Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN : 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398

Vol. 3, No. 4 April 2018


image


FUNGSI KARUNIA - KARUNIA ROH KUDUS TERHADAP PERTUMBUHAN JEMAAT DI GEREJA TIBERIAS INDONESIA GRAND MALL BEKASI BARAT


Fereddy Siagian

Akademi Maritim Cirebon (AMC) Email: [email protected]


Abstrak

Dengan kuasa Roh Kudus mereka melakukan misi dan memberitakan Injil, baik dengan perkataan maupun Kuasa Allah dalam pengusiran setan dan roh-roh jahat serta penyembuhan berbagai penyakit. Gereja Tiberias adalah salah satu gereja yang selalu mendemonstrasikan Karunia-karunia Roh Kudus khusunya karunia iman, kesembuhan dan mujizat. Terbukti bahwa Gereja Tiberias bertumbuh pesat. Adapun jemaat Gereja Tiberias mayoritas mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan melalui Kuasa Roh Kudus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua metode penelitian 1) Penelitian kepustakaan (library research) yaitu melalui buku-buku dan bahan-bahan yang menunjang, 2) Penelitian lapangan (field research) metode ini dimaksudkan untuk mencari data- data yang lengkap dan tepat melalui pengisian angket oleh jemaat Gereja Tiberias Indonesia Grand Mall Bekasi. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa Karunia Roh Kudus adalah suatu kemampuan yang diberikan Allah, Anak dan Roh Kudus yang adalah pemberi karunia-karunia tersebut dengan tujuan untuk pelayanan, maka karunia tersebut harus melayani tubuh Kristus. Ada 9 Karunia-karunia Roh Kudus, yang terdiri dari Karunia Pengetahuan Allah diantaranya: hikmat, marifat dan membedakan segala roh; Karunia kuasa Roh Kudus, terdiri dari tiga bagian yaitu: iman, kesembuhan dan mujizat dan Karunia Perkataan Allah diantaranya: Nubuat, Bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh.


Kata Kunci: Karunia Roh Kudus, Jemaat Gereja Tiberias


Pendahuluan

Pada akhir-akhir ini dapat disaksikan betapa banyak dan beratnya permasalahan di dunia ini, termasuk di Indonesia. Narkoba semakin marak, angka kriminalitas meningkat tajam, perlacuran dan penyimpangan-penyimpangan seksual semakin menjamur, korupsi tak terkendalikan, terorisme merajalela, okultisme semakin meluas, berbagai macam sakit penyakit dan lain-lain. Semua itu mengisaratkan bahwa setan dan


1

roh-roh jahat sedang giat-giatnya bekerja mempengaruhi dan menghancurkan manusia. Dalam pemberitaan Injil perlu penekanan pelayanan yang disertai kuasa dengan memberitakan Yesus Kristus sebagai Tabib Yang Agung. Kuasa telah dimiliki oleh setiap orang percaya sejak Roh Kudus turun dan tinggal di dalam diri seseorang. “Tetapi kamu akan menerima Kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (KPR 1: 8). Dari ayat tersebut diketahui bahwa Roh Kudus sebagai anugerah Allah untuk memberdayakan umat-Nya atau memberi Kuasa kepada umat- Nya, sehingga menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi. Dengan kuasa Roh Kudus mereka melakukan misi dan memberitakan Injil, baik dengan perkataan maupun Kuasa

