Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6,
No. 7, Juli 2021
�
ANALISIS
ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE PADA KLINIK
ADINDA
Silvia
Indah Lestari, Agustian Suseno
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Antrian
akan terjadi bila kebutuhan akan pelayanan melebihi kapasitas fasilitas
pelayanan yang tersedia sehingga pelanggan harus menunggu dengan waktu yang
lebih lama guna mendapat layanan. Tujuan dari penelitian ini adalah agar mengetahui dan
menganalisa tingkat pelayanan yang terjadi di Klinik Adinda yang bertempat
dibekasi. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui
pengamatan secara langsung yang dilakukan pada tanggal 10 mei 2021 samapi 17
mei 2021 dimulai dari pukul 09.00 � 10.00 pagi. Metode yang digunakan pada
penelitian kali ini menggunakan metode Single
Channel Single Phase yang menunjukkan bahwa
jumlah kedatangan dari pasien yang diharapkan melebihi kapasitas yang dapat
dilayani dan berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian yang diperoleh
bahwa karakteristik antrian yang terjadi pada Klinik Adinda yang dengan satu
tahap pelayanan yaitu di bagian administrasi menunjukkan bahwa rata-rata
antrian dalam sistem sebesar � 1 orang, rata-rata dalam antrian sebesar � 4
orang, rata-rata waktu menunggu dalam sistem sebesar � 8 menit, rata-rata waktu
menunggu dalam antrian sebesar � 26 menit, tingkat kesibukan server sebesar �
3%, 6) Tingkat pengangguran server sebesar � 97%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih tingginya tingkat pengangguran server yang mengakibatkan terjadinya antrian didalam sistem Klinik Adinda
ini.
Kata Kunci: klinik; antrian; pelayanan
Abstract
Queues
will occur when the need for service exceeds the capacity of the available
service facilities so that customers have to wait a longer time to get service.
The purpose of this study is to find out and analyze the level of service that
occurs at the Adinda clinic located in Bekasi. The data used in the form of
primary data obtained through direct observations made on May 10 until 2021 to
May 17, 2021 starting from 09.00 - 10.00 am. The method used in this study uses
the Single Channel Single Phase method which shows that the number of arrivals
from patients that are expected to exceed the capacity that can be served and
based on the results obtained in the research obtained, it can be concluded
that the queue characteristics that occur at Adinda Clinic are One stage of
service, namely in the administration section, shows that the average queue in
the system is � 1 person, the average waiting time in the queue is � 4 people,
the average waiting time in the system is � 8 minutes, the average waiting time
in the queue is � 8 minutes. � 26 minutes, server busyness rate of � 3%, 6)
Server unemployment rate of � 97%. The results showed that the server
unemployment rate was still high which resulted in queues in the Adinda Clinic
system.
Keywords:
clinic; Queues; service
Pendahuluan
Antrian adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh konsumen yang sedang menunggu untuk
mendapatkan hak untuk mendapatkan pelayanan. Antrian akan terjadi bila kebutuhan akan pelayanan melebihi kapasitas
fasilitas pelayanan yang tersedia sehingga pelanggan harus menunggu dengan
waktu yang lebih lama guna mendapat layanan.
Sedangkan dalam kehidupan manusia terbiasa dengan serba cepat dan efektif guna
mengurangi waktu yang akan terbuang lebih lama (Nurfitria
et al., 2015). Penelitian Operasional atau Research Operation (OR) merupakan
bagian dari keseluruhan aplikasi yang digunakan guna memecahkan masalah� optimasi. Sudah banyak model riset operasi
yang sudah dikembangkan Salah satunya adalah teori antrian. Menurut (Dan
et al., 2014), Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian
atau baris-baris penungguan. (Dan
et al., 2014). Antrian sudah menjadi hal yang biasa untuk bisa menerima sebuah pelayanan
kesehatan baik dirumah sakit maupun di klinik terdekat. Klinik adalah salah
satu contoh kecil sebuah kegiatan antrian pasti terjadi dimana beberapa pasien
membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi pelayanan yang disediakan oleh klinik
masih terbatas sedangkan klinik menjadi solusi termudah saat masyarakat
membutuhkan pelayanan kesehatan selain yang letaknya dekat dengan lingkungan
perumahan juga harga pelayanan yang cukup terjangkau bagi masyarakat (Soekotjo, 2021).
Antrian terdapat
beberapa komponen yang mencirikan sebuah kejadian termasuk kedalam antrian,
yaitu adanya pola kedatangan pelanggan, adanya pola pelayanan dan jumlah
pelayanan yang dilakukan, kapasitas fasilitas yang dapat menampung permintaan
pelanggan, dan juga terdapat aturan yang diterapkan oleh perusahaan penyedia
layanan dalam hal pelayanan kepada pelanggan (Dan
et al., 2014). Waktu menjadi salah
satu kunci yang dapat dikurangi atau diminimalisasi guna mencegah antrian dan dalam hal pelayanan kesehatan untuk meminimalisir sebuah kesalahan
yang mungkin saja terjadi lebih membahayakan bagi pasien. Sehingga banyak
masyarakat yang sangat menghargai waktu karena waktu adalah hal terpenting dalam sebuah kehidupan (Nengsih, 2020). Sehingga jika banyak pasien yang datang tetapi kapasitas pelayanan yang
disediakan oleh klinik masih minim jumlah maka
akan terjadi sebuah penumpukan pasien atau biasa disebut dengan antrian jika
waktu antri yang harus dilakukan oleh pasien terlalu lama maka berakibat akan
kehilangan pasien yang akan datang ke Klinik Adinda dan mungkin saja ada nyawa
yang mungkin tidak bisa tertolong karena waktu tunggu
yang lama (Rosellawati, 2019). Maka dari itu guna mencegah timbulnya atau mengurangi antrian di klinik
dinda yang cukup panjang maka dilakukan menganalisis terhadap sistem antrian
yang terjadi di Klinik Adinda.
Penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh (Khairunnisa,
2021) menganalisa sistem antrian pada SPBU sempu jurong cikarang utara dengan
menggunakan model antrian multi channel
singel phase menggunakan software POM-QM for windows 5.2 dan diketahui bahwa dalam 3 fasilitas pelayanan
membutuhkan 0.24 menit dan penelitian ini mendapatkan hasil yang falid karna tercapainya
kepuasan pelanggan pada pelayanan SPBU sempu jurong cikarang utara (Hoerunisa
& Sukanta, 2021).
Tujuan dari
penenelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja fasilitas pelayanan
administrasi yang terjadi pada Klinik Adinda apakah sudah optimal dan
mengetahui waktu pelayanan yang optimal pada pelayanan administrasi pada Klinik
Adinda agar dapat menjadi saran atau usulan bagi klinik guna meningkatkan
pelayanan bagi pasien
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif, dimana data kuantitatif sendiri adalah jenis data yang kami gunakan diambil secara langsung dari objek
yang sedang kami teliti dan
bentuknya berupa data waktu mulai dari
kedatangan pelanggan, waktu pelanggan mendapat pelayanan dan waktu tunggu pelanggan
untuk dilayani jika terjadi sebuah
antrian yang terjadi pada Klinik Adinda pada pukul 09.00-20.00 selama 3 hari dan penelitian dilakukan di klinik adida yang
bertempat di papan mas, tambun selatan (Suliyanto & MM, 2017). Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode observasi dan wawancara.
Variabel yang didapatkan setelah dilakukan observasi
dan wawancara, antara lain tingkat kedatangan, pelayanan, antrian, kinerja antrian,
waktu antrian (Mayangsari & Prastiwi, 2016). Yang
dimana semua yang dibutuhkan untuk perhitungan dalam penelitian ini sudah
dikumpulkan secara terstruktur dan melalui pegawai yang bekerja di Klinik
Adinda. Proses
pengumpulan data yang dikumpulkan
guna memenuhi kebutuhan data dalam observasi antara lain menghitung waktu kedatangan dan pergi masyarakat yang akan berobat ke Klinik
Adinda secara berturut-turut guna mendapatkan waktu kedatangan dan saat dilayani, menghitung jumlah kedatangan yang datang setiap 15 menit sekali karena
15 menit merupakan rentang yang cukup untung menghitung antar kedatangan satu dengan lainnya
dan dalam proses pengumpulan
data yang diambil dari Klinik Adinda menggunakan
jalur antrian single
channel (antrian jalur tunggal) (Serlina, 2018).
Tabel 1
Data Antrian Pendaftaran Klinik Adinda
pasien |
waktu kedatangan |
waktu pelayanan |
waktu selesai dilayani |
1 |
9:20 |
9:20 |
9:25 |
2 |
9:26 |
9:26 |
9:31 |
3 |
9:26 |
9:28 |
9:33 |
4 |
9:26 |
9:30 |
9:35 |
5 |
9:29 |
9:31 |
9:36 |
6 |
9:33 |
9:34 |
9:40 |
7 |
9:34 |
9:36 |
9:42 |
8 |
9:34 |
9:38 |
9:44 |
9 |
9:34 |
9:41 |
9:46 |
10 |
9:34 |
9:43 |
9:49 |
11 |
9:35 |
9:45 |
9:50 |
12 |
9:36 |
9:47 |
9:54 |
13 |
9:38 |
9:49 |
9:58 |
14 |
9:40 |
9:52 |
10:03 |
15 |
9:41 |
9:53 |
10:05 |
16 |
9:42 |
9:55 |
10:09 |
17 |
9:43 |
9:56 |
10:12 |
18 |
9:43 |
9:57 |
10:14 |
19 |
9:43 |
9:59 |
10:15 |
20 |
9:45 |
10:02 |
10:18 |
21 |
9:47 |
10:05 |
10:20 |
22 |
9:50 |
10:07 |
10:22 |
23 |
9:53 |
10:10 |
10:23 |
24 |
9:54 |
10:13 |
10:24 |
25 |
9:56 |
10:13 |
10:25 |
26 |
9:56 |
10:15 |
10:27 |
27 |
9:58 |
10:17 |
10:30 |
28 |
9:59 |
10:20 |
10:31 |
29 |
10:00 |
10:22 |
10:32 |
30 |
10:00 |
10:25 |
10:35 |
Sumber:
data pengamatan
1. Analisa Antrian
Terdapat beberapa
jenis antrian yang terjadi dalam kehidupan
sehari hari yang sudah banyak digunakan
dalam berkegiatan antara lain:
a. Jenis antrian
jalur tunggal dengan satu tahapan
pelayanan (single channel)
Jenis antrian
ini menunjukkan bahwa hanya terdapat
satu stasiun pelayanan yang dilakukan sehingga setelah pelanggan mendapatkan hak dalam pelayanan
dapat langsung keluar dari sebuah
sistem antrian seperti layanan administratif perpustakaan (Nurfitria et al., 2015).
Gambar 1
Singel Channel � Singel
Phase Service
Sumber:
(Jay
& Barry, 2016)
b. Jenis antrian
jalur tunggal beberapa tahap pelayanan (single channel multi phase
service)
Jenis antrian
ini merupakan sistem antrian yang mempunyai satu jalur pelayanan dengan 2 atau lebih
tahapan layanan yang dilaksanakan secara berturut contohnya pencucian mobil (Maslahah, 2011).
Gambar 2
Singel
Channel � Multi Phase Service
Sumber:
(Jay
& Barry, 2016)
c. Jenis
antrian jalur ganda tahap pelayanan (multiple channel single phase service)
Jenis antrian ini merupakan jenis sistem antrian dimana terdapat satu
jalur atrian dengan dua atau lebih fasilitas pelayanan
yang dimiliki seperti teller bank (Fathoni, 2018).
