Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 7, Juli 2021
ANALISIS
FACEBOOK DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI COVID-19 OLEH PEMERINTAH PROVINSI
GORONTALO
Cahyadi
Saputra Akasse,
Muhammad Akbar, Arianto
Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makasar Sulawesi Selatan, Indonesia
Email:� [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pemerintah melalui Humas saat ini
memiliki peran penting dalam hal arus informasi yang kredibel di masyarakat.
Hal ini dikarenakan arus informasi di tengah pandemi saat ini dapat berakibat
fatal pada masyarakat jika tidak diantisipasi dengan baik oleh Humas.
Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Humas melakukan pendekatan mengenai
penyampaian informasi ini melalui media sosial, dalam hal ini adalah Facebook.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Facebook dalam penyampaian
informasi mengenai covid-19� di Provinsi
Gorontalo. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian
studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi partisipan,
dan dokumentasi. Kemudian penentuan informan dilakukan melalui Teknik purposive
sampling berdasarkan informan yang terlibat secara langsung dengan tujuan
penelitian yaitu pejabat dan staff Humas Provinsi Gorontalo. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dalam proses penyampaian informasi covid-19 di Provinsi
Gorontalo terdapat proses dan perencanaan PR dengan model PR empat Langkah,
yang terdiri dari (1) mendefinisikan masalah, kemudian (2) perencanaan dan
pemograman, selanjutnya (3) mengambil tindakan dan berkomunikasi, dan yang
terakhir (4) evaluasi program. Empat Langkah ini telah dijalankan oleh Humas Provinsi Gorontalo dalam upaya menyampaikan informasi mengenai covid-19 di
Provinsi Gorontalo.
Kata Kunci: humas; media sosial; facebook; covid-19
Abstract
The government through
Public Relations currently has an important role in terms of the flow of
credible information in the community. This is because the flow of information
in the middle of the current pandemic can be fatal to the public if not well
anticipated by public relations. Gorontalo Provincial Government through Public
Relations approaches the delivery of this information through social media, in
this case Facebook. The purpose of this study is to analyze Facebook in the
delivery of information about covid-19 in Gorontalo Province. To achieve the
purpose of the study, researchers used qualitative descriptive research methods
with this type of case study research approach. Data collection techniques are
conducted through depth interviews, participant observations, and
documentation. Then the determination of informants is done through purposive
sampling techniques based on informants directly involved with the purpose of
research, namely officials and public relations staff of Gorontalo Province.
The results showed that in the process of conveying covid-19 information in
Gorontalo Province there is a PR process and planning with a four-step PR
model, consisting of (1) defining the problem, then (2) planning and programming,
then (3) taking action and communicating, and the last (4) evaluation of the
program.
Keywords: public relations; social media; facebook;
covid-19
Pendahuluan
Pada
awalnya Humas dalam penyampaian informasi masih menggunakan media konvensional
seperti Koran dalam praktiknya. Hal ini diikuti oleh masyarakat yang masih
mengandalkan koran sebagai media utama mereka, beberapa kendala utama dalam
menggunakan media cetak ini membuat penyampaian informasi hanya sebatas
penyampaian saja dan tidak memerhatikan feedback dari publik. Seiring
dengan perkembangan teknologi komunikasi, media sosial muncul sebagai solusi
utama dalam kegiatan Humas ini. Kegiatan Humas menggunakan teknologi dalam aktivitas komunikasinya ini merupakan penerapan
dari konsep PR Digital yang
belakang ini berkembang seiring perkembangan teknologi komunikasi. Dilansir dari hasil survei
oleh APJII, pada kuartal kedua
tahun 2019 hingga awal 2020 pengguna internet di
Indonesia mencapai 196 Juta. Hal ini
menjadi alasan bagi PR itu sendiri
dalam upaya meningkatkan aktivitas komunikasi mereka.
Media
sosial merupakan salah satu bukti nyata perkembangan teknologi komunikasi.
Media sosial merupakan suatu medium di internet yang dapat membuat penggunanya
mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, saling berbagi,
maupun berkomunikasi dengan pengguna lainnya serta dapat membentuk ikatan
sosial secara virtual (Nasrullah, 2017).
