���������� ������������������������������ Syntax Literate :
Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
����������� e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 3, No 2 Februari 2018
PENGARUH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK
INDONESIA (KPRI) �AWI LIGAR�� KABUPATEN
INDRAMAYU
Wawan Yuswanto
STIE
STMY Majalengka
Email:
[email protected]
Abstrak
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan tiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
mengenai pelaksanaan Komunikasi Interpersonal pada KPRI �AWI LIGAR� Kabupaten
Indramayu sedangkan tujuannya adalah�
untuk mengetahui� besarnya� pengaruh variabel independen (Komunikasi
Interpersonal) terhadap variabel dependen (Kepuasan Anggota) KPRI �AWI LIGAR�
Kabupaten Indramayu. Untuk menjawabnya penelitian ini telah melakukan analisis
deskriptif dan verifikatif, sedangkan data dalam penyusunan karya tulis ini
diperoleh dari hasil wawancara, observasi, survei, dan penyebaran kuesioner, dan
digunakan perangkat lunak untuk menganalisis data menggunakan program Excell
For Windows dan perhitungan secara manual. Melalui hasil pengolahan data
seperti diuraikan di atas maka dapat dibentuk model komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan anggota sebagai berikut: Y = 5,94 + 0,26X + e. Berdasarkan
hasil perhitungan secara manual maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar
0,6130 yang termasuk kedalam korelasi yang kuat. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh harga koefisien determinasi = 0,3758, dengan demikian besarnya
pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kepuasan anggota adalah 37,58%, dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel komunikasi interpersonal
ternyata proses kepuasan anggota juga dipengaruhi variabel lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini sebesar 62,42%. Berdasarkan hasil perhitungan
terhitung sebesar 6,4913 lebih besar dari t tabel yaitu 1,66691 untuk uji dua
pihak taraf signifikan 0,05 pada dk = n-2 atau 72-2 =70, maka Ha diterima yaitu
ada pengaruh komunikasi interpersonal dengan kepuasan anggota, dengan demikian
maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat komunikasi interpersonal
dapat mendukung kepuasan anggota.�
Kata
Kunci: Komunikasi
Interpersonal, Kepuasan Anggota.
Pendahuluan
Dunia
bisnis modern, baik yang berskala kecil, menengah dan besar, tidak akan bisa
lepas dari yang namanya komunikasi. Oleh karena hal tersebut, terkait dengan
dunia usaha, komunikasi memiliki peran yang amat penting dan menentukan. Dan
dengan kata lain, dapat penulis katakan bahwa sebagai macam jenis usaha
membutuhkan suatu komunikasi dan/atau etika usaha yang baik, yang juga
mengakomodir kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai suatu upaya menjadi yang
terbaik dibanding pesaing.
Sebagaimana
yang telah penulis paparkan di atas, bahwa salah satu tujuan peningkatan
komunikasi adalah untuk memberi pelayanan terbaik pada pelanggan. Tidak sedikit
perusahaan yang gagal dan bangkrut karena alasan tidak menggunakan komunikasi
dan etika yang baik terhadap pelanggan di samping juga karena masalah lain.
Pelanggan umumnya akan amat memperhatikan gaya komunikasi dan etika yang
diberikan perusahaan. Pelanggan bisa dikatakan amat kecewa pada perusahaan yang
tidak dapat memberi kedua� hal di atas di
samping karena produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena� hal di atas, sebuah perusahaan diharapkan
dapat merancang dan/atau mengimplementasikan sistem komunikasi dan etika yang
baik, yang dapat mengakomodir kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Kepuasaan
pelanggan sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal, dua di antaranya adalah kedua
hal di atas. Apabila keduanya diterapkan yakni komunikasi dan etika baik
terhadap pelanggan perusahaan dapat dikatakan telah memberi pelayanan terbaik.
Di samping itu, pelayanan pada pelanggan seyogianya dilakukan secara
berkesinambungan dan berorientasi pada kepuasan. Sehingga, guna mencapai hal
tersebut, perusahaan juga diharuskan dapat menerima setiap masukkan atau bahkan
keluahan yang disampaikan konsumen untuk kemudian ditindaklanjuti sebagai suatu
bentuk evaluasi.
Terkait
dengan hal tersebut perusahan khususnya yang bergerak di bidang jasa perlu
memperhatikan sektor pelayanan, khususnya pelayanan terkait komunikasi dan
etika pada pelanggan. Dengan kata lain, perusahaan sebagaimana disebutkan di
atas harus menggunakan strategi pelayanan yang merujuk pada peningkatan
pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan menggunakan komunikasi dan etika yang
baik. Perusahaan dengan strategi tersebut juga harusnya telah memberlakukan
sistem komunikasi dinamis, yang dapat menangkap dan meneruskan setiap masukkan
dan keluhan pelanggan.
Sejalan
dengan perkembangan laju perekonomian dunia usaha memerlukan arus informasi
yang cepat dan tepat serta akurat yang didukung dengan teknologi komunikasi
yang canggih. Koperasi adalah salah badan usaha yang juga disebut perusahaan yang
membutuhkan teknologi komunikasi yang sama. Koperasi merupakan suatu badan
usaha yang beranggotakan orang perorang atas badan hukum koperasi. Dengan
melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan kekeluargaan. Demikian juga dengan Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) �AWI LIGAR� Kabupaten Indramayu sebagai suatu
organisasi usaha yang membutuhkan informasi yang cepat dan tepat serta akurat
yang dihasilkan dari suatu sistem informasi untuk mendukung pengurus koperasi
tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Permasalahan yang dihadapi Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) AWI LIGAR� Kabupaten Indramayu adalah masih
kurangnya �komunikasi interpesonal
pengurus yang mengakibatkan berkurangnya kepuasan anggota koperasi yang
berdampak pada berkurangnya jumlah anggota setiap tahunnya.
Komunikasi
interpersonal sendiri dikatakan sebagai komunikasi yang dilaksanakan dengan
pola langsung dan/atau disebut pula pola tatap muka (Deddy Mulyana, 2005: 73).
Sementara itu Cangara (2010) dalam bukunya menjelaskan bahwa komunikasi
interpersonal secara umum adalah pertukuran informasi yang melibatkan dua orang
dan/atau lebih yang dilakukan secara langsung dan mendapat balikan yang
langsung pula. Sementara itu Enjang (2009: 68) menambahkan bahwa komunikasi
interpersonal adalah pertukaran informasi yang melibatkan proses tatap muka
yang memungkinkan komunikan dan komunikator dapat secara langsung menyampaikan
reaksi atau balikan. Mengamini hal tersebut Kellerman dan Peter (2001) juga
menambahkan bahwa komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi yang
lekat kaitannya dengan tatap muka, informasi langsung dan reaksi langsung, baik
yang diberikan oleh komunikan maupun komunikator. Pada akhirnya, Onong Uchjana
Effendy (2007) berkesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi
langsung yang melibatkan dua orang atau lebih dalam menjalin pertukaran
informasi.
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi umum, yang banyak digunakan oleh banyak
masyarakat, tidak terkecuali oleh anggota Koperasi Pegawai Awi Ligar Indramayu.
Pada praktiknya komunikasi interpersonal yang dilaksanakan di koperasi tersebut
tidak benar-benar berjalan baik. Terdapat satu atau dua hal yang membuat
komunikasi interpersonal pegawai kian memburuk. Kondisi tersebut kemudian
berpengaruh pada kepuasan anggota, dimana, kepuasan anggota sendiri adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja (atau hasil) atau pelayanan dan harapan-harapannya
(Kotler, 2002:42). Sementara itu, Tjiptono (2003: 42) menjelaskan bahwa kepuasan
atau ketidakpuasan anggota adalah respon anggota terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
pelayanan yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Sehingga,
sebagaimana uraian di atas, penulis kemudian mengangkat pembahasan tersebut
sebagai bahan penelitian dengan judul �Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Terhadap Kepuasan Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia �AWI LIGAR�
Kabupaten Indramayu�.
Metodologi Penelitian
Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif (survey deskriptif) dan metode explanatory (survei verifikatif). Metode
deskriptif biasa digunakan untuk menggambarkan mengapa suatu fenomena bisa
terjadi. Dalam bukunya, Sugiyono (2010 :206) menyatakan bahwa metode deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Metode deskriptif (survei deskriptif) dalam penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan tentang gambaran komunikasi interpersonal pada KPRI �Awi Ligar�
Kabupaten Indramayu dan gambaran tingkat kepuasan anggota. Sedangkan, metode explanatory (survei verifikatif) biasa
digunakan untuk menguji teori yang ada dengan melakukan pengujian hipotesis
untuk mengetahui apakah ada pengaruh antarvariabel yang diteliti. Sifat
verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan.
Metode
explanatory (survey verifikatif)
dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh komunikasi
interpersonal terhadap kepuasan anggota pada KPRI �Awi Ligar� Kabupaten Indramayu.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 251 anggota dan jumlah sampel
sebanyak 72 anggota. Metode analisa data menggunakan analisa korelasi
sederhana, regresi sederhana, uji koefisien determinasi dan pengujian hipotesis
dengan uji t.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
Frekuensi |
Persentase (%) |
laki-laki |
47 |
65,28 |
Perempuan |
25 |
34,72 |
Total |
72 |
100 |
Dari tabel 1 dapat penulis gambarkan
bahwa yang mengisi kuesioner dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak� 47 orang (65,28%) dan jenis kelamin wanita
sebanyak 25 orang (34,72%). �Dengan
demikian yang menjadi mayoritas�
responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dikarenakan pada waktu
penelitian secara kebetulan laki-laki lebih banyak yang datang.
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Frekuensi |
Persentase (%) |
21 � 30 |
2 |
2,78 |
31 � 40 |
25 |
34,72 |
41 � 50 |
37 |
51,39 |
> 51 |
8 |
11,11 |
Total |
72 |
100 |
Dari tabel 2 penulis gambarkan bahwa
yang menjadi responden dalam penelitian ini untuk usia 21-30 tahun sebanyak 2
orang (2,78%), usia 31-40 tahun sebanyak 25 orang (34,72%), usia 41-50 tahun
sebanyak 37 orang (51,39%),� dan usia
>51 sebanyak 8 orang (11,11%). Dengan demikian yang menjadi mayoritas
responden dalam penelitian ini adalah usia 41-50 tahun dikarenakan rata-rata
yang datang berkunjung adalah ada pada usia tersebut.
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Terakhir |
Frekuensi |
Persentase (%) |
SMA |
2 |
2,78 |
Akademi/D3 |
22 |
30,56 |
Sarjana/ S1 |
41 |
56,94 |
S2 |
7 |
9,72 |
Total |
72 |
100,00 |
Berdasarkan tabel 3, karakteristik pendidikan
responden untuk SMU sebanyak� 2 orang
(2,78%), Akademi/D3 sebanyak� 22
orang� (30,56%), Sarjana/ S1 sebanyak 41
orang (56,94%) dan S2 sebanyak 7 orang (9,72%). Dengan demikian yang menjadi
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sarjana/ S1.
2. Hasil Uji Validitas dan
Reliabilitas
a. Uji Validitas
Tabel 4
Pengujian Validitas Variabel Komunikasi
Interpersonal (X)
No item |
r hitung |
r kritis |
Keterangan |
1 |
0,523259 |
0,3 |
valid |
2 |
0,640653 |
0,3 |
valid |
3 |
0,480042 |
0,3 |
valid |
4 |
0,656953 |
0,3 |
valid |
5 |
0,556369 |
0,3 |
valid |
6 |
0,569225 |
0,3 |
valid |
7 |
0,60912 |
0,3 |
valid |
8 |
0,607221 |
0,3 |
valid |
9 |
0,601739 |
0,3 |
valid |
10 |
0,356877 |
0,3 |
valid |
Hasil uji validitas dari variabel
komunikasi interpersonal di atas, semua item memiliki koefisien validitas lebih
besar dari nilai r kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid.
Tabel 4
Pengujian Validitas Variabel Proses Kepuasan Anggota
(Y)
No item |
rhitung |
rkritis |
Keterangan |
1 |
0,80096 |
0,3 |
valid |
2 |
0,759537 |
0,3 |
valid |
3 |
0,45947 |
0,3 |
valid |
4 |
0,468508 |
0,3 |
valid |
Hasil uji validitas dari variabel Y di
atas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r
kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut valid.
b. Uji Reliabilitas
Dari hasil perhitungan di atas
menunjukkan bahwa skor reliabilitas seluruh item (rtot) diperoleh sebesar 0,8420 sedangkan nilai rtabel pada taraf signifikan
sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 72 � 2 = 80 adalah sebesar
0,2319. Karena rhitung
> rtabel atau 0,8420
> 0,2319 sehingga dapat disimpulkan bahwa kusioner yang digunakan untuk
mengukur variabel X dan Y dinyatakan reliable
dan mampu menghasilkan jawaban-jawaban yang konsisten dan bisa
dipertanggungjawabkan.
3. Analisis Deskriptif
a. Komunikasi Interpersonal
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan
responden mengenai komunikasi interpersonal, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:�
Tabel
5
Akumulasi
Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Interpersonal
Item
Pertanyaan
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Skor
Aktual |
Skor
Ideal |
Persentase
Skor |
Kriteria
|
Indikator Keterbukaan |
|
|
|
||||||
1 |
21 |
28 |
18 |
5 |
0 |
281 |
360 |
78.06 |
baik |
2 |
24 |
23 |
25 |
0 |
0 |
287 |
360 |
79.72 |
baik |
Indikator Empati |
|
|
|
||||||
3 |
21 |
32 |
15 |
4 |
0 |
286 |
360 |
79.44 |
baik |
4 |
18 |
32 |
16 |
6 |
0 |
278 |
360 |
77.22 |
baik |
Indikator Sikap Mendukung |
|
|
|
||||||
5 |
20 |
17 |
33 |
2 |
0 |
271 |
360 |
75.28 |
baik |
6 |
18 |
31 |
20 |
3 |
0 |
280 |
360 |
77.78 |
baik |
Indikator Sikap Positif |
|
|
|
||||||
7 |
16 |
25 |
26 |
5 |
0 |
268 |
360 |
74.44 |
baik |
8 |
11 |
33 |
25 |
3 |
0 |
268 |
360 |
74.44 |
baik |
Indikator Kesamaan |
|
|
|
||||||
9 |
23 |
34 |
11 |
4 |
0 |
292 |
360 |
81.11 |
baik |
10 |
16 |
32 |
21 |
3 |
0 |
277 |
360 |
76.94 |
baik |
Rata-rata Persentase Skor |
|
77.44 |
�
|
||||||
Kriteria |
|
|
baik |
Berdasarkan hasil perhitungan,� rata-rata�
skor total untuk� komunikasi
interpersonal� adalah sebesar 77,44%� yang terletak antara rentang 68,01-84,00%
yang terdapat pada kriteria baik karena dilihat dari cara berkomunikasi
pengurus KPRI �AWI LIGAR� sudah baik. Dengan demikian, komunikasi interpersonal
berada pada kategori baik.
b. Kepuasan Anggota
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan
responden mengenai kepuasan pengguna, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan
Anggota
Item Pertanyaan |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
Skor Aktual |
Skor Ideal |
Persentase Skor |
Kriteria |
Indikator kesesuaian pelayanan |
|
||||||||
1 |
29 |
18 |
25 |
0 |
0 |
292 |
360 |
81.11 |
baik |
Indikator kesesuaian fasilitas |
|
||||||||
2 |
32 |
19 |
21 |
0 |
0 |
299 |
360 |
83.06 |
baik |
Indikator kesesuaian reliability |
|
||||||||
3 |
27 |
24 |
21 |
0 |
0 |
294 |
360 |
81.67 |
baik |
Indikator kepuasan terhadap pelayanan,
fasilitas, dan� reliability |
|
||||||||
4 |
5 |
34 |
33 |
0 |
0 |
260 |
360 |
72.22 |
baik |
Rata-rata Persentase Skor |
79.51 |
�
|
|||||||
Kriteria |
baik |
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata
skor total untuk kepuasan pengguna�
adalah sebesar� 79,51% yang
terletak antara rentang� 68,01-84,00%.
Dengan demikian, kepuasan pengguna berada pada kriteria baik. Maka, dapat
disimpulkan dari hasil kuesioner tersebut adalah pada kriteria baik.
4. Analisis Verifikatif
a. Uji Normalitas
Tabel
7
Hasil
Perhitungan Uji Normalitas
No |
Variabel |
l0 |
ltabel |
keterangan |
1 |
Komunikasi interpersonal |
0.08 |
0.10 |
Normal |
2 |
Kepuasan anggota |
0.09 |
Normal |
Berdasarkan hasil pengujian data, dapat
dilihat bahwa untuk Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel
dengan taraf nyata 0,05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Regresi
Melalui hasil pengolahan data seperti
diuraikan di atas maka dapat dibentuk model komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan anggota sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan prediksi di atas,
maka dapat diinterpretasikan koefisien regresi dari variabel independen sebagai
berikut, konstanta sebesar 5,94 mengandung arti jika tidak ada komunikasi
interpersonal maka kepuasan anggota adalah sebesar 5,94.� Koefisien regresi strategi diferensiasi
adalah sebesar 0,26, menyatakan bahwa setiap penambahan satu komunikasi
interpersonal akan meningkatkan kepuasan anggota sebesar 0,26 dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.�
c. Uji Korelasi
Berdasarkan hasil di atas maka didapat
nilai koefisien korelasi sebesar 0,6130 yang termasuk kedalam korelasi yang
kuat. Positifnya hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan
anggota dapat berarti bahwa koperasi dapat mempertahankan faktor komunikasi
interpersonal atau bahkan ditingkatkan bila memungkinkan, karena terbukti dari
hasil analisis korelasi ini ternyata komunikasi interpersonal memiliki korelasi
yang kuat dan positif terhadap kepuasan anggota.
d. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga koefisien determinasi = 0,3758, dengan
demikian besarnya pengaruh komunikas interpersonal terhadap kepuasan anggota
adalah 37,58%, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel komunikasi
interpersonal ternyata proses kepuasan anggota juga dipengaruhi variabel lain
yang tidak dikaji dalam penelitian ini sebesar 62,42%.
5. Pengujian Hipotesis
Dari tabel distribusi taraf signifikansi
95% n-2 atau 72-2 =70 yaitu 1,66691, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Jika thitung
lebih besar ttabel (thitung > ttabel ),
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang pada akhirnya ada pengaruh antara variabel
X yaitu komunikasi interpersonal dengan variabel Y yaitu kepuasan anggota,
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Jika thitung lebih kecil dari ttabel
(thitung < ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak
yang akhirnya tidak ada pengaruh antara variabel X yaitu komunikasi
interpersonal dengan variabel Y yaitu kepuasan anggota, sehingga Ha ditolak dan
Ho diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan thitung
sebesar 6,4913 lebih besar dari ttabel yaitu 1,66691 untuk uji dua
pihak taraf signifikan 0,05 pada dk = n-2 atau 72-2 = 70, maka Ha diterima
yaitu ada pengaruh komunikasi interpersonal dengan kepuasan anggota, dengan
demikian maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat komunikasi
interpersonal dapat mendukung kepuasan anggota.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata
skor total untuk komunikasi interpersonal�
adalah sebesar 77,44%� yang
terletak antara rentang 68,01-84,00% yang terdapat pada kriteria baik karena
dilihat dari cara berkomunikasi pengurus KPRI �AWI LIGAR� sudah baik. Dengan
demikian, komunikasi interpersonal berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata
skor total untuk kepuasan pengguna�
adalah sebesar 79,51% yang terletak antara rentang 68,01-84,00%. Dengan
demikian, kepuasan pengguna berada pada kriteria baik. Maka, dapat disimpulkan
dari hasil kuesioner tersebut adalah pada kriteria baik.
Melalui hasil pengolahan data seperti
diuraikan di atas maka dapat dibentuk model komunikasi interpersonal terhadap kepuasan
anggota sebagai berikut; Y = 5,94 + 0,26X + e. Berdasarkan persamaan prediksi
di atas, maka dapat �diinterpretasikan
koefisien regresi dari variabel independen sebagai berikut; Konstanta sebesar
5,94 mengandung arti jika tidak ada komunikasi interpersonal maka kepuasan
anggota adalah sebesar 5,94. Koefisien regresi strategi diferensiasi adalah
sebesar 0,26, menyatakan bahwa setiap penambahan satu komunikasi interpersonal
akan meningkatkan kepuasan anggota sebesar 0,26 dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan.
Berdasarkan hasil perhitungan secara
manual maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,6130 yang termasuk
kedalam korelasi yang kuat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga
koefisien determinasi = 0,3758, dengan
demikian besarnya pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kepuasan anggota
adalah 37,58%, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel komunikasi
interpersonal ternyata proses kepuasan anggota juga dipengaruhi variabel lain
sebesar 62,42% yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan thitung
sebesar 6,4913 lebih besar dari ttabel yaitu 1.66691 untuk uji dua
pihak taraf signifikan 0,05 pada dk = n-2 atau 72-2 = 70, maka Ha diterima
yaitu ada pengaruh komunikasi interpersonal dengan kepuasan anggota, dengan
demikian maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat komunikasi
interpersonal dapat mendukung kepuasan anggota.
Kesimpulan
Dari
hasil dan bahasan di atas penulis dapat menemukan kesimpulan sebagaimana uraian
di atas:
1.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata
skor total untuk� komunikasi
interpersonal� adalah sebesar 77,44%� yang terletak antara rentang 68,01- 84,00%
yang terdapat pada kriteria baik karena dilihat dari cara berkomunikasi
pengurus KPRI �AWI LIGAR� sudah baik. Dengan demikian, komunikasi interpersonal
berada pada kategori baik.
2.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata� skor total untuk� kepuasan pengguna� adalah sebesar 79,51% yang terletak antara
rentang 68,01-84,00%. Dengan demikian, kepuasan pengguna berada pada kriteria
baik. Maka, dapat disimpulkan dari hasil kuesioner tersebut adalah pada
kriteria baik.
3.
Melalui hasil pengolahan data seperti
diuraikan di atas maka dapat dibentuk model komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan anggota sebagai berikut: Y = 5,94 + 0,26X + e. Berdasarkan persamaan
prediksi di atas, maka dapat �diinterpretasikan
koefisien regresi dari variabel independen sebagai berikut: Konstanta sebesar
5,94 mengandung arti jika tidak ada komunikasi interpersonal maka kepuasan
anggota adalah sebesar 5,94. Koefisien regresi strategi diferensiasi adalah
sebesar 0,26, menyatakan bahwa setiap penambahan satu komunikasi interpersonal
akan meningkatkan kepuasan anggota sebesar 0,26 dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan.
4.
Berdasarkan hasil perhitungan secara
manual maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,6130 yang termasuk
kedalam korelasi yang kuat.
5.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga koefisien determinasi = 0,3758, dengan
demikian besarnya pengaruh komunikas interpersonal terhadap kepuasan anggota
adalah 37,58%, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel komunikasi
interpersonal ternyata proses kepuasan anggota juga dipengaruhi variabel lain
sebesar 62,42% yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
6.
Berdasarkan hasil perhitungan thitung
sebesar 6,4913 lebih besar dari ttabel yaitu 1,66691 untuk uji dua
pihak taraf signifikan 0,05 pada dk = n-2 atau 72-2 = 70, maka Ha diterima
yaitu ada pengaruh komunikasi interpersonal dengan kepuasan anggota, dengan
demikian maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat komunikasi
interpersonal dapat mendukung kepuasan anggota.
BIBLIOGRAFI
Cangara,
Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Press.
Effendy,
Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi
(Teori dan Praktik). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Enjang.
2009. Komunikasi Konseling. Bandung:
Nuansa.
Kellerman,
Peter Felix. 2001. Sociodrama and
Collective Trauma. Journal of Personality and Social Psychology. London:
Jessica Kingsley Publishers.
Kotler,
Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Prenhallindo.
Mulyana,
Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi; Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Tjiptono,
Fandy. 2000. Manajemen Jasa.
Yogyakarta: Andi Offset.