Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
6, No. 7, Juli 2021
�
ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP
BAURAN PEMASARAN KOPI JANJI JIWA DAN KOPI KENANGAN
Ivan Christian, Jesslyn
Kartawidjaja
Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Banyaknya kedai kopi di Kota Bandung membuat
persaingan antar Kedai Kopi semakin ketat.
Karena itu, penerapan bauran pemasaran
yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap minat pelanggan dalam memilih Kedai Kopi. Kopi Janji Jiwa Braga merupakan salah satu kedai kopi terlaris di Kota Bandung. Namun seiring didirikannya Kopi kenangan Braga, Kopi Janji Jiwa
Braga memiliki pesaing langsung. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran di Kopi Janji Jiwa
Braga dan Kopi Kenangan Braga. Bauran
pemasaran yang diteliti meliputi 7 elemen dan 29 indikator bauran pemasaran. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini
adalah pelanggan yang pernah mengunjungi Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi
Kenangan Braga. Sampel yang digunakan sebanyak 122 orang. Teknik pengumpulan
data yang dipakai adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu deskriptif dan uji beda Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pelanggan
terhadap bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga adalah
positif. Persepsi pelanggan terhadap 7 elemen bauran pemasaran Kopi janji Jiwa
Braga dan Kopi Kenangan Braga adalah positif. Persepsi pelanggan terhadap 29
indikator bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga adalah
setuju kecuali indikator keunikan dan pencahayaan Kopi Kenangan Braga yang
hasilnya cukup setuju. Dari 29 indikator persepsi pelanggan terhadap bauran
pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga, 12 indikator tidak
berbeda sedangkan 17 indikator berbeda.
Kata
Kunci: persepsi
pelanggan; bauran
pemasaran; kedai kopi
Abstract
The number of coffee shops
in the city of Bandung makes competition between coffee shops even tighter.
Therefore, applying the right marketing mix will greatly affect customer
interest in choosing a coffee shop. Kopi Janji Jiwa
Braga is one of the best-selling coffee shops in Bandung. However, with the
establishment of Kopi
Kenangan Braga, Kopi Janji Jiwa Braga has a direct competitior. This study aims to determine
the comparison of customer perceptions of the marketing mix in Kopi Janji Jiwa Braga and Kopi Kenangan
Braga. The marketing mix studied included 7 elements and 29 marketing mix
indicators. The method used in this research is descriptive method. The
population of this study are customers who have visited Kopi Janji Jiwa Braga and Kopi Kenangan
Braga. The sample used was 122 people. Data collection techniques used were
observation, interviews, and questionnaires. The data analysis technique used
is descriptive and the Mann-Whitney test. The
results showed that: customer perceptions of the marketing mix of Kopi Janji Jiwa Braga and Kopi Kenangan
Braga are positive. Customer perceptions of the 7 elements of the marketing mix
of Kopi Jiwa Braga and Kopi Kenangan Braga are
positive. Customer perception of the 29 indicators of the marketing mix of Kopi
Janji Jiwa Braga and Kopi Kenangan
Braga is in agreement, except for the uniqueness and lighting indicators of
Kopi Kenangan Braga, which results are quite
agreeable. Of the 29 indicators of customer
perception of the marketing mix of Kopi Janji Jiwa Braga and Kopi Kenangan
Braga, 12 indicators are not different while 17 indicators are different.
Keywords: customer perception; marketing mix; coffee shops
Pendahuluan
Perkembangan bisnis dewasa ini telah berkembang
sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang dinamis serta berkesinambungan.
Setiap pelaku usaha di setiap kategori bisnis dituntut untuk sigap terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler & Armstrong, 2012), tidak terkecuali usaha dalam penyajian
makanan dan minuman (food service). Perkembangan
indsutri kopi saat ini telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Kini,
tradisi meminum kopi tidak hanya terbatas dalam perjamuan tamu ataupun undangan
pernikahan. Beberapa aktivitas lain seperti rapat, reuni, kencan ataupun
pertemuan bisnis, tidak dapat di pisahkan dari secangkir kopi (www.cikopi.com). Sejak 2013 hingga kini, Indonesia
selalu menduduki peringkat 5 besar sebagai negara dengan produksi biji kopi
terbesar di dunia dengan produksi berkisar 580.000 ton biji kopi per tahun,
dari 1,3 juta hektar area kebun kopi (Harahap, 2015).�
Tingginya tingkat permintaan
serta meningkatnya produksi kopi di Indonesia dilihat sebagai peluang oleh para
pengusaha untuk membuat kedai kopi di berbagai kota di Indonesia. Mengacu pada
hasil riset yang dikemukakan oleh Toffin dalam detik finance, jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai
lebih dari 2.950 gerai. Angka itu ternyata meningkat sekitar tiga kali lipat
atau bertambah 1950 dari tahun 2016 yang hanya 1000 gerai.
Dilansir dari tirto.id, Andi
K.Yuwono melakukan survei dan menyatakan ada sekitar 600 kedai kopi di Kota
Bandung pada Juli 2019. Hal tersebut menandakan bahwa lebih dari 20% kedai kopi
yang ada di Indonesia berada di Kota Bandung.�
Semakin
banyaknya kedai kopi, menimbulkan persaingan dalam industri kopi menjadi
semakin ketat. Situasi ini menuntut perusahaan untuk terus memberikan nilai
yang positif agar konsumen tidak beralih kepada kompetitor.� Hal ini berlaku pula bagi Kopi Janji Jiwa yang terletak
di Jalan Braga Kota Bandung.
Hingga Oktober tahun 2019, Kopi Janji Jiwa Braga merupakan salah satu kedai
kopi terlaris versi Grab (bagian kiri gambar) dan Best Seller versi
GoJek (bagian kanan) di Kota Bandung. Rating yang dimiliki juga cukup baik
yaitu 4.8/5 untuk Grabfood dan 4.7/5 untuk GoFood. Sehingga dapat dikatakan
bahwa Kopi Janji Jiwa Braga merupakan salah satu kedai kopi yang paling laris
dibeli oleh masyarakat Kota Bandung saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu.
Dikhawatirkan para pembeli yang telah membeli kopi di Kopi Janji Jiwa Braga
mulai beralih ke kompetitor karena banyaknya kedai kopi lain yang bermunculan
dengan menawarkan berbagai kelebihan seperti harga yang lebih murah, promosi
yang lebih besar, serta tempat yang lebih menarik.
Penelitian ini urgent karena
penjualan kopi janji jiwa menurun ketika muncul pesaing baru yaitu kopi janji
jiwa. Apabila
dibiarkan terus menerus, maka tentu akan memberikan dampak yang negatif bagi
outlet janji jiwa tersebut. Hal ini tentu akan menimbulkan rasa khawatir bagi
kopi Janji Jiwa Braga, bahkan pada awal tahun 2020 Kopi Kenangan masuk dalam
daftar kopi terlaris versi GoFood dan GrabFood. Disamping itu, observasi serta
wawancara awal dilakukan kepada 2 pegawai Kopi Janji Jiwa Braga. Kedua pegawai
tersebut menyebutkan bahwa mereka melihat ada beberapa pelanggan Kopi Janji
Jiwa Braga yang biasanya membeli Kopi Janji Jiwa kini beralih membeli Kopi
Kenangan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran dari kedua kedai kopi tersebut,
sehingga pada akhirnya penulis dapat memberi masukan kepada kopi janji jiwa
untuk meningkatkan aspek� pemasaran yang dirasa kurang.
Kopi Janji Jiwa Braga telah menerapkan beberapa cara untuk
menanggulanginya. Salah satunya
adalah dengan meningkatkan beberapa aspek di bidang bauran pemasaran. Penerapan bauran pemasaran yang tepat akan membuat perusahaan tetap kuat
menghadapi persaingan. Beberapa aspek bauran pemasaran yang ditingkatkan
seperti melakukan perbaikan dan penambahan speaker musik, renovasi
interior, penambahan dan perbaikan property, menambah spot
charging, menambah menu
dan melakukan diskon lebih besar dari pesaing (Handika & Darma, 2018). Bahkan saat ini diskon yang diberikan
Kopi Janji Jiwa melalui media online GrabFood mencapai 50%. Diskon ini tentu
cukup besar mengingat diskon yang diberikan Kopi Kenangan di platform yang sama
hanya sebesar 35%. Namun hal ini dirasa kurang efektif, meski penjualan
meningkat tetapi peningkatan penjualan tidak seperti yang diharapkan. Bahkan
pendapatan tidak berbeda secara signifikan dengan sebelum dilakukan upaya
tersebut. Beberapa pelanggan yang ditanya seputar diskon tersebut, mengaku
bahwa sebenarnya mereka tertarik dengan diskon tersebut, hanya saja karena penyajiannya
yang kurang cepat dan produk kurang menarik membuat mereka lebih memilih Kopi
Kenangan dengan diskon yang lebih kecil namun penyajiannya lebih cepat dan
menarik.
Hal ini didukung pula oleh
teori, bahwa salah satu cara utuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui
gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya.
Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga
penampilannya (Nendi, 2016). Gaya dan desain yang baik dapat menarik
perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi dan memberikan
keunggulan bersaing� di pasar sasaran.
Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pembelinya maka produk tersebut akan dianggap cocok dan
akan menjadi dasar keputusan pembelian oleh konsumen (Kotler & Keller, 2016). Keputusan� Pembelian pada akhirnya akan membuat tujuan
perusahaan terpenuhi dalam hal memperoleh laba/ keuntungan (Asman & Apriliani, 2020). Menurut (Nugroho, 2017) proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila��� konsumen���
atau�� pengambil��� keputusan���
terlebih��� dulu� mengenali masalah produk.
Hal ini juga sejalan dengan
apa yang dikatakan (Qomaro, 2018) yang menyebutkan
bahwa persepsi konsumen mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini berlaku juga
untuk persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran. Ketika persepsi konsumen
terkait bauran pemasaran membaik, maka penjualan akan otomatis meningkat
begitupun sebaliknya. Kurangnya penjualan Kopi Janji Jiwa Braga seperti yang
dijelaskan pada paragraf sebelumnya, mengindikasikan bahwa persepsi pelanggan
terhadap bauran pemasaran Kopi janji Jiwa Braga sudah berubah ke arah yang
kurang baik. Bahkan cenderung tidak lebih baik dalam beberapa aspek jika
dibandingkan dengan kompetitornya yaitu Kopi Kenangan Braga.�
Hingga saat penelitian ini
dilakukan, belum ditemukan penelitian terdahulu yang pernah membandingkan kedua
kedai kopi tersebut, yakni Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga. Di
sisi lain, kedua kedai kopi tersebut merupakan pendatang baru di industri
kuliner Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini merupakan penelitian pertama
yang membandingkan antara kedai Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui terdapat tidaknya perbedaan antara persepsi pelanggan terhadap
bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat
suatu fenomena. Metode ini dimulai
dengan mengumpulkan data, menganalisa data, dan menginterpretasikannya
(Suryana, 2010). Metode deskriptif
digunakan untuk mengumpulkan data yang menjelaskan
karakteristik dari orang, kejadian, atau situasi (Sekaran & Bougie, 2013).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Observasi
Merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
mengenai objek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini dilakukan observasi
terhadap kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga.
2.
Wawancara
Merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada
pihak-pihak yang dapat memberikan informasi terkait objek yang diteliti
mengenai suatu fenomena tertentu (Sudaryono, 2018).
3.
Kuesioner
Kuesioner
merupakan alat pengumpulan data yang disebut dengan angket yang berisi sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sudaryono, 2018).
Kuesioner disebar dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari responden dan
diolah menjadi data yang kemudian akan dianalisis untuk menguji hipotesis.
Subjek
pada penelitian ini diklarifikasi berdasarkan demografi. Kriteria yang
digunakan untuk melakukan klasifikasi terbagi atas jenis kelamin, usia, frekuensi
pembelian dan pengeluaran untuk membeli kopi di kedai kopi per bulan.
Selanjutnya, subjek akan dikonfirmasi terkait persayaratan sebagai responden.
Setelah itu subjek akan mengisi daftar pertanyaan. Subjek hanya dapat memilih
rating skala likert dari skala satu sampai lima. Semakin tinggi skala yang
dipilih, berarti semakin setuju dengan pernyataan pada butir kusioner (Sudaryono, 2018).
4. Studi literatur
Merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara mencari teori-teori, data dan informasi yang
berhubungan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Studi literatur
yang dilakukan yaitu dengan mempelajari berbagai jurnal, artikel ilmiah, website, buku dan penelitian terdahulu
yang dijadikan referensi serta sumber informasi pada penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan
di Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan yang berada di pusat perbelanjaan
Braga City Walk, yang beralamat di
Jalan Braga Nomor 99-101 Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu memilih
subjek spesifik yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, dikarenakan
hanya mereka yang punya informasi tersebut atau mereka memenuhi kriteria dari
peneliti. Purposive sampling dibagi
menjadi dua yaitu judgmenet and quota (Nurchasanah, Yunilma, & Resti, 2020).
Penelitian ini menggunakan purposive
judgement sampling karena menggunakan tempat dan subjek yang paling cocok
untuk memberikan informasi. Teknik ini digunakan ketika jumlah pemilik
informasi yang dicari terbatas. Informasi diperoleh dari orang-orang spesifik
yang mempunyai fakta dan dapat memberikan informasi yang dicari (Sekaran
& Bougie, 2013).
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 122 orang.
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut:
1. Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
Alat ukur dan hasil
pengukuran yang digunakan pada penelitian harus diuji kebenarannya. Pengujian
untuk alat ukur disebut uji validatas sedangkan pengujian untuk hasil pengukuran
dinamakan reliabilitas. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Sudaryono,
2018).
Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan corrected item total correlation dari masing-masing item
pertanyaan. Jika nilai korelasinya ≥ 0,3 maka item pertanyaan tersebut
dianggal valid (Sugiyono,
2015).
Reliabilitas adalah suatu cara untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu hasil
pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang
relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Sudaryono,
2018).
Variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila cronbach�s alpha adalah di atas 0,6. Apabila nilai cronbach alpha di bawah 0,6 maka
variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel (Sekaran
& Bougie, 2013).
2. Analisis
Kualitatif Deskriptif
Menganalisis, mengeksplor, menggambarkan,
dan meringkas berbagai fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan dan bersifat
deskriptif, dari berbagai data yang dikumpulkan berkenaan dengan masalah yang
diteliti yang terjadi di lapangan (Aan
& Djam�an, 2011).
Dalam penelitian ini, analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran serta perbandingannya di Kopi
Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga, maka data yang terkumpul melalui
kuesioner selanjutnya diolah dengan cara menjumlah setiap jawaban kuesioner
yang telah diisi oleh responden sesuai nilai yang diberikan. Lalu jawaban
tersebut dibagi dengan banyaknya jumlah responden (pelanggan) yaitu 122 orang
untuk mendapatkan score rata-rata hitung. Skor rata-rata hitung jawaban
dari responden atas pertanyaan dalam kuesioner disajikan dalam bentuk tabel
yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kategori skor rata-rata
hitung per indikator dan per dimensi yang diperoleh yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
Kategori
Skor Rata-Rata Hitung per Indikator
Rata-Rata Hitung |
Interpretasi |
4,2 ≤� x̄ ≤ 5.0 |
Sangat Setuju dengan pernyataan |
3,4 ≤� x̄ ≤ 4,2 |
Setuju dengan pernyataan |
2,6 ≤� x̄ ≤ 3,4 |
Cukup setuju dengan pernyataan |
1,8 ≤� x̄ ≤ 2,6 |
Tidak Setuju dengan pernyataan |
1,0 ≤� x̄ ≤ 1,8 |
Sangat tidak setuju dengan pernyataan |
Sumber: Penulis
Tabel 2
Kategori
Skor Rata-Rata Hitung per Dimensi
Rata-Rata Hitung |
Interpretasi |
4,2 ≤� x̄ ≤ 5.0 |
Sangat Positif |
3,4 ≤� x̄ ≤ 4,2 |
Positif |
2,6 ≤� x̄ ≤ 3,4 |
Cukup Positif |
1,8 ≤� x̄ ≤ 2,6 |
Negatif |
1,0 ≤� x̄ ≤ 1,8 |
Sangat Negatif |
Sumber: Penulis
3. Uji
Mann-Whitney
Guna menemukan ada atau tidaknya
perbedaan persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga
dan Kopi Kenangan Braga, data yang terkumpul melalui kuesioner diolah dan
dianalisis dengan metode uji beda non-parametrik Mann-Whitney. Analisis tersebut dilakukan dengan bantuan program
SPSS 23. Hipotesis yang diuji dalam penelitian adalah:
Ha = Terdapat
perbedaan persepsi pelanggan terhadap bauran Pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi
Kenangan Braga.
Sedangkan kriteria
uji hipotesis adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2017):
a. Jika
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ha / Hipotesis
diterima�
b. Jika
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha / Hipotesis
ditolak�
Uji tersebut dilakukan
pada 7 Dimensi/ elemen bauran pemasaran dan 29 indikator bauran pemasaran.
Hasil dan Pembahasan
Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa setiap
dimensi/ elemen bauran pemasaran pada Kopi Janji jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga menghasilkan cronbach�s Alpha lebih dari 0,6. Dengan demikian, setiap indikator
pertanyaan dalam
penelitian ini dianggap valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
setiap indikator pertanyaan pada Kopi Janji Jiwa
Braga dan Kopi Kenangan Braga memiliki nilai
lebih dari 0,3. Oleh karena itu setiap indikator pertanyaan tersebut dianggap reliabel.
Bawah ini merupakan hasil analisis
data berdasarkan persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Janji
Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga.
Tabel 3
Hasil Analisis
Bauran Pemasaran |
Rata-Rata Persepsi Pelanggan |
Hasil Uji Beda |
|
Kopi Janji Jiwa |
Kopi Kenangan |
||
Product |
Positif |
Positif |
Berbeda |
Price |
Positif |
Positif |
Sama |
Place |
Positif |
Positif |
Sama |
Promotion |
Positif |
Positif |
Berbeda |
People |
Positif |
Positif |
Sama |
Process |
Positif |
Positif |
Berbeda |
Physical Evidence |
Positif |
Positif |
berbeda |
Bauran
Pemasaran |
Positif |
Positif |
sama |
Sumber: Penelitian 2021
Berdasarkan hasil
penelitian, didapatkan hasil bahwa bauran pemasaran Kopi Janji
Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga sama-sama menghasilkan nilai positif.� Persepsi pelanggan terhadap setiap elemen bauran
pemasaran yang diterapkan
oleh Kopi Janji Jiwa Braga adalah
positif. Demikian juga dengan Kopi Kenangan, persepsi pelanggan terhadap setiap bauran pemasaran yang diterapkan
oleh Kopi Kenangan Braga adalah
positif. Persepsi pelanggan untuk setiap indikator dari 29 indikator bauran pemasaran yang ada pada Kopi Janji Jiwa Braga
dan Kopi Kenangan Braga adalah
setuju, kecuali 2 indikator yaitu keunikan minuman dan pencahayaan pada Kopi Kenangan
Braga hanya memperoleh hasil cukup setuju
(Purwanti,
2013).
Meski
secara keseluruhan bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan
Braga sama-sama
memiliki nilai positif, namun masing-masing kedai kopi, baik Kopi Janji Jiwa Braga maupun Kopi Kenangan Braga memiliki keunggulannya
masing-masing menyangkut elemen
bauran pemasaran menurut persepsi pelanggan. Kopi Janji Jiwa Braga unggul dalam elemen
product, price dan promotion. Dari segi
product Kopi Janji
Jiwa Braga lebih unggul dari Kopi Kenangan Braga. Hal ini karena Kopi Janji Jiwa Braga memberikan kualitas rasa, variasi, inovasi serta keunikan
yang lebih baik dibandingkan dengan
Kopi Kenangan Braga. Menyangkut
elemen price
Kopi Janji Jiwa Braga lebih unggul jika dibandingkan
dengan Kopi Kenangan Braga.
Hal ini dikarenakan Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga memiliki harga minuman yang hampir serupa meskipun
Kopi Janji Jiwa sedikit lebih murah pada beberapa varian minumannya. Sedangkan menyangkut promotion,
pelanggan menganggap Kopi Janji
Jiwa Braga lebih unggul ketimbang Kopi Kenangan Braga. Penyebab utama keunggulan Kopi Janji Jiwa Braga ketimbang Kopi Kenangan Braga adalah lebih besarnya diskon dan insentif yang diberikan.
Kopi Kenangan
Braga unggul dari elemen people,
physical evidence dan process. Keunggulan elemen people Kopi Kenangan
Braga terjadi karena pelayan Kopi Kenangan Braga yang dinilai lebih rapih
dan menarik serta penyampaian info yang lebih mudah dipahami oleh pelanggan dibandingkan
dengan Kopi Janji Jiwa Braga. Keunggulan elemen process
Kopi Kenangan Braga terjadi
karena Kopi Kenangan Braga memberikan penyajian minuman yang lebih cepat dan lebih menarik dibandingkan
dengan Kopi Janji
Jiwa Braga. Keunggulan elemen
physical evidence Kopi Kenangan Braga dibandingkan dengan
Kopi Janji Jiwa Braga terjadi
karena suasana di kedai Kopi Kenangan Braga lebih nyaman ditambah
dengan musik yang sesuai dengan suasana
yang menambah kenyamanan konsumen.
Menyangkut elemen place Kopi Janji
Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga mendapatkan hasil rata-rata yang identik. Hal ini karena Kopi Janji Jiwa Braga memiliki lokasi yang tepat bersebehalan serta sama-sama telah mengakomodir ketersediaan pembelian secara online.
Analisis
persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran menggunakan uji beda memberi hasil
bahwa elemen bauran pemasaran product, promotion, process, dan physical evidence berbeda
antara Kopi Janji Jiwa
Braga dan Kopi kenangan Braga. Sedangkan
elemen bauran price, place, people memberikan
hasilnya tidak berbeda (sama) antara
Kopi janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan
Braga. Hal ini juga berlaku
bagi bauran pemasaran secara umum, dimana hasilnya
menunjukkan bahwa menurut persepsi pelanggan Kopi Janji Jiwa dan
Kopi Kenangan Braga memiliki bauran
pemasaran yang tidak berbeda (sama).�
Elemen
product Kopi Janji
Jiwa Braga lebih fokus pada
pengembangan inovasi serta keunikan minuman yang original. Sedangkan
Kopi Kenangan Braga cenderung
memberikan inovasi dengan mengikuti kompetitor. Pada elemen
price Kopi Janji
Jiwa Braga dan Kopi Kenangan Braga memiliki harga yang relatif bersaing dengan metode pembayaran
yang hampir serupa. Pada elemen promotion
Kopi Janji Jiwa Braga lebih
fokus memberikan diskon yang besar sedangkan Kopi Kenangan Braga
memberikan diskon yang relatif lebih kecil
namun tetap
dengan
iklan yang
seimbang.
Pada elemen place,
Kopi Janji Jiwa dan Kopi Kenangan
Braga hampir indentik karena posisinya yang terletak
tepat bersebelahan satu dengan yang lainnya. Pada elemen people baik Kopi Janji
Jiwa Braga maupun Kopi Kenangan
Braga sama-sama telah memiliki standar yang baik dalam melayani konsumen. Pada elemen process
Kopi Kenangan Braga menggunakan
teknik
dengan peralatan yang lebih mutakhir, sehingga
lebih cepat dalam penyajiannya sedangkan
Kopi Janji Jiwa Braga menggunakan teknik dan perlatan yang lebih
mekanik dan sederhana. Dari
segi physical
evidence Kopi Janji Jiwa Braga lebih
terang namun terkesan kurang nyaman karena musik
yang tidak sesuai dan pelayanan kebersihan yang lebih lambat sedangkan
Kopi Kenangan Braga
memiliki
musik yang sesuai dengan pelayanan kebersihan yang baik sehingga lebih nyaman meskipun kurang dalam pencahayaan.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian tentang perbandingan persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran, Kopi Janji Jiwa Braga
dan Kopi Kenangan Braga, maka
diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan
persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga adalah positif. Persepsi pelanggan untuk� setiap elemen bauran pemasaran
(product, price, place, promotion,
people, process, dan physical evidence) adalah positif. Persepsi pelanggan untuk setiap indikator dari 29 indikator bauran pemasaran yang ada adalah setuju.
Secara keseluruhan persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Kenangan Braga adalah positif. Persepsi pelanggan untuk� setiap elemen bauran pemasaran
(product, price, place, promotion,
people, process, dan physical
evidence) adalah positif.
Persepsi pelanggan untuk setiap indikator
dari 29 indikator bauran pemasaran yang ada adalah setuju
kecuali 2 indikator yaitu keunikan minuman dan pencahayaan hanya memperoleh cukup setuju. Perbandingan
nilai rata-rata menurut persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga
dan Kopi Kenangan Braga menghasilkan
perbedaan dengan
masing-masing memiliki keunggulan
dan kekuarangan di setiap indikator ataupun elemen bauran pemasaran.
Kopi Janji Jiwa Braga unggul
13 indikator bauran pemasaran sedangkan Kopi kenangan unggul 16 indikator. Perelemen bauran pemasaran, Kopi Janji Jiwa Braga unggul di 3 elemen yaitu product, price, dan promotion
sedangkan Kopi Kenangan unggul di elemen people, process, dan physical evidence. Pada elemen place,
Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan
Braga menghasilkan nilai
yang identik. Secara umum bauran pemasaran,
menurut persepsi pelanggan Kopi Kenangan Braga sedikit lebih unggul
dari Kopi Janji Jiwa. Meski demikian, seluruh indikator maupun elemen bauran
pemasaran menghasilkan persepsi yang positif. Termasuk juga bauran pemasaran secara umum. Secara statistik
persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran Kopi Janji Jiwa Braga
dan Kopi Kenangan Braga tidak
memiliki perbedaan (sama). Persepsi pelanggan terhadap elemen bauran pemasaran
product, promotion, process, dan physical evidence pada Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan
Braga memiliki perbedaan. Sedangkan persepsi pelanggan terhadap elemen bauran pemasaran
price, place
dan people pada Kopi Janji Jiwa Braga dan Kopi Kenangan
Braga tidak terdapat� perbedaan
(sama), dari 29 indikator pertanyaan menyangkut persepsi pelanggan terhadap bauran pemasaran, 12 indikator terdapat perbedaan sedangkan 17 indikator tidak terdapat perbedaan (sama).�
BIBLIOGRAFI
Aan, Komariah, & Djam�an, Satori.
(2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Google
Scholar
Asman, Nasir, & Apriliani, Nina.
(2020). Pengaruh Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sim Card Axis. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(7), 398�413. Google
Scholar
Handika, Made Resta, & Darma, Gede Sri.
(2018). Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner Menggunakan Influencer Melalui Media
Sosial Instagram. Jurnal Manajemen Bisnis, 15(2), 192�203. Google
Scholar
Harahap, Emilia. (2015). Produsen Kopi
Luwak Kini Harus Jamin Luwaknya Sejahtera. Bandung. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2965337/produsen-kopi-luwak-kini-harus-jamin-luwaknya-sejahtera
Google
Scholar
Kotler, Philip, & Armstrong, Gary.
(2012). Principles Of Marketing 14th Edition. New Jearsey: Pearson
Education Inc, 67. Google
Scholar
Kotler, Philip, & Keller, Kevin Lane.
(2016). Marketing Management (15th Global Ed.). England: Pearson. Google
Scholar
Nendi, Ikhsan. (2016). Implementasi
Strategi Pemasaran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Di Bank Muamalat Cabang
Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1), 80�91. Google
Scholar
Nugroho, Ari. (2017). Strategi Marketing
Mix, Loyalitas Konsumen, Dan Efektifitas Kerja Terhadap Keputusan Pembelian La
Lights. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(7), 26�39. Google
Scholar
Nurchasanah, Julia Permatasari, Yunilma,
Yunilma, & Resti, Yulistia Muslim. (2020). Analisis Pengaruh Fraud
Triangle Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sub Sektor Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019) Nurchasanah Julia Permatasari1.
Diploma thesis, Universitas Bung Hatta. Google
Scholar
Purwanti, Endang. (2013). Pengaruh
Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran Terhadap Perkembangan
UMKM Di Desa Dayaan Dan Kalilondo Salatiga. Among Makarti, 5(1). 13-28.
Google
Scholar
Qomaro, Galuh Widitya. (2018). Sertifikasi
Halal Dalam Persepsi Konsumen Pada Produk Pangan Di Kabupaten Bangkalan. KABILAH:
Journal Of Social Community, 3(2), 241�251. Google
Scholar
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2013). Research
Methods For Business. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat. Google
Scholar
Sudaryono. (2018). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Google
Scholar
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Dan
Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta. Google
Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif. �Bandung: CV Alfabeta. Google
Scholar
Suryana, M. S. (2010). Metodologi
Penelitan Model Prakatis Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta:
Universits Pendidikan Indonsia. Google
Scholar
Ivan Christian, Jesslyn Kartawidjaja (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |