Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
6, No. 7, Juli 2021
�
PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK TERHADAP PERILAKU
KECANDUAN MAHASISWA
Mela Rahmayani, Muhamad Ramdhani, Fardiah
Oktariani Lubis
Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Media sosial
merupakan media komunikasi berbasis internet dimana para penggunanya dapat terus berinteraksi tanpa ada batas
ruang dan waktu yang menjadi penghambat interaksi manusia pada zaman dulu. Penelitian ini berjudul �Pengaruh
Penggunaan Aplikasi TikTok Terhadap Perilaku Kecanduan Mahasiswa (Studi Analisis Regresi Terhadap Penggunaan Aplikasi TikTok Terhadap Perilaku Kecanduan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang, Angkatan
2018-2019). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunan aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan Mahasiswa Universitas Singaperbangsa
Karawang, angkatan 2018 dan
2019. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan analisis regresi linear berganda. Teori yang digunakan adalah teori determinasi teknologi dari McLuhan yang mengasumsikan bahwa setiap teknologi yang diciptakan, maka akan menciptakan pola-pola didalam manusia. Baik pola
komunikasi dan perilaku runtunan berpikir, semua pola itu
dapat diubah dengan kehadirannya teknologi baru. Hasil yang diperoleh adalah peneliti menemukan bahwa intensitas, dan daya tarik berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa, sedangkan isi konten
pada penggunaan Aplikasi TikTok tidak berpengaruh
signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa.
Kata Kunci: aplikasi TikTok; media sosial;
kecanduan
Abstract
Social media is an internet-based communication media where users can
continue to interact without space and time limits which are obstacles to human
interaction in the past. This study is entitled "The Effect of the Use of TikTok Applications on Student Addiction Behavior (Study of
Regression Analysis of the Use of TikTok Applications
on Addiction Behavior of Communication Sciences Students of Singaperbangsa
Karawang University, Class of 2018-2019). The purpose
of this study was to determine how the effect of using the TikTok
application on the addiction behavior of the University of Singapore Karawang Students, class of 2018 and 2019. The research
method uses quantitative methods and multiple linear regression analysis
approaches. The theory used is McLuhan's Technology Determination Theory, which
assumes that every technology created, will create patterns in humans. Good
communication patterns, behavioral thinking. All patterns can be changed with
the presence of new technology. The results obtained are the researchers found
that the intensity, and attractiveness significantly influence student
addiction behavior, while the content of content on the use of TikTok Application has no significant effect on student
addiction behavior.
Keywords:� TikTok application;
social media; addiction
Pendahuluan
Saat ini, keberadaan
media sosial menjadi suatu kebutuhan bagi manusia. Media sosial dipandang
sebagai perantara yang mampu membuat penggunanya mendapat dan menyebarkan
informasi secara cepat kepada pengikutnya. Media sosial� menjadi salah satu media yang banyak
digunakan oleh manusia modern baik untuk berkomunikasi maupun menyebarkan
informasi dalam
bentuk personal maupun berkelompok. Media sosial dipilih menjadi media komunikasi
karena tak lagi perlu adanya batas ruang dan waktu yang dimana menjadi sebuah
masalah atau penghalang bagi manusia dalam berkomunikasi di masa lalu (Atikah, 2018).
Era modern, manusia dipermudah melakukan berbagai hal
dalam berkomunikasi. Contoh kemudahan yang diciptakan adalah berinteraksi
melalui internet. Semakin berkembangnya internet memunculkan pola interaksi
yang dapat dilakukan tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang sama.
Menurut Anthony Giddens, adanya modernitas hubungan ruang dan waktu terputus
kemudian ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat (Agustriana, 2019).
Dasar media sosial merupakan perkembangan mutakhir
dari teknologi-teknologi
perkembangan web baru berbasis internet yang memudahkan semua
orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi, dan membentuk
sebuah jaringan secara online sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka
sendiri. Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat
direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Tyas, Budiyanto,
& Santoso, 2015).
Media sosial adalah sebuah media online
yang para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isu meliputi blog, jejaring sosial, Wiki, forum, dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial, dan Wiki merupakan bentuk yang paling umum digunakan
masyarakat diseluruh dunia. (Kaplan &
Haenlein, 2012) mendefinisikan
media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas
dasar ideologi dan teknologi web yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user
generated content (Agustriana, 2019).
Setiap tahunnya para pencipta teknologi berusaha
melahirkan inovasi-inovasi terbaru dengan memasukan fitur-fitur menarik ke dalam media
sosial yang dapat bersaing dan menjadi media sosial unggulan dari pada media
sosial lainnya. Sebut saja seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan masih
banyak lagi media sosial yang menawarkan kecanggihan-kecanggihan fitur dari
setiap aplikasi mereka demi menarik para peminat media sosial. Tidak hanya
digunakan sebagai media berkomunikasi dan menyebarkan informasi, beberapa media
sosial sengaja diciptakan sebagai media yang dapat menghibur penggunanya. Saat
ini banyak sekali aplikasi media sosial yang diciptakan dengan tujuan
menghibur, baik aplikasi berbasis game, audio, visual maupun audio visual.