Allah dalam pengusiran setan dan roh-roh jahat serta penyembuhan berbagai penyakit. Adapun Gereja Tiberias adalah gereja yang selalu mendemonstrasikan Karunia-

karunia Roh Kudus khusunya karunia iman, kesembuhan dan mujizat. Terbukti bahwa Gereja Tiberias bertumbuh pesat. Adapun jemaat Gereja Tiberias mayoritas mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan melalui Kuasa Roh Kudus. Mereka telah disembuhkan dari penyakit yang mungkin menurut medis tidak bisa disembuhkan tetapi ketika mengikuti ibadah perjamuan kudus dan minyak urapan di Gereja Tiberias mujizat boleh terjadi. Sehubungan dengan banyaknya orang telah mengalami kesembuhan dan mujizat terjadi di Gereja Tiberias Indonesia yang menimbulkan pesatnya pertumbuhan gereja maka penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi apa benar Karunia-karunia Roh Kudus ini yang menjadi salah satu penyebabnya. Oleh sebab itulah penulis menuliskan judul penelitian ini adalah Fungsi Karunia Roh Kudus Terhadap Pertumbuhan Gereja di Gereja Tiberias Grand Mall Bekasi Barat.


Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, 1) penelitian kepustakaan (library researh) adalah jenis penelitian yang pengambilan data dan bahan - bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian tersebut berasal dari perpustakaan, baik berupa buku, ensiklopedia, jurnal, dokumen, kamus dan karya ilmiyah lainnya (Sutrisno Hadi: 1990). 2) penelitian lapangan (field research), penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana peneliti

mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya setempat (Sugiono, 2003: 45).

  1. Populasi Dan Sampel

    1. Populasi.

      Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi artinya adalah “Sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

      Sedangkan Sugiyono berkata “Populasi” adalah “generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

      Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah anggota jemaat serta pelayan-pelayan Tuhan di Gereja Tiberias Grand Mall, jumlah dari populasi berdasarkan data (data jemaat Gereja Tiberias sampai dengan April 2008) yang diberikan oleh pimpinan jemaat melalui sekretaris gereja setempat adalah ribuan orang dan sebagian diantaranya adalah simpatisan. Namun Sesi ke-5 pada jam 17.00-19.00 Wib yang menjadi populasi dalam penelitian yang jumlanya kira- kira 700 orang.

    2. Sampel

      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sampel adalah sebagai “bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya; percontohan”. Artinya, sampel merupakan sebagian yang mewakili atau seluruh populasi yang ada untuk diteliti.

      Untuk menentukan sejumlah sampel, menurut Masri Singarimbun (1983: 106): “Beberapa peneliti mengatakan bahwa besarnya sampel tidak kurang dari 10

      % dan ada pula peneliti yang lain mengatakan bahwa besarnya sampel minimal 5

      % dari jumlah satuan-satuan elementer dari populasi.”

      Dengan pendapat di atas, maka penulis memutuskan sebagai berikut: Jumlah populasi adalah 700 orang, sedang jumlah sampel 35 orang yaitu 5 % dari jumlah populasi. Sampel yang penulis gunakan adalah sampel random.

  2. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan informasi atau melakukan pengukuran. Dalam pengukuran penelitian harus mempertimbangkan alat ukur apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan data”.

    Penulis menggunakan instrument untuk mengukur variabel dari subyek / obyek penelitian, sekaligus sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang dalam hal ini adalah jemaat Gereja Tiberias. Dan juga melakukan observasi, yaitu datang ke tempat penelitian untuk melihat obyek secara langsung serta melakukan wawancara baik dengan pimpinan gereja maupun para pelayan dan jemaat Gereja Tiberias itu sendiri.

    Sugiono (1997) menyatakan bahwa: “variabel di dalam penelitian merupakan atribut dari sekelompok obyek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut”.

    Dalam penelitian ini, ada tiga langkah sarana instrumen yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk mencapai hasil yang akurat, benar dan nyata. Adapun tiga langkah tersebut adalah:

    1. Pengumpulan Data

      1. Melalui observasi langsung

        Penulis datang sendiri ke lapangan untuk mengamati secara langsung terhadap jemaat, pelayanan melalui Kuasa Roh Kudus dan manifestasiNya, serta dampaknya terhadap pertumbuhan jemaat.

      2. Melalui kuesioner (Angket) yang penulis sebarkan kepada responden.

        Untuk memperoleh data yang lebih lengkap, jelas, serta obyektif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan angket yang bersifat tertutup rapi dengan mendaftarkan beberapa pertanyaan beserta pilihan jawaban untuk dipilih oleh responden. Keseluruhan pertanyaan dalam angket ini berjumlah 20 item (pertanyaan) yang ditujukan kepada responden (Jemaat dan pelayan Tuhan yang ada di (GT “Grand Mall Bekasi”).

    2. Pengolahan Data

      Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menggunakan analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif disebut juga analisa statis. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama disebut tahap pengelolahan data, tahap

      berikutnya adalah tahap pengorganisasian data, dan yang terakhir adalah tahap penemuan hasil.


      TABEL I.

      HAL-HAL YANG DIANALISA DALAM PENELITIAN


      Garis Besar Analisa

      No Pertanyaan

      Jumlah Pertanyaan

      Pemahaman tentang Roh Kudus

      1,2 dan 3

      3 pertanyaan

      Pemahaman mengenai karunia iman, mujizat dan kesembuhan

      4,5,6,7,8 dan 9

      6 pertanyaan

      Dampak Fungsi karunia iman, mujizat dan kesembuhan terhadap pertumbuhan kuantitas gereja lokal.


      10,11,12 dan 13


      4 pertanyaan

      Dampak Fungsi karunia iman, mujizat dan kesembuhan terhadap kualitas jemaat dalam gereja lokal.

      14,15,16, dan

      17


      4 pertanyaan

      Harapan-harapan responden

      18,19 dan 20

      3 pertanyaan


      Setelah angket yang diisi responden dikembalikan, maka selanjutnya penulis akan menganalisa setiap data yang telah terkumpul dan kemudian mengolahnya. Pengolahan data adalah dengan menggunakan rumus presentase. Adapun rumus presentase yang dimaksud adalah:

      Rumus : P = F 100%

      V

      Keterangan: P = Presentase

      F = Frekuensi Responden

      V = Jumlah angket yang valid

    3. Penyajian Hasil Data

Setelah penulis memberikan perumusan dalam pengolahan data, maka perlu juga diterapkan pedoman penafsiran untuk mempermudah penafsiran presentase dari frekuensi. Adapun pedoman penafsiran presentasinya adalah sebagai berikut:

TABEL II.

PEDOMAN PENAFSIRAN PRESENTASE


No

Jumlah Presentase

Penafsiran

1

0%

Tidak ada seorang pun

2

1-5%

Hampir tidak ada

3

6-21%

Sebagian kecil

4

22-49

Kurang dari setengah

5

50%

Setengah

6

51-74%

Lebih dari setengah

7

75-94%

Sebagian besar

8

95-99%

Hampir seluruhnya

9

100%

Seluruhnya


Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini dilengkapi dengan angket dan observasi, maka hipotesa diuji kebenarannya dengan beberapa tabel, yaitu:

TABEL III : Menyatakan bahwa 100% (seluruhnya) menjawab bahwa responden pernah mendengarkan tentang pengajaran Roh Kudus.

TABEL IV : Menyatakan bahwa 57,14% (lebih dari setengah) menjawab bahwa mereka mendapatkan pengajaran itu dari gembala.

TABEL V : Menyatakan bahwa 85,71% (sebagian besar) responden mengetahui tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus adalah Allah yang berkuasa sama seperti Yesus.

TABEL VI : Menyatakan 57,14% (lebih dari setengah) responden pernah mengalami karunia iman, baik pada waktu di doakan, perjamuan kudus, dan minyak urapan.

TABEL VII : Menyatakan 57,14% (lebih dari setengah) ) responden pernah mengalami karunia kesembuhan. Kesembuhan

yang mereka alami melalui doa, minyak urapan dan perjamuan kudus.

TABEL VIII : Menyatakan 60% (lebih dari setengah) responden pernah mengalami karunia mujizat. Mujizat yang mereka alami melalui doa, minyak urapan dan perjamuan kudus.

TABEL IX : Menyatakan 48,57% (kurang dari setengah) responden kurang mengetahui apakah mereka dipakai dalam karunia iman. Hal ini kurang dimaksimalkan dalam pengajran karena GTI Tiberias lebih berfokus agar jemaat mengalami kuasa-Nya.

TABEL X : Menyatakan 42,86% (kurang dari setengah) responden kurang mengetahui apakah mereka dipakai dalam karunia mujizat.

TABEL XI : Menyatakan 54,28% (lebih dari setengah) responden kurang mengetahui apakah mereka dipakai dalam karunia kesembuhan.

TABEL XII : Menyatakan 60 % (lebih dari setengah) responden menjawab bahwa ada dampak karunia iman, mujizat dan kesembuhan terhadap pertumbuhan kuantitas jemaat.

TABEL XIII : Menyatakan 85,71% (sebagian besar) responden setuju bahwa kehadiran jemaat mayoritas karena kuasa Roh Kudus dalam manifestasinya melalui karunia-karunia- Nya.

TABEL XIV : Menyatakan 80% (sebagian besar) responden mereka sudah pernah mengalami Kuasa Roh Kudus ini baik melalui karunia iman, kesembuhan maupun mujizat.

TABEL XV : Menyatakan 60% (Lebih dari setengah) responden mau bersaksi karena mereka sudah merasakan kuasa Roh Kudus baik melalui kaunia iman, nujizat maupun kesembuhan.

TABEL XVI : Menyatakan 60% (Lebih dari setengah) responden berpendapat bahwa apabila mengalami kuasa Tuhan

melalui karunia Iman, Kesembuhan dan mujizat dapat mempengaruhi pertumbuhan dalam kerohanian atau kualitas.

TABEL XVII : Menyatakan 71,42% (Lebih dari setengah) responden selalu merindukan ibadah karena ingin selalu mengenal Tuhan dan mengucap syukur buat kuasa-Nya.

TABEL XVIII : Menyatakan 71,42% (Lebih dari setengah) responden semakin ada kerinduan untuk membaca firman Tuhan setiap hari.

TABEL XIX : Menyatakan 68,57% (Lebih dari setengah) responden selalu ada doa pribadi dan persekutuan kepada Tuhan.

TABEL XX : Menyatakan 52,43% (Lebih dari setengah) responden berpendapat bahwa kualitas pelayanan karunia iman, kesembuhan dan mujizat sudah baik.

TABEL XXI : Menyatakan 68,57% (Lebih dari setengah) harapan responden pada saat beribadah bebas dari hutang dan sakit-penyakit, persekutuan dengan Tuhan dipulihkan dan lepas dari dosa perbudakan.

TABEL XXII : Menyatakan 71,42% (lebih dari setengah) saran responden kepada para pengkhotbah agar meningkatkan pengajaran tentang Kuasa Roh Kudus, tetap hidup dalam kuasa Roh Kudus serta memanifestasikan kuasa Roh Kudus dalam ibadah.

Dari hasil angket di atas dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya karunia Roh Kudus, yaitu karunia iman, kesembuhan dan mujizat sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan kauntitas dan kualitas jemaat GTI Tiberias Grand Mall Bekasi.

Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan hasil penelitian yang telah disajikan penulis mengambil kesimpulan:

  1. Roh Kudus adalah bukan sekedar suatu kuasa atau pengaruh yang sewaktu-waktu digunakan. Tetapi Roh Kudus ialah satu oknum ilahi yang mempunyai Pribadi sama derajatnya dengan Allah Bapa dan Allah Anak.

  2. Roh Kudus adalah Allah terbukti melalui pekerjaanNya. Hal ini terbukti ketika Petrus Ananias, mengapa hatimu dikuasai iblis sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu. Engkau bukan mendustai manusia tetapi mendustai Allah (Kis.5:3-4).

  3. Karunia Roh Kudus adalah suatu kemampuan yang diberikan Allah, Anak dan Roh Kudus yang adalah pemberi karunia-karunia tersebut dengan tujuan untuk pelayanan, maka karunia tersebut harus melayani tubuh Kristus.

  4. Ada 9 Karunia-karunia Roh Kudus, yang terdiri dari Karunia Pengetahuan Allah diantaranya: hikmat, marifat dan membedakan segala roh; Karunia kuasa Roh Kudus, terdiri dari tiga bagian yaitu: iman, kesembuhan dan mujizat dan Karunia Perkataan Allah diantaranya: Nubuat, Bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh.

  5. Karunia Iman adalah dimana seseorang secara mutlak mempercayai Allah melalui apa yang difirmankanNya, dan melakukan tanpa sedikitpun ada keraguan sehingga dapat mengerjakan perkara yang jaib (Mat.17:20).

  6. Perbedaan iman dengan karunia iman. Iman bersifat menetap bahkan bertumbuh, iman ini timbul dari pendengaran akan firman Tuhan sedangkan karunia iman bersifat bagaimana kehendak Roh Kudus menyatakan diriNya.

  7. Karunia Kesembuhan adalah suatu karunia yang dari Tuhan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa melalui cara alamiah atau sumber manapun atau tanpa melalui obat-obatan.

  8. Karunia Mujizat adalah kemampuan istimewa yang diberikan oleh Allah kepada beberapa anggota Tubuh Kristus untuk bertindak sebagai perantara manusia. Melalui mereka Allah berkenan melakukan perbuatan-perbuatan yang berkuasa yang menurut pengamatan orang-orang yang menyaksikannya telah mengubah prosedur yang biasa terjadi dalam alam.

  9. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bekerja hanya kepada orang-orang tertentu saja. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Baru bekerja bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

  10. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bekerja hanya kepada orang-orang tertentu saja seperti kepada nabi-nabi-Nya. ketika penciptaan alam semesta dan melalui nabi-nabi-Nya seperti: Yehezkiel, Bezaleel, Otniel dan lain sebagianya.

  11. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Baru lebih nyata seperti: Dalam kehidupan Yesus, dalam Kisah Para Rasul, dalam kehidupan orang percaya, dalam gereja Tuhan dan dalam dunia.

  12. Karunia Roh Kudus berfungsi untuk menolong orang yang bermasalah seperti sakit penyakit dan hutang agar lepas dari masalahnya sehingga membuat orang tersebut percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

  13. Pelayanan dengan Karunia Roh Kudus yaitu Kuasa Roh Kudus akan membuat pertumbuhan gereja berkembang secara signifikan.

  14. Karunia Iman, Kesembuhan dan Mujizat dapat berfungsi untuk pertumbuhan secara kuantitas.

  15. Karunia Iman, Kesembuhan dan Mujizat dapat berfungsi untuk pertumbuhan secara kualitas yaitu mendewasakan rohani mereka sehingga terlihat adanya karakter Kristus yaitu buah-buha Roh di dalam kehidupan orang percaya.

  16. Kuasa Roh Kudus sudah ada dan bekerja sejak dalam Perjanjian Lama ketika Allah penciptaan alam semesta dan juga terlihat melalui nabi-nabi-Nya seperti Yehezkiel, Bezaleel, Otniel dan lain-lain.

  17. Kuasa Roh Kudus lebih nyata dalam Perjanjian Baru daripada dalam Perjanjian Lama yaitu melaui: Rasul-rasul-Nya seperti pada gereja mula-mula, dan pada waktu Yesus masih melakukan misi-Nya di bumi, di dalam dunia bahkan di dalam perkembangan gereja Tuhan saat ini.

BIBLIOGRAFI


Hadi, Sutrisno.1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Fak.Psikologi UGM. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa.1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,Op,cit., hlm 872

Singarimbun, Masri.1983.Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.