Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia - ISSN : 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 2, No 5 Mei 2017
PENERAPAN STIMULASI VIBRASI LABORATORIUM UNTUK
MEMPREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR ATAS
CONTOH
BATUAN LAPANGAN PADA BERBAGAI TEKANAN
OVERBURDEN
Arief Rahman
Akamigas Balongan Indramayu
Abstrak
Teknologi stimulasi vibrasi adalah teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan sifat fisik pada batuan reservoir. Pada penelitian ini
peneliti mencoba membedah penerapan teknologi tersebut dan fungsinya yang
berperan sebagai cara yang dapat digunakan untuk memprediksi suatu perubaha
sifat fisik pada batuan berdasarkan studi literatur. Pada penelitian ini digunakan
batuan inti sintetis. Pada pelaksanaannya batuan tersebut digunakan sebagai objek
eksperimen. Studi kepustakaan dan analisis data adalah metode penelitian yang
digunakan disini. Ragam prosedur eksperimen dilakukan guna menemukan hasil
dan/atau prediksi perubahan sifat fisik suatu batuan reservoir. Dari penelitian ini
didapat hasil berupa adanya kesamaan antara batuan inti sintetis dan batuan inti
lapangan. Kesamaan tersebut adalah adanya peningkatan porositas dan
permeabilitas, serta adanya penurunan saturasi minyak sisa setelah kedua batuan
inti diberikan vibrasi dan tekanan overburden. Frekuensi optimal pada stimulasi
vibrasi atas batuan inti adalah 10Hz. Adanya persamaan tersebut memungkinkan
teknologi stimulasi vibrasi digunakan untuk memprediksi perubahan sifat fisik
batuan reservoir.
Kata Kunci: Teknologi Stimulasi Vibrasi, Batuan Inti, Reservoir.
Pendahuluan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia reservoir disamartikan dengan waduk atau
tempat penyimpanan yang identik cairan sebagai objek penyimpanan
(KBBI: 2002).
Namun dalam pengertian lain reversoir diartikan sebagai media berpori serta permeable
dan tempat berkumpulnya HC. Reservoir minyak dan gas reservoir merupakan
kumpulan batuan berpori dan tempus fluida yang berada pada kedalaman tertentu di
bawah permukaan bumi. Kumpulan tersebut merupakan akumulasi dari seluruh minyak
dan gas bumi yang tersedia di sekitar lokasi.
Gas bumi dan minyak sendiri adalah dua sumber daya mineral yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Di samping dimanfaatkan untuk diolah menjadi sumber
34
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
energi, produk olahan setengah jadi juga kerap dijual guna mendapatkan keuntungan
tersendiri.
Guna mendapatkan sumber minyak dan gas bumi yang maksimal beberapa
pihak melakukan eksploitasi pada beberapa ladang minyak dan gas yang ada di
Indonesia. Eksploitasi sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan dalam wujud
pengeboran, pemasangan alat perminyakan, penyimpanan minyak dan gas, serta
pengolahan minyak dan gas (UU RI Nomor 22 Tahun 2001).
Eksploitasi sendiri merupakan kegiatan industri melibatkan lembaga berpayung
hokum dan memiliki mandat dari negara. Pada prosesnya pihak yang melakukan
eksploitasi memiliki orientasi untuk mendapatkan produk guna dijual pada masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan energi.
Pada proses pelaksanaannya, eksploitasi dan/atau pengolahan minyak dan gas
kerap mengalami berbagai permasalahan. Mulai dari pembebasan lahan, kondisi
lapangan, hingga kondisi batuan. Pada kasus batuan, kerap ditemui permasalahan yang
relatif kompleks, salah satunya adalah perubahan sifat fisik batuan.
Perubahan sifat fisik batuan merupakan fenomena yang cenderung umum
ditemui oleh beberapa eksploitator. Pada tahap lebih lanjut para eksploitator umumnya
melakukan penelitian guna menangani masalah tersebut. Pada penelitian kali ini
digunakan stimulasi vibrasi guna memprediksi perubahan sifat fisik batuan reservoir
pada suatu lapangan.
Teknologi stimulasi vibrasi merupakan metode yang masuk dalam golongan
Enhance Oil Recovery (EOR). Ide dasar dari teknologi ini adalah kegiatan tektonik yang
memberikan pengaruh yang begitu signifikan pada formasi batuan. Teknologi ini
menerapkan stimulasi gelombang elastik dengan memanfaatkan generator berbentuk
vibrator. Pada pelaksanaannya vibrator yang digunakan berjumlah 2 buah dengan posisi
satu vibrator berada di atas permukaan dan sisanya berada di bawah permukaan.
Vibrator yang berada di bawah permukaan disebut dengan generasi pertama sedang
yang berada di atas permukaan disebut dengan generasi dua
(Azis Tarmuzi: 2002).
Adapun tujuan dan manfaat diberlakukannya teknologi ini adalah untuk meminimalisir
saturasi minyak sisa, memperbaiki pergerakan minyak, mempercepat proses pemisahan
antara minyak dan gas, serta memperbaiki permeabilitas relatif minyak
(Belonenko:
2000).
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
35
Arief Rahman
Pada dasarnya terdapat berbagai macam teknologi yang dapat digunakan untuk
menangani kasus serupa. Teknologi stimulasi vibrasi adalah salah satu alternatif yang
dapat digunakan. Di samping dinilai lebih mudah dan praktis, metode ini juga dinilai
lebih ramah lingkungan karena hanya memanfaatkan laboratorium sebagai tempat untuk
dilakukannya stimulasi vibrasi, tidak harus terjun ke lapangan sebagaimana metode
penelitian pada umumnya.
Menurut hasil analisis laboratorium yang dilakukan pada pra penelitian, didapat
kesimpulan bahwa teknlogi stimulasi vibrasi memiliki pengaruh yang cukup signifikan
pada permeabilitas absolut
(Kabs), peningkatan porositas
(φ), dan penurunan saturasi
minyak sisa yang terdapat di lokasi (Sor). Dengan hasil di atas, ditindaklanjuti dengan
meneruskan
tujuan penelitian yakni menganalisis pengaruh stimulasi vibrasi dan
tekanan overburden pada sifat fisik batuan reservoir, khususnya pada peningkatan
porositas permeabilitas absolut ( φ Kabs ) dan minyak yang tersisa (Sor).
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan. Secara sederhana studi kepustakaan diartikan sebagai kegiatan
pengumpulan informasi dan/atau data melalui material kepustakaan seperti buku,
dokumen, catatan, kisah sejarah atau lain sebagainya
(Mardalis:
1999). Di samping
pengertian di atas studi kepustakaan juga kerap diartikan sebagai kegiatan mempelajari
berbagai referensi dan/atau hasil penelitian lain dengan bentuk penelitian yang juga
sama guna mendapat landasan teori yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti
(Sarwono: 2006). Selain melakukan studi kepustakaan atau kajian literatur, dilakukan
juga analisis data dari hasil labortorium guna mengevaluasi dampak stimulasi vibrasi
pada sifat fisik batuan reservoir. Pada penelitian ini digunakan Hesler Permeameter
yang telah dipadukan dengan vibrator sebagai instrumen penelitian.
Lebih lanjut, pada penelitian ini akan dibentuk dalam 2 model alat yang berbeda,
yakni model 1 dan model 2. Pada penelitian ini digunakan 4 efek frekuensi vibrasi yang
akan digunakan untuk variasi efek vibrasi. Adapun
4 efek frekuensi vibrasi yang
dimaksud adalah
5Hz,
10 Hz,
15Hz, dan
20Hz. Tidak hanya menggunakan efek
frekuensi vibrasi, pada tahap lanjut, dimanfaatkan juga variasi efek tekanan overburden
dengan ukuran mulai dari 100psig, 125 psig, 150 psig, 175 psig, dan 200 psig. Pada
36
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
proses penelitian nanti akan diperiksa 2 kondisi, yakni frekuensi Opt 10Hz dan Pob 100
psig (kondisi 1) serta frekuensi Opt 10Hz dan Pob 200 psig.
Gambar 1
Skematik Model Alat 1
Gambar 2
Skematik Model 2
Di samping menggunakan Hesler Permeameter juga digunakan porosimeter,
ruska gas permeameter, dan vibrator. Posisi batuan inti yang digunakan dalam
penelitian ini berada di kedalaman tidak lebih dari 1.800 meter dengan jenis sandstone.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
37
Arief Rahman
Lebih lanjut, penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan yang berbeda, yakni tahapan pra
vibrasi, tahapan pada saat vibrasi dan tahapan pasca vibrasi.
Tahapan pertama dilakukan dengan penelitian guna mencari data sifat petrofisik
batuan inti (core) pada lapangan, yakni φ , kabs, dan Sor. Pada tahap kedua, dilakukan
pengujuan batuan inti
(core) terhadap frekuensi dan tekanan yang telah ditetapkan
menggunakan alat model 1 dan
2. Pada tahap lanjut
-yakni tahapan 3- dilakukan
pengukuran pada φ
, kabs, dan Sor. Pengukuran sendiri tidak dilakukan begitu saja,
melainkan harus melalui tahapan khusus. Adapun tahapan yang dimaksud adalah
pengeringan batuan inti selama 24 jam di dalam oven.
Berikut adalah prosedur umum analisis efek frekuensi dan tekanan pada
porositas, permeabilitas absolut dan penurunan saturasi minyak;
1. Mempersiapkan batuan inti (core) sebanyak 15 buah.
2. Melakukan pemeriksaan terhadap rangkaian instrumen yang akan digunakan.
3. Mempersiapkan air dengan pewarna merah guna memudahkan proses
pengamatan atas paraffin yang telah diakumulasi pada flash berskala.
4. Melakukan pengukuran porositas
(φ), permeabilitas absolut
(kabs) dan
penurunan saturasi minyak sisa (Sor).
5. Masukkan batuan inti yang telah dijenuhi dengan parafiin ke dalam core
holder yang telah disiapkan. Pada proses lanjutan, dilakukan vibrasi dengan
frekuensi dan tekanan yang telah ditentukan sembari didesak menggunakan
air selama 15 menit.
6. Setelah proses vibrasi dilakukan proses selanjutnya adalah pengukuran vinal
untuk mengetahui perubahan yang terjadi pasca kegiatan vibrasi.
Hasil Penelitian
Efek frekuensi vibrasi atas perubahan porositas batuan (φ), permeabilitas absolut
(kabs) dan penurunan saturasi minyak sisa
(Sor) untuk seluruh batuan inti diwakili pada
angka
10Hz. Adapun untuk hasil dari perhitungan yang dimaksud dapat dilihat pada
tabel berikut:
38
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
Gambar 3
Histogram Frekuensi Terhadap Porositas
Gambar 4
Histogram Frekuensi Terhadap Permeabilitas Absolut
Gambar 5
Histogram Frekuensi Terhadap Permeabilitas Saturasi Minyak Siswa
Dari ketiga gambar di atas diketahui bahwa terdapat peningkatan porositas
batuan
(φ) sebesar
25,96%, permeabilitas absolut
(kabs) sebesar
1.029,39 mD, dan
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
39
Arief Rahman
penurunan saturasi minyak sisa
(Sor) sebesar
0,4%. Dengan demikian hasil tersebut
menerangkan bahwa batuan inti (core) 10C sama dengan 10Hz.
Pada tahap lanjutan ditentukan frekuensi optimum melalui persamaan berikut:
ω = Cs / 4H
Keterangan:
ω
= frekwensi optimum (Hz).
Cs
= kecepatan gelombang shear (m/sec) 3.
H
= ketebalan formasi (m)
Apabila diketahui kecepatan gelombang shear adalah
1.000 meter/sec dengan
ketebalan formasi 25 meter, maka frekuensi optimum disini ialah
10Hz. Berdasarkan
hasil di atas maka penerapan konsep ini dianggap mampu diterapkan untuk
memprogram frekuensi optimum mengingat ketebalan formasi mendekati
kenyataannya.
Gambar 3
Frekuensi Terhadap Porositas
Gambar di atas menjelaskan bahwa kenaikan φ Core diakibatkan oleh adanya
perubahan pada butiran yang semula tidak teratur menjadi teratur. Di samping itu
terdapat pula agitasi partikel pada rongga sehingga menimbulkan gesekan pada fluida
dan batuan dan menyebabkan proses pelarutan partikel pada pori dan sementasi. Pada
tahap yang lebih jauh kondisi ini akan menimbulkan disintegrasi material organik dan
agregat penyumbatan. Kondisi ini akan diteruskan hingga terbentuk peronggaan dan
menimbulkan peningkatan volume pori batuan. Akibat adanya hal tersebut porositi
batuan kemudian mengalami peningkatan hingga 27%.
40
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
Gambar 4
Frekuensi Terhadap Permeabilitas
Merujuk dari gambar di atas diketahui bahwa peningkatan permeabilitas terjadi
akibat adanya hubungan antarpori-pori batuan, yang dimana dengan adanya hubungan
tersebut batuan akan mengalami peningkatan pelulusan fluida yang lebih baik. Di
samping disebabkan oleh hubungan antar pori, pertambahan permeabilitas juga
diakibatkan oleh hal lain, yakni adanya penurunan tekanan kapiler dan penurunan
viskositas. Pada umumnya penurunan tekanan kapiler mempermudah minyak
mengalami disposisi dari keadalam semula. Artinya, pada kondisi ini, minyak akan
sangat mudah lepas dari kontak batuan dan/atau objek lain yang ada di dekatnya.
Dengan kata lain kondisi ini akan mempermudah minyak untuk mengalir di dalam
reservoir. Adapun peningkatan permeabilitas yang terjadi pada kondisi ini adalah 17%.
Gambar 5
Frekuensi Terhadap Saturasi Minyak Sisa
Merujuk dari gambar di atas dapat diketahui bahwa penurunan Sor sebanyak
23%. Menurut analisis peneliti penurunan tersebut terjadi akibat adanya efek frekuensi
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
41
Arief Rahman
vibrasi. Lebih lanjut, efek frekuensi vibrasi pada penelitian ini menyebabkan perbaikian
susunan partikel, yang pada tahap lanjut perbaikian tersebut menyebabkan partikel
penyumbat pori larut. Pada prosesnya perbaikan susunan partikel diakibatkan oleh
adanya proses agitasi partikel di dalam rongga. Pada anggapan lain penurunan Sor juga
memiliki kaitan dengan peningkatan porositas dan permeabilitas. Dimana peningkatan
permeabilitas terjadi akibat adanya peningkatan porositas dan perbaikian hubungan
antara pori-pori.
Dengan hasil-hasil di atas dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan efek
frekuensi vibrasi dapat menyebabkan kenaikan pada φ, Kabs, dan penurunan pada Sor.
Efek frekuensi vibrasi untuk batuan inti sintesis dan lapangan disajikan melalui
gambar berikut ini:
Gambar 6
Frekuensi Terhadap Porositas
Gambar 7
Frekuensi Terhadp Permeabilitas
42
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
Gambar 8
Frekuensi Terhadap Saturasi Minyak Sisa
Dari ketiga gambar di atas diketahui terdapat persamaan hasil antara core
sintesis dengan core lapangan. Dengan demikian, persamaan kecenderungan keduanya
memberikan gambaran pola perubahan sifat fisik
antara core sintetis dan core
lapangan. Adapun kesamaan itu sendiri adalah adanya peningkatan pada porositi (φ),
permeabilitas
(Kabs) dan penurunan saturasi minyak sisa (Sor).
Untuk efek tekanan overburden dan frekuensi optimum 10Hz atas porositas,
permeabilitas dan saturasi minyak sisa mengunakan alat model 1 dan 2 dapat disimak
melalui gambar berikut:
Gambar 9
Diagram Perbandingan Poverburden Terhadap Porositas
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
43
Arief Rahman
Gambar 10
Diagram Perbandingan Poverburden Terhadap Permeabilitas
Gambar 11
Diagram Perbandingan Poverburden Terhadap Saturasi Minyak Sisa
Gambar di atas menerangkan bahwa pada proses ini didapatkan hasil berupa
kondisi awal, dimana kondisi tersebut meliputi kondisi I
(frekuensi 10Hz dan tekanan
100 psig) dan kondisi II (frekuensi 10Hz tekanan 200 psig). Adapun untuk prosentase
kenaikan ketiga hal di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Perubahan Popularitas, Permeabilitas, Saturasi Minyak Sisa
Dari Kondisi Awal Ke Kondisi I
Alat Model 1
Alat Model 2
Sifat Fisik
Kondisi
Kondisi
Kondisi
Batuan
Awal
%
%
I
II
φ, %
20.42
25.96
27.1
26.23
28.4
Kabs, mD
875.13
1026.39
17.3
1030
17.7
Sor, %
0.52
0.4
23.1
0.38
28.8
44
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
Tabel 2
Perubahan porositas, Permeabilitas, Saturasi Minyak Sisa
Dari Kondisi Awal Ke Kondisi II
Sifat Fisik
Kondisi
Alat Model 1
Alat Model 2
Batuan
Awal
Kondisi I
% Kondisi II
%
φ, %
20.42
27.7
35.7
28.18
38
Kabs, mD
875.13
1054.24
20.5
1074.13
22.7
Sor, %
0.52
0.17
67.3
0.16
69.2
Tabel 3
Perubahan Porositas, Permeabilitas, Saturasi Minyak Sisa
Dari Kondisi I ke Kondisi II
Sifat
Alat Model 1
Alat Model 2
Fisik
Kondisi
Kondisi I Kondisi II
% Kondisi I
%
Batuan
II
φ, %
25.96
27.7
6.7
26.23
28.18
7.43
Kabs, mD
1026.39
1054.24
2.71
1030
1074.13
4.28
Sor, %
0.4
0.17
57.5
0.38
0.16
57.9
Kendati telah didapat sebuah kondisi optimum yang diakibatkan stimulasi
vibrasi pada frekuensi
10Hz dan tekanan
100 psig, kondisi tersebut masih dapat
diperbaiki. Pada kondisi lanjutan, yakni kondisi
2 dengan peningkatan variasi tekanan
frekuensi. Pada tahap ini ditemukan kondisi yang lebih baik dengan jumlajh frekuensi
senilai 10Hz dan tekanan overburden senilai 200 psig. Kondisi ini membuktikan bahwa
efek tekanan overburden terhadap stimulasi vibrasi dapat menyebabkan kondisi sistem
lebih confined. Dari kondisi ini dapat ditarik penalaran bahwa semakin tinggi tekanan
overburden, semakin tinggi nilai porositi dan permeabilitas, serta semakin rendah nilai
Sor. Dengan kata lain, kondisi ini menunjukan bahwa terdapat efek positif dalam
penggunaan overburden terhadap skala laboratorium.
Keterpengaruhan jarak dari sumber getaran ke frekuensi stimulasi vibrasi dapat
dilihat pada alat model
1 dan 2. Pada alat model 2 vibrator diposisikan cenderung
mendekatan core holder, sehingga menyebabkan hasil penelitian yang lebih baik,
terlebih jika dibandingkan dengan alat model 1. Hasil tersebut kemudian memunculkan
spekulasi bahwa keterpengaruhan jarak dari sumber getaran memberi hasil yang positif
dan/atau baik untuk skala laboratorium.
Secara keseluruhan teknologi stimulasi vibrasi pada batuan inti lapangan
membuahkan hasil yang baik pada kenaikan nilai porositi, permeabilitas dan saturasi
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
45
Arief Rahman
minyak sisa. Teknologi ini juga memberikan pandangan baru mengenai sebuah
pendekatan masalah. Pendekatan masalah yang digunakan dalam konteks ini adalah
pendekatan masalahan yang berorientasi pada peralihan pendekatan masalah secara
kimiawi ke fisika. Hasil-hasil di atas selanjutnya diharapkan memberikan dampak
positif dan/atau sumbangsih dalam prediksi awal pemanfaatan teknologi stimulasi
vibrasi, terlebih dengan adanya kesamaan antara batuan inti
(core) sintetis dan batuan
inti (core) lapangan.
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan di atas didapat beberapa kesimpulan sebagaimana
berikut:
1. Frekuensi optimal pada stimulasi vibrasi atas batuan inti lapangan adalah
10Hz.
2. Pengaruh tekanan overburden atas frekuensi stimulasi vibrasi membuat
sistem cenderung confined (tertutup akibat tekanan).
3. Adanya kesamaan pola perubahan sifat fisik antara batuaan inti sintetis dan
lapangan. Hal ini tergambar dari adanya peningkatan yang sama pada
porositi, permeabilitas, serta saturasi minyak sisa pada kedua batuan inti.
4. Adanya kesamaan pola perubahan pada kedua jenis batuan inti
memungkinkan pemanfaatan teknologi stimulasi vibrasi untuk memprediksi
pola perubahan sifat fisik pada batuan reservoir di lapangan.
46
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
Penerapan Stimulasi Vibrasi Laboratorium Untuk Memprediksi Perubahan Sifat Fisik
BIBLIOGRAFI
___. 2002. Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka
Gramedia.
Belonenko, V. N. 2000. Vibroseismic Technology For Increasing Hydrocarbon Bed
Recovery. New Technology For The 21st Century 2000.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmua.
Kitab Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Mengenai Minyak
dan Gas.
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta: Bumi Aksara.
Tarmuzi, Azis. 2002. Teknologi Akustik dan VIbrasi. Jakarta: ___.
Syntax Literate, Vol. 2, No. 5 Mei 2017
47