�����������
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 12 Desember 2017
PENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA
KIDUL
Sutiati Bardja
Akbid
ISMA Husada
Email: [email protected]
Abstrak
Salah satu aspek�
yang perlu diperhatikan pada siswa sekolah� adalah percaya diri (self confidence),
percaya diri merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang harus ditumbuhkan
pada� setiap siswa agar mereka dapat
menjadi manusia yang bisa mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya. Masalah fisik, obesitas dan kurangnya berat badan,
keterlambatan dalam menerima pelajaran di
kelas, yang mengakibatkan seorang anak kurang percaya diri. Salah satu metodenya yaitu dengan memberikan gerakan
senam hook ups. �Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan senam hook ups
terhadap peningkatan percaya diri
anak kelas dua. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasy eksperimen tanpa
kelompok pembanding (one group pretest and post test), dengan jumlah sampel
sebanyak 35 siswa kelas dua
MIN Guwa Kidul. Pengumpulan
data selama satu bulan untuk pre test dilakukan dengan responden mengisi kuisioner sebelum intervensi,�
post test� dilakukan pengumpulan
data pada minggu ke empat. Uji statistik dengan Uji Paired t � test
dengan nilai t- post test 85.636 dan p Value 0.000. Hasil uji statistik didapatkan bahwa� ada perbedaan tingkat percaya diri
sebelum dan sesudah dilakukan senam Hook Ups dengan nilai
mean 0,32 dan menunjukkan ada peningkatan tingkat percaya diri
setelah dilakukan senam Hook Ups ( p value
0,000). Diharapkan terapi senam Hook Ups dapat
dilakukan secara berkala atau rutin dengan tujuan meningkatkan
tingkat percaya diri pada anak kelas dua MIN Guwa Kidul.
Kata Kunci: Senam Hook Ups, Tingkat Percaya Diri
Pendahuluan
Perkembangan
anak meliputi segala perubahan yang terjadi pada anak, baik�� secara fisik, kognitif, emosi, dan
psikososial. Kemampuan anak untuk meraih prestasi dan bersosialisasi dengan
lingkungannya terkait dengan perkembangan psikososialnya, yang salah satunya
dibutuhkan rasa percaya diri. Percaya diri merupakan hal yang sangat penting
dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali anak anak. Sebagian besar anak
sangat mudah merasa rendah diri, karena merasa tidak mampu dan tidak penting
(Sudarsono: 2011).
Individu
yang tidak percaya diri biasanya disebabkan karena individu tersebut tidak
mendidik diri sendiri dan hanya menunggu orang melakukan sesuatu kepada
dirinya. Dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang individu akan dapat
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap (Hamdan:
Tanpa Tahun).
Salah satu
aspek� yang perlu diperhatikan pada siswa
sekolah� adalah percaya diri (self
confidence), percaya diri merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang
harus ditumbuhkan pada� setiap siswa agar
mereka dapat menjadi manusia yang bisa mengontrol berbagai aspek yang ada pada
dirinya, dengan adanya kemampuan dan percaya diri siswa akan lebih jernih dalam
mengatur tujuan dan sasaran pribadi yang jelas, bukan hanya itu siswa juga
lebih mampu dalam mengarahkan perilaku menuju keberhasilan terutama
keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar.
Percaya
diri atau tidaknya seseorang umumnya disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari
kekurangan fisik hingga perkara psikologi yang menghambat tumbuhnya rasa
kepercayaan diri anak. Namun di luar daripada itu, percaya diri atau self confidencen dapat terbentuk melalui
pola-pola latihan yang melibatkan otak.
Sebagaimana
diketahui, otak adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai pusat pengendalian
organ-organ tubuh, otak selau berhubungan dengan intelegensia atau kecerdasan
seseorang, otak juga merupakan sistem pengendalian pikiran dan sistem tubuh
yang menjalakan beberapa fungsi secara bersamaan (Kartini: 2007).�
Namun
demikian, berbeda dengan orang dewasa, optimalisasi otak untuk membentuk
kepercayaan diri pada anak amatlah sulit. Pada prakteknya, anak membutuhkan
stimulus untuk dapat meningkatkan kemampuan otaknya untuk kemudian dapat
membentuk dirinya agar semakin percaya diri dan berkemampuan yang baik.
Senam otak
adalah� serangkaian latihan berbasis
gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan
kanan. Melalui senam otak,� bagian-bagian
otak yang sebelumnya tertutup akan terbuka dan menandakan bahwa kegiatan
belajar berlangsung dengan menggunakan seluruh otak. Senam otak dapat dilakukan
oleh segala usia mulai dan bayi hingga usia lanjut (Kartini: 2007).
Senam hook ups merupakan salah satu bagian
dari senam otak, gerakan senam hook ups pun cenderung relaks, karena
gerakan dari senam hook ups lebih ke
arah� positif, yang membuat seseorang
lebih relaks, tenang, adanya keseimbangan jasmani dan koordinasi, serta untuk
lebih meningkatkan rasa percaya diri.
Senam hook
ups mengaktifkan potensi belahan otak (hemisfer)
kanan dan kiri, sehingga pada akhirnya terjadi kerja sama antarkeduanya. Kedua
hemisfer ini disambung dengan corpus
callosum, yakni simpul saraf kompleks dimana terjadi transmisi informasi
antar belahan otak. Bila sirkuit-sirkuit informasi dari kedua belahan otak
cepat menyilang, maka anak akan merasakan lebih segar dari sebelumnya dan lebih
konsentrasi sehingga lebih mudah menyerap ilmu dan merasa lebih percaya diri
(Sudarsono: 2011).
Kelas II
MIN Guwa Kidul yang terdiri atas 35 siswa dengan rentang usia 6 � 8 tahun adalah
kelas dengan siswa yang berkepercayaan diri rendah. Siswa kelas tersebut
cenderung pasif dan enggan untuk menunjukkan diri ke publik walau hanya dengan
perkenalan diri ke depan kelas. Tidak berhenti sampai disitu, kelas II MIN Guwa
Kidul juga cenderung pemalu, bahkan enggan jauh dari orang tua yang setiap pagi
mengantarnya. Jelas, hal ini merupakan permasalahan yang cukup pelik, dan harus
diselesaikan melalui penyelesaian yang lebih sistematis dan terstruktur.
Mengingat, permasalahan menyangkut kepercayaan diri adalah permasalahan yang
tidak bisa disebut ringan. Permasalahan ini mampu menyebabkan siswa menjadi
kurang kreatif, pasif hingga anti-sosial. Sehingga, untuk menindaklanjuti
permasalahan tersebut, peneliti kemudian melaksanakan penelitian dengan
judul� �Pengaruh Penerapan Senam Hook Ups Terhadap Tingkat Percaya Diri Anak Kelas Dua MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon 2016.�
Metodologi
Penelitian
Rancangan
penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah eksperimen semu
atau quasi experiment design,
penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu
kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi (Notoatmodjo: 2005).
Rancangan
penelitian ini tergambar dalam tabel yang ada di bawah sebagai berikut ini
(Latifah: Tanpa Tahun):
Tabel
1
Rancangan
Penelitian
Subyek |
Pre-test |
Intervensi |
Post-test |
A |
01 |
I |
02 |
Keterangan :
A����������������� :
Kelompok responden (Anak Usia Sekolah)
I������������������� :
Intervensi senam hooks ups
01���������������� :
Hasil pengukuran percaya diri sebelum intervensi
02
: Hasil pengukuran percaya
diri setelah intervensi
Populasi
penelitian adalah anak sekolah. MIN Guwa Kidul anak kelas
dua MI, yang berjumlah 35 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah dengan teknik total sampling yaitu didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun dalam
pengertian lain, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2007), teknik total
sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan orientasi seluruh jumlah populasi penelitian. Sampel ini juga
berdasarkan responden yang memenuhi kriteria inklusi:
1.
Anak kelas dua yang
mengikuti senam hook ups, di MIN Guwa
Kidul
2.
Anak kelas dua yang bersedia
menjadi responden, di MIN Guwa Kidul
Analisa data dengan univariat yang dilakukan pada setiap variabel
hasil penelitian dan analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berpengaruh. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak pengolah data statistik yaitu program SPSS for Windows� versi 17.0.
Tabel 2
Scoring Hasil Kuisioner Percaya Diri
Tingkat percaya Diri |
Score |
Percaya
Diri Tinggi |
>26 |
Percaya
Diri Rendah |
<26 |
Analisa
univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu
variabel bebas� yaitu senam hook ups serta variabel terikatnya yaitu
peningkatan percaya diri. Analisis univariat pada penelitian ini menggunakan
teknik tendensi sentral.
1. Arithmatic Mean
(Rata-rata)
Mean (rata-rata) adalah jumlah
seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
X�����������
= notasi nilai rata-rata sebelum
X ���������� =
nilai data dari X1 � Xn
N ���������� =
jumlah kejadian atau jumlah frekuensi
2. Median
Median adalah nilai tengah dan
rangkaian data yang telah tersusun secara teratur atau sebagai ukuran letak,
karena median membagi distribusi menjadi 2 bagian yang sama dengan rumus:
Keterangan:
Md ������� =
nilai meidan
N��
�������� = jumlah data
3. Modus
Modus merupakan nilai data yang
memiliki frekuensi terbesar atau dengan kata lain, nilai data yang paling
sering terjadi dalam satu rangkaian data. Kadang dijumpai adanya 1 modus, 2
modus atau tidak ada modus.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1.
Gambaran Tingkat Percaya Diri Sebelum Dilakukannya Senam Hook Ups
Tabel
1
Distribusi
frekuensi tingkat Percaya Diri anak kelas dua MIN Guwa Kidul kecamatan Kaliwedi
kabupaten Cirebon sebelum dilakukan�
senam hook ups tahun 2016
Klasifikasi |
Frekuensi |
% |
Tinggi |
17 |
51.4 |
Rendah |
18 |
48.6 |
Jumlah |
35 |
100 |
Tabel di atas
menunjukan bahwa sebagian besar responden (Anak kelas dua MIN Guwa Kidul)
memiliki tingkat Percaya Diri yang tinggi (57%) sebelum dilakukan senam hook ups �dan yang lainnya pada tahap tingkat percaya
diri yang rendah (43%).�
Tabel 2
Rata-rata Tingkat Percaya Diri Sebelum Perlakuan
|
Jumlah Subyek |
Rata-rata Percaya Diri |
Median |
Modus |
Min-Max |
Std. Deviasi |
Sebelum
Perlakuan |
35 |
25,57 |
26 |
20 |
17-38 |
5,842 |
Tabel
di
atas menunjukkan keadaan tingkat percaya diri sebelum diberikan intervensi
senam hook ups. Dengan jumlah subjek
35, yang memiliki� Rata-rata tingkat
percaya diri� rendah (25,57) dengan nilai
median (26),� nilai modus (20),� nilai minimum-maksimum (17-38).
2.
Gambara Tingkat Percaya Diri Sesudah Dilakukan Senam Hook Ups Anak Kelas Dua MIN Guwa Kidul
Tabel
3
Distribusi
frekuensi tingkat Percaya Diri anak kelas dua MIN Guwa Kidul Kecamatan�
Kaliwedi kabupaten Cirebon sesudah dilakukan� senam hook
ups, tahun 2016
Klasifikasi |
Frekuensi |
% |
Tinggi |
35 |
100 |
Jumlah
|
����������������� 35 |
��������������� 100 |
Pada tabel
diatas menunjukkan bahwa adanya peninngkatan setelah dilakukan senam hook ups yaitu sebelumnya anak kelas dua
memiliki tingkat percaya diri rendah menjadi percaya diri tinggi (100%).
Tabel 4
Rata
� Rata Tingkat Percaya Diri Sesudah perlakuan
|
Jumlah Subyek |
Rata-rata Percaya Diri |
Median |
Modus |
Min-Max |
Std. Deviasi |
Sesudah
Perlakuan |
35 |
32.29 |
32.00 |
31 |
29
� 39 |
2.230 |
Tabel di atas menunjukkan keadaan tingkat percaya
diri sesudah diberikan intervensi senam hook
ups, dengan jumlah sebjek 35, Rata�rata tingkat percaya diri tinggi
(32,29), dengan nilai median (32,00), nilai modus (31),� nilai minimum-maksimum (29-39).
Tabel
5
Distribusi Pengaruh Senam Hook Ups terhadap Tingkat Percaya Diri
Anak� Kelas Dua MIN Guwa Kidul Kecamatan
Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Intervensi |
Jumlah subjek� |
Rata-rata |
Sebelum |
35 |
25.57 |
Sesudah |
35 |
32.29 |
Tabel di
atas menunjukan perbedaan rata-rata tingkat percaya diri anak kelas dua MIN
Guwa Kidul sebelum dilakukan senam hook
ups percaya diri rendah (25.57)� dan
sesudah dilakukan senam hook ups
percaya diri tinggi (32.29).
3.
Pengaruh Penelitian
Senam Hook Ups Terhadap Peningkatan
Percaya Diri Anak kelas II Min Guwa Kidul
Tabel 6
Uji Paired T-Test
|
N |
Mean |
Std.deviasi |
Std . eror Mean |
T |
p- value |
Pre |
35 |
25.57 |
5.842 |
.988 |
25.894 |
.0001 |
Post |
35 |
32.29 |
2.230 |
.377 |
85.636 |
.0001 |
Tabel di
atas menunjukan
rata-rata sebelum dilakukan senam hook
ups percaya diri rendah� (25.57) standar deviation (5.842), standar eror mean (0.988), nilai P-value
(0.001), sesudah dilkukan senam hook ups rata-rata
tingkat percaya dri menjadii (32.39), standar
deviation sesudah (2.230), standar eror
mean (0.377), nilai P-value (0.001).
B. Pembahasan
1. Tingkat Percaya Diri Sebelum
Intervensi
Hasil rata-rata tingkat percaya diri sebelum
dilakukan intervensi senam hook ups pada
anak-anak kelas dua MIN Guwa Kidul termasuk tingkat percaya diri rendah 25.57.
Hal ini di sebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri,
salah satunya lingkungan sekitar mereka yang kurang mendukung untuk anak
tersebut bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri anak-anak, serta
kurangnya motivasi orang tua yang membuat perilaku anak tersebut kurang mandiri
sehingga membuat anak kurang percaya diri.
Sebelum dilakukan intervensi senam hook ups, tingkat percaya diri pada anak
kelas dua MIN Guwa Kidul tergolong rendah. Hal ini terlihat dari perilaku anak-anak tersebut,�
mereka masih malu-malu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya serta
gurunya, bahkan untuk memperkenalkan diri di depan kelas, mereka masih ada
keraguan, kurangnya kemandirian anak seperti, berangkat sekolah masih diantar
orang tuanya, masih ditemani saat sekolah, hal ini juga merupakan salah satu
penyebab anak� merasa kurang percaya
diri. Anak tersebut terkesan manja, oleh karena itu ketika tampil di depan
kelas timbulnya rasa kurang percaya diri. Dapat disimpulkan tingkat percaya
diri rendah pada anak kelas dua MIN Guwa Kidul disebabkan karena lingkungan
keluarga, yang membuat anak tersebut manja dan merasa malu berinteraksi dengan
teman sebayanya.
2. Tingkat Percaya Diri Sesudah
Intervensi
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada anak-anak Kelas Dua di MIN Guwa Kidul kecamatan
Kaliwedi Kabupaten Cirebon,
rata-rata tingkat percaya diri sesudah intervensi selama satu bulan dengan
melakukan gerakan senam hook ups tingkat
percaya diri tinggi 32,29, median 32,00, modus 31, serta standar deviasi 2,230,
yang menunjukan ada peningkatan percaya diri setelah dilakukan intervensi.
Pada penelitian sebelumnya dari observasi tingkat kepercayaan
diri sesudah dilakukan senam hook ups dengan 61,98 grm dengan standart
deviasi 14,607 grm yang berarti rata-rata anak mempunyai kepercayaan diri
sedang. Terlihat nilai mean perbedaan antara hasil observasi pre dan post
adalah 10,65 grm dengan standart deviasi 2,20 grm. Hasil uji statistik
didapatkan nilai ρ=0,000 maka dapat disimpulkan ada pengaruh senam hook
ups yang signifikan terhadap kepercayaan diri.
�Pada Penelitian ini setelah dilakukan senam hook ups selama 1 bulan intervensi
selama 15 menit� anak-anak kelas dua MIN
Guwa Kidul, mengalami perkembangan tingkat percaya diri yang signifikan di
bandingkan dengan tingkat percaya diri sebelum intervensi. Hal ini bisa terjadi
karena selama satu bulan responden mengikuti intervensi senam hook ups yang manfaatnya dapat membantu
meningkatkan tingkat kepercayaan diri, sehingga tingkat percaya diri anak
meningkat. Tingkat percaya diri tinggi pada anak-anak kelas dua MIN Guwa
Kidul dapat dilihat dari perubahan perilaku anak yang lebih mandiri, aktif
bertanya, dan bisa lebih tenang dalam mengerjakan tugas di sekolah.
3. Pengaruh Penerapan Senam Hook Ups Terhadap Tingkat Percaya Diri
Siswa Kelas II MIN Guwa Kidul
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakuakan pada anak kelas dua MIN Guwa Kidul kepercayaan diri
sesudah dilakukan hook ups di MIN
Guwa Kidul terjadi peningkatan, yang�
diperoleh data bahwa ada peningkatan rata-rata percaya diri pada anak
kelas dua MIN Guwa Kidul, metode pengambilan sampel secara total sampling menujukan bahwa rata-rata percaya diri sebelum
intervensi 25.57 menjadi 32.29 setelah intervensi, rata-rata peningkatan
percaya diri 6.72. dengan nilai mean 32.29 kepercayaan diri ini masuk kategori
percaya diri tinggi, berdasarkan alat ukur yang digunakan oleh peneliti
terdapat 10 pertanyaan. Dari hasil di atas sesudah dilakukan senam hook ups sebagian besar responden
mengalami peningkatan tingkat percaya diri yang dilakukan selama 15 menit
setiap 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan, peningkatan tingkat percaya diri
tersebut didukung oleh responden yang kooperatif saat diberikan intervensi.
Responden tertarik saat melakukan senam hook
ups.
Mekanisme kerja senam hook ups adalah dengan adanya gerakan kait relaks memindahkan energi listrik dari pusat pertahanan hidup
(survival centers) di bagian otak
bagian belakang ke otak bagian tengah (system
limbis) dan neo cortex, tempat
pusat-pusat untuk pemikiran yang masuk akal. Dengan demikian, mengaktifkan
integrasi kedua belahan otak, meningkatkan koordinasi motorik halus, dan
meningkatkan pemikiran logis.
Penelitian Setiyo tahun 2009 menunjukkan gerakan brain gym memberikan kontribusi terhadap
kecemasan anak sekolah. Temuan ini semakin mendukung pernyataan yang
disampaikan oleh Dennison, Paul E., and G.E Dennison bahwa individu dari
berbagai usia menggunakan program brain
gym untuk memperoleh perbaikan yang cepat. Hubungan aktivitas dengan
kondisi otak dengan cara metode brain gym
dan exercise adalah untuk
meningkatkan penyaluran oksigen, penyaluran darah, dan penyaluran asam amino ke
bagian cortex sehingga otak menjadi
segar dan berfungsi efektif dan otak belahan kiri dan belahan kanan akan sehat
jika mengikuti aktivitas pikiran.
Setelah dilakukan Penelitian selama 1
bulan di dapatkan rata-rata kenaikan tingkat percaya diri sebesar 6.72, dengan
demikian bisa ditarik kesimpulan
bahwa setelah melakukan senam hook ups
minimal satu minggu tiga kali pada anak-anak kelas dua MIN Guwa Kidul dapat meningkatkan
tingkat percaya diri pada anak-anak kelas dua MIN Guwa Kidul.
Kesimpulan
Dari tiap-tiap hasil dan pembahasan di
atas, penulis mendapati beberapa kesimpulan sebagaimana sebagaimana berikut:
1.
Tingkat kepercayaan diri siswa kelas II
MIN Guwa Kidul sebelum penerapan hook ups
masih rendah;
2.
Tingkat kepercayaan diri siswa kelas II
MIN Guwa Kidul setelah penerapan hook ups
mengalami peningkatan yang cukup tinggi;
3.
Pengaruh penerapan senam hook ups terhadap peningkatan
kepercayaan diri siswa kelas II MIN cenderung signifikan. Hal itu dapat dilihat
dari meningkatnya percaya diri melalui penerapan senam otak hook ups.
BIBLIOGRAFI
Kartini,
Kartono. 2007. Psikologi Anak. Psikologi
Perkembangan. Bandung. Mandar Maju
Latifah Fika. Hubungan Karakteristik�
Anak Usia Sekolah Dengan Kejadian Bulying Di Sekolah Dasar X Bogor.
Diunggah pada tanggal 26 Desember 2013 pukul 11.20 WIB
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20313561-S43718.
Notoatmojo. 2005. �Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka
Sugiyono. 2007. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsono Toni.
2011. Pengaruh Penerapan Senam Hook Ups terhadap Peningkatan
Kepercayaan Diri pada Anak Usia 3-4 tahun di PAUD Mentari dan
PAUD Al-Sha Desa Sidorahayu- Wagir Kabupaten Malang. Disudur pada
tanggal� 3 November 2013 pukul 08.00 WIB old.fk.ub.ac.id/artikel/id/.../Kiki%20Giardika.pdf
Hamdan. Tanpa Tahun. Hubungan
Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMU N 1 Setu
Bekasi. Disudur pada tanggal 17 Desember 2013 pukul 07.00 WIB www.gunadarma.ac.id/library/.../Artikel_10504066.p