Gambar 3
Multi
Channel � Singel Phase Service
Sumber:
(Jay
& Barry, 2016)
d. Jenis
antrian jalur ganda beberapa tahap pelayanan (multiple channel multi
phase service)
Jenis antrian ini merupakan sistem antrian yang
memiliki beberapa jalur antrian dengan beberapa tahapan pelayanan yang dimiliki (Rahayu, 2017).
Gambar 4
Multil Channel �Multi Phase Service
Sumber:
(Jay
& Barry, 2016)
2.
Analisis Karakter
Antrian
Antrian juga memilki karakteristik yang berbeda beda
antar jenis antrian antara lain:
Tabel 2
Karakteritik Sistem Antrian
model |
karakteristik antrian |
||||||
channel |
phase |
sumber populasi |
pola kedatangan |
pola pelayanan |
disiplin antrian |
panjang antrian |
|
antrian tunggal |
tunggal |
tunggal |
tidak terbatas |
poisson |
eksponensial |
FCFS |
tak terbatas |
tunggal |
tunggal |
tidak terbatas |
poisson |
konstan |
FCFS |
tak terbatas |
|
tunggal |
tunggal |
terbatas |
poisson |
eksponensial |
FCFS |
tak terbatas |
|
antrian ganda |
ganda |
tunggal |
tidak terbatas |
poisson |
eksponensial |
FCFS |
tak terbatas |
Sumber: hasil observasi
Hasil dan Pembahasan
Setelah didapatkan data variabel yang
akan digunakan dalam perhitungan pada penelitian ini, maka pada tabel 3 akan
dijabarkan waktu yang terjadi pada sistem yang telah didapatkan pada proses
observasi.
Tabel 3
Waktu yang Terjadi pada Sistem
pasien |
waktu kedatangan |
waktu pelayanan |
waktu selesai dilayani |
lama pelayanan |
waktu dalam sistem |
waktu mengantri |
1 |
9:20 |
9:20 |
9:25 |
0:05 |
0:05 |
0:00 |
2 |
9:26 |
9:26 |
9:31 |
0:05 |
0:05 |
0:00 |
3 |
9:26 |
9:28 |
9:33 |
0:05 |
0:07 |
0:02 |
4 |
9:26 |
9:30 |
9:35 |
0:05 |
0:09 |
0:04 |
5 |
9:29 |
9:31 |
9:36 |
0:05 |
0:07 |
0:02 |
6 |
9:33 |
9:34 |
9:40 |
0:06 |
0:07 |
0:01 |
7 |
9:34 |
9:36 |
9:42 |
0:06 |
0:08 |
0:02 |
8 |
9:34 |
9:38 |
9:44 |
0:06 |
0:10 |
0:04 |
9 |
9:34 |
9:41 |
9:46 |
0:05 |
0:12 |
0:07 |
10 |
9:34 |
9:43 |
9:49 |
0:06 |
0:15 |
0:09 |
11 |
9:35 |
9:45 |
9:50 |
0:05 |
0:15 |
0:10 |
12 |
9:36 |
9:47 |
9:54 |
0:07 |
0:18 |
0:11 |
13 |
9:38 |
9:49 |
9:58 |
0:09 |
0:20 |
0:11 |
14 |
9:40 |
9:52 |
10:03 |
0:11 |
0:23 |
0:12 |
15 |
9:41 |
9:53 |
10:05 |
0:12 |
0:24 |
0:12 |
16 |
9:42 |
9:55 |
10:09 |
0:14 |
0:27 |
0:13 |
17 |
9:43 |
9:56 |
10:12 |
0:16 |
0:29 |
0:13 |
18 |
9:43 |
9:57 |
10:14 |
0:17 |
0:31 |
0:14 |
19 |
9:43 |
9:59 |
10:15 |
0:16 |
0:32 |
0:16 |
20 |
9:45 |
10:02 |
10:18 |
0:16 |
0:33 |
0:17 |
21 |
9:47 |
10:05 |
10:20 |
0:15 |
0:33 |
0:18 |
22 |
9:50 |
10:07 |
10:22 |
0:15 |
0:32 |
0:17 |
23 |
9:53 |
10:10 |
10:23 |
0:13 |
0:30 |
0:17 |
24 |
9:54 |
10:13 |
10:24 |
0:11 |
0:30 |
0:19 |
25 |
9:56 |
10:13 |
10:25 |
0:12 |
0:29 |
0:17 |
26 |
9:56 |
10:15 |
10:27 |
0:12 |
0:31 |
0:19 |
27 |
9:58 |
10:17 |
10:30 |
0:13 |
0:32 |
0:19 |
28 |
9:59 |
10:20 |
10:31 |
0:11 |
0:32 |
0:21 |
29 |
10:00 |
10:22 |
10:32 |
0:10 |
0:32 |
0:22 |
30 |
10:00 |
10:25 |
10:35 |
0:10 |
0:35 |
0:25 |
Σ |
2:55 |
8:49 |
13:48 |
4:59 |
10:53 |
5:54 |
Sumber: hasil observasi
Perhitungan analisis yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya proses antrian di Klinik Adinda pada bagian administrasi dimana fungsi administrasi sendiri adalah untuk proses pendaftaran pasien apa keluhan
yang dirasakan serta metode pembayaran apa yang akan digunakan
pasien guna memenuhi tagihan layanan kesehatan yang akan dia rasakan
di Klinik Adinda.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Klinik Adinda mulai
dari 09.20-10.20 diperoleh bahwa sebanyak 30 orang telah masuk ke
dalam klinik untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah kedatangan
sebesar 175 menit dengan waktu pelayanan
sebesar 529 menit.
Maka:
=
=
μ
=
Dimana:
λ= adalah rata rata
tingkat kedatangan pasien
μ= rata rata tingkat
pelayanan
Nilai rata rata tingkat pelayanan
dan kedatangan pasien maka nilai tersebut
dapat digunakan untuk menghitung nilai yang terdapat pada karakteristik model antrian jalur tunggal dengan
satu tahap pelayanan (Sujoko
& Chalidyanto, 2015).
1.
Rata rata yang mengantri dalam sistem (LS)
Dapat dihitung dengan persamaan:
Nilai rata rata mengantri
dalam sistem didapatkan sebesar 1,48 yang artinya rata rata pelanggan berada dalam sistem antrian
sebanyak 1 orang.
2.
Rata rata yang antri dalam antrian (La)
L_a=λ^2/μ(μ-λ) ���������������������������������������������������������������������������������������������������� (4)
Nilai La sebesar 4,54 yang berarti
bahwa rata rata pelanggan dalam antrian sebanyak 4 orang
3.
Rata rata waktu menunggu
dalam sistem (ws)
(WS) = 1/(μ-λ)������������������������������������������������������������������������������������������������������ (5)
Nilai ws sebesar 8,695 menit menunjukkan bahwa waktu rata rata menunggu dalam
sistem sebesar � 8 menit
Rata rata waktu menunggu dalam antrian (wa)
(wa) = λ/μ(μ-λ)������������������������������������������������������������������������������������������������������ (6)
Nilai wa sebesar 26,55 menit menunjukkan bahwa waktu rata rata menunggu dalam
antrian sebesar � 26 menit
Tingkat kesibukan server
K= λ/μ.������������������������������������������������������������������������������������������������������������������ (7)
Tingkat server sebesar � 3%
Tingkat pengangguran server
W = 100% - K������������������������������������������������������������������������������������������������������� (8)
Jadi tingkat pengangguran
server sebesar �97%
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa masih tingginya tingkat pengangguran server yang mengakibatkan
terjadinya antrian didalam sistem Klinik Adinda ini.
Maka perlu ditambahkan orang guna menambahkan kinerja server
dan juga dapat mengurangi waktu menggugur server
yang mungkin saja dapat berdampak pada cash flow
Klinik Adinda nantinya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, dapat diambil beberapa
kesimpulan bahwa karakteristik antrian yang terjadi pada Klinik Adinda yang dengan satu tahap pelayanan
yaitu di bagian administrasi menunjukkan bahwa rata-rata antrian dalam sistem sebesar
� 1 orang, rata-rata dalam antrian
sebesar � 4 orang, rata-rata waktu
menunggu dalam sistem sebesar� 8 menit, rata-rata waktu menunggu dalam antrian sebesar � 26 menit, tingkat kesibukan server sebesar �
3%, 6) Tingkat pengangguran server sebesar � 97%.
Dan, A., Jalan, R., & Kariadi, R. (2014). Analisis
Proses Antrian Multiple Channel Single Phase Di Loket Administrasi Dan Rawat
Jalan Rsup Dr. Kariadi Semarang. Unnes Journal Of Mathematics, 3(1).
Https://Doi.Org/10.15294/Ujm.V3i1.3276. Google
Scholar
Fathoni, F.
(2018). Model Antrian Multi Channel Single Phase Dengan Laju Layanan
Heterogen Untuk Analisis Evaluasi Kinerja Keterlambatan Dan Keberangkatan Kapal
(Studi Kasus: Kedatangan Dan Keberangkatan Kapal Di Pt Bukit Asam (Persero) Tbk
Bandar Lampung Pada Tahun 2016. Google
Scholar
Hoerunisa,
I., & Sukanta, S. (2021). Penerapan Model Antrian Multi Channel-Single
Phase Pada Spbu Sempu Jurong Cikarang Utara. Unistek, 8(1),
11�17. Https://Doi.Org/10.33592/Unistek.V8i1.1202. Google
Scholar
Jay, H., &
Barry, R. (2016). Definisi Manajemen Operasional Menurut Para Ahli. Google
Scholar
Khairunnisa,
R. A. S. (2021). Perancangan E-Book Interaktif Pubertas Untuk Remaja Putri.
Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Google
Scholar
Maslahah,
L. (2011). Analisis Model Antrian Single Channel�Multi Phase.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Google
Scholar
Mayangsari,
Y., & Prastiwi, E. H. (2016). Sistem Antrian Teller Bank Mandiri Sebagai
Upaya Meningkatkan Efisiensi Kecepatan Transaksi. Jeb17: Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 1(01). Google
Scholar
Nengsih, Y.
G. (2020). Optimalisasi Antrian Menggunakan Metode Single Channel Single Phase
(Studi Kasus Dr. Reksodiwiryo Padang). Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi
Kesehatan Imelda (Jipiki), 5(1), 30�39. Google
Scholar
Nurfitria,
D., Nureni, N., & Utami, I. T. (2015). Analisis Antrian Dengan Model Single
Channel Single Phase Service Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (Spbu) I
Gusti Ngurahrai Palu. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Terapan, 12(2).
Google
Scholar
Rahayu, U.
S. (2017). Analisis Sistem Antrian Model Multi Phase-Multi Channel Pada
Sentra Pelayanan Kios 3 In 1 Bbplk Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Google
Scholar
Rosellawati,
E. (2019). Evaluasi Sistem Antrian Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Di
Wonosobo. Google
Scholar
Serlina, L.
(2018). Analisis Sistem Antrian Pelanggan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang
Bandar Lampung Menggunakan Model Antrian Multi Channel-Single Phase. Uin
Raden Intan Lampung. Google Scholar
Soekotjo,
R. (2021). Rancang Bangun Aplikasi Nomor Antrian Pendaftaran Online Pada
Rumah Sakit Berbasis Client Server (Studi Kasus Pasien Umum Di Rsu Haji
Surabaya). Universitas Muhammadiyah Surabaya. Google
Scholar
Sujoko, A.,
& Chalidyanto, D. (2015). Analisis Antrian Pelayanan Obat Non Racikan Di
Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 3(2),
99�107. Google
Scholar
Suliyanto,
S. E., & Mm, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Google
Scholar
Silvia Indah Lestari, Agustian Suseno (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |