Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 9, September 2021
SPIRITUALITAS DALAM NOVEL FIVE PEOPLE THAT YOU MEET IN HEAVEN KARYA MITCH ALBOM DAN NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE
Annisa Nur Pertiwi
Universitas Airlangga Surabaya Jawa Timur, indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Novel The Five People You Meet in Heeaven karya Mitch Albom yang terbit pada tahun 2003 dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye yang terbit pada tahun 2009 memiliki kemiripan dalam penceritaan spiritualitas yang dialami oleh tokoh dalam novel tersebut. Karakter utama dalam kedua novel tersebut yang bernama Eddie dan Rehan mengalami perjalanan tidak biasa, perjalanan tersebut menceritakan apa yang terjadi setelah kematian. Kedua novel tersebut diteliti menggunakan kajian spiritualitas sastra dengan pendekatan lain yaitu sastra bandingan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana sastra memberi gambaran akan perjalanan setelah kematian. Terlebih lagi kemiripan yang menonjol dari kedua novel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri, teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka dan teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif. Hasil yang ditemukan oleh peneliti pada kedua novel yaitu, adanya kesamaan struktur yaitu tema, alur, penokohan, amanat. Sementara yang membedaan novel Mitch Albom dengan Tere Liye adalah akhir cerita, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu memberikan sedikit harapan atas perilakunya semasa hidup membuat novel ini berbeda dari The Five People You Meet in Heeaven.
Kata Kunci: sastra bandingan; spiritualitas; novel
Abstract
Mitch Albom's novel entitled The Five People You Meet in Heeaven, published in 2003 and Tere Liye's novel entitled Rembulan Tenggelam Di Wajahmu which published in 2009, have similarities in the spirituality stories that experienced by the characters in the novel. The main characters in the two novels named Eddie and Rehan experienced an unusual journey, the journey that tells what happens after death. The two novels were researched using the study of literary spirituality with another approach, comparative literature. The purpose of this study is to describe how literature described the journey after death. Moreover, the similarities that pretty obvious from the two novels. The method used in this research is descriptive qualitative method, the research instrument is the researcher himself, data collection techniques use library techniques and data analysis techniques use descriptive techniques. The results that found by the researchers between the two novels are that there are similarities in structure, which are themes, plots, characterizations, and messages. The Difference of Mitch Albom's novel from Tere Liye is the ending, Rembulan Tenggelam Diwajahmu gives a little hope for the main character behavior during his life makes this novel different from The Five People You Meet in Heeaven.
Keywords: comparative literature; spirituality; novel
Received: 2021-08-20; Accepted: 2021-09-05; Published: 2021-09-20
Pendahuluan
Sebuah karya sastra tidak hanya serta merta hadir namun karya sastra lahir dari hasil pemikiran dan pengalaman pengarang dalam membuat cerita. Sehingga permasalahan yang muncul dalam suatu karya sastra mencerminkan permasalahan dalam hidup. Menurut (Sumarjo & Saini, 1986) sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, yang dimaksud �pikiran� di sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra juga inspirasi kehidupan yang dimateraikan dalam bentuk keindahan. Permasalahan serta kejadian dalam kehidupan nyata yang muncul dalam karya sastra cukup beragam salah satunya mengenai ketuhanan dan spiritualitas.
Manusia yang paling sering menjadi subjek utama dalam suatu karya sastra tentu membutuhkan sebuah kepercayaan sebagai pedoman untuk hidup. Terdapat empat cakupan spritiualitas yang di paparkan oleh Roof pertama adalah, sumber nilai dan makna tertinggi atau tujuan yang melampaui jati diri termasuk rasa misteri (kegaiban) dan menjadikan diri lebih berkualitas. Cakupan kedua yaitu, cara manusia dalam memahami. Perihal ketiga, kesadaran batin dan yang terakhir adalah integrasi pribadi (Roof, 1993). Menurut Shannon (Nelson, 2009) spiritualitas membawa manusia melampaui pengalaman sehari-hari biasa dan memiliki efek perubahan pada kehidupan dan hubungan manusia. Hal ini tidak sekedar mengenai keberadaan dan pengalaman tetapi juga implementasinya. Dalam praktik kontemporer, hal ini melibatkan pencarian yang lebih tinggi, kebebasan batin dan hal-hal yang memberi makna dalam hidup.
Berkaitan dengan spiritualitas, peneliti memilih dua novel dengan perbedaan bahasa dan negara. Pada objek pertama yaitu The Five People You Meet in Heeaven karya Mitch Albom yang terbit pada tahun 2003 di Amerika Serikat dengan bahasa Inggris. Novel ini mendapat peringkat satu buku terlaris berdasarkan New York Times, bagaimana tokoh utama Eddie mengalami kecelakaan sehingga merenggut nyawanya. Perjalanan Eddie justru berlanjut setelah kematiannya yang tragis kemudian bertemu dengan lima orang yang berperan dalam hidupnya dulu. Padanya perjalananya, ia bertemu dengan lima orang setelah kematian, hal tersebut menonjolkan unsur spiritualitas dalam novel karangan Mitch Albom.
Objek kedua yaitu Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye yang terbit pada tahun 2009 dengan bahasa Indonesia. Dalam novel ini bermula pada anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan bernama Rehan yang kemudian melarikan diri untuk mengejar kesuksesan seperti yang ia inginkan. Dimasa tua ia kemudian koma, selama itu ia bertemu dengan sosok yang akan menjawab lima pertanyaan yang selalu ia tanyakan semasa hidup. Seperti halnya novel karangan Mitch Albom, di dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu terlihat gambaran bahwa hidup ini adalah serangkaian peristiwa yang berkorelasi satu dengan lainnya yang kemudian dapat dilihat melalui unsur spritualitas. Berdasarkan sumber objek penelitian dengan dua novel dengan kepengarangan yang berbeda yaitu The Five People You Meet in Heeaven karya Mitch Albom dan Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye, maka peneliti akan menggunakan sastra bandingan sebagai metode penelitian. Dalam sastra bandingan terdapat upaya bagaimana menghubungkan sastra yang satu dengan yang lain, bagaimana pengaruh antar keduanya, serta apa yang dapat diambil dana apa yang diberikannya. Berdasarkan hal tersebut penelitian dalam sastra bandingan bersifat berpindah dari satu sastra ke sastra yang lain, kemudian dicari benang merahnya (Endraswara, 2011).
Lebih lanjut (Endraswara, 2011) menjelaskan bahwa sastra bandingan juga mengenal aspek aksiologi, yaitu terdapat kegunaan dari sastra bandingan bagi perkembangan sastra. Peneliti dapat menemukan nilai dibalik teks sastra berdasarkan nilai-nilai serta kualitas dari suatu karya sastra melalui sastra bandingan. Fungsi mendasar sastra bandingan dalam kehidupan sastra yaitu: (1) Meluruskan kerja kreatif, terutama untuk mendudukkan persoalan bagi pengarang yang sering ceroboh, dalam arti mengambil ide sana-sini tanpa izin. (2) Membantu ahli sastra dalam menyusun sejarah sastra dengan membandingkan ide-ide lama yang dimunculkan dalam karya baru akan dilihat secara cermat untuk menandai adanya unsur plagiarism. (3) Menemukan kembali unsur-usur orisinalitas suatu karya sastra meskipun terdapat rumor bahwa sebuah karya tidak mungkin turun dari langit, namun tetap mempertahankan orisinalitas. (4) Menggugah kreativitas pengarang agar semakin berkualitas dalam menghasilkan karya. Ketika karyanya kemudian dibandingkan, pengarang dapat melihat karya tersebut berbobot atau tidak.
Sejalan pada pendapat (Wellek & Warren, 1989), Holman memaparkan bahwa sastra bandingan merupakan studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan suatu tujuan, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang satu dengan yang lain serta ciri-ciri yang dimilikinya. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa peneliti memilih novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye sebagai objek penelitian. Hal lain yang mendasari pemilihan kedua novel tersebut sebagai objek sebab adanya pengalaman yang menarik yang identik pada kedua novel tersebut yang membuat peneliti ingin mengetahui perbedaan benang merah pada kedua novel tersebut.
Dengan adanya penelitian ini, penulis secara tidak langsung dapat menginformasikan bahwa terdapat kesamaan ide cerita dalam sebuah novel di suatu negara dengan negara lain. Terlebih lagi karya novel dari seorang penulis Indonesia yaitu Tere Liye yang berjudul Rembulan Tenggelam Di Wajahmu memiliki kesamaan dengan novel karya Mitch Albom yang berjudul Five People That You Meet In Heaven.
Metode Penelitian
Pengggunaan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (Cresswell, 2017). Menurut (Nurgiantoro, 2010), penelitian sastra dalam metode deskriptif kualitatif dituntut untuk memaparkan fakta-fakta yang terdapat dalam karya sastra dengan cara memberikan deskripsi. Penelitian ini menggunakan sumber data pada novel The Five People That You Meet in Heaven karya (Albom, 2003) di Amerika Serikat dengan bahasa Inggris. Sementara novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye diterbitkan tahun 2009 di Indonesia dengan bahasa Indonesia. Menurut (Santosa, 2015) peneliti ketika melakukan penelitian harus memiliki pikiran yang kritis. Mengacu pada hal tersebut, peneliti menggunakan tata cara pengumpulan data dengan membaca karya sastra dan mengerti adanya masalah yang ada dalam karya sastra itu sendiri, mengidentifikasi masalah, menentukan alat untuk mengupas fokus penelitian sehingga menghasilkan simpulan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mendeskripsikan data yang menjadi objek kajian dan dikutip secara langsung dengan menggunakan pendekatan sastra bandingan (Sugiyono, 2017). Tahapan yang dilakukan peneliti adalah membaca kedua novel yaitu Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye. Kemudian membuat data yang berupa kutipan dan kutipan tersebut digolongkan sesuai dengan pembahasan unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua novel sehingga membandingkan kedua novel lebih terarah dan tidak melebar pada topik lain diluar pembahasan.
Hasil dan Pembahasan
Memahami isi cerita pada masing-masing novel, pada tahap awal peneliti menggunakan struktur analisis dalam membaca dan memahami apa yang terkandung dalam novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye. Dimulai dengan unsur yang membangun teks sastra itu sendiri yaitu unsur intrinsic, akan memudahkan peneliti untuk menemukan nilai yang terkandung dalam novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.
1. Novel Five People That You Meet In Heaven Karya Mitch Albom dan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye
Pada novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye peneliti akan menganalisis secara struktur agar dengan mudah menemukan benang merah antar novel, adapun struktur dalam kedua novel tersebut adalah berikut:
a. Tema
Dalam novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye yang terlihat dan menonjol dari kedua novel terebut bertemakan spiritualitas. Kedua novel tersebut memiliki nilai-nilai yang merujuk pada spiritualitas. Novel karangan Mitch Albom dengan tokoh utama bernama Eddie mengalami pengalaman berupa kematian. Seperti halnya Albom, Tere Liye mengisahkan tokoh utamanya bernama Rehan yang mengalami koma kritis yang pada akhirnya juga merenggut nyawanya.
Kedua novel tersebut menunjukkan tema spiritualitas dengan kisah yang sama yaitu kembali pada masa lalu dengan �arwah� dari masing-masing tokoh. Sisi spiritualitas juga dapat dilihat bagaimana penulis menyampaikan isi melalui kisah yang pernah terjadi sewaktu tokoh utama masih hidup. Kedua novel tersebut juga mengungkit pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan spiritualitas yang dirasa sulit untuk menemukan jawabannya.
Pada novel Five People That You Meet in Heaven karya Mitch Albom, tokoh utamanya yaitu Eddie dipertemukan dengan lima orang yang secara langsung maupun tidak langsung berperan penting semasa hidup Eddie. Sementara novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye dalam tokoh utamanya bernama Rehan bertemu dengan sosok yang akan menemaninya dalam menemukan lima pertanyaan yang selalu ia tanyakan dalam hidupnya. Pertanyaan yang sulit bagi Rehan untuk menemukan jawabnnya sehingga saat ia koma, ia bertemu dengan sosok tersebut guna membantunya menemukan jawaban yang selama ini ia cari.�
b. Alur
Pada awal cerita The Five People You Meet in Heaven karya Mitch Albom pembaca sudah disuguhkan narasi mengenai detik-detik akan meninggalnya tokoh utama yaitu Eddie. Cerita bermula saat Eddie yang sudah paruh baya bekerja di taman wahana hiburan. Kematian Eddie disebabkan oleh penyelamatannya kepada anak kecil yang akan tertimpa wahana. Ia mencoba untuk menyelamatkan anak kecil tersebut yang akhirnya merenggut nyawa Eddie. Sementara awal cerita pada novel Rembulan Tengggelam Di Wajahmu karya Tere Liye bermula perkenalan latar belakang Rehan sebagai sosok anak tidak memiliki orang tua dan tinggal di sebuah panti asuhan. Ia mendapati kekerasan fisik dari penjaga panti akibat kenakalan yang ia lakukan.
Dalam kedua novel tersebut, kedua tokoh dari masing-masing novel yaitu Eddie dan Rehan akan memulai perjalanannya di saat Eddie tengah menghadapi kematiannya dan Rehan yang kritis dan menemui ajalnya. Eddie bertemu dengan orang pertama di �alam lain�. Sementara Rehan dihadapkan oleh pertanyaan pertama yang selalu ia tanyakan semasa hidup.
�There are five people you meet in heaven," the Blue Man suddenly said. "Each of us was in your life for a reason. You may not have known the reason at the time, and that is what heaven is for. For understanding your life on earth." Eddie looked confused.� (Albom, hlm. 35)
�Pasien itu menatap bodoh. Apanya yang akan dimulai? Ray, tahukah kau, hari ini kita akan mengenang perjalanan hidupmu. Kau akan mendapatkan� kesempatan hebat. Kesempatan untuk mendapatkan jawaban. Jawaban atas lima pertanyaan besar dalam hidupmu. Kau bertanya lima kali, aku menjawabnya lima kali. Semoga dengan demikian kau akan mengerti banyak hal�� (Liye, hlm. 43)
Dalam kedua novel tersebut tokoh utama mendapatkan kesempatan untuk mengenang kembali perjalanan Eddie dan Rehan dulu semasa mereka hidup. Eddie akan bertemu dengan lima orang yang menjadi bagian dari alasan ia semasa hidup. Kemudian Rehan mendapatkan lima jawaban atas pertanyaan yang belum ditemukan jawabannya hingga sosok itu datang untuk membantu Rehan menemukan jawaban dari pertanyaan yang masih mengganjal.
c. Latar
Novel The Five People You Meet in Heaven karya Mitch Albom berlatar tempat taman wahana hiburan bernama Ruby Pier, latar tempat lain yang membawa Eddie menemukan setiap orang yang ia temui yaitu di medan perang sewaktu Eddie menjadi tentara, dan di rumah Eddie sewaktu ia masih tinggal dirumah orang tuanya. Selain itu latar tempat yang tentu sangat jelas tercantum dalam judul adalah heaven yang berarti surga.
"Where do you think?" the Blue Man asked. "Heaven." No! Eddie shook his head violently. No! The Blue Man seemed amused. "No? It can't be heaven?" he said. "Why? Because this is where you grew up?" Eddie mouthed the word Yes. "Ah." The Blue Man nodded. "Well. People often belittle the place where they were born. But heaven can be found in the most unlikely corners. And heaven itself has many steps. This, for me, is the second. And for you, the first." (Albom, hlm. 34)
"People think of heaven as a paradise garden, a place where they can float on clouds and laze in rivers and mountains. But scenery without solace is meaningless.� (Albom, hlm. 35)
Latar tempat yang menjadi sedikit berbeda dalam konsepya yaitu heaven atau surga. Dalam novel karya Mitch Albom ini, surga digambarkan bukan hanya sekedar sebuah taman yang indah, kemudian orang-orang bisa berbaring diatas awan dengan pemandangan sungai dan gunung. Dalam novel The Five People You Meet in Heaven surga lebih digambarkan dengan suatu tempat dimana orang dapat erasa nyaman dan aman. Sebab konsep surga dengan pemandangan alam belum tentu nyaman dan aman bagi sebagian orang.
�Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. Tahukah kau? Itulah janji menatap wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas.... Saat itu terjadi maka sungguh seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu. Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup kita setiap hari akan terasa indah�� (Liye, hlm. 425)
Disisi lain dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye berlatar tempat panti asuhan, terminal, rumah sakit dan rumah singgah. Dalam novel ini tidak menggambarkan surga secara konsep penggambaran seperti pemandangan, namun bagaimana kematian itu mendekatkan manusia kepada tuhannya. Sangat dekat sehingga saat tiba waktunya untuk meninggalkan dunia yang fana, pada akhirnya manusia akan kembali pada Tuhannya. Rehan pun saat kritis dan koma di rumah sakit pada akhirnya akan mendapatkan kesempatannya untuk memperbaiki kesalahan yang ia buat hanya berjangka lima hari dan setelah itu ia akan tetap �kembali� pada Tuhan.
d. Penokohan
Penokohan oleh tokoh utama dalam novel The Five People You Meet in Heaven karya Mitch Albom dikenal sebagai Eddie yang merupakan seorang pengurus taman wahana hiburan Ruby Piers dengan karakter pendukung dalam novel Blue Man, The Captain, Ruby, Marguerite dan Tala. Sementara tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye Rehan dikenal sebagai seorang anak yatim piatu yang pernah tinggal di sebuah panti asuhan kemudian dipindahkan ke rumah singgah dengan karakter pendukung Diar, Oude, Ouda, Ilham, Natan, Bang Ape, Plee, istri Rehan, Koh Cheu dan Rinai.
�Her car veers into the concrete divider. Her body is tossed like a doll slamming against the door and the dashboard and the steering wheel, lacerating her liver and breaking her arm and thumping her head so hard she loses touch with the sounds of the evening. She does not hear the screeching of cars. She does not hear the honking of horns. She does not hear the retreat of rubber-soled sneakers, running down the Lester Street overpass and off into the night.� (Albom, hlm. 163)
�Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan istrinya selama ini. Sungguh ikhlas atas semua perlakuan istrinya. Dan anggukan itu �mahal� sekali harganya. Anggukan itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.�� (Liye, hlm. 310)
Kedua tokoh utama dalam novel tersebut sama-sama bersifat keras dan gemar berkelahi. Eddie semasa muda berkelahi untuk melindungi adiknya dan Rehan berkelahi untuk melindungi temannya. Selain itu kedua tokoh utama dalam novel mengalami kesusahan dalam mendapatkan keturunan. Hal lain adalah, Eddie dan Rehan sama-sama kehilaangan seorang istri yang ia cintai.
e. Amanat
Dalam novel ini terdapat beberapa amanat yang secara langsung menjadi kutipan dalam Novel Five People That You Meet In Heaven Dan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu.
�It might seem strange to start a story with an ending. But all endings are also beginnings. We just don't know it at the time.� (Albom, hlm 1)
"It is because the human spirit knows, deep down, that all lives intersect. That death doesn't just take someone, it misses someone else, and in the small distance between being taken and being missed, lives are changed.� (Albom, hlm 48)
Dalam novel karangan Mitch Albom, amanat yang muncul dalam novel berisi bahwa apa yang dipikir akan berakhir, sebenarnya hal tersebut juga merupakan suatu awal untuk hal yang baru. Hanya saja tidak semua orang menyadari dan memahami hal tersebut. Amanat lain yang terkandung yaitu kematian tidak serta merta mengambil nyawa seseorang, sebab orang lain akan merindukannya dan ada hal yang dapat membuat hidup berubah yaitu jarak antara �diambil� dan dirindukan.
�Tahukah kau, kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yangdilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi... Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan dari orang lain itu sementara, Ray! Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan itulah yang abadi...� (Liye, hlm. 110)
�Ray, Kehidupan ini selalu adil. Keadilan langit mengambil berbagai bentuk. Meski tidak semua bentuk itu kita kenali, tapi apakah dengan tidak mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang Tuhan tidak adil? Hidup tidak adil? Ah, urusan ini terlanjur sulit bagimu, karena kau selalu keras-kepala.� (Liye, hlm. 172)
Sementara dalam novel karangan Tere Liye amanat yang dapat dikutip langsung adalah, perihal bagaimana manusia memberi respon timbal balik atas apa yang dilakukan orang lain terhadapnya merupakan hal penting. Apabila orang lain bersikap jahat, menyakitkan dan aniaya maka pembalasan yang tepat adalah dengan berbuat baik. Sebab apabila pembalasan dilakukan dengan kekerasan tidak akan meninggalkan pelajaran yang abadi bagi orang lain yang bersikap jahat. Amanat lain mengenai adilnya hidup ini. Terkadang orang-orang hanya melihat satu sisi mata koin tanpa melihat sisi lainya hingga kemudian mengatakan bahwa hidup ini tidak adil. Ada hal yang tidak dapat terlihat gamblang yang dapat dikatakan sebagai �rahasia Tuhan�.
2. Unsur Spiritulitas Dalam Novel Five People That You Meet In Heaven Dan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Dengan adanya analisa lebih dalam melalui unsur intrinsik, peneliti menemukan adanya unsur spiritualitas yang terkandung dalam novel Five People That You Meet In Heaven dan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Bagaimana pembaca dapat secara mudah memahami amanat mengenai kematian, kehilangan, keadilan serta makna mengenai hidup yang ada didalam novel tersebut. Manusia tentu akan memiliki sebuah kepercayaan dalam hidupnya. Kepercayaan bahwa hidup itu tidak pernah adil, kepercayaan bahwa setelah kematian semuanya telah selesai, namun novel ini menunjukkan dan membukakan prespektif lain.
�He had no idea where to begin. "You did this, too?" he finally said. "You met five people?" She nodded. "A different five people," he said. She nodded again. "And they explained everything? And it made a difference?" She smiled. "All the difference." She touched his chin. "And then I waited for you." (Albom, hlm. 157)
�Itulah jawaban atas lima pertanyaanmu, Ray� Orang dengan wajah menyenangkan itu berkata lemah, cahaya mukanya redup oleh sisa-sisa kesedihan���.. Anak itu akan mendapatkan jawaban atas lima pertanyaannya. Aku tidak tahu bagaimana, kapan, dan oleh siapa. Tetapi aku bisa lega meninggalkannya, dengan hatinya yang baik, ia akan menjalani kehidupan ini dengan baik�� (Liye, hlm. 423)
Kedua novel ini menunjukkan sisi mata koin yang mungkin jarang untuk ditunjukkan kepada orang-orang. Setiap orang akan mengalami sebuah perjalanan setelah kematian. Menilik kembali mengenai perilaku, sikap, dan keputusan yang pernah dipilih semasa hidup. Beberapa hal membuat tokoh utama menyesal mengambil keputusan yang ia lakukan sewaktu hidup. Beberapa hal juga menjawab mengenai mengapa ini semua harus terjadi.
Novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye juga memasukkan Tuhan didalam novel tersebut sebagaimana spiritualitas identik dengan keyakinan dan keyakinan terbesar manusia adalah menyembah kepada Tuhannya. Oleh sebab itu di akhir cerita Eddie kembali kepada Tuhan dan menemukan surga dengan konsep menyerupai taman wahana hiburan yaitu Ruby Piers. Sementara konsep surga di akhir cerita Rehan yaitu bertemu langsung dengan Tuhan, menatapNya langsung tanpa tabir dan pembatas.
3. Makna Novel Five People That You Meet In Heaven Dan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (Pertemuan Merupakan Takdir Yang Telah Ditentukan)
Setiap masing-masing dari manusia lahir dengan alasan tertentu. Setiap kejadian yang dialami tokoh utama tentu akan mendapatkan dampak berlanjut dikemudian hari layaknya domino effect. Seperti tokoh pendukung Blue Man dalam novel Five People That You Meet In Heaven, Blue Man merupakan orang asing bagi Eddie. Namun tanpa Eddie sadari kematian Blue Man disebabkan olehnya. Blue Man membanting setir mobilnya untuk menghindar saat Eddie kecil sedang bermain baseball tanpa melihat sekitar. Kecelakaan tersebut ditetapkan sebagai kecelakaan tunggal dan badan lelaki itu berubah menjadi biru akibat lamanya evakuasi.
Dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, tokoh utama Rehan selalu mempertanyakan keberadaannya di panti asuhan yang menjadikannya korban kekerasan. Dibalik alasan ia selalu ingin keluar dari panti asuhan tersebut, pada hakikatnya keberadaan Rehan berguna untuk menjaga sahabatnya bernama Diar yang juga tinggal di panti ashan itu. Sosok yang menghampiri Rehan saat ia koma menjawab bahwa Rehan berada di panti asuhan tersebut berguna untuk menjaga Diar.
Kedua novel tersebut menunjukkan bahwa apa yang terlihat didepan mata belum tentu juga dapat dipahami tujuan dan maksud yang sebenarnya. Hal lain yaitu mungkin saja ada hal yang tidak diketahui di depan mata yang kemudian menyelamatkan keberlangsungan hidup orang lain. Dalam kehidupan nyata banyak sekali hal yang tak terduga seperti contoh sebuah pelukkan dapat menghalangi seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Kejadian yang tanpa sadar mengubah hidup seseorang, dengan memberi pujian dapat mencegah seseorang untuk merasa gagal dalam hidupnya seperti sebuah dua sisi mata koin yang sedikit susah bagi seseorang untuk melihat kedua sisinya secara bersamaan. Sehingga untuk mempermudah hal itu, yang perlu dilakukan kepada orang lain hanyalah berbuat baik kepada sesama.
�And in that line now was a whiskered old man, with a linen cap and a crooked nose, who waited in a place called the Stardust Band Shell to share his part of the secret of heaven: that each affects the other and the other affects the next, and the world is full of stories, but the stories are all one.� (Albom, hlm. 196)
�Pasien berumur enam puluh tahun menoleh tidak mengerti. Apakah cerita itu sungguhan? �Apakah cerita ini benar terjadi? Tentu saja tidak, Ray. Tetapi mungkin saja, bukan? Tak ada yang tahu. Dari andai-andai itu, setidaknya kau bisa membayangkan betapa hebatnya penjelasan sebab-akibat seharusnya bisa menuntun seseorang untuk selalu berbuat baik.� Orang dengan wajah menyenangkan tertawa kecil.� (Liye, hlm. 81)
Pertemuan tidak serta merta hanya bertemu tanpa adanya maksud dan tujuan. Pertemuan individu dengan individu lain tentu tanpa disadari memiliki maksud dan tujuan. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini pasti memiliki suatu alasan sekalipun hal itu adalah selembar� daun yang gugur.
Kedua novel ini juga sebagai hiburan yang tentu juga sebagai pelajaran hidup, novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom Dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye mengajarkan pembaca untuk membuka perspektif lain. Melihat sesuatu hal baik maupun buruk dengan berbagai macam sudut pandang. Pembaca diajak untuk bersikap bijak dalam menghadapi sesuatu. Kejahatan tidak baik untuk dibalas dengan kejahatan pula, amat mengena jika dibalas dengan kebaikan (kill them with kindness).
Penelitian lain yang membahas kedua novel ini yaitu Muhammad (Hilmawan, 2019) yang mengulas novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom berjudul Eddie's Psychological Problems in Mitch Albom's The Five People You Meet in Heaven, serta (Rahayu, 2017) dalam tulisannya yaitu Tinjauan Psikologi Sastra Terhadap Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye. Keduanya mengulas novel Albom dan Liye dari segi psikologi. (Hilmawan, 2019) pada tulisannya lebih menonjolkan kesehatan mental yang diderita oleh Eddie sebagai tokoh utama dalam cerita. Permasalahan psikis yang di temukan dalam penelitian tersebut adalah depresi, gangguan kecemasan serta Posttraumatic Stress Disorder (PTSD).
Dalam tulisan lain yang ditulis oleh (Rahayu, 2017) menggunakan teori dari Sigmund Freud yang berkaitan dengan id, ego dan superego dari tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu bernama Rehan. Meskipun kedua novel ini diulas dengan pendekatan psikologi namun pendekatan yang digunakan juga berbeda. Hilmawan menggunakan penyakit mental yang memang dialami oleh Eddie, sementara Rahayu menggunakan teori milik Sigmund Freud dan membagi sekuen cerita menjadi golongan id, ego dan superego berdasarkan jalan cerita dalam novel.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas, novel Five People That You Meet In Heaven karya Mitch Albom Dan novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye memiliki kesamaan struktur yaitu tema, alur, penokohan, amanat. Kedua novel tersebut memiliki kesamaan tokoh utama yang menghadapi kematian, menemukan pelajaran dalam �perjalanan� dengan bertemu lima orang di surga dan mendapatkan lima jawaban. Penokohan dalam kedua novel juga memiliki kesamaan yaitu kedua tokoh utama berwatak keras dan suka berkelahi, mengalami kesusahan untuk menghasilkan keturunan, dan istri yang mereka cintai meninggal. Amanat yang terkandung dalam kedua novel tersebut adalah setiap orang akan bertemu dengan adanya suatu tujuan tertentu, ada baiknya jika yang kita lakukan hanyalah berbuat baik kepada orang lain.
Albom, Mitch. (2003). The Five People You Meet in Heaven‖. Mitch Albom. Inc. Google Scholar
Cresswell, J. W. (2017). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar
Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi penelitian sastra bandingan. Bukupop. Google Scholar
Hilmawan, Muhammad Hafidz. (2019). Eddie�s Psychological Problems in Mitch Albom�s The Five People You Meet in Heaven dalam Lexicon. 6(1). Google Scholar
Nelson, James M. (2009). Psychology, religion, and spirituality. Springer Science & Business Media. Google Scholar
Nurgiantoro, Burhan. (2010). Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar
Rahayu, Ratih. (2017). Tinjauan Psikologi Sastra Terhadap Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye dalam Telaga Bahasa. Psikologi, 5(1).
Roof, W. C. (1993). A generation of seekers: The spiritual journeys of the baby boom generation. San Francisco, CA: HarperSanFrancisco. 1999. Spiritual marketplace; Baby boomers and the remaking of American religion. Princeton, NJ: Princeton University Press. Google Scholar
Santosa, Puji. (2015). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Azzagrafika. Google Scholar
Sugiyono. (2017). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sumarjo, Yakob, & Saini, K. M. (1986). Apresiasi kesusastraan. Gramedia. Google Scholar
Wellek, Rene, & Warren, Austin. (1989). Dasar-Dasar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia. Google Scholar
Copyright holder: Annisa Nur Pertiwi (2021)
|
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
|
This article is licensed under: |