������ ����������
����������������� �Syntax Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol. 3, No 5 Mei 2018
PENGARUH
MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR PADA DINAS PERHUBINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MAJALENGKA
Sudibyo
Budi Utomo
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi STMY Majalengka
Email:
[email protected]
�����������
Abstrak
Penulis akan meneliti mengenai pengaruh motivasi kerja,
kinerja karyawan serta disiplin pegawai dengan motivasi kerja, baik secara
terpisah maupun secara simultan. Penulis akan melakukan penelitian terhadap masalah
pengujian kendaraan bermotor pada dinas perhubungan dan informatikan majalengka.
Adapun penelitian ini telah dilakukan adalah bahwa motivasi dan disiplin kerja
memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai, dan
kemudian menyelidiki seberapa kuat pengaruhnya terhadap kinerja petugas/
pegawai. Penulis akan
memakai metode deskriptif korelasional. Adapun populasinya diambil
dari Dinas perhubungan
komunikasi dan informatika Majalengka, sebanyak 167 orang pegawai dan sampelnya sebanyak 59 orang diambil dari pegawai dilingkungan
seksi pengujian kendaraan bermotor.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai tergolong
tinggi dengan skor 83,84%; disiplin kerja pegawai tergolong sangat tinggi
dengan skor 85,19%; dan kinerja pegawai tergolong baik dengan skor 79,45%. Pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja memiliki korelasi
positif baik secara terpisah maupun secara simultan. Hal ini tergambarkan dalam
model: Y = 1,734 + 0,850X1 + 0,687X2 dimana kinerja pegawai dipengaruhi secara
simultan oleh motivasi dan disiplin kerja sebesar 67,5%, dan 32,5%nya
dipengaruhi oleh masalah lain.
Kata Kunci
: Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan
Kinerja Pegawai
Pendahuluan
Kebijaksanaan
pembangunan di bidang Transportasi diarahkan untuk makin meningkatkan kualitas
pelayanan Transportasi guna meningkatkan kenyamanan berlalu lintas. Dinyatakan
pula bahwa pembangunan Transportasi lebih diutamakan pada keselamatan dalam menggunakan kendaraan, serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat mengenai urgensinya pengujian kendaraan bermotor. Perhatian khusus
pelayanan pengujian diberikan pada golongan masyarakat yang memiliki moda
angkutan umum. Pelayanan merupakan bagian dari tugas pemerintah
dalam menjaga kestabilan dan keselamatan para pengendara. Untuk itu dalam
pelayanan pengujian kendaraan bermotor selayaknya diberikan secara baik karena
hal ini berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan dan keselamatan dalam berlalu
lintas. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor bisa dilakukan secara baik
apabila para petugasnya memiliki semangat kerja yang baik pula. Apalagi para
petugas tersebut juga bisa mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh
lembaganya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja para petugas pengujian kendaraan bermotor. Faktor kinerja tersebut
berupa faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang tergolong dalam faktor
ekternal adalah gaya kepemimpinan dari atasan sebuah lembaga. Misalnya saja
dalam masalah tugas seorang pemimpin. Salah satu tugas pemimpin adalah bagaimana memberikan
motivasi yang baik terhadap layanan dalam Pengujian Kendaraan Bermotor bawahannya.
Itu artinya faktor ekternal memiliki kaitan terhadap faktor internal dalam
masalah semangat kerja dari para petugas.
Terdapat
suatu ungkapan menyatakan �motivation is the key of actuating� atau pemberian
motivasi
merupakan inti dari
aktivitas menggerakan.
Artinya, dalam suatu
organisasi apapun pemberian motivasi terhadap seluruh petugas pelayanan
Pengujian sangat diperlukan, sehingga kinerja mereka dapat. Dengan motivasi dan
disiplin kerja yang baik, maka suatu organisasi baik dapat
berkembang secara, karena
para petugas pelayanan atau pegawai yang ada dalam organisasi tersebut akan
bekerja secara optimal, mengingat pimpinan akan senantiasa
melakukan pengarahan kepada
bawahannya.
Masalah yang umumnya dihadapi oleh
lembaga adalah kedisiplinan dari para petugas atau karyawan. Apalagi lembaga
pemerintah yang dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima terhadap
pengguna. Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi pelayanan. Karena itu, dalam penelitian ini, peneliti akan
mencoba meneliti masalah pelayanan pada suatu lembaga. Bagaimana kedisiplinan
dan motivasi kerja karyawan dapat mempengaruhi pelayanan dari suatu lembaga
pengujian kendaraan bermotor.
1.
Motivasi
Kerja (X1)
Merupakan dorongan yang datang dari luar
maupun dari dalam individu. Dalam arti kebahasaan, motivasi memiliki dua sifat
dalam kategorinya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, tergantung
dari pada individu itu sendiri. Dengan demikian, setiap individu akan memiliki
motivasi yang berbeda-beda, karena dasar dan pengaruhnyapun �berbeda.
Woodwort dalam Sanjaya (2006:27) mengatakan: �A motive is a set predisposes the
individual of certain activities and for seeking certain goals�. Selanjutnya
Sayda (2006:325) mengemukakan bahwa: �Istilah motivasi bermula dari movere
(bahasa latin) yang sama dengan to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong
atau menggerakkan�.
Sedangkan
Yuniarsih (2008:149) berpendapat bahwa: �Motivasi merupakan
kajian dalam disiplin ilmu
psikologis yang terdapat pada diri setiap orang, suatu daya dorong yang akan
menghasilkan perilaku dalam setiap kegiatan�. Berdasarkan ketiga pendapat di atas maka
dapat diambil garis besarnya bahwa motivasi merupakan dorongan jiwa yang membuat seseorang
untuk bergerak, baik melalui kesadarannya maupun tidak.
2.
Disiplin
Kerja (X2)
Disiplin merupakan sikap yang sangat
penting dalam setiap anggota organisasi. Adanya budaya disiplin akan memberikan
pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan dari organisasi. Tanpa
disiplin organisasi akan mengalami kemunduran, bahkan dapat mengakibatkan
runtuhnya suatu organisasi. Karena itu, disiplin merupakan kebudayaan yang
sangat penting bagi organisasi. Disiplin bisa lahir dari adanya motivasi pada
diri seorang karyawan. Karena itu disiplin bisa ditumbuhkan melalui lingkungan
yang mendukung, seperti adanya peraturan dan reward yang diberikan dari
organisasi. Dengan adanya disiplin, akan memiliki efek manfaat yang luar biasa
terhadap kebijakan, peraturan, maupun tata tertib yang ada, sehingga dengan
disiplin organisasi akan menghasilkan produktifitas yang efektif dan positif.
Menurut
Darmawan (2009:224) menjelaskan bahwa: �Disiplin kerja yaitu pengendalian diri
karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim
kerja di dalam sebuah organisasi�. Pendapat lain disampaikan oleh Rivai (2009:444)
yang mengemukakan bahwa: Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para
manajer untuk berkomunikasi dengan pekerja sehingga
mereka mau mengubah
kebiasaan dengan berbagai sikap yang dapat menguntungkan organisasi atau
individu itu sendiri. Dengan
demikian, ketika disiplin kerja dilakukan seseorang akan menaati semua peratuan yang berlaku
pada perusahaan.
Selanjutnya
disiplin menurut Siswanto (2005:291) dapat diartikan sebagai: �Suatu sikap
menghormati menghargai patuh serta mengikuti aturan yang ada,
baik aturan tertulis maupun tidak. Dan yang paling penting adalah, mampu
menjalankan dan menerima sanksi yang sudah ditetapkan apabila melanggar�. Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, maka
ditarik kesimpulan bahwa
disiplin kerja merupakan hal yang mempunyai korelasi sikap mental yang direfleksikan dalam perbuatan
individu maupun kelompok yang berupa kepatuhan atau ketaatan
pada aturan yang ditetapkan,
baik tertulis ataupun
tidak tertulis, guna mempertegas acuan dan pedoman organisasi.
3.
Kinerja
Pelayanan (Y)
Kinerja adalah bagian dari penampilan
seseorang dalam beraktivitas dalam kegiatan sosialnya, atau disebut juga dengan
istilah (job
performance). Mangkunegara (2005:45) mendefinisikankinerja sebagai: �Hasil
kerja
secara
kualitas
dan
kuantitas
yang dicapai
oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan
tanggung
jawab
yang
diberikan�. Pendapat lain
disampaikan oleh Hasibuan (2007:105) yang menyatakan bahwa: �Kinerja merupakan
perwujudan kerja pada pegawai yang biasanya dipakai sebagai dasar
penilaian pada karyawan
atau organisasi�. Menurut Sedarmayanti (2007:50) menyatakan bahwa: �Kinerja
merupakan system yang dipakai dalam menilai dan mengetahui apakah seorang pegawai telah
melaksanakan tugasnya, dan merupakan pedoman dalam menghasilkan kerja dan kompetensi�.
Sedangkan
menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti (2007:50)
mengemukakan bahwa: �Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti penampilan
kerja, pencapaian, presasi, maupun hasil dari kerja yang dilakukan pegawai�. Dengan demikian, dapat diambil
garis besarnya bahwa pegawai
merupakan kemampuan yang diberikan kepada organisasi melalui gerakan,
perbuatan, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang dinilai secara kualitas
maupun kuantitas, kehadiran pegawai di tempat kerja, sikap, kreativitas,
dalam mencapai target yang sudah
ditetapkan.
Metode
Penelitan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Artinya
penelitian deskriptif
adalah penelitian dengan cara
mengumpulkan data dari responden melalui penyebaran angket yang harus dijawab
oleh respoden mengenai keadaan dan obyek yang sedang dipelajari. Penelitian
deskriptif hanya melaporkan keadaan yang sesungguhnya dan biasanya untuk
mengetahui sikap, pendapat, informasi, demografi, keadaan dan prosedur. Dalam
penelitian deskriptif korelasional termasuk pada jenis penelitian kuantitatif
dengan metode deskriptif. Artinya, penelitian ini akan menggambarkan secara
deskriptif dengan menggali informasi kemudian dijelaskan melalui tulisan.
a. Populasi dan Sampel
Penelitian ini akan
mengambil populasi penelitiannya pada pegawai yang bekerja dibagian seksi pengujian kendaraan
bermotor dilingkungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Majalengka yang berjumlah 59 orang. Dengan sampel yang
akan digunakan sebanyak jumlah populasi. Karena merurut Sugiono bahwa jika
jumlah populasi kurang dari 100 maka sampelnya adalah keseluruhan dari jumlah
populasi yang ada.
b. Metode Pengolahan data
1)
Uji Normalitas (Normality)
����������� Uji normalitas adalah menentukan rumus yang akan digunakan dalam uji
hipotesis dan mencari tahu apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika
data tersebut berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian
hipotesis melalui perhitungan statistik parametris. Namun jika sebaliknya
maka pengujian
hipotesisnya melalui perhitungan statistik non parametris.
2 ) Uji Koefisien
Korelasi
Melalui analisis korelasi ini peneliti akan mencari
informasi mengenai hubungan kedua variabel, X dan Y. Dengan
demikian analisis korelasi pearson product moment, dengan
rumus:
Sumber:
Sugiyono, 2008
Korelasi PPM
dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga harga (-1 . r
+ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya
tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
c.
Analisis Regresi
���� 1) Analisis Regresi
Linear Sederhana
������������� Tujuan
dari analisis
koefisien regresi adalah untuk mencari tahun tentang pengaruh yang diakibatkan oleh
variabel X ke Y.
Dengan demikian rumusnya adalah:
Y= a + bX
Ket
:
Y
= Sumber variabel terikat yang diproyeksikan
X
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk� diprediksikan
a
= Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b
= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai
peningkatan
(+) atau penurunan (-) variabel Y
Dan
untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
Sumber
: Drs. Riduwan, MBA (2004:145)
�������������������������������
Sumber
: Drs. Riduwan, MBA (2004:145)
2)
Analisis Regresi� Linier Ganda
Analisa
koefisien regresi ini memiliki fungsi untuk mencari tahu pengaruh yang diakibatkan variable X1 , X2 terhadap Y.
Dengan demikian rumusnya dalam mengukur
koefisien regresi adalah:
Y� = a + b1X1 +
b2X2
Sugiyono (2014 : 192).
3
) Uji Koefisien Determinasi
Untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh variabel X pada variabel Y maka akan diketahui
melalui rumus rumus koefisien
penentu:
KD = r 2
x100 %� Sumber : Drs. Riduwan, MBA
(2004:136)
Tabel
1.
Tingkat
Koefisien Determinasi
Nilai Koefisien Determinasi |
Keterangan |
< 04% |
Pengaruh rendah sekali |
05% -16% |
Pengaruh rendah tapi pasti |
17% -49% |
Pengaruh cukup berarti |
50% -80% |
Pengaruh tinggi atau kuat |
> 80% |
Pengaruh tinggi sekali |
Guilford
dalam Supranto (2001 : 227)
4) Uji Validitas
Valid berarti instrument
tersebut
bisa dipakai dalam mengukur hasil perhitungan yang sudah dilakukan, atau pada
data yang didapatkan. Jika
penelitian termasuk pada kategori valid maka data tersebut memiliki kecocokan
dengan data riil yang ada pada obyek penelitian. Uji validitas juga memiliki
fungsi untuk mengukur kecermatan dari materi penelitian yang diukur. Artinya
pengujian ini dapat membantu peneliti untuk dalam mengetahui kapasitas data
dari penelitian. Melalui pengolahan data dengan korelasi product momet, maka uji validitas untuk semua variabel adalah valid.
Hal tersebut dapat diketahui melalui
hasil
koefisien korelasi (indeks
validitas) setiap butir pernyataan dengan total item lainnya lebih besar dari
nilai 0,256. Hasil uji tersebut menggambarkan bahwa semua pernyataan yang diajukan untuk variabel kinerja
pegawai adalah valid dan dapat dijadikan sebagai alat ukur.
c.
Analisis Verifikatif
1)
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini berfungsi untuk
menguji pengaruh dari variabel bebas dan varibel tidak bebas atau dependen
variabel secara bersama-sama. Artinya analisis ini digunakan
sebagai alat untuk mengukur
variabel X1 dan 2 secara
simultan (bersama-sama) maupun parsial (individual) terhadap varibel
Y. Berdasarkan pengolahan
SPSS diperoleh koefisien regresi.
Tabel 2.
Koefisien Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
|
|
Unstandardized |
Standardized |
|
|
|
||
|
|
Coefficients |
Coefficients |
|
|
|
||
Model |
|
B |
|
Std.
Error |
Beta |
t |
|
Sig. |
|
|
|
||||||
1 |
(Constant) |
1.734 |
|
4.563 |
|
.380 |
|
.705 |
|
Motivasi
Kerja |
.850 |
|
.116 |
.596 |
7.304 |
|
.000 |
|
Disiplin
Kerja |
.687 |
|
.144 |
.390 |
4.776 |
|
.000 |
a. Dependent Variable:
Kinerja Pegawai
Pada tabel di atas
dapat dilihat nilai koefisien-koefisien regresi linear berganda yang meliputi
nilai a = 1,734; b1 = 0,850; dan b2 = 0,687. Berdasarkan
nilai tersebut dapat disusun persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1
+ b2X2.
Y = 1,734 + 0,850X1
+ 0,687X2
d. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi befungsi untuk ukuran
seberapa kuat pengaruh
kedua variabel yaitu variabel independen
dan variabel dependen. Analisis ini meliputi koefisien korelasi parsial dan
koefisien korelasi simultan. Berdasarkan pengolahan data SPSS 17 diperoleh
koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.
Koefisien Korelasi Parsial
Coefficientsa
|
|
Correlations |
|
|
|
|
|
||
Model |
|
Zero-order |
Partial |
Part |
1 |
Motivasi
Kerja |
.737 |
.699 |
.556 |
|
Disiplin
Kerja |
.605 |
.538 |
.364 |
a. Dependent Variable:
Kinerja Pegawai
Koefisien
bernilai positif artinya ada korelasi yang cukup kuat antara
variabel X ke Y, dimana
adanya peningkatan motivasi kerja selalui dibarengi
dengan tingginya kinerja petugas. Begitupun dengan juga ketika motivasi rendah
akan berimplikasi pada penurunan
kinerja pegawai/ petugas. Dengan demikian, tabel tersebut
menunjukan nilai koefisien secara parsial antara variabel X2 terhadap Y
memiliki nilai 0,538. Nilai
tersebut termasuk pada kategori korelasi sedang (0,41 - 0,60).
Artinya hubungan parsial
antara variable X2 terhadap Y memiliki nilai 0,538 dan ini termasuk kategori sedang. Artinya
sama halnya dengan variable X1, bahwa ketia X2 mengalami penurunan maka Y pun
akan mengalami penurunan nilai. Dengan demikian variabel disiplin kerja
mempengaruhi kinerja pegawai.
Tabel 4
Koefisien Korelasi Simultan
Model Summaryb
|
|
|
Adjusted R |
Std. Error of
the |
Model |
R |
R Square |
Square |
Estimate |
1 |
.822a |
.675 |
.664 |
5.443 |
��� Predictors: (Constant), Disiplin Kerja,
Motivasi Kerja
��� Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Tabel tersebut
menunjukan bawa nilai koefisien simultan antara variable X1 dan X2 terhadap Y
mempunyai nilai 0,822. Artinya
nilai tersebut termasuk pada
kategori korelasi tinggi (0,81 - 1). Dengan demikian bahwa hubungan simultan antara X1 dan X2
terhadap Y termasuk kategori tinggi. Koefisien bernilai positif
artinya ada korelasi yang kuat antara X1 dan X2 terhadap Y dimana adanya peningkatan X1
selalu diiringi dengan naiknya nilai Y, dan begitu dengan peningkatan X2 selalu
diiringi oleh peningkatan Y (kinerja pegawai). Namun jika X1 dan X2 menurun
maka Y juga ikut mengalami
penurunan (kinerja
pegawai).
e.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis
yang diajukan pada penelitian. Karena semua populasi diteliti maka pengujian
ini dilakukan dengan cara menguji signifikansi koefisien regresi yaitu pengaruh
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dan signifikansi ANOVA
yaitu pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat yang
diperoleh. Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh hasil
pengujian hipotesis baik secara parsial maupun simultan sebagaimana disajikan
pada uraian sebagai berikut:
Tabel 5.
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
|
|
Unstandardized |
Standardized |
|
|
|
||
|
|
Coefficients |
Coefficients |
|
|
|
||
Model |
|
B |
|
Std. Error |
Beta |
T |
|
Sig. |
|
|
|
||||||
1 |
(Constant) |
1.734 |
|
4.563 |
|
.380 |
|
.705 |
|
Motivasi Kerja |
.850 |
|
.116 |
.596 |
7.304 |
|
.000 |
|
Disiplin Kerja |
.687 |
|
.144 |
.390 |
4.776 |
|
.000 |
�Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Pada tabel di atas
dapat dilihat nilai signifikansi untuk koefisien regresi motivasi kerja sebesar
0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan (bermakna) terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya nilai signifikansi
untuk koefisien regresi disiplin kerja sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (sig. < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan (bermakna) terhadap kinerja pegawai.
Tabel 6.
Hasil Uji Simultan
ANOVAb
Model |
|
Sum of Squares |
|
Df |
|
Mean Square |
|
F |
|
Sig. |
|
|
|
|
|
||||||
1 |
Regression |
3449.617 |
|
|
2 |
1724.809 |
|
58.210 |
|
.000a |
|
Residual |
1659.332 |
|
|
56 |
29.631 |
|
|
|
|
|
Total |
5108.949 |
|
|
58 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Predictors: (Constant),
Disiplin Kerja, Motivasi Kerja
Dependent Variable:
Kinerja Pegawai
Pada tabel di atas dapat dilihat
nilai signifikansi Anova sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 (sig. < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya motivasi kerja
dan disiplin kerja berpengaruh positif secara simultan dan signifikan
(bermakna) terhadap kinerja pegawai.
BIBLIOGRAFI
Arikunto,
Suharsimi. 2002.� Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
________________.
2005. Manajemen Penelitian. Jakarta :
PT Rineka Cipta.
Asmani,
Jamal Ma�mur. 2010. Tips Menjadi Guru
Inspiratif, Kreatif,dan Inovatif,���
�������������� Yogyakarta: Diva Press.
Bakry,
Sama�un. 2005. Menggagas Konsep Ilmu
Pendidikan Islam, Bandung:
�������������� Pustaka Bani Quraisy.
Rosmiati,
Tatty. 2011. Manajemen Pendidikan.
Cet IV; Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
2005. Metode Penelitian Administrasi,
Bandung: CV Alfabeta.
________.
2009. Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung : CV Alfabeta.