Contohnya adalah aplikasi TikTok yang cukup populer di Indonesia (Hayati, 2020).
Berdasarkan hasil riset Wearesocial
Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia
mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik
20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile
(gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi (Damar, 2019). Pengguna
internet jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka sebanyak
48,57% pengguna internet adalah
wanita dan 51,43% pengguna
internet adalah laki-laki.
Jika dilihat dari komposisi pengguna internet berdasarkan usia, sebanyak 49,52% pengguna internet
masih tergolong kedalam masa dewasa muda yang berusia sekitar 18 �25 tahun (Santrock, 2011). Menurut
(Santrock, 2011) rentang
usia masa dewasa muda adalah 18-25 tahun sedangkan menurut (Hurlock & Oldfield, 2015) usia
dewasa muda adalah 18-40 tahun. Dewasa muda atau
dewasa awal adalah masanya bekerja dan jatuh cinta, terkadang hanya menyisakan waktu sedikit untuk
hal-hal lain (Mawardah, 2019).
Terhitung pada bulan
November 2019, Aplikasi TikTok
menjadi aplikasi non-game
yang banyak diunduh. Sebanyak 1,5 Miliar pengguna TikTok dari seluruh dunia, mengalahkan aplikasi Instagram
yang diunduh sebanyak 1 Milyar.� Jumlah pengguna TikTok meningkat pesat dari 10 juta
unduhan dari tahun sebelumnya (CNN, 2019). Pada Januari
2020, jumlah unduhan Aplikasi TikTok mengalahkan Facebook dan Instagram. Menurut
data dari Sensor Tower, TikTok
berada diperingkat kedua dengan jumlah
unduhan lebih dari 700 juta pengguna
didunia pada 2019 sedangkan
Facebook diposisi keempat
dan Instagram diurutan kelima.
Sensor Tower menghitung data ini
dari Google Play Store di Android dan App Store di
IOS (Ferdiansyah, 2020).
Berdasarkan penelitian
ini, peneliti menggunakan teori determinasi teknologi yang diperkenalkan oleh McLuhan. McLuhan dalam
(Surahman, 2016) mengenalkan
teori determinasi pada tahun 1962 dalam tulisannya yang berjudul �The
Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man�. Pokok
gagasan teori ini adalah bahwa perubahan
yang terjadi dalam berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pola keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir dan berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad
teknologi ke abad teknologi yang lain. Teori determinasi teknologi yang dikembangkan oleh
McLuhan mengungkapkan bagaimana
sebuah teknologi baru khususnya teknologi komunikasi yang dibuat dapat
menciptakan pola-pola baru yang ada didalam
manusia baik itu pola komunikasi,
perilaku, dan runtunan berpikir. Semua pola itu dapat
berubah atau menghasilkan pola baru yang diciptakan oleh keberadaan teknologi (Tristan, Sadono, & Marta, 2019).
Berdasarkan penjelasan
diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul �Pengaruh
Penggunaan Aplikasi TikTok terhadap Perilaku Kecanduan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa
Karawang Angkatan 2018 dan angkatan
2019�, penelitian ini pun dibuat untuk mengetahui
seberapa pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan pada ilmu komunikasi di Universitas Singaperbangsa Karawang.
Peneliti memutuskan
untuk menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi dan perbandingan, penelitian yang digunakan penulis sebagai bahan referensi
dan bahan perbandingan adalah penelitian yang dilakukan oleh (Prianbodo, 2018), Jurusan
Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi, almamater Wartawan Surabaya tentang �Pengaruh TikTok terhadap Kreativitas Remaja Surabaya�. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tik Tok terhadap kreativitas remaja Surabaya.
Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas
responden yaitu 39 responden (39%) menggunakan aplikasi �TikTok� sampai 6-10 kali sehari. Menunjukkan bahwa mayoritas responden berada kategori �Lama� dalam menggunakan aplikasi �TikTok�. Sedangkan 46 responden 46% menggunakan aplikasi tersebut selama 30 menit. Menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dikategori �Cukup Lama� dalam menggunakan aplikasi tersebut. Pada tabel atensi, mayoritas
responden yang menyatakan menarik terhadap aplikasi �TikTok�, sebanyak 55 responden atau 55% ketertarikan mereka terhadap aplikasi tersebut. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyimpulkan
bahwa aplikasi �TikTok� memiliki pengaruh sebesar 41,6% terhadap tingkat kreativitas remaja Surabaya, penggunaan Aplikasi TikTok dapat berpengaruh
terhadap tingkat kreativitas remaja Surabaya. Persamaan
dalam penelitian terdahulu dan penelitian ini yang pertama
adalah pada variabel bebas (x) penelitian.
