Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN
: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
1, No 4 Desember 2016
PENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY
MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD
Khaerudin
SMAN 2 Cirebon
email:[email protected]
Abstrak
Dalam pembelajaran bahasa inggris terdapat empat keterampilan
yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Untuk dapat menguasai
keterampilan bahasa inggris tersebut maka hal mutlak yang harus dimiliki adalah
penguasaan terhadap kosakata (vocabulary). Seseorang yang menguasai kosakata
lebih banyak maka dipastikan juga mampu menguasai keempat keterampilan bahasa
inggris dengan baik. Kelas X1
�
Kata Kunci : Guess Word,
Hasil Belajar, Vocabulary
Pendahuluan
Dalam pembelajaran bahasa inggris terdapat empat keahlian yang terdiri dari membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Untuk
dapat menguasai keterampilan bahasa inggris tersebut maka hal mutlak
yang wajib dimiliki adalah penguasaan terhadap kosakata (vocabulary). Siapapun yang mampu menguasai kosakata lebih banyak maka
dipastikan juga mampu menguasai keempat keterampilan bahasa dengan baik. sebagian besar siswa merasa �takut� ketika mendapat
pembelajaran bahasa inggris, salah satu faktornya dikarenakan siswa tidak paham
dengan bahasa inggris. Ketidakpahaman ini dikarenakan minimnya kosakata bahasa inggris yang dikuasai. Hal ini senada dengan pendapat Stahl
dan Nagy yang intinya mengatakan bahwa orang yang
menguasai lebih banyak kosakata akan mampu menguasai dunia (Stahl dan Nagy 2005).
Kelas
X1 IPA 3 SMAN 2 Cirebon adalah kelas yang memiliki nilai bahasa
Inggris paling rendah dibandingkan dengan kelas XI lainnya yang diampu penulis.
Pencapaian nilai rata-rata hanya 73,5 sedangkan nilai KKM siswa 78 dengan
rata-rata kelas 86. Begitu pula dengan ketuntasan belajar hanya 45,5% sedangkan
standar ketuntasan belajar 84% . Setelah dilakukan observasi, tampak bahwa siswa dalam kelas tersebut kurang semangat ketika
mengikuti pembelajaran,
salah satunya disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap bahasa
inggris, ketidakpahaman tersebut dikarenakan minimnya vocabulary yang dikuasai. Tenaga
pengajar sebaiknya lebih inovatif dalam menerapkan model yang menyenangkan dan attractive sehingga siswa memiliki
motivasi yang tinggi �ketika berlangsungnya proses belajar mengajar
terutama terkait
penguasaan vocabulary. Kurangnya hasrat penguasaan kosakata dikarenakan teknik belajar yang kurang
inovatif dan
masih menggunakan teacher oriented. Untuk itu, tenaga pendidik sebaiknya
dapat berinovasi
dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan pengembangan model pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kemampuan penguasaan vocabulary adalah model Guess Word yaitu teknik pembelajaran yang menuntut keterampilan siswa dalam
penguasaan vocabulary. Guess
Word menuntut siswa untuk memberikan jawaban yang ditentukan, setiap siswa
bebas menggunakan vocabulary yang dimiliki dengan
syarat
permainan dapat berjalan sesuai peraturan. Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Peningkatan Penguasaan Vocabulary, Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Guess Word pada Siswa Kelas XI IPA 3
SMAN 2 Cirebon.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Oktober dan November
semester satu tahun ajaran 2016/2017. Siklus penelitian ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI
IPA 3 SMA Negeri 2 Kota Cirebon dengan jumlah 44 orang. Fokus penelitian yaitu penguasaan vocabulary, hasil belajar dan guess word. Ketiga fokus penelitian
dioperasionalkan sebagai berikut:
1.
Vocabulary (Kosa
Kata)
Kosakata merupakan
kata-kata yang
diajarkan dalam bahasa asing. (Penny:1991). Sedangkan Barnhart mengartikan
vocabulary adalah " (1) stock
of words used by person, class of people, profession, etc. (2) a collection or
list of words, usually in alphabetical order and defined." (Barnhart:
2008). Dari pengertian di atas dapat dipetik
kesimpulan bahwa
vocabulary (kosakata) adalah kumpulan
kata-kata ataupun frasa yang biasanya disusun secara berurutan dan
diterjemahkan. Kesulitan siswa dalam mempelajari bahasa inggris dikarenakan minimnya penguasaan kosakata. Standar banyaknya kosakata untuk
pemula yaitu 2500-5000 kata, �sedangkan
pelajar di
Indonesia jarang yang memiliki standar kosakata
tersebut. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan bahasa inggris hanya pada beberapa
hal dan tempat, sedangkan untuk penguasaan bahasa inggris diperlukan pembiasaan.
Dalam mempelajari kosakata, diperlukan langkah-langkah yang efektif yaitu: (1) memiliki sumber untuk bertemu dengan kata-kata baru; (2)
memiliki gambaran (image) yang jelas baik berupa visual maupun audio mengenai bentuk dari kata-kata
baru; (3) mempelajari makna kata-kata tersebut; (4) memiliki kaitan ingatan
yang kuat antara bentuk dan makna kata-kata baru tadi; (5) menggunakan
kata-kata tersebut Cameron (2001). Dalam mempelajari langkah-langkah di atas tentunya tidak hanya sekali tetapi harus
berulang-ulang. Kata baru harus dimunculkan minimal lima kali dalam sebuah buku pelajaran. Hal ini
dilakukan agar siswa mampu melakukan review terhadap kosakata yang pernah dipelajarinya (Cameron 2001). Dalam pengajaran kosakata sebaiknya dilakukan pendekatan
yang lebih terencana dibanding insidental, dimana pengajaran difokuskan
pada bagian-bagian yang esensial dari materi pembelajaran (Nation: 1974). Dalam penelitian ini, �indikator ketercapaian dirumuskan dari kemampuan kelompok dalam menyusun vocabulary menggunakan model guess
word dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
18-20 = Sangat tinggi
b.
15-17 = Tinggi
c.
10-14 = Cukup
d.
>10 = Buruk.
2.
Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara
individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan
dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Adapun pengertian prestasi belajar dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini
prestasi/hasil belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa
setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh
pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang
dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka
waktu tertentu, umumnya hasil belajar yang
diterapkan sekolah adalah berupa pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai
indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
disampaikannya, biasanya hasil belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau
kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini, indikator
ketercapaian ketuntasan belajar 84% dengan rata-rata nilai kelas 86 dan KKM 78.
3.
Model Guess Word
Guess Word adalah sebuah teknik pembelajaran yang menuntut keahlian siswa dalam penguasaan kosakata. Model pembelajaran
ini mengharuskan siswa untuk memberi jawaban yang ditentukan. Setiap siswa dapat menggunakan kosakata secara bebas dengan syarat permainan
tetap berjalan sesuai peraturan. Sebagai contoh, guru memberikan topik Jungle untuk setiap kelompok siswa. Maka tiap siswa dalam kelompok dituntut dapat menyambung akhir huruf kata topik tersebut sebagai berikut: Jungle,
Eagle, Egg, Giraffe, dan seterusnya. Jika
salah satu siswa dalam kelompok memberi jawaban yang aneh, maka siswa tersebut dituntut untuk memberi alasan pendukung agar jawabannya dapat
diterima oleh seluruh kelompok. �
Instrumen pengumpulan data terdiri dari tes dan observasi. Untuk
pengambilan data mengenai aktivitas belajar kelompok dan kemampuan siswa dalam penguasaan vocabulary dilakukan observasi sedangkan untuk hasil belajar dilakukan tes tulis.
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes tulis mengenai kemampuan
penguasaan vocabulary pada siswa
kelas XI IPA 3 SMAN 2 Cirebon dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Selanjutnya menghitung nilai penguasaan vocabulary
setiap kelompok dan hasil belajar berdasarkan hasil pengamatan dan tes setiap
siklus. Indikator keberhasilan pembelajaran yaitu jika adanya peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 86 dan ketuntasan
belajar yaitu 84%. (standar KKM SMAN 2 Cirebon kelas XI IPA). Perlakuan
dianggap berhasil apabila tercapai ke tiga indikator tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Siswa Kelas XI IPA 3 berjumlah 44 siswa. Aktivitas belajar pada kondisi
awal terlihat siswa kurang antusias dan semangat dalam proses pembelajaran. Keengganan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ketika guru bertanya pun hanya
sedikit yang menjawab pertanyaan, itupun harus ditunjuk, bukan atas inisiatif
sendiri.