Selain
itu juga, media sosial dapat memeberikan jangkauan yang lebih baik dari media
konvensional, hal ini dikarenakan kemudahan akses nya yang bisa dimanapun dan
kapanpun pengguna nya terhubung dengan jaringan internet. Hal ini berbeda jika
ingin mengakses informasi melalui media konvensional seperti koran. Perlu waktu
hingga sehari atau lebih untuk mengakses informasi terkini, kabar terakhir
salah satu koran terbesar di Amerika yaitu Washington Post Express tutup
dengan edisi terakhir pada September 2019 lalu. Hal ini menjadi pukulan besar
bagi industri koran di seluruh dunia.
Munculnya
media sosial ini menjadi tantangan besar bagi industri media konvensional
lainnya, bahkan beberapa koran mulai merambah ke media online untuk mempublish
berita mereka. Perkembangan
teknologi komunikasi menuntut perubahan dalam budaya komunikasi kita, oleh
karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk dibekali dengan literasi
mengenai media sosial.
Saat
ini kita perkembangan teknologi komunikasi telah memasuki gelombang keempat (the
fourth wave) karena terjadi proses revolusi dimana komunikasi memegang
peranan yang sangat penting (Nurudin, 2017).
Revolusi ini menuntut segala pihak untuk memberikan perhatian lebih terhadap
perkembangan teknologi komunikasi, jika tidak maka kita akan jauh tertinggal
seperti yang terjadi pada koran Washington Post Express sebelumnya.
Perkembangan
teknologi komunikasi ini juga mendorong pemerintah untuk berupaya melakukan
pendekatan yang lebih dalam hal pelayanan informasi publik. Salah satunya
adalah dengan menggunakan media sosial untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat, hal ini merupakan suatu Langkah yang pasti di tengah perkembangan
teknologi komunikasi yang begitu pesat. Transisi penggunaan media konvensional
ke media sosial ini mulai gencar dilakukan oleh pemerintah, salah satunya
adalah Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Biro Humas dan Protokol.
Humas
atau biasa disebut juga dengan public relations menurut Wilcox dan
Cameron memiliki definisi yaitu sebuah fungsi manajemen terhadap sikap yang
direncanakan dan dilakukan secara berkesinambungan oleh organisasi untuk
mendapatkan saling pengertian dan simpati dari masyarakat (Wahdaniah & Wahid, 2020).
(Cutlip, Center, & Broom, 2011)
mendefinisikan PR sebagai fungsi manajemen yang membangun juga mempertahankan
relasi yang baik antara organisasi dengan publiknya (Cutlip, Center, & Broom, 2011).
Tugas dan fungsi pokok dari PR ini sangat krusial karena menentukan hubungan
baik dari Pemerintah dengan masyarakat. Diluar pemerintahan, Public Relations menjadi wakil dari
manajemen perusahaan, memiliki tugas utama yaitu� menghubungkan pihak yang berkepentingan, baik
internal maupun eksternal perusahaan (Mahriva, 2020).
Kegiatan
Humas yang menggunakan media konvensional ini perlahan-lahan dituntut untuk
menggunakan media sosial sebagai salah satu upaya dalam� pelayanan informasi kepada masyarakat. Tentu
saja hal ini harus dibarengi dengan perencanaan�
yang baik dari Humas itu sendiri.
Humas
Provinsi Gorontalo memiliki akun Facebook
dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat, saat ini jumlah
pengikut nya adalah sebanyak 65 ribu orang. Jumlah tersebut terbilang cukup
besar untuk ukuran Provinsi Gorontalo, apalagi akun Facebook ini merupakan akun resmi dari Pemerintah yang paling
banyak pengikutnya di Provinsi Gorontalo. Berikut tampilan akun Facebook Humas Provinsi Gorontalo:
Gambar 1
Akun Facebook
Humas Provinsi Gorontalo
Sumber : Facebook
Biro Humas dan Protokol Provinsi Gorontalo
Dari
beberapa akun media sosial yang dikelola oleh Humas Provinsi Gorontalo, Facebook merupakan media sosial yang
paling banyak pengikutnya dan bisa dibilang sebagai media utama dari Humas
Provinsi Gorontalo. Hal didukung dengan pengguna Facebook di Gorontalo yang cukup banyak dibandingkan dengan media
sosial lainnya.
Pemerintah
memiliki peran penting dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat,
terlebih lagi� di tengah krisis pandemi Covid-19
seperti sekarang. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan khusus oleh
pemerintah melalui media sosial yang berbeda dengan penyampaian informasi
melalui media konvensional. Dalam krisis pandemi seperti sekarang, pendekatan
yang dilakukan oleh Humas berpengaruh besar terhadap efektifnya informasi yang
diterima oleh masyarakat. Salah satu hal nya adalah penerapan protokol
Kesehatan, informasi yang edukatif dari Humas kemungkinan besar bisa diikuti
oleh masyarakat dan tujuan dari pencegahan penyebaran Covid-19 dapat tercapai.
