dimana orang-orang yang di dalamnya meng-expand kapasitas yang dimilikinya (Peter Senge:1990). Orang-orang
tersebut dibina dan dikembangkan, sehingga mereka bebas memberikan aspirasi
kepada perusahaan. Dalam LO, terjadinya proses pembelajaran organisasi perlu
terus menerus belajar agar dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan.
Charles Darwin mengatakan, �bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang,
melainkan yang paling adaptif�, yaitu mereka yang selalu menyesuaikan diri
terhadap berbagai perubahan (Rhenald Kasali :2007). �The illiterate of 21th century will not be those who cannot read and
write, but those who cannot learn, unlearn and relearn� (Alvin
Toffler:1980). Kebodohan di abad 21 seperti saat ini bukan lagi diakibatkan
oleh buta huruf semata, tetapi oleh orang-orang yang tidak mau belajar, tidak
mau membuang pengetahuan yang salah yang selama ini diyakininya dan juga tidak
mau mempelajari kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Untuk menjadi sebuah Organisasi
Belajar (OB), setiap organisasi harus mampu mendorong timbulnya suatu kondisi
prasyarat yang oleh Peter Senge disebut 5 (lima) disiplin LO sebagai ciri-ciri
OB. Kelima disiplin yang dikemukakan oleh Peter Senge tersebut adalah: Pertama,
keahlian pribadi (personal mastery)
adalah suatu kecenderungan seseorang untuk bersikap dan memperluas kemampuannya
secara terus menerus, guna menciptakan hasil-hasil yang benar-benar mereka cari
di dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan adanya tingkat keahlian/penguasaan
seorang individu di bidang profesinya yang berguna untuk menyelesaikan tugasnya
secara baik untuk jangka waktu yang panjang. Disiplin keahlian pribadi dapat
ditanamkan dalam iklim organisasi yang secara terus menerus memperkuat ide
bahwa pertumbuhan pribadi benar-benar dihargai di dalam organisasi. Esensi dari
keahlian pribadi mencakup keberadaan (being), kemampuan menghasilkan (generativeness)
dan keterkaitan (connectedness), yakni adanya keyakinan dan pengakuan,
bahwa setiap kehadiran individu akan memberikan kontribusi pada organisasi
sesuai dengan keahliannya yang dapat dipadukan melalui keterkaitan dengan
individu lainnya dalam organisasi.
Kedua, model mental (mental models)
adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi belajar. Model mental
terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan mendalam tentang mengapa dan
bagaimana dia melakukan tindakan atau aktivitas dalam berorganisasi. Model
mental merupakan suatu pembuatan peta atau model kerangka kerja dalam setiap
individu untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah yang
dihadapinya. Dengan kata lain, model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri
seseorang. Dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan terbaiknya.
Dalam pembahasan terdahulu model mental ini kemudian menghasilan cara berfikir
atau mindset. Model mental merupakan asumsi yang mendalam baik berupa
generalisasi ataupun pandangan manusia untuk memahami dunia dan mengambil keputusan.
Pemahamam mengenai model mental berkaitan dengan keterampilan dari refleksi dan
keterampilan mempertanyakan.
Keterampilan dari refleksi dimulai
dengan suatu lompatan abstraksi, dimana pikiran kita secara harfiah bergerak
cepat dan melompat untuk segera menggeneralisasi fakta-fakta yang sebenarnya
spesifik, sehingga kita tidak pernah berpikir untuk mengujinya. Hal inilah yang
seringkali memperlambat proses belajar kita (Senge:1990). Perpaduan berpikir
sistem dengan model mental dapat membuat perubahan dari mental yang selalu
berdasarkan kejadian menjadi model mental yang melihat jangka panjang dan
struktur pola tersebut. Oleh karena itu, unsur pokok model mental adalah
tercapainya keterbukaan yang akan mempermudah proses pengambilan keputusan
melalui diskusi yang optimal dan hilangnya mental blok yang menghambat dalam
organisasi.
Ketiga, visi bersama (shared
vision) adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan (kegiatan)
organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari keseluruhan
identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama, organisasi dapat
membangun komitmen yang tinggi dalam organisasi. Selain itu organisasi dapat
pula menciptakan gambaran-gambaran atau mimpi-mimpi bersama tentang masa depan
yang ingin dicapai, serta prinsip-prinsip dan praktek-praktek penuntun yang
akan digunakan dalam mencapai masa depan tersebut.
�Keempat, belajar beregu (team learning)
adalah suatu keahlian percakapan dan keahlian berpikir kolektif dalam
organisasi. Kemampuan organisasi untuk membuat individu-individu cakap dalam
percakapan dan cakap dalam berfikir kolektif tersebut akan dapat meningkatkan
kecerdasan dan kemampuan organisasi. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
kecerdasan organisasi jauh lebih besar dari jumlah kecerdasan-kecerdasan
individunya. Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan individu-individu dalam
organisasi yang memiliki emotional
intelligence yang tinggi.
Kelima,
berpikir sistem (system thinking) adalah suatu kerangka kerja
konseptual, yaitu suatu cara dalam menganalisis dan berpikir tentang suatu
kesatuan dari keseluruhan prinsip-prinsip organisasi belajar. Tanpa kemampuan
menganalisis dan mengintegrasikan disiplin-disiplin OB, tidak mungkin dapat
menerjemahkan disiplin-displin itu ke dalam tindakan (kegiatan) organisasi yang
lebih luas. Disiplin ini membantu kita melihat bagaimana kita mengubah
sistem-sistem secara lebih efektif, dan bertindak lebih selaras dengan
proses-proses yang lebih besar dari alam dan dunia ekonomi. Berpikir sistem ini
pengertiannya hampir sama dengan melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan (viewing organization as integrated whole)
(Guthrie:1986)
IAI
Bunga
Bangsa Cirebon sudah melakukan LO, untuk
mengetahui pelaksanaan LO di IAI Bunga Bangsa Cirebon, penulis ingin menganalisisnya
melalui instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem Learning Organisasi
Profile (Buku �Building The Learning Organization�) oleh Michael J.
Marquardt (1996) dengan menggunakan skor, antara lain: (1) Learning
Dynamics: Individual, Group or Team, and Organizational; (2) Organization
Transformation: Vision, Culture, Strategy, and Structure; (3) People
Empowerment: Manager, Employee, Customer, Partners, Suppliers, and Community;
(4) Knowledge Management: Acquisition, Creation, Storage, Retrieval,
Transfer, and Utilization; dan (5) Technology Application: Knowledge
Information Systems, Technology Based Learning, and Electronic Performance
Support Systems.
Pembahasan
Instrumen pengukuran (kuesioner) yang
dipakai untuk mengetahui pelaksanaan LO di IAI Bunga Bangsa
Cirebon yang menggunakan skor dengan empat skala
(Buku �Building The Learning Organization� oleh Michael J. Marquardt,
1996). Empat skala tersebut adalah: skor 4 (benar-benar terlaksana), skor 3
(terlaksana sebagian besar), skor 2 (terlaksana sebagian), dan skor 1 (terlaksana
sedikit/tidak). Setiap subsistem Learning Organisasi Profile terdiri dari 10
indikator. Ini berarti pemberian total jumlah skor berada pada interval 50 �
200 dengan rincian sebagai berikut: (1) Total jumlah skor terendah adalah 50 =
5 (10 x skor 1); dan (2) Total jumlah skor tertinggi adalah 200 = 5 (10 x skor
4).
Adapun total jumlah skor sebagai hasil
akhir yang diperoleh secara keseluruhan dari instrumen pengukuran (kuesioner)
dari 5 (lima) subsystem Learning Organization Profile yang telah dilaksanakan
dan dianalisis oleh penulis di IAI Bunga Bangsa Cirebon sebagai suatu OB adalah sebesar 158. Artinya, 79% LO di IAI
Bunga Bangsa Cirebon sudah terlaksana dengan baik. Untuk lebih lengkapnya,
penulis akan menguraikan pembahasannya sebagai berikut.
Pertama, dinamika belajar secara individu, kelompok atau beregu, dan
organisasi dengan mendapatkan jumlah skor: 31 (31/40 x 100% = 77,5%). Berdasarkan
hasil analisis dari instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem dinamika belajar
secara individu, kelompok atau beregu, dan organisasi di� IAI Bunga Bangsa
Cirebon 77,5 %, maka pelaksanaan LO ini sudah baik
hanya pada dalam poin 5� menggunakan
aneka metode percepatan belajar mendapat poin dua� karena disini penulis melihat dalam metode
percepatan dalam belajar masih kurang terlaksana� dengan baik sedangkan yang lainnya sudah
terlaksana dengan baik. Di IAI Bunga Bangsa Cirebon,� individu, kelompok
semuanya bekerja dengan baik� dan
membentuk� tim� untuk mencapai tujuan� dari organisasi.
Kedua,
transformasi organisasi meliputi visi, budaya, strategi, dan struktur, dengan
mendapatkan jumlah skor: 33 (33/40 x 100% = 82,5%). Berdasarkan hasil analisis
dari instrumen pengukuran (kuesioner) subsistem transformasi organisasi melalui
visi, budaya, strategi, dan struktur di IAI Bunga Bangsa Cirebon sudah berjalan
baik karena didalam� pelaksanaan
organsasi. Rektor
setiap hari turun tangan melihat perkembangan dan dia tidak sepenuhnya
menyerahkan kepada Dekan
sehingga Rektor
tahu apa kekurangan yang ada didalam organisasi. Visi dan misi dari organisasi
terus didukung dan
Rektor terus memantau jalannya organsasi
tersebut.
Ketiga,
pemberdayaan orang yang mencakup dosen, tenaga kependidikan, pengguna lulusan, lulusan,
dan masyarakat di IAI Bunga Bangsa Cirebon dengan mendapatkan jumlah skor: 32
(32/40 x 100% = 80%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen pengukuran (kuesioner)
subsystem pemberdayaan orang yang
mencakup dosen, tenaga kependidikan, pengguna lulusan, lulusan dan
masyarakat� sudah cukup baik. Hal ini menjadi
perhatian pimpinan untuk bagaimana mengembangkan� dan memberdayakan tenaga kerja, penempatan
dosen maupun tenaga kependidikan sesuai dengan bidang ilmunya.
Keempat,
manajemen/pengelolaan pengetahuan yang meliputi akuisisi, penciptaan, storage,
retrieval, transfer, dan pemanfaatan dengan mendapatkan jumlah skor: 31 (31/40
x 100% = 77,5%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen pengukuran
(kuesioner) subsistem manajemen/pengelolaan pengetahuan yang meliputi akuisisi,
penciptaan, storage, retrieval, transfer, dan pemanfaatan di IAI Bunga Bangsa
Cirebon sebesar 77,5%. Hasil ini menunjukan pelaksanaan LO sudah� terlaksana dengan baik karena penulis analisa
orang�orang yang ada di dalam organisasi secara aktif mencari informasi untuk
meningkatan dan mengumpulkan infomasi baik internal dan eksternal� serta masing�masing� bekerja dengan menggunakan laptop� untuk�
mencari informasi�informasi yang baru dan membagi pengetahuan bila mendapat
pengetahuan yang baru. Semua civitas academic di IAI Bunga Bangsa Cirebon telah
belajar setiap hari karena setiap hari diberikan selalu informasi yang baru
dari medan melalui on line.
Kelima,
aplikasi teknologi yang mencakup sistem informasi pengetahuan, pembelajaran
berbasis teknologi, dan sistem pendukung kinerja elektronik dengan mendapatkan
jumlah skor: 31: (31/40 x 100% = 77,5%). Berdasarkan hasil analisis dari
instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem aplikasi teknologi yang mencakup
sistem informasi pengetahuan, pembelajaran berbasis teknologi, dan sistem
pendukung kinerja elektronik di IAI Bunga Bangsa Cirebonsebesar 77,5 %, maka pelaksanaan
LO sudah terlaksana dengan baik. Karena semua dosen, pegawai semuanya sudah
bisa menggunakan komputer dengan baik, semuanya dilakukan dengan sistem email,
bahkan� untuk mengundang rapat pun
dilakukan dengan email tidak lagi melalui surat undangan.
Penutup
Menurut
Michael J. Marquardt (1996), hal terpenting dalam melakukan Learning
Organization Profile terletak pada 5 (lima) subsystem, yaitu: (1) dinamika
belajar; (2) transformasi organisasi; (3) pemberdayaan orang; (4)
manajemen/pengelolaan pengetahuan; dan (5) aplikasi teknologi. Kelima instrumen
tersebut digunakan untuk menganalisis LO di IAI Bunga Bangsa Cirebon dengan
hasil sebagai berikut:
1.
Dinamika belajar sebesar 77,5%
(31/40 x 100% = 77,5%)
2.
Transformasi Organisasi
sebesar �80% (32/40 x 100% = 80%)
3.
Pemberdayaan orang sebesar 77,5% �(31/40 x 100% = 77,5%)
4.
Manajemen/pengelolaan pengetahuan
sebesar 82,5% (33/40 x 100% = 82,5%)
5.
Aplikasi teknologi sebesar 77,5%� (31/40 x 100% = 77,5%).
Hasil tersebut
menunjukan bahwa LO di IAI Bunga Bangsa Cirebon sudah cukup baik hanya perlu lebih ditingkatkan lagi agar mencapai hasil
yang maksimal.
BIBLIOGRAFI
Approach to Quantum Improvement and Global Success. New York: McBraw-Hill Inc.
Guthrie, J.W. 1986. School-based Management: The Next
Needed Education Reform. Phil Delta Kappa, Vol 68 No. 4 pp 305-309.
Kasali, Rhenald. 2007. Change. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri
Abadi.
Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization:
A Systems
Pitts, Robert A. Dan Lei. David. 1996. Startegic Management Building
and Sustaining Competitive Advantage. West Publishing Company, Amerika.
Senge, Peter. 1990. The Fifth Discipline: The Art and Practice
of the Learning Organization. New York: Doubleday Currency.
Toffler, Alvin. 1980. The Third Wave. London: Pan Books.
Ulrich. Dave. 1998. Intellectual
Capital�Competence X Commitment. Sloan Management Review. Vol. 39. p.
15-26. Winter Edition.