Ketika guru meminta siswa
membaca dialog,
hanya sekedar melaksanakan aktivitas membaca saja, sebagian siswa menunjukkan
sikap terbebani dan merasa sulit. Hanya sebagian kecil saja yang menunjukkan
kesungguhan dengan berusaha membacakan dialog. Aktivitas
siswa pada tahap pra siklus ditunjukan oleh tabel berikut ini:
Tabel
1
Aktifitas
Belajar Siswa pada tahap Pra Siklus
No |
Aspek Yang Diminati |
Frekuensi aktivitas siswa |
|||
Aktif |
Tidak Aktif |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Mengemukakan pendapat di depan kelas |
25 |
56,8 |
19 |
43,2 |
2 |
Memberikan jawaban atas pertanyaan guru |
17 |
38,6 |
27 |
61,4 |
3 |
Mengajukan pertanyaan pada guru |
18 |
40,9 |
26 |
59,1 |
4 |
Berdialog dengan sesama teman |
15 |
34,1 |
29 |
65,9 |
5 |
Menggunakan kata (vocabulary) secara benar |
10 |
22,7 |
34 |
77,3 |
|
Rata-Rata |
|
38,6 |
|
|
|
Kategori |
|
Kurang |
|
|
Berdasarkan
tabel di atas tingkat aktivitas siswa hanya 38,6% atau berada pada kategori
kurang. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru
masih bersifat Teacher Learning Center
sehingga kurang dapat menggali potensi siswa. Aktivitas belajar yang masih
kurang, mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa yang ditunjukan oleh tabel
di bawah ini:
Tabel
2
Hasil
Belajar Siswa Pada tahap Pra Siklus
Nilai |
Nilai
≥78 |
KKM Mapel
Bahasa Inggris |
|
Jumlah |
% |
||
Jumlah
siswa bernilai < 78 |
22 |
54,5 |
78 |
Jumlah
siswa bernilai ≥78 |
20 |
45,5 |
|
Nilai
tertinggi |
85 |
|
|
Nilai
terendah |
40 |
||
Nilai
rata-rata |
73,5 |
Berdasarkan tabel tersebut, dari 44 siswa Kelas XI IPA 3 yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau hanya 45,5% Sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 54,5%. Sesuai tabel tersebut, dari 44 siswa Kelas XI IPA 3 yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau 45,5%. Sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 54,5%. Sedangkan rata-rata nilai kelas siswa
73,5, padahal nilai standar rata-rata kelas adalah 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dalam memahami
topik Expressions of relief, pain, and pleasure
masih rendah meskipun guru sudah menunjukkan aktivitas yang sangat
baik yang dibuktikan dengan penyiapan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang baik.
Guru masih menerapkan model konvensional dalam proses
pembelajaran, dimana sebagian besar masih berfokus pada guru atau yang sering
disebut dengan Teacher Learning Center.
Hal tersebut tentu saja membuat
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran rendah yang berujung pada
ketidakaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru perlu meningkatkan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis
menggunakan model guees word dalam
meningkatkan penguasaan vocabulary.
Siklus pertama
dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama pembelajaran dimulai dengan
pembahasan terkait dan pengenalan konsep model Guess Word. Pada pertemuan kedua siklus pertama, para siswa membentuk kelompok dan membuat vocabulary dengan menggunakan model guess word. Setelah itu, setiap
kelompok menghapalkan dan membacakan vocabulary
yang telah disusun sesuai dengan tema. Dari hasil pengamatan
siswa amat antusias berusaha menyususn vocabulary
sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Tampak sekali antar anggota
berkelompok untuk menemukan vocabulary
yang sesuai dengan tema. Antusias siswa juga terlihat dengan keberanian
bertanya kepada guru tentang vocabulary
yang telah mereka buat, suatu hal yang tidak mungkin siswa lakukan apabila
proses pembelajaran dengan metode ceramah. Suasana pembelajaran nampak lebih hidup
dari awal penyusunan vocabulary
hingga hasil dibacakan oleh masing masing kelompok. Semua kelompok� berusaha menunjukkan kemampuan menghapal vocabulary. Sedangkan kelompok lain
menyimak susunan vocabulary dan
mengkritisi jika ada vocabulary yang
keluar dari tema, sedangkan kelompok yang maju untuk membacakan hapalan vocabulary berusaha mempertahankan
pendapatnya. Suasana proses pembelajaran terasa tidak menjemukan, partisipasi
siswa begitu terlihat. Respon siswa terpancar dari wajah siswa mengikuti
pelajaran ini, sehingga mereka dengan kesadaran yang cukup tinggi ikut terlibat
aktif melaksanakan kegiatan menyusun vocabulary
sebaik mungkin sesuai dengan tema meskipun tidak dipungkiri ada beberapa siswa
masih belum antusias pada pelajaran ini. Peningkatan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran ditunjukan oleh tabel di bawah ini:
Tabel 3
Aktivitas
Belajar Siswa Pada Tahap Siklus I
No |
Aspek Yang Diminati |
Frekuensi aktivitas siswa |
|||
Aktif |
Tidak Aktif |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Mengemukakan pendapat di depan kelas |
33 |
75 |
11 |
25 |
2 |
Memberikan jawaban atas pertanyaan guru |
26 |
59,1 |
18 |
40,9 |
3 |
Mengajukan pertanyaan pada guru |
27 |
61,4 |
17 |
38,6 |
4 |
Berdialog dengan sesama teman |
24 |
54,5 |
20 |
45,5 |
5 |
Menggunakan kata (vocabulary) secara benar |
19 |
43,2 |
25 |
56,8 |
|
Rata-Rata |
|
58.6% |
|
|
|
Kategori |
|
Cukup |
|
|
Berdasarkan lembar
observasi siswa, siswa mulai terlibat aktif dibandingkan dengan proses
pembelajaran sebelum menggunakan model guess
word. Untuk siswa yang mengemukakan pendapat di depan kelas lebih banyak,
hal ini disebabkan karena kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sehingga
kompetisi untuk menjadi kelompok terbaik mulai terasa. Hal ini terlihat dari
banyaknya siswa yang berani mengemukakan pendapat di depan kelas yaitu sebanyak
33 orang dan yang mulai berdialog dengan teman sebanyak 24 orang. Siswa
menjawab pertanyaan dari guru sebanyak sebanyak 26, siswa yang mengajukan
pertanyaan sebanyak 27 siswa serta siswa yang menggunakan vocabulary dengan
baik dan benar sebanyak 19 orang. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat
aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan dari 38,6 pada pra siklus menjadi
58,6. Walaupun terjadi peningkatan namun belum memenuhi standar keaktifan
belajar yaitu 80. Peningkatan aktivitas belajar siswa diikuti dengan
peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan tabel di abwah ini:
Tabel 4
Hasil Belajar
pada Siklus I
Nilai |
Nilai
≥78 |
KKM Mapel
Bahasa Inggris |
|
Jumlah |
% |
||
Jumlah
siswa bernilai < 78 |
11 |
25% |
86 |
Jumlah
siswa bernilai ≥78 |
33 |
75% |
|
Nilai
tertinggi |
90 |
|
|
Nilai
terendah |
55 |
||
Nilai
rata-rata |
84,2 |
Berdasarkan
tabel di atas terlihat peningkatan pada hasil belajar, untuk nilai rata-rata
naik dari 73,5 pada pra siklus menjadi 84,2 dengan ketuntasan belajar 75%
mengalami kenaikan dari pra siklus 45,5%. Kemampuan penguasaan vocabulary siswa didapat dari banyaknya
kata yang dapat disusun dan dihafal oleh setiap kelompok. Berikut ini, tabel
yang menunjukan pencapaian kemampuan penguasaan vocabulary.
Tabel 5
Kemampuan Penguasaan Vocabulary Pada Siklus I
NO |
NILAI |
JUMLAH
KELOMPOK |
SKOR |
1 |
18-20 |
3 |
56 |
2 |
15-17 |
3 |
49 |
3 |
10-14 |
5 |
62 |
4 |
<
10 |
|
|
|
Total |
|
167 |
|
Rata-Rata |
|
15,2 |
|
Kategori |
|
Baik |
Tabel di atas
menunjukan jumlah kelompok sebanyak 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 4 orang. Kelompok dengan jumah vocabulary 18-20 sebanyak 3 kelompok, 15-17
sebanyak 3 kelompok dan 10-14 sebanyak 5 kelompok. Berdasarkan hasil tersebut
didapat rata-rata kemampuan penguasaan vocabulary
15,2 dan berada pada kategori baik. Walaupun aktivitas belajar dan hasil
belajar mengalami peningkatan� dan kemampuan
penguasaan vocabulary berada pada
kategori baik namun ketercapaian indikator belum terpenuhi. Untuk itu
diperlukan tahap selanjutnya yang terangkum dalam siklus II.