Penggunaan
internet atau media sosial oleh Humas ini disebut juga dengan online� PR atau electronic public relations (e-PR),
yaitu penggunaan teknologi media baru yang berbasis internet secara sistematis
dengan tujuan untuk menjaga komunikasi dua arah (Wiratmo, Irfan, & Kuwatono, 2017).
Transisi
dari penggunaan media konvensional ke media sosial ini dikenal dengan Humas
3.0, yaitu penggunaan media sosial dan internet dalam kegiatan Humas, tentu
saja monitoring yang biasanya dilakukan Humas secara lansgung bisa dialihkan
dengan monitoring melalui media sosial (Simatupang, 2020).
Sebagai
data, Covid-19 mulai masuk ke Provinsi
Gorontalo pada bulan April 2020 sebagai kasus awal. Pada saat itu konferensi
pers langsung disampaikan oleh Gubernur Gorontalo melalui akun Facebook Humas Provinsi Gorontalo.
Siaran langsung tersebut mendapatkan perhatian yang sangat besar dari
masyarakat Gorontalo, hal ini menandai bertambahnya jumlah pengikut akun media
sosial khususnya Facebook secara
signifikan. Hal ini� menjadi indikasi
bahwa masyarakat Gorontalo sangat antusias mencari informasi mengenai Covid-19,
dan penggunaan media sosial oleh Humas ini menjadikan penyebaran
informasi tersebut kredibel, terkini, dan efektif.
Dalam
istilah lain, penyampaian informasi ini disebut juga dengan kampanye PR, dengan
tujuan yang sama yaitu menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan maksud
untuk mengubah sikap, opini, serta perilaku khalayak. Kampanye PR merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang dipahami menjadi solusi dalam mengatasi
persoalan-persoalan sosial di masyarakat (Sugianto & Sembiring, 2018).
Kampanye PR dalam artian sempitnya adalah untuk meningkatkan kesadaran serta
pengetahuan khalayak untuk membentuk opini yang positif terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi (Ruslan, 2013).
Perencanaan
dan proses yang dilakukan dengan baik oleh Humas dalam kampanye ini akan
menghasilkan tujuan yang baik sehingga bisa memaksimalkan pesan dari kampanye (Kesaulya & Soewarso, 2019).
Dalam penelitian ini penyampaian informasi tersebut terfokus pada informasi mengenai
Covid-19 yang disampaikan oleh Humas Provinsi Gorontalo melalui akun
media sosial Facebook.
Dalam
penerapannya, PR sendiri memiliki beberapa model. Salah satunya adalah model
empat Langkah yang dirumuskan oleh (Cutlip, Center, & Broom, 2011).
Keempat proses tersebut terdiri dari (1) mendefinisikan masalah dari PR, (2)
perencanaan dan pemograman, (3) Tindakan dan Komunikasi, lalu (4) evaluasi
Program. Berikut
gambaran proses PR empat Langkah:
Gambar 2
Tahapan PR Empat
Langkah
Sumber: (Cutlip et al., 2011)
Penelitian
tentang penerapan proses PR empat Langkah ini sebenarnya telah dilakukan
sebelumnya oleh beberapa peneliti. Hal ini membuktikan bahwa proses ini ialah
salah satu proses yang efektif dalam strategi PR yang modern. Salah satunya
adalah yang dilakukan oleh Cakra Ningsih mengenai Strategi Humas Dalam Mensosialisasikan
Kebijakan UMKM
Partai Perindo. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa Strategi humas dalam menyampaikan
kebijakan UMKM Partai Perindo yaitu menggunakan media konvensional seperti
media elektronik yaitu iklan di televisi yang ditayangkan di RCTI, Inews,
Global TV, MNCTV
(Ningsih, 2019).
Selanjutnya
adalah penelitian yang berhubungan dengan informasi covid-10 oleh Humas
yang dilakukan oleh Yusak Alvian tentang Propaganda Covid-19 terhadap awareness masyarakat surabaya untuk mengikuti
program kerja pemerintah. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh yang
signifikan antara Propaganda Covid-19 terhadap Awareness (kesadaran).
Hal ini menunjukkan bahwa Propaganda Covid-19 sangat penting dalam hal
meningkatkan kesadaran masyarakat Surabaya mengenai perlindungan terhadap Covid-19 untuk mengikuti program kerja
pemerintah (Alvian & Laudry, 2020).
Dari
pemaparan hasil penelitian diatas, peneliti melihat ada beberapa perbedaan yang
cukup signifikan dari kedua penelitian diatas. Penelitian pertama menunjukan
bahwa strategi Humas melalui proses PR empat Langkah lebih fokus pada gabungan
media konvensional dan media sosial. Hal ini berbeda dengan penelitian ini
karena lebih fokus pada proses PR empat langkah melalui penerapan
nya di media sosial. Kemudian perbedaan pada penelitian yang kedua dengan
penelitian ini adalah pada proses penyampaian informasinya. Fokus pada
penelitian tersebut adalah bagaimana propaganda mempengaruhi kesadaran
masyarakat, sedangkan pada penelitian ini adalah bagaimana penyampaian
informasi yang edukatif dan informatif yang disampaikan Humas Provinsi
Gorontalo melalui media sosial.
Penggunaan
media sosial dalam kegiatan PR belakangan ini mulai diterapkan apalagi di
tengah pandemi seperti sekarang. Anjuran untuk bekerja dari rumah atau work
from home (WFH)
menjadi salah satu alasan terbesarnya, penyampaian infomasi mengenai Covid-19 oleh Humas tidak perlu lagi
dilihat melalui koran ataupun media konvensional lainnya. Cukup dengan
menggunakan handphone dan internet masyarakat bisa dengan mudah
mengakses informasi melalui media sosial. media sosial Facebook sendiri
telah menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia, Media sosial Facebook ini
telah memiliki 2,6 Miliar pengguna di seluruh dunia (Sumartiningtyas, 2020).
Selain akrab dengan masyarakat umum, Facebook
sendiri sering digunakan oleh para
tokoh Daerah hingga tokoh Negara, seperti yang dilakukan oleh Bupati
Purwakarta, Dedi Mulyadi (Soffani & Nugroho, 2019).
Urgensi dari penelitian ini semakin terlihat bahwa
di tengah pandemi covid-19
seperti sekarang perlu
adanya perencanaan dan proses PR yang strategis dari Humas dalam hal
penyampaian informasi. Hal ini dikarenakan peran pemerintah sangat penting
dalam menekan penyebaran Covid-19
serta edukasi terhadap masyarakat juga
penting agar kesadaran dapat timbul di masyarakat.
Peneliti menilai bahwa perlunya untuk menganalisis
perencanaan dan proses PR yang dilakukan oleh
Humas Provinsi Gorontalo, menilai
dari adanya data pada November 2020 kemarin mengenai Provinsi Gorontalo yang
menjadi daerah dengan penyebaran Covid-19 terendah dari seluruh daerah yang ada di Indonesia (Rahmat, 2020).
Dengan begitu bisa menjadi masukan kepada daerah Gorontalo pada khusunya dan
daerah lain pada umumnya untuk memperhatikan bahwa penyampaian informasi
mengenai Covid-19
dan meningkatkan kesadaran masyarakat
sangat penting di tengah pandemi ini.
Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, serta dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2013).
Metode penelitian kualitatif menekankan pada subyektifitas peneliti sebagai instrumen dalam penelitian, maka dari itu
hasil penelitian ini tidak dapat
di generalisir. Pendekatan ini cocok untuk
memahami dan mendeskripsikan
fenomena-fenomena secara subyektif dan mengutamakan persepsi dari peneliti
itu sendiri.
(Cresswell, 2017)
mendefiniskan pendekatan kualitatif sebagai suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan
menciptakan gambaran menyeluruh serta kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari para sumber informasi dengan latar yang alamiah (Mulyadi, Basuki, & Prabowo, 2019).
Teknik penarikan
informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yakni pemilihan
informan berdasarkan kapabilitas informan terhadap data dari penelitian ini. Informan-informan yang dipilih merupakan orang-orang yang terlibat
secara langsung terhadap pengumpulan data dalam penelitian ini.
Kemudian pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari
tiga tahap, tahap pertama yaitu
wawancara mendalam (depth
interview), lalu tahap kedua yaitu observasi
partisipan, dan yang ketiga
adalah dokumentasi.
Teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari empat tahap.
(1) pengumpulan data, (2) reduksi
data, (3) penyajian data, (4) penarikan
kesimpulan. Data disajikan dalam bentuk uraian
atau deskripsi dengan maksud agar data dapat dipahami dan selanjutnya ke tahap berikutnya.
Hasil dan Pembahasan
Fokus pada penelitian ini adalah untuk
menganalisis Facebook
dalam penyampaian informasi Covid-19 oleh pemerintah Provinsi Gorontalo, hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyampaian
informasi Covid-19 menggunakan Facebook oleh Pemerintah
Provinsi Gorontalo melalui
Humas menggunakan tahapan
PR empat Langkah. Proses ini
terdiri dari (1) mendefinisikan problem PR (2) Perencanaan
dan Pemograman (3) mengambil
tindakan dan berkomunikasi
(4) mengevaluasi Program.
A.
Mendefinisikan Problem PR
Dari hasil temuan peneliti
melalui wawancara, proses pendefinisian problem dari PR ini dalam hal
ini adalah Covid-19.
Pemerintah melalui Humas meyakini bahwa di tengah pandemi Covid-19 kebutuhan informasi masyarakat sangat besar dan dituntut untuk menyampaikan informasi secara cepat dan faktual. Oleh karena itu dinilai
bahwa penggunaan media sosial sangatlah tepat, secara real time Humas bisa menyampaikan perkembangan terkini mengenai Covid-19 baik kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah
pusat maupun daerah.
Penggunaan Facebook bisa
mengatasi masalah kebutuhan informasi yang cepat dari masyarakat.
Dengan begitu dapat memaksimalkan pencegahan penyebaran Covid-19
dan menambah kesadaran masyarakat akan Kesehatan.
B.
Perencanaan dan Pemrograman
Proses kedua yaitu perencanaan
dan pemograman, proses ini bisa dibilang merupakan
proses yang paling krusial. Semua
proses membutuhkan perencanaan,
maka dari itu tahap perencanaan
ini harus diberi perhatian lebih agar keseluruhan proses dapat berjalan dengan baik. Adapun dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan Facebook
dalam penyampaian informasi Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo
Humas Provinsi Gorontalo melalukan perencanaan dimulai dari menyiapkan konten apa saja
yang akan disampaikan. Bahkan pemerintah Provinsi Gorontalo telah membuat peraturan Gubernur mengenai pencegahan covid-19 di Provinsi
Gorontalo, selanjutnya konten-konten
tersebut dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Untuk lebih menarik perhatian
masyarakat, Humas Provinsi
Gorontalo an begitu masyarakat bisa lebih sadar dan menjaga protokol Kesehatan dan akhirnya tujuan dari penyampaimembuat hiburan seperti meme di Facebook Humas. Konten-konten
yang di muat di Facebook dibuat informatif
dan edukatif agar masyarakat
lebih paham dengan isi pesan,
dengan informasi yaitu pencegahan penyebaran Covid-19 dapat tercapai.
Dalam proses perencanaan juga, Humas Provinsi
Gorontalo berkoordinasi dengan
SKPD terkait agar proses kampanye
bisa bersinergi dengan baik. Adanya
koordinasi dengan SKPD terkait dapat membuat
konten-konten yang dimuat
di Facebook Humas Provinsi Gorontalo lebih beragam dan membuat masyarakat lebih tertarik untuk membaca nya.
C.
Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi
Proses ketiga adalah mengambil
tindakan dan berkomunikasi.
Setelah melakukan perencanaan,
proses selanjutnya adalah
proses aksi nya. Berdasarkan hasil temuan diatas, bisa dilihat bahwa
Humas Provinsi Gorontalo dalam
hal penyampaian pesan melalui konten-konten
di Facebook memilih
pesan yang aktual dan sesuai dengan kondisi
sebenarnya di lapangan.
Humas Provinsi Gorontalo berusaha
untuk tidak menggiring opini publik ke arah
yang salah, dengan demikian
tidak terjadi silang sengkarut informasi di masyarakat.
Dengan adanya informasi dari Humas ini, diharapkan dapat meminimalisir ataupun mencegah informasi-informasi yang
menyesatkan di masyarakat terkait Covid-19. Dari hasil temuan diatas juga bisa dilihat bahwa
Humas Provinsi Gorontalo menggunakan
media sosial Facebook
sebagai media utama penyampaian informasi melalui media sosial, hal ini dinilai
karena Facebook merupakan
media sosial Humas yang paling banyak
diikuti oleh masyarakat
Gorontalo.