Kedua,
penelitian sama-sama menggunakan Aplikasi TikTok sebagai variabel bebas (x). Ketiga,
penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Perbedaan penelitian
terdahulu dan penelitian ini yang pertama adalah pada variabel
terikat (y) yang digunakan berbeda, pada penelitian terdahulu variabel terikat
(y) adalah untuk mengetahui kreativitas remaja Surabaya sedangkan pada
penelitian ini variabel terikat (y) yang digunakan adalah mencari tahu pengaruh
kecanduan dalam penggunaan Aplikasi Tiktok. Kedua, objek dan tempat
yang dilakukan berbeda, pada penelitian pertama dilakukan pada remaja
Surabaya sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada
Mahasiswa Univeristas Singaperbangsa Karawang, Angkatan 2018-2019.
Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara intensitas Aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018-2019
Universitas Singaperbangsa Karawang.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara isi konten
Aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018-2019 Universitas Singaperbangsa
Karawang. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara daya tarik penggunaan
Aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018-2019 Universitas Singaperbangsa
Karawang.
Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan lebih banyak menggunakan metode pengumpulan data, seperti angket, wawancara, angket, focus group
discussion, analisis isi
kuantitatif, dokumentasi, teknik visualisasi, dan sebagainya tergantung pada objek penelitian mana yang sedang diteliti.
Menurut (Sugiyono, 2017) terdapat
dua hal utama
yang memengaruhi kualitas
data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat
dari berbagai cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Bungin, 2009). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Angket atau
kuesioner
Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan lisan atau tertulis pada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017). Responden
dalam penelitian adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang angkatan 2018-2019 yang memiliki aplikasi TikTok.
2. Kepustakaan
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan melalui buku-buku dan sumber-sumber
tertulis lainnya yang relevan dengan obyek yang diteliti.
Berdasarkan penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik Nonprobality Sampling yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2017). Nonprobality
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan
sensus atau sampling
total. Sampling total adalah teknik pengambilan sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan sampel.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian
1. Identifikasi
Responden
Penelitian ini
telah disebarkan kuesioner kepada mahasiswa dan mahasiswi Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang. Identifikasi responden yang
akan disajikan berikut ini digambarkan berdasarkan jenis
kelamin dan angkatan untuk mengetahui bagaimana keadaan responden yang akan
diteliti di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang angkatan
2018-2019.
Tabel 1
Identifikasi Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin |
Frequency |
Percent |
Perempuan |
53 |
81,5 |
Laki-Laki |
12 |
18,5 |
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
tabel 1 diketahui dari seluruh jumlah
responden yang mengakses
dan menggunakan aplikasi TikTok, responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebanyak 53 Mahasiswi (81,5%) dan
responden mahasiswa sebanyak 12 (18,5%).
Tabel 2
Identifikasi Responden
Berdasarkan Angkatan
Angkatan |
Frequency |
Percent |
2019 |
32 |
49,2 |
2018 |
33 |
50,8 |
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
tabel 2 diketahui bahwa seluruh responden
yang terbanyak mengisi kuesioner terdapat pada angkatan 2018 dengan 32 responden (50,8%) dan angkatan
2019 dengan 32 responden
(49,2%).
2.
Analisis Sub Variabel Intensitas (X1)
Analisis
deskripsi variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai dari
variabel-variabel penelitian.
Hal-hal yang akan dikaji dalam membahas
deskripsi variabel penelitian adalah banyaknya responden pada tiap-tiap kategori penilaian. Berikut hasil analisis dari sub variabel intensitas yang memuat delapan variasi pertanyaan:
Tabel 3
Tanggapan Responden
Pernyataan Tanggapan Responden Pernyataan
Pertanyaan |
Jawaban Responden |
Frequency |
Percent |
Saya sering
membuka aplikasi TikTok pada ponsel saya |
SANGAT SETUJU |
12 |
18,5 |
SETUJU |
18 |
27,7 |
|
KURANG SETUJU |
23 |
35,4 |
|
TIDAK
SETUJU |
5 |
7,7 |
|
SANGAT TIDAK SETUJU |
7 |
10,8 |
|
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Data tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan tentang saya sering membuka
aplikasi TikTok pada ponsel saya adalah
sebanyak 12 orang (18,5%), jumlah
responden yang menjawab setuju terhadap pernyataan tentang Saya Sering membuka aplikasi TikTok pada ponsel saya adalah
sebanyak 18 orang (27,7%), jumlah
responden yang menjawab kurang setuju terhadap
pernyataan tentang saya sering membuka
aplikasi TikTok pada ponsel saya adalah
sebanyak 23 orang (35,4%), sedangkan
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju berjumlah
5 dan 7 orang dengan persentase
7,7% dan 10,8%.
