Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
�� e-ISSN : 2548-1398
Vol. 1, No 4 Desember 2016
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 6 SDN LIMBANGAN
Muhammad Muslih
Akademi Maritim
Cirebon
email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui: 1) Menemukan seberapa besar pengaruh
lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa; 2) Menemukan seberapa
besar pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa; 3) Menemukan
seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap
prestasi belajar siswa. Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif deskriptif yang
disertai dengan pengujian hipotesis dengan analisis statistik. Populasi seluruh siswa kelas
6 yang berjumlah
30 siswa. Metode dalam penelitian ini adalah angket untuk lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah sedangkan prestasi belajar diambil dari hasil ujian sekolah.
Hasil penelitian: 1) Pengaruh
antara lingkungan keluarga (X1) dengan prestasi belejar (Y) mencapai angka 0,122
jika dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment menunjukan adanya
pengaruh antara X1 dan Y dengan dengan derajat signifikasi 0,527 walaupun
pengaruh tersebut sangat rendah. 2) pengruh antara lingkungan sekolah (X2) dan
prestasi belajar (Y) mencapai angka 0,21�
jika dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment menunjukan
adanya pengaruh antara X2 dan Y dengan derajat signifikasi 0,634 sehingga
pengaruh antara X2 dan Y rendah. 3) pengaruh antara lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa mencapai angka 0,025, jika
dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment menunjukan adanya pengaruh
X1 dan X2 dengan Y dengan nilai statistik F 0,349 walaupun pengaruhnya sangat
rendah 92,5%).
Kata Kunci : Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Prestasi Belajar Siswa
Pendahuluan
Lingkungan selalu mengitari manusia
dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan
manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusiadan
manusia mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar,
lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh dalam proses
belajar maupun perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
(2003:2) menyatakan �belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya�. Pengertian
belajar di atas menekankan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman dan
pengalaman itu salah satunya diperoleh berkata adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya.
Lingkungan sebagai sumber belajar
menurut Depdikbud (1990:70) menyatakan �lingkungan sebagai sumber belajar dapat
dibedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial�. Contoh lingkungan
fisik yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah buku, musium, toko,
pasar, jalan, sungai sedangkan yang termasuk dalam contoh lingkungan
sosial adalah keluarga dan masyarakat. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan
bahwa lingkungan belajar sebagai sumber belajar meliputi aspek manusia dan non
manusia.
Keluarga sebagai lingkungan belajar
pertama sebelum lingkungansekolah dan masyarakat, Ngalim Purwanto (2004:141)
menyatakan �lingkungan pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu:
1.
Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan
pertama
2.
Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan
kedua.
3.
Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan
ketiga
Pengertian lingkungan keluarga
berasal dari kata lingkungan dan keluarga. Imam Supardi (2003:2) menyatakan
�lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang
ada di dalam ruang yang kita tempati�.
Menurut Abu Ahmadi (1991:167) menyebutkan �keluarga adalah
kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak
yangmempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinaan
dan atau adopsi�.Jadi, lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan
matiserta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut, yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya
ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
Slameto (2003: 60) menyatakan �anak
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik anak,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga�. Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan
fungsi danperanannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakansituasi
dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar.
Pendapat Slameto (2003: 61) sebagai
berikut. Orang tua yang kurang / tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar,
tidak mengatur waktubelajarnya, tidak menyediakan / melengkapi alat belajarnya,
tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yangdialami dalam
belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
belajarnya.
Keluarga merupakan wadah dimana
sifat-sifat kepribadian anak terbentuk pertama kali, dalam keluarga pula anak
pertama kali mengenal nilai dan norma dalam hidupnya. Keluarga juga merupakan
lembagapendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Sebagaimana diungkapkan
oleh Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1991:97) tentang pendidikan informal sebagai
berikut:
�Pendidikan informal yaitu
pendidikan yang diperoleh seseorangdari pengalaman sehari-hari dengan sadar
atau tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam
keluarga, dalampergaulan sehari-hari maupun dalam pekerjaan,
masyarakat,organisasi�.
Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan
pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk
melakukan berbagai kegiatan belajar. Tujuannya ialah membantu orang belajar
atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang
yang belajar. Menurut Syamsu Yusuf (2001:54) menyatakan bahwa �Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secarasistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual,
intelektual, emosional, maupun sosial�. Sebagaimana halnya dengan keluarga dan
institusi sosial lainnya, sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang
mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat
kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang
unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya yang bersifat unik pula.
Ini kita sebut kebudayaan sekolah. Menurut Abu Ahmadi (1991:187) menyatakan
sebagai berikut. Kebudayaan sekolah itu mempunyai beberapa unsur penting,
yaitu:
1.
Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung
sekolah,meubelier, perlengkapan yang lain).
2.
Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun
fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3.
Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang
terdiriatas siswa, guru, non teaching
specialist dan tenaga administrasi.
4.
Nilai-nilai norma, sistem peraturan, dan iklim
kehidupan sekolah.
Sedangkan Slameto (2003:64)
menyatakan bahwa �faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi gurudengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dantugas rumah�.
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas�ud
Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah
dapat diciptakan (hasil).
Pekerjaan,
hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slameto (1995:2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara
sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil
suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri individu.
Menurut� kamus�� bahasa��
Indonesia�� �prestasi�� adalah��
kemampuan�,�� dan banyak�� para��
ahli�� mengemukakan�� pendapatnya��
tentang�� pengertian�� prestasi belajar sesuai dengan
penekanan� dan sasaran yang berbeda.
Sedangkan menurut kamus Sosiologi, prestasi belajar� adalah �penguasaan�
suatu�� pengetahuan�� atau��
keterampilan�� yang� dikembangkan��
oleh mata� pelajaran lazimnya
ditunjukkan dengan nilai� tes� atau angka�
nilai� yang diberikan oleh guru.
Mengenai makna kata �Prestasi dan Belajar adalah prestasi pada dasarnya
adalah hasil yang diperoleh suatu aktivitas, sedangkan� belajar�
pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat diambil
pengertian yang cukup sederhana��
mengenai�� hal� ini. Prestasi belajar adalah� hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang���� mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam�
belajar.
Di�� dalam�� Islam,��
belajar�� dengan�� prestasi��
yang�� baik� sangat��
ditekankan, karena dengan prestasi yang baik, manusia dapat memenuhi
tuntutannya. Hal ini telah disinyalir oleh Allah dalam Firman-Nya yang berbunyi
:
�Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus� (melintasi)�
penjuru langit�� dan�� bumi,��
maka�� lintasilah,�� kamu��
tidak�� dapat�� melintasi��
atau menembusnya melainkan dengan kekuatan� (Q.S.Ar Rahman : 33).
Untuk mencapai hasil yang baik, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara
lain; menurut Merson faktor tersebut adalah faktor kecerdasan, bakat, minat,
dan perhatian, motif cara belajar, sekolah, lingkungan keluarga (dalam Tulus
Tu�u, 2004:78). Selain itu faktor penghambat prestasi belajar yaitu faktor dari
dakam dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalamnya yaitu kesehatan,
kecerdasan, perhatian, minat dan bakat. Sedangkan faktor dari luar diri siswa
yaitu keluarga, sekolah, disiplin, masyarakat, lingkungan tetangga, dan
aktivitas organisasi (Tulus Tu�u, 2004:83).
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan keluarga
pada diri anak menjadi penting keberadaannya dalam mempengaruhi tingkat
prestasi belajar. Lingkungan sekolah juga turut memegang peranan yang sangat
penting dalam keberhasilan anak untuk meraih prestasi yang maksimal. Lingkungan
keluarga yang baik dan lingkungan sekolah terutama dalam belajar menjadi salah
satu penentu keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Jika
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah baik maka prestasi belajar siswapun
akan baik, begitu juga sebaliknya jika lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah rendah maka rendah pula prestasi belajar, dari uraian tersebuat diduga
ada pengaruh yang positif antara lingkungan keluargadan lingkungan sekolah
denngan prestasi belajar siswa.
Metode
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang ciri-ciri variabel yang diteliti
dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskritif adalah penelitian untuk
memberikan gambaran mengenai situasi atau kejadian (M. Nazir 2001:64). Metode
deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat penelitian dilakukan dan untuk menganalisis sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu.
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan (Sugiyona 2005:56). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN Limbangan 01 Kecamatan Losari Kabupaten
Brebes yang berjumlah 30 siswa.
Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti didalam menentukan besarnya
perkiraan sampel, maka apabila sampelnya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua sehingga penelitinya merupakan populasi, selanjunya, jika subjeknya lebih
besar maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih sehingga peneliti
merupakan studi kasus (Arikunto 2001:110). Berdasarkan pendapat tersebut maka
peneliti mengambil semua siswa karena jumlah siswa kurang dari 100.
Dilihat
dari permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian maka model/desain
penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan (field research = empirik) dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, sebab peneliti ini dilakukan dengan metode survey dengan teknik
korelasional. Menurut Kerlinger dalam Ridwan (2007 : 49) mengatakan bahwa penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kesil tetapi
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dari penjelasan tentang kerangka pemikiran di atas maka dalam
penelitian ini dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka
Pemikiran Penelitian
Keterangan :
X1 : pengaruh lingkungan keluarga (Variabel Independen 1)
X2 : pengaruh lingkungan sekolah (Variabel Independen 2)
Y�� : prestasi belajar (Variabel Dependen)
Hasil Dan
Pembahasan
����������� Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah sedangkan untuk prestasi belajar
siswa diambil dari hasil ujian sekolah secara acak sejumlah 30 responden/siswa.
����������� Berdasarkan hasil angket diperoleh jawaban tentang lingkungan keluarga
siswa SDN Limbangan 01 Kecamatan Losari Kabupaten adalah 50% siswa mempunyai
lingkungan keluarga yang baik, 5% lingkungan keluarga siswa sedang, dan 45% lingkungan
keluarga rendah, lingkungan keluarga dikatakan baik apabila mencapai minimal
70% dari hasil angket yang disebarkan. Dari hasil angket tersebut dapat
disimpulkan bahwa lingkungan keluarga siswa masih tergolong rendah.
����������� Berdasarkan hasil angket diperoleh jawaban tentang lingkungan
sekolah siswa yaitu 35% berpengaruh, 45% berpengaruh atau kurang berpengaruh
terhadap prestasi siswa, dan 20%� tidak
berpengaruh sama sekali kepada siswa terhadap prestasi belajar. Prestasi
belajar siswa kelas 6 SDN Limbangan 01 Kecamatan Losari Kabupaten Brebes
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian sekolah antara
tahun pelajaran 2009/2010 dan 2010/2011.
Kesimpulannya:
Dari uji signifikasi diperoleh bahwa F-hitung lebih kecil dari F-tabel yang
menunukan bahwa Hi ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian bahwa lingkungan
keluarga (X1) dan lingkungan sekolah�
(X2) tidak terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada taraf
kesalahan 5%. Merujuk pada nilai koefisien multiple yaitu R = 0,159 menunjukan
bahwa hubungan simultan kedua variabel penyebab prestasi belajar siswa
tergolong sangat rendah.
Karena
pengaruh simultan kedua variable penyebab prestasi belajar siswa tergolong
rendah (0,159) dan �= 0,025 = 2,5%
dengan nilai statistik F = 0,349 maka ada faktor lain yang menyebabkan prestasi
belajar siswa kelas 6 SDN Limbangan 01 Kecamatan Losari Kabupaten Brebes
mengalami peningkatan.
Kesimpulan
1.
Hasil
perhitungan korelasi menunjiukan bahwa tingkat korelasi X1 dengan Y mencapai
angka 0,21 artinya jika dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien
korelasi product moment menunjukan adanya hubungan yang sangat rendah antara
lingkungan keluarga siswa dengan prestasi belajar siswa.
2.
Hasil perhitungan
korelasi menunjiukan bahwa tingkat korelasi X2 dengan Y mencapai angka 0,122
artinya jika dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi
product moment menunjukan adanya pengaruh yang rendah antara lingkungan
keluarga siswa dengan prestasi belajar siswa.
3.
Nilai koefisien
korelasi antara lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2) terhadap
prestasi belajar siswa (Y) secara simultan adalah = 0,025 = 2,5%. Hipotesis yang dipakai jika F-hitung
> F-tabel Hi diterima dan Ho ditolak. F-Tabel = 3,354 sedangkan F-hitung
0,33 dengan demikian bahwa lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2)
tidak terdapat pengaruh terdapat prestasi belajar siswa pada taraf kesalahan
5%. Merujuk pada nilai koefisien multiple yaitu sebesar R = 0,159 menunjukan
bahwa hubungan simultan kedua variabel penyebab terhadap prestasi belajar siswa
tergolong sangat rendah.
BOBLIOGRAFI
Agung, Hartono dan
Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ali,� M dan Ansori, M. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Dimyanti dan Midjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola
Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga, Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gunaryadi. 2007. Pendidikan Nasional, Globalisasi, dan Peranan
Keluarga. Diunduh pada http://www.geocities.com/~eunike-net.
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: PT.
Sinar Baru Algesindo
Hamalik, Oemar. 2001. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hasan, Alwi. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Idris, Z. dan L. Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan:
Jakarta. Grasindo.
Munir, Akhmad. 2008. Tafsir Tarbawi. Yogyakarta : Sukses Ofset.
Nana
Syaodih, S. 2000. Landasan Psikologi. Bandung. PT: Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Prasetyo, Bambang, Jannah, Lina Miftahul.
2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Salikin, Adang Djumhur, dkk. 2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Sobur, Alek. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Tafsir, Akhmad. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. 2006. Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Rineka
Cipta