Dalam proses berkomunikasi ini juga ditentukan pemillihan waktu , hal ini dilakukan
agar bisa memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dari hasil wawancara, bisa dilihat bahwa Humas Provinsi Gorontalo selalu memperbaharui informasi secara real time, dalam artian setiap perkembangan
kasus dan juga kondisi terkini mengenai Covid-19
di Provinsi Gorontalo dimuat
saat itu juga di Facebook Humas. Hal tersebut tentu akan berbeda jika
informasi-informasi tersebut
disampaikan melalui media konvensional lainnya. Pemilihan media sosial Facebook ini
cukup tepat, melihat situasi dan kondisi saat ini
yang menuntut informasi
yang serba cepat.
Selanjutnya dalam proses berkomunikasi adalah target penyebaran informasi, penentuan target ini penting karena
dapat menentukan efektifnya penyampaian informasi yang dilakukan. Dari hasil temuan berupa
wawancara, Humas Provinsi
Gorontalo menargetkan seluruh
masyarakat Gorontalo sebagai
target penyampaian informasinya.
Namun secara teknis, media sosial membutuhkan jaringan internet untuk mengaksesnya. Selama terhubung dengan internet, seluruh masyarakat Gorontalo bisa mengakses Facebook
Humas ini.
Dengan menargetkan seluruh masyarakat Gorontalo, maka masyarakat di perbatasan Provinsi juga termasuk. Sebagai contoh misalnya Pemerintah Provinsi Gorontalo menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka peran masyarakat
di sekitar perbatasan Provinsi sangat penting dalam hal
ini. Humas Provinsi
Gorontalo menambahkan bahwa
target dari penyampaian informasi yang dilakukan adalah sebanyak-banyak nya dan seluas-luasnya. Hal ini dikarenakan untuk menambah kesadaran masyarakat akan Covid-19.
D.
Mengevaluasi Program
Proses terakhir dalam tahapan ini adalah
mengevaluasi program. Proses penyampaian
informasi juga membutuhkan evaluasi untuk menilai apakah sudah berjalan dengan baik atau
tidak. Dikarenakan proses ini adalah proses evaluasi, maka peneliti berinisiatif untuk mendapatkan umpan balik dari
masyarakat yang menjadi publik dari Humas Provinsi Gorontalo. Hal ini untuk menilai apakah
penyampaian informasi oleh
Humas Provinsi Gorontalo sudah
berjalan dengan baik dan bisa mengubah
sikap, opini, dan perilaku dari masyarakat
tersebut sesuai dengan konsep strategi komunikasi.
Humas Provinsi Gorontalo saat ini mengakui bahwa
seluruh lapisan masyarakat Gorontalo telah mengetahui apa itu Covid-19, dan ini menjadi bukti bahwa
penyampaian informasi yang dilakukan melalui Facebook sudah
berjalan dengan cukup baik selama
ini. Indikasi lainnya adalah masyarakat mulai mematuhi protokol Kesehatan, terbukti hampir seluruh area perbelanjaan dan tempat-tempat umum menyediakan tempat cuci tangan. Pesan-pesan
yang disampaikan di Facebook Humas ini juga mendapatkan perhatian publik dengan cara
dibagikan di media sosial mereka masing-masing, hal ini semakin menambah
efektifnya penyampaian informasi yang dilakukan dan lebih menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Setelah mengevaluasi dari internal Humas Provinsi Gorontalo, peneliti mencari data tambahan dari masyarakat yang menjadi publik dari Humas untuk mengetahui sikap, opini, dan perilaku publik setelah mengikuti konten-konten Humas di Facebook.
Pertama mengenai sikap, dari hasil temuan
peneliti berupa wawancara Bersama masyarakat ditemukan bahwa terjadi perubahan sikap setelah mengikuti
akun Facebook
Humas Provinsi Gorontalo. Ada masyarakat
yang merasa biasa-biasa saja sebelum melihat
konten mengenai Covid-19
di Facebook Humas, ada juga yang bersikap acuh tak acuh
dengan Covid-19 karena menganggap
Covid-19 bukan sesuatu yang berbahaya. Namun setelah melihat konten-konten yang dimuat di Facebook Humas, masyarakat
mulai sadar tentang bahaya Covid-19
dan lebih menjaga protokol Kesehatan.
Artinya adalah unsur perubahan
sikap terjadi terhadap masyarakat setelah Humas Provinsi Gorontalo menyampaikan informasi Covid-19
di Provinsi Gorontalo melalui
media sosial Facebook
dalam menyampaikan informasi. Jika mengacu pada konsep strategi komunikasi, hal ini sudah
sesuai karena� selain
menginformasikan mengenai tujuan dari komunikasi,
juga menitik beratkan untuk memberikan kesadaran dalam benak masyarakat. Perubahan sikap merupakan salah satu indikasi nya.
Perubahan sikap ini merupakan
salah satu Langkah besar dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh Humas Provinsi Gorontalo dan juga diharapkan
semakin banyak masyarakat yang sadar tentang pencegahan Covid-19
dan penerapan protokol
Kesehatan diterapkan dengan
baik oleh masyarakat.
Selanjutnya adalah opini, komunikasi
yang efektif adalah dapat mengubah opini komunikan. Begitu juga dengan penyampaian informasi, terlebih lagi dilakukan
dalam upaya pencegahan Covid-19. Opini masyarakat
sangat penting dalam upaya ini,
dengan adanya opini masyarakat, pemerintah dapat menilai sejauh mana penyampaian informasi yang dilakukan serta memberikan evaluasi terhadap kinerja pemerintah mengenai pencegahan Covid-19.
Berdasarkan hasil temuan peneliti,
terjadi perubahan opini oleh masyarakat setelah mengikuti konten di Facebook
Humas Provinsi Gorontalo. Pada awalnya
ada yang menganggap Covid-19 sama seperti flu biasa, ada juga yang menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran. Hal ini yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi Gorontalo,
oleh karena itu Humas berupaya untuk menyampaikan informasi secara informatif dan edukatif dengan harapan bisa mencegah
hal-hal tersebut terjadi di masyarakat.
Dengan penyampaian secara informatif dan edukatif membuat opini-opini yang tidak tepat di masyarakat dapat diluruskan. Media sosial Facebook menjadi
hal yang sangat berpengaruh dalam hal ini, karena
secara real time Humas dapat
memperbaharui informasi mereka.
Terakhir adalah adanya perubahan
perilaku, proses penyampaian
informasi dapat dikatakan berhasil jika dapat mengubah
perilaku publik. Dalam penelitian ini menekankan pada perilaku publik di tengah pandemi Covid-19,
hal ini penting
karena sangat mempengaruhi upaya Pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran Covid-19.
Berdasarkan hasil temuan peneliti,
dalam penyampaian informasi mengenai Covid-19
di Provinsi Gorontalo melalui
media sosial Facebook
ditemukan bahwa terjadi perubahan perilaku oleh masyarakat setelah mengikuti konten mengenai covid di media sosial Facebook
Humas Provinsi Gorontalo. Para informan
yang diwawancarai mengakui bahwa konten-konten yang dimuat di media sosial Facebook Humas tersebut
dapat mempengaruhi perilaku mereka baik dalam aktivitas
sehari-hari maupun dalam hal penerapan
protokol Kesehatan.
Mulai timbul kesadaran terhadap Kesehatan setelah mengikuti konten di media sosial Facebook
Humas Provinsi Gorontalo, konten-konten
yang disampaikan secara informatif dan edukatif tersebut dapat mengedukasi masyarakat serta menghilangkan kekhawatiran berlebih terhadap Covid-19. Pemerintah pusat melalui pemerintah
daerah saat ini tengah menerapkan
kebiasaan hidup baru atau new normal life, dan perubahan perilaku tersebut tidak akan tercapai
jika tidak di komunikasikan dengan baik kepada masyarakat.
Hal tersebut yang diupayakan
oleh Pemerintah Provinsi
Gorontalo melalui Humas, penyampaian
informasi yang informatif
dan edukatif untuk dapat mengubah perilaku masyarakat dalam penerapan new normal life. Penelitian
mengeai praktik PR dalam masa pandemi covid-19 telah
dilakukan sebelumnya, salah
satunya yang dilakukan oleh
Wahdaniah & Wahid pada tahun
2020 mengenai Strategi
Manajemen Krisis Public Relations TNI Angkatan Laut dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19.
Yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah lokasi dan
objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objeknya adalah Humas
Provinsi Gorontalo, terlebih lagi yang menjadi hal baru dalam penelitian ini
adalah media sosial yang menjadi faktor utama dalam kegiatan penyampaian
informasi yang dilakukan oleh Humas Provinsi Gorontalo.
Kesimpulan
Penyampaian informasi mengenai Covid-19 melalui
media sosial Facebook
Humas melalui media sosial dalam menyampaikan informasi Covid-19
di Provinsi Gorontalo terdapat
proses dan perencanaan PR yang sesuai
dengan model PR empat langkah. Keempat proses itu yaitu (1) mendefinisikan
masalah, kemudian (2) perencanaan dan pemograman, selanjutnya (3) mengambil tindakan dan berkomunikasi, dan
yang terakhir (4) evaluasi
program. Keempat proses ini
telah dijalankan dengan baik oleh Humas Provinsi Gorontalo dalam proses kampanye melalui media sosial dalam menyampaikan
informasi mengenai Covid-19 di Provinsi Gorontalo.
BIBLIOGRAFI
Alvian, Yusak, & Laudry, Steven. (2020). Propaganda
covid-19 terhadap awareness masyarakat surabaya untuk mengikuti program kerja
pemerintah. Jurnal Komunikasi Profesional, 4(1).
https://doi.org/10.25139/jkp.v4i1.2569 Google Scholar
Cresswell, J. W. (2017). Research Design : Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar
Cutlip, Scott M., Center, Allen H., & Broom, Glen M. (2011). Effective
Public Relations (9th ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kesaulya, Charlene Mabelle Reina Ulyanti, & Soewarso, Kiki. (2019).
Perencanaan Kampanye Public Relations �Mari Bersatu Permata Bunda� Untuk
Meningkatkan Awareness Masyarakat Sekitar Terhadap Sekolah TK-SD-SMP Permata
Bunda. Jurnal Komunikasi Profesional, 3(1), 18.
https://doi.org/10.25139/jkp.v3i1.1708 Google Scholar
Mahriva, Mokhammad Naigam. (2020). Corporate Communication Pt. Xl Axiata
Tbk. Merespon Masa Krisis Pandemi Virus Covid-19. Wacana: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi, 19(1), 137. https://doi.org/10.32509/wacana.v19i1.1044 Google Scholar
Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mosal. Google Scholar
Mulyadi, Seto, Basuki, A. M. Heru, & Prabowo, Hendro. (2019). Metode
Penelitian Kualitatif dan Mixed Method. Depok: Rajagrafindo Persada. Google
Scholar
Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya,
dan Sosioteknologi (Nunik Siti Nurbaya, Ed.). Bandung: Simbiosa Rekatama
Media. Google Scholar
Ningsih, Cakra. (2019). Strategi Humas Dalam Mensosialisasikan Kebijakan
Umkm Partai Perindo. Jurnal Pustaka Komunikasi, 02(01), 13.
https://doi.org/https://doi.org/10.32509/pustakom.v2i1.863 Google Scholar
Nurudin. (2017). Perkembangan Teknologi Komunikasi (1st ed.).
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Rahmat, Yudi. (2020). Gorontalo Urutan Pertama Persentase Kasus Covid-19
Terendah.
Ruslan, Rosady. (2013). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Google Scholar
Simatupang, Oktolina. (2020). Kompetensi Humas Pemerintah Dalam Menghadapi
Era Industri 4.0. Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan), 21(1),
85. https://doi.org/10.31346/jpikom.v21i1.2503
Soffani, Ainun, & Nugroho,
Catur. (2019). Unsur Budaya Dalam Media Sosial: Studi Pada Facebook Kang Dedi
Mulyadi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 03(02).
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jmk.v3i2.12936 Google Scholar
Sugianto, Arifin, & Sembiring, Antonius Wilson. (2018). Kampanye
Public Relations Dalam Membentuk Sikap Positif Khalayak (Studi pada Kampanye
Kawasan Bebas Rokok yang Diimplementasikan oleh Universitas Sari Mutiara
Indonesia). Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi, 2(1). 45-60. Google Scholar
Sumartiningtyas, Holy Kartika Nurwigati. (2020). Era Media Sosial Facebook
Jadi yang Terpopuler di Indonesia.
Wahdaniah, Infra, & Wahid, Umaimah. (2020). Strategi Manajemen Krisis
Public Relations TNI Angkatan Laut dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Warta
ISKI, 3(2), 160�167. https://doi.org/10.25008/wartaiski.v3i02.72 Google Scholar
Wiratmo, Liliek Budiastuti, Irfan, Noor, & Kuwatono, Kuwatono. (2017).
Website Pemerintah Daerah sebagai Sarana Online Public Relations. Jurnal
Aspikom, 3(2), 14. Google Scholar
Copyright holder: Cahyadi Saputra Akasse, Muhammad Akbar,
Arianto (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |