Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 5, Mei 2021
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
�KAIWA��
Mariam Toliwongi
Universitas Negeri Manado,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine the use of Japanese Kaiwa learning
strategies for Student Education Study Program students. Japanese Language FBS
Unima (2) the factors that underlie the use of Japanese language learning
strategies. The subject used in this research is a lecturer who teaches the
kaiwa subject. This research is a qualitative descriptive study. The data
collection method uses observation, interview and documentation. The results
showed that the strategies used included: memory strategy, cognition strategy,
and compensation strategy. In the introductory stage of the learning process
(dounyuu), the introduction and explanation of the material used Indonesian and
presented slides. In basic training (kihon renshuu) the strategies used are
question and answer and drill. In practice practice (ouyou renshuu). The second
strategy is an indirect strategy to use.
Keywords: �strategy;
learning; Japanese; kaiwa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan strategi pembelajaran Kaiwa bahasa Jepang Mahasiswa Prodi Pend.
Bahasa Jepang FBS Unima� (2)
faktor-faktor yang mendasari penggunaan strategi pembelajaran bahasa Jepang.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosen pengampu mata kuliah
kaiwa.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan diantaranya: yaitu
strategi memori, strategi kognisi, dan strategi kompensasi Pada alur
pembelajaran tahap pengantar (dounyuu) untuk pengenalan dan penjelasan materi
menggunakan bahasa Indonesia dan menampilkan slide. Pada latihan dasar (kihon
renshuu) strategi yang digunakan yaitu tanya jawab dan drill. Pada latihan
penerapan (ouyou renshuu).
Kata Kunci:
strategi; belajar;
bahasa Jepang; kaiwa
Pendahuluan
Bahasa adalah alat komunikasi
yang paling berguna dalam menyampaikan pesan seseorang pada orang lain. Tanpa bahasa manusia tidak bisa mengetahui
dan mengerti apa yang diucapkan, diinginkan dan dimaksudkan oleh orang lain disekitarnya.
Melalui bahasa juga manusia dapat memperoleh
pengetahuan dan menambah wawasannya. Ferdinand de Saussure, membedakan
bahasa ke dalam langue, langage, dan parole
(tuturan). Menurutnya,
langue adalah salah satu bahasa, seperti misalnya, bahasa Inggris, bahasa Jepang atau bahasa
Indonesia, sebagai suatu sistem. Langage adalah bahasa sebagai
sifat khas makhluk manusia (bahasa pada umumnya). Parole (tuturan) adalah bahasa sebagaimana dipakai secara kongkret, seperti logat, ucapan, perkataan.
Bahasa sebagai sarana harus sesuai dengan
tujuan yang akan dicapainya. Bahasa dalam kaitan ini bukanlah
untuk disimpan melainkan untuk digunakan. Sebagai sarana, bahasa bukan untuk diketahui
seluk beluknya, susunannya, dan macam-macamnya, melainkan untuk digunakan dan dikuasai. Menurut (Suryaman, 2010) bahasa yang harus digunakan ialah �bahasa yang teratur, dan bahasa yang mantap harus memiliki kaidah yang mantap�.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki seseorang. Menurut (Bailey, 1996) menyatakan bahwa berbicara merupakan keterampilan yang paling harus dikuasai dalam kegiatan berbahasa. Selanjutnya (Tarigan, 1993) mendefinisikan berbicara sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki seseorang. Kemampuan ini bukanlah kemampuan
yang diwariskan secara turun-temurun seperti bentuk rambut dan warna kulit. Memiliki
kemampuan berbicara tidak semudah yang dibayangkan orang. Banyak orang terampil
menuangkan gagasannya ke dalam bentuk
tulisan, namun sering mereka kurang terampil
menuangkan gagasannya dalam bentuk lisan.
Pokok pembicaraan cukup menarik, tetapi karena penyajiannya
kurang menarik, hasilnya kurang memuaskan. Sebaliknya, walaupun topik kurang menarik, karena disajikan sedemikian rupa akhirnya topik itu dapat menarik
pendengarnya. Oleh sebab itu setiap individu
harus memperlengkapi dirinya dengan mempelajari strategi apa sajakah yang harus ia pelajari agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan
lingkungan sosialnya.
Secara umum, kata �strategi� mengandung
makna �rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI 1988). Sementara itu dalam bidang
pengajaran dan pembelajaran
bahasa, istilah �strategi�
dan �teknik� sering dipakai secara bergantian. Untuk memahami makna �strategi� atau �teknik� tersebut
maka penjelasannya dikaitkan dengan istilah �pendekatan� dan �metode�. Menurut Edward dalam (Tarigan, 1993) kaitan antara keempat
konsep tersebut tersusun secara hierarkis, yaitu teknik melaksanakan metode yang konsisten dengan pendekatan.
Lebih dalam Edward (Tarigan, 1993) menjelaskan bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatik. Pendekatan memberikan pokok bahasan yang diajarkan. Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara
rapi dan tertib, tidak ada bagian-bagian
yang bertentangan karena semuanya didasarkan pada pendekatan yang terpilih. Jika pendekatan bersifat aksiomatik, maka metode bersifat procedural. Di dalam satu pendekatan
mungkin terdapat banyak metode.
Teknik bersifat imperlementasional yang secara aktual berperan
di dalam kelas. Teknik merupakan suatu muslihat tipu daya,
atau penemuan yang dipakai untuk menyelesaikan
serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik harus konsisten dengan metode, dan oleh karena ituharus selaras dengan pendekatan.
Strategi belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas, karena dengan
strategi tersebut pendidik dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, strategi belajar mengajar yang dipilih dan dipergunakan dengan baik oleh pendidik dapat mendorong peserta didik untuk aktif
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Gagne dalam Iskandarwassid
dan (Farboy, 2013) menyatakan bahwa strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir
secara unik untuk dapat menganalisis,
memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Bagaimana seorang pembelajar dapat memecahkan masalah-masalah yang ditemuinya dalam kelas, misalnya
bagaimana mengingat sekian banyak kanji yang rumit, bagaimana membiasakan dirinya berbahasa hormat ala sonkeigo dan kenjogo dalam bahasa Jepang,
adalah sebagian contoh kecil masalah-masalah
yang harus dihadapi pembelajar bahasa Jepang. Dan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut ia diharuskan
mencari strategi yang tepat,
strategi yang efektif bagi dirinya. Karena strategi pembelajaran
sifatnya sangat personal, berbeda dari satu
individu ke individu yang lain. Merupakan
proses mental yang tidak tampak.
Strategi pembelajaran hanya
bisa diidentifikasi melalui manifestasi perilakunya.
Pemilihan strategi belajar mengajar harus dilandaskan pada pertimbangan menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar yang tidak hanya menerima secara pasif apa
yang disampaikan oleh pendidik.
Pendidik harus menempatkan peserta didiknya sebagai insan yang secara alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Strategi yang dipilih oleh pendidik
adalah strategi yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu
belajar. Juga, strategi belajar
mengajar yang dapat memanfaatkan
potensi peserta didik seluas-luasnya.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui (1) penggunaan strategi pembelajaran Kaiwa bahasa Jepang
Mahasiswa Prodi Pend. Bahasa Jepang
FBS Unima (2) faktor-faktor
yang mendasari penggunaan
strategi pembelajaran Kaiwa
bahasa Jepang.
Metode Penelitian
Penulis
menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan sumber data yang
penulis� dapatkan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan item-item pertanyaan dalam
strategi pembelajaran kaiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data mulai dari studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti. Metode wawancara ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi
tentang variasi penggunaan strategi pembelajaran Kaiwa Pada mahasiswa prodi
pendidikan Bahasa Jepang FBS UNIMA. Wawancara yang digunakan adalah jenis
wawancara semitertruktur, pelaksanaannya lebih bebas dan bertujuan menemukan
permasalahan secara lebih terbuka.
Hasil dan Pembahasan
A. Penerapan Strategi Langsung
dalam pembelajaran Kaiwa
Strategi
langsung belajar bahasa melibatkan bahasa target. Strategi belajar ini terbagi
dalam tiga strategi, yaitu strategi memori, strategi kognisi, dan strategi kompensasi (Rohayati, 2018).
1. Strategi� Memori; Strategi memori atau pengingatan
telah digunakan ribuan tahun dalam belajar bahasa. Dalam proses belajar bahasa
kedua, strategi ini mencakup belajar kosakata, pemanfaatan gambar-gambar dalam
belajar bahasa kedua, dan termasuk didalamnya adalah strategi belajar bahasa
kedua dengan suara atau gerakan.�
Penerapan strategi memori pada ketrampilan berbicara:
a.� Menciptakan hubungan mental; Tiga macam
strategi berguna untuk menciptakan hubungan mental: pengelompokan, penguraian,
dan penempatan kata baru ke dalam suatu konteks. Ini merupakan strategi memori
paling mendasar dan landasan dari strategi memori yang lebih kompleks.
b.� Grouping/pengelompokan (L)(R); Pengelompokan termasuk
pengklasifikasian atau re-klasifikasian apa yang telah didengar atau baca,
menjadi kelompok yang memiliki arti, sehingga mengurangi jumpa elemen yang
tidak berkaitan. Kemudian melabelkan kategori ini sebagai pronominal, ajektiva
dan adverbial. Penguraian (L)(R). Strategi memori ini melibatkan penguaraian
informasi bahasa baru dengan konsep yang akrab yang sudah ada di memori. Secara
alami, penguraian ini kemungkinan besar akan memperkuat pemahaman, juga
menjadikan materi lebih mudah diingat.
c.� Penerapan Gambar dan Suara: Empat strategi
untuk penerapan gambar dan suara berguna untuk mengingat ungkapan baru yang
telah didengar atau dibaca. Strategi ini meliputi menggunaan imajiner, pemetaan
semantic, penggunaan kata kunci dan pengadaan suara dalam memori/ingatan. Salah
satu dari strategi ini, yaitu pemetaan semantic, juga sangat berguna untuk
pemahaman juga.
d.� Mereview (A); Satu-satunya strategi dalam grup
ini adalah mereview/meninjau terstruktur, yang khususnya berguna untuk
mengingat materi baru dalam bahasa target. Memerlukan pereviewan/peninjauan
pada interval yang berbeda, pada awalnya sangat dekat dan kemudian berangsur
menjauh.
e.� Menggunakan Gerakan; Dua strategi memory dalam
penggunaan gerakan menggunakan respon fisik atau sensasi dan menggunakan tehnik
mekanik. Menggunakan respon fisik atau sensasi (L)(R) Strategi ini memungkinkan
pergerakan fisik akan ungkapan yang sudah didengar. Teknik mengajar yang
dikenal dengan Total Physical Response berdasarkan dari strategi ini; siswa
mendengarkan perintah/arahan dan melakukannya secara fisik (dan nantinya akan
mampu memberi perintah pada yang lain).
f.� Menggunakan Strategi Memori untuk mengingat
kembali (A); Pembelajar dapat menggunakan strategi memori untuk mengingat
kembali informasi dalam bahasa target dengan cepat, sehingga informasinya dapat
digunakan untuk berkomunikasi yang menggunakan salah satu dari empat kemampuan
berbahasa. Mekanisme yang sama yang awalnya digunakan untuk memperoleh
informasi pada memori (misalnya gabungan mental) dapat digunakan nanti untuk
mengingat kembali informasinya.
2. Strategi Kognitif ; Strategi ini
sangat bervariasi dari pengulangan sampai pada�
aktifitas merangkum. Para pembelajar sering tidak dapat memahami
pentingnya strategi ini. Dengan kegiatan belajar menggunakan strategi ini,
pembelajar akan lebih memahami tentang bahasa kedua baik secara tertulis maupun
percakapan. Penerapan Strategi Kognitif Pada Ketrampilan berbicara :
a.� Berlatih; Salah satu kegunaan strategi ini
adalah mendengarkan penutur native (suara orang Jepang) dalam bentuk kaiwa
berulang kali melalui tape, dengan atau tanpa latihan dengan berdiam (melatih
sendiri secara mental).
b.� Latihan secara formal dengan menggunakan
system suara dan menulis (LSW); Dalam menyimak, strategi ini memfokuskan pada
daya tangkap yang berhubungan dengan suara (pelafalan dan intonasi)
dibandingkan dengan pemahamaman pada makna kalimatnya. Meniru ucapan� penutur native, pembelajar dapat memperbaiki
pelafalan dan penggunaan struktur, kosakata, idiom, intonasi, gesture, dan
gaya.
c.� Pengingatan kembali pola kalimat dan diksi;
siswa dihadapkan pada ungkapan kalimat yang tidak lengkap, dengan harapan agar
dapat mengganti pola kalimat yang ada dengan kosa kata yang tepat (berdasarkan
diksi native speaker). Melalui menyimak dan membaca hingga dalam penulisan pun,
penggunaan pola kalimat membantu� siswa
dalam memahami bahasa target. Strategi ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
siswa, meningkatnya pemahaman siswa, hingga pada akhirnya dapat berkomunikasi
secara aktif.
d.� Strategi kombinasi S W; Strategi kombinasi ini
mengkonstruksikan makna suatu kalimat atau ungkapan-ungkapan panjang
dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
e.� Latihan secara alamiah ; Strategi ini tentu
saja memusatkan pada penggunaan masing-masing empat ketrampilan berbahasa untuk
meningkatkan kompetensi komunikasi secara aktual. Tentu saja peranan pengajar
sebagai fasilitator memberikan kesempatan siswa untuk berlatih, yang biasa
disebut dengan instructional or teaching strategies. Dengan menggunakan materi
menyimak sama seperti native baik dari kecepatan berbicara, intonasi dsb akan
lebih membantu dalam meningkatkan kompetensi kemampuan bahasa siswa.
f.� Mengirim dan menerima pesan; Strategi menerima
pesan dan mengirim pesan terbagi menjadi: strategi mendapatkan ide cepat dan
penggunaan sumber untuk mengirim dan menerima pesan.Menggabungkan antara
ketrampilan menyimak dan membaca sesuai dengan tingkatan siswa, misalnya dengan
cara :
①�� Membaca suatu teks lumayan banyak
lalu menjawab dengan multiple
choise
atau menulis
②�� mencatat
dengan detail sesuai yang diminta.
③�� Membuat
soal yang mengandalkan visual berupa diagram, gambar, peta
dsb
④�� Merepons
dengan cepat/singkat berupa menandai/cek list, menjawab satu
dua
kata
⑤�� Menceritakan
suatu gambar
⑥�� Siswa
disuruh mempraktekkan dengan pantomin/gerakan setelah
membacakan
suatu cerita
⑦�� Role
play dengan tema menelepon.
g.� Menganalisis dan menyimpulkan secara deduksi;
berpikir secara logis untuk membantu pembelajar bahasa asing agar dapat
menggunakan dan memahami kosa kata, aturan dalam tata bahasa.
h.� Menganalisis ungkapan L R; Untuk memahami isi
pembicaraan dalam bahasa asing, perlunya membedakan atau membagi unsur struktur
dalam kalimat yang berupa kosa kata baru, frase dan klausa pada suatu kalimat.
Apabila dalam percakapan ada indikasi ungkapan baru tersebut terlihat akan
bergesekan, maka diperlukan waktu untuk menganalisis masing-masing ungkapan
tersebut.
i.�� Menganalisis dengan mengkontrastifkan L R;
Dengan membandingkan bahasa ibu dengan bahasa asing yang memiliki kemiripan dan
perbedaan. Menganalisis dari segi fonem, kosa kata dan struktur kalimat. Pada
pembelajar tingkat dasar biasanya untuk memahami makna dengan cara membaca dan
mendengar.
3. Strategi Kompensasi; Strategi
belajar ini sangat bermanfaat bagi pembelajar yang sedang belajar sedikit
tentang bahasa kedua. Terkadang, dengan keterbatasan kosakata dan pengetahuan
tentang bahasa kedua, pembelajar akan panik, tidak dapat bicara atau bahkan
sering sekali melihat kamus untuk memastikan kata yang tepat. Dengan strtaegi
belajar kompensasi, pembelajar bahasa kedua dapat menggunakan strategi menerka
kata atau tata bahasa dan juga dapat menggunakan bantuan, bahasa tubuh,
menghindari topik pembicaraan yang tidak dikuasai, dan juga dapat menggunakan
persamaan kata. Penerapan Strategi Kompensasi Pada Ketrampilan berbicara :
a.� Menebak secara Cerdas dalam Mendengar dan
Membaca: Strategi memelihara kemampuan menebak secara cerdas, dibagi menjadi
dua, yaitu secara linguistik dan non-linguistik: (1) Menggunakan pedoman
linguistik: Strategi ini digunakan apabila kosakata bahasa sasaran, gramatikal
dan faktor lainnya cukup pengetahuan tetapi kurang dalam mendengar, membaca.
Oleh karena itu untuk memperkirakan arti perlu digunakan pedoman secara
linguistik. Untuk pedoman linguistik dari bahasa sasaran dapat juga diperoleh
dari bahasa lain dan bahasa ibu dari pembelajar. (2) Menggunakan pedoman
non-linguistik. Perlu pedoman non-linguistik untuk menggunakan kosakata bahasa
sasaran, gramatikal dan lain-lain tentang sempurnanya pengetahuan yang kurang.
Hal ini digunakan untuk menerka pada saat mendengar maupun membaca. Ada
bermacam-macam pedoman non-linguistik yang penggunaannya begitu luas.
Pengetahuan atas konteks kalimat, situasi. teks, susunan kalimat.
b.� Mengatasi hambatan pada aktivitas� Berbicara dan Menulis; Untuk mengatasi
keterbatasan berbicara dan menulis, dapat digunakan delapan jenis strategi
berikut: 1. Diubah ke dalam bahasa Ibu,(2) Minta bantuan, (3) Menggunakan
bahasa tubuh: (4) Menghindari komunikasi, (5) Memilih� topik, (6) Mengira-ngira pesan, (7) Membuat
kata-kata baru, (8) Mencari padanan kata.
B. Penerapan Strategi Tidak
Langsung pada Mata Kuliah Kaiwa
Strategi
Tidak Langsung penting karena strategi inilah yang secara umum bertugas
mengatur jalannya kegiatan belajar dalam otak. Strategi ini terdiri atas (1)
strategi metakognitif yang bertugas mengkoordinasi proses belajar, (2) strategi
afektif yang bertugas mengatur emosi, dan (3) strategi sosial yang bertugas
untuk membina kerjasama dengan orang lain dalam proses belajar.
1. Strategi Metakognitif
Penerapan strategi ini pada
keterampilan Berbicara, kaitannya dengan mengatur dan merencanakan kegiatan
belajar, sebagai contoh Mahasiswa semester IV akan berpidato dalam bahasa
Jepang mengenai pendidikan di Jepang. Ia mempersiapkan setiap kata yang sering
digunakan seperti bentuk kala (tense) lampau dan kini, bentuk perbandingan,
kata-kata yang sering digunakan di SD, SMP, Universitas, Sekolah Kejuruan, dan
sebagainya. Ia juga memastikan apakah wawasannya sudah cukup, jika belum ia
akan melengkapinya.
2. Strategi Afektif
Strategi ini berfungsi untuk
mengatur emosi, motivasi, dan sikap. Strategi ini mencakup Lowering your
anxiety (menurunkan kegelisahan anda), Encouraging yourself (memberi harapan
pada diri sendiri), dan Taking your emotional temperature (mengontrol
temperatur emosi anda). Penerapan strategi ini pada keterampilan Berbicara
kaitannya dengan strategi untuk mengurangi kecemasan, contohnya menarik nafas
dalam-dalam sebelum melakukan wawancara dengan atasan barunya.
3. Strategi Sosial
Strategi sosial membantu pembelajar
agar terus belajar melalui komunikasi dengan pembelajar lain. Strategi ini
berhubungan dengan aktivitas yang bermediasi sosial dan bertransaksi dengan
yang lain. Strategi ini terdiri atas kerjasama dan pertanyaan untuk penjelasan.
Strategi ini mencakup �Asking question� atau Bertanya, �Cooperating with others�
atau bekerja sama dengan orang lain, dan �Empathizing with others �atau� berempati dengan orang lain. Penerapan
strategi ini pada keterampilan berbicara berkaitannya dengan strategi untuk
meminta koreksi, saat melakukan percakapan, pembelajar dapat meminta bantuan
orang lain untuk mengoreksi permasalahan yang dianggap penting yang bisa
menyebabkan kebingungan dan kesalahan. Tetapi bagaimanapun juga orang lain
tidak bisa sepenuhnya diharapkan dapat mengoreksi semua kesalahan yang dibuat
oleh pembelajar. Karena hal ini malah bisa menakut-nakuti pembelajar itu
sendiri, dia akan tiba-tiba berhenti berbicara, dan mitra berbicara akan
berubah menjadi �pengatur percakapan�.
Kesimpulan
Strategi dikelompokkan menjadi strategi langsung
(direct), strategi tidak langsung
(indirect). Dengan menggunakan
strategi yang sesuai dengan
keinginan dan karakter pembelajar, akan dapat dicapai hasil
yang maksimal dalam belajar bahasa apa pun. Dalam Quantum Teaching dikatakan manusia belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan
dan dilakukan sebab pendiidkan akan efektif ketika kita menerima teori
dan dibarengi dengan latihan-latihan. Satu hal yang patut digarisbawahi adalah situasi yang alami dalam berlatih,
ada kecenderungan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses pencapaian belajar bahasa.
Bailey, Edward P. (1996). Plain English at work: A guide to writing and
speaking. Oxford University Press on Demand. Google Scholar
Brown, H.Douglas.2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran
Bahasa. Pearson Education, Inc, Kedubes Amerika Serikat: Jakarta. Google Scholar
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta.
Rineka Cipta Google Scholar
Danasasmita, Wawan.
2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Press.
D.I.M.W.Putri, dkk Variasi Strategi
Pembelajaran Bahasa Jepang Di Sma Negeri Bali Mandara Kelas Xi Tahun Ajaran 2017/2018. Google Scholar
Dryden, Gordon. Vos, Jeannette.
2000. Revolusi Cara Belajar. Bandung. Kaifa Google Scholar
Fajriansah, Pemahaman Alur Percakapan dalam Mata Kuliah Kaiwa dengan
Menggunakan Media� Story Pictures pada
Mahasiswa Semester II (2012-2013) Program Studi Pendidikan Bahasa� Jepang Universitas Riau, online artikel.
Farboy, Sandy. (2013). Penerapan metode cooperative integrated reading and
composition (circ) untuk meningkatkan kemampuan menemukan gagasan utama sebuah
teks pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Batu tahun ajaran 2008/2009. Jurnal
Artikulasi, 7(1). Google Scholar
Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo Google Scholar
Hastuti P.H., Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Depdiknas: Jakarta Google Scholar
Huda, Nuril. (1999).
Implikasi Kajian Strategi Belajar Bahasa Kedua. Depdikbud: Malang.
Iskandawassid. Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya
Majid , Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Google Scholar
N. L. A. Trisnayani� dengan judul
Analisis Implementasi Kurikulum 2016 Berbasis Kkni Pada Mata Kuliah Kaiwa
Chujyokyu Di Program Studi Pendidikan �Bahasa
Jepang. Google Scholar
Rohayati, Dedeh. (2018). Analisis Strategi Pembelajaran Bahasa dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing. Mimbar Agribisnis: Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 1(3), 269�280. Google Scholar
Suryaman, Maman. (2010).
Penggunaan Bahasa di Dalam Penulisan Buku Nonteks Pelajaran. Yogyakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Google Scholar
Tarigan, Henry Guntur. (1993). Strategi pengajaran dan pembelajaran
bahasa. Angkasa. Google Scholar
Copyright holder : Mariam Toliwongi (2021) |
First publication right : Journal Syntax Literate |
This article is licensed under: |