3.
Analisis Sub Variabel Isi Konten (X2)
Analisis
deskripsi variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai dari
variabel-variabel penelitian.
Hal-hal yang akan dikaji dalam membahas
deskripsi variabel penelitian adalah banyaknya responden pada tiap-tiap kategori penilaian. Berikut hasil analisis dari sub variabel isi konten yang memuat sepuluh variasi pertanyaan:
Tabel 4
Tanggapan Responden
Pernyataan Video dalam Aplikasi TikTok Memberikan Informasi Bagi Pengguna
Pertanyaan |
Jawaban Responden |
Frequency |
Percent |
Video dalam
aplikasi TikTok memberikan informasi bagi pengguna |
SANGAT SETUJU |
12 |
18,5 |
SETUJU |
24 |
36,9 |
|
KURANG SETUJU |
20 |
30,8 |
|
TIDAK
SETUJU |
5 |
7,7 |
|
SANGAT TIDAK SETUJU |
4 |
6,2 |
|
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Data tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan tentang video dalam aplikasi TikTok memberikan informasi bagi pengguna adalah sebanyak 12 orang (18,5%), jumlah
responden yang menjawab setuju terhadap pernyataan video dalam aplikasi TikTok memberikan informasi bagi pengguna� adalah sebanyak 24 orang (36,9%), jumlah
responden yang menjawab kurang setuju terhadap
pernyataan tentang video dalam aplikasi TikTok memberikan informasi bagi pengguna adalah sebanyak 20 orang (30,8%), sedangkan
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju berjumlah
5 dan 4 orang dengan persentase
7,7% dan 6,2%.
4.
Analisis Sub Variabel Daya Tarik (X3)
Analisis
deskripsi variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai dari
variabel-variabel penelitian.
Hal-hal yang akan dikaji dalam membahas
deskripsi variabel penelitian adalah banyaknya responden pada tiap-tiap kategori penilaian. Berikut hasil analisis dari sub variabel daya tarik yang memuat tujuh variasi
pertanyaan.
Tabel 5
Tanggapan Responden
Pernyataan Musik di dalam Aplikasi TikTok Sangat Menarik
Pertanyaan |
Jawaban Responden |
Frequency |
Percent |
Musik didalam
aplikasi TikTok sangat menarik |
SANGAT SETUJU |
24 |
36,9 |
SETUJU |
27 |
41,5 |
|
KURANG SETUJU |
12 |
18,5 |
|
TIDAK
SETUJU |
2 |
3,1 |
|
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Data diatas menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan tentang Musik didalam aplikasi
TikTok sangat menarik adalah sebanyak 24 orang (36,9%), jumlah
responden yang menjawab setuju terhadap Musik didalam aplikasi
TikTok sangat menarik adalah sebanyak 27 orang (41,5%), jumlah
responden yang menjawab kurang setuju Musik
didalam aplikasi TikTok sangat menarik
adalah sebanyak 12 orang
(18,5%), sedangkan yang menjawab
tidak setuju berjumlah 2 orang dengan persentase 3,1%.
5.
Analisis Variabel Perilaku Kecanduan Mahasiswa (Y)
Analisis
deskripsi variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai dari
variabel-variabel penelitian.
Hal-hal yang akan dikaji dalam membahas
deskripsi variabel penelitian adalah banyaknya responden pada tiap-tiap kategori penilaian. Berikut hasil analisis dari variabel perilaku
kecanduan mahasiswa yang memuat sepuluh variasi pertanyaan:
Tabel 6
Tanggapan Responden
Pernyataan setelah Mengakses Aplikasi TikTok Pengguna Merasa Ingin Terus Mengakses dan Melihat-Lihat Video
didalam Aplikasi TikTok
Pertanyaan |
Jawaban Responden |
Frequency |
Percent |
Setelah mengakses
aplikasi TikTok pengguna merasa ingin terus mengakses
dan melihat-lihat video didalam
aplikasi TikTok |
SANGAT SETUJU |
15 |
23,1 |
SETUJU |
18 |
27,7 |
|
KURANG SETUJU |
18 |
27,7 |
|
TIDAK
SETUJU |
7 |
10,8 |
|
SANGAT TIDAK SETUJU |
7 |
10,8 |
|
Total |
65 |
100,0 |
Sumber: Data diolah peneliti
Data Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan tentang setelah mengakses aplikasi TikTok pengguna merasa ingin terus mengakses
dan melihat-lihat video didalam
aplikasi TikTok� adalah sebanyak 15 orang (23,1%), jumlah
responden yang menjawab setuju terhadap Setelah mengakses aplikasi TikTok pengguna merasa ingin terus
mengakses dan melihat-lihat
video didalam aplikasi TikTok� adalah sebanyak 18 orang (27,7%),
jumlah responden yang menjawab kurang setuju Setelah mengakses aplikasi TikTok pengguna merasa ingin terus mengakses
dan melihat-lihat video didalam
aplikasi TikTok� adalah sebanyak 18 orang (27,7%),�
sedangkan yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju
berjumlah 7 dan 7 orang dengan
persentase 10,8% dan 10,8%.
6.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Menurut
Singgih Susanto dalam (Janie, 2012)
mengatakan bahwa uji normalitas data menggunakan statistik SPSS Kolmograv Smirnov dengan dasar pengambilan
keputusan bisa dilakukan probabilitas (asymptotic
significancy) lebih besar
dari 0,05 maka data terdistribusi normal.
Tabel 7
Uji
Normalitas
|
|
Unstandardized Residual |
N |
|
65 |
Normal Parametersa,b |
Mean |
0,0000000 |
|
Std. Deviation |
5,42204384 |
Most Extreme Differences |
Absolute |
0,078 |
|
Positive |
0,078 |
|
Negative |
-0,070 |
Test Statistic |
|
0,078 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
0.797 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
tabe1 7, hasil Output SPSS 22 dapat dilihat bahwa
hasil uji normalitas menyatakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0.797 > 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi
normal.
b.
Uji Multikoliniaritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2017).
Multikoliniaritas dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Jika nilai Tolerance >
0,1 atau sama dengan nilai 91 VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikoliniaritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.
Tabel 8
Uji
Multikoliniaritas
Model |
|
Collinearity Statistics |
|
|
|
Tolerance |
VIF |
1 |
(Constant) |
|
|
|
X1 Intensitas |
0,633 |
1,579 |
|
X2
Isi konten |
0,442 |
2,265 |
|
X3 Daya
Tarik |
0,428 |
2,335 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
Tabel 8, hasil Output
SPSS 22 dapat dilihat bahwa intensitas (X1) nilai VIF 1,579 < 10, Isi konten
(X2) nilai VIF 2,265 < 10, dan daya
tarik (X3) nilai VIF 2,335 <
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
gejala multikolinearitas antar variabel independen.
c.
Uji Heteroskedastisitas
Heterostisiditas
merupakan indikasi pada varian antar residual tidak homogen digunakan
uji Rank Spearman. Apabila ada koefisien korelasi
yang signifikan pada tingkat
kekeliruan 5% mengindikasikan
adanya heteroskedastisitas.
Tabel 9
Uji
Heteroskedastisitas
|
X1 |
X2 |
X3 |
Y |
||
ABS_RES |
Correlation Coefficient |
-0,043 |
0,052 |
0,066 |
-0,035 |
1,000 |
|
Sig.
(2-tailed) |
0,736 |
0,681 |
0,602 |
0,780 |
|
|
N |
65 |
65 |
65 |
65 |
65 |
Sumber:
Data diolah peneliti
Berdasarkan
Tabel 9, hasil Output
SPSS 22 dapat dilihat bahwa intensitas (X1) Sig. (2-tailed)
0,736 > 0,05, isi konten
(X2) Sig. (2-tailed) 0,681 > 0,05, daya tarik (X3)Sig. (2-tailed)
0,602 > 0,05, dan perilaku kecanduan
Y Sig. (2-tailed) 0,780 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
Heteroskedastisitas.
3.
Analisis
Regresi Linier Berganda
a.
Persamaan
Regresi
Analisis
regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel intensitas (X1), isi konten (X2), dan daya tarik (X3), terhadap variabel dependen perilaku kecanduan (Y).
Tabel 10
Analisis Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
2,563 |
4,044 |
|
X1 |
,471 |
,102 |
,476 |
|
X2 |
-,127 |
,142 |
-,111 |
|
X3 |
,748 |
,198 |
,474 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
tabel 10 hasil Output
SPSS 22, maka didapatkan tabel regresi linier berganda sebagai berikut:
𝑌 = 2,563+ 0,471𝑋1
- 0,127𝑋2 + 0,748𝑋3
Persamaan diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a.
Koefisien
X1 = 0,471
Sub variabel intensitas X1 adalah bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Intensitas penggunaan aplikasi maka semakin
tinggi pula perilaku kecanduan.
b.
Koefisien
X2= - 0,127
Sub variabel isi konten X2 adalah
bernilai negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi isi konten maka
semakin berkurang pula perilaku kecanduan.
c.
Koefisien
X3 = 0,748
Sub variabel daya tarik X3 adalah
bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi daya tarik maka
semakin tinggi pula perilaku kecanduan.
b.
