Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�e-ISSN : 2548-1398
Vol. 6, No. 5, Mei 2021
�
EFISIENSI
BIAYA PEKERJAAN AIR CONDITIONER BERBASIS REKAYASA NILAI PADA GEDUNG
PERKANTORAN
Gian
Fahmi Pangestu dan Humiras Hardi Purba
Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, Indonesia
Email: [email protected] dan
[email protected]
Abstract
The air conditioner is the
most important component of a building today. Because the function of the air
conditioner is to condition the air in the room of the building. Almost all
buildings use the air conditioner in Indonesia. Air conditioner work has a high
work weight in the Mechanical Electrical and Plumbing sub-sections. The
research objective was to analyze the influence of the application of value
engineering methods on the cost of air conditioning work in office buildings.
This is a gap that can be examined how much the cost can be reduced for the job
with the value engineering method. Without reducing the function of the air conditioner,
which is to cool the room in the building. A value engineering problem that is
often encountered in the field is that this method is considered a cost
reduction. Where this will result in a decrease in the quality and function of
the material, reduce or eliminate certain elements that have an impact on the
quality reduction that violates the specified limits. One of the good values
engineerings are using alternative materials that are still in
the same specifications. This research focuses more on the use of value
engineering in the work of air conditioner Office Buildings. By using the value
engineering method, it appears that the cost efficiency that can be saved is
14.73% of the initial budget planned for the work.
Keywords: value
engineering; cost efficiency; air conditioner work; office building; reduce
cost; civil engineering
Abstrak
Air conditioner merupakan komponen terpenting
sebuah gedung pada jaman sekarang ini. Dikarenakan fungsi air conditioner adalah mengkondisikan udara di
dalam ruangan gedung tersebut. Hampir semua gedung menggunakan air conditioner di Indonesia. Pekerjaan air conditioner memiliki bobot pekerjaan yang
tinggi dalam sub bagian pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing. Tujuan
penelitian untuk menganalisis besarnya pengaruh penerapan metode rekayasa nilai
terhadap biaya pekerjaan air conditioner Pada Gedung Perkantoran. Hal ini menjadi
sebuah celah yang bisa di teliti seberapa besar biaya yang bisa di kurangi
terhadap pekerjaan tersebut dengan metode Rekayasa Nilai. Tanpa mengurangi
fungsi dari air conditioner tersebut
yaitu mendinginkan ruangan yang ada di dalam gedung. Permasalahan rekayasa nilai atau value engineering yang sering dijumpai dilapangan yaitu
metode tersebut lebih dianggap sebagai pengurangan biaya (cost reduction). Dimana hal ini akan
mengakibatkan penurunan terhadap kualitas serta fungsi dari material tersebut,
mengurangi atau menghilangkan unsur tertentu yang berdampak pada menurunya
kualitas melanggar batas ketentuan spesifiksi. Rekayasa nilai yang baik salah
satunya yaitu menggunakan alternative material yang masih dalam spesifikasi
yang setara. Pada penelitian ini lebih memfokuskan kepada penggunaan rekayasa
nilai pada pekerjaan air conditioner Bangunan Perkantoran. Dengan menggunakan metode rekayasa nilai,
terlihat bahwa efisiensi biaya yang dapat dihemat sebesar 14,73% dari anggaran
awal yang direncanakan untuk pekerjaan tersebut.
Kata Kunci: rekayasa nilai; efisiensi biaya;
pekerjaan air conditioner; bangunan kantor,
Pendahuluan
Apabila suhu
udara sedang panas, pendingin ruangan atau yang disebut air conditioner banyak digunakan demi
terciptanya lingkungan yang bersuhu sejuk. Sekarang penggunaan air conditioner di Perkantoran dan Perumahan
semakain banyak seiring dengan meningkatnya permintaan serta daya beli
masyarakat. Kondisi tersebut berdampak terjadinya masalah baru karena semakin
banyak air conditioner
digunakan maka akan semakin banyak pula energi listrik yang diperlukan. Salah
satu perusahaan listrik di India menyalahkan penggunaan air conditioner
sebagai akibat dari tingginya pengunaan listrik di negara tersebut. Menurut IHS
Markit's Home Appliance Intelligence Service pada� 2016 terdapat 130 juta unit air conditioner digunakan di seluruh dunia.
Setahun kemudian bertambah menjadi 160 juta unit.
Menurut Deutsche
Gesellschaft f�r Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Dengan dihilangkannya
subsidi listrik untuk sebagian besar kelas tarif pelanggan, maka biaya energi
juga akan semakin meningkat sehingga dapat membuat pemilik bangunan untuk
melakukan upaya-upaya efisiensi energi (EE).�
Akan tetapi, sebagian besar masyarakat/individu yang terlibat dalam
perencanaan, investasi, operasi dan maintenance sistem air conditioner di gedung masih belum mengetahui
cara penghematan dari instalasi peralatan Refrigerasi dan Tata Udara (Refrigeration
and Air Conditioning � RAC) yang hemat energy.
Air
conditioner merupakan komponen terpenting sebuah gedung pada jaman
sekarang ini. Dikarenakan fungsi air conditioner adalah
mengkondisikan udara di dalam ruangan gedung tersebut. Hampir semua gedung
menggunakan air conditioner di
Indonesia. Pekerjaan air conditioner
memiliki bobot pekerjaan yang tinggi dalam sub bagian pekerjaan Mekanikal
Elektrikal dan Plumbing. Hal ini menjadi sebuah celah yang bisa di teliti
seberapa besar biaya yang bisa di kurangi terhadap pekerjaan tersebut dengan
metode Rekayasa Nilai. Tanpa mengurangi fungsi dari air
conditioner tersebut yaitu mendinginkan ruangan yang ada di dalam
gedung.
Permasalahan
rekayasa nilai atau value engineering yang
sering dijumpai dilapangan yaitu metode tersebut lebih dianggap sebagai pengurangan
biaya (cost reduction). Dimana hal ini akan mengakibatkan penurunan
terhadap kualitas serta fungsi dari material tersebut, mengurangi atau
menghilangkan unsur tertentu yang berdampak pada menurunya kualitas (melanggar
batas ketentuan spesifiksi). Rekayasa nilai yang baik salah satunya yaitu
menggunakan alternative material yang masih dalam spesifikasi yang setara. Pada
penelitian ini lebih memfokuskan kepada penggunaan rekayasa nilai pada
pekerjaan air conditioner
Bangunan Perkantoran.
Penelitian ini
akan membahas analisis biaya air conditioner tanpa
mengorbankan fungsi utamanya. Pekerjaan air
conditioner memiliki bobot kerja yang tinggi pada sub bagian
Mekanikal Elektrikal dan Pelumbing sehingga berkesempatan besar untuk
mereduce biaya pada sub pekerjaan MEP, oleh karena itu penting untuk dilakukan
penelitian menggunakan metode Rekayasa Nilai�
untuk mendapatkan berapa biaya yang bisa di kurangi dari pekerjaan air conditioner Tersebut. Dampak penerapan
metode rekayasa nilai pada pekerjaan air conditioner perlu
ditinjau. Dengan menggunakan metode value engineering diharapkan dapat
menghemat biaya pengerjaan air conditioner. Namun
demikian, diperlukan tahapan proses dalam metode ini, sehingga dapat diputuskan
untuk memilih material dan desain ducting yang tepat.
Rekayasa Nilai merupakan salah satu proses pembuatan
keputusan berbasis multi disiplin yang sistematis dan terstruktur. Menganalisis
suatu fungsi untuk mencapai nilai terbaik (best
value) suatu proyek dengan mendefinisikan semua fungsi-fungsi yang
diperlukan untuk mencapai suatu nilai atau value
yang diinginkan dan menyediakan fungsi-fungsi tersebut dengan biaya yang optimum,
konsisten dengan kualitas dan kinerja yang dipersyaratkan (Ariadi, 2017).
Bab ini berisi
tentang penjelasan maksud dan tujuan prinsip-prinsip nilai yang dikembangkan
oleh Lawrence D. Miles pada tahun 1940 dari perusahaan Generic Electric,
untuk mengatasi masalah kurangnya material produk yang akan diproduksi
selama Perang Dunia Kedua. Namun dalam perkembangannya, metode ini diadopsi dan
diterapkan pada bidang konstruksi dan penerapan nilai-nilai keteknikan pada
pekerjaan proyek (Berawi et al., 2014)
Suatu usaha yang
terstruktur secara sistematis dan menerapkan sebuah teknik yang telah diakui,
yaitu teknik mengidentifikasikan fungsi produk atau jasa yang memiliki tujuan
memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (Save Standard, 2008). Metode
yang dikembangkan oleh Lawrence D. Miles,1947 dikenal sebagai value analysis Technique dan menjadi
metode standar Perusahaan General Electric bagi studi untuk meningkatkan
nilai (Marzuki, 2006).
Setelah� sistem analisis nilai ini diketahui,
kemudian mulai digunakan dalam proses produksi di perusahaan lain dan kemudian
metode ini berkembang tidak hanya untuk menganalisis produk jadi tetapi juga
untuk mencari� ystem (engineering) agar
produk tersebut dibuat atau lebih baik. Dikenal sebagai metode rekayasa nilai. value
engineering (VE) merupakan metode yang muncul karena banyaknya biaya yang
tidak diperlukan dalam suatu rencana proyek, dalam metode evaluasi value
engineering (VE) digunakan untuk menganalisis sumber daya proyek, dimana
dicari alternatif baru untuk menghasilkan lebih banyak. Hemat biaya dan waktu
serta efektif sehingga akan meningkatkan keuntungan dan pendapatan bagi
kontraktor dan pemilik (Husin, 2015).
Menurut (ASHRAE, 2016), definisi air conditioner dibuat oleh Wilson
(1908). Definisi tersebut diklaim oleh Willis Carrier,
�Bapak air conditioner�: (a) Menjaga
kelembaban yang sesuai di dalam kendaraan atau ruangan, (b) Menyediakan
ventilasi yang konstan dan memadai, (c) Lepaskan kelembaban berlebih di udara
selama waktu tertentu musim, (d) Menghilangkan mikro-organisme dari udara
secara efisien seperti debu, jelaga, dan benda asing lainnya, (e) Mendinginkan
udara dalam ruangan secara efisien selama musim tertentu, (f) Peralatan yang
tidak mahal dalam pembelian atau pemeliharaan (Priyanto et al.,
2017). Komponen pada air conditioner dibagi
menjadi empat komponen yaitu komponen utama, komponen pendukung, kelistrikan,
dan refrigeran. Penjelasanya sebagai berikut: Kondensor, Kompresor, Evaporator,
Pipa Kapiler, Komponen Pendukung, Komponen Listrik, Refrigerant.
Fungsi air conditioner: Mengatur
Suhu Udara Fungsi utama air conditioner yaitu
mengkondisikan suhu dan kelembapan udara suatu ruangan. Suhu yang diinginkan
tentukan dengan angka pada remote; Mengatur Kelembapan Udar Suhu dan kelembapan udara
saling berhubungan. air conditioner juga
berfungsi mengatur kelembapan. Kelembapan yang ideal berada pada suhu air conditioner yang ideal yaitu pada suhu 24 �
27 derajat Celsius, semakin dingin suhu makan kelembapannya semakin tinggi; Membersihkan
Udara air conditioner
dilengkapi dengan filter untuk menyaring debu pada udara sehingga menjadi
bersih dan sehat. filter air conditioner harus
dibersihkan secara rutin untuk membuang debu dan kotoran yang menempel sehingga
udara bisa terjaga kesejukan dan kebersihannya (Salamadian,
2020).
Setiap air conditioner memiliki kompresor di dalamnya.
Fungsi kompresor adalah untuk memampatkan dan memompa gas pendingin. Saat
kompresor mengompres gas refrigeran menghasilkan panas. Untuk melarutkan panas
ini, refrigeran terkompresi dipompa ke kondensor tempat kipas menghembuskan
panas ke luar. Gas refrigeran berubah menjadi cairan selama proses ini.
Kemudian, refrigeran cair dipompa ke katup ekspansi. Katup ekspansi memiliki
sensor suhu terhubung yang berfungsi korelasi dengan pengaturan termostat.
Kemudian, katup ekspansi melepaskan ke evaporator yang terdiri dari pendinginan
�(Prasetio et al., 2017).
Dalam proses
ini, refrigeran cair menjadi bentuk gas. Transformasi dari cairan menjadi gas
menyebabkan pendinginan karena energy diserap oleh sekitarnya. Kipas angin
bertiup lewat melalui sirip yang menempel pada gulungan. Udara menjadi lebih
dingin dan menyebar. Refrigeran berbentuk gas di kumparan pendingin kemudian
pergi ke kompresor dan dikompresi sekali lagi. Siklus itu terus berlanjut
kecuali kompresor dimatikan (Talal, 2016).
Tabel
1.
Research Novelty
Air conditioner
memiliki beberapa tipe yang bisa digunakan untuk berbagai aplikasi. Untuk
memilih jenis yang tepat air
conditioner
tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran area yang akan didinginkan, dan
panas total dihasilkan di dalam area tertutup. Yang biasa jenis komersial dari
sebuah air conditioner menurut
(Prasetio et al., 2017), adalah sebagai
berikut: (a) AC jendela, (b) AC Split, (c) AC paket, (d) AC sentral.
Gambar 1
Cara kerja Air Conditioner
Sumber: (Che Mat, 2004)
Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan ini membahas secara lebih jelas penelitian, variabel
penelitian, instrumen penelitian mulai dari jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, metode penelitian analitik, dan jadwal
pelaksanaan penelitian digunakan untuk menyelesaikan masalah. dalam penelitian.
Metode penelitian menurut (Sugiyono, 2013) pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk memperoleh data yang valid untuk menemukan, membuktikan, dan
mengembangkan suatu ilmu sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian dilakukan untuk menganalisa
pemahaman dan mengkaji pengaruh penerapan Rekayasa Nilai pada Pekerjaan air conditioner Bangunan Gedung
Perkantoran terhadap biaya proyek.
Teknik pengumpulan
data yang umum digunakan dalam penelitian kuantitatif ada dua, yaitu Metode
Survei dan Metode Analisis Studi Kasus. Gambar di bawah ini akan menjelaskan
diagram alir proses penelitian ini. Alasan digunakannya value
engineering adalah karena membutuhkan inovasi pada salah satu pekerjaannya, untuk
melakukan analisis biaya diketahui bahw pekerjaan yang dapat dikembangkan
adalah pekerjaan air conditioner. Pada pekerhaan air conditioner
ini biaya terlihat kurang efisien, karena dinilai masih dapat memiliki
alternatif material komponen yang dapat digunakan.
Gambar 2
Detail umum
diagram alir fase penelitian rekayasa nilai
Metode Analisis Studi Kasus
didefinisikan sebagai penelitiaan yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Tujuan
penelitian eksperimental adalah untuk mengetahui pengaruh suatu tindakan yang
dilakukan dengan menganalisis data pekerjaan air conditioner pada proyek menggunakan metode rekayasa nilai.
Hasil penelitian eksperimental digunakan untuk memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan berdasarkan hubungan antar variabel yang telah
ditentukan. Penelitian ini akan memfokuskan pada pembahasan studi kasus.
Obyek yang diambil pada penelitian ini adalah Pembangunan Gedung Baru Kantor Pusat Perum LPPNPI di Kota Tangerang. Pada penelitian ini saya membatasi pembahasan pada pekerjaan air conditioner. Melalui penerapan rekasaya nilai yang menggunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori dari Dell�Isola dalam buku Mohammed Ali Berawi. Kegiatan penelitian ini dibatasi pada tahap implementasi dari sudut pandang pemilik dalam efisiensi biaya.
Data primer dalam penelitian ini adalah proyek yang digunakan
untuk pengujian validasi studi kasus yaitu pekerjaan air conditioner pada proyek LPPNPI yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor dari PT. Brantas Abipraya, yang diperuntukkan untuk kegiatan
perkantoran. Berikut adalah data umum mengenai Proyek yang dilakukan analisis
rekayasa nilai: Nama Proyek: Pembangunan Gedung Baru Kantor Pusat LPPNPI,
Pemberi Tugas: Perum LPPNPI, Kontraktor Pelaksana: PT. Brantas Abipraya
(Persero), Alamat Proyek: Ir. H. Juanda, Neglasari, Karangnyar, Tangerang,
15121, Jenis Kontrak: Harga Tetap Lump Sum, Nilai Kontrak: Rp.
70.782.535.474,26 (termasuk PPN 10%), Periode Pelaksanaan: 210 (Dua Ratus
Sepuluh) hari kalender, Periode Pemeliharaan: 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
Kalender
Gambar 3
Desain tampilan bangunan
Sumber: dokumen proyek
Hasil dan Pembahasan
A. Model
Biaya Awal
Lingkup pekerjaan pada proyek ini dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan MEP. Rencana anggaran biaya disusun berdasarkan gambar perencanaan dan spesifikasi bahan serta syarat teknis yang sudah ditentukan oleh konsultan perencana. Hingga ditetentukanlah rencana anggran biaya sebagai acuan atau owner estimate:
Tabel
2
RAB
Proyek
No |
Item Pekerjaan |
Jumlah Harga |
Bobot |
1 |
Persiapan |
2,782,623,438.00 |
4.32 |
2 |
Struktur |
14,794,627,826.26 |
22.99 |
3 |
Arsitektur |
17,704,164,548.70 |
27.51 |
4 |
MEP |
17,486,304,554.43 |
27.17 |
5 |
Furniture |
4,547,763,000.00 |
7.07 |
6 |
Interior |
2,249,618,241.60 |
3.50 |
7 |
Penunjang |
4,782,657,911.80 |
7.43 |
Total |
64,347,759,520.79 |
100.00 |
Sumber: dokumen proyek
Tabel
3
RAB
Pekerjaan Mekanikal
No |
Item
Pekerjaan |
Jumlah Harga |
Bobot |
Kumulatif |
1 |
�Air Conditioner |
4,544,147,221.18 |
71.61 |
100.00 |
2 |
�Plumbing |
746,351,953.20 |
11.76 |
28.39 |
3 |
�Sprinkler |
740,941,155.90 |
11.68 |
16.63 |
4 |
�Fire Hydrant |
314,361,582.00 |
4.95 |
4.95 |
Sumber: dokumen proyek
B. Studi Rekayasa Nilai
1. Analisis
Distribusi Pareto
Melalui Uji Pareto pada biaya proyek dari komponen proyek atau pekerjaan untuk studi rekayasa nilai yang akan dilakukan. Model breakdown cost dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar
4
Diagram
Pareto
Sumber: olahan sendiri
Dari data diatas maka biaya pekerjaan air conditioner memiliki biaya yang paling tinggi, dibandingkan dengan item pekerjaan lainnya seperti plumbing, sprinkler, dan fire hydrant. Oleh karena itu penulis memilih pekerjaan air conditioner untuk dilakukan penelitian.
2. Tahap
Analisis Fungsi
Analisis fungsi pekerjaan pekerjaan air conditioner pada tahap ini diidentifikasi dari kata kerja aktif dan kata benda. Identifikasi ini dilakukan secara acak kemudian dikelompokkan dan diidentifikasi untuk setiap jenisnya
Tabel
4.
Analisi
Fungsi
Pekerjaan |
Fungsi |
||
Kata kerja |
Kata benda |
Jenis |
|
Air
Conditioner |
Mengatur |
Suhu ruangan |
Primer |
|
Mengatur |
Kelembapan |
Sekunder |
Sumber: olahan sendiri
Fungsi Primer: Fungsi dasar, yaitu fungsi, tujuan, atau prosedur yang menjadi tujuan utama dan harus dijaga, fungsi sekunder: fungsi sekunder merupakan fungsi penunjang yang mungkin dibutuhkan tetapi tidak melaksanakan pekerjaan yang sebenarnya.
3. FAST
Diagram Analysis
Dari hasil penyusunan fungsi fungsi dalam technical FAST
diagram pada gambar di dapatkan:: (a) keluaran fungsi dasar: efisiensi biaya,
pemenuhan konsep hemat energi, (b) fungsi dasar / primer: mengontrol suhu
udara, (c) Fungsi petunjuk: memilih jenis air
conditioner yang tepat dan memilih desain pemasangan yang tepat, (d) Fungsi
penyebab: hemat biaya, (e) Fungsi pendukung: mengatur kelembapan, (f) Desain
objek fungsi: untuk selubung bangunan Klasifikasi fungsi item paket air conditioner di atas disusun
berdasarkan FAST diagram, seperti pada gambar berikut:
Gambar
5
FAST diagram analysis
4. Cost
Worth Analysis
Rasio biaya manfaat (cost to worth ratio) adalah target akhir yang harus dicapai dalam cost to worth analysis, Berawi (2014) menyatakan rasio biaya manfaat dicari untuk menentukan sistem atau kelompok fungsi yang memiliki peluang bagi perbaikan biaya atau menjadi fokus tim rekayasa nilai
Tabel
5
Cost worth analysis pekerjaan chiller
Tahap Analisis Fungsi |
||||||
Item |
Pekerjaan air conditioner |
Keterangan |
B = Primer |
|||
Fungsi |
Memompa refrigeran |
S = Sekunder |
||||
No |
Deskripsi |
Fungsi |
Cost |
Worth |
||
|
Kata kerja |
Kata benda |
Jenis |
|||
1 |
Pekerjaan Chiller |
Mengatur |
Suhu Ruangan |
B |
1,750,000,000.00 |
1,500,000,000.00 |
Cost/Worth Index |
1.17 |
Persen |
53.85% |
46.15% |
||
Deviasi |
7.69% |
Sumber: olahan sendiri
Tabel
6
Cost of Worth Pekerjaan Ducting
Tahap Analisa Fungsi |
|
|||||||||||||
Item |
Pekerjaan air conditioner |
Keterangan |
B = Primer |
|
||||||||||
Fungsi |
Mengalirkan refrigeran |
S = Sekunder |
|
|||||||||||
No |
Deskripsi |
Fungsi |
Cost |
Worth |
|
|||||||||
|
Kata Kerja |
Kata Benda |
Jenis |
|||||||||||
1 |
Pekerjaan Ducting |
Mengalirkan |
Udara |
B |
403,442,685.36 |
336,148,768.80 |
||||||||
Cost/Worth Index |
1.20 |
Persen |
54.55% |
45.45% |
||||||||||
Selisih |
9.10% |
|||||||||||||
Sumber: olahan sendiri
4th Floor 3rd Floor 2nd Floor 1st Floor
�Gambar 6
Rekayasa
nilai pekerjaan ducting
Sumber: olahan sendiri
5. Tahap
kreatif
Dalam tahap kreatif dikembangkan sejumlah metode alternatif demi tercapainya fungsi dasar. Pertanyaan yang harus dijawab pada tahap ini adalah hal-hal alternatif apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menampilkan fungsi. Oleh karena itu, pemahaman permasalahan sangatlah diperlukan untuk memecahkan masalah. Item pada tahap cost worth dirasa cukup tinggi perlu menjadi fokus dalam memilih alternatif penggantinya.
Tabel
7
Tahap
Kreatif Pada Pekejaan Chiller
Tahap kreatif |
|
Pengumpulan alternatif |
|
Item: Chiller |
|
No |
Alternatif |
1 |
Pekerjaan chiller memaikai type Scroll |
Sumber: olahan sendiri
6. Tahap
Evaluasi
Tahapan selanjutnya adalah keuntungan dan kerugian masing-masing ide kreatif dicatat, kemudian masing-masing alternatif diberi peringkat (rating). Pemberian rangking ini bertujuan untuk mengklasifikasikan alternatif-alternatif sesuai urutan keuntungan dan kerugiannya. Alternatif dengan rangking tertinggi ditunjukkan dengan pemberian angka terkecil, yaitu menunjukkan bahwa alternatif pada perhitungan rekayasa nilai dalam memilih alternatif terbaik dapat dimunculkan kriteria-kriteria dari item pekerjaan air conditioner. Kriteria tersebut merupakan komponen-komponen dalam desain dan pelaksanaan terhadap pekerjaan arsitektur. Keuntungan dan kerugian dari penambahan pada pekerjaan air conditioner, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel
8.
Tahap
Kreatif Pada Pekejaan Chiller
Pekerjaan Chiller |
|
Keuntungan |
Kerugian |
Biaya lebih murah |
Kompresor tidak bisa dibongkar dilapangang |
Operasi yang tidak ribut |
Tambahan kapasitas control pada system dengan beberapa kompresor |
Getaran sangat rendah |
|
Proses kompresi terus menerus dengan hamper tidak ada getaran |
|
Terbukti tahan (tahan rusak) |
|
Sangat sedikit bagian yang bergerak |
|
Proses kompresi yang berkelanjutan tanpa getaran atau guncangan |
|
Tidak bermasalah dengan desain (dimana tidak bersentuhan diantara scroll), gesekan yang sangat kecil yang mana menigkatkan efisiensi |
|
Gambar
7
Perbandingan
efisiensi biaya
Sumber: olahan sendiri
7. Tahap
Pengembangan
Pada tahap pengembangan, alternatif yang terpilih dari tahap sebelumnya dihitung biayanya, kemudian dibandingkan biaya design alternative dengan desain awal proyek. Adapun perbandingan biaya desain awal dengan Rekayasa Nilai lihat tabel berikut ini:
Tabel
9
RAB
Pekerjaan Chiller dan Ducting
Item
Pekerjaan |
Total Biaya |
Pekerjaan Chiller |
1,500,000,000.00 |
Pekerjaan Line Ducting |
336,148,768.80 |
Total |
1,836,148,768.80 |
Sumber: olahan sendiri
Tabel
10
Perbandingan
RAB Sebelum dan Sesudah VE
Uraian Pekerjaan |
Harga Awal |
Harga Setelah VE |
Efisiensi |
% |
Pekerjaan Chiller |
1,750,000,000.00 |
1,500,000,000.00 |
250,000,000.00 |
14.29% |
Pekerjaan Line Ducting |
403,442,685.36 |
336,148,768.80 |
67,293,916.56 |
16.68% |
Total |
2,153,442,685.36 |
1,836,148,768.80 |
317,293,916.56 |
14.73% |
Sumber:
olahan sendiri
8. Tahap
Rekomendasi
Tahap ini adalah tahap terakhir proses rekayasa nilai, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan rekayasa nilai kepada yang berkepentingan. Laporan hanya mengetengahkan fakta dan informasi untuk mendukung argumentasi. Semua variasi aspek teknis dan biaya desain semua dibandingkan dengan hasil Rekayasa Nilai dipaparkan dengan jelas. Tahap rekomendasi juga merupakan proses mengajukan ide terbaik yang diusulkan untuk bisa diterima dan dilaksanakan untuk pemilik. Rekomendasi bisa mengubah desain dan penghematan menjadi salah satu ukuran bahwa usulan tersebut bisa diterima. Dalam tahap rekomendasi disajikan keistemewaan dan keunggulan konsep dari usulan desain baru yang bisa menjadi dasar alasan bagi pemilik untuk menerima perubahan. Jadi laporan akhir akan berisikan data sebagai berikut
Tabel 11
Usulan pekerjaan air conditioner
Kriteria |
Kondisi Awal |
Alternatif VE |
Pekerjaan Chiller |
Type Screw |
Type Scroll (VE) |
Pekerjaan Line Ducting |
Desain awal |
Desain (VE) |
Biaya |
2,153,442,685.36 |
1,836,148,768.80 |
Efisiensi |
317,293,916.56 |
|
Efisiensi (%) |
14.73% |
Sumber: olahan sendiri
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, penerapan nilai
engineering pada pekerjaan pengkondisian udara atau air
conditioner dapat
menurunkan biaya sebesar 14,73% dari biaya awal. Untuk penelitian lebih lanjut
dilakukan untuk mengembangkan penerapan nilai-nilai teknik pada air
conditioner lainnya. Penelitian selanjutnya juga dapat dikembangkan dengan
menggabungkan hasil implementasi di lapangan dengan mengukur tingkat kualitas
hingga implementasi. Berdasarkan hasil perhitungan LCC yang dimilikinya.
Terbukti bahwa penggantian komponen dan desain air conditioner
mempengaruhi efektivitas biaya.
BIBLIOGRAFI
Ariadi. (2017).
Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di
Indonesia. Rekayasa Sipil, 6(2), 77�85. Google
Scholar
Berawi, M. A., Susantono, B., Miraj, P.,
Berawi, A. R. B., Rahman, H. Z., Gunawan, & Husin, A. (2014). Enhancing
Value for Money of Mega Infrastructure Projects Development Using Value
Engineering Method. Procedia Technology, 16, 1037�1046.
https://doi.org/10.1016/j.protcy.2014.10.058. Google
Scholar
Che Mat. (2004). Value Management � The
Way Forward. Google
Scholar
Husin, A. E. (2015). Model Aliansi
Strategis Dalam Kemitraan Pemerintah dan Swasta Pada Mega Proyek Infrastruktur
Berbasis Value Engineering untuk Meningkatkan Nilai Kelayakan Proyek. Google
Scholar
Isola, D. (1997). Value Engineering
Practical Applications for Design Construction Maintenance & Operations.
Google
Scholar
Marzuki. (2006). Value Analysis Technique
and General Electric Company for Value Enhancement Studies. Google
Scholar
Prasetio, H. E.,
Malkhamah, S., Watson, C., & Subarmono, S. (2017). Comparative Study on
Implementing Home Air Conditioning for Passenger Carriages in the Indonesian
Railway. Journal of the Civil Engineering Forum, 3(3), 175.
https://doi.org/10.22146/jcef.27820 Google Scholar
Priyanto, S., Suharno, H., & Haryono,
H. (2017). Value Engineering Dan Strategi Bisnis Pada Pt Angkasa Pura Ii. Jurnal
Manajemen Transportasi Dan Logistik, 3(2), 245. https://doi.org/10.25292/j.mtl.v3i2.104.
Google
Scholar
Qiping Shen, G. L. (2003). Critical success factors
for knowledge management studies in construction. 2006 Proceedings of the
23rd International Symposium on Robotics and Automation in Construction, ISARC
2006, October, 768�772. https://doi.org/10.22260/isarc2006/0142 Google
Scholar
SAVE Standard. (2008). Certification
Examination Study Guide. 3404(April), 1�2. Google
Scholar
Salamadian. (2020). Air Conditioner,
https://salamadian.com (Feb. 5, 2020). Google
Scholar
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Google
Scholar
Thoengsal. (2014). Value Engineering (
Rekayasa Nilai ). Google
Scholar
Untoro. (2009). Penerapan Value Engineering
Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur
Bidang Ke-Pu-an Di Lingkungan. Google
Scholar
Zimmerman, H. (1982). Value Engineering
A Practical Approach for Owners, Designers, and Contractors. Google
Scholar
Copyright holder: Gian Fahmi Pangestu dan Humiras Hardi Purba (2021) |
First publication right: Journal Syntax Literate |
This article is licensed
under: |