���������� ������������������������������ Syntax Literate :
Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 3, No 1 Januari 2018
PENGARUH KINERJA
PENGURUS TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA PADA KOPERASI
PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) �KOKARDAN� KABUPATEN MAJALENGKA
Eli Dahlia
Sekolah
Tinggi Ilmi Ekonomi STMY Majalengka
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Kinerja Pengurus Terhadap Kepuasan Anggota Pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) �Kokardan� Kabupaten Majalengka. Penelitian ini bermetodekan metode
explanatory (survei verifikatif) dan deskriptif (survei deskriptif). Dalam
penelitian ini, peneliti memilih populasi yakni anggota KPRI Kokardan yang
berjumlah 1932 orang. Teknik sampling penelitian ini menggunakan rumus Slovin dan
menghasilkan 95 responden. Teknik kuesioner dilakukan untuk pengumpulan data
penelitian. Kuesioner melibatkan anggota dalam melakukan pinjaman. Dari hasil
perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,7668 dari keseluruhan
indikator kinerja pengurus dengan kepuasan anggota adalah kuat. Berdasarkan
hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh kontribusi sebesar 58,80%.
Sisanya, sebesar 41,20% ditentukan oleh faktor-faktor diluar penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi diperoleh persamaan regresi Y =
4,760 + 0,83x yang mengandung pengertian bila konstanta sebesar 4,760
menyatakan bahwa jika kinerja pengurus tidak dipertimbangkan (X = 0), maka
kepuasan anggota adalah sebesar 4,760 satuan, artinya kepuasan anggota akan
meningkat. Koefisien regresi sebesar 0,83 menyatakan bahwa setiap peningkatan
(karena b bertanda +) 1 satuan kinerja pengurus akan meningkatkan kepuasan
anggota sebesar 4,760 satuan. Berdasarkan hasil perhitungan thitung sebesar
11,51988 lebih besar dari t tabel yaitu 1,66140 untuk uji dua pihak taraf
signifikan 0,05 pada dk = 93, maka Ha diterima yaitu ada pengaruh kinerja
pengurus dengan kepuasan anggota.
Kata Kunci: Kinerja
Pengurus, Kepuasaan Anggota
Pendahuluan
Era
globalisasi membuat setiap perusahaan dituntut menghadapi persaingan yang
sangat ketat dari perusahaan-perusahaan yang di dunia. melalui kondisi di atas,
tiap-tiap kini menatap kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Perwujudan cara di
atas pun dilakukan dengan berbagai cara, metode dan pendekatan. Tujuannya tidak
lain adalah untuk menemukan metode yang�
tepat untuk merebut hati para pelanggan.
Koperasi
adalah satu diantara banyak badan perekonomian yang berada di bawah naungan
pemerintah. Badan ini memiliki dasar yang tidak lain adalah UU No. 17 Tahun
2012 tentang perkoperasian yang merupakan implementasi atau penjabaran dari
pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi; perekonomian yang dilakukan di dalam
koperasi ditata dan disusun dengan asas kekeluargaan. Berdasarkan Undang-Undang
di atas tersebut, penulis mendapati definisi koperasi yang tidak lain adalah
badan perekonomian di bawah naungan pemerintahan yang selaras dengan Bangsa
Indonesia yang berkarakter gotong royong.
Koperasi
merupakan lembaga ekonomi yang cocok dengan motivasi masyarakat di Indonesia
yakni berasaskan kekeluargaan. Keberadaan koperasi yang semakin marak di
kota-kota maupun di desa menunjukkan peranannya dalam membantu perekonomian
Indonesia pada umumnya dan wilayah/daerah pada khususnya. Kinerja pengurus juga
menjadi salah satu faktor dalam memajukan koperasi. Menurut Sedarmayanti (2001: 50-51)
sendiri �performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja,
pencapaian kerja atau hasil kerja. Menurut Mathis dan Jackson (2002: 78),
kinerja merupakan hal�termasuk pekerjaan�yang
dilakukan oleh pekerja dan/atau
karyawan. Menurut Kusnadi
(2002: 264), kinerja adalah setiap perbuatan juga
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu target tertentu. Mangkunegara (2005 : 67), menjelaskan
bahwa kinerja bersumber dari kata Job Performance atau Actual
Performance. Kinerja dapat dikatakan sebagai sebuah
prestasi kerja yang capai dalam lingkup capaian target pekerjaannya (Mangkunegara,
2005 : 67).
Definisi
di atas memungkinkan penulis untuk berkesimpulan bahwa kinerja adalah suatu
tingkatan keluaran, baik kualitas dan/atau kuantitas, yang dicapai dan
dihasilkan pegawai dalam upaya pencapaian target karja. Ungkapan di atas mengungkapkan tersebut menyatakan bahwa kinerja perlu dirumuskan
guna dijadikan tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah
dilakukan dengan apa yang diberikan kepadanya. Adapun untuk
indikator kinerja adalah menurut Mahmudi
(2005: 21) yaitu 1) faktor personal, 2) faktor kepemimpinan, 3) faktor tim peliput, 4) faktor system, 5) faktor kontekstual.
Berkaitan
dengan realita dilapangan, tampaknya kinerja pengurus pada koperasi umumnya
masih relatif lemah, sehingga dalam hal ini pengurus masih belum bisa
menjalankan fungsi dan peran yang sebagaimana mestinya dilakukan. Lemahnya
Sumber Daya Manusia yang berdampak pada lemahnya kinerja pengurus dalam
menjalankan perkoperasian dan itu masih merupakan kendala utama dalam hal
tercapainya kepuasan anggota, sehingga masih banyak anggota yang merasa kurang
dengan kinerja pengurus dalam melakukan pelayanan simpan pinjam yang mana
kegiatan tersebut adalah kegiatan pokok atau utama bagi koperasi serba usaha
Srikandi Makmur ini.
Kinerja
pengurus dinilai kurang baik, walau pada nyatanya, kinerja tersebut telah sama
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Anggota berpendapat untuk melakukan
peminjaman susah sekali untuk segera dikabulkan oleh pengurus, padahal semua
syarat dan prosedur sudah dilakukan oleh anggota. Jadi hal tersebut membuat
anggota menjadi tidak puas akan kinerja pengurus, namun pengurus juga
berhati-hati dalam mengeluarkan dana pinjaman karena banyak anggota yang
memiliki historical record buruk
yaitu anggota sering kali lalai dalam membayar cicilan pinjamannya, dan waktu
ada RAT (Rapat Akhir Tahunan) sering tidak hadir, itu semua yang menyebabkan
pengurus lebih cermat dan teliti dalam melayani pengajuan pinjaman kepada
anggotanya. Namun demi tercapainya kepuasan anggotanya pengurus berusaha untuk
memenuhi seluruh permintaan pinjaman anggotanya.
Kepuasan
dalam perusahaan� memang telah lama
menjadi hal yang amat sensitif. Menurut
Gerson (2004 : 3), kepuasan masyarakat atau pelanggan adalah persepsi pelanggan
atau masyarakat bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.
Sedangkan menurut Moenir
(2002 : 42), kepuasan masyarakat adalah apabila masyarakat memperoleh layanan
dan menerima perlakuan hasil berupa hak dengan kegembiraan dan keiklasan dari
penyelenggara pelayanan. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepuasan pelanggan atau masyarakat adalah bilamana masyarakat atau pelanggan
merasa puas atas terpenuhinya kebutuhan yang telah melebihi harapannya.
Kembali
pada permasalahan yang membelit Koperasi Pegawai Republik Indonesia �Kokardan�,
dengan masih kurangnya sumber daya manusia yang ada di lembaga tersebut, maka
menjadi barang sulit untuk mencapai kinerja terbaik dan merengkuh kepuasan
anggota. Oleh karena fenomena yang ada di Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) �Kokardan� Kabupaten Majalengka tersebut, peneliti kemudian berkeinginan
untuk meneliti bagaimana kinerja pengurus dan kepuasan anggota di Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) �Kokardan� Kabupaten Majalengka, maka
peneliti melakukan penelitian dengan mengambil judul �Pengaruh Kinerja Pengurus
Terhadap Kepuasan Anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
�Kokardan� Kabupaten Majalengka.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif (survei deskriptif) dan metode explanatory (survei verifikatif). Metode deskriptif biasa digunakan
untuk menggambarkan mengapa suatu fenomena bisa terjadi. Dalam bukunya,
Sugiyono (2010 :206) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif
(survei deskriptif) dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan tentang
gambaran tingkat kinerja pengurus pada KPRI KOKARDAN Majalengka dan gambaran
tingkat kepuasan anggota. Sedangkan, metode explanatory
(survei verifikatif) biasa digunakan untuk menguji teori yang ada dengan
melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh antar
variabel yang diteliti. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran
dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan.
Metode explanatory (survei
verifikatif) dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh kinerja
pengurus terhadap kepuasan anggota pada KPRI KOKARDAN Majalengka.
Hasil
dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Tabel
1
Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Jenis
Kelamin |
f |
% |
1 |
laki-laki |
58 |
61.05 |
2 |
Perempuan |
37 |
38.95 |
95 |
100 |
Berdasarkan
tabel di atas jumlah responden yang diminta dan bersedia untuk mengisi
kuisioner adalah laki-laki karena penelitian ini menggunakan metode sampel
insidental atau secara kebetulan ditemui oleh pengurus, sehingga pada waktu
pengisian kuisioner ini banyak anggota laki-laki yang kebetulan melakukan
peminjaman di Koperasi. Jadi jumlah responden kuisioner didominasi oleh
laki-laki.
b.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No |
Usia |
f |
% |
1 |
20 tahun - 25 tahun |
0 |
0.00 |
2 |
26 tahun - 30 tahun |
2 |
2.11 |
3 |
31 tahun - 40 tahun |
43 |
45.26 |
4 |
41 tahun - 50 tahun |
28 |
29.47 |
5 |
51 tahun � 55 tahun |
22 |
23.16 |
|
Total |
95 |
100 |
Berdasarkan
tabel di atas jumlah responden yang diminta dan bersedia untuk mengisi
kuisioner adalah berusia antara 31 sampai 40 tahun. Hal ini dikarenakan
responden yang kebetulan datang atau bertemu dengan penulis di koperasi berusia
31 sampai 40.
c.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
No |
Pendidikan
Terakhir |
f |
% |
1 |
SMA |
14 |
14.74 |
2 |
Akademi/D3 |
24 |
25.26 |
3 |
Sarjana/ S1 |
45 |
47.37 |
4 |
Lainnya |
12 |
12.63 |
|
Total |
95 |
100 |
Berdasarkan
tabel di atas dominasi tingkat pendidikan responden yang diminta kesediannya
untuk mengisi kuioner adalah Sarjana/ S1, hal
ini dikarenakan responden yang datang atau bertemu dengan penulis di koperasi
berpendidikan Sarjana/ S1.
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Hasil uji validitas
untuk variabel kinerja pengurus dan variabel kepuasan anggota dapat dilihat
pada table di bawah ini:
Tabel
4
Hasil
Uji Validitas Variabel X dan Y
variabel Kinerja Pengurus (X) |
Variabel Kepuasan Anggota |
||||||
No. |
rtotal |
rtabel |
Ket |
No. |
rtotal |
Rtabe; |
Ket |
1 |
0.538333 |
0.2017 |
valid |
1 |
0.761206 |
0.2017 |
valid |
2 |
0.817004 |
0.2017 |
valid |
2 |
0.773426 |
0.2017 |
valid |
3 |
0.703598 |
0.2017 |
valid |
3 |
0.868247 |
0.2017 |
valid |
4 |
0.673178 |
0.2017 |
valid |
4 |
0.733371 |
0.2017 |
valid |
5 |
0.843998 |
0.2017 |
valid |
5 |
0.681777 |
0.2017 |
valid |
6 |
0.701956 |
0.2017 |
valid |
6 |
0.649793 |
0.2017 |
valid |
7 |
0.783782 |
0.2017 |
valid |
7 |
0.657794 |
0.2017 |
valid |
8 |
0.725628 |
0.2017 |
valid |
8 |
0.848628 |
0.2017 |
valid |
Berdasarkan table di
atas dapat diketahui bahwa instrument penelitian untuk semua variable adalah
valid. Hal ini ditunjukkan oleh rhitung antara setiap item
pernyataan terhadap rtabel lebih tinggi. Sehingga setiap item
pernyataan untuk semua variable tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur
penelitian
Sedangkan untuk uji reliabilitas diketahui bahwa
nilai rhitung adalah 0.7845� �sedangkan nilai rtabel pada taraf signifikan sebesar α = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 95 � 2 = 93�
adalah sebesar 0,2017. Karena rhitung > rtabel atau 0.7845 �> 0,2017 maka alat
ukur yang digunakan adalah reliabel.
3. Dekripsi Kinerja Pengurus dan
Kepuasan Anggota
Kategori untuk kinerja
pengurus KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka adalah baik. Dan penilaian untuk variable kinerja pengurus KPRI
Kokardan Kabupaten Majalengka
dapat dilihat pada garis kontinum di bawah ini:
Gambar 1
Garis Kontinum
Variabel Budaya Kinerja Pengurus
KPRI Kokardan
Kabupaten Majalengka
Kategori untuk kepuasan anggota pada KPRI
Kokardan Kabupaten Majalengka
adalah baik. Dan penilaian untuk variable kepuasan anggota pada KPRI
Kokardan Kabupaten Majalengka
dapat dilihat pada garis kontinum di bawah ini:
Gambar 2
Garis Kontinum
Variabel Budaya Kinerja Pengurus
KPRI Kokardan
Kabupaten Majalengka
4. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Dalam
pengujian normalitas, penulis menggunakan taraf nyata yaitu pada taraf 0.05.
Hasil penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
No |
Variabel |
l0 |
ltabel |
keterangan |
1 |
Kinerja
pengurus |
0.08 |
0.09 |
Normal |
2 |
Kepuasan
anggota |
0.08 |
Normal |
Berdasarkan
hasil pengujian data, dapat dilihat bahwa untuk Lhitung (Lo)
lebih kecil dari Ltabel dengan taraf nyata 0.05 yang berarti data
tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Koefisien Korelasi
Hasil
perhitungan nilai korelasi antara kinerja pengurus dengan kepuasan anggota pada
KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka berdasarkan data penelitian yang diperoleh
adalah sebesar 0,7668. Nilai ini menunjukkan kekuatan hubungan variabel kinerja
pengurus dengan kepuasan anggota pada KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan kriteria keeratan, maka hubungan variabel kinerja pengurus dengan
kepuasan anggota KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka masuk dalam kategori
hubungan yang kuat
c. Uji Regresi
Regresi
sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen.
Persamaan Regresinya adalah: Y = 4,760 + 0,83 X
Artinya :
1)
b bersifat positif yaitu 0,83 artinya
terdapat pengaruh positif X terhadap Y;
2)
Konstanta sebesar 4,760 menyatakan bahwa
jika kinerja pengurus tidak dipertimbangkan (X = 0), maka kepuasan anggota
adalah sebesar 4,760 satuan, artinya kepuasan anggota akan meningkat;
3)
Koefisien regresi sebesar 0,83
menyatakan bahwa setiap peningkatan (karena b bertanda +) 1 satuan kinerja
pengurus akan meningkatkan kepuasan anggota sebesar 4,760 satuan;
d. Uji Koefisien Determinasi
Kontribusi atau
pengaruh kinerja pengurus terhadap kepuasan anggota� adalah sebesar 58,80% atau dapat dikatakan
pula, bahwa varian yang terjadi pada variabel kepuasan anggota (Y) 58,80%
ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel kinerja pengurus (X).
Sisanya, sebesar 41,20% ditentukan oleh faktor-faktor di luar penelitian ini.
5. Uji Hipotesis
Berdasarkan
hasil perhitungan thitung sebesar 11,51988 lebih besar dari ttabel
yaitu 1,66140 untuk uji dua pihak taraf signifikan 0,05 pada dk = 93, maka Ha
diterima yaitu ada pengaruh kinerja pengurus dengan kepuasan anggota, dengan
demikian maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat kinerja pengurus
dapat mendukung kepuasan anggota dalam memberikan pelayanan kepada anggota
koperasi.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan penelitian yang dilakukan peneliti di KPRI Kokardan Kabupaten
Majalengka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kinerja pengurus KPRI Kokardan Kabupaten
Majalengka dalam melakukan kegiatan simpan pinjam kepada anggotanya telah
dilaksanakan dengan kategori baik, hal ini dapat terlihat dari hasil jawaban
responden yang berjumlah 95 orang dengan prosentase 78%. Kinerja Pengurus dalam
mengatasi tekanan dalam menjalankan kegiatan simpan pinjam perlu ditingkatkan
lagi, hal ini dikarenakan masih adanya hasil jawaban responden yang menyatakan
dengan jawaban kategori kurang puas. Dengan adanya peningkatan kinerja pengurus
dalam melakukan pelayanan simpan pinjam, maka anggota akan merasa puas atas
kinerja yang diberikan oleh pengurus KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka;
2.
Kepuasan anggota koperasi terkait dengan
pelayanan prima dari pengurus KPRI Kokardan Kabupaten Majalengka tergolong
puas, hal ini dapat terlihat dari hasil jawaban responden yang berjumlah 95
orang dengan prosentase 77,03 %. Kepuasan anggota akan kinerja pengurus terkait
dengan standar kinerja masih perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan masih
terdapatnya hasil jawaban responden yang menyatakan dengan jawaban kategori
kurang puas. Dengan adanya peningkatan kepuasan anggota dalam pengajuan
pinjaman, maka anggota akan merasa puas dengan kinerja pelayanan pengurus KPRI
Kokardan Kabupaten Majalengka;
3.
Dari hasil perhitungan diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0,7668 dari keseluruhan indikator kinerja pengurus
(Variabel X) dengan kepuasan anggota (Variabel Y) di KPRI Kokardan Kabupaten
Majalengka adalah kuat, hal ini dikarenakan terletak pada nilai interprestasi
koefisien korelasi 0,60 - 0,799;
4.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
determinasi diperoleh kontribusi atau Pengaruh kinerja pengurus terhadap
kepuasan anggota� adalah sebesar 58,80%
atau dapat dikatakan pula, bahwa varians yang terjadi pada variabel kepuasan
anggota (Y) 58,80% ditentukan oleh varians yang terjadi pada variabel kinerja
pengurus (X). Sisanya, sebesar 41,20% ditentukan oleh faktor-faktor diluar
penelitian ini;
5.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
regresi diperoleh persamaan regresi Y =
4,760 + 0,83 X. yang mengandung pengertian bila konstanta sebesar 4,760
menyatakan bahwa jika kinerja pengurus tidak dipertimbangkan (X = 0), maka
kepuasan anggota adalah sebesar 4,760 satuan, artinya kepuasan anggota akan
meningkat. Koefisien regresi sebesar 0,83 menyatakan bahwa setiap peningkatan
(karena b bertanda +) 1 satuan kinerja pengurus akan meningkatkan kepuasan
anggota sebesar 4,760 satuan;
6.
Berdasarkan hasil perhitungan thitung
sebesar 11,51988 lebih besar dari t tabel yaitu 1,66140 untuk uji dua pihak
taraf signifikan 0,05 pada dk = 93, maka Ha diterima yaitu ada pengaruh kinerja
pengurus dengan kepuasan anggota, dengan demikian maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa tingkat kinerja pengurus dapat mendukung kepuasan anggota dalam
memberikan pelayanan kepada anggota koperasi;
BIBLIOGRAFI
Riduwan.
2009. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Kusnadi.
2000. Masalah Kerjasama Konflik dan Kinerja. Malang: Torada
Mahmudi.
2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UUP AMP YKPN
Sedarmayanti.
2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju
Robrert,
Martis L. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Salemba Empat
Richard,
Gerson, F. 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPm
Moenir.
2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.