Pada siklus II, setiap
kelompok diberikan waktu dalam menyusun dan menghafal vocabulary sehingga aktivitas dalam kelompok terlihat lebih aktif
dan semangat karena penyusunan vocabulary
dibatasi oleh waktu. Berikut ini tabel yang menunjukan aktivitas belajar pada
sikus II.
Tabel 6
Aktivitas
Belajar Siswa Pada Tahap Siklus II
No |
Aspek Yang Diminati |
Frekuensi aktivitas siswa |
|||
Aktif |
Tidak Aktif |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Mengemukakan pendapat di depan
kelas |
42 |
95,5 |
2 |
0,5 |
2 |
Memberikan jawaban atas
pertanyaan guru |
35 |
79,5 |
9 |
20,5 |
3 |
Mengajukan pertanyaan pada guru |
36 |
81,8 |
6 |
18,2 |
4 |
Berdialog dengan sesama teman |
34 |
77,3 |
10 |
22,7 |
5 |
Menggunakan kata (vocabulary)
secara benar |
29 |
65,9 |
15 |
34,1 |
|
Rata-Rata |
|
80 |
|
|
Berdasarkan tabel di atas tingkat keaktifan siswa
mengalami kenaikan dari 58,6% menjadi 80% sehingga telah
memenuhi standar keaktifan yaitu 80% dengan kategori baik. Tingkat keaktifan
siswa ini, berpengaruh terhadap peningkatan hafalan kosakata setiap kelompok
yang ditunjukan dengan tabel di bawah ini:
Tabel 7
Kemampuan
Penguasaan Kosakata Siswa Pada Tahap Siklus II
NO |
NILAI |
JUMLAH
KELOMPOK |
SKOR |
1 |
18-20 |
11 |
220 |
2 |
15-17 |
|
|
3 |
10-14 |
|
|
4 |
<
10 |
|
|
|
Total |
|
|
|
Rata-Rata |
|
20 |
|
Kategori |
|
Baik |
Untuk mengetahui kemampuan penguasaan
kosakata bahasa inggris perlu
dipaparkan tabel data pencapaian nilai setiap siswa. Data dalam tabel akan
mencerminkan hasil belajar� siswa yang
terwujud dalam nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, jumlah siswa
tuntas dan jumlah siswa tidak tuntas beserta persentasenya.
Tabel 8
Hasil
Belajar Pada Siklus II
Nilai |
Nilai
≥78 |
KKM Mapel
Bahasa Inggris |
|
Jumlah |
% |
||
Jumlah
siswa bernilai < 78 |
2 |
4,5% |
86 |
Jumlah
siswa bernilai ≥78 |
42 |
95,5% |
|
Nilai
tertinggi |
95 |
|
|
Nilai
terendah |
65 |
||
Nilai
rata-rata |
93,1 |
Tabel di atas
menunjukan nilai rata-rata kelas naik 93,1 dari siklus pertama 84,2 dan
ketuntasan belajar dari 75% pada siklus pertama meningkat 95,5% pada siklus II.
Begitu pula dengan kemampuan penguasaan vocabulary
mengalami peningkatan dari 15 kosakata yang mampu dihafal oleh siswa menjadi 20
kosakata.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian pada pembelajaran
Siklus I dan Siklus II dengan menggunakan �model Guess Word �untuk meningkatkan penguasaan vocabulary
dan hasil belajar Expressions of relief, pain, and pleasure. Pada siklus II kemampuan penguasaan vocabulary siswa telah mencapai standar yaitu mampu menghafal 20
kata. Sedangkan untuk hasil tes tulis Expressions
of relief, pain, and pleasure telah menyelesaikan ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 93,1
dari standar nilai rata-rata KKM 86 dan ketuntasan belajar 95,5% dari standar
84%. Dengan
demikian, penelitian ini dapat dipetik dua simpulan.
1.
Model Guess Word dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan vocabulary di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2
Kota Cirebon semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
2.
Model Guess Word dapat meningkatkan hasil belajar
Expressing of
relief, pain, and pleasure pada siswa Kelas XI
IPA 3 SMA Negeri 2 Kota Cirebon semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
BIBLIOGRAFI
Ahmad Sugeng, Efendi, dkk. 2006. �Buku
Paket Bahasa Inggris. Jakarta: Grafindo
Arikunto, Suharsimi, Suhhardjono,
dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Arikonto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT.Rineka Cipta
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
University Press
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Zummakhsin, Yulia Mufarichah. 2007. Buku Paket Progress. Jakarta: Progress Konsumen. Yogyakarta,
BPFE