Uji F (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah
semua parameter dalam model
sama dengan nol (Ghozali, 2013)). Dari hasil Uji F software SPSS, maka
didapatkan uji f seperti
yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 11
Uji
F (simultan)
Model |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
28,880 |
.000b |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan
tabel 11, hasil Output
SPSS 22 diatas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh intensitas (X1), isi konten (X2), daya tarik (X3) secara simultan terhadap perilaku kecanduan (Y) adalah F hitung 28,880 > 2,75
F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, berarti terdapat pengaruh intensitas� (X1), isi konten (X2), daya tarik (X3) secara simultan terhadap perilaku kecanduan (Y).
c.
Uji T (Parsial)
Tabel 12
Uji
T (Parsial)
Model |
T |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
,634 |
,529 |
|
X1 |
4,603 |
,000 |
||
X2 |
-,894 |
,375 |
||
X3 |
3,770 |
,000 |
Sumber: Data diolah peneliti
a.
Variabel
Intensitas ( X1)
1)
Ho :
b1 < 0 : Intensitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan.
2)
Ha :
b1 > 0 : Intensitas berpengaruh
signifikan terhadap perilaku kecanduan.
Hasil pengujian dengan tabel hasil Output SPSS 22
diperoleh untuk variabel X1 (intensitas) diperoleh nilai t hitung = 4,60 dengan tingkat T tabel 4,60 > 1,99
yang berarti Ha diterima
dan H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis pertama diterima yang berarti intensitas berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan.
b.
Variabel
Isi konten (X2)
1.
Ho :
b1 < 0 : Isi konten tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan
2.
Ha :
b1 > 0 : Isi konten berpengaruh
signifikan terhadap perilaku kecanduan
Hasil pengujian dengan tabel hasil Output SPSS 22
diperoleh untuk variabel X2 (isi konten) diperoleh nilai t hitung = -0,89 dengan tingkat Ttabel -0,89 < 1,99 yang berarti
Ha ditolak dan H0 diterima.
Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak yang berarti isi konten tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan.
c.
Variabel
Daya tarik (X3)
1.
Ho :
b1 < 0 : Daya tarik tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku kecanduan
2.
Ha :
b1 > 0 : Daya tarik berpengaruh signifikan terhadap Perilaku kecanduan
Hasil pengujian dengan tabel hasil Output SPSS 22
diperoleh untuk variabel X3 (daya tarik) diperoleh nilai t hitung = 3,77 dengan tingkat Ttabel 3,77 > 1,99 yang berarti
Ha diterima dan H0 ditolak.
Dengan demikian, hipotesis pertama diterima yang berarti daya tarik berpengaruh
signifikan terhadap perilaku kecanduan.
d.
�Koefisien Determinasi Ganda (R2)
Nilai yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan
nilai R2 (Adjusted R Square), dikarenakan nilai tersebut dapat naik dan turun apabila satu
variabel bebas ditambahkan kedalam model yang diuji dan dapat dilihat model nya seperti berikut:
Tabel 13
Koefisien Determinasi
Ganda
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.766a |
0,587 |
0,567 |
5,554 |
Sumber: Data diolah peneliti
Tabel
hasil Output SPSS 22 diatas
dapat dijelaskan bahwa nilai R2 Adjusted R Square
sebesar 0,567. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen (intensitas, isi konten, dan daya tarik) dapat
menjelaskan variabel dependen (perilaku kecanduan) sebesar 56,7%, sedangkan sisa persentase nya adalah diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
a.
Koefisien
Determinasi Parsial (r2)
Tabel 14
Koefisien Determinasi Parsial
Model |
Correlations |
|||
Zero-order |
Partial |
|
||
1 |
(Constant) |
|
|
|
X1 |
,686 |
,508 |
,258 |
|
X2 |
,498 |
-,114 |
,013 |
|
X3 |
,666 |
,435 |
,189 |
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 14 hasil Output SPSS
22 diatas, diketahui besarnya pengaruh intensitas terhadap tingkat perilaku kecanduan adalah 0,5082 = 25,8%. Besarnya pengaruh isi konten terhadap
tingkat perilaku kecanduan adalah -0,1142 =1,3%. Besarnya daya tarik
terhadap tingkat perilaku kecanduan adalah 0,4352 =18,9%.
B. Pembahasan
Setelah menyebarkan kuesioner kepada 65 responden, lalu mengkaji dan menganalisis data yang didapat. Peneliti mendapatkan hasil bahwa penggunaan
aplikasi TikTok berpengaruh terhadap perilaku kecanduan pada mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Singaperbangsa
Karawang tahun angkatan 2018-2019. Dari uji regresi
linear berganda didapat persamaan sebagai berikut:
Y = 2, 653 + 0,471X1 + -0,127X2 + 0,748X3.
Persamaan
tersebut dapat diperoleh pernyataan bahwa ketiga variabel
yang merupakan variabel
independent atau bebas dalam penelitian ini adalah bernilai
positif terhadap perilaku kecanduan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa secara bersamaan
intensitas, isi pesan, dan daya tarik penggunaan aplikasi TikTok berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG. Besarnya pengaruh
ketiga variabel terhadap perilaku kecanduan adalah 56,7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh intensitas (X1) , isi Konten (X2), daya� tarik (X3) secara simultan terhadap perilaku kacanduan (Y). Fakta tersebut menunjukkan variabel-variabel tersebut merupakan aspek yang sangat dominan dalam memengaruhi penggunaan aplikasi terhadap perilaku kecanduan mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan aplikasti TikTok secara signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa. Besarnya pengaruh intensitas penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku kencaduan adalah 25,8%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa responden cukup aktif dalam
mengakses aplikasi TikTok.
Hasil penelitian menunjukkan isi konten berpengaruh
secara negatif atau tidak berpengaruh
terhadap perilaku kecanduan mahasiswa. Besarnya pengaruh isi konten terhadap
perilaku kecanduan mahasiswa adalah 1,3%, hal tersebut menunjukkan
seberapa banyak isi konten didalam
aplikasi TikTok tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan responden.
Hasil penelitian menunjukkan daya tarik berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku kecanduaan mahasiswa. Besarnya pengaruh daya tarik terhadap
perilaku kecanduan mahasiswa adalah 18,9%, hal tersebut menunjukkan
bahwa daya tarik didalam aplikasi
TikTok baik itu musik, efek
kamera, video, dan aktris berpengaruh besar terhadap perilaku kecanduan responden dan pada variabel ini pernyataan
kuesioner yang mendapatkan respon sangat baik
adalah pada musik dan efek dalam aplikasi
TikTok sangat menarik sehingga membuat responden terkesan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
pengujian hipotesis sub variable pertama, ditemukan bahwa intensitas
berpengaruh signifikan terhadap tingkat perilaku kecanduan mahasiswa Prodi Ilmu
Komunikasi Angkatan 2018-2019 Universitas Singaperbangsa Karawang. Sub variabel
intensitas berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa karena nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5% yaitu 0,000 < 0,05 dan juga Ttabel 4,603 >
1,99 dan ini bisa dilihat dari besarnya angka persentase koefisien determinasi
parsial pada variabel ini yaitu 25,8%. Dengan demikian
sub variabel
intensitas penggunaan aplikasi TikTok berpengaruh signifikan terhadap perilaku
kecanduan mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan aplikasi TikTok adalah semakin baik
intensitas penggunaan aplikasi TikTok, tentu akan semakin meningkatkan perilaku
kecanduan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sub variabel kedua,
ditemukan bahwa isi konten tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
perilaku kecanduan. Sub variabel isi konten tidak berpengaruh signifikan
terhadap perilaku kecanduan mahasiswa karena nilai signifikansi tersebut lebih
besar dari taraf 5% yaitu 0,375 < 0,05 dan juga Ttabel-0,894 <
1,99 dan ini biasa dilihat dari kecilnya angka persentase koefisien
determinasi parsial pada variabel ini, yaitu 1,3%, dengan demikian sub variabel isi konten
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa. Semakin baik isi
konten aplikasi TikTok, tentu akan semakin menurunkan perilaku kecanduan. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis sub variabel ketiga, ditemukan bahwa daya tarik
berpengaruh signifikan terhadap tingkat perilaku kecanduan. Sub variabel daya
tarik berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecanduan mahasiswa, karena
nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf 5% yaitu 0,000
< 0,05 dan juga Ttabel 3,770 > 1,99 dan ini bias dilihat dari besarnya
angka persentase koefisien determinasi parsial pada variabel ini, yaitu 18,9%,
dengan demikian sub variabel daya tarik berpengaruh signifikan terhadap perilaku
kecanduan mahasiswa. Semakin baik daya tarik tentu akan semakin meningkatkan
perilaku kecanduan. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, peneliti
mendapatkan kesimpulan bahwa ketika setiap variabel intensitas, isi konten, dan daya tarik
disatukan maka ketiga variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
kecanduan mahasiswa. Besarnya pengaruh ketiga variabel terhadap perilaku
kecanduan yaitu F hitung 28,8880 > 2,75 F tabel sehingga disimpulkan bahwa
Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh intensitas
(X1), isi konten (X2), daya tarik (X3)
secara simultan terhadap perilaku kacanduan (Y). Fakta tersebut menunjukkan
variabel-variabel tersebut merupakan aspek yang sangat dominan dalam
memengaruhi penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku kecanduan mahasiswa. Hal tersebut
sesuai dengan aspek-aspek kecanduan yang telah dikemukakan oleh Young yang
berpendapat bahwa pecandu internet akan menghabiskan waktu untuk online dengan
menggunakan aplikasi komunikasi dan tidak dapat mengontrol penggunaannya saat
online. Ningtyas juga mengungkapkan pecandu internet kebanyakan disebabkan oleh
kepuasan yang mereka temukan di internet dan tak ditemukan didunia nyata.
Internet telah membuat remaja kecanduan karena menawarkan berbagai fasilitas
informasi, mainan dan hiburan yang membuat para remaja tak dapat lepas dari
efek kecanduan tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan teori determinasi
teknologi dimana teknologi membentuk individu dala berpikir, berperilaku di
masyarakat dan teknologi mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad
menuju abad teknologi selanjutnya. Penggunaan teknologi yang berubah seiring
waktu memaksa manusia atau penggunanya untuk ikut berubah mengikuti cara dari
bagaimana teknologi itu berkerja, sehingga teknologi yang tecipta akan selalu
menciptakan kebiasaan-kebiasaan baru bagi penggunanya.
Agustriana, Rizky. (2019). Pengaruh
Penggunaan Media Elektronik Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak.
Online Thesis, Teknik Sipil. Tasikamalaya: Universitas Siliwangi. Google
Scholar
Atikah, Salsabilla. (2018). Hubungan
Kebutuhan Relatedness Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja. Tesis, Fakultas
Psikologi. Riau: Univeristas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Google
Scholar
Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi
Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Google
Scholar
CNN. (2019). Kalahkan Instagram, TikTok
Diunduh 1,5 Milyar Pengguna. CNN Indonesia. Retrieved From
Https://Www.Cnnindonesia.Com/Teknologi/20191119104916-185 449598/Kalahkan-Instagram-TikTok-Diunduh-15-Miliar-Pengguna.
Google
Scholar
Damar, A. M. (2019). Jumlah Pengguna
Instagram Dan Facebook Indonesia Terbesar Ke-4 Di Dunia. Retrieved From
Liputan6.Com Website:
Https://Www.Liputan6.Com/Tekno/Read/3998624/Jumlah-Pengguna-Instagram-Dan-Facebook-Indonesia-Terbesar-Ke-4-Di-Dunia.
Google
Scholar
Ferdiansyah, M. (2020). Jumlah Unduhan
TikTok Kalahkan Facebook Dan Instagram. Retrieved From Oketechno Website: Https://Techno.Okezone.Com/Read/2020/01/16/207/2153835/Jumlah-Unduhan-TikTok-Kalahkan-Facebook-.
Google
Scholar
Ghozali, Imam. (2017). Pengaruh Motivasi
Kerja, Kepuasan Kerja Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Banjar. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 3(1),
130-137. Google
Scholar
Hayati, Nurul. (2020). Bersaing Dengan
Instgram Dan Youtube, Aplikasi TikTok Asal China Tak Hanya Video Receh.
Retrieved From Serambinews.Com Website:
Https://Aceh.Tribunnews.Com/2020/01/27/Bersaing-Dengan-Instagram-Dan-Youtube-Aplikasi-TikTok-Asal-China-Tak-Hanya-Video-Receh.
Google
Scholar
Hurlock, Kathryn, & Oldfield, Paul.
(2015). Crusading And Pilgrimage In The Norman World. Manchester: Boydell
& Brewer. Google
Scholar
Janie, Dyah Nirmala Arum. (2012). Statistik
Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS. Edited by Ardiani
Ika. Semarang: Semarang University Press. Google
Scholar
Kaplan, Andreas M., & Haenlein,
Michael. (2012). Social Media: Back To The Roots And Back To The Future. Journal
Of Systems And Information Technology, 14(1), 101-104. Google
Scholar
Mawardah, Mutia. (2019). Adiksi Internet
Pada Masa Dewasa Awal. Jurnal Ilmiah Psyche, 13(2), 108�119. Google
Scholar
Prianbodo, Bagus. (2018). Pengaruh
�TikTok� Terhadap Kreativitas Remaja Surabaya. Surabaya: Stikosa-Aws. Google
Scholar
Santrock, John W. (2011). Masa
Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika Google
Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian.
Bandung: Alpabeta. Google
Scholar
Surahman, Sigit. (2016). Determinisme
Teknologi Komunikasi Dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia. Rekam:
Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 12(1), 31�42. Google
Scholar
Tristan, Michael, Sadono, Teguh Priyo,
& Marta, Rustono Farady. (2019). Disintermediasi Industri Musik Melalui Konstruksi
Pengguna Akhir Most Viral Project. Ettisal: Journal Of Communication, 4(1),
33�42. Google
Scholar
Tyas, Dyah Listianing, Budiyanto, A. Djoko,
& Santoso, Alb Joko. (2015). Pengaruh Kekuatan Media Sosial Dalam
Pengembangan Kesenjangan Digital. Scientific Journal Of Informatics, 2(2),
147�154. Google
Scholar
Mela Rahmayani,
Muhamad Ramdhani, Fardiah
Oktariani Lubis (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |